laporan anatomi hewan

17
LAPORAN ANATOMI HEWAN Trachemys sp. NAMA : Retyan Anggriyamurti NIM : 09/284862/BI/8280 KELOMPOK : G LABORATORIUM ANATOMI HEWAN FAKULTAS BIOLOGI

Upload: retyan-anggriyamurti

Post on 25-Jun-2015

1.320 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN ANATOMI HEWAN

LAPORAN ANATOMI HEWAN

Trachemys sp.

NAMA : Retyan Anggriyamurti

NIM : 09/284862/BI/8280

KELOMPOK : G

LABORATORIUM ANATOMI HEWAN

FAKULTAS BIOLOGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2010

Page 2: LAPORAN ANATOMI HEWAN

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Vertebrata merupakan subfilum dari Chordata yang memiliki anggota

yang cukup besar dan paling dikenal. Tubuh dibagi menjadi tiga bagian yang

cukup jelas, yaitu ; kepala, badan dan ekor. Kepala dengan rangka dalam, cranium

didalamnya terdapat otak karena memilik cranium ini. Vertebrata juga dikenal

sebagai Craniata. Notochord sebagai penyokong berakhir pada cranium dan pada

tingkat yang telah maju diganti oleh unsur-unsur tulang rawan atau tulang sejati

yang membentuk tulang belakang. Kelompok ini dikatakan sebagai vertebrata

karena memiliki tulang belakang yang beruas-ruas (vertebrae). Tubuh dilapisi

oleh jaringan berlapis yaitu dermis dan diatasnya terdapat epidermis. Epidermis

ada yang mempunyai lapisan tanduk, bersisik, berbulu atau berambut. Mempunyai

rangka dalam yang bersendi. Memiliki tiga tipe jaringan otot yaitu otot polos atau

otot visceral, otot rangka atau otot bergaris melintang dan otot jantung atau otot

cardiac. Memiliki saluran pencernaan yang sudah lengkap yaitu; mulut, lidah,

gigi, faring, esofagus, lambung, usus, kloaka atau rektum dan anus. Peredaran

darah tertutup yang terdiri atas sebuah jantung, pembuluh arteri, kapiler, dan vena.

Juga dilengakpi dengan sistem pembuluh limfa. Sistem ekskresi berupa ginjal

yang mengalami berbagai tingkat perkembangan (pro-, meso-, dan metanefros).

Sistem syarafnya sudah dilengkapi dengan otak dan sumsum tulang belakang

sebagai sistem syaraf pusat, saraf tepi (perifer) dan sistem syaraf otonom yang

mengontrol organ visceral. Mempunyai sejumlah kelenjar endokrin yang

menghasilkan hormon yang berfungsi dalam mengatur berbagai proses dalam

tubuh. Memiliki kelamin yang terpisah, pada beberapa vertebrata rendah

mempunyai daya regenerasi terbatas.

Kelas reptil merupakan vertebrata pertama yang sepenuhnya terestrial dan

tak perlu kembali ke air untuk berkembang biak. Hal ini dicapai melalui evolusi

telur yang kledoik (tertutup). Telur jenis ini memiliki cangkang dan berukuran

besar. Umumnya tubuh ditutupi oleh kulit dari sisik tanduk dan sering diperkuat

dengan osteoderm tulang. Biasanya tidak mempunyai kelenjar epidermal dan

bersifat kedap air. Persendian tulang atlas dan kepala dengan satu bongkol sendi.

Page 3: LAPORAN ANATOMI HEWAN

Hanya memiliki satu tulang pendengaran yaitu stapes (kolumela auris). Pada

kebanyakan reptil anggota badan cenderung berorientasi lateral serupa dengan

amphibia, tapi sering mengalami reduksi. Jantung memiliki dua atrium dan dua

ventrikel yang terpisah tidak sempurna (kecuali pada Crocodilidae). Peredaran

darah paru-paru dan sistemik hanya terpisah secara parsial. Kedua lengkung aorta

kiri dan kanan sempurna dan berfungsi baik. Telur berukuran besar dan

mempunyai cadangan makanan (yolk) dengan cangkang seperti perkamen atau

berkapur. Bersifat poikilotermis dan ektotermis, pengaturan suhu dilakukan

dengan perilaku. Reptilia terdiri atas 4 ordo yaitu; Chelonia, Crocodilia,

Rynchocephalia, dan Squamata.

Permasalahan

Keragaman hayati yang melimpah baik flora maupun fauna membuat

terciptanya beragam spesies yang memiliki karakteristik dan struktur anatomi dan

morfologi masing-masing yang membedakan spesies satu dengan spesies yang

lainnya. Hal ini juga menjadikan reptil khususnya kura-kura (Trachemys sp.)

memiliki struktur anatomi dan morfologi yang berbeda dengan hewan lainnya.

Tujuan

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mempelajari struktur

anatomi serta morfologi dari Trachemys sp. (kura-kura) serta mempelajari semua

sistem organ yang terdapat di dalam tubuh Trachemys sp.

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Telah banyak diungkapkan bahwa Indonesia merupakan pusat

keanekaragaman hayati kedua terbesar setelah Brazil. Namun masih banyak

daerah kita yang belum sempat dikaji secukupnya. Apabila penelitian yang lebih

intensif dapat dilakukan di seluruh penjuru Indonesia, maka tidak menutup

kemungkinan bahwa Indonesia merupakan negara terkaya akan keanekaragaman

hayati (Nontji, 2001). Perbedaan morfologi yang dimiliki dan tampak pada setiap

makhluk hidup merupakan sifat dasar dari klasifikasi. Pengklasifikasian sangat

diperlukan untuk mengetahui suatu species beserta jumlah dan keanekaragaman

Page 4: LAPORAN ANATOMI HEWAN

atau variasi yang ada. Klasifikasi tidak hanya menggolongkan organisme pada

golongan-golongan tertentu tetapi juga harus mengikuti peraturan yang telah

berlaku khususnya dalam dunia sistematika internasional. Semua organisme yang

tergolong dalam hewan dikelompokkan dalam suatu kelompok besar yang disebut

Regnum Animalia (Radiopoetro, 1983). Kajian mengenai hewan amfibia dan

reptilia disebut herpetologi. Dari segi cara mempetahankan suhu tubuh serta

beberapa persamaan lainnya, misalnya jantung yang berbilik tunggal, amfibia dan

reptilia memiliki perbedaan yang mencolok. Amfibia berkulit linak serta mulus

tembus air, sedangkan tubuh reptilia berlapiskan sisik-sisik kering dan kasar yang

kedap air. Telur amfibia tidak memiliki cangkang yang kedap air dan senantiasa

ditempatkan di air atau lingkungan lembab, sedangkan cangkang telur reptilia

tebal dan keras untuk mempertahankan kelembaban. Amfibia memiliki kira-kira

3000 spesies, merupakan kelompok hewan bertulang belakang terkecil, sedangkan

reptilia berjumlah sekitar 6000 spesies, belum mampu menandingi jumlah spesies

ikan atau burung (van Hoeve,1989).

Tujuan dari pengklasifikasian itu sendiri adalah untuk menyusun

organisme-organisme tersebut ke dalam suatu cara, sehingga nantinya akan

memudahkan dalam penciriannya dan juga dapat menunjukkjan hubungan

kekerabatan diantara organisme-organisme. Dalam setiap komunitas, setiap

individu selalu dikelilingi oleh berbagai macam organisme, baik organisme dari

spesiesnya sendiri maupun dari species lain. Organisme dalam suatu komunitas

memberi pengaruh pada berbagai species yang membentuk komunitas tersebut.

(Soenarjo,1982).

Hipotesis

Reptil merupakan salah satu hewan vertebrata yang memiliki struktur

anatomi dan morfologi yang jauh lebih sempurna bentuk serta fungsinya dari

hewan yang tingkatan taksonnya lebih rendah.

METODE

Page 5: LAPORAN ANATOMI HEWAN

Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah pisau bedah

untuk membedah spesimen, gunting bedah untuk menggunting kulit spesimen,

scalpel untuk membantu menyayat otot spesimen pada saat persiapan pembuatan

skeleton, penjepit spesimen, kapas, gergaji kecil, ember, panci, penangas, saringan

serta bak parafin untuk menaruh spesimen.

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain spesimen

berupa satu ekor kura-kura, air dan alkohol.

Cara Kerja

Sebelum dilakukan pembedahan spesimen diamati morfologinya yang

meliputi sistem integumennya beserta derivatnya. Setelah itu, dilakukan

pembedahan melalui bagian samping plastron pada kura-kura dengan

menggunakan pisau bedah dan gergaji kecil karena bagian plastron pada kura-

kura sangat keras. Kemudian, setelah di buka plastronnya diamati struktur

anatomi tubuh kura-kura untuk setiap sistem organnya. Setelah diamati sistem

organnya, spesimen dibersihkan sistem organnya untuk selanjutnya dibuang

musculus, ligamen, serta sendinya. Setelah itu otak dari spesimen yang diteliti

dibuang untuk pembuatan skeleton. Setelah seluruh bagian dari tubuh spesimen

dihilangkan, skeleton di siram dengan air panas selama kurang lebih 5 menit.

Lalu, skeleton spesimen dikeringkan agar mudah saat dirangkai. Setelah skeleton

dirangkai menjadi satu skeleton dilapisi dengan cat transparan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sistem Integumen

Tubuh reptil umumnya tertutupi oleh sisik-sisik yang beraneka bentuk,

terkecuali anggota suku Amphisbaenidae yang tak bersisik. Sisik-sisik itu dapat

berukuran amat halus, seperti halnya sisik-sisik yang menutupi tubuh cecak, atau

pun berukuran besar seperti yang dapat kita amati pada tempurung kura-kura.

Page 6: LAPORAN ANATOMI HEWAN

Sisik-sisik itu berupa modifikasi lapisan kulit luar (epidermis) yang mengeras oleh

zat tanduk, dan terkadang dilengkapi dengan pelat-pelat tulang di lapisan

bawahnya, yang dikenal sebagai osteoderm.Beberapa bentuk sisik yang umum

pada reptil adalah: sikloid (cenderung datar membundar), granular (berbingkul-

bingkul), dan berlunas (memiliki gigir memanjang di tengahnya, seperti lunas

perahu). Perbedaan bentuk dan komposisi sisik-sisik ini pada berbagai bagian

tubuh reptil biasa digunakan untuk mengidentifikasi spesies hewan

tersebut.Integument pada Reptilia umumnya juga tidak mengandung kelenjar

keringat. Lapisan terluar dari integument yang menanduk tidak mengandung sel-

sel saraf dan pembuluh darah. Bagian ini mati, dan lama-lama akan mengelupas.

Permukaan lapisan epidermal mengalami keratinisasi. Pada kura-kura sendiri

terdapat bagian nukhal, marginal, vertebral, costal (pleural) serta anal pada

karapaksnya. Sedangkan pada bagian plastronnya terdapat gular, humeral,

pectoral, abdominal, temporal dan anal. Bagian-bagian inilah yang membedakan

kura-kura dari reptil lainnya.

Gambar 1. Struktur karapaks dan plastron pada kura-kura

Sistem Digestorium

Sistem pencernaan pada reptil terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar

pencernaan. Reptile pada umumnya terdiri atas saluran pencernaan dan kelnejar

pencernaan. Pada umumnya reptil adalah karnivora (pemakan daging). Saluran

Page 7: LAPORAN ANATOMI HEWAN

pencernaannya terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan kloaka. Dan

kelenjar pencernaannya terdiri atas kelenjar ludah, pancreas dan hati. Secara urut

sistem pencernaan pada reptil adalah sebagai berikut :

1. Rongga mulut disokong oleh rahang atas dan rahang bawah. Pada masing-

masing rahang terdapat gigi-gigi yang berbentuk kerucut. Gigi menempel pada

gusi dan sedikit melengkung kea rah rongga mulut. Dan khusus pada ular berbisa

akan tumbuh gigi yang dapat menghasilkan racun yang terdapat pada rongga

mulut. Pada umumnya reptil tidak mengunyah makanannya jadi giginya berfungsi

sebagai penangkap mangsa. Pada rongga mulut terdapat lidah yang melekat pada

tulang lidah dengan ujung bercabang dua. Pada reptilian pemakan insekta

memiliki lidah yang dapat dijulurkan, sedangkan pada buaya dan kura-kura

lidahnya relative kecil dan tidak dapat dijulurkan. Memiliki kelenjar mukoid yang

sekretnya berfungsi agar rongga mulut tetap basah dan dapat dengan mudah

menelan mangsanya.

2. Kerongkongan (esophagus) merupakan saluran di belakang rongga mulut

yang menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Di dalam esophagus

tidak terjadi proses pencernaan

3. Lambung (ventrikulus) merupakan tempat penampungan makanan dan

pencernaan makanan berupa saluran pencernaan yang membesar dibelakang

esophagus. Disini makanan baru mengalami proses pencernaan. Pada bagian

fundus pylorus makanan dicerna secara mekanik dan kimia. Bentuk lambung pada

reptilia sesuai dengan bentuk tubuhnya. Kura-kura memiliki lambung agak

membulat.

4. Intestinum terdiri dari usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus.

Dalam usus halus terjadi proses penyerapan dan sisanya menuju ke rectum,

kemudian diteruskan ke kloaka untuk dibuang. Ukuran usus disesuaikan dengan

bentuk tubuhnya.

5. Kelenjar pencernaan, terdiri atas hati dan pancreas. Empedu yang dihasilkan

oleh hati ditampung di dalam kantong yang disebut vesica fellea. Hati tediri dari

dua lobus yaitu sinister dan dexter yang berwarna coklat kemerahan. Kantong

Page 8: LAPORAN ANATOMI HEWAN

empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati. Pancreas pada reptile terletak

diantara lambung dan duodenum.

Gambar 2. Struktur anatomi pada kura-kura

Sistem Respirasi

Secara umum reptilia bernapas menggunakan paru-paru. Tetapi pada

beberapa reptilia, pengambilan oksigen dibantu oleh lapisan kulit disekitar kloaka.

Pada reptilia umumnya udara luar masuk melalui lubang hidung, trakea, bronkus,

dan akhirnya ke paru-paru. Lubang hidung terdapat di ujung kepala atau

moncong. Udara keluar dan masuk ke dalam paru-paru karena gerakan tulang

rusuk. Sistem pernafasan pada reptilia lebih maju dari Amphibi. Dinding laring

dibentuk oleh tulang rawan kriterokoidea dan tulang rawan krikodea. Trakhea dan

bronkhus berbentuk panjang dan dibentuk oleh cincin-cincin tulang rawan.

Tempat percabangan trakhea menjadi bronkhus disebut bifurkatio trakhea.

Bronkhus masuk ke dalam paru-paru dan tidak bercabang-cabang lagi. Paru-paru

reptilia berukuran relatif besar, berjumlah sepasang. Struktur dalamnya berpetak-

petak seperti rumah lebah, biasanya bagian anterior lebih banyak berpetak

daripada bagian posterior. Larinx terletak di ujung anterior trachea. Dinding larinx

ini disokong oleh cartilago cricoida dan cartilago anytenoidea. Kearah posterior

Page 9: LAPORAN ANATOMI HEWAN

trachea membentuk percabangan (bifurcatio) menjadi bronchus kanan dan

bronchus kiri, yang masing-masing menuju ke pulmo kanan dan pulmo kiri. Pada

beberapa bentuk, bagian internal pulmo terbagi tidak sempurna menjadi dua

bagian, ialah bagian anterior berdinding saccuter sedang bagian posterior

berdinding licin, tidak vasculer dan berfungsi terutama untuk reservoir. Paru-paru

reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-paru

reptilia lebih sederhana, hanya dengan beberapa lipatan dinding yang berfungsi

memperbesar permukaan pertukaran gas. Pada reptilia pertukaran gas tidak

efektif. Pada kadal, kura-kura, dan buaya paru-paru lebih kompleks, dengan

beberapa belahan - belahan yang membuat paru-parunya bertekstur seperti spon.

Sistem Cardiovaskuler

Peredaran darah pada reptil merupakan peredaran darah tertutup karena

darah yang dialirkan dari dan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah, selain itu

karena darah mengalir melewati jantung sebanyak dua kali maka peredaran darah

reptile disebut sebagai peredaran darah ganda. Peredaran darah ganda terdiri atas:

Peredaran darah panjang/besar/sistemik

Adalah peredaran darah yang mengalirkan darah yang kaya oksigen dari bilik

(ventrikel) kiri jantung lalu diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar

dengan karbondioksida di jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida

dibawa melalui vena menuju serambi kanan (atrium) jantung.

Peredaran darah pendek/kecil/pulmonal

Adalah peredaran darah yang mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru dan

kembali ke jantung. Darah yang kaya karbondioksida dari bilik kanan dialirkan ke

paru-paru melalui arteri pulmonalis, di alveolus paru-paru darah tersebut bertukar

dengan darah yang kaya akan oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke serambi

kiri jantung melalui vena pulmonalis. Proses peredaran darah dipengaruhi juga

oleh kecepatan darah, luas penampang pembuluh darah, tekanan darah dan kerja

otot yang terdapat pada jantung dan pembuluh darah.

Page 10: LAPORAN ANATOMI HEWAN

Sistem peredaran darah pada reptil tidak bisa disamaratakan dalam satu model. Ini

tidak begitu mengherankan mengingat keragaman morfologi, fisiologi dan

perilaku yang ditemukan di dalam superkelas ini. Kita dapat membagi model

jantung reptile ke dalam tiga pola; pola Squamata, pola Varanid, dan pola

Crocodilian.

A. Pola Squamata

Pola ini ditandai dengan tiga ruang jantung (2 atrium dan 1 ventrikel

jantung). Atrium kanan menerima darah miskin oksigen lalu diteruskan ke

cavum venosum ventrikel. Atrium kiri menerima darah kaya oksigen dari

paru-paru lalu diteruskan ke cavum arteriosum. Kontraksi ventricular pada

pola ini adalah tunggal, yang mana akan berakibat pada tercampurnya

darah miskin oksigen dan darah kaya oksigen.

B. Pola Varanid

Kelompok kadal-kadalan/Varanida biasanya memiliki tingkat metabolisme

yang lebih tinggi dari reptile lainnya dan memilliki sedikit perbedaan

struktur jantung. Pola ini memiliki karakteristik berjantung tiga ruang

tetapi cavum venosum-nya lebih kecil dari pada cavum venosum pada pola

Squamata. Selain itu peredaran darahnya ganda. Perbedaan ini mengurangi

resiko pencampuran dari darah kaya oksigen dan darah miskin oksigen.

Namun pencampuran masih dapat terjadi dalam beberapa keadaan.

C. Pola Crocodilian

Pola ini merupakan karakteristik dari Crocodilian. Jantungnya terdiri dari

empat ruangan (dua atrium dan dua ventrikel), tetapi terdapat saluran

sempit, yaitu foramen Panizza, yang menghubungkan dua arteri utama

(arteri kanan dan arteri kiri). Dua system arteri ini muncul dari ruang

ventrikel yang berbeda (arteri kiri dari ventrikel kanan, dan arteri kanan

dari ventrikel kiri). Ini memberikan kesempatan bagi paru-paru untuk

melakukan anoxia (mengurangi suplai oksigen pada jaringan tubuh) pada

kondasi tertentu, misalnya ketika menyelam dalam air. Darah miskin

oksigen dari tubuh di terima oleh atrium kanan dan di transport ke

ventrikel kanan. Dari sana darah dipompa ke paru-paru dan kembali ke

Page 11: LAPORAN ANATOMI HEWAN

atrium kiri. Darah kaya akan oksigen ini kemudia di pompa oleh ventrikel

kiri menuju seluruh tubuh.

Gambar 3. Pola jantung Squamata (A) dan Varanid (B)

Gambar 4. Pola jantung Crocodilian

Page 12: LAPORAN ANATOMI HEWAN

Sistem Nervosum