laporan praktikum kadar lemak

25
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS PANGAN UJI KADAR LEMAK DALAM BAHAN PANGAN DENGAN METODE SOXHLET diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisis Pangan dengan dosen pengampu Siti Mujdalipah,S.TP.M.Si Disusun oleh : Kelompok 1 Dini Meliani ( 1203207) Sarina Rustiyaty ( 1205001 ) Tantri Yulianti (1200145)

Upload: edhys

Post on 09-Nov-2015

227 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

KDKD

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS PANGANUJI KADAR LEMAK DALAM BAHAN PANGAN DENGAN METODE SOXHLETdiajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisis Pangan dengan dosen pengampu Siti Mujdalipah,S.TP.M.Si

Disusun oleh :Kelompok 1Dini Meliani ( 1203207)Sarina Rustiyaty ( 1205001 )Tantri Yulianti (1200145)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRIFAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUANUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014UJI KADAR LEMAK DALAM BAHAN PANGAN DENGAN METODE SOXHLETDini Meliani (1203207 )Sarina Rustiyaty ( 1205001 ) Tantri Yulianti (1200145) Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri,Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan,Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAKLemak merupakan salah satu kandungan utama dalam makanan, dan penting dalam diet karena beberapa alasan. Lemak merupakan salah satu sumber utama energi dan mengandung lemak esensial. Namun konsumsi lemak berlebihan dapat merugikan kesehatan, misalnya kolesterol dan lemak jenuh. Dalam berbagai makanan, komponen lemak memegang peranan penting yang menentukan karakteristik fisik keseluruhan, seperti aroma, tekstur, rasa dan penampilan. Alat yang paling sering digunakan dalam metode ini adalah soxhlet, dimana efisiensi ekstraksi lebih baik dari pada metode Batch Solvent Extraction. Sampel dikeringkan, dihaluskan dan diletakkan dalam thimble berpori. Thimble diletakkan dalam alat soxhlet yang dihubungkan dengan kondensor. Labu soxhlet dipanaskan, solven menguap, terkondensasi dan masuk ke bejana ekstraksi yang berisi sampel, dan mengesktraksi sampel. Lemak tertinggal di labu karena perbedaan titik didih. Pada akhir ekstraksi, solven diupakan dan massa lemak yang tersisa ditimbang. Kata kunci : kadar lemak ,soxhlet,pengeringan

PENDAHULUANA.Latar Belakang 1. LemakLemak merupakan sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K), monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain. Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair, yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa(Anonim 2010).Mengekstraksi lemak secara murni sangat sulit dilakukan, sebab pada waktu mengekstraksi lemak, akan terekstraksi pula zat-zat yang larut dalam lemak seperti sterol, phospholipid, asam lemak bebas, pigmen karotenoid, khlorofil, dan lain-lain. Pelarut yang digunakan harus bebas dari air agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan keaktifan pelarut tersebut menjadi berkurang. Pelarut ini seperti dietil eter, hexana, benzena, dan lain-lain.Ada dua kelompok umum untuk mengekstraksi lemak yaitu metode ekstraksi kering dan metode ekstraksi basah. Metode kering pada ekstraksi lemak mempunyai prinsip bahwa mengeluarkan lemak dan zat yang terlarut dalam lemak tersebut dari sampel yang telah kering benar dengan menggunakan pelarut anyhidrous. Keuntungan dari dari metode kering ini, praktikum menjadi amat sederhana, bersifat universal, dan mempunyai ketepatan yang baik. Kelemahannya metode ini membutuhkan waktu yang cukup lama, pelarut yang digunakan mudah terbakar dan adanya zat lain yang ikut terekstrak sebagai lemak.Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik. Metode soxhlet ini dipilih karena pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi bahan) dan larutan sari yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal dalam labu, sehingga pelarut yang digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan meningkatkan laju ekstraksi. Waktu yang digunakan lebih cepat. Kerugian metode ini ialah pelarut yang digunakan harus mudah menguap dan hanya digunakan untuk ekstraksi senyawa yang tahan panas.B. Tujuan 1. Menentukan kadar lemak bahan pangan2. Mengetahui cara melakukan uji kadar lemak dengan metode soxletTINJAUAN PUSTAKAA. Kadar Air dalam Bahan Makanan Kadar air adalah perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah dilakukan pemanasan. Setiap bahan bila diletakkan dalam udara terbuka kadar airnya akan mencapai keseimbangan dengan kelembaban udara disekitarnya. Kadar air ini disebut dengan kadar air seimbang. Setiap kelembaban relatif tertentu dapat menghasilkan kadar air seimbang tertentu pula. Dengan demikian dapat dibuat hubungan antara kadar air seimbang dengan kelembaban relatif.Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan kesegaran dan daya tahan bahan itu sendiri. Sebagian besar dari perubahan-perubahan bahan makanan terjadi dalam media air yang ditambahkan atau berasal dari bahan itu sendiri.Air dalam suatu bahan makanan terdapat dalam berbagai bentuk : 1. Air bebas, air ini terdapat dalam ruang-ruang antar sel dan inter-granular dan pori-pori yang terdapat pada bahan. 2.Air yang terikat secara lemah, air ini teradsorbsi pada pemukaan kolloid makromolekuler seperti protein, pektin pati, sellulosa. Selain itu air juga terdispersi diantara kolloid tersebut dan merupakan pelarut zat-zat yang ada dalam sel. Air yang ada dalam bentuk ini masih tetap mempunyai sifat air bebas dan dapat dikristalkan pada proses pembekuan. Ikatan antara air bebas dengan kolloid tersebut merupakan ikatan hidrogen. 3. Air dalam keadaan terikat kuat, air ini membentuk hidrat. Ikatannya bersifat ionik sehingga relatif sukar dihilangkan atau diuapkan. Air ini tidak membeku meskipun pada 0 (Sudarmadji 2003).B. Kadar Lemak dalam MakananPenentuan kadar minyak atau lemak suatu bahan dapat dilakukan dengan alat ekstraktor Soxhlet. Ekstraksi dengan alat Soxhlet merupakan cara ekstraksi yang efisien, karena pelarut yang digunakan dapat diperoleh kembali. Dalam penentuan kadar minyak atau lemak, bahan yang diuji harus cukup kering, karena jika masih basah selain memperlambat proses ekstraksi, air dapat turun ke dalam labu dan akan mempengaruhi dalam perhitungan (Ketaren, 1986:36).Analisis kadar lemak menggunakan metode ekstraksi Soxhlet (Apriyantonoet al, 1989). Peralatan yang digunakan adalah timbangan digital dengan tingkat ketelitian 2 desimal, labu Soxhlet, oven, desikator, botol timbang. Bahan kimia yang digunakan untuk analisis kadar lemak adalah kertas saring, dan ether.Penentuan kadar minyak atau lemak suatu bahan dapat dilakukan dengan alat ekstraktor Soxhlet. Ekstraksi dengan alat Soxhlet merupakan cara ekstraksi yang efisien, karena pelarut yang digunakan dapat diperoleh kembali. Dalam penentuan kadar minyak atau lemak, bahan yang diuji harus cukup kering, karena jika masih basah selain memperlambat proses ekstraksi, air dapat turun ke dalam labu dan akan mempengaruhi dalam perhitungan (Ketaren, 1986:36).Proses ekstraksi selesai apabila pelarutnya sudah jernih. Pelarut yang jernih menandakan bahwa lemak yang terdapat dalam soxhlet telah masuk semua kedalam labu didih, pelarut dan minyak dapat dipisahkan dengan cara dipanaskan karena titik didih lemak lebih tinggi dari pelarut, sehingga kita bisa mengukur berat lemak hasil ekstraksinya.Kesalahan yang sering terjadi pada saat ekstraksi kadar lemak ini adalah praktikan tidak mengetahui apakah pelarut tersebut sudah bening atau belum, kesalahan ini akan sangat fatal karena jika praktikan menghentikan proses ekstraksi sedangkan kandungan lemak dlam bahan masih banyak maka perhitungan kadar lemak bahan akan berkurang sihingga hasil yang didapatkan tidak maksimal.Penentuan Kadar Lemak

C. Metode SoxletMetode Soxhlet termasuk jenis ekstraksi menggunakan pelarut semikontinu. Ekstraksi dengan pelarut semikontinu memenuhi ruang ekstraksi selama 5 sampai dengan 10 menit dan secara menyeluruh memenuhi sampel kemudian kembali ke tabung pendidihan. Kandungan lemak diukur melalui berat yang hilang dari contoh atau berat lemak yang dipindahkan. Metode ini menggunakan efek perendaman contoh dan tidak menyebabkan penyaluran. Walaupun begiru, metode ini memerlukan waktu yang lebih lama daripada metode kontinu (Nielsen 1998).Prinsip Soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk atau granul anti-bumping,stillpot(wadahpenyuling,bypasssidearm,thimbleselulosa,extraction liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser (pendingin),coolingwaterin,dancooling water out(Darmasih 1997).METODOLOGIA. Waktu dan TempatPraktikum Uji Kadar lemak ini dilaksanakan pada hari Selasa 29 April 2014 pukul 08.00 s.d selesai dan Praktikum kadar air pada hari Kamis,24 April 2014 pukul sd selesai di Laboratorium Kimia Lantai 4 Gedung Baru Pendidikan Teknologi Agroindustri,Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia B. Alat dan bahanAlat dan bahan yang digunakan pada praktikum kadar air dan kadar abu yaitu alat : Soxhlet beserta kondensor. Labu didih, penjepit labu, desikator, oven, kertas saring, Mortar, timbangan analitik.dan bahan : ikan nila ,jagung.kacang tanah , biji alpukat , biji wijen , kelapa , kemiri dan kacang kedelai .

C. D. Prosedur KerjaProsedur Kadar Lemak

Sampel sudah melalui kadar air

Sampel kemudian diberi Hexane sampai 1,5 siklusTimbang sampel lemakMasukan ke dalam desikator 15 menit Labu lemak kemudian dipanaskan dalam oven selama 1 jam Hexane dan lemak dipisahkan menggunakan rotary evaporatorDidiamkan hingga mengalami 8-9 siklus kurang lebih 6 jam Sampel yang sudah dikeringkan , bungkus dengan kertas saring dan masukan dalam soxlet

PEMBAHASANA. Hasil PengamatanKelompokSampelSampel setelah kadar air(gr)Sampel lemak(gr)Kadar Lemak(%)

1Ikan nila0,7934 gr0,0423 gr

2Biji wijen4,8707 gr0,6205 gr

3Kelapa2,3 gr1,3765gr

4Jagung1,2458 gr0,1455 gr

5Kacang tanah5,0052 gr2,22024 gr

6Kacang kedelai4,5526 gr0,6728 gr

7Biji Alpukat1,654 gr0,2884 gr

8Kemiri5,0006 gr3,5298 gr

B. C. PembahasanPenentuan kadar minyak atau lemak suatu bahan dapat dilakukan dengan alat ekstraktor Soxhlet. Ekstraksi dengan alat Soxhlet merupakan cara ekstraksi yang efisien, karena pelarut yang digunakan dapat diperoleh kembali. Dalam penentuan kadar minyak atau lemak, bahan yang diuji harus cukup kering, karena jika masih basah selain memperlambat proses ekstraksi, air dapat turun ke dalam labu dan akan mempengaruhi dalam perhitungan (Ketaren, 1986:36).Analisis kadar lemak menggunakan metode ekstraksi Soxhlet (Apriyantonoet al, 1989). Peralatan yang digunakan adalah timbangan digital dengan tingkat ketelitian 2 desimal, labu Soxhlet, oven, desikator, botol timbang. Bahan kimia yang digunakan untuk analisis kadar lemak adalah kertas saring, dan ether.Pada umumnya metode Soxhlet merupakan metode ekstraksi yang bersifat kontinu. Metode ini merupakan peralatan labu lemak yang disambungkan dengan alat destilasi Soxhlet dan Kondensor. Lemak dapat diisolasi dengan mengekstraksinya menggunakan pelarut non polar, sedangkan sampel kering yang akan diisolasi lemaknya dibungkus dengan kertas saring. Prinsip penetapan kadar lemak kasar yaitu lemak diekstrak dengan pelarut non polar, seperti heksana dan dietil eter. Setelah pelarutnya diuapkan, lemaknya dapat ditimbang dan dihitung persentasenya.Pada praktikum Uji kadar lemak ini kami memiliki sampel yang diujikan untuk mengetahui kandungan kadar lemak pada beberapa bahan pangan diantaramya : a. Ikan nila b. Biji wijen c. Kelapa d.jagung e.kacang tanah f. Kacang kedelai g. Biji alpukat h. kemiri

KelompokSampelSampel setelah kadar air(gr)Sampel lemak(gr)Kadar Lemak(%)

1Ikan nila0,7934 gr0,0423 gr

2Biji wijen4,8707 gr0,6205 gr

3Kelapa2,3 gr1,3765gr

4Jagung1,2458 gr0,1455 gr

5Kacang tanah5,0052 gr2,22024 gr

6Kacang kedelai4,5526 gr0,6728

7Biji Alpukat3,3472 gr0,2884 gr

8Kemiri5,0066 gr3,5298 gr

Pada praktikum kadar lemak ini kelompok kami melakukan praktikum uji kadar lemak pada sampel ikan nila dengan menggunakan metode soxhlet , sedangkan kelompok lain menghitung jumlah kadar lemak bahan pangan lainnya yang diujikan dengan proses dan perlakuan yang sama,akan tetapi kami disini membahas data hasil pengamatan dari semua kelompok.Dari hasil pengamatan uji kadar lemak diatas didapatkan berat sampel setelah mengalami proses kadar air dan berat sampel setelah melakukan proses kadar lemak. Pada praktikum uji kadar lemak ini sampel harus melalui dulu uji kadar air , sehingga sampel dilakukan proses pengeringan . Dilihat dari tabel diatas kadar lemak dari setiap bahan berbeda-beda :1. Ikan nila, Pada saat melakukan praktikum kadar lemak kami melakukan penghitungan kadar air terlebih dahulu dari bahan , hal ini bertujuan agar pada proses penentuan kadar lemak dapat sesuai dengan literatur yang ada. Pada proses praktikum labu lemak yang akan digunakan, sebelumnya harus di oven terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan kadar air atau lemak yang menempel pada labu. Setelah di oven, labu lemak disimpan didalam desikator yang berisi silika gel. Silika gel berfungsi sebagai penyerap air dan menyeimbangkan suhu labu lemak agar dingin ketika penimbangan.Setelah proses soxhletasi selesai, maka labu lemak harus dikeringkan didalam oven 1050C selama 60 menit hingga aroma hexana tidak tercium. Pada sampel ikan nila, lemak yang terbentuk adalah lemak cair dan memiliki aroma khas lemak. Berdasarkan perhitungan, diketahui bahwa kadar lemak dari ikan nila adalah 5,331 % ,sedangkan menurut literatur Nutrition Fact and Analysis for Fish Ikan nila mengandung lemak tak jenuh yang relatif rendah (sekitar 1,3 gr dalam 4 ons ikan nila) sehingga baik untuk kesehatan jantung. Namun ikan nila juga memiliki sejumlah kandungan lemak jenuh, yakni 0,6 gr dalam setiap 4 ons ikan nila lebih kecil dibandingkan dengan proses ketika praktikum. Menurut Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, 1996 kandungan lemak dalam ikan nila adalah 0,5-3,1 %.Melihat perbandingan data dari sebuah literatur penelitian dengan data hasil praktikum yang telah kami lakukan terdapat perbedaan yang terlalu signifikan, sehingga dapat dikatakan bahwa kadar lemak ikan nila ini lebih kecil dari lemak pada saat praktikum. Ikan nila memiliki kadar lemak yang rendah karena lemak yag terdapat dalam ikan nila menurut sumber yang telah diteliti lemak ikan nila ini berbentuk cair .akan tetapi perbedaannya tidak terlalu signifikan .Perbedaan ini mungkin karena ada kesalahan pada saat melakukan praktikan pada saat prosese pemanasan mungkin suhunya yang terlalu tinggi atau rendah sehingga proses pemanasan tidak stabil .Pada proses penentuan kadar lemak juga diperoleh kadar lemak ikan nila ini sangat rendah dibandingkan dengan bahan pangan yang lain, Hal ini kemungkinan karena proses ekstraksi yang kurang maksimal, banyaknya sirkulasi 3 kali. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah tipe persiapan sampel, waktu ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu pelarut,dantipe pelarut.2. 3. Biji wijen, Menurut Departemen Kesehatan ,RI (1981)kadar lemak Biji wijen adalah 17,41 gram atau 17,41 %Pada praktikum ini sampel yang digunakan adalah biji wijen kering dengan cara menghaluskan sampel terlebih dahulu sebelum dilakukan analisis kadar air . Dapat dibandingkan dengan data tabel hasil pengamatan diatas bahwa kadar lemak yang dihasilkan dari praktikum adalah 12,73 %, sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar lemak biji wijen mendekati dengan kadar lemak yang terdaat pada literatur . Hal ini dikarenakan mungkin pada saat praktikum proses pemnasannya sangat tepat dan suhu ynag digunakan stabil dan proses ekstrksinya yang tepat . analisis kadar air . Dapat dibandingkan dengan data tabel hasil pengamatan diatas bahwa kadar lemak yang dihasilkan dari praktikum adalah 12,73 %, sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar lemak biji wijen mendekati dengan kadar lemak yang terdaat pada literatur . Hal ini dikarenakan mungkin pada saat praktikum proses pemnasannya sangat tepat dan suhu ynag digunakan stabil dan proses ekstrksinya yang tepat. 4. Kelapa , menurut literatur Direktorat Gizi Departemen Kesehatan ,RI (1981) menjelaskan bahwa kandungan lemak pada kelapa berkisar antara 6,6 7,1 %,

dari hasil data praktikum yang telah dilakukan kadar lemak yang didapatkan dari kelapa 59,84 % , hal ini menunjukan bahwa data yang dihasilkan dari praktikum kurang kandungan kadar lemak dari literatur, namun perbedaan nya tidak terlalu signifikan Pengukuran kadar Lemak Pada bahan Pangan dipengaruhi oleh perlakuan saat praktikan .5. Jagung , menurut literatur Direktorat Gizi Departemen Kesehatan ,RI (1981) menjelaskan bahwa kandungan lemak pada jagung berkisar antara 1,3 %,

dari hasil data praktikum yang telah dilakukan kadar lemak yang didapatkan dari jagung 11,3 % , hal ini menunjukan bahwa data yang dihasilkan dari praktikum melebihi kandungan kadar lemak dari literatur, namun perbedaan nya tidak terlalu signifikan Pengukuran kadar Lemak Pada bahan Pangan dipengaruhi oleh perlakuan saat praktikan .6. Kacang kedelai , menurut literatur Direktorat Gizi Departemen Kesehatan ,RI (1981) menjelaskan bahwa kandungan lemak pada jagung berkisar antara 15,1 %,

dari hasil data praktikum yang telah dilakukan kadar lemak yang didapatkan dari kacang 14,7 % , hal ini menunjukan bahwa data yang dihasilkan dari praktikum sangat mendekati kandungan kadar lemak dari literatur, namun perbedaan nya tidak terlalu signifikan Pengukuran kadar Lemak Pada bahan Pangan dipengaruhi oleh perlakuan saat praktikan yang sesuai dan tepat7. Kacang tanah , menurut literatur Direktorat Gizi Departemen Kesehatan ,RI (1981) menjelaskan bahwa kandungan lemak pada kacang tanah berkisar antara 46-52 %, dari hasil data praktikum yang telah dilakukan kadar lemak yang didapatkan dari kacang tanah 43,99 % , hal ini menunjukan bahwa data yang dihasilkan dari praktikum sangat mendekati kandungan kadar lemak dari literatur, namun perbedaan nya tidak terlalu signifikan Pengukuran kadar Lemak Pada bahan Pangan dipengaruhi oleh perlakuan saat praktikan yang sesuai dan tepat pada saat melakukan praktikan .8. Biji Alpukat, menurut literatur Direktorat Gizi Departemen Kesehatan ,RI (1981) menjelaskan bahwa kandungan lemak pada Biji alpukat berkisar antara 6,5 gram dari hasil data praktikum yang telah dilakukan kadar lemak yang didapatkan dari biji alpukat 17,4% , hal ini menunjukan bahwa data yang dihasilkan dari praktikum masih sedikit kurang kandungan kadar lemak dari literatur, namun perbedaan nya tidak terlalu signifikan Pengukuran kadar Lemak Pada bahan Pangan dipengaruhi oleh perlakuan saat praktikan yang sesuai dan tepat pada saat melakukan praktikan .Kemiri , menurut literatur Direktorat Gizi Departemen Kesehatan ,RI (1981) menjelaskan bahwa kandungan lemak pada kemiri berkisar 63 gram dari hasil data praktikum yang telah dilakukan kadar lemak yang didapatkan dari kemiri 70,5 % , hal ini menunjukan bahwa data yang dihasilkan dari praktikum masih sedikit kurang kandungan kadar lemak dari literatur, namun perbedaan nya tidak terlalu signifikan Pengukuran kadar Lemak Pada praktikum kadar lemak Pada bahan Pangan dipengaruhi oleh perlakuan saat praktikan yang sesuai dan tepat pada saat melakukan praktikan . Proses ekstraksi selesai apabila pelarutnya sudah jernih. Pelarut yang jernih menandakan bahwa lemak yang terdapat dalam soxhlet telah masuk semua kedalam labu didih, pelarut dan minyak dapat dipisahkan dengan cara dipanaskan karena titik didih lemak lebih tinggi dari pelarut, sehingga kita bisa mengukur berat lemak hasil ekstraksinya. Kesalahan yang sering terjadi pada saat ekstraksi kadar lemak ini adalah praktikan tidak mengetahui apakah pelarut tersebut sudah bening atau belum, kesalahan ini akan sangat fatal karena jika praktikan menghentikan proses ekstraksi sedangkan kandungan lemak dlam bahan masih banyak maka perhitungan kadar lemak bahan akan berkurang sihingga hasil yang didapatkan tidak maksimal.PENUTUPA. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKAAnonim. ( - ).Biji wijen . Universitas Sumatera Utara.Anonim. ( - ). Tanaman Kacang Tanah(Vigna sinensis L.). Universitas Negeri Medan. Anonim. ( - ). jagung dan Pengeringan produk hasil pertanian. Universitas Hasanudin.Anonim. ( - ). Kemiri. Universitas Sumatera Utara.Anonim. ( - ).alpukat . Universitas Sumatera Utara.Anonim. ( - ).Kelapa . Universitas Sumatera Utara.Apriyantono,Anton , dkk.1988.Analisi Pangan .PAU Pangan dan Gizi IPB,BogorBadan Pusat Informasi.Jagung Provinsi Gorontalo .2013.Kandungan gizi jagug.http://gorontaloprov.go.idDiktatKuliah AnalisisPangan. ProgramStudiTeknologi Hasil Ternak.Semarang: UNDIP. Direktorat Gizzi Departemen Kesehatan RI 1980.Kandungan Gizi Jagung.Jakarta Direktorat Gizzi Departemen Kesehatan RI 1980.Kandungan Gizi Kacang kedelai .Jakarta Direktorat Gizzi Departemen Kesehatan RI 1980.Kandungan Gizi ikan nila.Jakarta Herdas.2008.Pengujian Kadar lemak, Available at http://bloginvitro.blogspot.com ( diakses pada tanggal 27 Januari 2012)Ketaren.1986.Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: UI-Press.Legowo,A.M,dkk.2007.Buku Ajar Analisis Pangan.Universitas Diponegoro SemarangSudarmadji,S.1989.Analisa Bahan Makanan dan Pertanian . PAU Pangan dan Gizi . YogyakartaWijana,Moch.1972.Kimia Analitik.Koprasi Warga Sekolah Analisis Kimia BandungWinrno,F.G.1979.Kimia Pangan dan Gizi.Penerbit PT.Gramedia,JakartaWidowati, S dan Suarni. ( - ). Struktur, Komposisi, dan Nutrisi Jagung. Balai PenelitianTanaman Serealia, Maros. Balai Besar dan Pengembangan Pascapanen Pertanian,Bogor. 410 426.

.