laporan praktikum ilmu ternak unggas ugm

24
PENDAHULUAN Latar belakang Latar belakang dilakukanya praktikum ini adalah untuk mendapatkan data tentang ternak ungags di dalam lingkungan sehari-hari. Unggas adalah salah satu sumber protein hewani yang besar dan banyak. Protein hewani berfungsi dalam membangun jaringan tubuh, mengganti sel-sel jaringan yang rusak, serta dapat menghasilkan energi untuk aktivitas kehidupan manusia. Negara Indonesia merupakan Negara yang sedang berkembang. Seiring dengan naiknya pendapatan perkapita penduduk Indonesia, maka meningkat pula kebutuhan akan protein hewani. Masyarakat semakin menyadari pentingnya protein hewani bagipertumbuhan jaringan tubuh. Salah satu sumber protein asal hewani adlah daging dan telur ayam. Ditinjau dari nilai gizinya, telur ayam tidak kalah dibandingkan dengan daging dari ternak lain. Selain itu telur ayam mudah didapatkan dan harganya relatif lebih murah. Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum ilmu ternak unggas tentang sistem digesti dan sistem reproduksi unggas adalah untuk mengetahui struktur, fungsi-fungsi dan ukuran 1

Upload: givari-cahya-oktovidhar

Post on 16-Jan-2016

216 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Penjelasan mengenai saluran reproduksi dan pencernaan pada ayam baik jantan maupun betina. Dilakukan dengan pembedahan dan pengamatan organ dalam. Saluran pencernaan (mulut, oesophagus, crop, proventrikulus, ventrikulus, gizzard, dll). Saluran reproduksi (ovarium, oviduct, dll).

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Ilmu Ternak Unggas UGM

PENDAHULUAN

Latar belakang

Latar belakang dilakukanya praktikum ini adalah untuk

mendapatkan data tentang ternak ungags di dalam lingkungan sehari-hari.

Unggas adalah salah satu sumber protein hewani yang besar dan banyak.

Protein hewani berfungsi dalam membangun jaringan tubuh, mengganti

sel-sel jaringan yang rusak, serta dapat menghasilkan energi untuk

aktivitas kehidupan manusia.

Negara Indonesia merupakan Negara yang sedang berkembang.

Seiring dengan naiknya pendapatan perkapita penduduk Indonesia, maka

meningkat pula kebutuhan akan protein hewani. Masyarakat semakin

menyadari pentingnya protein hewani bagipertumbuhan jaringan tubuh.

Salah satu sumber protein asal hewani adlah daging dan telur

ayam. Ditinjau dari nilai gizinya, telur ayam tidak kalah dibandingkan

dengan daging dari ternak lain. Selain itu telur ayam mudah didapatkan

dan harganya relatif lebih murah.

Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ilmu ternak unggas tentang sistem digesti

dan sistem reproduksi unggas adalah untuk mengetahui struktur, fungsi-

fungsi dan ukuran dari masing-masing organ serta mengetahui faktor-

faktor yang mempengaruhi dalam proses tersebut.

Manfaat praktikum

Manfaat dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kinerja setiap

bagian organ reproduksi dan prosesnya, lalu kita paham apa yang harus

dilakukan terhadap ternak. Manfaat lainnya adalah kita dapat mengetahui

alur pendigestian pakan oleh ternak unggas dan pada proses disetiap

bagian organ pencernaan unggas, pencernaan seperti apa yang terjadi,

serta pakan apa yang dibutuhkan unggas untuk meningkatkan produksi.

1

Page 2: Laporan Praktikum Ilmu Ternak Unggas UGM

MATERI DAN METODE

Materi

Alat. Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah pisau

scapel, mata scapel nomor 10, meteran, gunting, kaca, plastik dan

timbangan digital.

Bahan. Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah

seekor ayam dengan jenis ayam layer betina afkir, umur lebih dari 72

minggu dengan berat ayam A 1638 gram seekor ayam B 1418 gram dan

bebek jantan.

Metode

Ayam layer betina afkir yang telah dipotong, kemudian dibedah dan

dikeluarkan semua organ pencernaan dan reproduksinya (tidak boleh

putus). Organ pencernaan dan reproduksinya diletakan diatas plastik

sebagai alas secara utuh dan digambar. Kemudian diukur panjang

perbagian, dipotong perbagian, kotorannya dikeluarkan, dicuci lalu

ditimbang dan dicatat berat masing masing organnya.

2

Page 3: Laporan Praktikum Ilmu Ternak Unggas UGM

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sistem Digesti

Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan maka diperoleh data

sistem digesti sebagai berikut:

Tabel 1. Sistem Digesti Ayam

Parameterayam A ayam B

Panjang (cm)

Berat (g) Panjang (cm)

Berat (g)

Oesophagus 13 13 10 3Crop - - 13 8Proventrikulus 4,5 6 7 13Ventikulus 10 51 7 32Usus halus 128 38* Duodenum 26 8 14 10* Jejenum 58 13 62 14* Ileum 48 13 52 14Coecum 17 11 29 8Usus besar 14 7 7 2Kloaka 4 4 2 8

Sistem digesti

Sistem digesti ayam terdiri atas organ-organ yang menyusun

digesti dan memiliki fungsi yang khusus. Organ yang menyusun sistem

digesti dari pakan masuk sampai keluar sebagai ekskreta antara lain

paruh, oesophagus, crop, proventriculus, gizzard, usus halus yang terdiri

atas duodenum, jejunum, dan ileum, coecum, usus besar, dan kloaka.

Mulut. Pakan masuk ke dalam mulut ayam masih dalam keadaan

utuh, kemudian dengan tekanan lidah masuk ke dalam rongga pharynk

dan turun ke oesophagus oleh gaya gravitasi. Mulut menghasilkan saliva

yang mengandung amilase dan maltase saliva (Yuwanta, 2004). Saliva

mulut juga digunakan untuk membasahi pakan agar mudah ditelan.

Produksi saliva 7-30 ml/hari tergantung jenis pakan. Sekresi saliva dipacu

3

Page 4: Laporan Praktikum Ilmu Ternak Unggas UGM

oleh syaraf parasimpatik (Yuwanta, 2004). Panjang organ mulut dan

tenggorokan ayam berusia 10 bulan adalah sekitar 5 cm (Anonim, 2013)

Gambar 1. Mulut Ayam

Oesophagus. Oesophagus atau kerongkongan berupa pipa tempat

pakan melalui saluran ini dari bagian belakang mulut (pharynk) ke

proventrikulus. Oesophagus menghasilkan mukosa yang berfungsi

membantu melicinkan pakan menuju tembolok. Menurut Yuwanta (2000),

oesophagus menghasilkan mukosa yang berfungsi membantu melicinkan

pakan, menuju tembolok. Pada praktikum ini diperoleh hasil ayam A

memiliki panjang oeshopagus 13 cm dengan berat 13 gram, sedangkan

pada ayam B memiliki panjang oeshopagus 10 cm dengan berat 3 gram.

Panjang oeshopagus pada ayam jantan yang berumur 10 minggu adalah

31 cm (anonim, 2013).

Gambar 2. Oeshopagus

Tembolok (crop). Tembolok berfungsi untuk menyimpan pakan

sementara yang terletak di daerah oesophagus. Pada tembolok terdapat

syaraf yang berhubungan dengan pusat kenyang-lapar di hipotalamus

sehingga banyak sedikitnya pakan yang terdapat dalam tembolok akan

memberikan respon pada syaraf untuk makan atau menghentikan makan.

4

Page 5: Laporan Praktikum Ilmu Ternak Unggas UGM

Daya simpan tembolok ini maksimal adalah 250 gram. Tembolok terdapat

syaraf yang berhubungan dengan hypothalamus, sehingga banyak

sedikitnya pakan yang terdapat dalam tembolok akan memberikan respon

pada syaraf untuk makan atau menghentikan makan (Yuwanta, 2000).

Menurut Neil (1999) kisaran panjang normal crop yaitu 7 sampai 10 cm

dan beratnya 8 sampai 12 gram, sedangkan berdasarkan praktikum

diperoleh berat crop untuk ayam A 12 gram dan ayam B adalah 8 gram.

Untuk panjang tidak diukur. Perbedaan terjadi karena umur ayam yang

digunakan dalam praktikum berbeda tetapi masih dalam kisaran

normalnya.

.

Gambar 3. Tembolok (crop)

Proventrikulus. Proventrikulus adalah suatu pelebaran dari

kerongkongan sebelum berhubungan dengan gizzard (empedal). Kadang-

kadang disebut glandula stomach atau true stomach. Proventrikulus

mensekresikan pepsinogen dan HCl untuk mencerna protein dan lemak.

Menurut Moran dalam Yuwanta (2000) menyatakan bahwa pada keadaan

tidak makan, sekresi glandula perut ini 5 sampai 20 ml/jam dan mampu

mencapai 40 ml ketika ada pakan. Berdasarkan hasil pengamatan

diperoleh panjang dan berat proventrikulus berturut turut adalah 4,5 cm

dan 6 gram untuk ayam A serta 7 cm dan 13 gram untuk ayam B. Panjang

normal proventriculus sekitar 6 cm dan beratnya 7.5 gram sampai 10 gram

(Neil, 1999). Faktor yang mempengaruhi panjang dan berat proventrikulus

adalah umur ayam, jenis kelamin ayam, jenis pakan dan jumlah pakan

yang dimakan.

5

Page 6: Laporan Praktikum Ilmu Ternak Unggas UGM

Gambar 4. Proventrikulus

Empedal (gizzard). Empedal disebut juga perut muskular yang

merupakan kepanjangan dari proventrikulus. Fungsi utama empedal

adalah memecah atau melumatkan pakan dan mencampurnya dengan air

menjadi pasta yang dinamakan chymne. Pada unggas yang hidup secara

berkeliaran, empedalnya lebih kuat daripada ayam yang dipelihara. Pada

empedal disekresikan coilin yang befungsi melindungi permukaan

empedal terhadap kerusakan yang mungkin disebabkan oleh pakan atau

zat lain yang tertelan (Yuwanta, 2004). Menurut Yuwanta (2000), ukuran

dan kekuatan empedal tergantung oleh kebiasaan makan dari ayam

tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan berat gizzard yaitu 51

gram untuk ayam A dan 32 gram untuk ayam B. Gizzard yang normal

berbentuk oval, memiliki panjang 5 sampai 7.5 cm dan beratnya 25

sampai 30 gram (Yuwanta, 2004). Panjang Gizzard pada praktikum tidak

dihitung. Berat kedua gizzard dari kedua unggas tersebut berada di

kisaran tidak normal, karena melebihi berat kedua gizzard melebihi

kisaran normal yang terdapat pada literatur. Faktor yang mempengaruhi

berat gizzard adalah jumlah grit yang dimakan, umur ayam, jumlah pakan

yang dimakan.

Gambar 5. Gizard

6

Page 7: Laporan Praktikum Ilmu Ternak Unggas UGM

Usus halus (small intestine). Usus halus terbagi dalam tiga

bagian yaitu duodenum, jejenum, dan ileum. Menurut Yuwanta (2000),

duodenum terdapat pada bagian yang paling atas dari usus halus. Pada

bagian ini terjadi pencernaan yang paling aktif dengan proses hidariolisis

dari nutrien kasar berupa pati, lemak, dan protein. Duodenum merupakan

tempet sekresi enzim dari pankreas dan getah empedu dari hati. Di

duodenum banyak disekresikan getah empedu maka sifat cairannya

adalah asam (pH 6). Berdasarkan hasil praktikum diperoleh panjang dan

berat duodenum berturut turut adalah 26 cm dan 8 gram untuk ayam A

serta 14 cm dan 10 gram untuk ayam B. Panjang dari duodenum menurut

Yuwanta (2000) adalah sekitar 24 cm. Sehingga pada ayam A tidak terlalu

jauh berbeda dengan kisaran normal sedangkan pada ayam B berada

kurang dari kisaran normal. Faktor yang mempengaruhi perbedaan dari

kedua ayam kemungkinan yang terjadi adalah error pada timbangan,

umur ayam, jenis kelamin ayam.

Gambar 6. Usus halus dan duodenum

Jejenum dan ileum merupakan kelanjutan dari duodenum, yang

fungsinya sam dengan duodenum. Penyerapan makanan yang belum

diselesaikan pada duodenum dilanjutkan sampai tinggal bahan yang tidak

dapat tercerna (Yuwanta, 2000). berdasarkan hasil pengamatan

ditunjukkan bahwa ayam A memiliki panjang jejenum 58 cm dengan berat

13 gram sedangkan ayam B memiliki panjang jejenum 62 cm dan berat 14

7

Page 8: Laporan Praktikum Ilmu Ternak Unggas UGM

gram. Faktor yang mempengaruhi perbedaan kedua ayam adalah jenis

ayam, umur ayam dan jenis pakan. Sedangkan pada ileum Hasil

pengamatan pada ayam A panjang dan berat ileum ialah 48 cm dan 13

gram, sedangkan pada ayam B panjang dan berat ileum adalah 52 cm

dan 14 gram. Faktor yang mempengaruhi panjang dan berat ileum adalah

umur ayam, jenis kelamin.

Gambar 7. Jejenum dan ileum

Sekum. Terdiri atas dua ceca atau saluran buntu. Beberapa nutrien

yang tidak tercerna mengalami dekomposisi oleh mikrobia sekum, tetapi

jumlah dan penyerapannya kecil sekali. Pada sekum terjadi digesti serat

kasar yang dilakukan oleh bakteri pencerna serat kasar. Kemampuan

mencerna serat kasar pada bangsa itik lebih besar daripada ayam

(Yuwanta, 2004). Berdasarkan hasil pengamatan di dapatkan panjang

caecum 17 cm dan caecum 34 cm dengan berat 11 gram untuk ayam A

sedangkan panjang caecum dan berat caecum untuk ayam B yaitu 29 cm

dan 8 gram. Menurut Yuwanta (2004) panjang sekum adalah 20 cm.

Sehingga pada ayam A mempunyai panjang dibawah kisaran normal

sedangkan pada ayam B berada diatas kisaran normal. Kemampuan

mencerna serat kasar pada bangsa itik lebih besar dibandingkan dengan

ayam, sehingga sekum itik lebih berkembang daripada ayam.

8

Page 9: Laporan Praktikum Ilmu Ternak Unggas UGM

Gambar 8. coecum

Usus besar (rektum). Pada bagian ini terjadi perombakan partikel

pakan yang tidk tercerna oleh mikroorganisme menjadi feses. Pada

bagian ini juga bermuara ureter dari ginjal untuk membuang urin yng

bercamur dengan feses sehingga feses unggas dinamakan ekskreta

(Yuwanta, 2000). Berdasarkan hasil praktikum didapat panjang dan berat

usus besar berturut turut yaitu 14 cm dan 7 gram untuk ayam A

sedangkan untuk ayam B yaitu 7 cm dan 2 gram. Menurut Wihandoyo et

al (2008), panjang usus besar yaitu 7 cm. Sehingga pada ayam A berada

diatas kisaran normal sedangkan pada ayam B panjangnya sesuai

kiasaran normal. Faktor yang mempengaruhi perbedaan pada usus besar

adalah jumlah pakan yang dikonsumsi, umur ayam. Sesuai dengan teori

yang ada, rata-rata panjang usus besar hingga kloaka adalah sekitar 15

cm (anonim,2013)

Gambar 9. Usus besar

Kloaka. Kloaka merupakan tempat keluarnya ekskreta karena

urodeum dan cuprodeum terletak berhimpitan (Yuwanta, 2004). Kloaka

merupakan bagian berbentuk bulat pada akhir saluran pencernaan. Rata-

9

Page 10: Laporan Praktikum Ilmu Ternak Unggas UGM

rata waktu yang dibutuhkan untuk lintas pakan di dalam saluran

pencernaan unggas adalah kurang lebih 4 jam. Berdasarkan pengamatan

diperoleh panjang dan berat kloaka adalah 4 cm dan 4 gram untuk ayam

A sedangkan 2 cm dan 8 gram untuk ayam B. Menurut Neil (1999), berat

dari coecum seekor unggas yaitu sekitar 6 sampai 8 gram. Faktor yang

mempengaruhi perbedaan tersebut adalah ukuran telur yang keluar dari

kloaka, umur ayam.

Gambar 10. Kloaka

Kelenjar tambahan

Pada praktikum ini kelenjar tambahan tidak dilakukan pengukuran,

dikarenakan organ kelenjar tambahan tersebut rusak saat dilakukan

pembedahan.

Pankreas. Pankreas mensekresikan getah pankreas (pancreatic

juices) yang berfungsi dalam pencernaan pati, lemak dan protein serta

mensekresikan insulin, pankreas memiliki dua fungsi yang semuanya

berhubungan dengan penggunaan energi ransum, yaitu eksokrin,

berperan mensuplai enzim yang mencerna karbohidrat, protein dan lemak

ke dalam usus halus. Endokrin, berfungsi menggunakan dan mengatur

nutrien yang berupa energi untuk diserap dalam tubuh untuk proses dasar

pencernaan (Yuwanta, 2000).

10

Page 11: Laporan Praktikum Ilmu Ternak Unggas UGM

Gambar 11. Pankreas

Hati. Hati dalam proses pencernaan berfungsi untuk

mensekresikan getah empedu yang dibawa ke dalam dupdenu. Fungsi

dari getah empedu ini untuk menetralkan asam lambung (HCl),

membentuk sabun terlarut dengan lemak bebas. Kedua fungsi tersebut

memebantu dalam absorbsi dan translokasi asam lemak. (Yuwanta,

2000). Warna kehijauan empedu disebabkan karena produk akhir

destruksi sel darah merah, yaitu biliverdin dan bilirubin. Volume empedu

tergantung pada aliran darah, status nutrisi unggas, tipe pakan yang

dikonsumsi, dan sirkulasi empedu enterohepatic (Suprijatna et al., 2005).

Gambar 12. Hati

Limfa. Limfa berfungsi memecah sel darah merah dan sel darah

putih (Yuwanta, 2000). Limfa berfungsi mensekresikan getah bening bila

terjadi luka pada ayam, namun lebih jelasnya fungsi limfa belum diketahui

hanya diduga sebagai tempat untuk memecah sel darah merah dan

menyimpan Fe dalam darah. Faktor yang mempengaruhi berat pankreas

adalah jenis pakan yang dimakan, kesehatan tubuh ternak dan umur

ayam itu sendiri.

11

Page 12: Laporan Praktikum Ilmu Ternak Unggas UGM

Gambar 15. Limfa

Sistem Reproduksi Ayam Jantan

Alat reproduksi ayam jantan terbagi dalam 3 bagian utama yaitu

testis, saluran deferens, dan kloaka (Yuwanta, 2004).

Testis. Testis terletak di rongga badan dekat dengan tulang

belakang melekat pada bagian dorsal bagian abdomen dan dibatasioleh

ligamentum meshorchium dan berdekatan dengan aorta dan vena cava.

Meskipundekat dengan rongga udara tetapi temperature testis selalu 41

sampai 43°c, karena spermatogenesis akan terjadi pada suhu tersebut.

Besar testis tergantung umur, strain dan musim (Wihandoyo, 2008).

Testis ayam berbentuk biji buah buncis dengan warna putih krem

tetis terbungkus oleh dua lapisan tipis transparan, lapisan albugin yang

lunak. Bagian dalam testis terdiri dari tubuli seminimatoferi matogenesis,

dan jaringan intertial yang terdiri dari atas sel glandular yang merupakan

tempat sekresinya hormon androgen, testosteron, dan steroid (Yuwanta,

2004).

Gambar 16. Testis

12

Page 13: Laporan Praktikum Ilmu Ternak Unggas UGM

Vas deferens. Saluran deferens dibagi menjadi dua bagian, yaitu

bagian atas yang merupakan muara sperma dari testis, serta bagian

bawah yang merupakan perpanjangan dari saluran epididimis dan

dinamakan saluran deferens. Saluran deferens akhirnya bermuara

dikloaka pada daerah proktodeum yang bersebelahan dengan urodeum

dan kuprodeum. Sperma mengalami pemasakan dan penyimpanan

sebelum diejakulasikan didalam saluran deferens. Pemasakan dan

penyimpanan sperma terjadi pada 65% bagian distal saluran deferens

(Yuwanta, 2004).

Kloaka. Alat kopulasi pada ayam berupa papilla (penis) yang

mengalami rudimenter, kecuali pada itik berbentuk spiral dengan panjang

12 sampai 18 cm. pada papilla juga diproduksi cairan transparan yang

bercampur dengan sperma saat terjadinya kopulasi (Wihandoyo, 2008).

Sistem Reproduksi Ayam Betina

Berdasarkan praktikum yang sudah dilkukan maka diperoleh data

sistem reproduksi sebagai berikut

Tabel 2. Data Reproduksi Ayam Betina B

ParameterAyam A Ayam B

Panjang (cm)

Berat( gr )

Panjang(cm)

Berat(gr)

Ovarium + Ovum

- 26 - 18

Infundibulum 9 3 10 8Magnum 11 9 18 13Istmus 6 7 13 5Uterus 10 9 7 18Vagina 7 14 2 1

Sistem reproduksi ayam betina terdiri atas dua bagian utama, yakni

ovarium dan oviduk. Ovarium terbagi dua bagian yaitu cortex pada bagian

luar dan medula pada bagian ligamentum messo ovariium. Proses

pembentukan ovum dinamakan vilogeni yang merupakan sintesa asam

13

Page 14: Laporan Praktikum Ilmu Ternak Unggas UGM

lemak di hati yang dikontrol oleh hormon estrogen, kemudian oleh darah

diakumulasikan di ovarium sebagai ovum (Yuwanta, 2000).

Ovarium dan ovum. Menurut Wihandoyo et al (2008), Berat

ovarium unggas dewasa adalah antara 40 sampai 60 gram. Berdasarkan

hasil praktikum diperoleh berat ovarium+ovum adalah 26 gram untuk

ayam A dan 18 gram untuk ayam B. hasil yang diperoleh dalam praktikum

masih lebih rendah dibandingkan kisaran normalnya. Faktor yang

mempengaruhi berat pankreas adalah jenis pakan yang dimakan,

kesehatan tubuh ternak dan umur ayam itu sendiri. Perbedaan tersebut

dapat disebabkan oleh umur folikel yang masih muda atau baru saja

terjadi ovulasi sehingga beratnya menurun. Folikel sudah berada di

ovarium sejak induk masih dalam bentuk embrio.

Gambar 17. Ovarium

Infundibulum. Infundibulum berfungsi untuk menangkap ovum

yang diovulasikan dan merupakan tempat terjadinya fertilisasi. Folikel

melewati infundibulum selama 15-30 menit. Menurut Yuwanta (2000),

panjang infundibulum adalah 9 cm. Berdasarkan praktikum panjang dan

berat infundibulum yaitu 9 cm dan 3 gram untuk ayam A sedangkan 10 cm

dan 8 gram untuk ayam B. berdasarkan hasil praktikum, maka hasil yang

diperoleh tidak jauh berbeda dengan literature sehingga masih dalam

kisaran normal. Faktor yang mempengaruhi berat pankreas adalah jenis

pakan yang dimakan, kesehatan tubuh ternak dan umur ayam itu sendiri

serta besarnya telur.

14

Page 15: Laporan Praktikum Ilmu Ternak Unggas UGM

Gambar 18. Infundibulum

Magnum. Magnum merupakan bagian terpanjang dari oviduk yang

merupakan tempat terjadinya sintesis albumen kental dan cair. Proses

sintesis albumen di magnum berlangsung selama 3 jam (Kartasudjana

dan Suprijatna, 2006). Menurut Yuwanta (2000), panjang magnum adalah

33 cm. Berdasarkan hasil praktikum diperoleh panjang dan berat magnum

adalah 11 cm dan 9 gram untuk ayam A sedangkan 9 cm dan 18 gram

untuk ayam B. Hasil yang diperoleh dalam praktikum masih berada

dibawah kisaran normal. Faktor yang mempengaruhi berat pankreas

adalah jenis pakan yang dimakan, kesehatan tubuh ternak dan umur

ayam itu sendiri serta besarnya telur.

Gambar 19. Magnum

Isthmus. Isthmus berfungsi untuk mensekresikan telur beserta

kerabang tipis. Proses pembentukan kerabang tipis ini berlangsung

selama 1,5 sampai 2 jam. Menurut Yuwanta (2004), isthmus memiliki

panjang sekitar 10 cm. Hal ini berarti panjang isthmus kedua ayam masih

sesuai dengan kisaran normal. Berdasarkan hasil praktikum diperoleh

panjang dan berat isthmus adalah 16 m dan 7 gram untuk ayam A

sedangkan untuk ayam B yaitu 13 cm dan 15 gram. Faktor yang

15

Page 16: Laporan Praktikum Ilmu Ternak Unggas UGM

mempengaruhi berat pankreas adalah jenis pakan yang dimakan,

kesehatan tubuh ternak dan umur ayam itu sendiri serta besarnya telur.

Gambar 20. Isthmus

Uterus. Uterus berfungsi untuk pembentukan kerabang telur

sehingga prosesnya paling lama yakni 21 jam. Menurut Yuwanta (2004),

panjang uterus adalah sekitar 10 cm. Berdasarkan hasil praktikum

diperoleh panjang dan berat uterus yaitu 10 cm dan 9 gram untuk ayam A

dan 7 cm dan 18 gram untuk ayam B. Faktor yang mempengaruhi berat

pankreas adalah jenis pakan yang dimakan, kesehatan tubuh ternak dan

umur ayam itu sendiri serta besarnya telur.

Gambar 21. Uterus

Vagina. Vagina merupakan tempat keluar telur hasil pembentukan

telur oleh organ reproduksi. Telur sangat singkat melewati vagina yaitu

hanya 5 menit. Panjang vagina adalah sekitar 10 cm (Yuwanta, 2004).

Berdasarkan hasil pengamatan didapat panjang dan berat vagina berturut

turut adalah 7 cm dan 14 gram untuk ayam A sedangkan 2 cm dan 1 gram

untuk ayam B. Faktor yang mempengaruhi berat pankreas adalah jenis

16

Page 17: Laporan Praktikum Ilmu Ternak Unggas UGM

pakan yang dimakan, kesehatan tubuh ternak dan umur ayam itu sendiri

serta besarnya telur.

Gambar 22. Vagina

17

Page 18: Laporan Praktikum Ilmu Ternak Unggas UGM

KESIMPULAN

Sistem digesti ternak unggas terdiri atas mulut, oesophagus, crop,

proventiculus, gizzard, small instetinum, coecum, large intestinum dan

kloaka. Adapun organ tambahan terdiri atas hati, limfa dan pancreas.

Sistem reproduksi ayam atau unggas yang berkembang baik

adalah sebelah kiri, sedangkan organ sebelah kanan mengalami

rudimeter. Alat reproduksi unggas betina terdiri dari ovarium, infudibulum,

magnum, isthmus, uterus dan vagina.

Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa ayam

digunakan sebagai bahan praktikum dalam keadaan normal/tidak normal.

18

Page 19: Laporan Praktikum Ilmu Ternak Unggas UGM

Daftar pustaka

Anonim. 2013. Sistem Digesti pada Unggas. Available at http://www.pertanian.uns.ac.id. Diakses pada 8 Oktober 2013.

Neil, A.C. 1999. Biology 2nd Edition. The Benjamin Coming Publishing. Company inc. Pec Wood City.

Kartasudjana,Ruhyat dan Suprijatna,Edjeng.2006.Manajemen Ternak Unggas. Penebar Swadaya.Jakarta.

Suprijatna, E., U. Atmomarsono, dan R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Cetakan Pertama. Penebar Swadaya. Jakarta.

Wihandoyo et al. 2008. Ilmu Ternak Unggas. Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Yuwanta, Tri. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius. Yogyakarta.

Yuwanta, T. 2000. Dasar Ternak Unggas. Cetakan Pertama. Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

19