i. pendahuluan dan kontrak perkuliahan produksi ternak unggas

16
I. PENDAHULUAN DAN KONTRAK PERKULIAHAN PRODUKSI TERNAK UNGGAS

Upload: raleigh

Post on 23-Feb-2016

234 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

I. PENDAHULUAN DAN KONTRAK PERKULIAHAN PRODUKSI TERNAK UNGGAS. V i s i. Visi dan Misi Fakultas Peternakan Unpad. Menjadi Fakultas yang mempunyai komitmen terhadap keunggulan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi peternakan ramah lingkungan. Visi . M i s i. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUAN DAN KONTRAK PERKULIAHAN

PRODUKSI TERNAK UNGGAS

No TanggalMateri

1 23 –2 – 2012 Pendahuluan (Visi, Misi Fakultas, Perkembangan Unggas)

2 01 – 3– 2012 Peranan Ternak Unggas

3 08 - 3 – 2012 Taxonomi dan Domestikasi

4 15 - 3 – 2012 Anatomi dan Morfologi

5 22 – 3 – 2012 Sistem Reproduksi dan Pembentukan telur

6 29 - 3 – 2012 Pemuliaan dan tingkah laku unggas

7 05 – 4 – 2012 Quiz I

8 12 – 4 – 2012 Sistem syaraf dan endokrin

9 19 – 4 – 2012 Sistem Pencernaan

10 26 – 4 – 2012 Bahan Pakan, fitofarmaka dan Penyusunan Ransum Unggas

11 03 – 4 – 2012 Ransum untuk hidup pokok dan produksi

12 10 – 4 – 2012 Sistem Perkandangan

13 17 – 5- 2012 Pengenalan dan Pencegahan Penyakit

14 24 – 5- 2012 Dinamika Produktivitas Ternak Unggas

15 31 –5 – 2012 Quiz II

V i s i

Menjadi Fakultas yang mempunyai komitmen terhadap

keunggulan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi

peternakan ramah lingkungan

Visi dan Misi Fakultas Peternakan Unpad

Visi

M i s i 1 . Menyelenggarakan pendidikan sebagai wujud pengamalan

profesionalisme dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

  2. Menyelenggarakan pendidikan pada berbagai strata

program studi peternakan secara efektif dan efisien dengan kurikulum yang berbasis kompetensi.

  3. Menyelenggarakan pengkajian, penelitian, pengembangan

dan penyebarluasan ilmu dan teknologi yang adaptif dan kompetitif.

  4. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat

secara proaktif melalui penyebaran dan penerapan ilmu dan teknologi peternakan yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat dan kemandirian peternak.

PENILAIAN Teori : 70%

terdiri atas : - Quiz 1 15% - Quiz 2 15%- UAS 30 % - Tugas 5 %- Kehadiran 5 %

Praktikum : 30% terdiri atas : - Laporan 15%

- Uas Praktikum 10%- Quis Praktikum 5%

Kehadiran Kuliah minimal 80% dan Praktikum 100%

PERKEMBANGAN PERUNGGASAN DI INDONESIA SEBERAPA besar komoditi peternakan

memberikan kontribusinya terhadap kebutuhan pangan dan gizi rakyat Indonesia ?

Secara umum bahwa konsumsi protein hewani masyarakat kita masih rendah : kontribusi produk peternakan terutama hasil unggas terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun

Data terakhir thn 2009 (Poultry Indonesia, 2009):- Konsumsi telur per kapita satu butir/minggu- Daging ayam dua potong/minggu- Susu setengah gelas/minggu- Ikan 25 kg/tahun.

Jenis ternak yang sampai saat ini menjadi andalan sebagai sumber daging umumnya berasal dari ternak unggas dan sapi potongKeduanya menyumbangkan kontribusi yang sangat dominan dalam penyediaan daging secara nasional karena kedua jenis ternak ini berskala industri

Guna lebih jelasnya sumbangsih produksi daging berbagai jenis ternak dapat dilihat pada Ilustrasi 1 dan 2.

PRESENT STATUS OF LIVESTOCK PRODUCTION…

Beef24%

Sheep6%

Pigmeat9%Horse

0%

Poultry61%

Meat consumption by species, 2005

KONTRIBUSI UNGGAS DALAM PENYEDIAAN DAGING NASIONAL

Sapi18,80%

Dombing

5,08%Babi8,67%Kerbau

& Kuda 1,99%

Unggas65,46%

Dirjenak Deptan, 2006.

Ayam Ras Pedaging : kontribusi terbesar yaitu 70,5%

PRESENT STATUS OF LIVESTOCK PRODUCTION…

0

100

200

300

400

500

600

1970 1973 1976 1979 1982 1985 1988 1991 1994 1997 2000

Pro

du

cti

on

(1

00

0 t

on

s)

Beef Small Rum. Native Chicken Broiler Pig

Meat Production in Indonesia by Type of Animal

GRAFIK POPULASI dan PRODUKSI BROILERTAHUN 1996-2005

100200300400500600700800900

1000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1996 - 2005

Juta

eko

r

PopulasiProduksi

GRAFIK POPULASI LAYER, PRODUKSI DAN KONSUMSI TELUR Tahun 1996 - 2003

3080

130180230280330380430480530580630680

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1996 - 2005 Populasi Layer (juta ekor)

Produksi Telur (ribu ton)

Konsumsi Telur (ribu ton)

Ayam Ras Mulai dipelihara dan dikenal di Indonesia tahun

1950. Dalamsejarah perkembangannya dibagi berbagai

tahapan, sbb : 1. Periode tahun 1950 – 1961 (Tahap

Perintisan) Import bibit anak ayam ras (DOC) komersial. September 1961, Pameran perunggasan di

Istora Senayan Jakarta oleh GAPUSSI.2. Periode tahun 1961 – 1971 (Tahap

Landasan) Dimulai menyusun dan menguji konsep pengembangan unggas

melalui Bimas. Konsep ini, mulai diperkenalkan akhir tahun 1971. Beberapa kejadian pada periode ini adalah sbb

:Kontes dan pameran Unggas Nasional yang diadakan dihalaman samping Istana Merdeka Jakarta, pada bulan Mei 1971.

 

3. Periode tahun 1971 – 1981 (Tahap Pertumbuhan) Pada periode ini berbagai industri perunggasan

telah tumbuh dengan pesatnya, investasi pada industri hulu, industri hilir maupun pada usaha produksi budidaya.

4. Periode tahun 1981 – 1987 (Tahap Konsolidasi) Lahir kebijaksanaan pemerintah 1981 : Keppres

No. 50/1981 (restrukturisasi usaha peternakan ayam dan stabilisasi). Tujuan Keppres ini, yaitu untuk meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan peternak kecil/usaha keluarga.

Untuk memantapkan sasaran stabilisasi pada tahun 1984 ditetapkan Pola Perusahaan Inti Rakyat (PIR) perunggasan.

dikukuhkan SK Menteri Pertanian No. 330/342/Kpts/5/84

Dikeluarkan kebijaksanaan baru berupa Keppres No.22 tahun 1990 tentang pembinaan usaha ternak ayam ras.

Dilengkapi dengan SK Menteri No. 362/Kpts/T.N.120/5/1990, tentang tatacara perizinan usaha peternakan KINAK

   

5. Periode tahun 1988 – 2000 (Tahap Ketangguhan) Langkah konsolidasi masih belum memuaskan

(flustuasi harga)

1988 didirikan organisasi induk perunggasan Dewan Perunggasan Indonesia (Deperindo)

1990 keluar Kepres No 22/1990 mengganti Kepres No 50/1981. Sk Mentan 406 diganti sk Mentan 363/1990

20 Juli 1990 berdiri Forum Komunikasi dan Koordinasi Masyarakat Peternakan Indonesia (Forum Masterindo)

    Perkembangan Populasi Ayam Ras

Pada tahap perintisan hingga tahap landasan (1971), galur yang

diimport adalah dalam bentuk DOC final stock (FS).

Mengikuti perkembangan perunggasan di Indonesia maka pada tahap pertumbuhan, yang diimport adalah DOC Parent Stock (PS) penghasil FS.

Pada masa akhir tahap pertumbuhan (1980) maka bibit yang di import adalah Grand Parent Stock (GPS), penghasil PS.

Hal inilah yang mendorong para investor menjadikan usaha ternak ungggas sebagai industri.