dasar produksi ternak unggas

20
DASAR PRODUKSI TERNAK UNGGAS Oleh Niken Ulupi DEPARTEMEN ILMU PRODUKDI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Upload: laras-ratih-maheswari

Post on 04-Aug-2015

318 views

Category:

Documents


25 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dasar Produksi Ternak Unggas

DASAR PRODUKSI TERNAK UNGGAS

Oleh

Niken Ulupi

DEPARTEMEN ILMU PRODUKDI TERNAK

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 2: Dasar Produksi Ternak Unggas

DASAR PRODUKSI TERNAK UNGGAS

Oleh

Niken Ulupi

Faktor-faktor yang mendasari tingginya produktivitas ternak unggas dapat

dikelompokkan sebagai faktor luar (eksterna) dan faktor dalam (interna). Faktor luar

dapat berupa kondisi lingkungan dimana unggas dipelihara maupun kondisi pakan

yang diberikan dan manajemen pemeliharaan. Sementara faktor dalam berasal dari

kondisi ternak unggas itu sendiri. Sebagian besar faktor interna disumbangkan oleh

mutu genetik unggas dan berfungsinya organ penyusun tubuh. Pengaruh kedua faktor

tersebut terhadap capaian produksi tidak berdiri sendiri, melainkan saling berkaitan.

Sebagai contoh, kecepatan pertumbuhan unggas akan maksimal bila secara genetik

memungkinkan, pakan serta lingkungan pemeliharaan sesuai kebutuhan dan ternak

tersebut dimanage dengan baik.

Secara genetik, unggas ada yang memiliki kemampuan produksi telur tinggi,

produksi daging yang tinggi atau yang termasuk tipe dwi guna, yaitu dapat sebagai

penghasil daging sekaligus penghasil telur. Ketiga tipe unggas/ayam tersebut

membutuhkan jenis pakan, lingkungan dan manajemen pemeliharaan yang berbeda.

Untuk lebih memahami jenis-jenis ayam tersebut, dalam tulisan ini akan diuraikan

terlebih dahulu asal-usul ayam domestik, baru kemudian dijelaskan fungsi biologis

dari beberapa organ penting penyusun tubuh.

ASAL USUL UNGGAS DOMESTIK

Pengertian Unggas

Yang dimaksud dengan unggas adalah sebagian dari bangsa burung yang telah

mengalami proses domestikasi dan mempunyai manfaat bagi manusia terutama

sebagai sumber pangan, yaitu telur dan dagingnya. Sebagai bahan pangan, kualitas

protein dari telur maupun daging unggas tak diragukan lagi, hal tersebut dapat dilihat

Page 3: Dasar Produksi Ternak Unggas

dari nilai NPU (Net protein Utilitation) dari telur dan daging masing-masing sebesar

96% dan 78%. Selain sebagai sumber pangan, unggas dapat bermanfaat sebagai

hiasan, penghasil pupuk, tepung darah maupun tepung bulu. Beberapa contoh unggas

penghasil pangan antara lain adalah ayam, itik, entog, dan burung puyuh, sedangkan

contoh yang termasuk unggas hias ialah ayam kate dan ayam pelung.

Dari pengertian unggas diatas, ada kata domestikasi. Apakah yang dimaksud

dengan domestikasi? Domestikasi adalah suatu proses penjinakan yang berlangsung

dalam waktu lama melalui banyak generasi. Dalam proses domestikasi terjadi

beberapa perubahan mendasar, yaitu perubahan tingkah laku, perubahan seluler,

perubahan hormonal dan pada akhirnya mengalami perubahan produktivitas,

sehingga unggas yang sudah terdomestikasi memiliki ciri dapat berproduksi dan

berkembang biak dengan baik pada lingkungan yang ada.

Klasifikasi Zoologis Unggas

Unggas dalam susunan klasifikasi zoologis termasuk dalam kelas Aves.

Beberapa unggas yang sudah sangat dikenal, berada dalam ordo yang berbeda-beda.

Ayam, puyuh dan kalkun termasuk ordo Galliformes, sedangkan angsa, entog dan itik

termasuk dalam ordo Anseriformes. Ayam dan puyuh dalam klasifikasi tersebut

berjarak dekat karena berada dalam satu famili yaitu Phasianidae. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Klasifikasi Zoologis Ternak Unggas.

Ordo Famili Genus Spesies Nama

Galliformes Phasianidae

Meleagrididae

Gallus

Coturnix

Meleagris

domesticus

coturnix

gallopavo

Ayam

Puyuh

Kalkun

Columbiformes Columbidae Columba livia merpati

Anseriformes Antidae Anser

Cairina

Anas

anser

moschata

plathyrhynchos

Angsa

Entog

Itik

Page 4: Dasar Produksi Ternak Unggas

Kedekatan hubungan tersebut memberikan gambaran bahwa kedua spesies

ternak unggas ini mempunyai beberapa sifat yang serupa dalam budidayanya. Sebagai

contoh, baik ayam maupun puyuh sama-sama peka terhadap serangan penyakit tetelo

(ND), sehingga dalam budidaya kedua ternak tersebut perlu diberi perlakuan

vaksinasi ND.

Ayam termasuk dalam genus Gallus dan spesies domesticus. Saat ini

diperkirakan ada 8600 spesies ayam (Gallus domesticus). Gallus domesticus ini

berasal dari spesies Gallus atau ayam hutan liar. Ada empat macam spesies Gallus,

yaitu Gallus gallus (berasal dari hutan di Cina, Burma, India dan Indonesia), Gallus

lafayettii (berasal dari hutan di Srilangka), Gallus sonnerattii ((berasal dari hutan di

India) dan Gallus varius (berasal dari hutan di Indonesia).

Asal-usul Ayam Domestik

Ayam domestik yang begitu banyak ragamnya diklasifikasikan kedalam kelas

ayam, bangsa, varietas dan strain ayam. Kelas ayam adalah sekelompok ayam yang

berkembang diwilayah geografis tertentu dan mempunyai sifat yang menurun dari

generasi ke generasi beikutnya. Empat kelas ayam yang ditetapkan ialah kelas

Amerika, Inggris, Mediteran dan kelas Asia. Masing-masing kelas terdiri dari

beberapa bangsa ayam.

Bangsa ayam adalah sekelompok ayam dalam kelas tertentu yang mempunyai

persamaan secara anatomis, morfologis maupun fisiologis, dan sifat tersebut

diturunkan ke generasi berikutnya. Bangsa-bangsa ayam yang terkenal dari kelas

Amerika ialah New Hamshire, Rhode Island Red, Wyandote dan Plymouth Rock.

Bangsa ayam dari kelas Amerika ini dapat dikelompokkan sebagai tipe dwiguna.

Bangsa ayam dari kelas Inggris yang terkenal ialah Cornish. Bangsa Cornish

merupakan nenek moyang dari ayam penghasil daging saat ini. Dari kelas Mediteran,

yang terkenal ialah bangsa Leghorn. Ayam ini merupakan penghasil telur

berkerabang putih yang sangat produktif, sedangkan dari kelas Asia dikenal bangsa

Brahma, Cochin dan Langshan.

Page 5: Dasar Produksi Ternak Unggas

Varietas ayam adalah sekelompok ayam dalam satu bangsa tertentu yang

mempunyai perbedaan dalam hal bentuk jengger dan warna bulu. Beberapa bentuk

jengger ayam antara lain ialah strawberry, rose, pea, helmet, single, redcup, leaf,

bentuk V dan horn, seperti dapat dilihat pada Gambar 1.

Adapun strain ayam adalah hasil silang dalam (inbreeding) berturut-turut

dalam beberapa generasi dari beberapa varietas untuk memperoleh tujuan tertentu.

Hasil persilangan yang demikian ini selanjutnya disebut dengan galur murni, sehingga

saat ini dikenal ada strain yang tahan terhadap penyakit tertentu atau ada strain ayam

yang mempunyai bagian dada atau paha yang besar, ada strain ayam dengan

kecepatan petumbuhan yang tinggi, dan lain-lain.

Gambar 1. Beberapa Bentuk Jengger Ayam

Berasal dari beberapa varietas ayam dengan keunggulan sifat masing-masing,

melalui proses persilangan dalam (inbreeding), dewasa ini dibentuk banyak sekali

galur murni yang masing-masing memiliki kelebihan. Setinggi apapun potensi yang

dimiliki oleh seekor ayam, bila tidak didukung oleh faktor yang lain yang

Page 6: Dasar Produksi Ternak Unggas

memungkinkan berfungsinya secara optimal organ-organ penting dalam tubuh, maka

performa yang diharapkan sulit dapat dicapai.

BIOLOGI FUNGSIONAL TERNAK UNGGAS

Tercapainya performa unggas sesuai dengan potensinya tidak terlepas dari

berfungsi atau tidaknya beberapa organ penting penyusun tubuh. Berfungsinya organ

tersebut tentu saja dibutuhkan keterkaitan dengan faktor-faktor lain yang dapat

mempengaruhinya. Tujuan dari bahasan ini adalah agar mahasiswa mengetahui

fungsi beberapa organ penting dan dampaknya bila salah satu organ tersebut tidak

berfungsi dengan baik, sehingga kedepannya, dalam setiap kegiatan/praktik budidaya

selalu diupayakan mengarah pada hal ini.

Sebagai pendahuluan, akan diuraikan beberapa ciri khas dari ternak unggas.

Unggas termasuk ternak yang berbadan relatif kecil. Rangka dalam tubuh unggas

tersusun dari tulang-tulang yang kecil, ringan terapi cukup kuat. Beberapa unggas

memiliki temperamen yang lincah dan cenderung mudah terkejut. Meskipun bertubuh

kecil, unggas memiliki syaraf yang tersusun sempurna, dilengkapi dengan indra

penglihatan dan pendengaran yang tajam. Unggas dapat memilih makanannya dengan

hati-hati. Proses pencernaan pakan berlangsung dengan sempurna dengan waktu yang

relatif singkat (sekitar 15 jam). Ciri terpenting adalah bahwa unggas ini merupakan

salah satu ternak dengan suhu interna yang tinggi, sekitar 105-109oF (41-43

oC).

Dengan suhu tubuh tinggi, maka keharusan bagi peternak menyediakan lingkungan

pemeliharaan dengan suhu rendah, agar organ-organ penting dapat berfungsi normal.

Organ Penutup Tubuh Unggas

Sebagai organ penutup tubuh dari unggas terluar ialah bulu yang tumbuh dan

menempel pada kulit. Fungsi bulu terutama adalah sebagai insulator, yaitu untuk

memelihara panas tubuh. Selain itu, bulu juga berfungsi sebagai pelindung tubuh

terhadap benturan dari luar. Bulu pada bagian sayap juga membantu unggas untuk

terbang. Komponen terbesar dari bulu adalah protein, oleh sebab itu untuk

Page 7: Dasar Produksi Ternak Unggas

pertumbuhan bulu dibutuhkan protein yang cukup dalam pakan yang diberikan.

Disamping hal tersebut kecepatan pertumbuhan bulu ini juga membutuhkan

lingkungan dengan kelembaban udara relatif tinggi dan didukung dengan

berfungsinya kelenjar endokrin tertentu untuk menghasilkan hormon thyroxin.

Kulit unggas tipis dan tidak mempunyai kelenjar keringat. Kulit pada bagian

pangkal ekor mempunyai kelenjar uropigial, yang berfungsi menghasilkan minyak

untuk meminyaki bulunya. Kulit unggas terdiri dari dua lapisan, bagian luar disebut

epidermis dan bagian dalam disebut indodermis. Warna kulit unggas dipengaruhi

oleh pigmen lipochrom dan melanin.

Rangka Unggas

Rangka pada unggas tersusun dari tulang-tulang kecil dan dihubungkan

dengan sendi yang kuat. Fungsi rangka pada unggas antara lain adalah untuk

melekatnya urat daging. Rangka juga berfungsi melindungi organ penting bagian

dalam tubuh, termasuk sumsum tulang dan ruang udara di dalam tulang.

Tulang-tulang ini dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu tulang biasa, tulang

pneumatik dan tulang meduler. Tulang biasa adalah jenis tulang yang didalamnya

berisi sumsum tulang. Tulang pneumatik adalah beberapa tulang yang didalamnya

berisi udara, berfungsi meringankan tubuh saat terbang. Termasuk tulang jenis ini

antara lain ialah tulang humerus, radius, ulna, dan metacarpus. Adapun tulang

meduler adalah jenis tulang yang didalamnya berisi kalsium, sebagai cadangan untuk

kerabang pada proses pembentukan telur. Tulang meduler ini terbentuk beberapa

minggu sebelum ayam betina bertelur. Contoh tulang meduler adalah tulang tibia dan

metatarsus pada ayam betina. Jika disimpulkan maka ketiga jenis tulang tersebut

dimiliki oleh ayam betina yang siap bertelur, sementara pada ayam jantan, jenis

tulang yang dimiliki hanya tulang biasa dan tulang pneumatik. Gambar 2 berikut

adalah gambar rangka pada unggas.

Page 8: Dasar Produksi Ternak Unggas

Urat Daging Unggas

Urat daging pada ternak unggas dilengkapi dengan syaraf dan pembuluh

darah, sehingga bila terjadi kerusakan syaraf, urat daging tersebut akan mengalami

kelumpuhan. Pigmen pada urat daging adalah myoglobin. Konsentrasi pigmen

berbeda pada urat daging bagian dada dan paha. Perbedaan tersebut menyebabkan

daging bagian dada disebut light meat dan urat daging bagian paha disebut dark meat.

Gambar 2. Rangka Unggas

Fungsi urat daging adalah sebagai penutup tulang dan membentuk tubuh,

menghasilkan panas tubuh serta menggerakkan tubuh. Beberapa contoh urat daging

pada unggas ialah urat daging dada (muscullus pectoralis), berfungsi mengangkat dan

menurunkan sayap. Urat daging pada kaki (muscullus pectineus), memungkinkan

ayam dapat tidur dalam keadaan berdiri. Kulit pada unggas juga terdapat urat daging,

yaitu muscullus dermal, yang berfungsi dapat menggerakkan bulu.

Page 9: Dasar Produksi Ternak Unggas

Sistem Pencernaan Unggas

Organ yang berperanan dalam sistem pencernaan unggas, dikatagorikan

sebagai organ utama pencernaan dan organ pembantu pencernaan. Sebagai organ

utama pencernaan dimulai dari :

1. Mulut, pada ternak unggas tidak mempunyai bibir dan gigi, tetapi dilengkapi

dengan paruh,dan lidah yang dapat digunakan unggas untuk mengambil air

minum. Di dalam mulut ini banyak terdapat kelenjar ludah.

2. Esophagus, merupakan saluran yang sangat elastis. Menghubungkan antara

pharink dengan saluran pencernaan selanjutnya, crop dan proventrikulus.

3. Crop (tembolok), adalah tempat menyimpan makanan sementara. Dinding

tembolok ini akan menghasilkan cairan yang dapat melunakkan pakan.

4. Proventrikulus, menghasilkan enzim pepsin dan HCl. Pepsin berfungsi untuk

membantu mencerna protein.

5. Gizzard (perut otot), di dalam saluran ini terjadi pencernaan secara fisik.

Butiran-butiran pakan dihancurkan, karena dinding gizzard ini terdiri dari

urat daging yang sangat tebal, berwarna merah serta dilapisi dengan

epithelium yang juga sangat tebal.

6. Usus halus, pada unggas terbagi menjadi tiga bagian yaitu lipatan duodenum,

yeyenum dan ileum. Ke dalam lipatan duodenum ini dimasukkan enzim

amylase, tripsin dan lipase yang diproduksi oleh pancreas yang berfungsi

membantu proses pencernaan karbohidrat, protein dan lemak.

7. Caecum, berupa dua kantong buntu, yang terletak pada batas antara usus

halus dan usus besar atau rektum.

8. Rektum, berfungsi sebagai tempat menyimpan sementara dan penyerapan air

dari sisa metabolisme pakan, sebelum dikeluarkan dari dalam tubuh.

9. Kloaka, didalamnya terdapat tiga saluran. Yang berhubungan dengan

pencernaan, untuk mengeluarkan feses. Yang berhubungan dengan organ

reproduksi, untuk mengeluarkan telur dan yang berhubungan dengan system

urinari, untuk mengeluarkan urin. Pada unggas urin dan feses keluar bersama,

keduanya disebut ekskreta. Lubang akhir dari kloaka ini disebut vent.

Page 10: Dasar Produksi Ternak Unggas

Adapun organ pembantu dalam sitem pencernaan terdiri dari hati, pancreas

dan limpa. Hati antara lain berfungsi untuk menyimpan glikogen dan menghasilkan

cairan empedu. Hati juga merupakan tempat membersihkan zat makanan sebelum

masuk ke dalam sistem peredaran darah. Selain hal tersebut, hati merupakan tempat

mengubah sisa metabolisme protein menjadi asam urat, yang kemudian dikeluarkan

melalui ginjal.

Pankreas unggas terletak pada lipatan duodenum. Sebagai organ pembantu

pencernaan, pancreas berfungsi menghasilkan enzim amylase, tripsin dan lipase dan

menyalurkannya ke duodenum. Limpa juga berfungsi sebagai organ pembantu

pencernaan yang terletak antara hati, gizzard dan proventrikulus, diduga sebagai

tempat penyimpanan zat besi. Keseluruhan organ dalam sistem pencernaan dapat

dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3. Organ Sistem Pencernaan.

Page 11: Dasar Produksi Ternak Unggas

Sistem Pernafasan Unggas

Sistem pernafasan pada ternak unggas berfungsi dalam menyediakan oksigen,

mengeluarkan karbondioksida dan mengurangi panas tubuh melalui penguapan air

yang disebut dengan panting. Organ sistem pencernaan dimulai dari lubang hidung,

glotis, larynk, trachea (merupakan cincin-cincin tulang rawan), syrink (merupakan

katup fleksibel, bila udara didorong dari paru-paru, maka katub ini akan bergetar dan

menghasilkan suara), bronchi, paru-paru (disini terjadi pertukaran CO2 dari darah

dengan O2 dari udara) dan kantong udara.

Fungsi kantong udara adalah merupakan penghubung antara paru-paru dengan

ruang udara di dalam beberapa tulang. Kantong udara juga dapat meringankan tubuh

dan membantu sistem pernafasan. Selain hal tersebut, di dalam kantong udara

memungkinkan terjadinya difusi air dari darah kemudian dikeluarkan melalui paru-

paru dalam bentuk uap air. Terdapat sembilan kantong udara pada unggas, yaitu

kantong udara interclavicullaris, abdominalis (sepasang), anterior thoracalis

(sepasang), posterior thoracalis (sepasang) dan kantong udara cevicalis (sepasang).

Adapun mekanisme pernafasan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pada saat urat daging perut mengendor, bagian belakang tulang dada

mengarah ke bawah, pada kejadian ini udara dihisap melalui paru-paru masuk

ke dalam kantong udara.

2. Pada saat urat daging perut menegang kembali, tulang dada bagian belakang

mengarah keatas, pada saat ini udara didorong keluar dari kantong udara

abdominallis melalui paru-paru.

Sistem Peredaran Darah Unggas

Fungsi sistem peredaran darah unggas adalah membawa zat makanan dan sisa

metabolisme pakan, CO2 dan O2, air dan hormon dari sel tubuh atau nenuju sel

tubuh. Membantu mengatur suhu tubuh, dan melindungi tubuh terhadap penyakit.

Organ yang berperan dalam sistem peredaran adalah jantung, arteri, kapiler dan vena.

Fungsi masing-masing organ tersebut adalah sebagai berikut :

Page 12: Dasar Produksi Ternak Unggas

1. Jantung, terdiri dari 2 ventrikel dan 2 atrium, masing-masing kiri dan kanan.

Jantung menerima darah kotor dari vena di kepala dan tubuh. Darah tersebut

dipompa ke paru-paru. Di dalam paru-paru, terjadi pertukaran CO2 dan O2.

Darah bersih dari paru-paru kembali ke jantung. Darah bersih ini kemudian

dipompa lewat aorta ke seluruh tubuh.

2. Arteri, merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah dari jantung,

misalnya arteri pulmonalis (membawa darah ke paru-paru), arteri carotis

(membawa darah ke kepala), arteribranchialis (membawa darah ke sayap).

3. Kapiler, merupakan pembuluh darah terkecil yang menghubungkan antara

vena dan arteri. Di dalam kapiler ini terjadi pertukaran CO2 dan O2.

4. Vena, merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah ke jantung,

misalnya : vena jugularis (membawa darah dari kepala), vena postcava

(membawa darah dari tubuh) dan vena branchialis (membawa darah dari

sayap menuju jantung).

Gambar berikut disajikan agar lebih mudah dalam memahai uraian diatas.

Gambar 4. Mekanisme Sistem Peredaran.

Page 13: Dasar Produksi Ternak Unggas

Sistem Reproduksi dan Pembentukan Telur

Organ pada sistem reproduksi unggas jantan adalah testis (berfungsi

memproduksi spermatozoa), vas deferens (berfungsi menyalurkan sperma), vesikel

seminalis (menghasilkan cairan semen) dan kloaka (lubang tempat keluarnya sperma

dari tubuh ayam jantan), dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 5. Organ Reproduksi Ayam Jantan.

Adapun pada unggas betina, organ reproduksinya terdiri dari ovarium dan

oviduct. Ovarium berfungsi menghasilkan sel telur, sedangkan oviduct adalah saluran

reproduksi ayam betina. Oviduct ini terdiri dari beberapa bagian yang berbeda

fungsinya dalam proses pembentukan telur.

Bagian oviduct secara berurutan dapat dilihat pada gambar dibawah :

Gambar 6. Ovari dan Oviduct Unggas Betina

Page 14: Dasar Produksi Ternak Unggas

Fungsi dari bagian-bagian saluran reproduksi unggas betina ini berkaitan

langsung dengan proses pembentukan telur yang secara ringkas diuraikan sebagai

berikut :

1. Semenjak anak ayam menetas, terdapat dua organ reproduksi. Selanjutnya

yang berkembang dan berfungsi pada umumnya adalah bagian kiri.

2. Pada saat unggas betina beumur sekitar 5-6 bulan, organ reproduksi

mengalami pematangan, yang kemudian ditandai dengan masak kelamin.

3. Sel telur (ovum) diproduksi oleh ovary. Setelah sekitar 9-10 hari, maka ovum

tersebut siap diovulasikan. Proses pembesaran dan pematangan ovum ini atas

peran dari hormon FSH (Folicle Stimulating Hormon), sedangkan proses

ovulasi terjadi karena peran dari hormon LH (Lutheneizing Hormon). Ovulasi

adalah proses lepasnya ovum dari ovarium. Ovulasi ini terjadi di daerah

stigma, yaitu bagian dari sel telur yang tidak terdapat pembuluh darah.

4. Pada saat ovulasi, ovum ditangkap oleh infundibulum. Infundibulum adalah

bagian paling atas dari oviduct yang bentuknya seperti corong. Panjang

infundibulum 9 cm, dan ovum berada disini sekitar 15-30 menit.

5. Dari infundibulum, ovum bergerak secara peristaltik menuju magnum.

Panjang magnum sekitar 33 cm dan berada di magnum sekitar 3 jam. Sel-sel

pada dinding magnum memproduksi putih telur kental (albumen).

6. Selanjutnya bergerak ke isthmus, yang panjangnya sekitar 1 cm dan selama

1,25-1,50 jam berada di isthmus. Disini diberi tambahan dua selaput telur dan

garam-garam mineral. Disamping itu juga terjadi plumping fluid, yaitu

penambahan air untuk mengencangkan isi telur.

7. Penambahan kerabang terjadi di bagian uterus, panjangnya 10-12 cm. Proses

pembentukan kerabang antara 18-20 jam. Setelah kerabang telur terbentuk,

maka diberi tambahan selaput lilin yang disebut kutikula.

8. Selanjutnya telur menuju vagina yang panjangnya sekitar 12 cm dan hanya

beberapa saat disini. Di vagina terjadi oviposition, selanjutnya di keluarkan

melalui kloaka.

Page 15: Dasar Produksi Ternak Unggas

9. Sekitar 15-40 menit setelah telur dikeluarkan dari tubuh induk, terjadi ovulasi

ovum berikutnya.

Sistem Hormonal

Organ pada unggas yang berperan dalam sistem hormonal adalah kelenjar

endokrin. Kelenjar endokrin ini tidak mempunyai saluran khusus, sehingga zat yang

disekresikannya langsung masuk pembuluh darah. Zat tersebut dinamakan hormon

dan secara umum berfungsi sebagai perangsang aktifitas tubuh. Kerja dari hormon ini

sangat spesifik, dan dperlukan oleh tubuh hanya dalam jumlah sedikit.

Beberapa organ yang berfungsi sebagai kelenjar endokrin dan hormon yang

diproduksi serta fungsinya diuraikan sebagai berikut :

1. Hipofisa, disebut sebagai master of endocrine, karena beberapa hormon yang

diproduksi berfungsi untuk mengaktifkan kelenjar endokrin yang lain seperti

tyrotropin (mengaktifkan kelenjar thyroid), gonadotropin (FSH dan LH, yang

mengaktifkan testis dan ovary untuk menghasilkan hormone estrogen dan

androgen), dan adrenotropin (mengaktifkan kelenjar adrenal), ketiganya

diproduksi oleh hypofisa bagian anterior. Selain hormon tersebut, hipofisa

anterior juga menghasilkan hormon somatotropin (berfungsi menggertak

pertumbuhan) dan hormon prolaktin (berfungsi sebagai broodiness). Hipofisa

posterior menghasilkan hormon oxytocin yang berfungsi dalam oviposition.

2. Paratyroid, memproduksi parathormon yang berfungsi meningkatkan kadar

Ca dalam darah.

3. Thyroid, menghasilkan thyroxin yang berfungsi dalam pertumbuhan bulu,

meliputi pigmentasi, struktur bulu dan proses moulting.

4. Thymus, menghasilkan hormon thymic, berfungsi sebagai lymphositosis yaitu

pematangan sel lymphosit (sel T) untuk kekebalan tubuh.

5. Pankreas, menghasilkan hormon insulin dan glucagon, yang fungsinya adalah

mengontrol kadar gula dalam darah. Insulin menurunkan, sedangkan glucagon

meningkatkan.

Page 16: Dasar Produksi Ternak Unggas

6. Adrenal, menghasilkan hormon adrenalin (fearhormon), yang berfungsi

mengatur metabolisme karbohidrat dan meningkatkan denyut jantung pada

saat stres.

7. Bursa fabrisius, menghasilkan bursalhormon, yang berfungsi mengatur

pematangan sel lymphosit (sel B) untuk pembentukan antibodi.

Dari segi budidaya, sangat penting mengatur cahaya untuk merangsang

sekresi hormon, agar pertumbuhan, kesehatan dan produksi telur dapat dicapai sesuai

dengan potensi genetik yang dimiliki unggas.

Sistem Ketahanan Tubuh Unggas

Pentingnya mempelajari sistem kekebalan tubuh ini adalah untuk menghindari

semua praktik atau kegiatan yang menyebabkan melemahnya daya tahan tubuh

unggas, sehingga ternak yang dipelihara mudah sakit dan produktivitas tinggi yang

diharapkan tidak tercapai. Penyebab sakit pada ternak adalah karena terinfeksi

mikroorganisme pathogen atau penyebab yang non infectious (stress, manajemen

tidak baik, defisiensi nutrisi). Meskipun demikian, tidak semua ternak menjadi sakit

karena terinfeksi mokroorganisme pathogen ataupun karena hal lain. Hal tersebut

tergantung pada seberapa tinggi sistem ketahanan tubuhnya.

Mekanisme ketahanan tubuh pada unggas dapat terjadi secara fisik maupun

sistem imonological. Pada mekanisme secara fisik, yang berperanan adalah kulit,

asam dalam proventrikulus dan mucus serta silia pada saluran pernafasan. Yang

berperanan dalam mekanisme ketahanan tubuh dengan sistem imonological adalah

bursa fabrisius, thymus dan sel-sel lymphoid dalam saluran pencernaan.

Kemampuan tubuh untuk bertahan dan menanggulangi infeksi suatu penyakit

disebut dengan istilah kekebalan (immunity). Yang berperanan dalam immunitas

adalah sel darah putih lymphocytes yang terdapat dalam darah, saluran getah bening

yang menghubungkan kelenjar-kelenjar getah bening dan tenunan lymphoid perifer

(limfa dan tenunan lymphoid yang terdapat pada usus).

Page 17: Dasar Produksi Ternak Unggas

Pada ternak dewasa, tenunan lymphoid perifer ini terdapat campuran sel T dan

sel B. Zat kebal yang dihasilkan sel B adalah antibodi, sedangkan yang dihasilkan sel

T adalah limphokines yang merupakan cell mediated.

Unggas memperoleh kekebalan bisa dengan aktif maupun pasif, bisa secara

alami maupun buatan. Anak ayam/unggas yang baru menetas memperoleh kekebalan

alami secara pasif dari induknya yang disebut dengan maternal immunity. Upaya agar

ayam memperoleh kekebalan secara aktif, maka pada kegiatan budidaya dilakukan

vaksinasi. Vaksin adalah bibit penyakit yang dimasukkan kedalam tubuh ternak. Ada

dua jenis vaksin yaitu lived, artinya bibit penyakit yang dimasukkan ke dalam tubuh

dalam kondisi hidup, tetapi dilemahkan dan killed adalah bibit penyakit yang

dimasukkan ke dalam tubuh sudah dimatikan.

PENENTUAN KARAKTER TERNAK

Sebagai bagian akhir dari bahasan materi Dasar Produksi Ternak Unggas

adalah mengenai penentuan karakter ternak. Fungsi fisiologis organ penting dalam

tubuh yang normal dapat dilihat dari tampilan ternaknya. Melalui praktik langsung,

maka mahasiswa dapat memprediksi bagaimana fungsi organ tubuh unggas dari ciri-

ciri atau karakter tertentu yang ada, sehingga dapat menentukan apakah seekor

unggas itu sehat? Apakah unggas tersebut produktivitasnya tinggi? Apakah seekor

unggas jantan mampu berfungsi sebagai pejantan yang baik?

Seekor ayam dikatakan sehat, bila memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Kondisi bagian kepala, mata bersinar cerah. Jengger dan pial berwarna merah,

lunak dan mengkilat.

2. Konformasi tubuh, tidak ada cacat.

3. Kondisi bulu, dari bulu kepala sampai bulu kaki, bersih dan mengkilat.

Untuk menilai produktivitas petelur, bisa dibedakan tampilan antara unggas

yang berproduksi tinggi dan yang rendah. Beberapa kriteria yang membedakan dapat

dilihat pada tabel berikut :

Page 18: Dasar Produksi Ternak Unggas

Tabel 2. Karakter Penentu Produktivitas Petelur.

Karakter Tinggi Rendah

Jengger Besar, merah,halus/licin Kecil, kusam, kasar

Vent Besar, oval, lembab Kecil, kering

Tulang pubis Jarak ≥ 2 jari Jarak < 2 jari

Tulang dada Jarak ≥ 3 jari dengan tulang pubis Jarak < 3 jari dari tulang pubis

Shank/ceker Warna pucat Warna kuning

Karakter penentu vigoritas pejantan dapat dilihat dari tingkah laku dan

konformasi tubuhnya. Seekor pejantan yang berkualitas, sering kali terlihat aktif dan

agresif serta bersuara ribut dengan konformasi tubuh yang tegap dan tidak terdapat

bagian tubuh yang cacat.

Ayam broiler pada periode finisher yang siap dipanen ataupun ayam dewasa

dapat dibedakan mana yang jantan dan betina. Hormon yang dihasilkan kelenjar

endokrin dapat terlihat pada ciri penentu. Bila testis dan ovary sebagai kelenjar

endokrin berfungsi dengan baik, maka ayam jantan dan betina mudah untuk

dibedakan berdasarkan ciri-cirinya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3

berikut ini :

Tabel 3. Karakter Penentu Jenis Kelamin Unggas.

Karakter Jantan Betina

Jengger Besar, merah Kecil, agak pucat

Konformasi tubuh Tinggi, besar Lebih rendah & kecil

Kulit Kasar Halus

Bentuk bulu Panjang dan lancip Lebih pendek & bulat

Ukuran tulang Panjang Lebih pendek

Adapun menentukan jenis kelamin anak ayam umur sehari atau day old

chicken (doc) dapat berdasarkan bentuk genital unggas melalui metode vent sexing

atau berdasarkan kecepatan tumbuh bulu sayap primernya, yaitu dengan metode

Page 19: Dasar Produksi Ternak Unggas

autosex. Ada sembilan bentuk genital baik pada ayam jantan maupun betina umur

sehari. Pada ayam jantan bentuknya agak bulat, sedangkan pada ayam betina sedikit

pipih. Yang mudah dilakukan adalah membedakan berdasarkan metode autosex. Pada

ayam betina bulu sayap primer lebih panjang dari bulu penutup sedangkan pada anak

ayam jantan, bulu sayap primer sama panjang atau lebih pendek dari bulu penutup,

seperti terlihat pada gambar berikut :

Gambar 7. Bulu Sayap Primer Pada Anak Ayam Umur Sehari

Page 20: Dasar Produksi Ternak Unggas