laporan pk coklat

12
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman kakao (theobroma cacao L.) merupakan tanaman perkebunan famili streuliaceae yang menghasilkan biji-bijian, dapat digunakan untuk bahan baku pembuatan minuman, campuran gula atau jenis makanan lainnya. Tanaman ini berasal dari hutan Amerika Selatan yang semula diusahakan oleh penduduk Maya dan orang India Aztec. Tanaman kakao tumbuh subur di hutan dan dataran rendah serta hidup di bawah naungan pohon-pohon yang tinggi di daerah aslinya. Tanaman ini masuk ke Indonesia pada abad ke 17 dan 18 yang dibawa oleh bangsa Spanyol yang ditanam di daerah Kepulauan Sangir (Siregar, Riyaldi dan Nuraini, 2000). Kebutuhan kakao yang terus meningkat untuk Industri yang menuntut peningkatan produktifitas melaui pengembangan dan pemeliharan tanaman yang intensif dan efisien. Oleh karena itu pengembangan tanaman Kakao diarahkan untuk mencapai tingkat produktifitas yang tinggi secara berkesinambungan. Salah satu aspek yang perlu dibina secara terus menerus, untuk dapat. menunjang produktifitas adalah pembibitan tanaman itu sendiri. Pembibitan yang baik diharapkan dapat menghasilkan tanaman dengan pruduktifitas yang tinggi dan menghasilkan mutu produk yang baik (Siregar dkk, 2000). Salah satu cara penyediaan bibit bermutu ialah dengan memperhatikan media tanam dan pemupukan yang sesuai. Pupuk bokashi sangat sesuai dipakai sebagai pencampuran media tanam. Pada umumnya, tanah untuk pembibitan adalah tanah yang subur atau campuran tanah dan bokashi pupuk kandang dengan perbandingan 3:1 (Direktorat Jenderal perkebunan, 1992) kan tetapi belum diketahui dengan 1

Upload: fahmi

Post on 25-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangTanaman kakao (theobroma cacao L.) merupakan tanaman perkebunan famili streuliaceae yang menghasilkan biji-bijian, dapat digunakan untuk bahan baku pembuatan minuman, campuran gula atau jenis makanan lainnya. Tanaman ini berasal dari hutan Amerika Selatan yang semula diusahakan oleh penduduk Maya dan orang India Aztec. Tanaman kakao tumbuh subur di hutan dan dataran rendah serta hidup di bawah naungan pohon-pohon yang tinggi di daerah aslinya. Tanaman ini masuk ke Indonesia pada abad ke 17 dan 18 yang dibawa oleh bangsa Spanyol yang ditanam di daerah Kepulauan Sangir (Siregar, Riyaldi dan Nuraini, 2000).

Kebutuhan kakao yang terus meningkat untuk Industri yang menuntut peningkatan produktifitas melaui pengembangan dan pemeliharan tanaman yang intensif dan efisien. Oleh karena itu pengembangan tanaman Kakao diarahkan untuk mencapai tingkat produktifitas yang tinggi secara berkesinambungan. Salah satu aspek yang perlu dibina secara terus menerus, untuk dapat. menunjang produktifitas adalah pembibitan tanaman itu sendiri. Pembibitan yang baik diharapkan dapat menghasilkan tanaman dengan pruduktifitas yang tinggi dan menghasilkan mutu produk yang baik (Siregar dkk, 2000). Salah satu cara penyediaan bibit bermutu ialah dengan memperhatikan media tanam dan pemupukan yang sesuai. Pupuk bokashi sangat sesuai dipakai sebagai pencampuran media tanam. Pada umumnya, tanah untuk pembibitan adalah tanah yang subur atau campuran tanah dan bokashi pupuk kandang dengan perbandingan 3:1 (Direktorat Jenderal perkebunan, 1992) kan tetapi belum diketahui dengan pasti berapa perbandingan media tanam yang tepat untuk mendapadapatkan pertumbuhan bibit tanaman kakao yang baik.1.2 Tujuan PraktikumPraktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara perawatan dan dosis pupuk yang tepat untuk tanaman coklat dan pisang sehingga menghasilkan produksi tanaman kakao .

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Botani Tanaman Kakao 2.1.1 .SistematikaTanaman kakao adalah tanaman yang menumbuhkan bunga dibatang atau cabang, untuk itu tanaman kakao digolongkan menjadi kelompok tanaman Claulifloris (Siregar dkk 2000).Secara sistematis tananian dapat di klasifikasikan sebagai berikut (Susanto, 1994):Kingdom : PlantaeDeyision : SpermatophytaClass: DicotyledoneaeOrdo: MalvaiesFamily: MerculiaceaeGenus: TheobromaSpecies: Theobroma cacao L.2.1.2 Morfology Tanaman Kakao.

Tanaman kakao dapat tumbuh sampai dengan ketinggian 8-10 m dari permukaan tanah. Tanaman kakao mempunyai kecendrungan tumbuh lebih pendek bila ditanam pohon pelindung. Diawal pertumbuhannya tanaman kakao yang diperbanyak melaui biji akan menumbuhkan cabang primer. Letak cabang

primer itu disebut Jorguette, yang tingginya dari tanah 1-2 m. Ketinggian jorguette yang ideal adalah 1, 2-1,5 m agar tanaman dapat menghasilkan tajuk yang baik dan seimbang (Siregar dkk., 2000).Tanaman kakao mempunyai daun yang sederhana. Pada batang dan cabang autotrop, dan cabang lateral, warna daun tergantung pada varietas tanman yaitu dari hijau pucat atau kemerah-merahan sampai merah tua. Daun-daun muda dilindungai oleh stipula pada basis dari tangkainya yang segera akan gugur bila daun telah dewasa. Daun myang berada dibawah naungan berukuran lebih lebar dan warnanya lebih hijau dari pada daun yang mendapat cahaya penuh (Wood dan Lass, 1985).Kakao adalah tanaman yang surface root feeder, artinya sebagian besar akar lateralnya (mendatar) berkembang dekat permukaan tanah, yaitu pada kedalaman tanah 0-30 cm. Menurut Himme (Cit, Smith, 1960) 50 % akar lateral tumbuh pada kedalaman 0-10 cm, 26% pada kedalaman 11-20 cm, 14% pada kedalaman 21-30 cm dari permukaan tanah. Jangkauan jelajah akar lateral dinyatakan jauh diluar proyeksi tajuk.Tanaman kakao bersifat kaulifori, artinya bunga tumbuh dan berkembang dari bekas ketiak daun pada batang dan cabang. Tempat tumbuh bunga tersebut semakin tua semakin membesar dan menebal atau biasa disebut dengan bantalan bunga (Cushion)Warna buah kakao sangat beragam, tetapi pada dasarnya hanya ada dua macam warna. Buah yang ketika muda berwarna hijau agak putih jika sudah

masak berwarna kuning. Sementara itu, buah yang ketika muda berwarna merah, setalah masak berwama jingga (Orange).Kulit buab memilliki 10 alur dalam dangkal yang tedetak berselang seling. Buah akan masak setelah berumur enam bulan, pada saat itu ukurannya beragam, dari panjang 10 hingga 30 cm, tergantung pada faktor lingkungan selama perkembangan buah.2.2 Fisiologi Tanaman Kakao2.2.1Fotosintesis.Habitat asli tanamn kakao adalah hutan tropis basah dan tumbuh dibawah naungan tanaman hutan. Didalam teknik budidaya yang baik, sebagian sifat habitat aslinya tersebut masih dipertahankan, yaitu dengan memberi naungan secukupnya. Ketika tanaman masih muda, intesitas naungan yang diberikan cukup tingggi , selanjutnya dikurangi secara bertahap seiring semakin tuanya tanaman atau tergantung pada berbagai faktor tumbuh yang tersedia.Masih dipertahankan pemakaian naunagan pada budidaya kakao yangdisebabkan oleh tingkat kejenuhan cahaya untuk fotosisntesis relatif rendahAlvim (1997) mernbuktikan fotosintesis padas intesitas cahaya sekitar 60 % daripenyinaran langsung.'2.2.2Perkembangan Akar.Pada awal perkembangan benih, akar tunggang tumbuh cepat dari panjang 1 cm pada umur satu minggu mencapai 16-18 cm pada umur satu bulan, dan 25 cm pada umur Tiga bulan. Setelah itu laju pertumbuhannya menuru dan untuk itu mencapai panjang 50 cm memerlukan waktu dua tahun. Kedalam akar tunggang

menembus tanah dipengaruhi keadaan air tanah dan struktur tanah. Akar kakao dewasa mencapai kedalaman 1,0 - 1,5 m.

2.3 Syarat Tumbuh

2.3.1 IklimIklim merupakan faktor yang meliputi curah hujan, suhu, kelembaban udara, penyinaran matahari dan kecepatan angin. Iklim mempengaruhi produksi pertumbuhan dan produksi kakao. Karena itu, unsur ini perlu diperhatikan dalam membuat penilaian lahan lahan. Alvim (1977) menunjukkan bahwa keragaman prodeuksi kakao dari tahun-ketahun lebih ditentukan oleh sebaran curah hujan dari padsa unsur iklim yang lain.Menurut Siregar dkk. (2000) daslam pertumbuhan dan perkembangan tanaman kakao membutuhkan curah hujan 1,100 s/d 3000 mm per tahun dengan penyebaran merata sekitar 1,500 mm per tahun dengan penyebaran merata sepanjang tahun, bulan kering tidak boleh lebih dari jtiga bulan. Selanjutnya Susanto, (1994) menambahkan bahwa tipe iklim yang baik untuk tanaman kakao adalah tipe iklim A ( Menurut Koppen) B (menurut Schmidt dan Ferguson).Suhu yang dikehendaki untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman kakao berkisar 15-300C tiap harinya atau suhu optimum 25,5 C dan kelembaban udara relatif konstan sekitar 80% (Susanto, 1994), suhu berpengaruh besar terhadap pertumbulian dau flush, pembungaan dan kerusakan daun. Suhu yang cocok atau sesuai untuk tanaman kakao, ialah maksimum berkisar 18-21C (Syamsulbahri)Menurut Siregar dkk.( 2000) tanaman kakao tergolong tanaman C3 yang mampu berfotosintesis pada suhu daun yang rendah. Fotosintesis maksimum diperoleh pada saat penerimaan cahaya pada tajuk sebesar 20 % pencahayaan penuh. Lama penyinaran matahari bagi kakao yang berumur 12-18 bulan berkisar 30-60 % dari sinar penuh, sedangkan untuk tanaman kakao yang menghasilkan meghendaki lama penyinaran cahaya matahari 50-75 % dari sinar matahari penuh. (Syamsulbahri 1996).2.3.2 Tanah.Susanto (1994) menyatakan bahwa tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman kakao memiliki sifat-sifat yaitu: tebal lapisan tanah (Solum) minimum 90 cm dan cukup gembur, banyak mengandung humus dan bahan organik terutama lapisan atas (sampai kedalaman 25 cm dari permukaan tanah) memiliki kadar hara yang tinggi dan dalam keseimbangan yang baik, memiliki pH tanah optimum 6,0 7,5 dan mengandung cukup udara dan air.Tekstur tanah ,yang baik untuk untuk tanam kakao lempung liatberpasir dengan komposisi 30-40 % fraksi liat, 50 % fraksi pasir dan 10-20 %fraksi debu. Tekstur tanah yang demikian akan mempengaruhi ketersediaanair dari hara eraksi tanah (Siregar dkk, 2000).Hasil penelitaian di Jawa Barat menunjukkan baliwa tekstur tanah nyata mempengaruhi daya dukung terhadap kakao. Semakin tinggi kadar lempungnya, semakin rendah daya dukungnya terhadap pertumbuhan tanaman kakao (Hardjowigono, 1987).BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN3.1 Bahan dan Alat penelitian 3.1.1 Bahan-bahan1.Bibit

- Bibit Coklat 2. Alat-AlatUntuk menunjang pelaksanaan praktikum ini, digunakan antara lain cangkul. handsprayer (volume 1 liter) gembor, dan peralatan lain yang mendukung praktikum.3.2 Metode Praktikum3.2.1Tempat dan Waktu PraktikumPraktikum ini dilaksanakan di lapangan geuleumpang minyuek Pertanian universitas Jabal Ghafur Kecamatan Bandar Dua Kabupaten Pidie Provinsi Aceh, dengan ketinggian 13 m DPL mulai bulan April 2012 sampai dengan selesai.3.2.2 PemeliharaanTindakan pemeliharaan bibit yang diperlukan meliputi penyiraman, pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit sampai berumur 2 bulan, penyiraman dilakukan pada sore hari. Penyiraman dilakukan secukupnya, tidak kurang dan tidak lebih, penyiraman dianjurkan menggunakan sprayer atau gembor yang memiliki ukuran atau takaran.1. Bibit perlu dipupuk agar pertumbuhannya kuat.2. Bibit perlu dilindungi dari serangan hama dan penyakit. Hama yangsering menyerang bibit kakao antara lain, belalang, berbagai macam ulat, siput (bekicot) dan kutu. Hama bisa dikendalikan secara manual dan dapat 3. Penyakit yang sering menyerang bibit kakao adalah bermacam-macam jamur, seperti fusarium, phytoptorr., dan colletotrichum. Penyakit ini bisa dikendalikan dengan fungisida yang dianjurkan, penyebaran hama penyakit perlu dicegah dengan cara memisahkan bibit yang terserang dan jika perlu dimusnahkan. Tindakan sanitasi plot dan sekitarnya perlu selalu dilakukan agar tercipta lingkungan yang sehat.4. Penyiangan tumbuhan pengganggu bisa dilakukan secara manual, tetapi teratur, gulma, baik yang tumbuh didalam polibag maupun yang tumbuh diluar polibag harus harus disiangi.3.4.Pelaksanaan Praktikum3.5.PengamatanKomponen pertumbuhan yang diamati meliputi: 1. Tinggi tanaman/ bibit.

Tinggi bibit diukur dengan memakai meteran yang dinyatakan dalam satuan cm. Pengukuran bibit dimulai dari permukaan tanah dalam polibag yang diberi tanda sampai pada titik lumbuh. Pengamatan dilakukan 3 kali yaitu pada bibit berurnur 20,40 dan 60 hari setelah semai.2.Jumlah DaunJumlah daun dihitung sebanyak 3 kali yaitu pada saat tanaman berumur 20,40 dan 60 hari setelah semai, dinyatakan dalam satuan helai.3.Panjang DaunPanjang daun diukur dengan memakai tali meteran yang dinyatakan dalam satuan centi meter. Panjang daun diukur dari pangkal sampai ke ujungnya.4.Lebar DaunLebar daun diukur dengan menggunakan meteran yang dinyatakan dalam satuan sentimeter, dari ukur dari tepi daun sampai tepi kanan bagaian tengah daun.5.Diameter Batang BibitDiameter batang bibit diukur dengan menggunakan jangka sorong yang dinyatakan dalam satuan meli meter, diameter bantang diukur 5 cm dari permukaan tanah dalam polybag.DAFTAR PUSTAKAAAK. 1986. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. Kanasius Yogyakarta 218 hlm.Alvim, 1997, P.de T,. Some Physiological Stydies at The Inter america cacao Centre, Cacao 2.Bchman, H,0 dan N.C Brandy. Ilmu Tanah ( Terjemahan Soegiman) Bharatara Karya Aksara, Jakarta. 788 hlm.Direktorat Jendral Perkebunan. 1992. Petunjuk Tehiis Budidaya Kakao. Direktorat Bina Produksi.Dwijosepoetro, D. 1990. Pengantar Fisikologi Tumbvhan. P.T. Gramadia , Jakarta. 232 hlm.Hakim N.M.Y. Nyakpa., A.M. Lubis., S.G. Nugroho., M.R. Soul., Diha., Go Ban Hong dan H. H Baily. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. 488 hlm.Hardjono A. 1988. Efektifitas pupuk Fosfat Untuk Tanaman kakao Pada Tanah Masam. Menara perkebunan 56 (2): 38-4Harjadi MM. Sri Setyati. Pengantar Agronomi. PT. Gramadia, Jakarta. 197. HlmSiregar. T. H., S. Riyadi, L. Nuraeni. 2000. Budidaya Pengolahan dan Pemasaran Coklat. Penebar Swadaya, Jakarta. 170 hlm.Susanto, H. 1994, Budidaya, Pengolahan Hasil Coklat dan Aspek Ekonominya. Kanisius, Yokyakarta, 130 hlm.Susanto, H. 1994, Budidaya, F. X. 1994, Tanaman Kakao, Budidaya danPengolahan Hasil. Kanisius, Yokyakarta, 156 hlm.

Syamsulbahri.1996. Bercocok Tanam Perkebunan Tahunan. Gajah Mada university Press, Yogyakarta. 318 hlm.Wood, G.A.R. 1975, Cacao, London: Longman 1975. Cacao Tropical Agricultur Series, 3 Ed., London.

1