laporan pk kelompok 5 hematoonko 2015 fix

24
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu Patologi Klinik adalah ilmu kedokteran yang mempelajari metode, teknik dan interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium, atas berbagai bahan dari pasien (darah, urin, tinja, cairan tubuh dan lain-lain) dengan tujuan untuk menunjang/ menegakkan diagnosis, menyingkirkan diagnosis, menentukan perjalanan penyakit, dan pemeriksaan penyaring. 1 Tes hematologi merupakan pemeriksaan laboratorium yang sering diminta karena merupakan salah satu pemeriksaan penyaring dan dapat membantu menegakkan diagnosis serta memantau penanganan pasien. Dalam Tes hematologi dilakukan pengambilan darah. 1,2 Pengambilan darah di laboratorium sering diasumsikan dengan nama flebotomi. Flebotomi (bahasa inggris: phlebotomy) berasal dari kata Yunani phleb dan tomia. Phleb berarti pembuluh darah vena dan tomia berarti mengiris/ memotong (cutting). Dahulu dikenal istilah venasectie (Belanda), venesection atau venisection (Inggris). Jadi tidaklah tepat karena flebotomi sebenarnya diarahkan pengambilan darah dengan cara vena seksi (vena section) dan tidak sempit maknanya juga karena mencakup darah vena, kapiler dan darah arteri. 2

Upload: andi-ferdy-saputra

Post on 12-Jan-2016

36 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kedokteran

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan PK Kelompok 5 HematoOnko 2015 FIX

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu Patologi Klinik adalah ilmu kedokteran yang mempelajari metode,

teknik dan interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium, atas berbagai bahan dari

pasien (darah, urin, tinja, cairan tubuh dan lain-lain) dengan tujuan untuk

menunjang/ menegakkan diagnosis, menyingkirkan diagnosis, menentukan

perjalanan penyakit, dan pemeriksaan penyaring.1

Tes hematologi merupakan pemeriksaan laboratorium yang sering diminta

karena merupakan salah satu pemeriksaan penyaring dan dapat membantu

menegakkan diagnosis serta memantau penanganan pasien. Dalam Tes hematologi

dilakukan pengambilan darah. 1,2

Pengambilan darah di laboratorium sering diasumsikan dengan nama

flebotomi. Flebotomi (bahasa inggris: phlebotomy) berasal dari kata Yunani phleb

dan tomia. Phleb berarti pembuluh darah vena dan tomia berarti mengiris/

memotong (cutting). Dahulu dikenal istilah venasectie (Belanda), venesection atau

venisection (Inggris). Jadi tidaklah tepat karena flebotomi sebenarnya diarahkan

pengambilan darah dengan cara vena seksi (vena section) dan tidak sempit

maknanya juga karena mencakup darah vena, kapiler dan darah arteri. 2

Pengambilan darah umumnya adalah spesimen darah yang berasal dari vena

dan kapiler, Pengambilan darah selain bertujuan mengambil darah secara aman,

juga harus memperhatikan etika dalam berkomunikasi dengan pasien, oleh sebab

itu perlunya penjelasan petugas kepada pasien agar pasien merasa tenang saat

akan dilakukan pengambilan darah. Petugas pengambilan darah pun harus

menggunakan alat pelindung diri, agar terlindung dari resiko penularan penyakit

infeksi melalui darah.2,3

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali

tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang

dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil

metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.

Page 2: Laporan PK Kelompok 5 HematoOnko 2015 FIX

Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo atau hemato

yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.4,5

Darah merupakan salah satu cairan yang sangat penting yang juga sebagai

cairan terbesar dalam tubuh. Darah yang diedarkan melalui pembuluh darah, yang

banyaknya pada orang dewasa kurang lebih 5 liter ini, dapat mengalir karena

kinerja pompa jantung. Darah dialirkan keseluruh tubuh karena fungsinya yang

khusus yaitu sebagai sistem transportasi. Darahlah yang berjasa membawa

oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Selain fungsi utamanya

sebagai pembawa dan pengedar oksigen dan nutrisi bagi tubuh, darah juga

berperan penting dalam menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh dengan

menjaga Ph tetap seimbang dan sebagai bagian dari sistem perlindungan tubuh

karena di dalam darah juga terdapat leukosit atau sel darah putih yang berperan

dalam sistem imun tubuh.4,6

Darah agak lebih sedikit kental dan lengket dibandingakan air. Darah

manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah

tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh

hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi

dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul

oksigen.6

Hemostasis adalah kemampuan alami untuk menghentikan perdarahan pada

lokasi luka oleh spsasme pembuluh darah, adhesi, trombosit dan keterlibatan aktif

faktor koagulasi, adanya koordinasi dari endotel pembuluh darah, agregasi

trombosit dan aktivitas jalur koagulasi. Fungsi utama mekanisme koagulasi adalah

menjaga keenceran darah (blood fluidity) sehingga darah dapat mengalir dalam

sirkulasi dengan baik, serta membentuk thrombus sementara atau hemostatic

thrombus pada dinding pembuluh darah yang mengalami kerusakan (vascular

injury).4,6

1.2 Tujuan Praktikum

Page 3: Laporan PK Kelompok 5 HematoOnko 2015 FIX

1.2.1 Bleeding Time (BT)

Untuk mengetahui aktivitas pembekuan darah.

1.2.2 Clotting Time (CT)

Untuk mengetahui aktivitas faktor pembekuan darah terutama yang

membentuk tromboplastin dan faktor pembentuk trombosit.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bleeding TimeBleeding time (masa pendarahan) Terjadinya perdarahan berkepanjangan

setelah trauma superfisial yang terkontrol, merupakan petunjuk bahwa ada

defisiensi trombosit. Masa perdarahan memanjang pada kedaan

trombositopenia (<75.000 mm3), penyakit Von Willbrand, sebagian besar

kelainan fungsi trombosit dan setelah minum obat aspirin.

Pembuluh kapiler yang tertusuk akan mengeluarkan darah sampai luka itu

tersumbat oleh trombosit yang menggumpal. Bila darah keluar dan menutupi luka,

terjadilah pembekuan dan fibrin yang terbentuk akan mencegah perdarahan yang

lebih lanjut. Pada tes ini darah yang keluar harus dihapus secara perlahan-lahan

sedemikian rupa sehingga tidak merusak trombosit. Setelah trombosit menumpuk

pada luka, perdarahan berkurang dan tetesan darah makin lama makin kecil.

Ada beberapa cara untuk melakukan bleeding time yaitu:

1. Metode ivy

Metode Ivy adalah format tradisional untuk tes ini. Dalam metode Ivy,

tekanan darah manset ditempatkan di lengan atas dan meningkat sampai 40

mmHg. Sebuah pisau bedah atau pisau bedah yang digunakan untuk melakukan

tusukan luka di bagian lengan bawah. Perangkat, pisau otomatis pegas paling

umum digunakan untuk membuat potongan berukuran standar.Kawasan ditikam

dipilih sehingga tidak ada vena superfisialis. Ini pembuluh darah, karena ukuran

mereka, mungkin kali pendarahan lagi, terutama pada orang dengan pendarahan

Page 4: Laporan PK Kelompok 5 HematoOnko 2015 FIX

cacat. Waktu dari ketika luka menusuk dibuat sampai pendarahan semua telah

berhenti diukur dan disebut waktu perdarahan (Bleeding Time). Setiap 30 detik,

handuk kertas digunakan untuk membersihkan dari darah. Tes ini selesai ketika

pendarahan telah berhenti sepenuhnya. Nilai normal untuk bleeding time adalah 1-

6 menit. Tes bleeding Time di lakukan untuk mengetahui aktivitas pembekuan

darah dan mendiagnosa masalah pendarahan.

2. Metode Duke

Untuk metode Duke, dibuat di kuping telinga atau ujung jari yang ditusuk

untuk menyebabkan perdarahan. Metode Duke menggunakan lanset steril, dengan

lokasi di cuping telinga 1 luka standar, dan memiliki waktu pendarahan normal 1-

3 menit. Dengan metode ini, pasien ditusuk dengan jarum atau pisau bedah

khusus, terutama pada cuping atau ujung jari, setelah swabbed dengan alcohol.

Tusukan adalah sekitar 3-4 milimeter. Tiap 30 detik selanjutnya, hisap tetesan

darah dengan kertas saring. Metode ivy menggunakan lanset steril/ template

tensimeter 40mmHg, dengan lokasi di volar lengan bawah 2 luka standar (6×1

mm, jarak 1 cm), dengan waktu pendarahan normal yaitu 1-7 menit. Seperti dalam

metode Ivy, tes ini waktunya dari awal pendarahan sampai pendarahan benar-

benar berhenti. Kerugian dengan metoda Duke adalah bahwa tekanan pada vena

darah di daerah menusuk tidak konstan dan hasil yang dicapai kurang dapat

diandalkan. Keuntungan dengan metode Duke adalah bahwa bekas luka tidak

tetap setelah ujian. Metode lain dapat menyebabkan bekas luka, garis rambut kecil

di mana luka tersebut dibuat. Namun, ini adalah sebagian besar perhatian

kosmetik. Tidak ada persiapan khusus yang dibutuhkan pasien untuk tes ini.

daerah yang akan ditusuk harus dibersihkan dengan alkohol. Alkohol harus

ditinggalkan di kulit cukup lama untuk membunuh bakteri pada tempat luka.

Alkohol harus dikeluarkan sebelum menusuk lengan karena alkohol akan

berdampak buruk hasil tes oleh pembekuan menghambat. Nilai normal: 1-3 menit

dgn batas toleransi 3-6 menit.

2.2 Clotting Time

Page 5: Laporan PK Kelompok 5 HematoOnko 2015 FIX

Tes masa masa pembekuan menurut Lee-White merupakan tes yang

paling tua dan kurang ketelitiannya. Tes ini mengukur waktu yang diperlukan oleh

darah lengkap untuk membeku di dalam tabung. Metode Lee-White menggunakan

4 tabung masing-masing terisi 1 ml darah lengkap, diinkubasi dalam suhu 370C.

Tabung perlahan-lahan dimiringkan setiap 30 detik supaya darah bersentuhan

dengan dinding tabung sekaligus melihat sudah terjadinya pembekuan. Darah

normal membeku 4-10 menit dalam suhu 370C. Uji ini menentukan lamanya

waktu yang dibutuhkan darah untuk membeku. Hasilnya menjadi ukuran aktivitas

faktor-faktor koagulasi, terutama faktor-faktor yang membentuk tromboplastin

dan faktor-faktor yang berasal dari trombosit, juga kadar fibrinogen. Defisiensi

faktor pembekuan dari ringan sampai sedang belum dapat dideteksi dengan

metode ini, baru dapat mendeteksi defisiensi faktor pembekuan yang berat.

Masa pembekuan digunakan untuk menilai faktor-faktor pembekuan

darah, khususnya faktor pembentuk tromboplastin dan faktor trombosit, serta

kadar fibrinogen. Ada 2 cara pemeriksaan yang lazim digunakan yaitu modifikasi

cara Lee dan White serta cara Duke.

Koagulasi atau pembekuan darah adalah transformasi darah dari cairan

menjadi gel padat. Pembentukan suatu bekuan di atas sumbat trombosit

memperkuat dan menunjang sumbat, memperkuat tambalan yang menutupi

lubang dipembuluh. Sealin itu, seiring dengan memadatnya darah disekitar defek

pembuluh, darah tidak lagi dapat mengalir. Koagulasi adalah mekanisme

hemostatik tubuh yang paling kuat, dal hal ini diperlukan untuk menghentikan

perdarahan dari semua defek kecuali defek kecil.

Langkah terakhir dalam pembentukan bekuan adalah perubahan

fibrinogen, suatu protein plasma besar yang larut dan dihasilkan oleh hati serta

dalam keadaan normal selalu terdapat diplasma, menjadi fibrin, suatu molekul

berbentung benang yang tidak larut. Perubahan menjadi fibrin ini dikatalisasi oleh

enzim thrombin ditempat pembuluh yang mengalami cedera.

Page 6: Laporan PK Kelompok 5 HematoOnko 2015 FIX

Molekul fibrin melekat ke permukaan pembuluh yang rusak, membentuk

struktur mirip jaring longgar yang menangkap unsur-unsur sel darah. Massa yang

terbentuk atau bekuan darah, biasanya tampak merah karena banyaknya sel darah

merah yang terperangkap, tetapi dasar dari bekuan tersebut adalah fibrin yang

berasal dari plasma, kecuali trombosit, yang berperan penting dalam mengubah

fibrinogen menjadi fibrin, pembekuan darah dapat berlangsung tanpa kehadiran

unsur sel lain dalam darah.

Jaringan fibrin awal bersifat lunak karena jalinan yang dibentuk oleh serat-

serat fibrin tersebut bersifat longgar. Namun, antara serat yang berdekatan segera

terbentuk ikatan kimia yang memperkuat dan menstabilkan jarring bekuan

tersebut.

2.2.1 Faktor-Faktor Pembekuan Darah

Masa pembekuan normal adalah 9-15 menit. Masa pembekuan melebihi 20 menit

menunjukkan abnormalita

Gambar 2.1 Faktor-faktor pembekuan darah

Faktor yang mempengarhi pembekuan darah yaitu :

1. Faktor I

Page 7: Laporan PK Kelompok 5 HematoOnko 2015 FIX

Fibrinogen: sebuah faktor koagulasi yang tinggi berat molekul protein

plasma dan diubah menjadi fibrin melalui aksi trombin. Kekurangan faktor ini

menyebabkan masalah pembekuan darah afibrinogenemia atau

hypofibrinogenemia.

2. Faktor II

Prothrombin: sebuah faktor koagulasi yang merupakan protein plasma dan

diubah menjadi bentuk aktif trombin (faktor IIa) oleh pembelahan dengan

mengaktifkan faktor X (Xa) di jalur umum dari pembekuan. Fibrinogen trombin

kemudian memotong ke bentuk aktif fibrin. Kekurangan faktor menyebabkan

hypoprothrombinemia.

3. Faktor III

Jaringan Tromboplastin: koagulasi faktor yang berasal dari beberapa sumber

yang berbeda dalam tubuh, seperti otak dan paru-paru; Jaringan Tromboplastin

penting dalam pembentukan prothrombin ekstrinsik yang mengkonversi prinsip di

Jalur koagulasi ekstrinsik. Disebut juga faktor jaringan.

4. Faktor IV

Kalsium: sebuah faktor koagulasi diperlukan dalam berbagai fase

pembekuan darah.

5. Faktor V

Page 8: Laporan PK Kelompok 5 HematoOnko 2015 FIX

Proaccelerin: sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan

panas, yang hadir dalam plasma, tetapi tidak dalam serum, dan fungsi baik di

intrinsik dan ekstrinsik koagulasi jalur. Proaccelerin mengkatalisis pembelahan

prothrombin trombin yang aktif. Kekurangan faktor ini, sifat resesif autosomal,

mengarah pada kecenderungan berdarah yang langka yang disebut

parahemophilia, dengan berbagai derajat keparahan. Disebut juga akselerator

globulin.

6. Faktor VI

Sebuah faktor koagulasi sebelumnya dianggap suatu bentuk aktif faktor V,

tetapi tidak lagi dianggap dalam skema hemostasis.

7. Faktor VII

Proconvertin: sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabildan

panas dan berpartisipasi dalam Jalur koagulasi ekstrinsik. Hal ini diaktifkan oleh

kontak dengan kalsium, dan bersama dengan mengaktifkan faktor III itu faktor X.

Defisiensi faktor Proconvertin, yang mungkin herediter (autosomal resesif) atau

diperoleh (yang berhubungan dengan kekurangan vitamin K), hasil dalam

kecenderungan perdarahan. Disebut juga serum prothrombin konversi faktor

akselerator dan stabil.

8. Faktor VIII

Antihemophilic faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif

labil dan berpartisipasi dalam jalur intrinsik dari koagulasi, bertindak (dalam

konser dengan faktor von Willebrand) sebagai kofaktor dalam aktivasi faktor X.

Defisiensi, sebuah resesif terkait-X sifat, penyebab hemofilia A. Disebut juga

antihemophilic globulin dan faktor antihemophilic A.

9. Faktor IX

Page 9: Laporan PK Kelompok 5 HematoOnko 2015 FIX

Tromboplastin Plasma komponen, sebuah faktor koagulasi penyimpanan

yang relatif stabil dan terlibat dalam jalur intrinsik dari pembekuan. Setelah

aktivasi, diaktifkan Defisiensi faktor X. hasil di hemofilia B. Disebut juga faktor

Natal dan faktor antihemophilic B.

10. Faktor X

Stuart faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan

berpartisipasi dalam baik intrinsik dan ekstrinsik jalur koagulasi, menyatukan

mereka untuk memulai jalur umum dari pembekuan. Setelah diaktifkan,

membentuk kompleks dengan kalsium, fosfolipid, dan faktor V, yang disebut

prothrombinase; hal ini dapat membelah dan mengaktifkan prothrombin untuk

trombin. Kekurangan faktor ini dapat menyebabkan gangguan koagulasi sistemik.

Disebut juga Prower Stuart-faktor. Bentuk yang diaktifkan disebut juga

thrombokinase.

11. Faktor XI

Tromboplastin plasma yg di atas, faktor koagulasi yang stabil yang terlibat

dalam jalur intrinsik dari koagulasi; sekali diaktifkan, itu mengaktifkan faktor IX.

Lihat juga kekurangan faktor XI. Disebut juga faktor antihemophilic C.

12. Faktor XII

Hageman faktor: faktor koagulasi yang stabil yang diaktifkan oleh kontak

dengan kaca atau permukaan asing lainnya dan memulai jalur intrinsik dari

koagulasi dengan mengaktifkan faktor XI. Kekurangan faktor ini menghasilkan

kecenderungan trombosis.

13. Faktor XIII

Page 10: Laporan PK Kelompok 5 HematoOnko 2015 FIX

Fibrin-faktor yang menstabilkan, sebuah faktor koagulasi yang merubah

fibrin monomer untuk polimer sehingga mereka menjadi stabil dan tidak larut

dalam urea, fibrin yang memungkinkan untuk membentuk pembekuan darah.

Kekurangan faktor ini memberikan kecenderungan seseorang hemorrhagic.

Disebut juga fibrinase dan protransglutaminase. Bentuk yang diaktifkan juga

disebut transglutaminase.

Gambar 2.2 Mekanisme hemostasis (pembekuan darah)

Gambar 2.3 Peran trombosit (platelet) dalam proses pembekuan darah

Page 11: Laporan PK Kelompok 5 HematoOnko 2015 FIX

Gambar 2.4 Benang-benang fibrin yang berperan dalam proses pembekuan

darah

3. ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat

a. Clotting Time : Spuit 3 cc + jarum, torniqet, tabung rekasi, rak tabung

rekasi, stopwatch.

b. Bleeding Time : Lancet, manset sphygmomanometer, stopwatch.

3.2 Bahan

a. Clotting Time : Darah dari hasil pengambilan darah, kapas alkohol,

handscun, masker dan alkohol.

b. Bleeding Time : Tetesan darah dari hasil penusukan dengan menggunakan

lancet, kertas saring, kapas alkohol, handscun, masker dan

alkohol.

Page 12: Laporan PK Kelompok 5 HematoOnko 2015 FIX

4. CARA KERJA

4.1 Bleeding Time

1. Memasang manset sphygmomanometer pada lengan atas dan bersihkan

daerah lengan bawah dengan alkohol.

2. Memompa manset sampai tekanan 40 mmHg dan pertahankan tekanan

selama prosedur pemeriksaan.

3. Meregangkan kulit di daerah yang telah dibersihkan dengan alkohol, buat

tusukan dengan disposable blood lancet, hati-hati jangan sampai mengenai

vena superficial.

4. Menjalankan stopwatch dan hisap darah yang keluar menggunakan kertas

saring setiap 30 detik. Kertas saring tidak boleh menyentuh luka secara

langsung.

5. Pemeriksaan berhenti jika tidak ada lagi darah yang terhisap oleh kertas

saring. Tetesan terakhir biasanya merupakan campuran antara sel darah

merah dan serum. Catat waktu pada saat ini.

6. Melepaskan manset, bersihkan luka dan tutup dengan plester.

4.2 Clotting Time

1. Menyiapkan 4 buah tabung reaksi dengan ukuran yang sama besar dan

letakkan di rak tabung.

2. Menyiapkan tourniqet, kapas alkohol, dan jarum suntik 3cc untuk

mengambil darah vena.

3. Memasang tourniqet di lengan atas OP yang hendak diambil darahnya,

kemudian disinfeksi menggunakan kapas alkohol di fossa mediana cubiti.

4. Darah vena OP diambil sebanyak 3 mL, stopwatch segera dihidupkan saat

darah tampak di dalam jarum dan stopwatch tetap dihidupkan sampai selesai

Page 13: Laporan PK Kelompok 5 HematoOnko 2015 FIX

percobaan. Ketika darah sudah selesai diambil maka lepaskan tourniqetnya

dan tutup bekas suntikan menggunakan kapas dan plester.

5. Darah pasien yang telah diperoleh dituangkan ke dalam setiap tabung tanpa

melepas jarum suntiknya.

6. Tabung 1 mulai diamati. Setiap selang waktu 30 detik, angkat tabung keluar

dari rak dalam posisi tegak lurus, lalu miringkan tabung dan perhatikan

apakah darah masih mengalir atau sudah membeku.

7. Melakukan hal tersebut berulang tiap 30 detik sampai darah membeku pada

tabung ke-1. Catat hasilnya. Lalu lanjutkan ke tabung 2, 3, dan 4. Jika

percobaan sudah selesai sampai tabung ke-4, segera matikan stopwatchnya.

8. Rata-rata waktu pembekuan dari tabung 2, 3, dan 4 dicatat sebagai clotting

time. Nilai normal clotting time adalah 9-15 menit.

5. HASIL

5.1 Bleeding Time

Page 14: Laporan PK Kelompok 5 HematoOnko 2015 FIX

Gambar 5.1 Hasil Bleeding Time

5.2 Clotting Time

Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4

8 menit 13 menit 30 detik 21 menit 22 menit

Tabung 2 + Tabung 3 + tabung 4 = 13.30’ + 21.00’ + 22.00’

= 56 menit 30 detik

56 menit : 3 = 18,6 menit

30 detik : 3 = 10 detik

Sisa = 0,6 x 60

= 40,2 + 10

= 50,2

Jadi, hasil yang didapat adalah 18 menit 50 detik.

6. PEMBAHASAN

6.1 Bleeding Time

30 detik pertama

30 detik kedua

Page 15: Laporan PK Kelompok 5 HematoOnko 2015 FIX

Waktu perdarahan (Bleeding Time, BT) untuk mengetahui lamanya tubuh

untuk menghentikan perdarahan. Pemeriksaan ini untuk mengetahui jumlah dan

kualitas trombosit dalam melakukan proses pembekuan darah. Dalam keadaan

normal, pembekuan darah akan memerlukan waktu 1-3 menit. Dari hasil yang

didapatkan di praktikum pada probandus pertama didapatkan bleeding time yaitu

60 detik (1 menit) dan dinyatakan normal.

Beberapa hal yang dapat mempengaruhi hasil penelitian di laboratorium

adalah metode yang digunakan kurang tepat, teknik perlukaan kurang tepat,

tetesan darah tidak benar-benar terisap dengan sendirinya pada kertas saring

karena kertas menyentuh kulit secara langsung. Hal ini dapat merusak partikel

fibrin sehingga memperlama waktu perdarahan.

6.2 Clotting Time

Berdasarakan praktikum yang telah dilakukan tes Clotting Time (CT)

dilakukan untuk mengetahui aktivitas faktor pembekuan darah terutama yang

membentuk tromboplastin dan faktor pembentuk trombosit. Nilai waktu normal/

range untuk clotting time yaitu dari 9 sampai 15 menit. Dari hasil data praktikum

yang telah dilakukan diperoleh waktu CT probandus yaitu 22 menit. Pada

probandus ini diketahui bahwa waktu CTnya diluar waktu normal yaitu 9 sampai

16 menit. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi CT menjadi abnormal yaitu :

1. Volume darah yang keluar dari tubuh, sedikit atau banyak, bila banyak bisa

jadi waktu untuk CT akan lebih lama dari waktu/range normal.

2. Teknik pengambilan juga sangat bepengaruh waktu darah akan dikeluarkan

dan dilihat waktu untuk CTnya.

3. Ada kelainan dalam darah orang tersebut.

Dari ketiga faktor yang telah disebutkan di atas, yang bertanggung jawab

menyebabkan waktu CT probandus memanjang adalah faktor yang pertama

(volume darah yang keluar dari tubuh banyak), probandus sedang mengalami

siklus menstruasi, akibatnya volume darah yang keluar dari tubuh probandus

Page 16: Laporan PK Kelompok 5 HematoOnko 2015 FIX

meningkat dan mengakibatkan banyak faktor pembekuan darah yang terpakai

sehingga CT memanjang.

7 KESIMPULAN

Bleeding Time adalah lamanya tubuh untuk menghentikan perdarahan.

Waktu normalnya adalah 1-3 menit.

Clotting time, bahwa tubuh manusia memiliki peredaran darah yang aktif

dan bila darah tersebut keluar atau tubuh mengalami robekan dan mengeluarkan

darah maka disitu kita bisa melihat waktu yang dibutuhkan mulai dari bleeding

time dan clotting time. Bila waktu yang dibutuhkan untuk clotting time lebih cepat

atau pun lebih lama, itu semua disebabkan ada faktor-faktor yang

mempengaruhinya, atau bisa juga ada kelainan dalam darahnya.

Page 17: Laporan PK Kelompok 5 HematoOnko 2015 FIX

DAFTAR PUSTAKA

1. Hidayat A, Aziz A, Uliyah, Musrifatul. Buku Saku Praktikum Kebutuhan

Dasar Manusia. Jakarta: EGC. 2004.

2. Asmadi. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan

Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika. 2008.

3. Smeltzer, Bare. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah: Brunner &

Suddarth. Jakarta: EGC. 2002.

4. Mohamad S. Biokimia Darah. Jakarta: Widya Medika. 2001.

5. Sylvia AP. Lorraine MW. Buku Ajar Patofisiologi Konsep Klinis Proses-

prose Penyakit. Jakarta: EGC. 2010.

6. Guyton, Arthur C, John EH. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta:

EGC. 2013.

7. Buana Rangga. Laporan Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia “Bleeding

Time, Clotting Time Dan Fibrin”. Jurusan Farmasi Fakultas Matematika

Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Muhammadiyah Prof. DR.

Hamka. Jakarta.2011.

8. Nugroho Hero. Laboratorium Klinik 1 : Pemeriksaan Hematologi.

Biokimia-Program D3 Kebidanan.