laporan perjalanan dinas - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/24410925/1766150906/name/laporan...
TRANSCRIPT
Laporan Perjalanan Dinas
INTEGRATED WATER RESOURCES MANAGEMENT (IWRM)-2010
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR 2
A. PENDAHULUAN
Bahwa air mempunyai peran penting dalam pencapaian Tujuan
Pengembangan Milenium atau Millennium Development Goals (MDGs) diputuskan
pada Pertemuan Milenium di New York pada tahun 2000. Penyediaan air dan
pengaturan air yang baik – dalam sebuah kerangka kerja Manajemen Sumber Air
Terintegrasi atau Integrated Water Resources Management (IWRM) – merupakan
kontribusi penting untuk mencapai MDGs, seiring meningkatnya efisiensi lintas
sektor pada IWRM dan kerjasama yang terjadi pada semua level akan
menunjukkan perkembangan sumber air yang berkelanjutan dan manajemen dapat
memasuki sektor terkecil. Pendekatan IWRM pada dasarnya tidak hanya tertuju
pada air, tapi juga terhadap isu air dalam politik ekonomi sebuah negera, dan
dalam sektor sosial. IWRM merupakan pendekatan yang mencakup mulai dari
adaptasi manajemen air sampai perubahan cuaca dan manajemen even ekstrim
(banjir dan kekeringan). Fokus pada alokasi air yang lebih baik dari kelompok
pengguna yang berbeda dan sejalan dengan itu, menekankan betapa pentingnya
keterlibatan seluruh stokeholder dalam proses pengambilan keputusan. Sehingga
kaum perempuan pun turut diperhitungkan untuk terlibat dalam manajemen lahan
dan air. IWRM tidak hanya mendukung terintegrasinya suplai air dan penggunaan
tapi juga terintegrasi dengan manajemen sampah, limbah dan dapat melindungi
airtanah; proteksi dan naiknya kualitas air dapat terwujud untuk keberlangsungan
kehidupan manusia dan ekosistem alami.
Meningkatnya pembangunan dan manajemen sumber air tergantung pada
keseriusan dan keterlibatan stakeholder, hal ini akan menghubungkan langsung
MDGs ke masalah kemiskinan, kelaparan, persamaan gender, kesehatan,
Laporan Perjalanan Dinas
INTEGRATED WATER RESOURCES MANAGEMENT (IWRM)-2010
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR 3
pendidikan dan menurunnya lingkungan. Untuk menanganinya, perlu ditentukan
target jangka pendek (tanpa melupakan target MDGs) seperti yang disetujui pada
Pertemuan Dunia tentang Pengembangan Berkelanjutan atau World Summit for
Sustainable Development (WSSD) di Johannesburg pada tahun 2002 dan sudah
termasuk dalam Rencana Penerapan Johannesburg: “Untuk mengembangkan
manajemen sumber air terintegrasi dan rencana efisiensi air pada tahun 2005,
sebagai dukungan kepada Negara berkembang”, atau pendeknya sebagai “Target
IWRM”.
Pengalaman dari program yang didukung oleh Denmark “UNEP, Mendorong
untuk mencapai target IWRM 2005” menunjukkan bahwa untuk negara
berkembang, masalah utama yang dihadapi dalam perencanaan IWRM dan
penerapannya adalah: Kebijakan politis yang tidak terlibat secara serius dalam
reformasi air, keuangan dan sumber alokasi nasional untuk reformasi air,
kewaspadaan isu air, kelemahan yang berhubungan dengan kapasitas manusia
dan institusional dan dukungan terhadap program yang terputus.
Karena pendekatan IWRM adalah untuk mendampingi pencapaian MDGs
dan adaptasi perubahan iklim, penerapan reformasi air harus dilakukan pada level
yang mempunyai dampak nyata sehubungan dengan waktu sebelum 2015.
Sehingga, perlu untuk meyakinkan negara, serta organisasi pendukung dan
lembaga bahwa terealisasinya proses IWRM sangat tergantung pada waktu,
menentukan "roadmap umum untuk penerapan IWRM", termasuk tonggak awal
sepanjang waktu sampai dengan 2015 seperti yang disarankan dalam inisiatif
Kopenhagen. Pada tingkat regional, dan dalam sistem PBB, roadmap tersebut
akan menjadi tolok ukur untuk memantau kemajuan dalam peningkatan
Laporan Perjalanan Dinas
INTEGRATED WATER RESOURCES MANAGEMENT (IWRM)-2010
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR 4
pengelolaan sumber daya air melalui IWRM (sebuah “patokan” untuk melacak
kemajuan seperti yang diungkapkan oleh UNSGAB) - dan dengan demikian dapat
tercapai tujuan akhir dari Target IWRM.
Dengan 2015 sebagai batas waktu tahun untuk sebagian besar MDGs, agar
dipertimbangkan langkah yang diperlukan untuk bergerak dari tahap perencanaan
IWRM ke tahap pelaksanaan, sehingga reformasi tata pemerintahan dapat
ditempatkan secara efektif pada posisi yang mendukung pencapaian
tujuan. Gambar 1 menunjukkan kedua kegiatan perencanaan IWRM (sebelah
kanan) dimana banyak negara telah membuat banyak kemajuan dan implementasi
(sebelah kiri) dimana lebih banyak negara perlu mengambil tindakan. Sangat
ditekankan IWRM harus lebih dari sekedar mekanisme perencanaan. Peningkatan
perhatian perlu diberikan kepada aspek tata air dan stakeholder IWRM, termasuk
mainstreaming isu air di politik ekonomi nasional, untuk memastikan politik yang
lebih luas, keberlanjutan ekonomi dan sosial.
Gambar 1. Siklus perencanaan dan pelaksanaan IWRM
Laporan Perjalanan Dinas
INTEGRATED WATER RESOURCES MANAGEMENT (IWRM)-2010
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR 5
Roadmap Umum IWRM menguraikan satu tonggak bagi negara-negara
anggota PBB - dengan dukungan dari badan-badan PBB dan lainnya - untuk
membuat rencana IWRM masuk dalam tindakan spesifik dan intervensi di lapangan
(lihat Gambar 2 di bawah). Roadmap mendefinisikan tipe umum sasaran yang
dihasilkan sepanjang jalan untuk melaksanakan reformasi IWRM dalam
mendukung pencapaian target MDGs.
Gambar 2. Roadmap untuk IWRM
Roadmap untuk implementasi rencana dan strategi IWRM memiliki tiga
tonggak. Alasan di balik pengajuan tonggak sekitar tahun 2009, 2012 dan 2015
adalah bahwa reformasi IWRM harus telah mencapai tingkat implementasi karena
kontribusi pencapaian MDGs pada tahun 2015 dan seterusnya (beberapa target
MDGs memiliki batas waktu kemudian). Roadmap dan tujuannya dimaksudkan
untuk melayani sebagai inspirasi dan bimbingan untuk negara dan mitra
pembangun dalam meningkatkan pengelolaan sumber daya air untuk
pembangunan.
Setiap Negara berada pada tahap yang sangat berbeda dari pembangunan
dan manajemen airnya, dan reformasi kelembagaan beberapa negara akan
Laporan Perjalanan Dinas
INTEGRATED WATER RESOURCES MANAGEMENT (IWRM)-2010
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR 6
memerlukan peningkatan kapasitas besar - dan waktu - untuk dapat menjadi efektif,
semua disesuaikan dengan rencana yang ada dan titik mulai.
IWRM memberikan kerangka prinsip-prinsip dan praktek yang baik untuk tata
air. Rincian dalam perencanaan dan pelaksanaan harus mencerminkan masalah
air dan kondisi manajemen lokal. Oleh karena itu, disarankan setiap negara
membuat interpretasi dan desain roadmap sendiri untuk pelaksanaan rencana
IWRM dan strategi.
Untuk merangsang dan mendorong pengenalan dan penerapan konsep
IWRM di Indonesia, diperkenalkan Agen IWRM Nasional, sebuah program untuk
membangun kapasitas dengan partisipasi kunci dari organisasi pemerintah
Indonesia dan/atau institusi yang berhubungan dengan manajemen sumber air.
Program membangun kapasitas dilaksanakan dalam beberapa modul yang berisi
komponen-komponen IWRM dan dilaksanakan di Indonesia dan luar negeri.
Salah satu bentuk programnya adalah kursus IWRM yang diadakan oleh
SIDA (Swedish International Development Agency), SIWI (Stockholm International
Water Institute), Ramboll dan Bappenas (Badan Perencanaan Nasional). Kursus
IWRM ini berjalan selama 8 bulan dan terdiri dari lima tahap dengan total jadwal
pelatihan 5 minggu termasuk ½ minggu pelatihan di Bandung, Indonesia (Tahap 1),
2½ minggu pelatihan di Swedia (Tahap 2), dan 2 minggu pelatihan di Indonesia
(Tahap 4). Selain jadwal pelatihan, para peserta melakukan sebuah program untuk
perubahan, Change Project (CP), atas dasar paruh waktu di organisasi
masing-masing, mulai 4 minggu sebelum memasuki pelatihan pertama di Indonesia
dan akan selesai dalam waktu 8 minggu setelah pelatihan terakhir.
Materi dan jadwal kursus tahap 2 di Swedia, dapat dilihat pada Tabel 1.
Laporan Perjalanan Dinas
INTEGRATED WATER RESOURCES MANAGEMENT (IWRM)-2010
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR 7
Lokasi kursus bertempat di kota Lidingo, 9 km arah timur laut Stockholm
(Gambar 3) dan Vetlanda, 274 km arah barat daya Stockholm (Gambar 4) serta
kunjungan ke lokasi yang berhubungan dengan konsep IWRM.
Topik kursus diambil dari pendekatan professional, tidak dibatasi oleh teori
dan pendekatan akademis saja namun juga melalui silabus, latihan, tugas
individual dan grup, dll. Pendekatan secara akademis tetap dilakukan untuk
mendapatkan penerapan terbaik, yang merujuk ke relevansi dan aplikasi di
Indonesia. Semua komponen dalam silabus membentuk bagian ter-integral dari
kursus. Bahan kursus didasarkan pada pengalaman dalam perkembangan dari
kursus sebelumnya yang serupa. Isi silabus tersebut adalah prinsip dan konsep
IWRM, prinsip kebijakan, prinsip Dublin, komponen-komponen IWRM seperti
partisipasi pengambil keputusan dan stakeholder, perencanaan intergasi,
pengembangan yang kontinu, nilai air, ekonomis dan pendanaan serta tentang
framework institusional dan struktur organisasi.
Peserta kursus adalah staf dari kantor pemerintah di tingkat pusat dan
propinsi yang berhubungan dengan manajemen sumber air dan irigasi di Indonesia.
Jumlah peserta yang berangkat ke Swedia adalah 25 orang (Tabel 2). Ramboll dan
Siwi bertanggung jawab kepada SIDA untuk melaksanakan keseluruhan program
pelatihan IWRM Nasional Indonesia dan akan bekerja sama dengan Bappenas
sebagai mitra Indonesia dan koordinator nasional.
Laporan Perjalanan Dinas
INTEGRATED WATER RESOURCES MANAGEMENT (IWRM)-2010
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR 8
Tabel 1. Materi dan jadwal kursus IWRM selama 2,5 minggu di Swedia
Laporan Perjalanan Dinas
INTEGRATED WATER RESOURCES MANAGEMENT (IWRM)-2010
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR 9
Tabel 1. Materi dan jadwal kursus IWRM selama 2,5 minggu di Swedia (lanjutan)
Gambar 3. Lokasi pelatihan dari tanggal 7 s.d 13 dan 21 s.d 23 April 2010 di Kota
Lidingo (bulat hijau) sekitar 9 km dari Stockholm (bulat merah), Swedia (Gambar
tanpa skala. Google, 2010).
Laporan Perjalanan Dinas
INTEGRATED WATER RESOURCES MANAGEMENT (IWRM)-2010
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR 10
Gambar 4. Lokasi pelatihan dari tanggal 14 s.d 20 April 2010 di Kota Vetlanda
(bulat hijau), 274 km dari Stockholm (bulat merah), Swedia (Gambar tanpa skala.
Google, 2010).
Tabel 2. Daftar peserta training IWRM, Swedia 2010
No. First Name Second Name Last Name Organization Title of your Position
1Jarot - Indarto
National Development Planning Agency (Bappenas) - Directorate of
Food and AgriculturePlanner Staff
2Nita Kartika -
National Development Planning Agency (Bappenas) - Directorate of
Forestry and Water Resources ConservationDeputy Director / Head of Sub-Directorate
3Fandi Prasetyo Nurzaman
National Development Planning Agency (Bappenas) - Directorate of
Water Resources and IrrigationPlanner
4Waluyo Yogo Utomo Ministry of Environment Technical Staff of River Division
5Tagor John Pakpahan Ministry of Public Works - Directorate of General of Water Resources Chief Section for Multilateral Cooperation
6Nurlia - Sadikin
Ministry of Public Works for Research and Development, Research
Center for Water Resources
Staff of Experimental Station for Hydraulic
Structure and Geotechnics
7Ulie Mospar Dewanto
Perum Jasa Tirta I (River Basin Organization for Brantas & Bengawan
Solo River Basin)
Chief of Section of Technical Planning and
Controlling
8Ervan Mukhamad Sofwan BBWS Citarum, Ministry of Public Works Staff
9Tri Surya Irawan BBWS Serayu Opak, Ministry of Public Works Chief of Subsection for River, Lake and DAM
10Lilik Retno Cahyadiningsih
BWS Bengawan Solo, Directorate General of Water Resources, Ministry
of Public Works
Chief of Evaluation Section & Project Manager of
Planning and Programming
11Evie Amelia Harahap BWS Sumatera II, Ministry of Public Works
Head of Monitoring and Implementation Programs
Affair
12Novia Rosalita Nanang BWS Nusa Tenggara I
Head of Planning, Operation & Maintenance
Section
13Djumono Reksawijaya - Water Resources Management Unit of Serang Lusi Juana Head of Unit (Kepala BPSDA Seluna)
14Agustinus Bandaso - Dinas PSDA Prop. Sulawesi Selatan Kepala Divisi Irigasi, Rawa, Pantai dan Air Baku
15Merylia - - Bappeda Prov. Lampung
Staff of Spatial Planning and Regional
Development Division
16Eddi Wiyono Soehadi Regional Development Planning Agency (Bappeda) of East Java Fungsional Perencana Muda
17Laksmy Fortuna Rachmad Bappeda Prov. NTB Staff
Laporan Perjalanan Dinas
INTEGRATED WATER RESOURCES MANAGEMENT (IWRM)-2010
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR 11
Tabel 2. Daftar peserta training IWRM, Swedia 2010 (lanjutan)
18Dian Sisinggih - Faculty of Engineering, Barwijaya University Lecturer
19Suripin - - Faculty of Engineering, Diponegoro University
Lecturer & Head of Master Program in Civil
Engineering
20Sudar Dwi Atmanto LP3ES Vice Director
21Yusron - Saadi Faculty of Engineering, University of Mataram Head of Hydraulic and Coastal Laboratory
22Melinda - Noer Center for Irrigation Studies-University of Andalas
Lecturer & Coordinator of Indonesia Water
Resource Network (JSDA) at Sumatera Regional
23Alfonsus Haryo Damardono KOMPAS Journalist
24 Kodrad Winarno -
National Development Planning Agency (Bappenas) - Directorate of
Water Resources and Irrigation Staff
25 Pratiwi Nur Arifiantari
National Development Planning Agency (Bappenas) - Directorate of
Water Resources and Irrigation Staff
B. DESKRIPSI SINGKAT URGENSI MATERI KURSUS DENGAN KELANGSUNGAN
PEMBANGUNAN BIDANG KE-PU-AN
Direktorat Sumber Daya Air dan Irigasi (DWRI) adalah salah satu direktorat
yang beroperasi di Badan Pengembangan dan Perencanaan Nasional
(Bappenas). DWRI menyiapkan, mengkoordinasikan dan mensinkronkan rencana
pembangunan nasional di bidang sumber daya air dan irigasi dan mengevaluasi
hasilnya.
DWRI telah mengidentifikasi kebutuhan untuk mengembangkan dan
menerapkan Kerangka Kerja Terpadu Manajemen Sumber Daya Air di Indonesia.
Menerapkan kerangka kerja yang terintegrasi sangatlah penting dalam pengelolaan
sumber daya air di kepulauan ini. Pada prakteknya, pengelolaan sumber daya air
saat ini dianggap tidak berkelanjutan. Hal ini biasanya dihubungkan dengan
kemiskinan, terutama di daerah yang kurang berkembang di Indonesia. Saat ini,
memang ada sejumlah proyek pengelolaan sumber daya air yang berjalan di
Indonesia, namun jelas bahwa keterampilan dasar dalam praktik IWRM air
dibutuhkan oleh instansi terkait dan para pakar untuk mempersiapkan,
mengkoordinasikan dan melaksanakan pengelolaan sumber daya air dan irigasi
Laporan Perjalanan Dinas
INTEGRATED WATER RESOURCES MANAGEMENT (IWRM)-2010
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR 12
termasuk Kementerian Pekerjaan Umum yang juga mempunyai tupoksi dalam
bidang sumber daya air. Keterampilan ini harus dikembangkan berdasarkan
pemahaman menyeluruh tentang konsep dasar dan prinsip-prinsip IWRM.
C. URAIAN HASIL KURSUS
Perjalanan untuk mengikuti kursus IWRM ini ditempuh selama 16 jam, dari
Bandara Soekarno Hatta, Jakarta tanggal 5 April kemudian transit di Frankfurt dan
tiba di Bandara Arlanda, Stockholm pada tanggal 6 April. Setelah istirahat, kursus
dimulai pada tanggal 7 April pagi. Materi pertama berisi perkenalan singkat dan
informasi praktis tentang tinggal di Swedia. Claus Pedersen dari Ramboll yang
membahas materi ini mengulas balik kegiatan yang telah dilakukan pada training
IWRM tahap 1 di Bandung (Februari 2010) dan apa yang akan dihadapi pada 2,5
minggu mendatang. Setelah sesi ini selesai, hari pertama kursus kemudian diisi
dengan materi-materi seperti Water Global Agenda, IWRM and Dublin Principles,
IWRM and Principles for Water Allocation, Introduction for Role Play untuk bahan
hari berikutnya dan pembahasan CP (Gambar 3) yang merupakan syarat utama
kami untuk dapat menjadi Agen Nasional.
Pelajaran yang dapat diambil dari materi hari pertama adalah bahwa IWRM
terkait dengan pembangunan yang berkelanjutan, IWRM tidak dapat diperlakukan
secara sama disemua tempat dan tidak dapat diterapkan hanya sebagai tindakan
cadangan, IWRM bukan solusi sekali pakai tapi sebuah proses berkesinambungan
dengan pendekatan adaptif, implementasi IWRM harus menjadi prioritas negara,
manajemen air tidak akan berhasil jika diatur sebagai sistem yang berdiri sendiri
lepas dari pemerintah. Perlu dipahami bahwa utamanya IWRM merupakan sebuah
Laporan Perjalanan Dinas
INTEGRATED WATER RESOURCES MANAGEMENT (IWRM)-2010
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR 13
sarana bukan tujuan akhir.
(a) (b)
Gambar 3. Pembahasan CP. (a) CP penulis berjudul Water Resources Law
Regulation for Research Institute for Water Resources (RIWR) and Communities
Role on Shared Learning at Citarum River in West Java, Indonesia dan (b) CP milik
beberapa peserta lainnya.
Hari kedua, materi diisi dengan mengunjungi kantor SIDA, dimana para
“partner” sudah mempersiapkan presentasi dari organisasinya masing-masing.
Organisasi tersebut adalah dari SIDA, Purac dan IVL. Pelajaran yang dapat diambil
adalah bahwa pihak SIDA, Purac dan IVL (Swedish Environmental Research
Institute) akan menyediakan dana untuk penelitian dan melakukan penelitian
bersama dengan pihak Indonesia dibidang sumber air, water treatment dan climate
change. Kembali ke tempat kursus, kami mendapat tugas grup untuk Role Play on
Laporan Perjalanan Dinas
INTEGRATED WATER RESOURCES MANAGEMENT (IWRM)-2010
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR 14
Decision Making in the Water Sector. Role play merupakan pembelajaran mengenai
mencari pemecahan masalah dari berbagai sudut pandang. Permasalahan yang
diangkat adalah bagaimana untuk menerapkan IWRM pada sungai yang mengalir
melintasi 3 negara berkembang, yang memiliki masalah kemiskinan, kesehatan,
kesejahteraan penduduk (asli). Dalam prosesnya kami harus mencari apa yang
menjadi prioritas dalam penerapan IWRM dan membuka jalan untuk pembentukan
Dewan Penasehat IWRM Nasional, kedua hal tersebut harus menghasilkan win-win
solution melalui konsensus bukan voting. Dalam role play ini semua orang memiliki
mandat sesuai tugasnya masing-masing, penulis mewakili LSM, The National Union
of Local Communities yang mendukung bisnis dan perdagangan untuk membangun
masa depan yang kuat dan memiliki mandat untuk: (1) mengamankan air demi
pembangunan, (2) mengurangi birokrasi, (3) meningkatkan pembangunan
infrastruktur, (4) mendirikan sebuah investasi yang ramah lingkungan.
Hari ketiga, sesuai dengan role play-nya masing-masing kami harus
mempertahankan mandat organisasi terhadap yang lainnya, pertemuan ini dihadiri
oleh Menteri Lingkungan (ketua pertemuan), Menteri Keuangan, Menteri Pertanian
dan Kehutanan, Menteri Energi dan Perencanaan Fisik, Asosiasi Petani Nasional,
Front Aksi Negara untuk Lingkungan, Hak Kebebasan Masyarakat Asli dan Aliansi
Perdagangan. Pelajaran yang dapat diambil dari studi kasus ini adalah betapa
pentingnya mencapai konsensus dalam penyelesaian suatu masalah, karena hasil
diskusi harus dapat mengakomodasi kepentingan semua pihak.
Hari keempat yang adalah hari sabtu, kami berkeliling kota Stockholm
ditemani oleh Elisabeth Daude sebagai guide tour. Elisabeth menceritakan semua
tentang Swedia, dari iklimnya, luas daerahnya, jumlah penduduk, sejarah Swedia
Laporan Perjalanan Dinas
INTEGRATED WATER RESOURCES MANAGEMENT (IWRM)-2010
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR 15
mulai dari Viking sampai sekarang berbentuk negara kerajaan dan parlemennya.
Kami berkesempatan untuk mengunjungi gedung balai kota Stockholm yang juga
adalah gedung dimana penyerahan Hadiah Nobel diadakan.
Materi minggu kedua, hari pertama adalah strategic communication,
partisipasi stakeholder dan sanitasi, air dan gender. Bagaimana cara kita
berkomunikasi kepada masyarakat sehingga ketidak pedulian terhadap lingkungan
dapat berkurang? Ada beberapa cara dapat dilakukan, diantaranya adalah (1)
menggunakan pengaruh orang terkenal atau para pemimpin, (2) mensosialisasikan
hasil penelitian kepada stakeholder, digunakan dan dipatenkan, (3) mulai dari hal
kecil atau orang terdekat hingga akhirnya tersebar luas.
Pada hari kedua, kami mendapat materi di Stockholm Vatten, sebuah
perusahaan air milik daerah yang menjalankan usaha pengolahan limbah air.
Kemudian mengunjungi pos kontrol suplai air/air limbah. Kemudian kami
mengunjungi dan berkeliling di kota modern Hammarby, sekitar 2 jam perjalanan
dengan bus dari Stockholm. Kota ini dibangun dengan konsep ramah lingkungan,
persyaratan lingkungan sangat ketat diterapkan terhadap konstruksi bangunan,
instalasi teknis dan lalu lintas. Sehingga tercipta suatu model eko-siklus “Hammarby
Model” (Gambar 4) untuk memastikan semua proses ramah lingkungan berjalan
termasuk daur ulang organik yang dilakukan secara konsisten.
Hari ketiga kami melakukan perencanaan terintegrasi dengan sebuah metoda
strategis untuk pembangunan yang berkelanjutan, metoda ISIS (Indicators >
Systems > Innovation > Strategy) melalui proses kompas dan pyramid (Gambar 5).
Indikator ditentukan dengan mengumpulkan dan menganalisa informasi tentang apa
yang terjadi. Kemudian dalam sistem, kita cari kunci hubungan elemen dan bidang
Laporan Perjalanan Dinas
INTEGRATED WATER RESOURCES MANAGEMENT (IWRM)-2010
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR 16
Gambar 4. “Hammarby Model” sebuah siklus model eko-siklus yang dikembangkan
oleh Perusahaan air Stockholm (Stockholm Vetten), Fortum dan Stockholm Waste
Management Administration.
yang paling efektif mempengaruhi perubahan. Inovasi dilakukan dengan
mengidentifikasi lebih keterlibatan spesifik, perubahan, teknik dan ide-ide baru pada
suatu titik. Strategi adalah rencana untuk penerapan, baik dalam tahap transisi
maupun kesuksesan jangka panjang. Metoda ISIS ini diakhiri dengan persetujuan
dari semua pihak yang berkomitmen untuk melakukan suatu tindakan.
Proses kompas merupakan platform untuk melakukan kolaborasi, dengan
contoh studi kasus dalam bidang integrasi manajemen sumber air. Dalam proses
Laporan Perjalanan Dinas
INTEGRATED WATER RESOURCES MANAGEMENT (IWRM)-2010
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR 17
(a) (b)
Gambar 5. Proses kompas dan piramid dari metoda ISIS. (a) Proses kompas
digunakan untuk mengkelompokan, mendefinisikan, mengawasi dan mengukur
perjalanan menuju keberlanjutan dengan menentukan indikator. (b) Proses piramid
adalah tool versatile proses grup yang mendukung kolaboratif sistem berfikir,
pemahaman dan perencanaan untuk perkembangan berkelanjutan.
pengumpulan indicator ini, kita dibagi dalam 4 kelompok, kelompok-kelompok
tersebut adalah nature, economic, society dan wellbeing.
Proses piramid kemudian digunakan setelah semua indikator dari keempat
kelompok terkumpul. Dalam proses ini, indikator menunjukkan sistem yang
dibangun, kemudian sistem akan menentukan inovasi, sehingga terbentuk satu
strategi secara konsensus. Satu strategi inilah yang menjadi komitmen semua pihak
yang terlibat dalam proses integrasi manajemen sumber air.
Hari keempat kami mendapatkan materi tentang menyiapkan institusi
manajemen air dan keterkaitan hukum pada level nasional dan pengalaman dari
pemerintah swedia yang institusinya menangani masalah sumber air. Dijelaskan
bahwa dalam menangani masalah air harus diperhatikan hak perorangan tentang
aksesnya menuju air dan hak untuk mendapatkan air bersih. Sebaiknya institusional
tidak hanya terpusat pada level pusat, sehingga komunitas lokal dapat terwakili.
Laporan Perjalanan Dinas
INTEGRATED WATER RESOURCES MANAGEMENT (IWRM)-2010
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR 18
Sejak tahun 2004, Swedia telah menerapkan pembagian penanganan dari level uni
eropa – nasional – distrik air. Dalam setiap satu wilayah administrasi distrik air,
ditunjuk otoritas distrik air. Pengambilan keputusan tetap dilakukan pada level
nasional, yang kehadirannya diwakili dari semua pihak terkait.
Hari kelima minggu kedua, kami berada di Vetlanda, salah satu kota di Swedia
yang manajemen airnya di Sungai Emån terbaik dan menjadi percontohan tidak
hanya di Swedia, namun juga di Eropa. Materi yang diberikan seluruhnya mengenai
Sungai Emån, mulai dari tentang sungainya, pertanian/kehutanan, peraturan dan
kualitas airnya. Emån River Basin memiliki total catchment area 4500 km2, dihuni
oleh 80.000 penduduk, mencakup 8 kotamadya dan 2 propinsi. River Basin ini
dikelola oleh River Emån Catchment Management Association (CMA) yang
merupakan organisasi non pemerintah. River Emån CMA bertugas untuk kota,
administrasi propinsi dan stakeholder, juga merupakan pengawas forum air dan
berhak untuk memberikan konsultasi masalah mengembalikan biotope, fish bypass,
lake remediation, dll. Di Sungai Emån ini, dibangun juga hydropower dan
bendungan. Sungai ini juga melewati pabrik pulp sebelum ke hilirnya di Laut Baltik,
sehingga harus dibersihkan limbahnya terlebih dahulu. Untuk program monitoring,
telah dibangun beberapa stasiun pengukuran aliran dan level air, semua update
perubahan pada aliran dan level air dapat diakses pada website www.eman.se.
Perubahan ini penting untuk dapat diakses oleh penduduk karena berhubungan
dengan banjir, terutama pada saat melelehnya salju, diakhir musim dingin. Kualitas
air yang baik di Sungai Emån digambarkan sebagai kehadiran ekologi yang
seimbang dengan pengunaan lahan yang berkelanjutan. Sampai saat ini, kualitas
air di Sungai Emån masih dianggap baik. Materi hari ini ditutup dengan mentoring
Laporan Perjalanan Dinas
INTEGRATED WATER RESOURCES MANAGEMENT (IWRM)-2010
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR 19
pengerjaan CP kami.
Hari keenam atau hari kedua di Vetlanda, kami mengunjungi tempat
pengolahan air limbah kemudian dijelaskan mengenai bagaimana Vetlanda
mendapatkan air dari sungai Emån untuk kebutuhan kota, mengenai kelompok
irigasi, tentang sejarah kota secara geologi dan ekskursi ke fish way Mela, stasiun
pengukuran aliran, stasiun hydropower dan irigasi timber. Hari ini diakhiri dengan
tour keliling kota EksjÖ, salah satu kota tua yang dijadikan heritage oleh PBB. Pabrik
pengolahan air limbah di Vetlanda dibangun pada tahun 1974, menangani total
sekitar 30.000 ton3 sampah rumah tangga, industri, dll setiap tahunnya. Khusus
untuk sampah berbahaya, dibangun konstruksi landfill menggunakan bahan
diantaranya artificial geological barrier, bentonit, batu dan kemudian lapisan-lapisan
yang sesuai dengan tingkat bahaya sampah. Kemudian mengenai water service,
keperluan kota Vetlanda dsk-nya yang bergantung pada Sungai Emån. Hal ini
dilakukan oleh perusahaan milik pemerintah kota yang didirikan ada tahun 1907,
VETAB. Irrigation Union didirikan pada tahun 1992 dikarenakan adanya musim
kering hebat. Kemudian para pemilik tanah merasa perlu untuk bersatu bisa
mendapatkan air demi berlanjutnya lahan pertanian.
Hari ketujuh, meski minggu namun diisi dengan monitoring CP, ekskursi ke
pertambangan emas, dimana semua orang diperbolehkan untuk mencoba
mendapatkan emas dengan menambangnya sendiri. Individual dengan butir emas
terbanyak berhak mendapatkan hadiah. Acara hari ini diakhiri dengan melakukan
aktivitas outdoor, perlombaan menembak target dengan panah dan pistol, membidik
target dengan kampak dan melempar bola besi ke target di tanah. Pemenangnya
mendapatkan kenang-kenangan untuk dibawa pulang ke tanah air.
Laporan Perjalanan Dinas
INTEGRATED WATER RESOURCES MANAGEMENT (IWRM)-2010
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR 20
Hari pertama minggu ketiga, minggu terakhir kami berada di Swedia, diisi
dengan materi perencanaan spasial dan regional. Kemudian dilakukan diskusi panel
untuk pihak CMA dan otoritas pemerintah.
Pada hari kedua yang merupakan hari terakhir di Vetlanda, kami diminta
menentukan SWOT untuk Emån CMA . Hasilnya strength Emån CMA terdapat pada
monitoring, water regulation, water forum, resource untuk stakeholders, konsultasi
dan kegiatan international. Weakness terletak pada banyaknya pekerjaan
administrasi yang harus dilakukan. Hal-hal yang bisa dikembangkan dalam
opportunities terdiri dari ketelibatan stakeholder, wisata perikanan, pengembangan
country side, kelompok kursus keairan, marketing, specific monitoring, modelling
water flow, monitoring groundwater dan lebih banyak kegiatan international.
Sementara Threats diperlihatkan oleh perekonomian dan sumber daya manusia
yang terbatas. Lokasi terakhir yang kami kunjungi di Vetlanda adalah pabrik pulp
MÖnsterås SÖdra Cell.
Hari ketiga minggu ketiga, ini adalah sisa 3 hari kami berada di Swedia. Hari
ini diisi dengan mentoring CP, materi tentang proses konsutasi dan partisipasi publik
dan Adult learning and training of trainers (ToT). Dalam ToT kami ditekankan
pentingnya suatu pelatihan membuat kesan positif kuat, dan tidak akan terlupakan,
sehingga apa yang dipelajari dapat digunakan.
Dua hari menuju kembali ke tanah air, diisi dengan materi tentang kolaborasi
Laut Baltik, Lingkungan, Climate Change dan implementasi perencanaan IWRM
secara nasional. Hari ini diakhiri dengan mentoring CP terakhir sebelum dilanjutkan
melalui email dan di Indonesia pada bulan Juni 2010. Dalam materi hari ini
dijelaskan mengapa dan bagaimana kolaborasi Laut Baltik terbentuk demi
Laporan Perjalanan Dinas
INTEGRATED WATER RESOURCES MANAGEMENT (IWRM)-2010
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR 21
kepentingan 10 negara yang dilaluinya.
Hari terakhir, kami diminta untuk menuliskan kembali apa yang telah didapat
dan yang akan dilakukan kedepan. Lessons learned diantaranya adalah:
(1) IWRM telah dilakukan tetapi tidak terintegrasi,
(2) Institusi-institusi yang tugasnya berkaitan dengan sumber air harus menjalankan
mandat yang dimilikinya dan menghindari tugas dan tanggung jawab yang
overlapping,
(3) Melakukan training untuk pengambil kebijakan dan politikus,
(4) Memperbaiki bank data, informasi, komunikasi dan sistem networking,
(5) Meningkatkan capacity building melalui training/workshop,
(6) Menerapkan hukum dan sistem reward & punishment,
(7) Meningkatkan keterlibatan stakeholder, sehingga tercipta saling percaya dan
kerjasama yang kuat.
D. PROYEKSI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN LANJUTAN YANG
DIHARAPKAN DARI KEIKUTSERTAAN PESERTA DALAM KURSUS
Setelah melengkapi training, partisipan diharapkan dapat:
a) Menjelaskan konsep IWRM dan prinsip utamanya;
b) Menggambarkan issue utama untuk ditanggapi dalam strategi IWRM di
Indonesia;
c) Mengerti relevansi rencana strategi pada manajemen sumber air;
d) Mengidentifikasi tahapan utama dalam lingkaran perencanaan dan mengerti,
dalam cakupan umum, apa arti konteks manajemen sumber air yang
berkelanjutan;
Laporan Perjalanan Dinas
INTEGRATED WATER RESOURCES MANAGEMENT (IWRM)-2010
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR 22
e) Menghargai perbedaan aktifitas, skala dan cakupan langkah-langkah yang
diperlukan untuk mengembangkan rencana IWRM;
f) Mengerti betapa pentingnya langkah intermediet dalam proses perencanaan,
mampu untuk menjelaskan prinsip IWRM dan issue dalam cabang legislatif
dan parlemen;
g) Mengetahui faktor-faktor utama dalam mengajukan proses strategi
perencanaan IWRM;
h) Mengidentifikasi strategi yang digunakan dalam mengumpulkan dan
mempertahankan komitmen politis dan stakeholder;
i) Mengetahui relevansi visi air atau kebijakan air dalam menyusun dan mengerti
langkah-langkah atau aktifitas yang diambil yang dapat mengarah pada visi;
j) Mengerti apa yang dimaksud situasi analisis dan bagaimana kontribusinya
terhadap pengembangan pada rencana IWRM;
k) Fokuskan analisa situasi pada daerah yang paling penting dan definisikan
cakupan terbaik dan skala untuk analisa;
l) Mengenali pentingnya mempunyai tujuan jelas tentang manajemen air;
m) Mengerti bagaimana mengembangkan strategi untuk perencanaan IWRM yang
tepat dan dapat diterima serta mudah dalam penerapan;
n) Mengidentifikasi isi utama perencanaan IWRM.
E. KESIMPULAN
Banyak hal yang didapatkan dari training IWRM di Swedia, kami mendapatkan
gambaran langsung bagaimana rencana penerapan IWRM ini dilaksanakan.
Pulang ke tanah air, kami masih memiliki tugas untuk melanjutkan perkembangan
Laporan Perjalanan Dinas
INTEGRATED WATER RESOURCES MANAGEMENT (IWRM)-2010
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR 23
tugas CP dan tetap menjaga networking diantara partisipan. Ini adalah langkah
pada tahap 3 yang berlangsung selama 2 bulan. Pada bulan Juni akhir, kami
memasuki tahap 4, yang akan dilakukan dengan cara tatap muka selama 2 minggu
di Indonesia. Kemudian training ini diakhiri pada tahap 5 dengan cara
penyempurnaan CP, evaluasi, pelaporan dan rencana kedepan.
Laporan Perjalanan Dinas
INTEGRATED WATER RESOURCES MANAGEMENT (IWRM)-2010
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR 24
F. LAMPIRAN
- Surat Persetujuan Sekretariat Negara Republik Indonesia
Laporan Perjalanan Dinas
INTEGRATED WATER RESOURCES MANAGEMENT (IWRM)-2010
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR 25
- Dokumentasi (foto) pelaksanaan
Laporan Perjalanan Dinas
INTEGRATED WATER RESOURCES MANAGEMENT (IWRM)-2010
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR 26
Laporan Perjalanan Dinas
INTEGRATED WATER RESOURCES MANAGEMENT (IWRM)-2010
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR 27
Laporan Perjalanan Dinas
INTEGRATED WATER RESOURCES MANAGEMENT (IWRM)-2010
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR 28
Laporan Perjalanan Dinas
INTEGRATED WATER RESOURCES MANAGEMENT (IWRM)-2010
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR 29
Laporan Perjalanan Dinas
INTEGRATED WATER RESOURCES MANAGEMENT (IWRM)-2010
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR 30
- Naskah presentasi
Establish Collaborative
Dissemination: Research
Result of Citarum River
Morphology
Presented by Nurlia Sadikin
Ministry of Public Works
Background - RIWR’s Role and Mandate
– Compilation of programmes, implementation, evaluation, and
analysis of water resources research and development (R&D)
products.
– R&D on water resources technology.
– Collection, processing and disseminating water resources data to
include hydrology, water quality and hydraulic structure data.
– Conducting quality testing and preparation of technical advices
and services in the field of water resources environment, hydrology,
hydraulic structures and water resources geotechnical engineering,
rivers and Sabo engineering, coastal area and swamps as well as
irrigation development and management (D&M).
– Standardization of water resources D&M.
– Capacity building of human resources in water resources D&M.
– Dissemination and socialization of water resources R&D results.
– Development of corporation and public services in water resources
R&D.
Background - Self role within RIWR include the
specific work related to CP
• As the employee of RIWR, our role are R&D on water resources
technology; and dissemination and socialization of water
resources R&D results.
• My CP is about how to establish collaboration between NGOs with
RIWR on dissemination for communities about research result of
Citarum River Morphology at Jawa Barat, Indonesia. In order to
understand the importance of river for our future lives, due to river
function changes.
• The CP aim to build public awareness about the changes on
Citarum River morphology that will also change its function.
Background - Key Issues/challenges
• Law No.7 / 2004 : Water Resources Law.
“Water resources management in Indonesia should be based on the
basic principles of conservation, balance, public benefit, integration,
harmony, autonomy, transparency, and accountability”
Central Government : formulates policies, pattern, plannings, operation
aspects, technical assistance and conservation on strategic river basin
and across provincial and national administrative boundary river basin.
Provincial / District Government: formulates policies, pattern, plannings,
operation aspects, technical assistance and conservation on across
district/regency/city administrative boundary river basin.
• Law No.32 / 2004 : Local Government.
“The government tasks and responsibilities shifted from centralization
to decentralization with autonomy given to District Government except
five national policy, those are: monetary, security and defence,
religious, foreign affair, and education”
Challenge No. 1: Houses on the banks of the river
Problems :
No. 1, rivers polluted by household waste
No. 2, river function & aesthetics disrupted
No. 3, houses collapsed
Taufik, 2009
Taufik, 2009
Taufik, 2009
Challenge No. 2: Watershed
erosion in the catchment areas
& household waste
Problems :
No. 1, rivers polluted
No. 2, river function &
aesthetics disrupted
Taufik, 2009
Taufik, 2009
Challenge No. 3: Sand Mining
and Industrial Activity
Santoso, 2010
Taufik, 2009
Taufik, 2009
Problems :
No. 1, rivers polluted
No. 2, disturbed river function
No. 3, waste plant
Laporan Perjalanan Dinas
INTEGRATED WATER RESOURCES MANAGEMENT (IWRM)-2010
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR 31
Saguling
- Red : Very bad (DO<2ppm)
- Yellow: Bad (2<DO<3 ppm)
- Green: Good (DO>3 ppm)
DAS Citarum Hulu
A = 233 Km2, 60 km,
Pop= 5 million,
No. of industry = 1,000
Industrial zone
Majalaya
Rancaekek
Ujung
Berung
Banjaran
Dayeuh
kolot
CimahiBatujajar
Gn Wayang
Ipal Cisirung
Challenges
• Prepare material for disseminate result of
technology
• Reach commitment from the NGOs to use
the material for dissemination
Objective
• How to establish a collaboration with
partners to dissemination result of research
for Citarum River morphology. Partners
means between Citarum River Basin
Organization (NGOs) with government
(research center).
Outputs
• Understanding why and how river
morphology could changes, due to
violations and contraventions by
communities.
• List of technology that supports the
continuity of IWRM produce by RIWR.
• Dissemination and socialization materials
about the importance of keeping the river to
it functions as intended.