xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/makalah... · web viewdapat mengetahui...

79
LEARNING ORGANIZATION Penerapan Learning Oganization di Indonesia Studi kasus pada PT. Unilever Indonesia, Tbk. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas Teori Organisasi yang akan dipresentasikan pada tanggal 9 Desember 2009 Oleh : Astatia Damaiska (0806346962) Candra Murti Utami (0806347006) Disa Vania (0806317546) Fitri Amelia (0806317 Siladia Grahanida (0806317590) Vuty Desvaliana (0806317615) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Upload: ngonguyet

Post on 01-Mar-2018

254 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

LEARNING ORGANIZATION

Penerapan Learning Oganization di Indonesia

Studi kasus pada PT. Unilever Indonesia, Tbk.

Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas Teori Organisasi yang akan dipresentasikan

pada tanggal 9 Desember 2009

Oleh :

Astatia Damaiska (0806346962)

Candra Murti Utami (0806347006)

Disa Vania (0806317546)

Fitri Amelia (0806317Siladia Grahanida (0806317590)Vuty Desvaliana (0806317615)

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Indonesia

2009

Page 2: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan nikmat dan karunianya sehingga makalah ini dapat selesai dengan lancar.

Makalah ini merupakan hasil telaah pustaka dan analisis tentang learning organization yaitu

penerapan learning organization di Indonesia tepatnya pada PT. Unilever Indonesia, Tbk.

Pembahasan ini dilihat dari berbagai aspek dan teori mengenai learning organization.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini dapat selesai dengan lancar berkat bantuan

berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa;

2. Bapak Azis selaku staff pengajar mata kuliah Teori Organisasi

3. Orang tua kami yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada kami,

serta berbagai pihak yang tidak bisa kami sebutkan semua.

Penulis menyadari karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu

kami menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhirnya penulis berharap

karya tulis ini dapat bermanfaat untuk semua pihak khususnya mahasiswa Universitas

Indonesia.

Depok, Desember 2009

Penulis

Page 3: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dunia usaha yang semakin kompetitif ini, perubahan adalah suatu keniscayaan.

Sebuah perusahaan harus bisa beradaptasi dengan tantangan yang ada sehingga tetap bertahan

dan memberikan hasil terbaiknya. Hal ini hanya dapat dilakukan jika sebuah organisasi

menjadi organisasi pembelajar (Learning Organization). Hal ini terjadi ketika sebuah

organisasi yang terus menerus belajar, menerima masukan baru, dan memanfaatkan

pengetahuan tersebut menjadi nilai tambah.

Salah satu hal penting dalam menciptakan Learning Organization adalah dengan cara

menciptakan budaya belajar di lingkungan perusahaan. Hal ini dapat dilakukan ketika

karyawan secara sadar dan bertanggung jawab terus-menerus memperhatikan pengembangan

dirinya dan belajar dengan berbagai bentuk dan cara. Tidak hanya itu, di dalamnya juga

terjadi sebuah proses sharing pengetahuan antara karyawan yang satu dengan yang lain.

Dengan demikian ilmu yang dimiliki masing-masing pribadi berubah menjadi ilmu yang

dimiliki oleh banyak karyawan lainnya. Ilmu-ilmu yang penting dan menjadi keunggulan

perusahaan tidak ikut menghilang seiring dengan berakhirnya masa tugas atau berpindahnya

karyawan yang memiliki ilmu tersebut.

Dalam makalah ini, Kami akan membahas learning organization pada PT Unilever

Indonesia karena perusahaan tersebut adalah salah satu perusahaan yang sangat peduli akan

pentingnya menciptakan budaya belajar. Lewat cara-cara yang menarik dan inovatif, PT

Unilever Indonesia mampu membuat program pelatihan dan pembelajaran menjadi sesuatu

yang menyenangkan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana struktur organisasi dalam PT Unilever Indonesia?

2. Apakah tujuan dari PT Unilever Indonesia?

3. Bagaimana pengaruh lingkungan internal maupun eksternal terhadap PT Unilever

Indonesia?

Page 4: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

4. Bagaimana strategi PT Unilever Indonesia dalam menghadapi dunia usaha yang

semakin kompetitif?

5. Bagaimana pemanfaatan teknologi oleh PT Unilever Indonesia?

6. Bagaimana penerapan learning organization di PT Unilever Indonesia

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui struktur organisasi dalam PT Unilever Indonesia

2. Mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia

3. Mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal maupun eksternal terhadap PT

Unilever Indonesia

4. Mengidentifikasi strategi PT Unilever Indonesia dalam menghadapi dunia usaha yang

semakin kompetitif

5. Mengetahui pemanfaatan teknologi oleh PT Unilever Indonesia

6. Mengetahui penerapan learning organization di PT Unilever Indonesia

1.4 Manfaat

1. Dapat mengetahui struktur organisasi dalam PT Unilever Indonesia

2. Dapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia

3. Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal maupun eksternal terhadap PT

Unilever Indonesia

4. Dapat mengidentifikasi strategi PT Unilever Indonesia dalam menghadapi dunia usaha

yang semakin kompetitif

5. Dapat mengetahui pemanfaatan teknologi oleh PT Unilever Indonesia

6. Dapat mengetahui penerapan learning organization di PT Unilever Indonesia

1.5 Metode

1. Studi Pustaka

2. Internet

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Page 5: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

1.4 Manfaat

1.5 Metode

1.6 Sistematika Penulisan

BAB II Landasan Teori

2.1 Definisi Learning Organization

2.2 Unsur-unsur dalam Learning Organization

2.3 Manfaat Learning Organization

2.4 Hambatan-hambatan dalam Learning Organization

2.5 Solusi Mengatasi Hambatan-hambatan Learning Organization

BAB III Isi

3.1 Struktur organisasi dalam PT Unilever Indonesia

3.2 Tujuan dari PT Unilever Indonesia

3.3 Strategi PT Unilever Indonesia dalam menghadapi dunia usaha yang semakin

kompetitif

3.4 Pengaruh lingkungan internal maupun eksternal terhadap PT Unilever Indonesia

3.5 Pemanfaatan teknologi oleh PT Unilever Indonesia

3.6 Penerapan Learning Organization di PT Unilever Indonesia

BAB IV Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 6: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Learning Organization

Pengertian Learning

Learning merupakan satu proses fundamental yang relevan bagi banyak aspek dari

perilaku organisasi. Learning merupakan satu perubahan perilaku yang relatif permanen yang

terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Pembelajaran menurut Argyris (1982) adalah suatu

lingkaran aktivitas di mana seseorang menemukan suatu masalah (discovery), mencoba

menemukan solusi atasnya (invention), menghasilkan atau melaksanakan solusi itu

(production), dan mengevaluasi hasil yang diperoleh yang mengantarnya pada masalah-

masalah baru (evaluation). Aktivitas-aktivitas ini disebut sebagai lingkaran pembelajaran.

Pengertian Learning Organization

Secara umum, konsep learning organization dapat diartikan sebagai kemampuan suatu

organisasi untuk terus menerus melakukan proses pembelajaran (self leraning) sehingga

organisasi tersebut memiliki ‘kecepatan berpikir dan bertindak’ dalam merespon beragam

perubahan yang muncul.

Menurut Pedler, Boydell dan Burgoyne dalam (Dale, 2003) mendefinisikan bahwa

organisasi pembelajaran adalah “Sebuah organisasi yang memfasilitasi pembelajaran dari

seluruh anggotanya dan secara terus menerus mentransformasikan diri”.

Menurut Lundberg (Dale, 2003) menyatakan bahwa pembelajaran adalah “suatu kegiatan

bertujuan yang diarahkan pada pemerolehan dan pengembangan keterampilan dan

pengetahuan serta aplikasinya”.

Menurut Sandra Kerka (1995) yang paling konseptual dari learning organization adalah

asumsi bahwa ‘belajar itu penting’, berkelanjutan, dan lebih efektif ketika dibagikan dan

bahwa setiap pengalaman adalah suatu kesempatan untuk belajar.

Page 7: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

Kerka menyatakan, lima disiplin yang diidentifikasikan Peter Senge adalah kunci

untuk mencapai organisasi jenis ini. Peter Senge juga menekankan pentingnya dialog dalam

organisasi, khususnya dengan memperhatikan pada disiplin belajar tim (team learning). Maka

dialog merupakan salah satu ciri dari setiap pembicaraan sesungguhnya dimana setiap orang

membuka dirinya terhadap yang lain, benar-benar menerima sudut pandangnya sebagai

pertimbangan berharga dan memasuki yang lain dalam batasan bahwa dia mengerti tidak

sebagai individu secara khusus, namun isi pembicaraannya. Tujuannya bukan memenangkan

argumen melainkan untuk pengertian lebih lanjut. Belajar tim (team learning) memerlukan

kapasitas anggota kelompok untuk mencabut asumsi dan mesu ke dalam pola “berfikir

bersama” yang sesungguhnya. [Senge. 1990]

Dimensi Learning Organization

Peter Senge (1999) mengemukakan bahwa di dalam learning organization yang efektif

diperlukan 5 dimensi yang akan memungkinkan organisasi untuk belajar, berkembang, dan

berinovasi yakni:

1. Personal Mastery

Kemampuan untuk secara terus menerus dan sabar memperbaiki wawasan agar

objektif dalam melihat realitas dengan pemusatan energi pada hal-hal yang strategis.

Organisasi pembelajaran memerlukan karyawan yang memiliki kompetensi yang tinggi, agar

bisa beradaptasi dengan tuntutan perubahan, khususnya perubahan teknologi dan perubahan

paradigma bisnis dari paradigma yang berbasis kekuatan fisik ke paradigma yang berbasis

pengetahuan.

2. Mental Model

Suatu proses menilai diri sendiri untuk memahami, asumsi, keyakinan, dan prasangka

atas rangsangan yang muncul. Mental model memungkinkan manusia bekerja dengan lebih

cepat. Namun, dalam organisasi yang terus berubah, mental model ini kadang-kadang tidak

berfungsi dengan baik dan menghambat adaptasi yang dibutuhkan. Dalam organisasi

pembelajar, mental model ini didiskusikan, dicermati, dan direvisi pada level individual,

kelompok, dan organisasi.

Page 8: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

3. Shared Vision

Komitmen untuk menggali visi bersama tentang masa depan secara murni tanpa

paksaan. Oleh karena organisasi terdiri atas berbagai orang yang berbeda latar belakang

pendidikan, kesukuan, pengalaman serta budayanya, maka akan sangat sulit bagi organisasi

untuk bekerja secara terpadu kalau tidak memiliki visi yang sama. Selain perbedaan latar

belakang karyawan, organisasi juga memiliki berbagai unit yang pekerjaannya berbeda antara

satu unit dengan unit lainnya. Untuk menggerakkan organisasi pada tujuan yang sama dengan

aktivitas yang terfokus pada pencapaian tujuan bersama diperlukan adanya visi yang dimiliki

oleh semua orang dan semua unit yang ada dalam organisasi.

4. Team Learning

Kemampuan dan motivasi untuk belajar secara adaptif, generatif, dan

berkesinambungan. Kini makin banyak organisasi berbasis tim, karena rancangan organisasi

dibuat dalam lintas fungsi yang biasanya berbasis team. Kemampuan organisasi untuk

mensinergikan kegiatan tim ini ditentukan oleh adanya visi bersama dan kemampuan berfikir

sistemik seperti yang telah diuraikan di atas. Namun demikian tanpa adanya kebiasaan

berbagi wawasan sukses dan gagal yang terjadi dalam suatu tim, maka pembelajaran

organisasi akan sangat lambat, dan bahkan berhenti. Pembelajaran dalam organisasi akan

semakin cepat kalau orang mau berbagi wawasan dan belajar bersama-sama. Berbagi

wawasan pengetahuan dalam tim menjadi sangat penting untuk peningkatan kapasitas

organisasi dalam menambah modal intelektualnya

5. System Thinking

Organisasi pada dasarnya terdiri atas unit yang harus bekerja sama untuk

menghasilkan kinerja yang optimal. Unit-unit itu antara lain ada yang disebut divisi,

direktorat, bagian, atau cabang. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh

kemampuan organisasi untuk melakukan pekerjaan secara sinergis. Kemampuan untuk

membangun hubungan yang sinergis ini hanya akan dimiliki kalau semua anggota unit saling

memahami pekerjaan unit lain dan memahami juga dampak dari kinerja unit tempat dia

bekerja pada unit lainnya.

Kelima dimensi dari Peter Senge tersebut perlu dipadukan secara utuh, dikembangkan

dan dihayati oleh setiap anggota organisasi, dan diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.

Page 9: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

Kelima dimensi organisasi pembelajaran ini harus hadir bersama-sama dalam sebuah

organisasi untuk meningkatkan kualitas pengembangan SDM, karena mempercepat proses

pembelajaran organisasi dan meningkatkan kemampuannya untuk beradaptasi pada perubahan

dan mengantisipasi perubahan di masa depan.

Berdasarkan hasil penelitian Tjakraatmaja (2002) dihasilkan temuan bahwa untuk

membangun learning organization dibutuhkan tiga pilar yang saling mendukung, yaitu :

1. Pembelajaran Individual (individual learning),

2. Jalur Transformasi Pengetahuan,

3. Pembelajaran Organisasional (organizational learning).

Karakteristik organisasi belajar memiliki unsur-unsur yang berbeda dengan organisasi

tradisional seperti di bawah ini:

Karakteristik Organisasi Belajar

Karakteristik Organisasi Tradisional Organisasi Belajar

Siapa yang belajar?

Siapa yang mengajar?

Siapa yang ber-

tanggungjawab

Piranti belajar yang

digunakan?

Kapan belajar?

Kompetensi apa yang

Para manajer/karyawan yang

ditunjuk

Pelatih atau nara sumber dari

luar

Departemen Diklat

Kursus, magang, pelatihan

formal, bimbingan, rencana

pelatihan

Ketika dibutuhkan, saat

orientasi atau sesuai

kebutuhan

Teknik

Seluruh manajer/karyawan

dari semua unit kerja

Atasan langsung, pelatih dan

nara sumber

Setiap manajer/karyawan

Kursus, magang, rencana

belajar, tim, mitra kerja,

ukuran kinerja, refleksi

pribadi

Sepanjang hayat, untuk

jangka pnjang

Teknis dan manajerial,

Page 10: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

dipelajari?

Dimana belajar?

Waktu?

Motivasi?

Ruang kelas, tempat kerja

Untuk saat ini sesuai

kebutuhan

Ekstrinsik dan terpaksa

hubungan pribadi, bagaimana

belajar

Ruang rapat, saat melakukan

pekerjaan, di mana saja

Untuk masa yang akan

datang

Intrinsik dan semangat

Sumber: Braham, 2003

Menurut Pedler, dkk (Dale, 2003) suatu organisasi pembelajaran adalah organisasi yang:

1. Mempunyai suasana dimana anggota-anggotanya secara individu terdorong untuk

belajar dan mengembangkan potensi penuh mereka;

2. Memperluas budaya belajar ini sampai pada pelanggan, pemasok dan stakeholder lain

yang signifikan;

3. Menjadikan strategi pengembangan sumber daya manusia sebagai pusat kebijakan

bisnis;

4. Berada dalam proses transformasi organisasi secara terus menerus;

Tujuan proses transformasi ini, sebagai aktivitas sentral, adalah agar perusahaan

mampu mencari secara luas ide-ide baru, masalah-masalah baru dan peluang-peluang baru

untuk pembelajaran, dan mampu memanfaatkan keunggulan kompetitif dalam dunia yang

semakin kompetitif.

Peter Sange (1990) mengatakan sebuah organisasi pembelajar adalah organisasi “yang

terus menerus memperbesar kemampuannya untuk menciptakan masa depannya” dan

berpendapat mereka dibedakan oleh lima disiplin, yaitu: penguasaan pribadi, model mental,

visi bersama, pembelajaran tim, dan pemikiran sistem.

Page 11: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

Lundberg (Dale, 2003) menyatakan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan

bertujuan yang diarahkan pada pemerolehan dan pengembangan ketrampilan dan pengetahuan

serta aplikasinya. Menurutnya, pembelajaran organisasi adalah:

1. Tidaklah semata-mata jumlah pembelajaran masing-masing anggota;

2. Pembelajaran itu membangun pemahaman yang luas terhadap keadaan internal

maupun eksternal melalui kegiatan-kegiatan dan sistem-sistem yang tidak tergantung pada

anggota-anggota tertentu;

3. Pembelajaran tidak hanya tentang penataan kembali atau perancangan kembali unsur-

unsur organisasi;

4. Pembelajaran lebih merupakan suatu bentuk meta-pembelajaran yang mensyaratkan

pemikiran kembali pola-pola yang menyambung dan mempertautkan potongan-potongan

sebuah organisasi dan juga mempertautkan pola-pola dengan lingkungan yang relevan;

5. Pembelajaran organisasi adalah suatu proses yang seolah-oleh mengikat beberapa sub-

proses, misalnya perhatian, penafsiran, pencarian, pengungkapan dan penemuan, pilihan,

pengaruh dan penilaian.

6. Pembelajaran organisasi mencakup baik unsur kognitif, misalnya pengetahuan dan

wawasan yang dimiliki bersama oleh para anggota organisasi maupun kegiatan organisasi

yang berulang-ulang, misalnya rutinitas dan perbaikan tindakan. Ada proses yang sah dan

tanpa henti untuk memunculkan ke permukaan dan menguji praktek-praktek organisasi

serta penjelasan yang menyertainya. Dengan demikian organisasi pembelajar ditandai

dengan pengertian kognitif dan perilaku.

Metode Single double-loop learning

Dalam learning organization, terdapat 2 metode yang bias digunakan yaitu single loop

dan double loop learning. Chris Argyris memperkenalkan teori pembelajaran satu putaran

atau single loop seperti yang berlaku untuk manajemen bisnis. Pekerjaannya dan studi

mengizinkannya untuk menjadi Profesor James Bryant Conant Pendidikan dan Organizational

Behavior (emeritus) di Universitas Harvard.

Page 12: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

Single-loop learning organizatin bukan cara yang terbaik belajar bisnis, tetapi dengan

mempelajari hal itu, Anda dapat menemukan cara-cara untuk meningkatkan bisnis Anda.

single loop learning yang dicirikan oleh perbaikan kesalahan-kesalahan namun bukan

perubahan fundamental dari sistem yang mendasari. Hal ini berarti bahwa pembelajaran

terjadi ketika ada kesalahan-kesalahan yang dilakukan, dan usaha untuk memperbaikinya

disebut belajar. Tipe belajar seperti ini disebut “pembelajaran negatif”. Sedangkan di sisi lain

double loop learning, cenderung memperoleh sesuatu yang baru melalui pengembangan yang

sudah ada, atau dengan melakukan proses perbaikan tanpa melakukan kesalahan-kesalahan.

Tipe belajar ini dinamakan “pembelajaran positif”, memiliki suatu inovasi yang akan

meningkatkan nilai-nilai organisasi.

Dalam melakukan pembelajaran, organisasi diperkirakan tidak akan berhasil optimal

jika hanya melakukan berdasarkan sametode single-loop learning yaitu memperbaiki mutu

layanan apabila ditemukan kesalahan berdasarkan pengalaman masa lalu dan kebijakan saat

ini. Agar tercapainya learing organizational yang optimal, pembelajaran sepatutnya dilakukan

dengan double-loop learning yakni melakukan learning organization tidak hanya didasarkan

atas faktor kesalahan, tapi juga melakukan peninjauan ulang atas organisasi meski tanpa

kesalahan dalam rangka meningkatkan kualitas perusahaan (Kim, 1993).

Prinsip pembelajaran dengan doubleloop learning diperkirakan lebih unggul jika

bandingkan dengan single-loop karena double-loop learning akan menghasilkan inovasi

dalam efisiensi dan efektivitas layanan. Sementara itu, jika hanya dengan metode single-loop

learning, akan menghasilkan pemecahan masalah yang belum tentu efisien dan efektif.

2.2 Unsur-unsur dalam Learning Organization

1. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi

yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional

untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan

pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi

dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa

melapor kepada siapa.

Empat elemen dalam struktur organisasi yaitu :

Page 13: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

1. Adanya spesialisasi kegiatan kerja

Pembagian Kerja adalah upaya untuk menyederhanakan dari keseluruhan kegiatan dan

pekerjaan (yang telah disusun dalam proses perencanaan) --yang mungkin saja bersifat

kompleks—menjadi lebih sederhana dan spesifik dimana setiap orang akan ditempatkan dan

ditugaskan untuk setiap kegiatan yang sederhana dan spesifik tersebut

2. Adanya standardisasi kegiatan kerja

Untuk menetapkan tingkat kinerja karyawan, dibutuhkan penilaian kinerja. Penilaian

kinerja yang adil membutuhkan standar. Patokan yang dapat digunakan sebagai perbandingan

terhadap kinerja antar karyawan. Menurut Simamora (2004), semakin jelas standar

kinerjanya, makin akurat tingkat penilaian kinerjanya. Masalahnya, baik para penyelia

maupun karyawan tidak seluruhnya mengerti apa yang seharusnya mereka kerjakan. Karena

bisajadi, standar kinerja tersebut belum pernah disusun.Oleh karena itu, langkah pertama

adalah meninjau standar kinerja yang ada dan menyusun standar yang baru jika diperlukan.

Banyak hal yang dapat diukur untuk menentukan kinerja. Banyak literatur, menyebutkan

bahwa kinerja merupakan keterkaitan unsur motivasi, kemampuan individu, serta faktor

organisasi, yang menghasilkan perilaku.

3. Adanya koordinasi kegiatan kerja

Koordinasi adalah proses dalam mengintegrasikan seluruh aktifitas dari berbagai

departemen atau bagian dalam organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai secara

efektif

the process of integrating the activities of separate departments in order to pursue

organizational goals effectively. (Stoner, Freeman & Gilbert, 1995)

4. Besaran seluruh organisasi

o makin besar akan semakin komplek. Semakin impersonal, semakin lugas, semakin sulit

diarahkan, semakin sulit dipadukan.

o ukuran menciptakan dilemma.

Page 14: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

o tak ada yang tahu ukuran yang optimum.

2. Tujuan Organisasi

Visi Organisasi

Apa yang organiasi bayangkan atau apa yang organisasi ingin capai di masa yang akan datang

(Kotter, 1996)

Visi pada tingkatan yang sederhana sebenarnya untuk menjawab pertanyaan apa yang mau

kita ciptakan (Senge, 1995)

Tujuan Visi

Mampu menyederhanakan ratusan atau bahkan ribuan keputusan yang lebih rinci

Memotivasi banyak orang untuk melakukan tindakan ke arah yang benar

Membantu mengkoordinasikan tindakan-tindakan banyak orang yang berbeda, bahkan ribuan

orang secara cepat dan efisien.

Arti pentingnya sebuah visi

Membentuk suatu identitas umum diantara sejumlah orang yang berbeda-beda

Meningkatkan aspirasi seseorang dalam organisasi, pekerjaannya dijadikan sebagai bagian

hidupnya

Mengubah hubungan orang dengan organisasi. Orang tidak lagi mengatakan organisasi

mereka, tetapi organisasi kami

Memunculkan keberanian alamiah dalam mewujudkan visi organisasi

Membangun keberanian mengambil resiko dan melaksanakan uji coba-uji coba

Membangun komitmen bersama demi kepentingan jangka panjang (Senge,1994)

Karakteristik visi yang efektif

Bisa dibayangkan, memberikan gambaran mengenai bagaimana gambaran masa depan

nantinya

Page 15: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

Menarik, menyentuh kepentingan jangka panjang anggota organisasi, konsumen, para

pemegang saham, dan orang lain yang menghadapi resiko dalam organisasi

Dapat dilaksanakan, berisi tujuan-tujuan yang realistis dan bisa dicapai

Terfokus, cukup jelas sehingga memungkinkan individu mengambil inisiatif dan respon

alternatif dalam hubungannnya dengan kondisi yang berubah

Bisa dikomunikasikan, mudah dikomunikasikan, bisa dengan mudah dijelaskan dalam waktu

lima menit (Kotter, 1996)

3. Strategi Organisasi

Definisi:

Suatu pola tujuan, kebijakan, program, tindakan, keputusan, atau alokasi sumberdaya

yang menentukan apa yang organisasi akan lakukan dan mengapa ia melakukan hal

tersebut (Bryson, 1995).

Upaya-upaya yang terencana dari top management untuk mempengaruhi outcome dari

organisasi dengan cara memanage hubungan antara organisasi dengan lingkungannya.

Penentuan dari tujuan dasar jangka panjang dan sasaran sebuah perusahaan, dan

penerimaan dari serangkaian tindakan serta alokasi dari sumber-sumber yang

dibutuhkan untuk melaksanakan tujuan tersebut.

Dalam mencapai tujuan dari strategi organisasi sangat diperlukan strategic fit.

Strategic fit ini dibuat oleh management strategic. Adapun kgunaan dari strategic fit ini adalah

menemukan kesesuaian antara strategi organisasi dengan tuntutan lingkungan sehingga

organisasi dapat tetap bertahan.

Pendekatan Dalam Menetapkan Strategi :

a) Planning Mode

Strategi sebagai sebuah model perencanaan atau kumpulan pedoman eksplisit yang

dikembangkan sebelumnya.

b) Evolutionary Mode

Strategi tidak selalu harus merupakan rencana yang matang & sistematis, strategi

berkembang dari waktu ke waktu sebagai pola dari arus keputusan yang bermakna.

Page 16: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

Fungsi Strategi

1. Untuk meraih keunggulan bersaing (competitive advantage)

2. Untuk bertahan dalam lingkungan yang sangat dinamis (eksis)

3. Untuk mengelola sumber daya-sumber daya secar proporsional

Proses Pembuatan Strategi

I. Analisis Lingkungan

Analisis lingkungan internal appraisal

Melakukan identifikasi atau analisis di dalam lingkungan organisasi untuk melihat

kekuatan (strenghts) dan kelemahan (weaknesses) organisasi.

Analisis lingkngan eksternal appraisal

Melakukan identifikasi atau analisis lingkungan eksternal yaitu, network enviroment,

general environment, dan international environment demi melihat posisi organisasi di

tengah-tengah pesaingnya melalui sudut pandang peluang (opportunities) dan

ancaman (threats) agar mencapai kesuksesan organisasi.

II. Formulation

Menentukan alternatif-alternatif tindakan oraginisasi demi mencapai strategic fit yang

sesuai dengan tuntutan lingkungan.

Menyeleksi alternatif-alternatif tersebut.

Membandingan alternatif-alternatif dan melakukan pemilihan alternatif-alternatif yang

terbaik.

III. Implementation

Mengalokasikan sumber (daya, dana, manusia, dan lain-lain) untuk mendukung alternatif

yang terpilih.

Bagan Pembuatan Strategi

Analisis Formulasi Implementasi

feedback

feedback

Page 17: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

Level Of Strategy

1. Fungsional-Level Strategy

Pelaksanaan dari rencana demi meningkatkan kekuatan fungsi organisasi dan sumber daya

organisasi.

2. Business-Level Strategy

Perencanaan kegiatan yang mengarahkan pada posisi organisasi di dalam kancah persaingan.

3. Corporate-Level Strategy

Menggunakan kompetensi inti dan mengembangkannya sehingga dapatmelindungi sekaligus

mengembangkan domainya (daerah kekuasaan).

4. Lingkungan Organisasi

Setiap organisasi pasti memiliki dan berkaitan dengan lingkungan. Hal ini dikarenakan

organisasi adalah suatu sistem terbuka dimana perilaku elemen-elemen organisasi dan

efektivitasnya sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Lingkungan dapat diartikan

sebagai seluruh elemen yang terdapat di luar batas-batas organisasi, yang mempunyai potensi

untuk mempengaruhi sebagian ataupun suatu organisasi secara keseluruhan. Menurut Jones

dan Robbin, lingkungan yang meliputi setiap organisasi terdiri dari lingkungan umum dan

lingkungan khusus. Lingkungan umum adalah lingkungan yang mencakup kondisi yang

mungkin mempunyai dampak terhadap organisasi, termasuk didalamnya faktor ekonomi,

keadaan politik, lingkungan sosial, struktur yang legal, situasi ekologi dan kondisi budaya.

Sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan khusus adalah bagian dari lingkungan yang

secara langsung relevan bagi organisasi dalam mencapai tujuannya. Lingkungan khusus

merupakan sesuatu yang khas bagi setiap organisasi dan berubah sesuai dengan kondisinya.

Lingkungan khusus sebuah organisasi berbeda-beda, tergantung pada daerah atau domain

yang dipilihnya. Domain merujuk pada pilihan yang dibuat organisasi bagi dirinya sendiri

yang menyangkut rangkaian produk atau jasa yang ditawarkan dan pasar yang dilayaninya.

Page 18: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

1. Customer

Customer atau pelanggan menggambarkan besarnya permintaan konsumen terhadap

produk ataupun jasa yang dihasilkan oleh organisasi. Hal permintaan konsumen ini sangat

berkaitan erat dengan selera masyarakat itu sendiri sebagai konsumen sebuah produk atau jasa

yang ada. Customer berpengaruh terhadap organisasi melalui besarnya permintaan yang

merupakan respon customer akan output yang dihasilkan organisasi. Jika respon customer

terhadap barang atau jasa yang dihasilkan baik (misalnya barang atau jasa yang dihasilkan

sesuai dengan selera masyarakat) maka ini akan berdampak pada permintaan konsumen yang

meningkat. Sehingga untuk mengatasinya, organisasi harus menambah jumlah produksi

barang atau jasa tersebut. Selain berdampak pada jumlah output yang dihasilkan, customer

juga berpengaruh terhadap jenis output yang dihasilkan. Selera masyarakat sebagai customer

dapat dijadikan input oleh organisasi untuk menentukan jenis output yang akan dihasilkan.

2. Distributor

Distributor memegang peranan yang penting dalam sebuah organisasi terlebih untuk

organisasi penghasil barang atau jasa. Distributor sangat berperan untuk membuat dan

memastikan suatu barang atau jasa yang dihasilkan organisasi dapat tersebar dengan baik

sehingga seluruh masyarakat di segala lokasi di Indonesia dapat menikmatinya. Peran

distributor tersebut sangatlah penting apalagi bila keadaan geografis dan demografis

masyarakat cukup rumit dan kompleks (seperti di Indonesia). Disinilah peran distributor

sangat dibutuhkan dalam rangka penyebaran barang atau jasa yang dihasilkan organisasi.

Page 19: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

3. Unions

Unions yang dimaksud dalam hal ini adalah perserikatan. Setiap perusahaan pasti

mengikuti suatu atau beberapa perserikatan. Perserikatan ini dapat menjadi pengikat di antara

para produsen tertentu dengan sesama produsen atau antara produsen dengan serikat lainnya.

Dan dapat pula menjadi pemberi pengaruh di dalam organisasi yang ikut dalam perserikatan

tersebut. Pengaruh yang diberikan dapat berbentuk standar kualitas ataupun dalam bentuk lain

seperti kebijakan bersama.

4. Competitors

Meliputi seluruh organisasi lain yang bergerak di sektor kegiatan yang sama dan

merupakan saingan bagi organisasi itu sendiri. Competitors berpengaruh terhadap ukuran

organisasi, intensitas promosi yang perlu dilakukan, jenis konsumen serta tingkat keuntungan

rata-rata dari seluruh organisasi yang bergerak di sektor kegiatan tersebut. Banyaknya

organisasi yang bergerak di sektor kegiatan yang sama berpengaruh terhadap tingkat

ketidakpastian dalam persaingan anatar organisasi.

5. Government

Hal ini mencakup peraturan-peraturan dan sistem pemerintahan yang melingkupi

organisasi. Peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah berpengaruh terhadap keputusan-

keputusan yang dibuat oleh organisasi. Selain itu, akan berpengaruh pula terhadap hubungan

organisasi dengan elemen-elemen lain di lingkungan organisasi tersebut.

6. Suppliers

Organisasi harus mendapatkan bahan baku lingkungannya untuk keperluan

produksinya. Untuk itulah suppliers berperan. Kadang-kadang lingkungan tidak dapat

menyediakan bahan baku dalam jumlah yang cukup, ataupun tersedia dengan harga yang

tinggi. Sehingga membahayakan organisasi. Segala sesuatu (termasuk pula perubahan) yang

terjadi pada supplier akan berpengaruh terhadap industri.

7. Demographic & cultural

Hal ini mencakup karakteristik demografis dan sistem nilai yang berlaku pada

masayrakat di mana organisasi berada. Karakteristik demografis mencakup distribusi

Page 20: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

penduduk menururt umur, distribusi pendapatan, tingkat pendidikan, penyeberan penduduk,

dsb. Sistem nilai merupakan komponen penting dari kebudayaan, dan seringkali berpengaruh

terhadap cara pengelolaan organisasi.

8. International

Lingkungan internasional meliputi segala aspek dari lingkungan yang melewati batas-

batas nasional sebuah negara atau segala sesuatu yang diatur di dalam skala global.

Contohnya adalah berbagai badan-badan internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa

(PBB), IMF, GATT, WTO, dll.

9. Political

Politik di dalam hal ini termasuk segala sesuatu yang berkaitan dengan distribusi dan

konsentrasi kekuasaan serta sistem politik yang berlaku di suatu negara. Dinamika politik

yang terjadi di dalam suatu negara akan berpengaruh tidak langsung pada kehidupan

organisasi. Peristiwa politik yang ada dijadikan organisasi sebagai input dalam membuat

keputusan.

10. Technological

Teknologi yang dimaksud dalam hal ini adalah segala sesuatu pengetahuan serta

tehnik-teknik yang digunakan untuk membuat produk ataupun jasa. Hal ini berpengaruh

terhadap cara pengelolaan organisasi (termasuk produksi barang atau jasa). Tingkat teknologi

yang digunakan berpengaruh terhadap ukuran dan tingkat keahlian yang harus dimiliki dalam

organisasi. Organisasi yang tidak mampu mengikuti perkembangan teknologi seringkali

terpaksa menghentikan kegiatannya.

11. Economic

Pengaruh kondisi ekonomi ini dirasakan oleh semua jenis organisasi, baik organisasi

pemerintah, perusahaan maupun organisasi sosial yang tidak mencari keuntungan. Kondisi

ekonomi di sini menggambarkan keadaan umum dari perekonomian daerah ataupun negara

dimana suatu organisasi berada. Kondisi ekonomi ini antara lain digambarkan oleh besarnya

daya beli konsumen, tingkat pengangguran, tingkat bunga yang berlaku, besarnya inflasi,

tingkat permintaan produk suatu sektor, dan kapasitas produksi total dari sektor.

Page 21: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

12. Environment

Lingkungan dapat pula memberikan pengaruhnya pada suatu organisasi. Sesuatu yang

terjadi (isu-isu yang ada) di dalam lingkungan akan memberikan dampak (positif maupun

negatif) pada cara pengorganisasi ataupun pengelolaan organisasi tersebut.

5. Pemanfaatan Teknologi dalam Organisasi

Definisi:

Ilmu pengetahuan, alat, teknik & kegiatan yang digunakan untuk melakukan transformasi

input menjadi output (Perrow)

Teknologi mencakup mesin-mesin, pendidikan, prosedur kerja, skill karyawan, dll.

Contoh kegiatan teknologi:

o Industri Mesin: pengerjaan logam

o Stasiun Radio/TV: penulisan cerita

o Biro Arsitek: disain

Teknologi mencakup aspek yang luas, dengan definisi yang bermacam-macam:

Sebagai aliran bahan mentah hingga berubah menjadi produk jadi (Perrow) Sebagai

tingkat variabilitas kegiatan kerja (Mohr)

Sebagai derajat mekanisasi dalam proses produksi (Woodward)

Sebagai tingkat penggunaan alat mekanis (Khandwalla)

Sebagai derajat ketergantungan antar tugas dalam aliran kerja (Hickson, Pugh et al)

Sebagai banyaknya produk baru yang dihasilkan (Harvey)

Klasifikasi Teknologi Produksi (Woodward)

Jenis 1

Proses pada workshop, membuat (assembling) pesanan berjumlah kecil, berbentuk

pesanan khusus (custom work)

Titik berat teknologi pada operator

Tingkat makenisasi: rendah

Predictability proses: rendah

Page 22: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

Contoh: tukang Las

Jenis 2

Proses produksi panjang, digunakan untuk membuat komponen standar

Output sering harus masuk inventory karena belum dibutuhkan oleh konsumen

Tingkat mekanisasi: sedang

Predictability proses: sedang

Contoh: pembuatan (massal) baut

Jenis 3

Keseluruhan proses bersifat mekanis/otomatis, tanpa ada start atau stop

Proses sangat terkontrol, hasil sangat predictable

Tingkat mekanisasi: tinggi

Predictability proses: tinggi

Contoh: penyulingan minyak

Teknologi organisasi (James Thompson)

3 kategori Teknologi (Nilai Integrasi Aliran Kegiatan Jenis teknologi): Teknologi Perantara,

Teknologi Rangkaian Panjang & Teknologi Intensif

1. Teknologi Perantara (Mediating Technology):

Menghubungkan organisasi (mediator) dengan klien dari lingkungan

Klien tidak saling berhubungan secara langsung karena mahal akibat sulit atau rumit.

Contoh: Bursa saham

Page 23: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

2. Teknologi Rangkaian Panjang (Long-Unked Technology):

Ada tahapan proses produksi yang berurutan dalam organisasi, output suatu tahap jadi

input buat tahap berikutnya, berturut-turut hingga keluar kepada kilen

contoh: Pabrik Mobil

3. Teknologi Intensif (Intensif Technology):

Beberapa jenis service khusus digabungkan untuk klien

Contoh: Rumah Sakit

Departemental Technology (Perrow)

Teknologi Rutin

Variasi tugas rendah, tugas formal, analyzable dengan ukuran angka yang jelas

Contoh: Pembuatan komponen logam (massal)

Teknologi Non-Rutin

Variasi tugas tinggi, pencapaian obyektif tidak analyzable, analisis masalah memerlukan

usaha yang besar.

Contoh: Penelitian (terutama sosial)

Page 24: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

Teknologi Craft

Aliran kegiatan stabil, tidak analyzable, sehingga perlu latihan, pengalaman, intuisi,

kebijaksanaan.

Contoh: Pengrajin

Teknologi Engineering

Variasi tugas tinggi, kompleks, tetapi ada formula/teknik/prosedur yang baku

Analyzable

Contoh: Akuntan

2.3 Manfaat Learning Organization

Manfaat dari Learning Organization dalam Perusahaan:

1. Perusahaan mampu memperoleh, mengintegrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan

baru dan unik melalui ekperimentasi, perbaikan dan inovasi dalam kegiatan internal

organisasi. Perusahaan tidak hanya mencari informasi khusus untuk mempertahankan

daya saing dan keberlanjutan kompetensi intinya, tetapi juga belajar bagaimana

memperoleh, memproses, menyimpan dan mendapatkan kembali informasi secara efektif

dan efisien. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menentukan informasi yang

dibutuhkan untuk memperbaharui, menyebarkan kembali atau menyusun kembali

Page 25: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

kompetensi intinya setelah dilakukan pemindaian dan penilaian yang teliti dan terus

menerus pada lingkungan

2. Mencari cara inovatif untuk menghadapi perubahan dan memenangkan persaingan bisnis.

Dengan Learning Organization, maka sikap inovatif dapat berkembang seiring dengan

munculnya sharing knowledge antar karyawan atau atasan dengan karyawan

3. Mendukung individu dan organisasi agar mampu beradaptasi terhadap perubahan

lingkungan. Dengan semakin mudahnya arus informasi masuk ke dalam tatanan

kehidupan masyarakat akibat semakin canggihnya teknologi informasi, maka karyawan

yang dibutuhkan adalah yang orang-orang yang memiliki pengetahuan (knowledge

people). Oleh karena itu, karyawan berpengetahuan yang bekerja dalam suatu perusahaan

hendaknya dinilai sebagai aset utama.

4. Dalam hal pengambilan keputusan manajemen, maka learning organization akan

membantu para eksekutif dan manajer untuk mampu membuat keputusan-keputusan

terutama keputusan tidak terprogram secara lebih kreatif. Learning organization

dipandang sebagai upaya untuk memaksimalkan kemampuan para manajer untuk berpikir

dan berperilaku efektif serta memaksimalkan potensinya. Artinya, para manajer mampu

memotivasi dan memberdayakan karyawan untuk mengambil keputusan secara mandiri.

2.4 Hambatan-hambatan dalam Learning Organization

Ada beberapa fakor penting yang menjadi hambatan utama dalam menerapkan proses

Learning Organization, faktor-faktor tersebut antara lain adalah :

1. kurangnya open-minded management, yaitu kemauan untuk mendengar, men-share

informasi, dan memonopoli kebenaran. Ditingkat individu, juga dituntut open-minded

juga. Padahal masyarakat Indonesia belum bisa menerima dan mempraktekkan open-

minded seperti tuntutan dari penerapan learning organization.

2. budaya belajar yang khas mungkin belum dikenal sebelumnya. Akibatnya, penanaman

budaya baru dipersepsikan sebagai tambahan “kegiatan” yang menjadi beban tersendiri

bagi organisasi/karyawan.

3. ketidakmampuan dalam hal teknik belajar seperti teknik dialog, analisis masa depan, dan

perekayasaan. Teknik dalam dialog, misalnya, sering dibayangi oleh ketidaklugasan

dalam menyampaikan gagasan karena perbedaan-perbedaan dalam jabatan, senioritas,

atau keakhlian.

Page 26: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

4. implementasi pengembangan karyawan tidak berdasarkan need assessment dan jika

dilaksanakan tidak berorientasi pada misi, sasaran dan strategi organisasi di masa depan.

5. resistensi terhadap perubahan dari para anggota organisasi (pegawai/karyawan) serta

kekurang pahaman akan arti learning organization

Jadi, hambatan dalam Learning Organization dapat berasal dari sisi individu dan juga

dari perusahaan. Hambatan yang muncul dari diri seseorang (individual) adalah pandangan

seseorang bahwa pengetahuan merupakan suatu kekuatan tersendiri yang dimiliki setiap

orang, sehingga jika pengetahuan tersebut disampaikan kepada orang lain, maka akan muncul

persaingan. Selain itu, pandangan seseorang yang tidak mau belajar jika bukan cara yang ia

yakini, juga akan menghambat proses belajar. Karyawan juga terkadang belum menyadari

pentingnya kegiatan belajar di perusahaan. Mereka menganggap bahwa proses belajar tersebut

tidak memberikan manfaat bagi mereka dan hanya menguras waktu dan tenaga mereka saja.

Waktu yang digunakan untuk melakukan suatu pekerjaan tidak sedikit, sehingga terkadang

karyawan merasa kekurangan waktu untuk bisa belajar.

Hambatan yang berasal dari perusahaan (organization) misalnya kurangnya dukungan

perusahaan dalam proses belajar. Perusahaan tidak memfasilitasi para karyawannya untuk

belajar. Selain itu, budaya belajar merupakan budaya yang baru di beberapa organisasi atau

perusahaan tertentu, sehingga memerlukan proses adaptasi terlebih dahulu. Dalam setiap

kegiatan pembelajaran, setiap orang memiliki cara belajar yang berbeda-beda dan juga proses

belajar merupakan sesuatu hal yang tidak bisa dipaksakan, sehingga, perusahaan haruslah

memotivasi para karyawannya agar proses pembelajaran tersebut dapat maksimal dan

berhasil. Konsep learning yang baik adalah konsep dimana seseorang mau dan mampu belajar

atas kemauan dirinya sendiri bukan atas kemauan atasan bahkan perusahaan.

2.5 Solusi Mengatasi Hambatan-hambatan dalam Learning Organization

Faktor-faktor penghambat yang telah dijelaskan sebelumnya hanya dapat diatasi

bilamana pemimpin organisasi mempunyai komitmen yang kuat untuk melaksanakan

perbaikan secara berkelanjutan, memiliki visi yang jelas dan mengkomunikasikannya kepada

seluruh anggota organisasi. Efektivitas Learning Organization akan sangat tergantung pada

sampai sejauh mana pimpinan mendukung proses tersebut, empowerment secara efektif, dan

tidak memandang empowerment sebagai ancaman. Intinya, Learning Organization dengan

Page 27: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

dukungan kepemimpinan visioner bertujuan menciptakan budaya organisasi yang sehat dan

positif dalam upaya mencapai cita-cita (visi) bersama. Hanya pemimpin yang mempunyai visi

yang jelas dan mengkomunikasikannya secara konsisten kepada semua anggota organisasi

(visionary leader) serta mengevaluasi pencapaian visi secara periodik yang mampu membawa

organisasinya ke arah perubahan yang diinginkan. Visi yang tidak jelas dan tidak dipahami

oleh semua orang dalam organisasi mengakibatkan iklim kerja menurun dan budaya kerja

berbasis kinerja sulit dicapai secara maksimal. Seorang pimpinan yang tidak memiliki visi,

sebenarnya telah kehilangan kredibilitasnya sebagai seorang panutan. Bila pimpinan

membiarkan hal itu terjadi, maka organisasi bisa terjebak ke dalam salah satu atau bahkan

beberapa pola organisasi, yaitu

1. Organisasi maniak, menunjukkan kegilaan yang luar biasa tentang sukses yang telah

dicapainya melalui kreativitas dan inovasi produk/jasa di masa lalu. Sukses tersebut

membuat pemimpin tergila-gila pada kreativitas dan inovasi produk/jasa, sehingga

produk/jasa baru merupakan tujuan bisnisnya, dan lupa akan pasarnya.

2. Organisasi dramatik. Mirip dengan organisasi maniak, organisasi dramatik terbawa oleh

pembawaan eksekutif yang bermental dan berpembawaan dramatik. Pembawaan tersebut

merupakan menifestasi dari rasa haus akan perhatian umum, gila kesibukan, demam

resiko yang tidak tanggung-tanggung.

3. Organisasi depresif, organisasi seperti ini diibaratkan balok kayu yang hanyut terbawa

arus. Organisasi tidak siap menghadapi perubahandan hanya ikut arus akan apa yang

terjadi di lingkungan luarnya. Terjadi dampak besar, yang antara lain ditandai oleh depresi

pada karyaswannya, iklim kerja seakan-akan mati, karyawan dilanda rasa apatis, lesu

darah. Organisasi tidak akan peduli apa yang akan terjadi di masa depan dan bahwan

melupakan komitmen masa lalunya.

4. Organisasi skisofrenik. Organisasi yang mengidap penyakit ini tidak memiliki pegangan

apa-apa, bagaikan mulut raksasa yang siap melumat karyawannya. Kehidupan organisasi

tidak menentu, sehingga karyawan tidak tahu akan apa yang terjadi.

5. Organisasi paranoid. Ini terjadi karena eksekutifnya mempunyai pandangan dan

pendirian bahwa orang-orang lain tidak dapat dipercaya dan harus diwaspadai, dicurigai.

Asumsi yang melekat dalam organisasi adalah setiap orang mempunyai niat jahat dan

sedang merencanakan penjegalan. Kemajuan dan kreativitas bawahan dianggap sebagai

ancaman jabatan dan kedudukannya dalam organisasi. Akibatnya hunbungan antara

Page 28: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

individu dalam organisasi dilandasi saling curiga, sehingga menimbulkan suasana kerja

yang tidak tenang.

6. Organisasi neurotik. Organisasi ini ditandai oleh kepemimpinan eksekutif yang

senantiasa ditandai dengan rasa takut. Eksekutif takut akan kemampuan dirinya dan

menyangsikan kemampuannya untuk mencapai kesusksesan. Konsekwensinya ia

menghindari resiko dan perubahan.

7. Organisai kompulsif-obsesif, yaitu organisasi yang tersu menerus menunjukkan pola

perilaku yang tidak masuk akal, membahayakan kesehatan sendiri dan perbuatannya

hanya terfokus pada satu hal saja, misalnya mengorbankan apapun demi kesempuarnaan

suatu aktivitas. Pemimpin puncak organisasi cenderung mengawasi, mengontrol, dan

mengendalikan dan bila perlu mencurigai bawahannya secara rinci. Akibatnya, terjadi

sentralisasi atas segala macam keputusan organisasi.

8. Organisasi mabuk, mengacu pada organisasi yang berpola perilaku tanpa menggunakan

perhitungan dan akal sehat, karena eksekutif puncaknya kecanduan suatu hal. Dalam

organisasi mabuk, pemimpin tidak akan pernah menyadari atau menerima realitas yang

mengidap organisasinya.

9. Organisasi stress pasca traumatik, adalah organisasi yang mengalami gangguan

emosional karena tergoncang oleh pengalaman dahsyat, misalnya pencaplokan oleh

konglomerat lain, kehilangan kontrak kerja sama dengan perusahaan penting, kehilangan

pelopor/pendiri organisasi.

Page 29: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

BAB III

ISI

3.1 Struktur organisasi dalam PT Unilever Indonesia

3.2 Tujuan dari PT Unilever Indonesia

1. VISI PT. UNILEVER

“To become the first choice of consumer, costumer and community”

Visi ini terbentuk disadari bahwa PT. Unilever terfokus pada consumer, costumer dan

community. Hal ini terwujud pada komitmen PT. Unilever terhadap konsumennya yaitu

menyediakan produk bermerek dan pelayanan yang secara konsisten menawarkan nilai dari

segi harga dan kualitas, dan yang aman bagi tujuan pemakaianny agar costumer, consumer

dan community dapat merasa puas.

Page 30: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

2. MISI PT. UNILEVER

Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan

aspirasi konsumen

Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas.

Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.

Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi.

Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan memberikan

imbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham.

Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada masyarakat dan

lingkungan hidup.

3.3 Strategi PT Unilever Indonesia dalam menghadapi dunia usaha yang semakin

kompetitif

PT Unilever merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi barang

konsumen demi memenuhi kebutuhan akan nutrisi, kesehatan dan perawatan pribadi sehari-

hari dengan produk-produk yang membuat para pemakainya merasa nyaman, berpenampilan

baik dan lebih menikmati kehidupan. Untuk menjaga keeksistensiannya dalam persaingan

global maka PT Unilever mempersiapkan beberapa strategi diantaranya sebagai berikut :

BERFOKUS PADA PELUANG PASAR

PT Unilever Indonesia dalam menjaga ke eksistensiannya di dalam persaingan global

yang semakin meningkat melakukan promosi melalui media elektronik. Namun dalam

kehidupan sehari-hari promosi yang dilakukan PT Unilever Indonesia tidak hanya lewat

media elektronik tetapi banyak juga melalui media cetak, sponsorship, mengadakan event-

event yang memasukkan produk-produk dari PT Unilever seperti Kecap Bango, Pepsodent,

Shampo Pantene, dan lain-lain. Karena jika promosi yang dilakukan hanya melalui media

elektronik maka PT Unilever Indonesia tidak mendapatkan keuntungan yang optimal.

Masyarakat di Indonesia terdiri dari berbagai kalangan dan tingkatan sosial yang beragam.

Jika perusahaan tidak bisa menyentuh hati masyarakat semua kalangan maka perusahaan tidak

Page 31: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

dapat berkembang pesat. Makna dari iklan yang ditawarkan oleh perusahaan juga harus bisa

dipahami oleh berbagai kalangan, karena iklan adalah salah satu cara promosi yang bisa

dilakukan oleh perusahaan agar dapat memperoleh keuntungan yang optimal.

Selain melalui iklan elektronik proses pemasaran yang dilakukan Unilever juga

menggunakan berbagai cara, diantaranya dengan berbagai program pemasaran yang dapat

menarik perhatian pelanggan. Kupon belanja gratis produk unilever adalah salah satu cara

promosi yang dilakukan oleh Unilever, selain itu diskon-diskon yang diberikan juga banyak

menarik perhatian pelanggan yang berasal dari kalangan masyarakat menengah kebawah.

Iklan itu sendiri adalah kandungan utama dari manajemen promosi yang menggunakan

ruang media bayaran untuk menyampaikan pesan, sementara para klien dan praktisi

periklanan memandangnya hanya sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan konsumen.

Iklan ini merupakan bagian dari bauran promosi, yang terdiri dari pemasaran langsung, PR

(Public Relations), promosi penjualan, dan penjualan personal. Peranan merek produk juga

sangat berperan penting, karena merek merupakan simbol dari sebuah produk yang

dipasarkan. Bahkan dalam satu perusahaan terdapat berbagai macam merek yang berbeda-

beda.

Pemasaran berskala besar seperti ini hanya satu daripada beragam program promosi

yang dilakukan Unilever, promosi inter-personal langsung ke pelanggan juga dilakukan oleh

Unilever dengan memberikan keuntungan khusus yang diberikan pada pelanggan setia

pengguna produk Unilever. Dengan program pemasaran ini diharapkan Unilever dapat

mencakup pangsa pasar yang luas di pasar konsumen Indonesia.

Dalam pemasaran global, eksistensi perusahaan diperlukan dalam mengembangkan

ide pemikiran, baik dalam cakupan nasional maupun internasional. Dalam hal ini khususnya

perusahaan Unilever harus bisa membuat sebuah grand design mahakarya khususnya

pemasaran global yang menuntut sebuah keajaiban-keajaiban dalam mengembangkan karir

sebuah perusahaan khususnya unilever selain memantau jalannya proses globalisasi dari para

pesaing. Mutlak adanya selalu diadakan apa yang disebut dengan inovation treatment dalam

setiap sesi langkah-langkah perusahaan.

Page 32: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

Unilever juga terus mempelajari kebutuhan dan keinginan konsumen, melakukan

inovasi dan aktivasi produk, serta terus membangun citra produk. Hal ini merupakan sebagian

dari strategi perusahaan untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan

konsumen terhadap brand-brand Unilever. Komunikasi yang disampaikan melalui iklan di

berbagai media cetak maupun elektronik sangat efektif dan langsung mengenai sasaran,untuk

evaluasi kedepannya PT Unilever Indonesia, Tbk akan melakukan 4 hal demi tetap memiliki

citra baik pada konsumennya, antara lain: branding, design, technical printing, dan

merchandising. Sehingga dengan cepat hal tersebut dapat mempengaruhi konsumen untuk

membeli dan mengkonsumsi produk-produk yang dikeluarkan oleh PT. Unilever.

Promosi strategi yang dapat dilakukan oleh PT Unilever yaitu:

1. Periklanan → semua bentuk penyajian nonpersonal dan promosi ide, barang atau jasa

yang dibayar oleh suatu sponsor tertentu.

2. Promosi Penjualan → Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan

mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.

3. Hubungan Masyarakat dan Publisitas → berbagai program untuk mempromosikan

dan atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.

4. Penjualan Secara Pribadi → interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau

lebih untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesan

5. Pemasaran Langsung → penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat

penghubung non personal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau

mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan.

Akan tetapi dengan bertambahnya zaman, persaingan pasar semakin ketat,

berkembangnya berbagai jenis media baru dan semakin canggihnya konsumen maka Strategi

Promosi dirumuskan menjadi:

1. Advertising

2. Consumer Sales Promotion

3. Trade Promotion and Co-Marketing

Page 33: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

4. Packaging. Point Of Purchase

5. Personal Selling

6. Public relations

7. Brand Publicity

8. Corporate Advertising

9. The Internet

10. Direct Marketing

11. Experiantial contact: Event, sponsorship

12. Customer Service

13. Word Of Mouth

Consumer – market sales promotion techniques :

Kupon → Sertifikat yang memberi hak kepada pemegangnya untuk mendapat

pengurangan harga seperti yang tercetak untuk pembelian produk tertentu.

Price-Off Deals → Memberikan potongan harga langsung ditempat pembelian.

Premium and Advertising Specialties → Barang yang ditawarkan dengan biaya

yang relatif rendah atau gratis sebagai insentif untuk membeli produk tertentu.

Contest and Sweeptakes → Hadiah adalah tawaran kesempatan untuk memenangkan

uang tunai, perjalanan, atau barang-barang karena membeli sesuatu.

Sampling and Trial Offers → Penawaran gratis untuk sejumlah produk atau jasa

(pemberian contoh produk).

Brand Placement → Salah satu teknik dari sales promotion untuk mencapai pasar

dengan memasukkan produk pada sebuah acara televisi atau film.

Rebates → memberikan pengurangan harga setelah pembelian terjadi dan bukan pada

toko pengecer.

Page 34: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

Frequency → Program ini merupakan salah satu teknik yang mengarah kepada

program-program yang berkelanjutan seperti menawarkan konsumen diskon atau hadiah

langsung gratis untuk mencapai terjadinya pengulangan dalam pembelian atau langganan

dari merk atau perusahaan yang sama.

Event Sponsorship → Ketika perusahaan mensponsori suatu acara, membuat merek

sangat ditonjolkan pada acara tersebut sehingga membuat kredibilitas merek meningkat

bersamaan dengan para penonton di acara.

Pendekatan penjualan dan promosi penjualan akan efektif dan efisien apabila

dirancang dengan menerapkan pola regionalisasi atau diterapkan di daerah-daerah atau

kawasan tertentu. Unilever sudah menerapkan pola regionalisasi karena Unilever telah

memiliki pabrik-pabrik atau juga cabang perusahaan di tiap-tiap negara. Hal ini dilakukan

agar setiap negara dapat membeli produk yang sesuai dengan keinginan dan kebiasaan

mengkonsumsi produk yang sangat erat hubungannya dengan cita rasa negaranya.

Unilever telah membuka cabang perusahaan di Indonesia. Untuk lebih dikenal oleh

masyarakat indonesia dan bisa mendapat hati masyarakat Indonesia maka Unilever membuat

produk yang sesuai dengan cita rasa Indonesia seperi kecap Bango. Kecap merupakan

makanan yang terbuat dari kacang kedelai. Bisa dibilang kecap merupakan makanan yang

khas dari Indonesia.

Untuk itu Unilever membuat produk kecap bango untuk di konsumsi masyarakat

Indonesia. Walau kecap bango bukan produk asli buatan unilever namun nama Unilever lebih

terkenal karena kecap bango sekarang ini merupakan produk yang dikembangkan oleh

Unilever. Terlebih iklan yang ditampilkan di media tentang produk kecap bango sangat

mencerminkan negara Indonesia. Dengan model-model yang berasal dari Indonesia, ini akan

lebih membangun image Unilever dimata konsumen di Indonesia. Konsumen akan

mempunyai keinginan untuk membeli produk kecap bango karena terkesan melihat iklan yang

ditampilkan tersebut. Walaupun konsumen hanya coba-coba membeli merek tersebut namun

setidaknya produk tersebut sangat dikenal oleh masyarakat.

Page 35: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

Oleh karena itu, kualitas sangat penting dalam pembuatan produk. Karena walaupun

promosi yang dilakukan perusahaan sangat baik namun jika kualitas yang ditawarkan tidak

diperhatikan maka promosi yang dilakukan bisa dibilang sia-sia saja.

KEPEMIMPINAN HARGA RENDAH

Dengan menjaga harga yang rendah dan rak-rak diisi dengan baik menggunakan

sistim pengisian kembali persediaan yang melegenda melalui mili pada tempat pedagang

eceran. Sistem mili mengirimkan pesanan atas barang dagang baru secara langsung kepada

pemasok ketika pelanggan membayar pembelian mereka pada kasir.Terminal titik pejualan

mencatat kode barang setiap barang yang melewati kasir dan mengirimkan transaksi

pembelian langsung kepada komputer pusat pedagang eceran. Komputer mengumpulkan

pesanan dari semua toko eceran dan mengirimkannya ke pemasok. Pemasok juga dapat

mengakses data penjualan dan persediaan pedagang eceran menggunakan teknologi web.

Sistem ini mampu membuat pedagang eceran mempertahankan biaya rendah sambil

menyesuaikan persediaannya untuk memenuhi permintaan pelanggan. Dampaknya bagi

pelanggan adalah ketidaktertarikannya beralih ke produk lain akibat harga produk unilever

rendah dan terjangkau.

DIFERENSIASI PRODUK

Produk Unilever terus memperkenalkan kemasan-kemasan yang terbaru, tetapi

Unilever tetap mempertahankan kualitas produknya. Baik itu kemasan yang botol kaca,

sachet, botol kecil dan masih banyak lagi kemasannya.

MENGUATKAN KEAKRABAN PELANGGAN DAN PEMASOK

Menggunakan sistem informasi untuk memfasilitasi akses langsung dari pemasok

terhadap jadwal produksi.dan bahkan mengizinkan pemasok untuk memutuskan bagaimana

dan kapan mengirim pasokan kepada pemasok. Selain itu Unilever juga melakukan tanya

jawab kepada para konsumen dan membuat suara konsumen tempat para konsumen

mengeluh.

3.4 Pengaruh lingkungan umum maupun khusus terhadap PT Unilever Indonesia

Page 36: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

Lingkungan PT Unilever Indonesia Tbk yaitu sebagai berikut :

1. Customer

Kita dapat melihat pengaruh selera masyarakat terhadap jenis output yang dihasilkan

pada PT Unilever Indonesia TBK. Selera masyarakat yang berbeda-beda mempengaruhi

SariWangi (anak perusahaan PT Unilever Indonesia dengan produk teh) dalam menghasilkan

jenis barang (teh) yang akan dipasarkan. Setelah membidik selera teh masyarakat pada

umumnya dengan produk teh celup SariWangi regular, saat ini SariWangi membidik selera

premium para customernya yang rata-rata kalangan menengah ke atas dengan mengeluarkan

produk SariWangi Gold Selection.

2. Distributor

Melihat begitu pentingnya peranan distributor dalam penyebaran produk yang

dihasilkannya, PT Unilever Indonesia Tbk membentuk dan menjalin jaringan distribusi yang

sangat baik (versi majalah Businessweek). Salah satu caranya, PT Unilever mengeluarkan

program promosi bagi para distributor yang membuat display (tamnpilan) dari produk

Unilever yang baik di tempatnya berdagang. Penjual yang membuat display yang baik

terhadap produk Unilever akan diberikan hadiah berupa uang tunai. Penerapan dari hal ini

Page 37: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

dapat kita lihat dengan jelas dalam produk Sunsilk yang termasuk dalam produk yang

dihasilkan PT Unilever Indonesia Tbk.

3. Unions

Pepsodent sebagai salah satu produk yang dikeluarkan oleh PT Unilever Indonesia

Tbk, menjalin kerja sama dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia. Jalinan kemitraan antara

Pepsodent dengan PDGI memberikan pengaruh pada Pepsodent dalam hal kualitas produk

dan kemasan produk. Dalam hal kualitas produk, PDGI memberi input kepada Pepsodent

tentang karakteristik kualitas produk yang baik. Sedangkan dalam hal kemasan, PDGI bekerja

sama dengan Pepsodent untuk mencantumkan himbauan sikat gigi teratur pada kemasan

Pepsodent.

4. Competitors

PT Unilever Indonesia Tbk mengeluarkan sebuah produk sabun mandi yang khusus

pada jenis sabun mandi kesehatan. Produk tersebut diberi nama Lifebuoy. Di pasar, tidak

hanya PT Unilever Indonesia Tbk saja yang menghasilkan produk sabun mandi kesehatan.

Ada beberapa perusahaan yang bergerak pula dalam produk sabun mandi kesehatan seperti

Nuvo dan Dettol. Karena persaingan dalam pasar itulah yang membuat PT Unilver Indonesia

Tbk dengan Lifebuoy-nya lebih memfokuskan produknya pada jenis konsumen yaitu keluarga

dengan memproklamirkan Lifebuoy-nya sebagai sabun mandi kesehatan keluarga. Selain

melirik keluarga sebagai target pemasaran produknya, PT Unilever Indonesia Tbk juga

mengeluarkan program sosial masyarakat yaitu ‘Kampanye Cuci Tangan dengan Sabun’ yang

sekaligus sebagai ajang promosi bagi Lifebuoy.

5. Government

PT Unilever Indonesia Tbk melahirkan trashion sebagai bagian dari program ‘Green

and Clean’. Di dalam program ini, PT Unilever Indonesia Tbk melibatkan sekitar 500 ibu

rumah tangga yang tergabung dalam Komunitas Ibu Bersinar Sunlight untuk berperan serta

dalam pembuatan tas daur ulang dari sampah plastik bekas kemasan produk yang lebih

dikenal dengan trashion. Komunitas yang telah membentuk 53 sentra ini tersebar di beberapa

kota yaitu Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, dan Makasar. Program ini merupakan bentuk

tanggungjawab sosial perusahaan yang sejalan dengan UU 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan

Page 38: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

Sampah yang mewajibkan pelaku usaha untuk bertanggungjawab dalam mengelola sampah

yang berasal dari produk dan/atau kemasan yang dibuat.

6. Suppliers

Salah satu produk teh dari PT Unilever Indonesia Tbk yaitu SariWangi baru saja

meluncurkan pruduk terbarunya yaitu SariWangi Gold Selection. Produk ini adalah produk

yang memenuhi keinginan para kalangan premium. Untuk produk terbarunya itu, PT Unilever

Indonesia Tbk mencari supplier lain dimana pasokan bahan bakunya memiliki karakteristik

yang sesuai dengan karakteristik produk terbarunya tersebut. Karena itulah supplier dari

produk SariWangi regular berbeda dengan supplier dari produk SariWangi Gold Selection.

Kualitas supplier akan sangat berpengaruh pada kualitas produk tersebut. Sehingga PT

Unilever Indonesia Tbk sangat berhati-hati dalam pemilihan supplier.

7. Demographic & cultural

Menurut majalah Businessweek, PT Unilever Indonesia Tbk karakteristik demografis

di Indonesia sangat ideal atau cocok dengan PT Unilever Indonesia Tbk. Produk-produk yang

dihasilkan oleh PT Unilever Indonesia Tbk telah mampu memenuhi kebutuhan para penduduk

Indonesia dengan berbagai produk yang dihasilkannya yang dapat dinikmati oleh semua

kalangan usia dan semua kalangan kelas ekonomi. Misalnya produk Pepsodent yang dapat

dinikmati oleh semua kalangan usia (Pepsodent kids sampai Pepsodent untuk orang dewasa)

dan semua kalangan kelas ekonomi (Pepsodent regular sampai Pepsodent untuk perawatan

khusus). Penduduk Indonesia yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia pun dapat diatasi

oleh PT Unilever Indonesia dengan membentuk jaringan distrribusi yang baik. Sehingga

produk-produk PT Unilever Indonesia Tbk dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia

dari perkotaan hingga pelosok pedesaan. Karakteristik demografis yang ideal inilah yang

membuat PT Unilever Indonesia Tbk menjadi terkenal merajai pasar di Indonesia.

8. International

Kebijakan dalam PT Unilever Indonesia Tbk dipengaruhi pula oleh lingkungan

internasional. Salah satunya adalah kebijakan PT Unilever Indonesia Tbk dalam program

peningkatan gizi anak. PT Unilever Indonesia Tbk melalui produk Blue Band mengeluarkan

program untuk meningkatkan gizi anak-anak yang kurang mampu bi beberapa negara bekerja

Page 39: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

sama dengan UNICEF. Selain itu, beberapa program dan produk dari PT Unilever Indonesia

juga bekerja sama dengan WHO.

9. Political

Kondisi politik Indonesia yang sering tidak stabil membuat keadaan ekonomi yang

ada di Indonesia pun menjadi tidak stabil pula. Keadaan ini akan menjadi perhatian PT

Unilever Indonesia Tbk dalam menjalani kegiatan organisasi sehari-hari maupun dalam

membuat keputusan. Misalnya keadaan ekonomi yang tidak stabil akibat kondisi politik yang

tidak menentu membuat PT Unilever Indonesia Tbk untuk mengurangi jumlah produksinya.

Dan bila kondisi politik stabil yang diikuti dengan keadaan ekonomi yang stabil pula, maka

PT Unilever Indonesia Tbk akan membuat keputusan untuk menaikkan jumlah output

produksi.

10. Technological

PT Unilever Indonesia Tbk telah memiliki tujuh buah pabrik di Indonesia. Pabrik-

pabrik berteknologi tinggi tersebut berlokasi di Cikarang dan Rungkut (Surabaya) dengan

kapasitas 76.000 ton per tahun. Dan PT Unilever Indonesia Tbk baru saja menambah pabrik

teknologi tingginya dengan meresmikan pabrik perawatan kulit (skin-care) miliknya yang

berlokasi di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang dimana investasi awalnya sebesar Rp.

500.000.000.000. Pabrik ini tercatat sebagai pabrik perawatan kulit terbesar di Asia. Kekuatan

teknologi digunakan PT Unilever Tbk untuk memberikan pengaruh positif terhadap

organisasinya. Pengaruh positif ini dapat berupa peningkatan jumlah produksi maupun

peningkatan mutu produksi. Yang pada akhirnya kedua hal tersebut akan memengaruhi

organisasi dalam hal cara pengelolaan organisasi.

11. Economic

Kondisi perekonomian Indonesia yang sempat menurun membawa PT Unilever

Indonesia Tbk untuk melakukan suatu inovasi agar produk-produk yang dihasilkannya dapat

tetap dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini dapat kita lihat jelas dalam produk

pembersih cuci piring dan detergen yang dihasilkan oleh PT Unilever Indonesia Tbk yaitu

Sunlight dan Rinso. Sebelumnya kedua produk tersebut dikenal sebagai produk yang cukup

mahal dan belum tentu terjangkau oleh seluruh masyarakat. Dengan kondisi perekonomian

Page 40: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

Indonesia yang sempat tergoncang dimana terjadi inflasi dalam jumlah besar dan banyaknya

jumlah pengangguran. Masyarakat lalu mengetatkan anggaran pengeluaran mereka yang

berimbas pada menurunnya tingkat permintaan masyarakat terhadap beberapa produk

(termasuk Sunlight dan Rinso). Untuk menghadapi masalah itu, PT Unilever Indonesia Tbk

mengeluarkan produk Sunlight dan Rinso yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ekonomi

masyarakat yaitu mengemasnya dalam bentuk sachet. Terbukti dengan dikeluarkannya produk

sachet dari Sunlight dan Rinso, penjualan kedua produk tersebut meningkat dan cenderung

stabil meski dalam keadaan ekonomi yang turun sekalipun.

12. Environment

Seperti masalah lingkungan yang sedang menjadi sorotan di Indonesia akhir-akhir ini

terlebih masalah pemberdayaan sampah dan barang daur ulang. Sebagai tanggapan terhadap

masalah tersebut sekaligus bentuk komitmen PT Unilever Indonesia Tbk dalam mengedukasi

masyarakat untuk turut ambil bagian dalam upaya melestarikan lingkungan melalui

penggunaan produk daur ulang di dalam aktivitas masyarakat sehari-hari, maka PT Unilever

Indonesia Tbk meluncurkan trashion sebagai bagian dari program ‘Green and Clean’. Dimana

tujuan dari program ini adalah untuk menginspirasi masyarakat dalam menggunakan produk

itu (trashion) sebagai alternatif tas belanja dan salah satu inisiatif dalam mengurangi dampak

kemasan plastik. Selain berpengaruh pada program yang dikeluarkan, lingkungan alam juga

mempengaruhi PT Unilever Indonesia Tbk dalam jenis dan kualitas produk yang

dihasilkannya. Masalah lingkungan lain yang sedang menjadi pusat perhatian adalah

berkurangnya persediaan air bersih. Isu lingkungan ini membuat PT Unilever Indonesia Tbk

berinisiatif untuk mengeluarkan produk yang ramah lingkungan dalam hal ini bertujuan untuk

meminimalisir penggunaan air bersih. Tujuan PT Unilever Indonesia Tbk ini direalisasikan

dengan mengeluarkan produk ‘Molto Ultra Sekali Bilas’.

3.5 Pemanfaatan teknologi oleh PT Unilever Indonesia

Dewasa ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bukan lagi menjadi hal

yang baru. Persaingan di dunia bisnis kerap terjadi terutama dalam hal menggaet konsumen

sebanyak-banyaknya. Dengan adanya perubahan selera konsumen, teknologi dan persaingan

yang pesat, perusahaan berusaha mengembangkan secara terus–menerus produk dan

Page 41: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

layanannya. Setiap perusahaan belajar untuk mendesain produk dan layanan yang sesuai

dengan keinginan pasar dan strategi perusahaan itu sendiri. Hal tersebut terimplementasi

dalam teknologi yang digunakan oleh perusahaan.

Sebagai organisasi pembelajar (Learning Organization), Unilever memiliki tujuan

yang jelas untuk mendorong pertumbuhan merek berkelas dunia melalui inovasi yang cepat,

berskala besar dan menantang. Hal ini tercermin dalam teknologi yang digunakan, baik dalam

proses produksi maupun dalam aspek manajemennya. Beberapa teknologi yang diterapkan

dalam perusahaan tersebut antara lain:

1. Dalam proses produksi

1. Laboratorim Penelitian dan Pengembangan

Kemampuan Litbang PT. Unilever terdiri dari enam laboratorium penelitian dan

laboratorium utama; dua di Inggris (Colworth House dan Port Sunlight), satu di Negeri

Belanda (Vlaardingen), satu di Amerika Serikat (Trumbull), satu di China (Shanghai) dan satu

di India (Mumbai). Mereka bekerja secara baik sekali dengan jaringan pusat teknologi global

dan regional yang menyediakan produk-produk masa mendatang untuk perusahaan-

perusahaan Unilever di seluruh dunia.

2. Product Life Cycle (PLC)

Setiap produk sama halnya dengan manusia, juga memiliki suatu siklus hidup, yaitu

dilahirkan, melalui beberapa tahap pendewasaan, hingga akhirnya mati ketika ada produk

baru yang dapat lebih memuaskan kebutuhan konsumen. Karena tiap produk pada akhirnya

akan mengalami penurunan, maka perusahaan harus pintar mengembangkan produk baru

untuk menggantikan produk lamanya agar tidak didahului pesaing dalam menguasai pasar.

Perusahaan juga harus pandai mengadaptasikan strategi – strategi pengembangan produk

barunya dalam proses produksinya supaya dapat menghadapi perubahan selera, teknologi dan

persaingan.

Product Life Cycle atau siklus hidup produk terdiri dari 4 tahap, yaitu :

1) Introduction

Page 42: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

Tahap pertama ini dimulai saat awal kehidupan produk dan proses; mulanya inovasi

dirangsang oleh kebutuhan di pasar. Inovasi proses juga dirangsang oleh kebutuhan untuk

memperbesar tingkat output. Tahap pertama dinamakan “maksimisasi kinerja” untuk produk

dan jasa dan “tak terkoordinasi” untuk proses. Laju inovasi produk yang tinggi memperbesar

kemungkinan besarnya keragaman produk. Akibatnya, proses produksi sebagian besar terdiri

atas operasi manual dan tidak standar. Sistem produksi mungkin terfokus tetapi

karakteristiknya tak terkoordinasi karena tata hubungan antaroperasi yang diperlukan masih

belum jelas. Pada tahap ini pula produk didesain dalam jumlah yang tidak terlalu banyak (low

volume).

2) Growth

Persaingan harga menjadi lebih ketat pada tahap pertumbuhan ini. Desain sistem

produksi menekankan minimisasi biaya ketika persaingan di pasar mulai menekankan pada

harga. Proses produksi menjadi lebih padat-modal dan lebih terintegrasi melalui perencanaan

dan pengendalian produksi. Pendesainan produk pun mulai dikembangkan hingga dapat

diterima baik oleh pasar. Pada tahap ini, proses produksi seringkali bersifat tersegmentasi. Ini

tErjadi sebagian karena integrasi berlangsung di tingkat yang lebih luas melalui sistem

pengedalian manajerial dan sebagian karena tipe sistem yang dominan adalah sistem yang

terfokus pada proses. Tapi walaupun inovasi proses mendominasi tetapi baik inovasi proses

maupun produk tetap dirangsang oleh teknologi.

3) Maturity

Ketika keseluruhan sistem mencapai tahap pendewasaan, inovasi cenderung sebagian

besar dirangsang oleh biaya (cost stimulated). Persaingan harga yang lebih jauh makin

menekankan perlunya strategi meminimalkan biaya, dan proses produksi menjadi lebih padat-

modal lagi dan terfokus pada produk. Proses produksi dalam hal ini pendesainan produk

menjadi sangat terstrukstur dan terintegrasi sehingga sulit untuk membuat perubahan (few

design change) karena setiap perubahan akan menimbulakan interaksi yang sangat besar

dengan operasi – operasi dalam proses. Oleh karena itu, tahap pendewasaan ini sering disebut

titik puncak dari daur hidup produk / layanan(jasa).

4) Decline

Page 43: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

Tahap ini merupakan tahap akhir yang paling ditakuti oleh sebagian besar perusahaan

karena pada tahap ini perusahaan harus membuat suatu strategi pendesainan agar produknya

dapat bertahan di pasar (tidak hilang dari peredaran). Strategi ini dapat berupa pendesainan

ulang produknya agar lebih menarik misalnya dengan mengganti kemasannya. Bila

perusahaan tidak berhasil menemukan strategi yang jitu dapat terjadi produknya akan

digantikan oleh produk pesaingnya.

Perkembangan industri dewasa ini telah menyebabkan krisis lingkungan dan energi.

Sejalan dengan meningkatnya perhatian terhadap perbaikan mutu lingkungan, Organisasi-

organisasi, tidak terkecuali Unilever makin meningkatkan perhatian mereka pada dampak

lingkungan dari kegiatan, produk dan jasanya. Bermula dari sini, maka organisasi dan industri

dituntut untuk meningkatkan pertanggungjawaban terhadap konservasi lingkungan.

Berdasarkan kondisi ini, maka tuntutan peraturan dunia terhadap pertanggungjawaban

organisasi dan industri dalam pengelolaan lingkungan menjadi meningkat. Sistem Manajemen

Lingkungan telah menjadi tuntutan dari pelanggan negara maju yang secara sadar melihat

pentingnya perlindungan terhadap lingkungan dilaksanakan sejak dini untuk meminimalkan

kerusakan lingkungan di masa depan.

Sebagai organisasi pembelajar, unilever melihat bahwa perhatian terhadap perbaikan

mutu lingkungan merupakan salah satu aspek penting yang dapat menunjang eksistensi

perusahaannya dalam jangka panjang. Oleh karena itu, dalam rangka perlindungan terhadap

lingkungan, dalam teknologi yang digunakan dalam proses produksinya, Unilever

menerapkan Sistem Pengelolaan Lingkungan atau Environmental Management Sytem (EMS)

berdasarkan ISO 14001, diantaranya:

• Sejak Tahun 2005, pabrik Unilever telah berhasil mengurangi kebutuhan air dan

mengurangi pembuangan air limbah dari proses produksinya melalui pemasangan unit

pengolah air limbah reverse osmosis.

• Pada tahun 2003, Unilever telah mengganti bahan bakar boiler dari solar ke gas alam

yang mengandung relative lebih sedikit sulfur. Penggantian ini mengurangi emisi SOx

kami secara signifikan.

Page 44: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

• Mengubah rantai ABS yang bercabang menjadi Linier Alkyl Benzen Sulfonat (LABS)

sehingga lebih mudah terurai ke lingkungan melalui produksi deterjen serbuk yang ramah

lingkungan.

• Bekerja sama dengan Asosiasi Industri Daur Ulang Plastik Indonesia (AIDUPI),

mereka memanfaatkan kemasan yang tidak terpakai atau bahan plastik lainnya untuk

membuat produk plastik seperti ember atau keset.

2. Dalam Aspek Manajemen

1. Komunikasi Pemasaran Terpadu ( Integrated Marketing Communication/ IMC )

Komunikasi Pemasaran Terpadu ( Integrated Marketing Communication/ IMC )

merupakan upaya perusahaan memadukan dan mengkoordinasikan semua saluran komunikasi

untuk menyampaikan pesannya secara jelas, konsisten dan berpengaruh kuat tentang

organisasi dan produk-produknya.

Dari definisi umum tersebut, kira bisa lihat sejumlah manfaat IMC bagi

organisasi/perusahaan, di antaranya :

Membentuk identitas merk yang kuat di pasar dengan mengikat bersama dan

memperkuat semua citra dan pesan komunikasi perusahaan.

Mengkoordinasikan semua pesan, positioning dan citra, serta identitas perusahaan

melalui semua bantuk komunikasi pemasaran.

Adanya hubungan yang lebih erat antara perusahaan (mellaui produk/jasanya) dengan

para konsumennya.

Dan dalam prakteknya, ada yang harus diperhatikan oleh para pelaku IMC:

Solusi IMC menuntut untuk memahami pentingnya semua titik-titik kontak di mana

pelanggan mungkin mendadak menjumpai perusahaan tertentu, produk dan merknya.

IMC harus bisa menghasilkan konsistensi komunikasi yang lebih baik dan dampak

penjualan yang lebih besar.

Page 45: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

IMC menempatkan tanggung jawab di tangan seseorang untuk menyatukan citra

perusahaan, akrena citra perusahaan itu dibentuk oleh ribuan aktivitas perusahaan.

2. Penggunaan Perangkat Mobile

Sistem informasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari organisasi. Bagi

sebagian perusahaan seperti perusahaan besar bisnisnya tidak akan berjalan tanpa sebuah

sistem informasi. Elemen kunci dari informasi adalah struktur, proses bisnis, politik dan

budaya.Organisasi memiliki struktur yang terdapat dari tingkatan dan keahlian yang

berbeda.Struktur biasanya akan menggambarkan dengan jelas pembagian kerja. Teknologi

informasi adalah salah satu dari banyak alat yang digunakan manajer untuk menghadapi

perubahan. Contohnya perusahaan unilever. Dengan kemampuannya untuk menjual produk

dan mereknya keseluruh dunia dan atas komitmenya pada menajemen yang berkualitas tinggi,

maka Unilever melengkapi para eksekutif terbaik perusahaan dengan perangkat genggam

nirkabel. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari semakin majunnya teknologi agar perusahaan

tersebut semakin maju.

Unilever mengijinkan para eksekutif perusahaannya menggunakan BlackBerry. Hal

ini adalah ide yang baik karena perangkat tersebut adalah pemimpin dalam kategorinya dan

bekerja dengan banyak server e-mail yang berbeda dan standar jaringan nirkabel yang

beragam termasuk CDMA dan Wi-Fi. Hal ini tentu saja memudahkan para eksekutif untuk

membawa kemanapun alat tersebut walaupun perangkat genggam nirkabel mudah hilang atau

dicuri karena begitu portabel dan dapat ditembus oleh hacker dari pihak luar lainnya. Tetapi

dengan kecanggihannya perangkat-perangkat BlackBerry menggunakan sistem operasi yang

mengizinkan manajer teknologi informasi membuat larangan-larangan otomatis seperti tidak

boleh membuka lampiran e-mail yang dikirim dari PC pengguna. Ini mengurangi kesempatan

virus menulari jaringan perusahaan. Penggunaan keamanan ini juga mencegah penggunaan

layanan e-mail atau Browser Web Alternatif. Jadi dengan mengizinkan para eksekutif

menggunakan BlackBerry maka hal tersebut dapat lebih memudahkan para eksekutif untuk

bekerja dengan baik.

3.6 Penerapan Learning Organization di PT Unilever Indonesia

Dalam merancang kegiatan pembelajaran secara total company, Unilever Indonesia

akhirnya merumuskan sebuah program yang disebut Learning Award. Program ini mewadahi

Page 46: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

hampir seluruh kegiatan pembelajaran di perusahaan baik yang sifatnya formal dan terstruktur

maupun yang informal dan sporadis.

Learning Award adalah suatu sistem untuk memotivasi orang-orang yang memberikan

sharing pengetahuan dan pengalaman kepada rekan kerja yang lain. Atas kontribusi tersebut,

mereka mendapatkan poin yang dapat ditukarkan dengan berbagai hadiah sebagai bentuk

apresiasi. Apresiasi tersebut tidak harus berbentuk materi karena apresiasi tertinggi justru

dirasakan ketika seseorang merasa bisa berkontribusi banyak kepada rekan kerjanya yang lain

lewat sharing berbagai pengetahuan dan pengalaman serta ketika dia dihargai sebagai salah

satu internal trainer di perusahaan.

Setiap tahunnya ditentukan karyawan-karyawan terbaik yang berjasa besar dalam

program pembelajaran dengan pemberian penghargaan (award) tertentu seperti:

Learning Champion of The Year

Coach of The Year

The Most Active Contributor

The Most Valued Contributor

Top Scorer Award

Secara khusus pimpinan perusahaan akan memberikan selamat dan penghargaan yang

menciptakan kebanggaan bagi para kontributor kegiatan pembelajaran dan membuat mereka

semangat untuk berkontribusi lebih baik lagi di tahun-tahun berikutnya.

Salah satu keunggulan Unilever Indonesia dalam mengembangkan Knowledge

Management maupun menciptakan Learning Organization adalah kemampuannya dalam

menciptakan berbagai program pembelajaran yang unik dan menarik. Awalnya program ini

ada yang merupakan usulan karyawan, sebuah ide yang secara tidak sengaja disampaikan

dalam sebuah pembicaraan maupun hasil dari analisa kebutuhan untuk memanfaatkan

berbagai media yang ada.

Program pembelajaran yang dirancang antara lain:

Page 47: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

1. Sharing Pengetahuan

Sharing ini bersifat mendalam dengan menghadirkan tokoh-tokoh di perusahaan.

Knowledge Club adalah sebuah talk show menghadirkan narasumber dari top

management atau senior manager di mana mereka berbagi banyak hal mulai dari keahlian

khusus, pengetahuan teknis dan non teknis, pengalaman pribadi dan berbagai hal lainnya

untuk menjadi sebuah pembelajaran bagi seluruh karyawan yang mendengarkan.

Retrospect. Sebuah proses melakukan kilas balik atau retrospeksi atas apa yang sudah

dilakukan di masa lalu. Topik yang dibahas terutama project-project yang dilakukan

perusahaan baik yang berhasil maupun gagal. Jika berhasil akan menjadi catatan bagi

generasi penerus untuk keberhasilan yang lebih besar di masa mendatang. Sedangkan dari

project yang gagal semua orang belajar pelajaran apa yang dapat dipetik dari kegagalan

tersebut sehingga dapat dihindari di masa mendatang. Retrospect dilakukan lewat talk

show dan kemudian hasilnya dirangkum dalam sebuah dokumen learning dengan gaya

pembahasan berupa artikel bisnis sebagai dokumen berharga bagi generasi selanjutnya di

perusahaan.

2. Sharing Informal

SOLAR (Share of Learning and Result). Program ini dirancang agar siapa saja bisa

memberikan sharing pengetahuan dan pengalaman terutama yang berkaitan pekerjaan atau

mendukung seseorang untuk berkarya lebih baik lagi. Selain memanfaatkan kontributor

dari para internal trainer di perusahaan juga sesekali mengundang pembicara tamu.

GLAD (Group Learning and Development) adalah proses sharing dari karyawan yang

lebih senior kepada adik-adiknya tentang dunia kerja, pengalaman pribadi, maupun tips-

tips dalam menjalani tantangan di pekerjaan maupun kehidupan pribadi.

Video Café adalah sebuah program unik di mana para peserta menyaksikan program

video interaktif tentang berbagai topik pengembangan diri sambil menikmati kopi hangat

yang membangkitkan selera.

Book Club. Program ini dirancang agar karyawan yang gemar membaca mendapat

wadah untuk memberikan sharing kepada karyawan lainnya tentang pelajaran dan ilmu

yang didapat dari buku-buku yang pernah dibacanya.

Page 48: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

3. Online Sharing

Agar sebuah aktivitas pembelajaran (learning) dapat dinikmati oleh siapa saja dan

kapan saja, maka hampir seluruh kegiatan di atas memiliki catatan baik berupa dokumentasi

video, rekaman suara, laporan pembahasan, maupun presentasi yang dipakai para kontributor.

Seluruh materi ini disimpan dan ditata dengan rapi dalam situs internal perusahaan yang

diberi nama K-Club yang berarti Knowledge Club.

Kapanpun dan dimanapun karyawan bisa mengakses materi tersebut untuk kemudian

dijadikan referensi.

Sebagai perusahaan yang mendukung budaya belajar bagi seluruh karyawannya, tidak

lengkap rasanya jika tidak memiliki sebuah perpustakaan. Untuk itu Unilever memiliki

perpustakaan yang menyediakan berbagai buku menarik terkait bisnis dan pengembangan

pribadi bagi seluruh karyawan.

Untuk memudahkan dibuat sistem Online Library sehingga seorang karyawan di

manapun dia berada bisa mengakses dan mencari buku yang dibutuhkan dari meja kerjanya.

Dengan sekali klik maka buku tersebut akan tercatat dan dikirimkan ke lokasi kerja karyawan

tersebut. Koleksi perpustakaan ini dilengkapi pula dengan koleksi digital lainnya seperti e-

Page 49: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

book, ringkasan dari buku-buku bisnis maupun ditambahkan modul-modul training yang

dirancang dan dibuat sendiri oleh karyawan.

Agar program-program yang telah disebutkan diatas dapat menarik perhatian dan

dapat dimanfaatkan oleh karyawan, maka perusahaan melakukan promosi. Sifat dari promosi

ini adalah profokatif. Tentunya promosi yang provokatif ini dalam konteks positif di mana

perusahaan harus bisa memasarkan kegiatan tadi lewat pengumuman, poster, teaser komputer

maupun berbagai media komunikasi dengan gambar dan pesan yang memiliki kekuatan

sehingga karyawan tertarik untuk mengikutinya. Tanpa adanya promosi kegiatan yang efektif,

bisa jadi berbagai kegiatan yang telah dirancang dengan susah payah tadi tidak mencapai hasil

maksimal yang diinginkan.

Program-program pembelajaran yang dirancang oleh perusahaan tersebut secara

perlahan telah menciptakan benih budaya belajar bagi karyawannya. Awalnya karyawan

diperkenalkan dengan berbagai kegiatan pembelajaran. Kemudian tumbuh berkembang ketika

karyawan memanfaatkannya secara rutin. Budaya belajar akhirnya diterima dan dipahami

sebagai kebutuhan bersama. Dan akhirnya menjadi mekar ketika proses sharing, kolaborasi

menyebar ke seluruh tempat dan menjadi cara kerja perusahaan, a way of corporate work.

Saat ini, secara berkesinambungan jumlah karyawan yang mau dan mampu

memberikan sharing terus bertambah. Mereka masuk dalam daftar internal trainer yang siap

berpartisipasi dalam berbagai kegiatan. Setidaknya 1 dari 4 karyawan Unilever yang berada di

pabrik pernah menjadi internal trainer. Ini membuktikan bahwa siapa saja sebenarnya

memiliki khazanah yang bisa disumbangkan buat kepentingan orang banyak.

Tidak hanya itu, karyawan terutama yang ada di pabrik juga secara aktif membuat

modul-modul training terkait bidang yang mereka kuasai. Kebanyakan para pembuat modul

adalah para operator atau teknisi lapangan bukan dari level supervisor atau lebih tinggi dari

itu

Dengan itu semua tidak mengherankan jika Unilever Indonesia mampu meraih

penghargaan bergengsi Most Admired Knowledge Enterprise (MAKE) Award tingkat

Indonesia maupun Asia di tahun 2005, 2006 dan 2008 bersama perusahaan terpilih lainnya.

Page 50: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

Perusahaan ini menjadi salah satu model bagi tumbuhnya organisasi pembelajar (learning

organization).

Page 51: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Secara perlahan, PT Unilever Indonesia mampu menerapkan learning organization

dalam perusahaannya. Untukl menunjang learning organization ini, unilever menciptakan

program-program pembelajaran yang menarik dan dapat dikemas dengan baik bagi

karyawannya. Program-program ini adalah sharing pengetahuan, sharing informal, dan online

sharing.

Sharing pengetahuan terdiri dari program Knowledge Club dan Retrospect. Sedangkan

sharing informal terdiri dari program SOLAR (Share of Learning and Result), GLAD (Group

Learning and Development), Video Café, dan Book Club. Sedangkan online sharing adalah

program untuk menampung hasil dari sharing pengetahuan dan sharing informal, jadi

karyawan yang tidak mengikuti sharing secara langsung bisa mengakses hasil sharing melalui

online. Program-program ini dapat berjalan dengan baik karena pihak perusahaan melakukan

promosi yang profokatif sehingga program-program tersebut dapat menarik perhatian

karyawan dan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh mereka.

Penerapan learning organization sangat berguna untuk perusahaan yang ingin

melakukan perubahan. Terbukti, PT Unilever dapat lebih berkembang karena menerapkan

learning organization dalam perusahaannya. Dengan adanya learning organization ini,

karyawan dapat lebih mengembangkan dirinya melalui program-program pembelajaran yang

diadakan oleh perusahaan. Dengan demikian, semakin berkembangnya karyawan, maka

perusahaan akan semakin berkembang pula karena banyak inovasi-inovasi yang tercipta.

4.2 Saran

1. PT Unilever Indonesia, sebaiknya melakukan inovasi-inovasi kecil dalam program-

program pembelajarannya, agar karyawan tidak merasa jenuh.

2. PT Unilever diharapkan bisa sharing dengan perusahaan-perusahaan lain agar penerapan

learning organization dapat dilakukan dengan baik ditiap perusahaan.

Page 52: xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/22999204/1870003629/name/MAKALAH... · Web viewDapat mengetahui tujuan dari PT Unilever Indonesia Dapat mengidentifikasi pengaruh lingkungan internal

DAFTAR PUSTAKA

Jo Hatch, Mary. 1997. Organization Theory. New York: Oxford University Press.

http://cokroaminoto.wordpress.com/2007/09/28/

http://anwarazazi.blogspot.com

damandiri.or.id

http://id.wikipedia.org/wiki/Unilever [Tersedia: Online Kamis,17 September 2009]

http://www.admire.be/pages/references/References/UnileverLogo.jpg

http://www.unilever.co.id/id/ourcompany/sekitarunilever/vitalitasunilever.asp

http://www.muhammadnoer.com/2009/06

http://www.swa.co.id/sekunder/kolom/swadigital/trenti/details.php?cid=2&id=12&pageNum=1

http://www.muhammadnoer.com/2009/06/kunci-sukses-menciptakan-budaya-belajar-organisasi/

http://images.businessweek.com/ss/07/09/0907_asiabw50/source/2.htm

http://www.antaranews.com/berita/1259156250/unilever-gelar-berkurban-sepenuh-hati-bersama-bango

http://woman.kapanlagi.com/hot_event/473_75_tahun_unilever_merangkai_cerita1.html

http://www.mygoldselection.com/index.php/artikel/liputan/37

http://www.hidupgaya.com/index.php?action=content&id=200902241144168

http://www.unilever.co.id/ourcompany/newsandmedia/pressreleases/2008/Unilever_Indonesia_Receives_IMAC_Award.asp

http://seputar-eo.com/event-organizer/?p=1137

http://www.ritelonline.com/komunitas/apresiasi-agen-1000-sunlight.html/

http://www.kabarbisnis.com/peristiwa/28668-Apresiasi_Molto_Ultra_bagi_kader_gerakan_sekali_bilas.html