pero pt unilever indoneisia tbk
DESCRIPTION
perancangan organisasiTRANSCRIPT
Tugas Perancangan Organisasi
ANALISIS LINGKUNGAN ORGANISASI
PT UNILEVER TBK
Disusun Oleh:
Sania Angelita 130403089
Srilitna br. Perangin-angin 130403090
Yohana Pretyola Silitonga 130403120
Yuni Olivia Hutauruk 130403123
Cinthia Heasthy Laroza 130403128
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2015
I. Sejarah PT Unilever Indonesia Tbk
Misi korporasi Unilever adalah untuk meningkatkan vitalitas hidup atau
sustainability living. PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5
Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang
dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh
Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16
Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada
tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal
9 Januari 1934 Tambahan No. 3.
Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi
tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia.
Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30
Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini
disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-
1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita
Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.
Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana
Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.
Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para
pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai
nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini
dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih
Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533
HT.01.04-TH.2003.
Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin,
minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan
minuman dari teh dan produk-produk kosmetik.
Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada
tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat
oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga
bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran.
Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri
Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No. C-18482HT.01.04-
TH.2000. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933.
Perluasan PT Unilever Indonesia Tbk
Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian
dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT
Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan,
pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang
Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan
kepada PT Al.
Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan
Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT
Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-
barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7
November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli
saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut
Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia
Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.
Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember
2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk
mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings
Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan
perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings
Limited pada tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan
digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan
metoda yang sama dengan metoda pengelompokan saham (pooling of interest).
Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah
penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah.
Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004.
Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah
menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry &
Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri
minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke
Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan
transaksi pada bulan Januari 2008.
Kronologi
1920-30 Import oleh van den Bergh, Jurgen and Brothers
1933 Pabrik sabun – Zeepfabrieken NV Lever – Angke, Jakarta
1936 Produksi margarin dan minyak oleh Pabrik van den Bergh NV
Angke, Jakarta
1941 Pabrik komestik – Colibri NV, Surabaya
1942-46 Kendali oleh unilever dihentikan (Perang Dunia II)
1965-66 Di bawah kendali pemerintah
1967 Kendali usaha kembali ke Unilever
berdasarkan undang-undang penanaman modal asing
1981 Go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta
1982 Pembangunan pabrik Ellida Gibbs di Rungkut, Surabaya
1988 Pemindahan Pabrik Sabun Mandi dari Colibri ke Pabrik Rungkut,
Surabaya
1990 Terjun di bisnis teh
1992 Membuka pabrik es krim
1995 Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi
1996-98 Penggabungan instalasi produksi – Cikarang, Rungkut
1999 Deterjen Cair NSD – Cikarang
2000 Terjun ke bisnis kecap
2001 Membuka pabrik teh – Cikarang
2002 Membuka pusat distribusi sentral Jakarta
2003 Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar
2004 Terjun ke bisnis makanan ringan
2005 Membuka pabrik sampo cair – Cikarang
2008 Terjun ke bisnis minuman sari buah
2010 Perusahaan memasuki bisnis pemurnian air dengan meluncurkan Pureit
2011 Perusahaan mendirikan pabrik sabun mandi Dove di Surabaya
sekaligus memperluas pabrik es krim Wall’s dan Skin Care di Cikarang
Manajemen
Presiden Komisaris : Louis Willem Gunning
Komisaris Independen :
- Robby Djohan
- Theodore Permadi Rachmat
- Kuntoro Mangkusubroto
- Cyrillus Harinowo
-
Presiden Direktur : Maurits Daniel Rudolf Lalisang
Direktur :
- Desmond Gerard Dempsey
- Mohammad Effendi Soeparsono
- Rostinawati Leli
- Muhammad Saleh
- Josef Bataona
- Surya Dharma Mandala
- Debora Herawati Sadrach
- Andreas Rompis
- May Kwah
Struktur Organisasi PT Unilever Indonesia Tbk
PT Unilever Indonesia Tbk. Unilever Indonesia mendaftarkan 15% dari
sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tahun 1981.dan
mempunyai lebih dari 1000 supplier. Di Indonesia, Unilever bergerak dalam
bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang
terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh, produk-produk
kosmetik, dan produk rumah tangga.
Produk yang dihasilkan PT Unilever adalah Surf, Rinso, Buavita, Sunsilk,
Taro, Pepsodent, Molto, Lifebuoy, Clear, Close Up, Citra, Axe, Royco, Kecap
Bango, SariWangi, Blue Band, Wall's, Sunlight, Pond's, Lux, Rexona, Pure It,
CIF, Vaseline, Dove, Domestos Nomos, Viso, Wipol, Vixal, Lipton, She, Molto.
Berikut adalah bagan struktur organisasi yang dimiliki oleh Unilever Indonesia.
Pada bagan Pembagian struktur organisasi PT Unilever Indonesia di atas ,
dapat diketahui bahwa pembagiannya berdasarkan pada product yang dihasilkan
oleh masing masing divisi , dan juga dibagi berdasarkan fungtionalnya , berikut
adalah perinciannya:
Pembagian pertama adalah berdasarkan pada product yang dihasilkan:
a. Director Food adalah orang yang mengatur segala kegiatan berkaitan dengan
produk makanan yang dihasilkan Unilever
b. Director Ice Cream adalah orang yang mengatur segala kegiatan berkaitan
dengan produk ice cream yang dihasilkan Unilever
Pembagian kedua adalah berdasarkan functionalnya:
a. Chief financial officer adalah orang yang mengatur segala kegiatan berkaitan
dengansemua keuangan yang ada pada Unilever.
b. Home dan personal care adalah bekerja mengurusi semua yang ada di dalam
perusahaan , berkaitan dengan individu kepegawaian.
c. Supplaychain adalah bagian untuk Mengatasi permasalahan bahan baku (suply
chain)
d. Customer development adalah bagian untuk mengurusi tentang masalah
customer, merangkul customer sebanyak banyak nya.
e. Human Resources dan corporate relation: adalah bagian untuk human
resource dan hubungan antar perusahaan atau yang bekerjasama dengan
perusahaan.
Dapat dilihat pada gambar bagan struktur organisasi di atas, bahwa setiap
pembagian director mempunyai sub divisi yang berada di bawahnya. Contohnya
director home dan personal care,mempunyai sub divisi yaitu comercial HPC dan
Marketing HPC , setiap kegiatan yang dilakukan oleh dua divisi yang ada di
bawah director , akan ada dibawah pengawasan director, begitupula pada
marketing HPC ada home care dan personal care , home care dan personal care
akan berada di bawah pengawasan marketing HPC sehingga segala pngaduan
kerja harus melalui marketing HPC dan tidak boleh langsung ke director.
Walaupun demikian, karena Unilever adalah learning organitation, maka
sharing antar divisi boleh dilakukan, tidak mengenal struktur organisasi. Akan
tetapi permasalahan interen di dalam divisi ini harus diselesaikan per divisi secara
urutan struktur organisasi.
Pepsodent
Pepsodent adalah salah satu merek pasta dan sikat gigi dari Unilever.
Pepsodent adalah pasta gigi yang tertua di Indonesia. Pepsodent pertama kali
diluncurkan di Inggris pada dekade 1920-an dan menyebar ke negeri-negeri
jajahannya termasuk Hindia-Belanda (Indonesia), Malaya (Malaysia), dan
Temasek (Singapura). Pepsodent adalah salah satu produk yang cukup terkenal
pada masa penjajahan, ketika Unilever memasuki pasaran Indonesia di era
penjajahan, sekitar dasawarsa 1930-an.
Pepsodent adalah satu-satunya merek pasta gigi di Indonesia yang benar-benar
menjalankan misinya. Bekerja sama dengan Departemen Pendidikan dan
Kesehatan Pemerintah Indonesia dan diakui oleh Persatuan Dokter Gigi Indonesia
(PDGI), sejak tahun 1990an, Pepsodent telah menjalankan Program Sekolah yang
hingga tahun 2006 telah menjangkau lebih dari 3,2 juta anak-anak berusia di
bawah 12 tahun di seluruh Indonesia dan jumlah ini terus meningkat. Program ini
meningkatkan kebiasaan menyikat gigi secara benar dan semenjak dini untuk
mencegah masalah gigi khususnya gigi berlubang.
Pepsodent memahami bahwa banyak bagian di Indonesia yang mengalami
masalah gigi dan juga dihadapkan pada masalah rendahnya jumlah dokter gigi dan
jumlah penduduk itu sendiri. Itulah sebabnya mengapa program Pemeriksaan Gigi
Gratis Pepsodent khusus dirancang untuk menjangkau orang-orang ini dengan
memberikan perawatan dan pendidikan gigi gratis dengan cara yang
menyenangkan dan memungkinkan untuk dilaksanakan dengan program ini,
seluruh keluarga dapat memiliki kebiasaan kesehatan mulut dan gigi yang lebih
baik. Ini juga merupakan usaha untuk mendorong rakyat Indonesia mengunjungi
dokter gigi secara rutin sebagai bagian dari kebiasaan pencegahan gigi berlubang.
Menurut WHO pembusukan gigi masih menjadi masalah utama kesehatan
di sebagian besar negara industri karena masalah tersebut menyerang 60%-
90% anak-anak usia sekolah dan sebagian besar orang dewasa.*
Sekitar 63% penduduk Indonesia menderita masalah pembusukan gigi
serius, rata-rata 1,89 kebusukan gigi per orang (Sumber: Sesanas 1998 dan
SKRT 1995)*
Sekitar 1,3% penduduk Indonesia memiliki masalah gigi setiap bulan yang
mencapai rata-rata 3,86 sehari di sekolah dan kantor (Sumber: Lembaga
Penelitian dan Pengembangan Nasional, Depkes-RI; Persepsi dan Motivasi
dari Masyarakat Peduli Gigi – Survei Ekonomi & Sosial Nasional, 1998).
Manfaat setiap jenis pasta gigi berbeda-beda sesuai dengan spesifikasinya masing
masing. Pepsodent dengan empat variant memiliki manfaat masing-masing
sebagai berikut:
1. Pepsodent Complete Care
Pasta gigi jenis ini bermanfaat untuk membantu mencegah gigi berlubang,
mengurangi pembentukan plak, menyegarkan nafas, mengurangi resiko radang
gusi (gingivitis), menghambat pembentukan tartar (karang gigi), dan gigi putih
alami.
2. Pepsodent Perlindungan 12 Jam
Pasta gigi jenis ini bermanfaat untuk melindungi gigi selama 12 jam setelah
menggosok gigi, memperkuat lapisan pelindung gigi, dan menjadikan gigi tetap
sehat dan kuat.
3. Pepsodent Plus Whitening
Pasta gigi jenis ini bermanfaat untuk menjadikan gigi tetap sehat dan kuat
serta membantu mengembalikan warna putih alami gigi.
4. Pepsodent Herbal
Pasta gigi jenis ini bermanfaat untuk memberikan sensasi sejuk dalam mulut,
membantu menjaga kesehatan gusi, dan sebagai anti kuman agar mulut tetap
sehat.
· Faktor-faktor masyarakat memilih Pepsodent :
1. Waktu
Dari zaman Orang Tua kita hingga anaknya besar dan mungkin bahkan sudah
menikah sekarang , mereka tetap memilih produk Pepsodent dalam membeli
pasta gigi karena sudah terpercaya rasa dan kualitasnya.
2. Budaya
Faktor Budaya di Indonesia yang mengidentikkan Pepsodent sebagai
trademark pasta gigi. Setiap kali konsumen ingin membeli pasta gigi pasti
konsumen selalu berkata “Ibu beli Pepsodent nya satu “ kata-kata itu selalu
yang diucapkn konsumen , meski stock Pepsodent di warung tersebut habis
pasti konsumen selalu menyebutkan kata Pepsodent terlebih dahulu setiap
membeli pasta gigi.
3. Keluarga
Faktor Keluarga turun temurun dalam memilih memakai Pepsodent sebagai
pasta gigi nya juga mempengaruhi alasan mengapa masyarakat memilih
pepsodent sampai sekarang, karena sudah percaya akan kualitasnya yang
tidak berubah sampai sekarang.
Industri
PT Unilever Indonesia Tbk mengeluarkan sebuah produk pasta gigi yang
diberi nama Pepsodent. Di pasar, tidak hanya PT Unilever Indonesia Tbk saja
yang menghasilkan produk pasta gigi. Pesaing Pepsodent adalah para raksasa
multinational termasuk Colgate (Palmolive, Amerika), Darlie yang semula
bernama Darkie (Hawley dan Hazel, Hongkong), Oral-B (Oral-B limited,
Australia), dan Ciptadent (Lion corporation, Jepang). Sedangkan di pasar anak-
anak menghadang sejumlah spesialist seperti Cusson kids, Zwitsal, dan Pigeon.
Namun, Pepsodent mampu menghalau pesaing-pesaingnya dari berbagai serangan
di setiap front. Senjata pamungkasnya adalah inovasi dan eksekusi pemasaran
yang kreatif dan konsisten.
Pepsodent adalah pasta gigi yang paling terkenal dan tertua di Indonesia,
sejak awal keberadaannya selalu memberikan lebih dari sekedar kemanjuran
dasar. Pepsodent adalah pasta gigi pertama di Indonesia yang kembali
meluncurkan pasta gigi berflorida pada tahun 1980-an dan satu-satunya pasta gigi
di Indonesia yang secara aktif mendidik dan mempromosikan kebiasaan menyikat
gigi secara benar melalui program sekolah dan layanan pemeriksaan gigi gratis.
Sejak itu Pepsodent telah melengkapi jajaran produknya mulai dari pembersihan
dasar hingga pasta gigi dengan manfaat lengkap.
Bahan Baku
Sampai dengan 2020, Unilever global mengejar target sertifikasi berkelanjutan
(sustainable) untuk seluruh pasokan bahan bakunya. Kebijakan ini, kata External
Relations Director and Corporate Secretary PT Unilever Indonesia Tbk Sancoyo
Antarikso, juga berlaku di Indonesia. "Targetnya memang sampai dengan 2020, seluruh
bahan baku sudah memiliki sertifikat sustainable,"katanya pada Kamis (2/5/2013) dalam
diskusi media bertajuk "Strategi Berbasis Sustainability Bantu Picu Pertumbuhan Bisnis
Unilever". Dalam catatan Sancoyo kemudian, Unilever paling banyak menyerap bahan
baku kelapa sawit untuk industrinya. Sebanyak empat persen dari pasokan kelapa sawit
dunia diserap oleh Unilever. "Dari empat persen itu, 60 persennya berasal dari
Indonesia," imbuhnya. Kemudian, lanjut Sancoyo, setahun silam, bahan baku kelapa
sawit untuk Unilever seluruh dunia sudah bersertifikat sustainable.
Pada urutan berikutnya, Unilever global juga menyerap bahan baku gula, kakao,
sayuran dan minyak biji bunga matahari. Sementara, khusus untuk Indonesia, emiten
berkode UNVR menyerap bahan baku teh, kakao, dan kedelai hitam.
Sancoyo memaparkan di Indonesia, pihaknya mendapatkan bahan baku teh dari 40
perusahaan pemasok. Dari jumlah itu, 25 di antaranya sudah mendapat sertifikasi Rain
Forest Alliance (RFA). "Kami terus bergerak agar seluruhnya mendapat sertifikasi
RFA,"katanya.
Sebelumnya, pada 2010, Unilever global meluncurkan program Unilever Sustainable
Living Plan (USLP). Dari tiga tujuan utama program ini, satu di antaranya adalah
pasokan bahan baku pertanian dari sumber berkelanjutan. "Sederhananya, sertifikasi RFA
itulah yang menjadi salah satu syarat untuk pasokan dari sumber sustainable itu,"katanya.
pada 2010, Unilever global meluncurkan program Unilever Sustainable Living Plan
(USLP).
Secara khusus di Indonesia, terkait target tersebut, UNVR, terang Sancoyo, juga
sudah menjamin seluruh pasokan kedelai hitam dari sumber berkelanjutan. "Kedelai
hitam adalah bahan baku kecap,"katanya.
Dalam paparannya, Sancoyo menunjukkan data kalau USLP yang berjangka waktu 10
tahun itu terbukti mampu mendongkrak pertumbuhan penjualan. Pada 2012, UNVR
mencatatkan peningkatan pertumbuhan penjualan sebesar 19,2 persen dengan pencapaian
penjualan bisnis Rp 27,3 triliun. Peningkatan laba bersih besarnya 15,4 persen mencapai
Rp 4,9 triliun.
Kemudian, sampai dengan kuartal pertama 2013, lanjut Sancoyo, penjualan UNVR
meningkat menjadi 14,7 persen menjadi Rp 7,6 triliun. Lalu, laba bersih tercatat
meningkat 23,1 persen menjadi Rp 1,4 triliun.
Tenaga Kerja
Salah satu kekuatan Unilever ada pada kualitas sumber daya manusia.
Unilever secara rutin merekrut lulusan baru dari universitas terkemuka. Setelah itu
diberikan pelatihan sistem produksi, pemasaran dan keuangan selama tiga bulan.
Mereka tidak langsung kerja tetapi ditraining terlebih dahulu di berbagai bidang
seperti manufaktur, pemasaran, penelitian dan pengembangan. Saat ini tenaga
kerja yang diserap oleh Unilever secara langsung berjumlah 3.000 orang ini belum
termasuk tenaga kerja tidak langsung. Total tenaga kerja yang terserap berjumlah
25.000 orang. Jika diansumsikan satu orang memiliki empat anggota keluarga
maka perusahaan menanggung nasib sekitar 100.000 orang.
PT.UNILEVER INDONESIA TBK Telah Berada Di Indonesia Sejak
Tahun 1933 Atau 80 Tahun Yang Lalu.Saat Pertama Didirikan Di IndonAesia,
Unilever Masih Bernama Lever’sZeepfabrieken NV.Di Lokasi Pertamanya, Di
Angke, Jakarta Barat, Yang Memproduksi Sebuah Sabun Cuci Batangan Bernama
Sunlight.Perusahaan Belanda Ini Terus Melesat Sebagai Salah Satu Perusahaan
Fast Moving Consumer Goods (FMCG) Terdepan Yang Menguasai 60 Persen
Pasar FMCG Indonesia. Posisi Unilever Indonesia Yang Kuat Sebagai Pemimpin
Pasar Telah Diakui Melalui Berbagai Penghargaan Nasional Dan Internasional
Yang Diterima Oleh Perusahaan.Pada Tahun 2008, Unilever Indonesia Telah
Menerima 63 Penghargaan Lokal Dan Regional. PT.Unilever Indonesia Tbk
Merupakan Perusahaan Swasta Yang Memiliki Tingkat Perkembangan Yang
Cukup Pesat. Hal Ini Tentunya Berjalan Bersamaan Dengan Peningkatan
Kebutuhan Akan Tenaga Kerja.Oleh Karena Itu Saat Ini Human Resources
Department, PT. Unilever Indonesia Tbk Kembali Membuka Lowongan Kerja
Baru Serta Memberikan Kesempatan Berkarir & Mengisi Kekosongan Posisi
Jabatan.
Keuangan
Nama Perusahaan Keterangan 2012 20111. Rasio LikuiditasPT Unilever Indonesia Tbk
a. Current Ratio(Rasio Lancar)
66,82% 68,38%
PT Unilever Indonesia Tbk
b. Quick Ratio (Rasio Cepat)
39,47% 40,50%
2. Rasio Solvabilitas
PT Unilever Indonesia Tbk
a. Total Debt to Asset Ratio(Rasio Total Hutang Terhadap Total Aktiva)
66,88% 64,88%
PT Unilever Indonesia Tbk
b. Debt to Equity Ratio(Rasio Hutang Terhadap Ekuitas)
202,01% 184,77%
3. Rasio ProfitabilitasPT Unilever Indonesia Tbk
a. Gross Profit Margin(Rasio Laba Kotor)
50,87% 51,16%
PT Unilever Indonesia Tbk
b. Net Profit Margin(Rasio Laba Bersih)
17,72% 17,74%
PT Unilever Indonesia Tbk
c. Return on Investment(Rasio Laba Atas Investasi)
40,38% 39,73%
PT Unilever Indonesia Tbk
d. Return on Equity(Rasio Laba Atas Ekuitas)
121,09% 113,02%
4. Rasio AktivitasPT Unilever Indonesia Tbk
Total Asset Turnover(Rasio Perputaran Total Aset)
227,81 kali 223,89 kali
Sumber : Data yang diolah
Rasio Likuiditas
Current Ratio (Rasio Lancar)
PT Unilever Indonesia Tbk untuk tahun 2012 mengalami penurunan, hal ini
disebabkan adanya peningkatan hutang lancar yang cukup besar terjadi dari tahun
sebelumnya dan tidak di imbangi dengan kenaikan aktiva lancar.
Quick Ratio (Rasio Cepat)
PT. Unilever Tbk untuk tahun 2012 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya,
tetapi penurunannya tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya. Hal ini
dikarenakan jumlah aktiva lancar lebih besar daripada jumlah hutang lancar dan
dikatakan “Konservatif”, yaitu berhati-hati dalam mengelola hutang. Ini akan
berdampak pada penghasilan profit perusahaan tersebut.
Rasio Profitabilitas
Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)
Perusahaan ini mengalami penurunan, penurunan sebesar 0,29%, hal ini
disebabkan kenaikan penjualan bersih lebih besar daripada kenaikan laba kotor
perusahaan. Perhitungan rasio menunjukan pada perusahaan untuk dua tahun
terakhir (2012-2011) sebesar 50,87%, 51,16%. Ini menunjukan bahwa setiap Rp
100 penjualan yang dihasilkan oleh perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk pada
tahun 2012 Rp 0,508 dan pada tahun 2011 sebesar Rp. 0,511.
Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
PT Unilever Indonesia Tbk pada tahun 2012 net profit margin (NPM) mengalami
penurunan yang tidak begitu besar, hanya sebesar 0,02% untuk PT Unilever
Indonesia Tbk.
Return on Investment (ROI)
PT. Uniliver Indonesia Tbk pada tahun 2012 yang mengalami peningkatan. RIO
pada tahun 2012 dan 2011 40,38%, 39,73%. Ini menunjukan setiap Rp 100 dana
yang di investasikan pada PT. Tiga Pilar Sejahtera Food dapat menghasilkan laba
sebesar Rp 0,403 pada tahun 2012 dan tahun 2011 sebesar Rp 0,397.
Return on Equity (ROE)
PT. Uniliver Indonesia Tbk pada tahun 2012 yang mengalami peningkatan.Pada
tahun 2012-2011 perusahaan memiliki nilai sebesar 121,94%, 113,13%. Ini
menunjukan bahwa setiap Rp 100 dana yang dikeluarkan oleh perusahaan akan
dapat menghasilkan laba sebesar Rp 1,219 pada tahun 2011 dan pada tahun 2012
sebesar Rp 1,131 untuk PT Unilever Indonesia Tbk.
Rasio Aktivitas
Total Asset Turnover
Dari hasil analisis dua tahun terakhir 2012-2011 PT Unilever Indonesia Tbk
dikatakan karena perusahaan optimal dalam menggunakan seluruh aktivanya
untuk menghasilkan penjualan yang disebabkan oleh modal kerja, ini terlihat dari
kenaikan angka rasio.
Keuangan
T UNILEVER PT INDOFOOD
Di dalam menghadapi persaingan antar perusahan, PT. UNILEVER,tbk memiliki strategi-strategi dalam menghadapi persaingan-persaingan antar perusahaan, strategi itu antara lain:1. KEPEMIMPINAN HARGA RENDAH
Dengan menjaga harga dan kualitas produk tetap terjaga2. DIFERENSIASI PRODUK
Produk Unilever terus memperkenalkan kemasan-kemasan yang terbaru, tetapi Unilever tetap mempertahankan kualitas produknya. 3. BERFOKUS PADA PELUANG PASAR
Produk Unilever menggunakan sistem informasi pelanggan yang beda dengan yang lain, produk masuk kedalam pasar dengan cara mempromosikan barang-barangnya dengan cara terjun langsung
PT Indofood adalah salah satu
prusahaan makanan yang terbesar
yang ada di Indonesia, dengan produk
unggulannya yaitu Indomie. Pada
tahun 2002 Indomie menguasai 90%
pasar mie instan, kemudian Tahun
2010 menurun menjadi 75%, dalam
hal ini Indofood memiliki beberpa
strategi untuk meningkatkan penjualan
mereka, melalui strategi pemasara,
seperti:
(1) penjualan langsung, yaitu
dilakukan dengan menggunakan
armada penjualan sendiri yang
beroprsi di DKI Jakarta, Jawa, Bali,
ke masyarakat dengan bukti-bukti kualitas secara real.4.MENGUATKAN KEAKRABAN PELANGGAN DAN PEMASOK
Menggunakan sistem informasi untuk memfasilitasi akses langsung dari pemasok terhadap jadwal produksi.dan bahkan mengizinkan pemasok untuk memutuskan bagaimana dan kapan mengirim pasokan kepada pemasok. Selain itu Unilever juga melakukan Tanya jawab kepada para konsumen dan membuat suara konsumen tempat para konsumen mengeluh.
Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi,
(2) penjualan tidak langsung, meliputi
wilayah pemasaran di seluruh
Indonesia. Dilakukan lewat distributor
lalu pengecer dan grosir baru ke
konsumen akhir, dan
(3) lewat promosi, melalui media
cetak maupun elektronik.
Dilihat dari data diatas strategi yang dijalankan oleh perusahaan PT
Unilever lebih berfokus dan lebih tertata dan juga perusahaan PT Unilever lebih
dekat dengan para konsumennya dibanding PT Indofood, seperti perusahaan
Unilever terjun langsung ke pasar untuk memasarkan produknya ke masyarakat,
serta PT Unilever memiliki diferensial produk yang tinggi, tidak hanya makanan,
PT unilever juga memproduksi perlengkapan rumah tangga. Dan juga PT
Unilever terus menganti kemasan pada produknya, bertujuan untuk
menghilangkan jenuh masyarakat pada produk yang mereka produksi.
Pasar
Dengan produk-produk yang menyentuh kebutuhan sehari-hari, Unilever
mencoba menwarkan produknya sebagai orientasi pemenuhan kebutuhan
konsumen sehari-hari, misalnya pasta gigi Pepsodent.
Semula Pepsodent diciptakan hanya untuk merawat dan menguatkan gigi.
Kemudian Pepsodent memberi nilai tambah pada produknya yaitu dilengkapi
dengan Fluoride dan Kalsium. Setelah beberapa tahun sukses dengan terobosan
barunya, Pepsodent kembali membuat inovasi yaitu yang sebelumnya Fluoride
ditambah menjadi Fluoride bicarbonate calcium, bahkan diperluas dengan
Fluoride washmouth.
Dengan semua inovasi tersebut ternyata Pepsodent belum puas, selang
beberapa tahun kemudian Pepsodent hadir dengan Pepsodent Zinc zitrate dan
Triclosant, lalu disusul dengan baking soda. Kemasannya dibuat dari plastik lentur
dan tutup yang lebih adaptif setelah sebelumnya dari aluminium dan tutup lepas.
Rasanya dibagi sesuai dengan cita rasa buah-buahan atau rasa mint. Selain itu,
warnanya disesuaikan dengan warna-warna trendi, yakni putih dan hijau baik isi
maupun kemasannya. Ukurannya diatur dari kecil, sedang, hingga besar, sehingga
lebih praktis dan cukup mempengaruhi harga.
Target pasar produk Pepsodent ini adalah konsumen semua usia, baik
mulai anak-anak sampai dewasa. Pepsodent mengelompokkan produknya
berdasarkan usia. Untuk anak-anak disesuaikan dengan rasa yang biasanya disukai
oleh anak-anak dan mengandung mint yang lebih sedikit. Untuk produk anak-
anak antara lain: Kids, Gigi Susu Strawberry, dan Gigi Susu Orange. Untuk
dewasa antara lain: Complete 12, Complete Care, Herbal, Sensitive, Whitening,
White, Dan Pepsodent White Now. Untuk dewasa setiap jenis produk memiliki
fungsi yang berbeda-beda ini menunjukkan bahwa Pepsodent ingin memenuhi
kebutuhan konsumen di setiap masalah gigi yang berbeda-beda. Pepsodent juga
dapat digunakan untuk semua jenis kelamin.
Teknologi
Dalam arena ini yang perlu diperhatikan adalah seberapa tanggap target
pasar Unilever atas perkembangan teknologi. Sekalipun Indonesia bukan
trendsetter dalam inovasi teknologi,namun Indonesia selalu tanggap dalam isu
perkembangan teknologi. Tingkat teknologi yang dugunakan berpengaruh
terhadap ukuran dan tingkat keahlian yang harus dimiliki dalam organisasi.
Organisasi yang tidak mampu mengikuti perkembangan teknologi seringkali
terpaksa menghentikan kegiatannya.
Kondisi Ekonomi
Lingkungan ini bisa dikatakan cukup sensitif pada kinerja perusahaan-
perusahaan multinasional seperti Unilever. Seperti kita ketahui dunia dilandakrisis
ekonomi global di akhir tahun 2008 akibat kasus subprime mortage yangmelanda
negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan beberapa NegaraEropa. Sebuah
kejelian ketika Unilever menjadikan Indonesia sebagai salahsatu pasar utamanya
di Asia. Data menunjukkan di kala krisis ekonomi globalterjadi,Indonesia sebagai
Negara berkembang justru mampu bertahan. Lebihhebatnya Indonesia mampu
mencatatkan pertumbuhan ekonomi hingga 7% diakhir tahun 2009. Hal ini jelas
menguntungkan Unilever karena daya belimasyarakat Indonesia terhadap produk-
produk Unilever tidak menurun.
Pemerintah
Keputusan Indonesia ikut serta dalam globalisasi memberikan dampak pada
Unilever. Akan muncul berbagai peraturan perundangan baru setiap adakebijakan
baru pemerintah dalam praktik bisnis. Seharusnya sebagai perusahaan besar yang
cukup banyak menyerap tenaga kerja, Unilever tidak akan memperoleh hambatan
dari pemerintah.
Kebudayaan
Sebagai perusahaan multinasional, Unilever harus memperhatikan
keadaansosial serta budaya yang melekat pada masyarakat yang menjadi
targetmrrketnya. Sebut saja Indonesia yang cukup menjujunjung tinggi
budayatimur. Unilever tidak bisa sembarangan dalam mengkomunikasikan
produknyadengan cara yang sama dengan target marketnya di eropa maupun
Amerika.