laporan pendahuluan ge

22
LAPORAN PENDAHULUAN GASTROENTERITIS A. Pengertian Gastroenteritis adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang tidak biasa (lebih dari 3 kali sehari, juga perubahan dalam jumlah dan konsistensi (feses cair). (Brunner and Suddart, 2000) Gastroenteritis adalah inflamasi membran mukosa lambung dan usus halus yang terjadi akibat salah makan, biasanya disebabkan oleh penyebab mikrobiologi. (Cristin Hancock, 1999) Gastroenteritis adalah frekuensi buang besar lebih dari 4x sehari pada bayi dan lebih dari 3x sehari pada anak dengan konsistensi feces cair/encer berwarna hijau/ dapat pula bercampur lender dan darah atau lender saja. (Ngastiyah, 1997) B. Klasifikasi Klasifikasi gastroenteritis menurut Kapita Selekta edisi 3, 1999: 1. Gastroenteritis koleriform Disebabkan oleh fibrio, eschercia colli, clostriclia, dan intoksikosi makanan. 2. Gastroenteritis degentriforin Disebabkan oleh sigella , salmonella, entamoeba histolitica, adanya peningkatan frekuensi buang air besar dan keenceran tinja merupakan akibat dari iritasi usus oleh suatu patogen yang mempengaruhi lapisan usus sehingga terjadi peningkatan produk-produk sekretorik dan peningatan motilitas usus. Ini menyebabkan banyak air dan mineral terbuang karena waktu penyerapan berkurang sehingga penderita gastroenteritis dapat mengalami dehidrasi. Berdasarkan keadaan klinik, dehidrasi dapat dibagi 3 (Soeparman, 1997): 1. Dehidrasi ringan Kehilangan cairan 2-5% dari berat badan Gambaran klinis: dehidrasi, turgor kurang, suara serak, penderita belum jatuh dalam keadaan preshock.

Upload: leni-apriani

Post on 12-Sep-2015

48 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

keperawatan

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUANGASTROENTERITIS

A. PengertianGastroenteritis adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang tidak biasa (lebih dari 3 kali sehari, juga perubahan dalam jumlah dan konsistensi (feses cair). (Brunner and Suddart, 2000)Gastroenteritis adalah inflamasi membran mukosa lambung dan usus halus yang terjadi akibat salah makan, biasanya disebabkan oleh penyebab mikrobiologi. (Cristin Hancock, 1999)Gastroenteritis adalah frekuensi buang besar lebih dari 4x sehari pada bayi dan lebih dari 3x sehari pada anak dengan konsistensi feces cair/encer berwarna hijau/ dapat pula bercampur lender dan darah atau lender saja. (Ngastiyah, 1997)B. KlasifikasiKlasifikasi gastroenteritis menurut Kapita Selekta edisi 3, 1999:1. Gastroenteritis koleriformDisebabkan oleh fibrio, eschercia colli, clostriclia, dan intoksikosi makanan.2. Gastroenteritis degentriforinDisebabkan oleh sigella , salmonella, entamoeba histolitica, adanya peningkatan frekuensi buang air besar dan keenceran tinja merupakan akibat dari iritasi usus oleh suatu patogen yang mempengaruhi lapisan usus sehingga terjadi peningkatan produk-produk sekretorik dan peningatan motilitas usus.Ini menyebabkan banyak air dan mineral terbuang karena waktu penyerapan berkurang sehingga penderita gastroenteritis dapat mengalami dehidrasi.Berdasarkan keadaan klinik, dehidrasi dapat dibagi 3 (Soeparman, 1997):1. Dehidrasi ringanKehilangan cairan 2-5% dari berat badan Gambaran klinis: dehidrasi, turgor kurang, suara serak, penderita belum jatuh dalam keadaan preshock.2. Dehidrasi sedangKehilangan cairan 5-10% dari berat badan. Gambaran klinis: turgor jelek, serak, penderita jatuh, preshock, nadi cepat, nafas cepat dan dalam.3. Dehidrasi beratKehilangan cairan lebih dari 10% dari berat badanGambaran klinis: turgor jelek, serak, penderita jatuh preshock ataushock nadi cepat, nafas cepat dan dalam, kesadaran menurun, otot kaku, sianosis.Gejala dehidrasi (Sagung Seto, 2005)

GejalaHepatonikIsotonikHipertonik

Rasa haus---

BBMenurut sekaliMenurunMenurun

Turgor kulitMenurun sekaliMenutupTidak jelas

Kulit, Selaput lendirBasahKeringKering sekali

Gejala SSPApatisJelekRelatif masih baik

NadiSangat lemahCepat dan lemahCepat dan keras

Tekanan darahSangat rendahRendahRendah

Banyak kasus10-30%70%10-20%

Perhitungan balanceJumlah cairan yang masuk:1. Air (makanan, minuman)2. Cairan infus3. Air metabolisme4. InjeksiJumlah cairan yang keluar1. Urine2. IWL3. Feses4. Muntah, perdarahan, cairan drain, NGTCatatan:1. Urine normal > 0,5 1 cc / kg BB/jam2. Feses 100 cc/hari3. WIL:Dewasa15 cc / kg BB/hariAnak (30 usia) cc/kg BB/hariKenaikan suhu IWL + 200 (suhu badan 36,8oC4. Air metabolisme balita: 8 cc/kg BB/hari

B.Penyebab1.Faktor Infeksia. Infeksi enteral : infeksi saluran cerna yang merupakan penyebab utama diare pada anak.1)Infeksi bakteri patogen : salmonella, shigella, eschercia colli, vibris colerae2)Infeksi bakteri non patogen : staphilococus albus, streptococus, proteus klebaella, pseudomonas.3)Infeksi virus enterovirus (polio, cock sack, ECHO) adenovirus, arbovirus.4)Infeksi parasit : cacing ascaris, trichiuris, strongloides.5)Infeksi jamur : cahaida (monilla)b.Infeksi purenteral : infeksi di luar alat pencernaan makananContoh : otitis medis akut, tonsila faringitis, bronkitis, ensefalitis2.Faktor Malabsorpsia.Malabsorbsi karbohidratb.Malabsorbsi lemakc.Malabsorbsi protein3.Faktor MakananMisal : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.4.Faktor PsikologisMisal : rasa takut, cemas dan stres.

C.Patofisiologi/ PathwayMenurut Brunner dan Suddarth (2002) mekanisme yang menyebabkan diare adalah sebagai berikut:1.Diare sekresi biasanya diare dengan volume banyak disebabkan oleh peningkatan produksi dan sekresi air serta elektrolit oleh mukosa usus ke dalam lumen usus.2.Diare osmotik terjadi bila air terdorong ke dalam usus oleh tekanan osmotik dari partikel yang tidak dapat diabsorbsi, sehingga reabsorbsi air menjadi lambat.3.Diare campuran disebabkan oleh peningkatan kerja peristaltik dari usus (biasanya karena penyakit usus inflamasi) dan kombinasi peningkatan skresi atau penurunan absorbsi dalam usus.

Menurut Cristin Hancock (1999), secara patofisiologi bakteri dan virus dapat menyebabkan gastroenteritis dengan 3 cara :1.Keracunan oleh enterotoxin eschersia colliDapat menyebabkan peradangan usus sehingga terjadi diare.2.Invasi patogenShigella dan E. colli melalui penetrasinya dapat memperbesar usus, merusak sel dan potensial ulserasi sehingga feses mengandung leukosit dan eritrosit.3.Virus patogenMenyerang mukos epitel dan merusak villi usus sehingga menyebabkan malabsorbsi elektrolit yang dikeluarkan. Dengan cara ini dapat menyebabkan peningkatan peristaltik usus, peningkatan sekresi air dan elektrolit.a.Hiperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare dan sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri berkembang pesat dan timbulkan diare.b.Gangguan air dan elektrolit mengakibatkangangguan keseimbangan asam-basa, gizi dan sirkulasi darah akibatnya terdapat makanan/ zat yang tidak dapat diserap menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan sehingga timbul diare.

E.ManifestasiKlinis dan Pemeriksaan Penunjang1.Manifestasi Klinis (Ngastiyah, 1997)a.Diare (BAB, lember, cair)1)Faktor osmotik disebabkan oleh penyilangan air ke rongga usus dalam perbandingan isotonic, ketidakmampuan larutan mengabsorbsi menyebabkan tekanan osmotik menghasilkan pergeseran cairan dan Iodium ke rongga usus.2)Penurunan absorbsi atau peningkatan sekresi sekunder ait dan elektrolit. Peningkatan ini disebabkan sekresi sekunder untuk inflamasi atau sekresi aktif sekunder untuk merangsang mukosa usus.3)Perubahan mobilitiHiperistaltik atau hipoperistaltik mempengaruhi absorpsi zat dalam usus.b.Mual, muntah dan panas (suhu > 370C)Terjadi karena peningkatan asam lambung dan karena adnaya peradangan maka tubuh juga akan berespon terhadap peradangan tersebut sehingga suhu tubuh meningkat.c.Nyeri perut dan kram abdomenKarena adanya kuman-kuman dalam usus, menyebabkan peningkatan peristaltik usus dan efek yang timbul adanya nyeri pada perut atau tegangan atau kram abdomen.

d.Peristaltik meningkat (> 35x/menit)Akibat masuknya patogen menyebabkan peradangan pada usus dan usus berusaha mengeluarkan ioxin dan meningkatkan kontraksinya sehingga peristaltik meningkat.e.Penurunan berat badanTerjadi karena sering BAB encer, yang mana feses marah mengandung unsur-unsur penting untuk pertumbuhan dan perkembngan sehingga kebutuhan nutrisi kurang terpenuhi.f.Nafsu makan turunTerjadi karena peningkatan asam lambung untuk membunuh bakteri sehingga tumbuh mual dan rasa tidak enak.g.Turgor kulit menurun dan membran mukosa keringKarena banyak cairan yang hilang dan pemasukan yang tidak adekuat.h.Mata cowongAdanya ketidakseimbangan cairan tubuh dan peningkatan tekanan osmotik mengakibatkan beberapa jaringan kekurangan cairan dan oksigen.i.Gelisah dan rewelIni terjadi karena kompleksitas dari tanda klinis yang dirasakan penderita sehingga tubuh tidak merasa nyaman sebab adanya ketidak homeostasis dalam tubuh.

j.Kesadaran menurunGejala klinis 10,11,12 terjadi karena penurunan cairan tubuh yang mengakibatkan kerja jantung ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan O2dan nutrisi sistemik sehingga denyut jantung cepat, nadi cepat tapi lemah, disebabkan peningkatan denyut jantung dengan peningkatan kepekaan dan tekanan osmotik plasma darah. Efeknya ginjal berusaha ineretensi air dengan mencegah eksresi Na sehingga urine pekat dan Na meningkat dengan cairan sirkulasi yang buruk dampaknya otak kekurangan O2dan nutrisi sehingga pusat kesadaran hipotalamus terganggu.2.Pemeriksaan PenunjangMenurut Brunner dan Suddarth (2002), pemeriksaan diagnostik yang harus dilakukan untuk mengetahui penyebab diare adalah:a.Hitung darah lengkapb.Sifat kimiac.Urin analisisd.Pemeriksaan feses rutin serta pemeriksaan feses untuk organisme infeksius atau parasite.Proktosigmoidoskopi dan enema berium.Uji laboratorium (Betz, Cecily L. Edisi 3, 2002)a.Hematoseses untuk memeriksa darah (lebih umum pada bakterial)b.Evaluasi feses terhadap volume, warna, konsistensi, adanya pusc.Hitung darah lengkap dengan deferensiald.Uji antigen imonoesei enzim untuk memastikan rota viruse.Kultur feses (jika anak dihospitalisasi, pus dalam feses atau diare yang berkepanjangan) untuk menemukan patogenf.Evaluasi feses terhadap telur cacing dan parasitg.Aspirasi duodenum (jika diduga G. Lamblia)h.Urinalisis dan kultur (berat jenis bertambah karena dihidrasi, organisme, shigella keluar melalui urine)

F.Diagnosa Keperawatan1.Diare2.Kekurangan volume cairan3.Nyeri akut4.Kurang pengetahuan orang tua5.Hipertermi

G.Fokus Intervensi1.DiareYang berhubungan malabsorbsi atau inflamasi sekunder terhadap gastritis, divertikulitis, usus yang sensitif.Proses infeksi : disentri, cholera, shgelosisTujuan :- Klien dapat mencapai keseimbangan cairan- Klien dapat melakukana eliminasi dengan baik

Kriteria :-Keseimbangan input dan output cairan-Berat badan stabil-Tidak terlihatnya mata cekung-Tidak terasa haus, tidak ada nyeri tekan di perut-Kulit lembab-BAB lunak tidak cair-Frekuensi defekasia kembali normalKet.penilaian :1 : tidak pernah sesuai2 : jarang sesuai3 : kadang sesuai4 :sering sesuai5 : selalu sesuaiIntervensi :a.Observasi dan catat frekuensi, karakteristik dan jumlah feses dan faktorpresipitasi.b.Kaji faktor-faktor penyebab/ yang mempengaruhi makan perselang, makan sembarangan, makanan diperjalanan.c.Kurangi diareHentikan makanan padat :-Minum cairan bening (jus, buah, gatorade, air daging)-Lanjutkan menyusui, hentikan ASI formula pada bayi-Hindari produk susu, lemak tepung beras, buah segar dan sayuran-Penyebaran infeksi (cuci tangan, penyimpanan makanan yang tepat, memasak dan mengolah makanan)-Secara bertahap bahkan makanan semi padat dan padat (krakers, yogurt, nasi, pisang, jus apel)-Tingkatkan masukan oral untuk mempertahankan berat jenis normal urine-Perbanyak cairan tinggi kalium dan natrium (jus jeruk, buah anggur, air daging)-Jelaskan pada pasien dan orang terdekat tentang intervensi yang diperlukan untuk pencegahan.-Laksanakan terapi kolaboratif : antikolinergik, antasid, antibiotik2.Kekurangan volume cairanYang berhubungan dengan dampak diare, mual dan muntah.Tujuan : cairan seimbangKriteria :a.Mempertahankan masukan cairan dan elektrolit yang ditujukan oleh :-Turgor kulit baik-Jumlah minuman-Mampu melaksanakan penggantian setiap ada cairan yang hilang (diare)b.Mempertahankan berat jenis urine dalam batas normalc.Mempertahankan berat badand.Tanda-tanda vital normale.Tidak terlihat mata cekungf.Kulit lembabg.Tidak terasa haush.Membran mukosa lembabi.Serum elektrolit, hematokrit (dalam batas normal)Ket.penilaian :1 : tidak pernah sesuai2 : jarang sesuai3 : kadang sesuai4 :sering sesuai5 : selalu sesuai

Intervensi :a.Kaji faktor penyebabb.Kaji dan berikan cairan yang disukai dalam batas diitc.Kaji pengertian pasien dan keluarga tentang pentingnya mempertahankan dehidrasi yang adekuata dan metode pencapaiannya.d.Hilangkan faktor penyebabe.Rencanakan masukan cairan tiap shiftf.Menimbang berat badan dan cairan tiap hari dan monitor gejalag.Monitor status hidrasi (mukosa baik, nadi normal, tekanan darah normal)h.Monitor hasil laborat yang tepat (BUN , HCl, kepekatan urine)i.Monitor tanda-tanda vitalj.Ajarkana bahwa kopi, teh, jus buah anggur menyebabkan diuresis dan menambah kehilangan cairan.k.Kolaborasi : hentikan cairan intravena sesuai skema rencana medik (dalam melaksanakan asuhan sebutkan total dan jenis cairan sesuai advis dokter).3.Nyeri akutYang berhubungan dengan hiperistaltik, diare yang berkepanjangan, iritasi kulit dan jaringan, perlecetan perinatal, fisura.Tujuan : nyeri dapat dikontrolKriteria :-Klien mengontrol nyeri-Klien menggunakan tindakan pencegahan munculnya nyeri-Klien menggunakan tindakan non analgetik-Klien menggunakan tindakan analgetik-Melaporkan gejala nyeriKet.penilaian :1 : tidak pernah sesuai2 : jarang sesuai3 : kadang sesuai4 :sering sesuai5 : selalu sesuaiIntervensi :a.Dorong pasien untuk mengutarakan dan menggambarkan nyerinyab.Kaji keluhan nyeri perut, tempat, lama, intensitasc.Kaji dan laporkan perubahan karakteristik nyerid.Perhatikan petunjuk non verbal misal : tidak bisa diam, enggan bergerak, selalau menjaga perut, menarik diri, gelisah.e.Kaji faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkana nyeri.f.Berikan tindakan yang meningkatkan rasa nyaman.g.Bersihkan area rektal dengan sabun rektal dengan air, usapkan tiap BAB dan lakaukan perawatan diri/ kulit.h.Kolaborasi : berikan analgetik sesuai advis dokteri.Menurunkan/ mengurangi faktor-faktor yang dapat mencetuskan atau meningkatkan pengalaman nyeri (misalnya takut, lelah, bosan, kurang pengetahuan).j.Memfasilitasi istirahat dan tidur yang adekuat untuk mengatasi nyeri.4.Kurang pengetahuan tentang keadaan sakit, kebutuhan pengobatan dan pencegahan diare yang berhubungan dengan kurangnya paparan informasiTujuan : klien mampu menjelaskan penyebab diare, tanda-tanda, cara untuk mencegah dan cara mengatasinya.Kriteria :-Klien menjelaskan penyebab diare-Klien menjelaskan tanda gejala diare-Klien menjelaskan cara pencegahannya-Klien menjelaskana cara mengatasianyaKet.penilaian :1 : tidak pernah sesuai2 : jarang sesuai3 : kadang sesuai4 :sering sesuai5 : selalu sesuaiIntervensi :a.Kaji presepsi pasien dan keluarga tentang proses penyakitb.Bahas dengan pasien dan keluarga tentang proses penyakit, penyebab, faktor presipitasi, dan mengidentifikasi cara untuk mengurangi faktor pendorong timbulnya sakit.c.Beri kesempatan kepada pasien/ keluarga untuk mengajukan pertanyaand.Bahas pengobatan, tujuan dosis dan efek sampingnya.e.Tekana pentingnya merawat kulit : teknik cuci tangan yang baik dan perawatan perional.5.HipertermiYang berhubungan dengan tidak efektifnya termoregulator tubuh.Tujuan : suhu tubuh dalam batas normalKriteria-Suhu tubuh dalam batas normal (36-370C)-Tubuh tak teraba panasKet.penilaian :1 : tidak pernah sesuai2 : jarang sesuai3 : kadang sesuai4 :sering sesuai5 : selalu sesuaiIntervensia.Observasi tanda-tanda vitalb.Berikan kompres air hangatc.Anjurkan klien untuk minum yang banyakd.Anjurkan anak untuk membatasi mobilitas untuk kurangi metabolismee.Laksanakan program terapi dokter untuk pemberian antipiretik

DAFTAR PUSTAKA

Supartini Yupi.Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak.Editor. Monica Ester. Jakarta: EGC, 2004.

Mansjoer, Arif, et al.Kapita Selekta Kedokteran.Edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius, 1999.

Haryani, Ani, ed.Diagnosis Keperawatan Nanda.Editor Ani Haryani et all. Yogyakarta: UGM, 2001.

IKG, Suandi.Diet pada Anak Sakit.Editor Setiawan. Jakarta: EGC, 1998.

Johnson, Marion, Meridean Maas dan Sue Moorhead, ed.Nursing Outcomes Classificatin (NOC).Philadelphia: Mosby, 2000.

Mc. Closkey, Joane dan Gloria M. Buledek, ed.Nursing Intervention Classification (NIC).Edisi 2. Philadhelpia: Mosby, 2000.Arif Mansjoer, dkk. 2000.Kapita Selekta kedokteran, Jakarta: FKUI

Ngastiyah.Perawatan Anak Sakit.Editor Setiawan. Jakarta: EGC, 1997.

Smeltzer, Suzanne, C, dan Brenda G. Bare.Buku Ajar Keperawatan MedikalBedah Brunner dan Suddarth. Edisi VII. Jakarta : EGC. 2001.

Subagyo, Bambang.Ilmu Kesehatan Anak I (Diare pada Anak).Surakarta: Depdikbud RI UNS, 1997.

Tjokronegoro, Arjatmo.Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi Ketiga.Jakarta: FKUI, 2002.

Read more:http://perawatmasadepanku.blogspot.com/2012/09/laporan-pendahuluan-gastroenteritis-ii.html#ixzz2iSOKVHsH

Askep Gastroenteritis

Gastroenteritis

1. PengertianGastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996).

Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (FKUI,1965).Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley & Wongs,1995).

Gastroenteritis adalahkondisis dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenan Mayers,1995 ).Dari keempat pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa Gstroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang patogen.

2. Etiologi

Penyebab dari diare akut antara lain :1. Faktor Infeksi

Infeksi Virus

Retavirus Penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahulu atau disertai dengan muntah. Timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya pada musim dingin. Dapat ditemukan demam atau muntah. Di dapatkan penurunan HCC.

Enterovirus Biasanya timbul pada musim panas.

Adenovirus Timbul sepanjang tahun. Menyebabkan gejala pada saluran pencernaan/pernafasan.

Norwalk Epidemik Dapat sembuh sendiri (dalam 24-48 jam).

Bakteri

Stigella Semusim, puncaknya pada bulan Juli-September Insiden paling tinggi pada umur 1-5 tahun Dapat dihubungkan dengan kejang demam. Muntah yang tidak menonjol Sel polos dalam feses Sel batang dalam darah

Salmonella Semua umur tetapi lebih tinggi di bawah umur 1 tahun. Menembus dinding usus, feses berdarah, mukoid. Mungkin ada peningkatan temperatur Muntah tidak menonjol Sel polos dalam feses Masa inkubasi 6-40 jam, lamanya 2-5 hari. Organisme dapat ditemukan pada feses selama berbulan-bulan.

Escherichia coli Baik yang menembus mukosa (feses berdarah) atau yang menghasilkan entenoksin. Pasien (biasanya bayi) dapat terlihat sangat sakit.

Campylobacter Sifatnya invasis (feses yang berdarah dan bercampur mukus) pada bayi dapat menyebabkan diare berdarah tanpa manifestasi klinik yang lain. Kram abdomen yang hebat. Muntah/dehidrasi jarang terjadi

Yersinia Enterecolitica Feses mukosa Sering didapatkan sel polos pada feses. Mungkin ada nyeri abdomen yang berat Diare selama 1-2 minggu. Sering menyerupai apendicitis.

2. Faktor Non Infeksiosus

Malabsorbsi Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi, lactosa, maltosa, dan sukrosa), non sakarida (intoleransi glukosa, fruktusa dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa. Malabsorbsi lemak : long chain triglyceride. Malabsorbsi protein : asam amino, B-laktoglobulin.

Faktor makananMakanan basi, beracun, alergi terhadap makanan (milk alergy, food alergy, down milk protein senditive enteropathy/CMPSE).

Faktor PsikologisRasa takut,cemas.

3. PatofisiologiPenyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada Gastroenteritis akut.

Penularan Gastroenteritis bias melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi.

Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus,isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan multilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.

4. Manifestasi KLinis Nyeri perut (abdominal discomfort) Rasa perih di ulu hati Mual, kadang-kadang sampai muntah Nafsu makan berkurang Rasa lekas kenyang Perut kembung Rasa panas di dada dan perut Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba).

5. Komplikasi Dehidrasi Renjatan hipovolemik Kejang Bakterimia Mal nutrisi Hipoglikemia Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.

6. Tingkat derajat Dehidrasi

1. Dehidrasi ringanKehilangan cairan 2 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.2. Dehidrasi SedangKehilangan cairan 5 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam.3. Dehidrasi BeratKehilangan cairan 8 - 10 % dari bedrat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis.

7. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium yang meliputi :1. Pemeriksaan Tinja Makroskopis dan mikroskopis. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila diduga terdapat intoleransi gula. Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.

2. Pemeriksaan Darah pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium dan Fosfor) dalam serum untuk menentukan keseimbangan asama basa. Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.

3. Doudenal IntubationUntuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare kronik.

8. Penatalaksanaan Medis1. Pemberian cairan.2. Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita dengan tujuan penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan : Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral dan makanan yang bersih.3. Obat-obatan.Download Askep Gastroenteritis di sini

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan GastroenteritisA. PengkajianPengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisa data dan penentuan masalah. Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi, observasi, psikal assessment.Pengkajian data menurut Cyndi Smith Greenberg, 1992 adalah :

1. Identitas klien.

2. Riwayat keperawatan.

Awalan serangan : Awalnya anak cengeng,gelisah,suhu tubuh meningkat,anoreksia kemudian timbul diare.

Keluhan utama : Faeces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung,tonus dan turgor kulit berkurang,selaput lendir mulut dan bibir kering,frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.

3. Riwayat kesehatan masa lalu.Riwayat penyakit yang diderita,riwayat pemberian imunisasi.

4. Riwayat psikososial keluarga.Dirawat akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi keluarga,kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan pengobatan anak,setelah menyadari penyakit anaknya,mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa bersalah.

5. Kebutuhan dasar. Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali sehari,BAK sedikit atau jarang.

Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan penurunan berat badan pasien.

Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.

Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.

Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lamah dan adanya nyeri akibat distensi abdomen.

6. Pemerikasaan fisik. Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah,kesadran composmentis sampai koma,suhu tubuh tinggi,nadi cepat dan lemah,pernapasan agak cepat.

Pemeriksaan sistematik :

Inspeksi : mata cekung,ubun-ubun besar,selaput lendir,mulut dan bibir kering,berat badan menurun,anus kemerahan.

Perkusi : adanya distensi abdomen.

Palpasi : Turgor kulit kurang elastis.

Auskultasi : terdengarnya bising usus.

Pemeriksaan tinglkat tumbuh kembang.Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat badan menurun.

Pemeriksaan penunjang.Pemeriksaan tinja,darah lengkap dan doodenum intubation yaitu untuk mengetahui penyebab secara kuantitatip dan kualitatif.

B Diagnosa Keperawatan

1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.

2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan dengan mual dan muntah.

3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi,frekwensi BAB yang berlebihan.

4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit,prognosis dan pengobatan.

6. Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua,prosedur yang menakutkan.

C. Intervensi

Diagnosa 1.Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.

Tujuan :Devisit cairan dan elektrolit teratasi

Kriteria hasil :Tanda-tanda dehidrasi tidak ada, mukosa mulut dan bibir lembab, balan cairan seimbang

IntervensiObservasi tanda-tanda vital. Observasi tanda-tanda dehidrasi. Ukur infut dan output cairan (balanc ccairan). Berikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang banyak kurang lebih 2000 2500 cc per hari. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi cairan, pemeriksaan lab elektrolit. Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian cairan rendah sodium.

Diagnosa 2.Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan dengan mual dan muntah.

Tujuan :Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi

Kriteria hasil :Intake nutrisi klien meningkat, diet habis 1 porsi yang disediakan, mual,muntah tidak ada.

Intervensi :Kaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi. Timbang berat badan klien. Kaji factor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi. Lakukan pemerikasaan fisik abdomen (palpasi,perkusi,dan auskultasi). Berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering. Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien.

Diagnosa 3.Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi,frekwensi BAB yang berlebihan.

Tujuan :Gangguan integritas kulit teratasi

Kriteria hasil :Integritas kulit kembali normal, iritasi tidak ada, tanda-tanda infeksi tidak ada

Intervensi :Ganti popok anak jika basah. Bersihkan bokong perlahan sabun non alcohol. Beri zalp seperti zinc oxsida bila terjadi iritasi pada kulit. Observasi bokong dan perineum dari infeksi. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi antipungi sesuai indikasi.

Diagnosa 4.Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.

Tujuan :Nyeri dapat teratasi

Kriteria hasil :Nyeri dapat berkurang / hiilang, ekspresi wajah tenang

Intervensi :Observasi tanda-tanda vital. Kaji tingkat rasa nyeri. Atur posisi yang nyaman bagi klien. Beri kompres hangat pada daerah abdoment. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi analgetik sesuai indikasi.

Diagnosa 5.Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit,prognosis dan pengobatan.

Tujuan :Pengetahuan keluarga meningkat

Kriteria hasil :Keluarga klien mengeri dengan proses penyakit klien, ekspresi wajah tenang, keluarga tidak banyak bertanya lagi tentang proses penyakit klien.

Intervensi :Kaji tingkat pendidikan keluarga klien. Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit klien. Jelaskan tentang proses penyakit klien dengan melalui penkes. Berikan kesempatan pada keluarga bila ada yang belum dimengertinya. Libatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada klien.

Diagnosa 6.Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua,prosedur yang menakutkan.

Tujuan :Klien akan memperlihatkan penurunan tingkat kecemasan

Intervensi :Kaji tingkat kecemasan klien. Kaji faktor pencetus cemas. Buat jadwal kontak dengan klien. Kaji hal yang disukai klien. Berikan mainan sesuai kesukaan klien. Libatkan keluarga dalam setiap tindakan. Anjurkan pada keluarga unrtuk selalu mendampingi klien.

D. Evaluasi1. Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan.2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhantubuh.3. Integritas kulit kembali noprmal.4. Rasa nyaman terpenuhi.5. Pengetahuan kelurga meningkat.6. Cemas pada klien teratasi.