askep ge bab 1 5

27
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan adalah hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan sumber daya manusia di samping juga karunia Tuhan yang perlu di syukuri. Oleh karena itu kesehatan perlu di pelihara dan perlu di tingkatkan kwalitasnya. untuk mewujudkan paradigma sehat menuju indonesia 2012. Selain itu pada waktu sekarang dan yang akan datang kita juga menghadapi transisi demogratis dan epidemiologis. Tantangan global dan regional perkembangan ilmu pengetahuan dan tecnologi yang pesat yang termasuk dalam bidang imformasi. Telekomunikasi dan transportasi serta semarak nya demokrasi di segala bidang. Semua itu mendorong perlunya di lakukan peninjauan ulang kebijakan yang ada, serta di rumuskanya paradigma baru dalam bidang kesehatan. Hal ini sejalan dengan UU no 23 tahun 1992,tentang kesehatan yang tetap di jadikan acuan yang pada pasal 3 menyebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan, bagi setiap orang agar trwujud derajad kesehatan yang obtimal. Peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang patogen. Inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yangbermacam-macam,virus dan parasit yang patogen. B. RUANG LINGKUP PENULISAN Karena melihat penderita system Pencernaan GastroEnteritis sehubungan dengan keterbatasan waktu dan ilmu dalam pembuatan laporan kasus ini. Disini di bahas dan di batasi pada satu kasus saja. Asuhan Keperawatan Dengan Sistem Pencernaan GastroEnteritis Pada An. G di Ruang Zaal D RSU HKBP Balige.

Upload: heri-damanik

Post on 12-Jul-2015

6.277 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep ge bab 1 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan adalah hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang sangat

menentukan sumber daya manusia di samping juga karunia Tuhan yang perlu di syukuri.

Oleh karena itu kesehatan perlu di pelihara dan perlu di tingkatkan kwalitasnya. untuk

mewujudkan paradigma sehat menuju indonesia 2012.

Selain itu pada waktu sekarang dan yang akan datang kita juga menghadapi transisi

demogratis dan epidemiologis. Tantangan global dan regional perkembangan ilmu

pengetahuan dan tecnologi yang pesat yang termasuk dalam bidang imformasi.

Telekomunikasi dan transportasi serta semarak nya demokrasi di segala bidang. Semua itu

mendorong perlunya di lakukan peninjauan ulang kebijakan yang ada, serta di rumuskanya

paradigma baru dalam bidang kesehatan.

Hal ini sejalan dengan UU no 23 tahun 1992,tentang kesehatan yang tetap di jadikan

acuan yang pada pasal 3 menyebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan, bagi setiap orang agar trwujud derajad

kesehatan yang obtimal.

Peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare

dengan frekwensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan

parasit yang patogen.

Inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri

yangbermacam-macam,virus dan parasit yang patogen.

B. RUANG LINGKUP PENULISAN

Karena melihat penderita system Pencernaan GastroEnteritis sehubungan dengan

keterbatasan waktu dan ilmu dalam pembuatan laporan kasus ini. Disini di bahas dan di

batasi pada satu kasus saja. Asuhan Keperawatan Dengan Sistem Pencernaan

GastroEnteritis Pada An. G di Ruang Zaal D RSU HKBP Balige.

Page 2: Askep ge bab 1 5

C. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan umum

Untuk memperoleh gambaran secara nyata tentang Asuhan Keperawatan Pada Klien

dengan Gangguan Sistem Pencernaan GastroEnteritis Pada An. G

2. Tujuan khusus

a) Dapat melakukan Pengkajian pada An. G Denggan Gangguan Sistem Pencernaan

GastroEnteritis (GE)

b) Dapat menegakan Diagnosa Keperawatan pada An.G Dengan Gangguan Sistem

Pencernaan GastroEnteritis (GE)

c) Dapat merencanakan Tindakan Keperawatan pada An. G Dengan Gangguan

Sistem Pencernaan GastroEnteritis (GE)

d) Dapat mengevaluasi tindakan Keperawatan pada An. G Dengan Gangguan

Sistem Pencernaan GastroEnteritis (GE)

D. METODE PENULISAN

Adapun manfaat laporan kasus ini:

a. Untuk mahasiswa

- Agar dapat memperluas dan memperdalam ilmu penetahuan dengan metode

proses keperawatan terhadap pasien dengan gangguan system Pencernaan

GastroEnteritis (GE) Agar dapat menerapkan langsung asuhan keperawatan pada

pasien

b. Untuk rumah sakit

- Agar dapat menjadi pembendarahan dan sumber informasi dalam melaksanakan

asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan system Pencernaan

GastroEnteritis (GE) sebagai perrbaikan dalam penegakan askep.

c. Untuk institusi

- Agar dapat dijadikan sebagai bahan pengkajian lebih lanjut

- Agar dapat dijadikan bahan umpan balik terhadap penerapan secara terpadu

tentang proses keperawatan dalam teori mahasiswa, sehingga bermutu dalam

meningkatkan mutu pendidikan dalam keperawatan.

Dalam penyusunan laporan kasus ini menggunakan metode deskripsi yaitu metode ilmiah

yang menggambarkan kejadian-kejadian dan masalah yang terjadi pada saat ini.

Page 3: Askep ge bab 1 5

Adapun cara yang digunakan dalam pengumpulan data adalah :

1. Study Kepustakaan yaitu :

Dengan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan gangguan sistem

kardiovaskuler serta mengumpulkan data teoritis dengan menggunakan sumber sesuai

dengan judul laporan kasus ini.

2. Study kasus atau dengan menggunakan langkah-langkah proses keperawatan yaitu :

Pengkajian,Diagnosa Keperawatan,Perencanaan,Pelaksanaan,Evaluasi

E. Sistematika Penulisan.

Adapun sistematika penulisan Laporan kasus ini terdiri dari 5 bab yaitu:

BAB 1. Pendahuluan yang meliputi: Latar belakang,Tujuan penulisan,Ruang limgkup

penulisan,metode penulisan,sistematika penulisan.

BAB 2. Landasan Teoritis:

A. Landasan Teoritis Medis meliputi:Defenisi,Anatomi dan fisiologi

,Patofisiologi, Etiologi, Gejala klinis, Komplikasi, Pemeriksaan diagnostik,

Penatalaksanaan medis.

B. Landasan Teoritis Keperawatan meliputi:Pengkajian, Diagnosa

keperawatan,Perencanaan, Implementasi, Evaluasi.

BAB 3. Tinjauan Kasus meliputi: Pengkajian, Diagnosa keperawatan, perencanaan,

Implementasi, dan Evaluasi.

BAB 4. Pembahasan meliputi: Pengkajian, Diagnosa keperawatan, Intervensi,

Implementasi, dan Evaluasi.

BAB 5. Kesimpulan dan Saran meliputi: Kesimpulan, Saran.

DAFTAR PUSTAKA.

LAMPIRAN: Catatan perkembangan.

Page 4: Askep ge bab 1 5

BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1 LANDASAN TEORITIS MEDIS

2.1.1 Pengertian

GastroEntritis adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih

banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair

/setengan padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980)

GastroEntritis adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari.(Mansjoer,A.1999,501).

Gastroentritis(GE) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus

yangmemberikan gejala diare dengan atau tanpa disertaimuntah.(Sowden,Etall.1996).

Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja

yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya(FKUI,1965).

Gastroenteritis adalah kondisis dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang

disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan.(MarlenanMayers,1995).

2.1.2 Etiologi

Penyebab dari diare akut antara lain :

1. Faktor Infeksi

- Infeksi Virus

Retavirus

Penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahulu atau disertai dengan

muntah.

Timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya pada musim dingin.

Dapat ditemukan demam atau muntah.

Di dapatkan penurunan HCC.

Enterovirus

Biasanya timbul pada musim panas.

Adenovirus

Timbul sepanjang tahun

Menyebabkan gejala pada saluran pencernaan/pernafasan

Norwalk

Epidemik

Dapat sembuh sendiri (dalam 24-48 jam).

Page 5: Askep ge bab 1 5

- BakteriStigella

Semusim, puncaknya pada bulan Juli-September

Insiden paling tinggi pada umur 1-5 tahun

Dapat dihubungkan dengan kejang demam.

Muntah yang tidak menonjol

Sel polos dalam feses

Sel batang dalam darah

- Salmonella

Semua umur tetapi lebih tinggi di bawah umur 1 tahun.

Menembus dinding usus, feses berdarah, mukoid.

Mungkin ada peningkatan temperatur

Muntah tidak menonjol

Sel polos dalam feses

Masa inkubasi 6-40 jam, lamanya 2-5 hari.

Organisme dapat ditemukan pada feses selama berbulan-bulan.

- Escherichia coli

Baik yang menembus mukosa (feses berdarah) atau yang menghasilkan

entenoksin.

Pasien (biasanya bayi) dapat terlihat sangat sakit.

- Campylobacter

Sifatnya invasis (feses yang berdarah dan bercampur mukus) pada bayi dapat

menyebabkan diare berdarah tanpa manifestasi klinik yang lain.

Kram abdomen yang hebat.Muntah/dehidrasi jarang terjadi

- Yersinia Enterecolitica

Feses mukosa

Sering didapatkan sel polos pada feses.

Mungkin ada nyeri abdomen yang berat

Diare selama 1-2 minggu.

Sering menyerupai apendicitis.

Page 6: Askep ge bab 1 5

2. Faktor Non Infeksiosus

- Malabsorbsi

Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi, lactosa, maltosa, dan

sukrosa), non sakarida (intoleransi glukosa, fruktusa dan galaktosa). Pada bayi

dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa.

Malabsorbsi lemak : long chain triglyceride.

Malabsorbsi protein : asam amino, B-laktoglobulin.

- Faktor makanan

Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan (milk

alergy,foodalergy,dow’nmilkproteinsenditiveenteropathy/CMPS).

- FaktorPsikologis

Rasa takut,cemas

2.1.3 Patofisiologi

Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus

Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan

lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini

menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana

merusak sel-sel, atau melekat pada dinding ususpadaGastroenteritis akut.Penularan

Gastroenteritis bias melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang lainnya. Beberapa kasus

ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yangterkontaminasi.

Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic (makanan yang tidak

dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga

terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus,isi rongga usus berlebihan sehingga

timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus,

sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan multilitas

usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri

adalah kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa

(Asidosis Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih),

hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.

Page 7: Askep ge bab 1 5

2.1.4 Bagan Patofisiologi

Faktor Infeksi F malabsorbsi F. Makanan F. Psikologi

KH,Lemak,Protein

Masuk dan ber meningk. Tek osmo toksin tak dapat cemas

kembang dlm tik diserap

usus

Hipersekresi air pergeseran air dan hiperperistaltik

dan elektrolit elektrolit ke rongga

( isi rongga usus) usus menurunya kesempatan usus

menyerap makanan

D I A R E

Frek. BAB meningkat distensi abdomen

Kehilangan cairan & elekt integritas kulit

berlebihan perianal

Gg. Kes. Cairan & elekt As. Metabl mual, muntah

Resiko hipovolemi syok sesak nafsu makan

Gang. Oksigensi BB menurun

Gangg. Tumbang

2.1.5 Manifestasi Klinis

Nyeri perut (abdominal discomfort)

Rasa perih di ulu hati

Mual, kadang-kadang sampai muntah

Nafsu makan berkurang

Rasa lekas kenyang

Page 8: Askep ge bab 1 5

Perut kembung

Rasa panas di dada dan perut

Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba).

2.1.6. Komplikasi

Dehidrasi

Renjatan hipovolemik

Kejang

Bakterimia

Mal nutrisi

Hipoglikemia

Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.

Tingkat derajat Dehidrasi

1. Dehidrasi ringan

Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit

kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.

2. DehidrasiSedang

Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit

jelek, suara serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam.

3. Dehidrasi Berat

Kehilangan cairan 8 - 10 % dari bedrat badan dengan gambaran klinik seperti

tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai

koma, otot-otot kaku sampai sianosis.

2.1.7Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium yang meliputi :

1. Pemeriksaan Tinja

o Makroskopis dan mikroskopis.

o pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila

diduga terdapat intoleransi gula.

o Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.

2. Pemeriksaan Darah

o pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium dan

Fosfor) dalam serum untuk menentukan keseimbangan asama basa.

o Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.

Page 9: Askep ge bab 1 5

3. DoudenalIntubation

Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama

dilakukan pada penderita diare kronik.

2.1.8 Penatalaksanaan Medis

1. Pemberian cairan.

2. Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita dengan tujuan

penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :

Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral dan

makanan yang bersih.

3. Obat-obatan.

2.2 LANDASAN TEORITIS KEPERAWATAN

2.2.1 Pengkajian

Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data,analisa data dan penentuan

masalah. Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi, observasi, psikal

assessment.Pengkajian data menurut Cyndi Smith Greenberg, 1992 adalah :

Identitas klien.

Riwayat keperawatan.

Awalan serangan : Awalnya anak cengeng,gelisah,suhu tubuh

meningkat,anoreksia kemudian timbul diare.

Keluhan utama : Faeces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan

elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun besar

cekung,tonus dan turgor kulit berkurang,selaput lendir mulut dan bibir

kering,frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.

Riwayatkesehatanmasalalu.

Riwayat penyakit yang diderita,riwayat pemberian imunisasi.

Riwayatpsikososialkeluarga.

Dirawatakanmenjadistressorbagianakitusendirimaupun bagi keluarga,kecemasan

meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan pengobatan anak,setelah

menyadari penyakit anaknya,mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa

bersalah.

Kebutuhan dasar.

Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali

sehari,BAK sedikit atau jarang.

Page 10: Askep ge bab 1 5

Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan penurunan

berat badan pasien.

Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan

menimbulkan rasa tidak nyaman.

Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.

Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lamah dan adanya nyeri

akibat distensi abdomen.

Pemerikasaan fisik.

Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah,kesadran composmentis

sampai koma,suhu tubuh tinggi,nadi cepat dan lemah,pernapasan agak cepat.

Pemeriksaan sistematik :

Inspeksi : mata cekung,ubun-ubun besar,selaput lendir,mulut dan bibir

kering,berat badan menurun,anus kemerahan.

Perkusi : adanya distensi abdomen.

Palpasi : Turgor kulit kurang elastis.

Auskultasi : terdengarnya bising usus.

Pemeriksaantingkattumbuhkembang.

Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat

badan menurun.

Pemeriksaanpenunjang.

Pemeriksaan tinja,darah lengkap dan doodenum intubation yaitu untuk

mengetahui penyebab secara kuantitatip dan kualitatif.

2.2.2 Diagnosa keperawatan

1) Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

output cairan yang berlebihan.

2) Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan dengan mual

dan muntah.

3) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi,frekwensi BAB yang

berlebihan.

4) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.

5) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang

penyakit,prognosis dan pengobatan.

6) Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua,prosedur yang menakutkan.

2.2.3Rencana keperawatan

Diagnosa 1.

Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

output cairan yang berlebihan.

Page 11: Askep ge bab 1 5

Tujuan:

Devisitcairan dan elektrolit teratasi

Kriteria hasil:

Tanda-tanda dehidrasi tidak ada, mukosa mulut dan bibir lembab,balance cairan

seimbang

Intervensi:

- Observasi tanda-tanda vital.

- Observasi tanda-tanda dehidrasi.

- Ukur input dan output cairan (balance cairan).

- Berikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang banyak kurang lebih

2000 – 2500 cc per hari.

- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy cairan, pemeriksaan lab

elektrolit.

- Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian cairan rendah sodium.

Diagnosa2.

Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan dengan mual

dan muntah.

Tujuan :

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi

Kriteria hasil:

Intake nutrisi klien meningkat, diet habis 1 porsi yang disediakan, mual,muntah tidak

ada.

Intervensi

- Kaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi. Timbang berat badan klien.

- Kaji factor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi. Lakukan pemerikasaan fisik

abdomen (palpasi,perkusi,dan auskultasi).

- Berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering.

- Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien.

Diagnosa 3.

Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi,frekwensi BAB yang berlebihan.

Tujuan :

Gangguan integritas kulit teratasi

Kriteria hasil :

Integritas kulit kembali normal, iritasi tidak ada, tanda-tanda infeksi tidak ada

Intervensi :

- Ganti popok anak jika basah.

- Bersihkan bokong perlahan sabun non alcohol.

Page 12: Askep ge bab 1 5

- Beri zalp seperti zinc oxsida bila terjadi iritasi pada kulit.

- Observasi bokong dan perineum dari infeksi.

- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi antipungi sesuai indikasi.

Diagnosa 4.

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.

Tujuan :

Nyeri dapat teratasi

Kriteria hasil

Nyeri dapat berkurang / hiilang, ekspresi wajah tenang

Intervensi :

- Observasi tanda-tanda vital.

- Kaji tingkat rasa nyeri.

- Atur posisi yang nyaman bagi klien

- Beri kompres hangat pada daerah abdoment.

- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi analgetik sesuai indikasi.

Diagnosa 5.

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang

penyakit,prognosis dan pengobatan.

Tujuan :

Pengetahuan keluarga meningkat

Kriteria hasil :

Keluarga klien mengeri dengan proses penyakit klien, ekspresi wajah tenang, keluarga

tidak banyak bertanya lagi tentang proses penyakit klien.

Intervensi :

- Kaji tingkat pendidikan keluarga klien.

- Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit klien.

- Jelaskan tentang proses penyakit klien dengan melalui penkes.

- Berikan kesempatan pada keluarga bila ada yang belum dimengertinya.

- Libatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada klien.

Diagnosa 6.

Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua,prosedur yang menakutkan.

Tujuan :

Klien akan memperlihatkan penurunan tingkat kecemasan

Intervensi :

- Kaji tingkat kecemasan klien. Kaji faktor pencetus cemas.

- Buat jadwal kontak dengan klien.

- Kaji hal yang disukai klien.

Page 13: Askep ge bab 1 5

- Berikan mainan sesuai kesukaan klien.

- Libatkan keluarga dalam setiap tindakan.

- Anjurkan pada keluarga unrtuk selalu mendampingi klien.

2.2.4 Implementasi

Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan sfesifik, tahap

pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan di susun dan diajukan perawat untuk

membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah di tetapkan yang telah mencakup

peningkatan kesehatan. Perencanaan penyakit,memulihkan kesehatan.(Nursalam,2001,

proses dan dekumentasi keperawatan konsep praktek)

2.2.5 Evaluasi keperawatan

1) Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan.

2) Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhantubuh.

3) Integritas kulit kembali noprmal.

4) Rasa nyaman terpenuhi.

5) Pengetahuan kelurga meningkat,Cemas pada klien teratasi.

Page 14: Askep ge bab 1 5

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian

A. Identitas pasien

Nama : An. G

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 1 tahun 7 bulan

Tanggal masuk : 12 Juni 2012

Tanggal pengkajian : 12 Juni 2012

Diagnosa medis : GE (GastroEnteritis)

No. Register : 54.486

B. Identitas Orang Tua

NO AYAH IBU

NAMA

UMUR

PEKERJAAN

SUKU/BANGSA

AGAMA

PENDIDIKAN

ALAMAT

Tn. G

30 thn

Wiraswasta

Batak/Indo

Islam

SMA

Jln. Sisingamangaraja

XII Balige

Ny. J

28 thn

IRT

Jawa/indo

Islam

SMA

Jln. Sisingamangaraja XII

Balige

1. Keluhan utama saat masuk rumah sakit

- Saat mencari pertolongan/ masuk RS :

Klien di bawa orang tuanya keruangan pada tanggal 12 Juni 2012 pukul 14.50 Wib,

dengan keluhan utama demam, mual muntah, defekasi >6x/hari dan rasa nyeri pada

bagian rektum di tandai dengan saat klien buang air besar nangis dan meringis, dan

sebelumnya klien di bawah orang tua nya berobat ke bidan desa, dan bidan

menyarankan agar anak segera di bawak ke rumah sakit.

Page 15: Askep ge bab 1 5

- Saat pengkajian :

Pada saat pengkajian klien mengatakan anaknya sering buang air besar dengan

konsistensi cair dan saat buang air besar anaknya selalu menangis.

2. Riwayat kehamilan dan persalinan

- Prenatal

Selama hamil ibu sering mengalami sakit pada daerah pelviks dan sering muntah-

muntah, tetapi tidak berlebihan Ny. J melakukan kunjungan kehamilan untuk ANC

sebanyak 8 kali, yaitu pada Trimester I sebanyak 3 kali, Trimester II sebanyak 2 kali

dan Trimester III sebanyak 3 kali.

- Natal

Adapun lamanya kala persalinan yaitu : kala I selama 12 jam, kala II selama 30 menit,

dan kala III selama 30 menit. Keadaan air ketuban jernih, kehamilan ibu 9 bulan 11

hari, bau khas dengan volume lebih kurang 1400 cc.

- Post natal

Anak dan Ibu sehat, jenis persalinan spontan dan tidak terdapat lilitan tali pusat pada

bayi, persalinan ditolong oleh dokter dan bidan.

3. Riwayat masa lampau

1. Penyakit waktu kecil : Tidak ada

2. Pernah dirawat dirumah sakit : Tidak pernah

3. Obat-obatan yang digunakan : Tidak ada

4. Tindakan operasi : Tidak pernah

5. Alergi : Tidak ada

6. Kecelakaan : Tidak pernah

7. Imunisasi : Ibu klien tidak mengetahui dengan pasti.

4. Pemeriksan tingkat perkembangan

1. Kemandirian bergaul : ---

2. Motorik halus :

Os dapat melihat/ mengenal orangtuanya apabila ada sentuhan

3. Motorik kasar

Os bisa menggenggam tangannya dengan kuat

4. Kognitif : --

5. Bahasa : os menangis apabila meminta sesuatu, mis: BAB, BAK, dan haus

5. Riwayat Sosial

1. Yang mengasuh :

Sampai saat ini bayi masih diasuh oleh kedua orangtuanya

Page 16: Askep ge bab 1 5

2. Hubungan dengan anggota keluarga:

Baik

3. Hubungan dengan teman sebaya : -

4. Pembawaan secara umum : -

5. Lingkungan rumah :

Rumah klien dekat dengan pembuangan air besar disebelah depan, dan samping kiri

rumah klien. Lingkungan kumuh dan padat dengan rumah penduduk.

6. Kebutuhan Dasar

1. Makan :

- Makanan yang disukai/tidak disukai :

Bayi masih meminum ASI dan makanan pendamping lainnya, yaitu nasi lembek

ataupun beras merah yang dijadikan bubur.

- Selera

Bayi rewel dan malas untuk makan

- Alat yang dipakai

Piring dan sendok, namun bayi masih diberi makan oleh ibunya.

- Pola makan/jam

Tidak teratur. Bayi selalu menangis dan selalu muntah bila diberi makan.

2. Pola tidur :

- Kebiasaan sebelum tidur

Setelah diberi ASI bayi terkadang tertidur dan sering diberi nyanyian dari ibunya.

- Tidur siang : bayi rewel dan gelisah serta demam, tidur siang sebanyak 6

jam / 24 jam

3. Mandi :

Bayi selalu dimandikan setiap pagi dan sore

4. Eleminasi :

BAB

Sebelum masuk rumah sakit BAB 3x/hari, warna kuning.konsistensi padat. Bau khas

dan tidak ada kelainan. Sesudah masuk rumah sakit BAB >6x/hari. Warna kuning

,konsistensi encer dan berbui, tidak ada bau khas karena ada kelainan.

BAK

Sebelum masuk rumah sakit BAK sedikit-sedikit warna kuning bau khas dan tidak

ada kelainan. Setelah masuk rumah sakit BAK sedikit setiap saat buang air besar.

7. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : lemah, penurunan kesadaran

2. TB/BB : 78 cm / 10, 9 kg

Page 17: Askep ge bab 1 5

3. Lingkar kepala : 32 cm

4. Kepala

Bayi memiliki ubun-ubun besar dan ubun-ubun kecil, tidak ada caput succadaneum,

lingkar kepala datar, rambut tipis/sedikit.

5. Mata

Mata bayi terlihat cekung, simetris kanan dan kiri, sekresi air mata tidak ada saat

menangis, purulen tidak ada, gerakan mata isokor.

6. Leher

Tidak ada pembesaran pada kelenjar thyroid

7. Telinga :Bentuk telinga simetris, serumen ada dalam bentuk normal.

8. Hidung

Bentuk hidung normal, tidak ada kelainan atau pendarahan pada hidung

9. Mulut

Bentuk mulut simetris, mukosa mulut kering, gigi belum ada/belum tumbuh, tidak

normal dan pipi simetris

10. Dada

Bentuk dada simetris kanan dan kiri

11. Paru-paru

Tidak dijumpai adanya kelainan, pernafasan cepat 32 x/i

12. Jantung

Tidak dijumpai adanya kelainan. Bunyi jantung normal (lup-lup) irama jantung

regular.

13. Perut :

Adanya distensi abdomen, Cubitan kulit perut kembali sangat lambat. ( < 2 detik )

14. Punggung : tidak dijumpai adanya kelainan, warna kemerahan.

15. Genetalia :

Labia Mayora dan labia minora lengkap, tidak dijumpai adanya kelainan

16. Ekstremitas :

a) Ekstremitas atas : normal, jari berjumlah 10 buah, kuku belum sampai ujung jari

b) Ekstremitas bawah : normal, jari berjumlah 10 buah , kuku belum sampai ujung

jari

17. Tanda vital :

a. RR : 32 x/i TD : 100/70 mmHg

b. HR : 102 x/i Temp : 38,5 OC

8. Keadaan kesehatan saat ini

1. Diagnosa medis : GastroEnteritis (Mencret)

2. Tindakan operasi : -----

Page 18: Askep ge bab 1 5

3. Status cairan : RL 30 tts/I (micro)

4. Status nutrisi : Diet bubur ayam 900 kkal+ 8 gr protein

5. Obat-obatan : Zinkid 1x20 mg

Parasetamol 3x125 mg

6. Aktivitas : Klien bedrest

7. Tindakan keperawatan :

Melakukan kompres hangat pada bagian dahi dan ketiak untuk mengurangi

menurunkan panas tubuh, dan juga berkolaborasi dalam pemberian terapy kepada

dokter.

8. Hasil laboratorium :

Nama test Hasil

Hb 11 gr%

Ht 34,1

L 11.400

T 346.000

KGD AR 89 mg/dl

Foto Rontgen : tidak dijumpai adanya kelainan

Lain-lain : tidak dilakukan pengkajian

Page 19: Askep ge bab 1 5

ANALISA DATA

No DATA ETIOLOGI MASALAH

1.

2.

DS : Ibu menyatakan anak

nya mencret, lemas dan

lemah

DO : BAB >6 x/hari

konsistensi cair, mata

cekung, mukosa mulut

kering, Turgor kulit buruk

DS :Ibu menyatakan anaknya

muntah dan tidak mau

makan

DO :Anak terlihat lemas dan

pucat

DS :Ibu menyatakan anaknya

nangis apabila terlambat

mengganti popoknya

DO :Terlihat bercak merah

pada bagian punggung dan

belehan pahak karena

terdapat iritasi

Makanan yang kurang

bersih dapat menimbulkan

berbagai kuman dan

protozoa

Anoreksia

Kebersihan pada kulit

kurang terjaga

Gangguan keseimbangan

cairan dan elektrolit

Gangguan kebutuhan

nutrisi b/d mual muntah

Gangguan integritas kulit

3.3 PERUMUSAN MASALAH

1. Devisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan output cairan yang berlebihan

2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual

muntah

3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi frekuensi BAB berlebihan

Page 20: Askep ge bab 1 5

3.4 PRIORITAS MASALAH

Ganguan keseimbangan dan Elektrolit

Gangguan Kebutuhan Nutrisi

Gangguan Integritas Kulit

RENCANA KEPERAWATAN

Nama klien : An.G

Umur : 1 tahun 7 bulan

Jenis kelamin : Perempuan

No Dx.keperawatan Tujuan. K/H Intervensi Rasionalisasi

1.

2.

Devisit volume

cairan dan

elektrolit dari

kebutuhan

tubuh b/d

output cairan

yang berlebihan

Gangguan

kebutuhan

nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh b/d mual

muntah

Tujuan :

Devisit cairan

dan elektrolit

teratasi

K/H :

TTV normal,

Tanda-tanda

dehidrasi tidak

ada, mukosa

mulut dan bibir

lembab

Tujuan :

Gangguan

pemenuan

kebutuhan

nutrisi teratasi

- Observasi tanda-

tanda vital

- Observasi tanda-

tanda dehidrasi.

- Ukur input,

output

- Menganjurkan

keluarga

memberikan

minuum yang

banyak + 2000-

2500 cc/hari

- Kolaborasi dalam

pemberian terapi

obat dan cairan.

- Kaji pola nutrisi

klien dan

perubahan yang

terjadi

- Timbang berat

- Untuk mengetahui

perkembangan klien.

- Untuk mengetahui derajat

dehidrasi

- Untuk mengetahui

keseimbangan cairan

- Untuk menambah cairan

dan elektrolit yang hilang.

- Mempercepat kesembuhan

pasien.

- Untuk mengetahui

perkembangan klien

- Untuk mengetahui

perkembangan klien.

- Untuk mengkaji bising usus

- Dilatasi gaster dapat terjadi

bila pemberian makan

Page 21: Askep ge bab 1 5

3.

Gangguan

integritas kulit

b/d iritasi

frekwensi BAB

berlebihan

K/H :

Intake nutrisi

klien meningkat

diet habis dalam

porsi yang di

sajikan, mual

muntah tidak

tidak ada

Tujuan :

Gangguan

integritas kulit

teratasi

K/H :

Integritas kulit

kembali normal

badan klien

- Berikan

pemeriksaan fisik

abdomen

- Berikan diet

dalam porsi hangat

dan porsi kecil tapi

sering

- Kolaborasi

dengan tim gizi

dalam penentuan

deit klien

- Ganti popok anak

yang basah

- Bersihkan bokong

berlahan dengan

sabun

- Berikan salep bila

terjadi iritasi pada

kulit

- Kolaborasi

dengan dokter

dalam pemberian

salep antifungsi

terlalu cepat.

- Pengobatan masalah dasar

tidak terjadi tanpa

perbaikan status nutrisi.

- Untuk mencegah terjadinya

iritasi

- Untuk mencegah infeksi

silang

- Mencegah buruknya

integritas kulit

- Mempercepat penyembuhan

Page 22: Askep ge bab 1 5

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan Asuhan Keperawatan pada An. G Dengan Gangguan Sistem

Pencernaan ( GastroEnteritis ) Di RSU HKBP Balige. Maka padaBAB ini di bahas tentang

kesenjangan antara teori dengan kasus yang di temukan di lahan praktek.

Untuk lebih jelasnya penulis menguraikan dalam penjelasan di bawah ini melalui proses

keperawatan yang di mulai dari tahap pengkajian, diagnose,interpensi, pelaksanaan,dan

evaluasi.

4.1 Pengkajian

Tahap pengkajian adalah tahap awal dari pelaksanaan asuhan keperawata, penulis tidak

menemukan kesulitan dalam menganalisa karena keluarga mau di ajak bekerja sama,

sedangkan data-data yang lain penulis dapat kan dari status pasien yang di ambil dari

pengkajian.

Dari hasil pengkajian penulis menemukan adanya kesenjangan teori dan kasus hal-hal

yang di temui pada kasus dan sesuaidengan teori adalah :

4.2 Diagnosa keperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian penulis dapat menegakan 4 diagnosa keperawatan yang

telah diprioriaskan berdasarkan kebutuhan dasar hirarki manusia “ Abraham maslow” pada

tahap ini menemukan kesenjangan antara teori dan kasus yaitu di temukannya diagnosis

keperawatan yang pada teoriada dan terdapat pada kasus yaitu :

1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan output cairan yang berlebihan.

2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan dengan

mual dan muntah.

3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi,frekwensi BAB yang

berlebihan.

sedangkan yang tidak terdapat pada kasus, yaitu :

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang

penyakit,prognosis dan pengobatan

Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua,prosedur yang menakutkan.

Page 23: Askep ge bab 1 5

4.3 Perencanaan

Adapun perencanaan yang penulis lakukan adalah sesuai dengan masalah yang timbul

atau sedang menghadapi pasien sehingga penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori

dengan kondisi klien atau masalah klien.

4.4 Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan tindakan yang penulis lakukan sesuai dengan tindakan yang telah di

tetapkan. Penulis tidak mendapatkan hambatan dalam melaksakan tindakan tersebut karena

orang orang tua sangat dalam melakukan tindakan.

4.5 Evaluasi

Pada tahap ini penulis melakukan Asuhan Keperawatan pada An. G selama 5 hari, asuhan

keperawatan tersebut ada yang teratasi dan ada pula yang tidak teratasi.

Masalah yang tidak teratasi adalah pada diagnosa I. Sedangkan teratasi adalah diagnosa II

dan III, pada tanggal 16 Juni 2012

Page 24: Askep ge bab 1 5

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pengkajian kasus Dengan Gangguan Sistem Pencernaan GastroEnteritis di temukan

pada teori dan kasus dan semua data di peroleh secara kooperatif baik dari pasien,

keluarga maupun tim medis.

Diagnosa keperawatan di temukan kesenjangan di mana tidak semua teririoritis dan di

temukanya pada kasus ini.

Asuhan keperawatan dapat di laksanakan dengan baik sesuai dengan perencanaan

yang di tetapkan tanda adanya hambatan.

Pada pelaksanaan seluruh perencanaan dapat pelaksnaan baik yang mandiri maupun

yang berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.

Hasil masih menunjukan ada masalah yang belum tercapai dan yang teratasi.

5.2 Saran

Penyakit GastroEnteritis penyakit yang paling sering di jumpai pada orang usiaAnak-

Anak dan orang dewasa. Disaran kan untuk memenuhi segala keperawatan yang

dianjur kan oleh dokter.

Dalam asuhan keperawatan GastroEnteritis hendaknya di lakukan pengkajian yang

akurat dan kerja sama yang baik dengan kesehatan.

Pendidikan diperlukan terhadap keluarga untuk menghadapi tanda dan gejala yang

mungkin timbul.

Seoarang keluarga, kesehatan di tuntut memiliki keterampilan yang khusus dalam

membantu perawat.

Page 25: Askep ge bab 1 5

Daftar Pustaka

Carpenito, L.J., (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2 Jakarata

: EGC

(2000). Diagnosa Keperawatan. Ed. 8. Jakarata : EGC

Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI :

Media Aescullapius.

Pitono Soeparto, dkk. (1997). Gastroenterologi Anak. Surabaya : GRAMIK FK

Universitas Airlangga.

Price, Anderson Sylvia. (1997) Patofisiologi. Ed. I. Jakarata : EGC.

Page 26: Askep ge bab 1 5

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.G DENGAN GANGGUAN

SISTEM PENCERNAAN: GASTROENTERITISDIRUANG ZAAL D

RSU HKBP BALIGE

OLEH:

HERMAN MANURUUNG

10.019

AKADEMI KEPERAWATAN YAYASAN T. P ARJUNA

PINTUBOSI-LAGUBOTI

ANGKATAN VIII

2012

Page 27: Askep ge bab 1 5

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penullis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-

Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus ini dengan judul “Asuhan

Keperawatan Pada An.G Dengan Gangguan Sistem Pencernaan: GastroEnteritis

Diruang Zaal D RSU Balige”

Dalam penulisan laporan kasus ini, masih banyak kekurangan dan kesalahan yang dimiliki

penulis dalam pembuatan Laporan Kasus ini. Namun berkat petunjuk, arahan serta saran yang

diberikan oleh berbagai pihak dalam membantu penyelesaian laporan kasus ini dapat

terselesaikan dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada segenap pihak yang

mendukung penulis dalam menyelesaikan Laporan Kasus Ini, yaitu kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Tihar Hasibuan, MARS selaku direktur RSU Balige.

2. Ibu Minar Lenny Situmorang, SST selaku Direktris Akademi Keperawatan Yayasan

T.P Arjuna.

3. Ibu Rusliana Siahaan, AMKSelaku Kepala Ruangan Zaal D

4. Ibu Rina M Manalu, SSTSelaku Kordinator Klinik

5. Ibu Minaria Togatorop S.Kep Ns selaku Pembimbing

6. Kepada seluruh keluarga An.G yang bersedia menjadi pasien untuk kasus kelolaan

yang berperan banyak dalam memberikan informasi.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kasus ini, masih banyak kekurangan

dan kesalahan yang dimiliki penulis,oleh karena itu penulis membutuhkan kritik dan saran

agar laporan kasus ini dapat terselesaikan dengan baik.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Laguboti, Juni 2012

Penulis

Herman Z Manurung