laporan pendahuluan asuhan keperawatan pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan

19
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI A. KONSEP DASAR PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI 1. PENGERTIAN Oksigen (O 2 ) adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O 2 ruangan setiap kali bernafas. Oksigenasi adalah tindakan, proses, atau hasil pengambilan oksigen. Oksigen (O 2 ) adalah kebutuhan dasar manusia digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup, dan aktivitas berbagai organ atau sel ( Carpenito- Moyet). Oksigenasi adalah penambahan oksigen kedalam sistem pernafasan yang diperlukan dalam prosese metabolisme dan menghasilkan karbondioksida, energi dan air. Terapi oksigen merupakan salah satu terapi pernafasan dalam mempertahankan oksigenasi. Tujuan dari terapi oksigen adalah untuk memberikan transpor oksigen yang adekuat dalam darah sambil menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stress pada miokardium. Beberapa metode pemberian oksigen: a. Low flow oxygen system Hanya menyediakan sebagian dari udara inspirasi total pasien. Pada umumnya sistem ini lebih nyaman untuk pasien

Upload: ponponamel

Post on 01-Dec-2015

516 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

A. KONSEP DASAR PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

1. PENGERTIAN

Oksigen (O2) adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses

metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Secara

normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2ruangan setiap kali bernafas.

Oksigenasi adalah tindakan, proses, atau hasil pengambilan oksigen.

Oksigen (O2) adalah kebutuhan dasar manusia digunakan untuk kelangsungan

metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup, dan aktivitas berbagai organ atau sel

( Carpenito-Moyet).

Oksigenasi adalah penambahan oksigen kedalam sistem pernafasan yang diperlukan

dalam prosese metabolisme dan menghasilkan karbondioksida, energi dan air. Terapi

oksigen merupakan salah satu terapi pernafasan dalam mempertahankan oksigenasi.

Tujuan dari terapi oksigen adalah untuk memberikan transpor oksigen yang adekuat

dalam darah sambil menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stress pada

miokardium. Beberapa metode pemberian oksigen:

a.    Low flow oxygen system

Hanya menyediakan sebagian dari udara inspirasi total pasien. Pada umumnya sistem

ini lebih nyaman untuk pasien tetapi pemberiannya bervariasi menurut pola

pernafasan pasien.

b.   High flow oxygen system

Menyediakan udara inspirasi total untuk pasien. Pemberian oksigen dilakukan dengan

konsisten, teratur, teliti dan tidak bervariasi dengan pola pernafasan pasien.

2. ANATOMI FISIOLOGI PERNAFASAN

a. Anatomi Pernafasan

Sistem pernafasan atas

a) Hidung

Pada hidung udara yang masuk akan mengalami penyaringan, humidifikasi, dan

penghangata sesuai dengan suhu tubuh.

Page 2: Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan

b) Faring

Faring merupakan saluran yang terbagi 2 untuk udara dan untuk makanan. Faring

terdiri atas nasofaring dan orofaring yang kaya akan jaringan limfoid yang

berfungsi menangkap dan menghancurkan kuman patogen yang masuk bersama

udara.

c) Laring

Laring merupakan struktur menyerupai tulang rawan yang biasanya disebut

jakun. Selain berperan, dalam menghasilkan suara, laring juga berfungsi

mempertahankan kepatenan jalan nafas dan melindungi jalan nafas bwah dari air

dan makanan yang masuk.

Sistem pernafasan bawah

Trakea

Trakea merupakan pipa membran yang disokong oleh cincin-cincin kartilago

yang menghubungkanlaring dengan bronkus utama kanan dan kiri. Di dalam

paru bronkus utama terbagi menjadi bronkus-bronkus yang lebih kecil dan

berakhir di bronkiolus terminal. Keseluruhan. Keseluruhan jalan nafas tersebut

membentuk pohon bronkus.

Paru

Paru-paru ada 2 buah terletak sebelah kanan dan kiri. Masing-masing paru terdiri

atas beberapa lobus (paru kanan tiga lobus dan paru kiri dua lobus) dan dipasok

oleh satu bronkus. Jaringan paru sendiri terdiri atas serangkaian jalan nafas yang

bercabang-cabang, yaitu alveolus , pembuluh darah, paru dan jaringan ikat

elastis. Permukaan luar paru dilapisi oleh kantung tertutup berdinding ganda

yang disebut pleura. Pleura parietal membatasi toraks dan permukaan diafragma,

sedangkan pleura viseral membatasi permukaan luar paru. Di antara kedua

lapisan itu terdapat cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas guna mencegah

friksi selama gerakan nafas.

b. Fisiologi Pernafasan

Pernafasan eksternal

Page 3: Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan

1. Ventilasi pulmoner

Saat bernafas, udara bergantian masuk keluar parumelalui proses ventilasi

sehingga terjadi pertukaran gas antara lingkungan eksternal dan alveolus.

Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jalan nafas yang

bersih, sistem saraf pusat dan sistem pernafasanyang utuh, rongga toraks yang

mampu mengembang dan berkontraksi dengan baik, serta komplians paru

yang adekuat.

2. Pertukaran gas alveolar

Setelah oksigen memasuki alveolus, proses pernafasan berikutnya adalah

difusi oksigen dari alveolus ke pembuluh darah pulmoner. Difusi adlah

pergerakan molekul dari area berkonsentrasi atau bertekanan tinggi menuju

area berkonsentrasi rendah. Proses ini berlangsung di alveolus dan membran

kapiler, dan dipengaruhi oleh ketebalan membran serta perbedaan tekanan

gas.

3. Transpor oksigen dan karbondioksida

Tahap ketiga dari pernafsan adalah transpor gas-gas pernafasan. Pada proses

ini, oksigen diangkut dari paru-paru menuju jaringan dan karbondioksida

diangkut dari jaringan menuju ke paru.

a. Transpor Oksigen

Proses iniu berlangsung pada sistem jantung dan paru. Normalnya,

sebagian besar oksigen yaitu sebesar 97% berikatan lemah dengan

hemoglobin dan diangkut ke selurujh jaringan dalam bentuk

oksihemoglobin dan sisanya terlarut dalam plasma. Proses ini dipengaruhi

oleh ventilasi atau jumlah oksigen yang masuk ke paru adan perfusi atau

aliran darah ke paru dan jaringan. Kapasitas darah yang membawa oksigen

dipengaruhi oleh jumlah oksigen dalam plasma, jumlah hemoglobin dan

ikatan oksigen dengan hemoglobin.

b. Transpor karbondioksida

Page 4: Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan

Karbon duioksida sebagai hasil dari metabolisme sel terus menerus

diproduksi dan diangkut menuju paru dengan 3 cara yaitu sebagian besar

karbondioksida yaitu sekitar 70% diangkut dalam sel darah merah dalam

bentuk bikarbonat, sebanyak 23% karbondioksida berikatan dengan

hemoglobin memmentuk karbamiohemoglobin dan sebanyak 7% diangkut

dalam bentuk larutan di dalam plasma dan dalam bentuk asam karbonat.

Pernafasan internal

Pernafasan internal mengacu pada proses metabolisme intrasel yang

berlangsung dalam mitokondria, yang menggunakan oksigen dan menghasilkan

karbondioksida selama proses penyerapan energi molekul nutrien. Pada proses

ini darah yang banyak mengandung oksigen di bawa keseluruh tubuh hingga

mencapai kapiler sistemik. Selanjutnya, pertukaran oksigen dan karbondioksida

antara kapiler sitemik dan jaringan. Seperti di kapiler paru, pertukaran ini juga

melalui proses difusi pasif mengikuti penurunan gradien tekanan parsial.

B. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

1. Fisiologis

Tabel 1. Proses Fisiologis yang Mempengaruhi Oksigenasi (Potter & Perry, 2006)

PROSES PENGARUH PADA OKSIGENASI

Anemia Menurunkan kapasitas darah yang

membawa oksigen

Racun inhalasi Menurunkan kapasitas darah yang

membawa oksigen

Obstruksi jalan nafas Membatasi pengiriman oksigen yang

diinspirasi ke alveoli

Dataran tinggi Menurunkan konsentrasi oksigen inspirator

karena konsentasi oksigen atmosfer yang

lebih rendah.

Page 5: Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan

Demam Meningkatkan frekuensi metabolism dan

kebutuhan oksigen di jaringan.

Penurunan pergerakan dinding dada

(kerusakan muskulo)

Mencegah penurunan diafragma dan

menurunkan diameter anteroposterior

thoraks pada saat inspirasi, menurunkan

volume udara yang diinspirasi.

Adapun kondisi yang mempengaruhi gerakan dinding dada :

- Kehamilan

- Obesitas

- Kelainan musculoskeletal

- Konfigurasi structural yang abnormal

- Trauma

- Penyakit otot

- Penyakit system persarafan

- Perubahan system saraf pusat

- Pengaruh penyakit kronis.

2. Perkembangan

a. Bayi premature : berisiko terkena penyakit membrane hialin, yang diduga disebabkan

defisiensi surfaktan. Kemampuan paru untuk mensintesis surfaktan berkembang

lambat pada masa kehamilan, yakni pada sekitar bulan ke tujuh dan demikian bayi

preterm tidak memiliki surfaktan.

b. Bayi dan toddler : berisiko mengalami infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) hasil

pemaparan dari anak-anak lain dan pemaparan asap dari rokok. Selain itu, selama

proses pertumbuhan gigi, beberapa bayi berkembang kongesti nasal yang

memungkinkan pertumbuhan bakteri dan meningkatkan potensi terjadinya ISPA.

ISPA yang sering doalami adalah nasofaringitis, faringitis, influenza, dan tonsillitis.

Page 6: Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan

c. Anak usia sekolah dan remaja : mengisap rokok dan asap rokok.

d. Dewasa muda dan dewasa pertengahan : factor risiko nya berupa diet yang tidak

sehat, kurang latihan fisik, obat-obatan, dan merokok.

e. Lansia : plak arteriosklerosis sehingga tekanan darah sistemik meningkat, kompliansi

dinding dada menurun pada klien lansia berhubungan dengan osteoporosis, dan

kalfisifikasi tulang rawan kosta, otot otot pernafasan melemah dan sirkulasi pembuluh

darah menjadi kurang dapat berdistensi, jumlah silia fungsional menurun.

3. Perilaku

- Nutrisi : obesitas menyebabkan penurunan ekspansi paru, meningkatkan kebutuhan

oksigen karena metabolism, berisiko anemia.

- Latihan fisik : meningkatkan aktivitas metabolism dan kebutuhan oksigen. Individu

yang melakuka latihan fisik 3-4 kali dakam satu minggu selama 20-40 minggu

memiliki frekuensi nadi dan tekanan darah yang lebih rendah.

- Merokok : dikaitkan dengan sejumlah penyakit termasuk penyakit jantung, penyakit

paru obstrukti kronis, dan kanker paru.

- Penyalahgunaan substansi : kadang kala memiliki asupan nutrisi yang buruk akibat

penggunaan alcohol dan obat-obatan dan dapat mendepresi pernafasan, menurunkan

frekuensi dam kedalaman pernafasan dan jumlah oksigen yang diinhalasi.

4. Lingkungan

- Daerah perkotaan (polutan berupa debu)

- Ansietas : akan meningkatkan laju metabolisme tubuh dan kebutuhan akan oksigen.

Tubuh berespon terhadap ansietas akan meningkatkan frekuensi dan kedalaman

pernafasan.

- Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi

daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup individu.

Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan dan

Page 7: Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan

jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat. Sebagai respon

terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga darah akan

mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh

akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan

meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah

perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan kegiatan-

kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.

C. DATA MAYOR DAN DATA MINOR

a)          Data Mayor (harus ada):

1)      Perubahan frekuensi dan pola pernafasan (dari nilai dasar)

2)      Perubahan nadi (frekuensi, irama, kualitas)

b)          Minor (mungkin ada):

1)      Ortopnea

2)      Takipnea, hiperpnea, hiperventilasi

3)      Pernafasan disritmik

4)      Pernafasan yang hati-hati

Data Subjektif Dan Data Objektif

Data Subjektif

- Gelisah

- Cemas

- Nyeri dada

Data Objektif

- Dispnea : kesulitan bernapas dan merupakan persepsi subjektif kesulitan

bernapas, yang mencakup komponen fisiologis dan kognitif.

- Batuk : refleks protektif yang disebabkan oleh iritasi pada percabang;

trakheobronkhial. 

Page 8: Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan

- Pembentukan sputum : Sputum secara konstan dikeluarkan ke atas menuju

faring oleh silia paru. Sputum yang terdiri atas lendir, debris selular,

mikroorganisme, darah, pus, dan benda asing akai dikeluarkan dari paru-paru

dengan membatukkan atau membersihkan tenggorok.

- Hemoptisis : membatukkan darah, atau sputum bercampur darah. 

- Mengi : dihasilkan ketika udara mengalir melalui jalan napas yang sebagian

tersumbat atau menyempit pada saat inspirasi atau ekspirasi.

D. RUMUSAN MASALAH

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan asma ditandai dengan

sputum dalam jumlah berlebihan.

Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ventilasi perfusi ditandai dengan

pernafasan abnormal.

Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan otot pernafasan ditandai

dengan penggunaan otot berlebih.

E. INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOSIS

KEPERAWATA

N

TUJUAN DAN KRITERIA

HASIL

PERENCANAAN

INTERVENSI

RASIONAL

Ketidakefektifan

bersihan jalan

nafas

berhubungan

dengan asma

ditandai dengan

sputum dalam

jumlah

berlebihan.

Setelah 2 x 24 jam, jalan

nafas pasien tidak

mengalami gangguan dengan

kriteria hasil :

-Status Respirasi : Patensi

jalan nafas

a.Mendemonstrasikan batuk

efektif dan suara nafas yang

bersih, tidak ada sianosis dan

dispnea terminimalisasi

(Mampu mengeluarkan

- Manajemen

jalan nafas

- Manajemen

pengisapan

- Pemberian

posisi

- Fisioterapi

dada

- Terapi

oksigen

- Manajemen

-intervensi

dilakukan untuk

mengeluarkan

sputum

berlebihan

sehingga tidak

terjadi obstruksi

jalan nafas

-terapi oksigen

diberikan untuk

Page 9: Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan

sputum, mampu bernafas

dengan mudah)

b.Menunjukkan jalan nafas

yang paten (tidak merasa

tercekik, irama nafas,

frekuensi nafas dalam

rentang normal, tidak ada

suara nafas abnormal)

c.Mampumengidentifikasika

n dan mencegah faktor yang

dapat menghambat jalan

nafas.

asma

- Latihan

batuk efektif

memberikan

asupan oksigen

yang adekuat.

Gangguan

pertukaran gas

berhubungan

dengan ventilasi

perfusi ditandai

dengan

pernafasan

abnormal.

Setelah 2 x 24 jam,

pernafasan pasien normal

dengan ventilasi dan perfusi

yang optimal ditinjau dari

kriteri hasil :

-Status respirasi : ventilasi

a. RR dalam rentang normal.

b.kedalaman pernafasan

normal.

c.tidak terdapat suara nafas

tambahan (ronkhi basah,

ronkhi, mengi, friction rub)

d.PaO2 (80-100 mmHg) dan

PaCO2 (35-45 mmHg) dalam

rentang normal

e.kualitas istirahat baik yakni

- Manajemen

asam basa

- Terapi

oksigen

- Monitor

tanda-tanda

vital

-intervensi

manajemen

asam basa

dilakukan agar

pasien tidak

mengalami

asidosis dan

alkalosis.

-intervensi

monitoring

dilakukan untuk

menghindari

dispnea.

Page 10: Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan

rentang 5

f.tidak terdapat sianosis

-perfusi jaringan : pulmonary

a. tekanan darah sistolik dan

diastolic dalam keadaan

normal (120/80 mmHg)

b. tekanan arteri paru dalam

keadaan normal

Ketidakefektifan

pola nafas

berhubungan

dengan keletihan

otot pernafasan

ditandai dengan

penggunaan otot

berlebih.

Setelah 2 x 24 jam, pasien

dapat mendapatkan asupan

oksigen yang baik melalui

ventilasi yang optimal

dengan criteria hasil :

- Status respirasi ventilasi

a. Respiration rate pasien

dalam keadaan normal

yakni :

-Newborns: 30-40 breaths

per minute

-Less Than 1 Year: 30-40

breaths per minute

-1-3 Years: 23-35 breaths per

minute

-3-6 Years: 20-30 breaths per

minute

- Terapi

oksigen

- Relaksasi

otot

progresif

- Manajemen

energi

-intervensi

diberikan untuk

meminimalisasi

penggunaan otot

bantu pernafasan

-manajemen

energy untuk

mengkompensas

i energy yang

digunakan oleh

penggunaan oto

bantu.

Page 11: Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan

-6-12 Years: 18-26 breaths

per minute

-12-17 Years: 12-20 breaths

per minute

-Adults Over 18: 12–20

breaths per minute.

b.Ritme pernafasan dalam

keadaan normal (tidak

kusmaul, takipnea,

bradipnea, apnea, hipernea,

Cheyne Stokes, Biot,

apneustik)

c.kedalaman inspirasi dari

rentang 3 (rentang sedang

dari normal) menjadi 5 (tidak

ada penyimpangan rentang

normal : eupnea)

d.tidak terdapat penggunaan

otot aksesoris

F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Prosedur pelaksanaan disesuaikan dengan NIC (Nursing Intervention Classification) :

1. Manajemen jalan nafas

2. Monitor tanda-tanda vital

3. Manajemen pengisapan

4. Pemberian posisi

5. Relaksasi otot progresif

Page 12: Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan

6. Fisioterapi dada

7. Terapi oksigen

8. Manajemen asma

9. Manajemen energi

10. Manajemen asam basa

G. EVALUASI KEPERAWATAN

Ketidakefektifan bersihan

jalan nafas berhubungan

dengan asma ditandai

dengan sputum dalam

jumlah berlebihan.

S : pasien tidak menunjukkan kegelisahan dan kelelahan

O : pasien dapat batuk, mengeluarkan secret, tidak terdapat

suara nafas tambahan, RR dalam rentang normal

A : terapi oksigen disesuaikan dengan kebutuhan pasien, jalan

nafas pasien dapat dibersihkan dengan intervensi pengisapan

P : modifikasi lingkungan pasien dan edukasi kepada keluarga

pasien.

Gangguan pertukaran gas

berhubungan dengan

ventilasi perfusi ditandai

dengan pernafasan

abnormal.

S : pasien tidak mengeluh keletihan karena tidak dapat tidur

O : pasien tidak menunjukkan gejala asidosis respiratorik,

suara nafas tambahan masih terdengar.

A : monitor tanda-tanda vital klien lebih intensif

P : edukasi klien dan keluarga untuk mengenali onset dispnea

Ketidakefektifan pola nafas

berhubungan dengan

keletihan otot pernafasan

ditandai dengan penggunaan

otot berlebih.

S : pasien tidak mengeluh

O : ekspansi dada sudah maksimal

A : pasien diberikan relaksasi otot lebih rutin.

P : pasien diberikan nutrisi yang adekuat untuk pemenuhan

energy.

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan

Dochterman, Bulecheck. 2004. Nursing Intervention Classification. United States of America :

Mosby.

Moorhead S, Johnson M, Maas M, Swanson, E. 2006. Nursing Outcomes Classification. United

States of America : Mosby

North American Nursing Diagnosis Association (NANDA). 2010. Diagnosis Keperawatan 2009-

2011. Jakarta : EGC.

Potter, Perry. 2006. Fundamental Keperawatan Volume 2. Jakarta :EGC.