laporan -...

102

Upload: lydien

Post on 12-May-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training
Page 2: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

LAPORAN HASIL PENELITIAN

D-LPPM Nomor 019

PERAN PRE DEPLOYMENT TRAINING DI PUSAT MISI

PEMELIHARA PERDAMAIAN (PMPP) TNI DALAM

MENDUKUNG TUGAS PASUKAN PERDAMAIAN INDONESIA

Peneliti:

DR. M. ADNAN MADJID, SH, M.HUM

DR. I GEDE SUMERTHA KY, PSC, M.SC

DR. ERI R. HIDAYAT, MBA, MHRMC

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS PERTAHANAN

BOGOR,

NOPEMBER 2017

Page 3: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 ii

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Penelitian : Peran Pre Deployment Training Di Pusat Misi Pemelihara Perdamaian

(PMPP) TNI Dalam Mendukung Tugas

Pasukan Perdamaian Indonesia

2. Kode/Nama rumpun ilmu :

3. Ketua Peneliti:

a. Nama Lengkap : Dr. M. Adnan Madjid, SH, M.Hum

b. NIDN : 4710116201

c. Jabatan Fungsional : Wakil Dekan FKN Unhan

d. Program studi : Damai dan Resolusi Konflik

e. Nomor Telepon/HP/FaX : 0821 8780 0666

f. Alamat surel (E-mail) : [email protected]

4. Anggota Peneliti (1):

a. Nama Lengkap : Dr. I Gede Sumertha KY, PSC, M.Sc

b. NIDN : 4716115801

c. Perguruan Tinggi : Universitas Pertahanan

5 Anggota Peneliti (2):

a. Nama Lengkap : Dr. Eri R. Hidayat, MBA, MHRMC

b. NIDN : 4702126201

c. Perguruan Tinggi : Universitas Pertahanan

6. Lama penelitian keseluruhan : 3 bulan

7. Penelitian tahun ke : 1

8. Biaya Penelitian keseluruhan : Rp 30.000.000,-

a. Internal Unhan : Rp 30.000.000,-

b. Sumber Lain (tuliskan) : Rp 0

Mengetahui: Bogor, Nopember 2017

Ketua LPPM Unhan

Tjuk Agus Minahasa, S.IP

Mayor Jenderal TNI

LetkolCzi

Kapuslit Strategi Pertahanan

G. Eko Sunarto, S.Pd., M.Si

Kolonel Czi 1920044710870

Page 4: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 iii

Mengetahui

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas berkat rahmat dan karuniaNya, Laporan Hasil Penelitian ini

Dosen Program Studi Damai dan Resolusi Konflik dengan judul “Peran Pre

Deployment Training Di Pusat Misi Pemelihara Perdamaian (PMPP) TNI

Dalam Mendukung Tugas Pasukan Perdamaian Indonesia” ini telah dapat

dilaksanakan dan diselesaikan pada waktunya.

Oleh karenanya pada kesempatan yang baik ini, dengan segala

kerendahan hati peneliti menghaturkan penghargaan dan ucapan terima

kasih yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Letnan Jenderal TNI Dr. I Wayan Midhio, M.Phil selaku Rektor

Universitas Pertahanan.

2. Mayjen TNI Tjuk Minahasa, S.IP selaku Kepala Lembaga Penelitian

dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Pertahanan.

3. Laksda TNI Dr. Siswo Hadi Sumantri, S.T., M.MT selaku Dekan

Fakultas Keamanan Nasional Universitas Pertahanan.

4. Para narasumber yang telah ikut berkontriubusi dalam penelitian ini.

Peneliti sangat menyadari bahwa dalam Laporan Hasil Penelitian ini

masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu demi kesempurnaan penelitian

ini, diharapkan adanya kritik yang membangun untuk penyempurnaan

penelitian selanjutnya. Akhirnya tim peneliti berharap semoga penelitian ini

dapat memberi manfaat bagi pengembangan ilmu damai dan resolusi konflik.

Tim Peneliti

Page 5: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 iv

ABSTRAK

Peran Pre Deployment Training Di Pusat Misi Pemelihara Perdamaian

(PMPP) TNI Dalam Mendukung Tugas Pasukan Perdamaian Indonesia

Keterlibatan Indonesia melalui TNI dalam menjaga perdamaian melalui

pasukan perdamaian tidak terlepas dari kebijakan politik luar negeri Indonesia

yang bebas aktif. Sebagai prajurit TNI yang telah dipersiapkan dengan

matang, didalam melaksanakan tugas apapun akan dilaksananakan semua

sesuai perintah yang dibebankan dipundaknya, berlandaskan UU Nomor 34

Tahun 2004 tentang TNI, yang mengamanatkan bahwa tugas pokok TNI

selain perang adalah melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan

kebijakan politik luar negeri. Tentunya pelaksanaan tugas pasukan

perdamaian TNI diharapkan dapat berjalan dengan baik dan maksimal.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis

deksriptif. Data diperoleh melalui wawancara ke instansi terkait seperti Pusat

Misi Pemeligara Perdamaian TNI dan melalui studi literatur. Data yang

diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan Training Needs Analysis

Theory, konsep Pre Deployment Training, konsep Sistem Pembinaan Latihan,

dan konsep Materi Pokok CPTM (Core Pre Deployment Training. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan Pre Deployment Training

merupakanpembelajaran yang menjadi pegangan atau acuan dalam

berkomunikasi lintas budaya dengan masyarakat lokal. Dari pelaksanaan Pre

Deployment Training personel mendapatkan peningkatan pengetahuan dan

sikap serta keterampilan. Kemudian melalui Pre Deployment Training

kompetensi dari personel yang akan bertugas dapat meningkat.

Kata kunci : Pre Deployment Training, PMPP, Misi Perdamaian, Pelatihan.

Page 6: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 v

ABSTRACT

The Role of Pre Deployment Training at the Peace Maintenance Mission Center of the Indonesian Army in Supporting the Task of Indonesian

Peacekeeper.

The involvement of Indonesia through the Indonesian Army in maintaining

peace through peacekeeping forces is inseparable from Indonesia's free and

active foreign policy. As a well-prepared Indonesian Army soldier, in carrying

out any task will be executed all according to the orders imposed

dipundaknya, based on Law No. 34 of 2004 on the Indonesia Army, which

mandates that the main task of the Indonesian Army in addition to war is to

carry out the task of world peace in accordance with foreign policy . The

implementation of Indonesian Army peacekeeping duties is expected to run

properly and maximally. This research uses qualitative research method with

descriptive analysis. Data were obtained through interviews to relevant

agencies such as the peace maintenance mission center and through

literature studies. The data obtained are then analyzed by using Training

Needs Analysis Theory, Pre Deployment Training concept, the concept of

Exercise Training System, and the concept of Main Material of CPTM (Core

Pre Deployment Training) The results show that the implementation of Pre

Deployment Training is a learning that becomes the handle or reference in

communicating cross culture with the local community From the

implementation of Pre Deployment Training personnel gain knowledge and

attitude and skills.Through the Pre Deployment Training the competence of

personnel who will be on duty can be increased.

Keyword: Pre Deployment Training, PMPP, Mission of Peace, Training.

Page 7: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... iii

ABSTRAK ......................................................................................................................... iv

ABSTRACT ....................................................................................................................... v

DAFTAR ISI........................................................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................................ ix

BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 8

1.3 Tujuan dan Signifikansi Penelitian ............................................ 8

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 9

1.4.1 Manfaat Teoritis ....................................................................... 9

1.4.2 Manfaat Praktis ........................................................................ 9

1.5 Ruang Lingkup dan Gambaran Desain Penelitian ................... 10

1.5.1 Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 10

1.5.2 Sistematika Penulisan.............................................................. 10

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ........................................ 12

2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................ 12

2.1.1 Training Needs Analysis Theory ......................................... 12

2.1.2 Pre Deployment Training .................................................... 16

2.1.3 Sistem Pembinaan Latihan ................................................. 22

2.1.4 Materi Pokok CPTM (Core Pre Deployment Training) ….... 22

2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................ 25

2.3 Kerangka Pemikiran............................................................. 27

BAB 3. METODE PENELITIAN........................................................................................... 29

3.1 Desain Penelitian ................................................................. 29

3.2 Sumber Data, Obyek dan Subjek Penelitian ........................ 30

3.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................... 30

3.4 Teknik Analisis Data............................................................. 31

3.5 Prosedur Penelitian.............................................................. 32

Page 8: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 vii

3.5.1 Instrumen Penelitian ........................................................... 32

3.5.2 Data Primer ......................................................................... 32

3.5.3 Data Sekunder .................................................................... 32

3.5.4 Pengujian Keabsahan dan Keterandalan Data ................... 33

3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 33

BAB 4. GAMBARAN DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ........ 34

4.1 Gambaran Data Penelitian................................................... 34

4.1.1 PMPP TNI ............................................................................ 36

4.1.2 Peacekeeping Operations.................................................... 40

4.1.3 Materi Pelatihan ................................................................... 42

4.2 Analisis Hasil Penelitian ....................................................... 44

4.2.1 Perencanaan dan Penyiapan Materi Utama Pelatihan

SGTM serta CPTM bagi Calon Peacekeeper

Di PMPP TNI......................................................................... 44

4.2.2 Pre Deployment Training PKO Indonesia ............................. 58

4.2.2.1 Pembelajaran yang diperoleh dalam

Pre Deployment Training ....................................................... 59

4.2.2.2 Peningkatan Pengetahuan..................................................... 59

4.2.2.3 Sikap dan Keterampilan ......................................................... 60

4.2.2.4 Meningkatkan Kompetensi ..................................................... 60

4.3 Pembahasan ........................................................................... 61

4.3.1 Pre Deployment Training Pasukan Peacekeeper...................... 61

4.3.2 Hasil Pemberian Materi Inti PDT bagi Peacekeeper ................ 67

BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................ 74

5.1 Simpulan ................................................................................ 74

5.2 Saran .................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 76

Page 9: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Jumlah Konflik Bersenjata Berdasarkan Jenis

(1975-2015) ................................................................. 2

Gambar 1.2 Data Misi PBB dan Personnel TNI yang terlibat

Sampai Juli 2015.......................................................... 4

Gambar 2.1 Dimensi Keberagaman.................................................. 25

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran...................................................... 28

Gambar 4.1 Grafik Kontribusi Pelibatan Prajurit TNI dalam OPP

PBB............................................................................... 35

Gambar 4.2 Tahapan Kegiatan PMPP TNI ....................................... 36

Gambar 4.3 Tahapan Kegiatan PMPP TNI ....................................... 37

Gambar 4.4 Struktur PMPP TNI........................................................ 39

Gambar 4.5 Deployment Pasukan TNI selama OPPD..................... 42

Gambar 4.6 Ilustrasi Prosedur dan Mekanisme Pelibatan TNI

Dalam Misi PBB ............................................................ 46

Gambar 4.7 Profil Pasukan Penjaga Perdamaian............................. 62

Gambar 4.8 The Ideal Activities for a UN Infantry Battalion PDT...... 68

Page 10: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 ix

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Bidang- Bidang Program Kerja PMPP TNI.................... 48

Tabel 4.2 Perencanaan dan Penyiapan PDT................................ 56

Page 11: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konflik merupakan salah satu karakteristik universal yang dimiliki oleh

masyarakat manusia. Konflik dapat terjadi karena adanya ketimpangan

ekonomi, perubahan sosial, pembentukan budaya, perkembangan

psikologis, serta pembentukan organisasi-organisasi dari kelompok-kelompok

yang berkonflik. Dalam perkembangannya, konflik bersifat dinamis. Sebab,

konflik mengalami peningkatan (eskalasi) dan penurunan (de-eskalasi).

Konflik internasional meliputi tindakan ancaman dan hukuman yang bersifat

diplomatik, propaganda, komersial, atau militer yang diambil oleh pihak yang

menentang terhadap pihak yang lain. Para pihak yang terlibat dalam suatu

konflik internasional biasanya adalah pemerintah suatu negara Bangsa.

Menurut K. J. Holsti, konflik-konflik internasional juga memiliki bidang

isu yang menimbulkan konfrontasi dan perang. Berdasarkan studi atas konflik

internasional, bidang-bidang isu tersebut ialah (1) Konflik Wilayah Terbatas;

(2) Konflik Komposisi Wilayah; (3) Konflik Kehormatan Nasional; (4)

Imperalisme Regional; (5) Konflik Pembebasan; (6) Konflik Unifikasi Nasional.

Konflik-konflik yang terjadi dibelahan dunia seperti Eropa, Afrika, Asia

dan Amerika belakangan ini cenderung meningkat, sehingga menjadi bukti

bahwa Pasca Perang Dingin ternyata tidak mengurangi intensitas konflik.

Riset Uppsala Conflict Data Program (2015) menunjukkan bagaimana pada

rentang waktu tersebut terjadi konflik yang terus berulang.

Page 12: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 2

Page 13: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 3

Gambar 1.1 Jumlah Konflik Bersenjata Berdasarkan Jenis (1975-2015)

Sumber: Armed Conflicts, 1975-2015

Peningkatan intensitas konflik pada beberapa tahun terakhir tersebut

menarik untuk ditelaah lebih lanjut agar dapat diketahui apa yang

menyebabkan konflik-konflik tersebut terjadi. Coicaud, (2008); Weiss &

Kalbacher, (2008) menyebutkan bahwa meningkatnya konflik disebabkan

karena pengaruh globalisasi sebagai faktor utamanya. Bagi Samuel P.

Huntington dalam The Clash of Civilizations and the Remaking of World

Order (1998) disebutkan bahwa penyebab suatu konflik adalah adanya

pertentangan yang timbul dalam sebuah kelompok maupun antar kelompok

di suatu wilayah yang mengarah pada pertentangan antar budaya.

Namun demikian, meningkatnya intensitas konflik menjadi ancaman dan

tantangan yang serius bagi setiap negara yang dilanda konflik, sehingga

diperlukan keterlibatan institusi internasional, seperti Perserikatan Bangsa-

Bangsa (PBB) melalui pengiriman pasukan pemelihara perdamaian

(peacekeeper). Kebutuhan akan pasukan pemelihara perdamaian untuk

menangani konflik sangat meningkat, dikarenakan jalan utama untuk

menyelesaikan konflik tersebut adalah dengan menggelar operasi

pemeliharaan perdamaian (Stock, 2011).

Indonesia sebagai negara yang terlibat aktif dalam menjalankan misi

perdamaian dunia menunjukkan keseriusannya dengan membentuk Pusat

Misi Pemelihara Perdamaian (PMPP) TNI pada tahun 2007. Pembentukan

Page 14: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 4

lembaga tersebut sebagai sebuah tindakan nyata bahwa Indonesia mampu

memainkan peranannya dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia,

sebagaimana juga telah diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 alinea

ke-4 yaitu “Ikut melaksanakan ketertiban dunia, berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi, dan keadilan sosial”....

Keterlibatan Indonesia melalui TNI dalam menjaga perdamaian melalui

pasukan perdamaian tidak terlepas dari kebijakan politik luar negeri

Indonesia yang bebas aktif. Sebagai prajurit TNI yang telah dipersiapkan

dengan matang, didalam melaksanakan tugas apapun akan dilaksananakan

semua sesuai perintah yang dibebankan dipundaknya, berlandaskan UU

Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI,yang mengamanatkan bahwa tugas

pokok TNI selain perang adalah melaksanakan tugas perdamaian dunia

sesuai dengan kebijakan politik luar negeri. Tentunya pelaksanaan tugas

pasukan perdamaian TNI diharapkan dapat berjalan dengan baik dan

maksimal. Pelaksanaan tugas yang sesuai dengan ketentuan PBB sebagai

pemberi mandat dan TNI sebagai organisasi tentunya menjadi harapan

bersama. Sehingga hal tersebut akan berdampak pada citra Indonesia yang

baik dimata dunia.

Dalam pelaksanaan tugas pasukan perdamaian PBB maka ada harapan

dari pelaksanaan tugas pasukan perdamaian TNI. Harapan tersebut tentunya

dilihat dari beberapa pihak yang berkepentingan atas pelaksanaan operasi

militer selain perang TNI sebagai pasukan perdamaian. Tentunya harapan

pelaksanaan operasi militer selain perang TNI sebagai pasukan perdamaian

PBB yaitu proses yang baik dan sesuai dengan protap dan standar operasi

prosedur dari PBB serta panduan dari TNI. Dari hasil diharapkan tercapainya

pelaksanaan tugas yang sesuai dengan target dan efektif dalam

pelaksanaannya. Dari sisi dampak diharapkan pencapaian operasi militer

selain perang TNI sebagai pasukan perdamaian adalah kondisi keamanan

dan keberlangsungan hidup rakyat didaerah konflik atau penugasan.

Page 15: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 5

Langkah konkret yang diambil Indonesia dengan pengiriman pasukan

misi perdamaian tergambar pada data PMPP pada tahun 2015, yang

menunjukkan jumlah pasukan yang dikirim ke daerah misi perdamaian.

Gambar 1.2 Data misi PBB dan Personel TNI yang terlibat sampai Juli 2015

Sumber : PMPP TNI 2015

Pada operasi-operasi pemeliharaan perdamaian PBB dapat

dikategorikan sebagai traditional peacekeeping operation atau operasi

pemeliharaan perdamaian tradisional (Durch, Vicetoria K. Holt, and Moira K.

Shanahan, 2003), yaitu model operasi pemeliharaan perdamaian untuk

menyelesaikan konflik bersenjata, yang melibatkan personel militer

bersenjata ataupun tidak untuk memisahkan pihak-pihak yang berkonflik,

memonitor pelaksanaan perdamaian serta melaporkan dan menginvestigasi

pelanggaran-pelanggaran terhadap perjanjian perdamaian, yang tertuang

dalam 16 misi peacekeeping operation (University of New York, 2009). Hal

tersebut dijelaskan dalam materi “A Strategic Level Overview Of United

Nations Peacekeeping” yang menyebutkan bahwa:

“Unlike transitional authorities or multidimensional peacekeeping

operations, traditional peacekeeping operations do not carry out functions of the State, nordo they engage in governance or capacity

Page 16: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 6

building activities. Therefore, these types of activities will not be

reflected in the text of the mandate. (UN Peacekeeping PDT Standards, Core Pre-Deployment Training Materials, 1st ed, 2009:31).

Dalam materi tersebut dijelaskan bahwa peacekeeping operation yang

bersifat tradisional tidak melaksanakan tugas-tugas administratif pada negara

yang terlibat konflik serta tidak turut serta dalam pengembangan kapasitas

negara tersebut (peace support). Oleh sebab itu, jenis kegiatan ini tidak akan

tercermin dalam mandat peacekeeping operation yang bersifat tradisional.

Namun seiring dengan perkembangan konflik yang terjadi, operasi tradisional

perlu melakukan perubahan, mengingat dalam penanganan konflik selalu

mengalami dinamika dalam bentuknya yang multidimensional.

Untuk peacekeeping multidimensional (11 misi perdamaian) mandatnya

lebih kompleks dibandingkan dengan misi peacekeeping tradisional. Pada

konteks multidimensional lebih melibatkan organisasi-organisasi yang

bernaung dibawah PBB, NGO (Non Goverment Organization) maupun

sukarelawan-sukarelawan yang turut serta dalam usaha pemulihan keadaan

semasa dan pasca konflik. Oleh karenanya dalam misi ini tidak hanya

menuntut koordinasi namun juga sinergi yang lebih baik serta lebih

komprehensif diantara unsur-unsur operasi termasuk Kontingen militer

sebagai “the backbone of the mission” (United Nations Center, 2013),

sebagaimana dinyatakan dalam naskah CPTM (Core Pre-Deployment

Training Materials):

“These missions are deployed as part of a broader international effort to

help countries emerging from conflict make the transition to a

sustainable peace. Sometimes this means that the peace-keeping

operation will work with other actors inside or outside the UN to support or actively promote national dialogue and reconciliation between

different groups to make sure the peace agreement holds.” (UN

Peacekeeping PDT Standards, Core Pre-Deployment Training

Materials, 1st ed, 2009:34).

Pelaksanaan misi-misi tersebut dimaksudkan sebagai upaya

internasional agar lebih terfokus dalam membantu negara-negara yang

Page 17: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 7

terlibat konflik sehingga dapat bangkit serta dapat mengikuti tahapan-tahapan

yang pada akhirnya bermuara pada perdamaian berkelanjutan dan abadi.

Selain itu, peacekeeping operation yang bersifat multidimensional juga

bertugas memfasilitasi terjadinya proses politik melalui berbagai upaya

dengan tetap mengedepankan dialog dan rekonsiliasi, perlindungan

masyarakat sipil, bantuan pemusnahan senjata, pengembalian IDP,

reintegrasi mantan kombatan, membantu mengawal proses pemilihan umum

agar berjalan aman, perlindungan dan meningkatkan pengertian tentang hak

asasi manusia serta membantu penegakan ketertiban dan hukum dan

ketertiban bahkan dalam beberapa kasus juga membangun karakter bangsa.

(Handbook on UN Multidimensional Peacekeeping Operation, 2003).

Hal yang menarik untuk diketahui bahwa tidak semua operasi

pemeliharaan perdamaian yang dilakukan selalu mencapai keberhasilan.

Karena terdapat beberapa misi perdamaian yang justru mengalami

kegagalan, seperti yang terjadi di Bosnia, Somalia, Angola, dan Sierra Leone

(Oliver, 2002). Kegagalan juga terjadi di Darfur (UNAMID) yang disebabkan

kurangnya kesiapan personil dalam menghadapi misi.

... “Most of the countries are simply not ready to send more personnel

who meet the U.N. peacekeeping standards for training and equipment....”

(Sarwar, 2008), yaitu kebanyakan negara yang mengirimkan personel untuk

misi pemeliharaan perdamaian tidak siap untuk menyesuaian standard yang

telah ditetapkan PBB baik untuk standard pelatihan personelnya maupun

perlengkapan yang digunakan.

Le Roy menurut hasil penelitian Hough (2007) menjelaskan penyebab

kegagalan operasi pemeliharaan perdamaian adalah pelatihan yang kurang

memadai sebelum pemberangkatan ke daerah operasi serta tingkat

kemutakhirannya diragukan bila pendidikan dan pemberian materi

dilaksanakan semasa pendidikan pertama. Karena untuk mendapatkan

pasukan pemelihara perdamaian yang profesional perlu pelatihan spesifik

Page 18: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 8

dan sistematis yang dihadapkan langsung dengan kebutuhan yang sifatnya

teknis dan strategis dalam lingkup operasi pemeliharaan perdamaian.

Indonesia melalui PMPP TNI berperan untuk mewujudkan perdamaian

dunia, disamping juga bertugas sebagai organisasi yang menyiapkan

pasukan pemelihara perdamaian profesional melalui proses yang selektif

melaui pre-deployment training, seperti pemberian materi pelatihan SGTM

(Standardized Generic Training Modules) dan CPTM (Core Pre-Deployment

Training Modules) kepada anggota TNI aktif yang telah memiliki kemampuan

dasar kemiliteran. Oleh karena itu, PMPP TNI mewujudkannya dengan

perencanaan, penyiapan dan pelatihan terhadap pasukan pemeliharaan

perdamaian sebelum deployment ke daerah misi yang penuh ketidakpastian

atau dinamis.

Kesiapan untuk bertindak dalam situasi berbahaya tergantung pada

pengalaman personel, pelatihan profesional serta keadaan psikologis. Hal ini

merupakan sesuatu yang sangat penting dan mutlak diperlukan untuk

memberikan pelatihan yang tepat, termasuk studi tentang spesifikasi misi dan

isu-isu khusus daerah misi. Untuk itu, pelatihan yang bersifat

multidimensional harus dioptimalkan melalui penggunaan alat-alat modern,

termasuk teknologi informasi dan komunikasi guna pembelajaran, pelatihan,

dan penilaian agar dapat meminimalisir kegagalan misi.

Penjelasan di atas memberikan gambaran bahwa keterampilan yang

dibutuhkan untuk melaksanakan mandat sudah dilaksanakan di pusat

pelatihan pemelihara perdamaian tetapi memasukkan keterampilan tersebut

lebih efektif dilakukan kedalam pelatihan militer inti agar pasukan yang dikirim

dapat mengambil sikap atau tindakan atas kondisi yang dihadapi, sehingga

dapat menyelesaikan misi perdamaian dengan baik.

Berdasarkan perkembangan daerah misi yang beragam, sehingga

menuntut pentingnya kemampuan pasukan yang akan dikirim dalam misi

perdamaian dalam merespon isu yang kompleks dan tantangan yang

dihadapi, terlebih terkait dengan kemampuan pasukan dalam menjalankan

Page 19: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 9

operasi perdamaian internasional di masa depan melalui pemberian materi

utama dalam pelatihan yang memadai.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan diatas,

menunjukkan konflik bersenjata yang semakin kompleks dan meningkat

menuntut langkah strategis, salah satunya dengan mempekuat pertahanan

melalui penyiapan pasukan misi perdamaian yang kompeten. Dalam

perkembangannya kemampuan pasukan pemelihara perdamaian harus

ditingkatkan guna menjawab tantangan operasi pemeliharaan perdamaian

yang multidimensional. Proses peningkatan profesionalisme diantaranya

melalui penyiapan dan pelatihan tertentu dengan pemberian materi.

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat diformulasikan dalam bentuk

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana pengaruh Pre-Deployment Training di PMPP TNI

dalam mendukung tugas Pasukan Perdamaian Indonesia?

1.2.2 Bagaimana hasil pemberian materi dalam Pre-Deployment

Training di PMPP TNI dalam mendukung tugas Pasukan Perdamaian

Indonesia?

1.3 Tujuan dan Signifikansi Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini

adalah:

1.3.1 Menganalisis pengaruh Pre-Deployment Training di PMPP TNI

dalam mendukung tugas Pasukan Perdamaian Indonesia.

1.3.2 Menganalisis hasil pemberian materi dalam Pre-Deployment

Training di PMPP TNI dalam mendukung tugas Pasukan Perdamaian

Indonesia.

Penelitian ini sangat penting untuk dilaksanakan mengingat kuantitas

maupun kualitas pasukan pemelihara perdamaian TNI saat ini masih dapat

Page 20: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 10

ditingkatkan bila diberikan pelatihan yang tepat dalam rangka menghadapi

penugasan di daerah misi sehingga dapat memenuhi kriteria yang

dikeluarkan oleh PBB dalam melaksanakan tugas operasi pemeliharaan

perdamaian.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfat dalam hal penerapan teori atau

konsep yang di Universitas Pertahanan. Oleh sebab itu, penelitian ini secara

khusus diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan

materi utama yang disempurnakan dalam konteks peace and conflict

resolution, utamanya untuk implementasinya pada latihan PDT sehingga

dapat memaksimalkan kualitas personil yang akan bertugas.

1.4.2 Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis,

diantaranya:

1. Bagi PMPP TNI, sebagai pelaksana latihan untuk menyiapkan calon

peacekeeper yang profesional.

2. Bagi Kementrian Pertahanan, sebagai sumbangan pemikiran

berbentuk rekomendasi tentang pembuatan rumusan kebijakan

terkait penyiapan dan pelatihan pasukan pemelihara perdamaian

yang bersifat strategis sehingga Indonesia mampu memenuhi

persyaratan PBB yang didasarkan pada kepentingan nasional untuk

aktif dalam usaha perdamaian dunia.

3. Bagi United Nations Departement of Peacekeeping Operations,

sebagai sumbangan pemikiran berupa teori baru yang dapat

diaplikasikan oleh UN ITS (Integrated Training Service) dalam

mengevaluasi dan memperkaya materi yang akan diberikan kepada

para calon peacekeeper.

4. Bagi peneliti, untuk memperkuat keilmuan dalam melaksanakan

tugas pekerjaan, penelitian selanjutnya, dan studi lanjut ke jenjang

yang lebih tinggi.

Page 21: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 11

1.5 Ruang Lingkup dan Sistematika Penulisan

1.5.1 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menganalisis tentang materi utama dalam pelatihan

sebelum penempatan bagi pasukan pemelihara perdamaian TNI untuk misi

PBB dengan ruang lingkup yang mencakup pemberian dan perbandingan

antar materi utama yang pernah dan sedang diberikan yang dilaksanakan

oleh PMPP TNI.

1.5.2 Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini terbagi kepada 5 (lima) bab utama dan disusun

dengan sistematika sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang gambaran yang bersifat umum yang terdiri dari

latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan signifikansi

penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan gambaran desain penelitian.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Bab ini menjelaskan tentang tinjauan pustaka yang terdiri dari penelitian

terdahulu, uraian teori-teori yang relevan dengan penelitian, dan kerangka

pemikiran yang menjadi acuan dalam penelitian.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan cara yang digunakan dalam mengumpulkan data

penelitian yang diperlukan dalam menganalisis masalah penelitian. Selain itu,

pada bagian ini dijelaskan pula teknik dalam menganalisis hasil penelitian

serta lokasi dan jadwal penelitian.

BAB 4 HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

Bab ini menjelaskan gambaran umum subjek yang akan diteliti, analisis data

hasil penelitian dan pembahasan atas masalah penelitian dengan merujuk

pada teori dan konsep yang dijelaskan pada Bab 2.

Page 22: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 12

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menjelaskan hasil analisis yang berupa jawaban atas pertanyaan

penelitian. Selanjutnya, rekomendasi dalam penelitian dituangkan dalam

saran teoretis dan saran praktis.

Page 23: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 13

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Training Needs Analysis Theory

Secara umum analisis kebutuhan pelatihan didefinisikan sebagai suatu

proses pengumpulan dan analisis data dalam rangka mengidentifikasi

bidang-bidang atau faktor-faktor yang ada di dalam suatu misi (organisasi)

dan perlu ditingkatkan atau diperbaiki agar kinerja peacekeeper menjadi

meningkat. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperoleh data yang

akurat untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan ketika nanti

akan menyelenggarakan pelatihan.

Secara definisi, Training Need Analysis (TNA) adalah proses analisa

dan identifikasi kebutuhan training dengan mengacu kepada standar yang

diperlukan dan kondisi aktual saat ini. Komponen utama TNA diantaranya

pertama, kondisi ideal (I) adalah sebuah kondisi atau standar yang telah

ditetapkan, baik bersifat pekerjaan, organisasi, atau individual. Kedua, kondisi

aktual (A) adalah sebuah kondisi yang ada pada saat ini, apa adanya.

Terakhir, kondisi defisiensi (D) adalah sebuah ‘jarak’ yang muncul sebagai

akibat pembandingan antara Kondisi Ideal dengan Aktual. Terkait dengan

pelatihan untuk peningkatan profesionalisme, Tippe dalam teori Model

Pengembangan Organisasi Militer Indonesia (2012), menyatakan bahwa

profesionalisme militer secara umum termasuk profesionalisme TNI akan

sangat bergantung kepada tiga dimensi, yaitu sistem, sumber daya manusia

(SDM) dan alat (alutsista). Tippe menambahkan bahwa dari ketiga dimensi

tersebut, kualitas SDM TNI merupakan dimensi terpenting operasional dalam

menentukan eksistensi dua dimensi lainnya, yaitu manusia di belakang mesin

dan manusia di belakang sistem. Artinya, mutu profesionalisme sangat

bergantung pada kualitas SDM.

Page 24: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 14

Selaras dengan hal tersebut, Amos Perlmutter (seperti dikutip Tippe,

2012) menyatakan bahwa profesionalisme militer dalam menjalankan tugas

memiliki dua variable kunci yaitu skills (keterampilan) dan control (kendali).

Keterampilan, disamping kedisiplinan dan keberanian, profesional modern

menuntut adanya keterampilan dalam manajemen dan strategi, sedangkan

kendali yang bersifat internal dijalankan oleh rekan sekerja, sementara yang

bersifat eksternal sesuai hirarki otoritas dari atas ke bawah (Tippe, 2012).

Untuk penggunaan Training Needs Analysis atau TNA (2014) menjadi

langkah pertama yang dilakukan sebuah organisasi untuk melakukan

perubahan. Hal ini disebabkan TNA mencoba mendefinisikan kesenjangan

atau gap yang terjadi saat ini terkait dengan kinerja individu dan tuntutan

organisasi. Untuk mengetahuinya dapat dilakukan dengan mengumpulkan

beberapa informasi berdasarkan tiga hal yaitu masalah performance atau

kinerja, antisipasi adanya sistem, tugas, atau teknologi baru, serta adanya

keinginan organisasi untuk mendapatkan keuntungan dari berbagai peluang

atau kesempatan. Ketiga hal tersebut merupakan titik awal untuk membuat

perubahan. Untuk pasukan pemelihara perdamaian merupakan subyek yang

menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan dalam operasi pemeliharaan

perdamaian multidimensional. Tanpa eksistensi dan kapabilitas yang

memadai operasi tidak akan dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga

pelatihan yang efektif untuk mereka mutlak dilaksanakan.

Perlu diingat, faktor perubahan akan menimbulkan resistensi dari

peacekeeper sendiri sehingga kurang serius dalam melakukan pelatihan.

Kendala lain, pasukan perdamaian yang dilatih tidak dapat mentransfer

keterampilan atau pelatihan yang baru diperoleh di wilayah operasinya. TNA

seringkali mengungkap kebutuhan yang sesuai dan tepat sasaran. Kendati

training tidak selalu merupakan cara terbaik untuk menutup celah tertentu

antara tujuan organisasi dengan kemampuan dari pasukan perdamaian yang

sesungguhnya, namun TNA diharapkan dapat melihat semua permasalahan

dan mencari solusi sebanyak mungkin sebelum diputuskan solusi yang

Page 25: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 15

terbaik. Ketika dilakukan dengan benar, TNA menjadi investasi yang bijak

bagi organisasi. Karena hal tersebut dapat menghemat waktu, biaya, dan

tenaga serta bisa melancarkan ap yang menjadi tujuan dalam operasi

peacekeeping sendiri (2014).

Kebutuhan pelatihan setiap pasukan perdamaian akan berbeda

berdasarkan latar belakang atau basic masing-masing, untuk dilatih, dan

status saat melaksanakan operasi peacekeeping. Pada dasarnya, keahlian

akan bisa dipertahankan dan ‘di-upgrade’ jika dapat benar-benar diketahui

kebutuhan yang diperlukan. Selanjutnya, TNA ini bertujuan untuk

peningkatan profesionalisme SDM seperti apa yang diperlukan, harus

dikaitkan dengan sistem organisasi operasi yang akan dituju maupun sistem

organisasi pasukan pemelihara perdamaian yang akan dikirim, serta sistem

terkait perencanaan dan penyiapan yang dilaksanakan sebelum pelaksanaan

pelatihan dan juga sistem pelatihan itu sendiri. Berbagai sistem tersebut

sangat berpengaruh pada proses penyiapan pasukan pemelihara

perdamaian sehingga kemudian timbul kebijakan terkait penyiapan dan

pelatihannya.

Beberapa cara yang sangat umum digunakan dalam melaksanakan

TNA, diantaranya melalui:

1. Pengamatan

Dalam pendekatan ini, kemampuan dari setiap pasukan itu sendiri

adalah sumber informasi penting, sehingga bisa dilakukan evaluasi untuk

menjadi catatan dalam melakukan pelatihan. Diperlukan sebuah catatan

untuk mengingat tentang apa yang harus dicari dan diperlukan dari kegiatan

evaluasi tersebut. Tujuan evaluasi adalah untuk mengidentifikasi hal-hal yang

terkait untuk membangun kekuatan dan mengatasi kekurangan pasukan

yang akan di training.

2. Wawancara

Wawancara diperlukan jika kebutuhan pelatihan sudah sangat

mendesak. Tujuan utama dari wawancara yaitu memastikan data yang terima

Page 26: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 16

sesuai dengan data yang terima dari berbagai sumber. Pada umumnya,

organisasi tidak ingin mendapatkan informasi setengah-setengah.

Wawancara memungkinkan untuk bertemu langsung dengan pasukan

perdamaian dan mendiskusikan kesan-kesan terhadap kinerjanya.

3. Kuesioner

Salah satu metode yang dianggap paling efektif, untuk mengetahui apa

yang menjadi kebutuhan dalam pelatihan. Hal ini berguna untuk melakukan

pendataan dan mengkalkulasi agar pelatihan yang diberikan sesuai dengan

kebutuhan pada saat bertugas di daerah operasi.

4. Job Description

Sebelum membuat deskripsi tugas di daerah operasi, perlu dilakukan

analisa terlebih dahulu terhadap bentuk misi yang harus dijalankan. Analisis

setiap jabatan termasuk semua tanggung jawab yang relevan. Setelah tahap

analisis misi selesai, selanjutnya dibuat uraian pekerjaan dan analisa

kebutuhan sehingga memudahkan untuk mengukur jarak antara kemampuan

pasukan perdamaian yang dimiliki sekarang dengan keterampilan yang harus

dimiliki pasukan berdasarkan keinginan organisasi.

5. Analisis Kesulitan dan Problem Solving

Hal yang perlu dilakukan adalah analisa kesulitan yang kelak akan

muncul dalam tugas. Tujuannya agar permasalahan yang ada dapat

dipahami secara baik sehingga mampu menghasilkan pemecahan yang

terbaik.

6. Penilaian (Appraisal Review)

Penilaian diperlukan setelah mendapatkan semua informasi, kebutuhan,

dan bagaimana penyelesaiannya. Masukan yang diberikan selama

wawancara biasanya dapat membantu dalam menetapkan kebutuhan.

Umpan balik pada saat penilaian wawancara menjadi berharga karena

merupakan informasi yang tepat waktu. Kebutuhan pelatihan bisa saja

berbeda dari kebutuhan pada saat misi dilakukan, dan pada sesi penilaian ini

memungkinkan untuk mengungkap penyebab atau kelemahan dari pasukan

Page 27: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 17

dalam melaksanakan misi. Kekurangan-kekurangan inilah yang harus

digarisbawahi, sehingga menjadi pertimbangan dalam pemberian pelatihan.

7. Analisis Kebijakan Organisasi

Kebijakan organisasi akan mempengaruhi jumlah pelatihan yang

ditawarkan. Penjelasan tentang berbagai kebijakan harus tercantum dalam

program pelatihan agar mempunyai kejelasan dan tepat sasaran.

Untuk saat ini telah ada kebijakan pemerintah melalui Peraturan

Presiden (Perpres) Nomor 85 tahun 2011 tertanggal 29 November 2011 yaitu

membentuk Tim Koordinasi Misi Pemeliharaan Perdamaian (TKMPP) yang

bertugas menyiapkan perumusan kebijakan dan mengkoordinasikan langkah-

langkah yang diperlukan dalam pelaksanaan partisipasi Indonesia pada misi-

misi perdamaian dunia berdasarkan kepentingan nasional. Sementara itu, di

bidang pelatihan untuk peningkatan profesionalisme telah ada kebijakan

berupa Rencana Garis Besar Latihan Pratugas, yang didalamnya juga

mengatur bahwa materi pelatihan terdiri atas materi pembekalan, Core

Predeployment Training Modules sebagai pengganti Standardized Training

Modules sejak 2009, Bahasa Inggris, militer umum, militer teknis dan

pendukung. Beberapa materi dasar tersebut tidak dengan mudah dipahami

dan dimengerti sehingga diperlukan personel yang berkualitas untuk

mengerti, memahami, dan mengimplementasikan materi pelatihan yang

diberikan. Maka dapat dikatakan bahwa dalam melakukan pelatihan

diperlukan kualitas SDM yang baik, karena sangat penting demi keberhasilan

pelatihan dan operasi pemeliharaan perdamaian yang multidimensional.

2.1.2 Pre Deployment Training

Pre deployment training dapat diartikan sebagai pelatihan bagi para

calon Peacekeepers mengenai aturan dan tata cara pelibatan serta

penanganan terhadap suatu persoalan sebelum peserta pelatihan tersebut

(Calon Peacekeepers) melaksanakan tugas yang diemban kedaerah misi

yang ditentukan oleh PBB. Para calon Peacekeepers selama melaksanakan

Page 28: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 18

Pre Deployment Training akan menerima materi-materi yang telah ditetapkan

oleh PBB yaitu Core Pre-Deployment Training Material (CPTM). Para ahli

berpendapat tentang arti, tujuan dan manfaat pelatihan. Secara prinsip

berbagai pendapat tersebut tidak jauh berbeda. Sikula mengartikan pelatihan

sebagai: “proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan cara dan

prosedur yang sistematis dan terorganisir (Sumantri, 2000, p.2). Para peserta

pelatihan akan mempelajari pengetahuan dan keterampilan yang sifatnya

praktis untuk tujuan tertentu”. Menurut Good, 1973 pelatihan adalah suatu

proses membantu orang lain dalam memperoleh skill dan pengetahuan

(M.Saleh Marzuki, 1992, p.5). Sedangkan Michael J. Jucius menjelaskan

istilah latihan untuk menunjukkan setiap proses untuk mengembangkan

bakat, keterampilan dan kemampuan pegawai guna menyelesaikan

pekerjaan-pekerjaan tertentu (Moekijat, 1991, p.2). Sedangkan Rivai

menegaskan bahwa “pelatihan adalah proses sistematis mengubah tingkah

laku pegawai untuk mencapai tujuan organisasi (Veithzal Rivai, 2004, p.226).

Center for Development Management and Productivity mendefenisikan

pelatihan sebagai belajar untuk mengubah tingkah laku orang dalam

melaksanakan pekerjaan mereka. Pelatihan pada dasarnya adalah suatu

proses memberikan bantuan bagi para karyawan atau pekerja untuk

menguasai keterampilan khusus atau membantu untuk memperbaiki

kekurangan dalam melaksanakan pekerjaan mereka.

Dalam operasi pemeliharaan perdamaian yang bersifat

Multidimensional, salah satu kriteria yang harus dipenuhi oleh Peacekeepers

adalah memahami dan menguasai pengetahuan dan keterampilan yang baik

mengenai tugas dan tanggungjawab sebagai Peacekeepers. Oleh karena itu,

melalui PMPP TNI, para calon Peacekeepers yang akan berangkat ke daerah

misi dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan mengenai tugas dan

tanggungjawab yang harus dilakukan sebagai seorang pasukan penjaga

perdamaian dunia melalui pelatihan Pre Deployment Training. Dalam

pelatihan ini harus mampu menjawab semua kemungkinan yang mungkin

Page 29: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 19

timbul di medan operasi, sehingga pelatihan tersebut dapat dirasakan

manfaatnya oleh peserta Pre Deployment Training dalam menghadapi situasi

yang mungkin terjadi ketika melaksanakan tugas didaerah misi. Dengan

demikian maka kesesuaian antara pengetahuan dan keterampilan yang

ditulis Jennifer V. Chdanler (2005) berjudul Why Culture Matters: An

Empirically-Based Pre-Deployment Training Program , menyatakan bahwa

ada tujuh pertimbangan yang dapat dijadikan dasar untuk penyiapan suatu

latihan pratugas (pre-deployment training) bagi pasukan yang akan berangkat

ke medan tugas, yakni:

1. When designing and presenting a pre-deployment training program, it

is important set realistic expectations, artinya bahwa dalam merancang

dan menyiapkan suatu program latihan PDT bagi militer yang

ditugaskan dalam suatu tugas operasi harus realistik dengan tujuan

yang diharapkan.

2. To identify the mission of those units, the geographical scope of their

operational environment, and if possible, the commander’s intent,

artinya untuk dapat mengidentifikasi dari unit yang akan diterjunkan,

lingkungan geografis dari penugasan, dan apabila memungkinkan

maksud dan keinginan dari komandan.

3. To know what interaction or impact a unit will have in the day-today

mission operations or interaction dengan the local population, untuk

mengetahui interaksi atau dampak dari satuan tersebut terkait dengan

keseharian dari misi tersebut, atau interaksi dengan penduduk di

wilayah penugasan tersebut.

4. Presenting an analysis of the operational environment based on

military doctrine and needs, memaparkan tentang suatu analisa

daerah operasi berdasarkan doktrin dan kepentingan dari misi

tersebut.

5. To incorporate cross-cultural communication (CCC) training, untuk

memasukkan latihan komunikasi lintas budaya dalam latihan pratugas.

Page 30: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 20

6. To tie the training program to the appropriate educational level of

learning, menyesuaikan program latihan dengan tingkatannya.

7. Depending on the mission and the audience, tergantung pada misi dan

para pesertanya.

Adapun materi pelatihan PDT ini harus disiapkan sedini mungkin oleh

para pelatih dengan berpedoman pada Core Pre-Deployment Training

(CPTM) dan diaplikasikan dengan pengalaman para pelatih yang mana para

pelatih tersebut merupakan para pelatih yang sudah berpengalaman

didaerah misi dalam Operasi Pemeliharaan Perdamaian Dunia di Lebanon

Selatan. Dengan kata lain, panduan pelatihan multidimensional memberikan

banyak fleksibilitas bagi pelatih untuk membuat latihan sebaik mungkin

seperti di daerah operasi dan dikarenakan tiap daerah misi mempunyai

karakteristik yang berbeda satu sama lain.

Operasi pemeliharaan perdamaian multidimensional menuntut pelatih

harus menggunakan semua bahan tambahan yang tersedia seperti Piagam

PBB, pedoman Standar Operasi dan Prosedur untuk PKO, serial video

instruksional untuk pelatihan perdamaian, informasi tentang resolusi Dewan

Keamanan PBB dan mandat untuk misi pemeliharaan perdamaian, tugas

untuk pasukan pemelihara perdamaian serta informasi tentang daerah misi

yang terbaru.

Pelatihan untuk operasi pemeliharaan perdamaian yang bersifat

multidimensional dilaksanakan secara paralel (bersama-sama) di PMPP TNI

yang memiliki fasilitas akomodasi untuk para pelatih dan peserta PDT, kelas

besar dan kelas kecil dengan fasilitas proyektor untuk transparansi dan video,

komunikasi dan fasilitas pengajaran bahasa, akses ke daerah latihan utama

yang menyerupai daerah misi, pos pemeriksaan dan pos pengamatan,

simulasi ranjau latihan dan latihan mengemudi jarak jauh di Driving Skill Area,

serta latihan menembak dengan menggunakan peluru tajam yang

dilaksanakan dilapangan tembak PMPP TNI. Pelatihan semacam ini akan

melatih dan meningkatkan kemampuan dan keterampilan pasukan dalam

Page 31: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 21

berkomunikasi, berkoordinasi, profesionalisme, ketepatan membuat

keputusan dan kecepatan bertindak di daerah operasi.

Dari berbagai pengertian dan penjelasan tersebut dapat disimpulkan

bahwa pelatihan dalam hal ini adalah proses pendidikan yang di dalamnya

ada proses pembelajaran dilaksanakan dalam jangka pendek, bertujuan

untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan, sehingga mampu

meningkatkan kompetensi individu untuk menghadapi pekerjaan di dalam

organisasi sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Dengan demikian

dapat simpulkan bahwa “pelatihan sebagai suatu kegiatan untuk

meningkatkan kinerja saat ini dan kinerja mendatang”.

Indonesia sebagai negara yang turut terlibat aktif dalam upaya

terciptanya perdamaian dunia telah diwujudkan dalam keseriusannya

membentuk suatu pusat pelatihan bagi para calon personel Penjaga

Perdamaian Dunia yaitu Pusat Misi Pemelihara Perdamaian (PMPP) TNI

pada tahun 2007. Pembentukan PMPP TNI ini sebagai wujud tindakan nyata

bahwa Bangsa Indonesia berperan aktif dalam upaya menciptakan

perdamaian dunia sebagaimana seperti yang diamanatkan dalam

Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 yaitu ikut melaksanakan ketertiban dunia,

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Peran PMPP TNI sendiri sebagai organisasi yang menyiapkan

pasukan pemelihara perdamaian dunia yang profesional melalui proses yang

selektif dari proses perencanaan pemilihan personel, pelatihan di PMPP TNI

melaui Pre-Deployment Training (PDT) seperti pemberian materi pelatihan

CPTM (Core Pre-Deployment Training Modules) kepada anggota TNI aktif

yang telah memiliki kemampuan dasar kemiliteran yang telah melalui tahap

seleksi personel sampai dengan pemberangkatan kedaerah misi.

Dalam memberikan pelatihan Pre Deployment Training (PDT) yang

dilaksanakan oleh PMPP TNI diberikan oleh pelatih-pelatih yang profesional

dibidangnya serta memiliki sumber daya manusia (SDM) yang sangat baik

dan juga memiliki pengalaman dalam melaksanakan tugas dan misi

Page 32: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 22

perdamaian dunia sehingga dalam proses transfer ilmu dan pengetahuan

dapat dengan mudah diterima dan bersifat aplikatif bagi para peserta

pelatihan Pre Deployment Training (PDT). Para pelatih (Trainers) sebelum

memberikan pelatihan Pre Deployment Training kepada peserta pelatihan

juga telah dibekali dan diberikan berbagai kursus dan keterampilan sesuai

dengan standar yang ditetapkan badan PBB yang berkaitan dengan

perdamaian dunia yang dilaksanakan oleh badan PBB seperti UN-Civil

Military Course (UN-CIMIC Course), Train the Trainers for UN Peacekeepers

(T-3 Course), UN-Logistic Peacekeepers Operation Course dan lain

sebagainya. Selain itu, para pelatih/Trainers yang terlibat dalam Pre

Deployment Training adalah para personel yang minimal pernah satu kali

melaksanakan misi PBB, sehingga dalam memberikan pelatihan selain

memberikan ilmu pelajaran yang terkain dengan materi Peacekeeping

Operation, para pelatih juga memberikan pengalaman-pengalaman mereka

selama mereka bertugas didaerah misi termasuk kelebihan dan kekurangan

mereka selama melaksanakan misi tersebut. Tentu saja dalam memberikan

gambaran dan pengalaman pelatih tersebut mengikuti perkembangan situasi

daerah operasi dan dapat menyesuaikan dengan realitas politik regional serta

kebutuhan misi di area konflik. Materi Pre Deployment Training yang

diberikan dalam pelatihan ini tidak terlepas dari materi CPTM (Core Pre-

Deployment Training Module) yang merupakan materi pokok standar PBB

yang harus dikuasai oleh seluruh personel yang akan melaksanakan tugas

pada misi PBB sesuai dengan tugas operasi pemeliharaan perdamaian

tertentu. Selain materi pokok tersebut, para peserta pelatihan juga menerima

materi pendukung dimana materi pendukung ini merupakan materi-materi

yang berisikan kemampuan dan keterampilan militer umum tertentu yang

mendukung pelaksanaan tugas pokok satuan/personel didaerah misi tertentu

seperti keterampilan mengemudi, keterampilan GPS, keterampilan

penggunaan alat komunikasi dan lain sebagainya termasuk didalam materi

pendukung ini adalah tentang materi pengenalan kebudayaan (Culture

Page 33: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 23

Awareness) pada daerah misi yang akan ditempatkan. Untuk melengkapi

materi pokok dan materi pendukung dalam Pre Deployment Training ini,

PMPP TNI juga memberikan materi-materi yang bersifat teknis seperti cara

berpatroli, cara bernegosiasi, cara melaksanakan prosedur yang sesuai

standar internasional baik dalam pelaksanaan dalam bidang administrasi

maupun aplikasi dilapangan serta pemberian materi-materi yang bersifat

pembekalan melalui ceramah yang diberikan oleh pejabat TNI maupun oleh

pakar atau praktisi dari instansi terkait yang mendukung penugasan pada

misi pemeliharaan perdamaian. Akhir dari Pre Deployment Training ini ditutup

dengan materi pelatihan yang bersifat aplikatif yaitu berupa materi praktik

aplikasi yang mengimplementasikan materi teori dan praktek yang telah

diberikan sebelumnya agar peserta latihan mendapat gambaran yang lebih

realistis.

2.1.3 Sistim Pembinaan Latihan

Salah satu kunci keberhasilan dalam pelaksanaan tugas sangat

ditentukan oleh kualitas dan kemampuan satuan itu sendiri baik kemampuan

teknik maupun taktik yang dimilikinya. Untuk dapat memiliki kemampuan

satuan yang efektif, maka pembinaan latihan harus dilaksanakan secara

terus menerus dan sesuai dengan manajemen latihan yaitu bertahap,

bertingkat dan berlanjut.

Dalam buku petunjuk tentang Sistim Pembinaan Latihan yang

diterbitkan pada tahun 2010 menyatakan bahwa Sistem Pembinaan Latihan

merupakan suatu usaha, pekerjaan dan kegiatan dalam merencanakan dan

menyusun suatu program latihan, mengelola sumber daya latihan dan

mengatur serta mengendalikan kegiatan latihan oleh para pembina latihan

(Trainers) sehingga para prajurit memiliki kemampuan handal sampai pada

tingkat operasional dan mampu melaksanakan tugas yang diemban dengan

baik. Pembinaan latihan ini meliputi kegiatan

melaksanaakan/menyelenggarakan peraturan sesuatu supaya dapat

Page 34: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 24

dilakukan dan dikerjakan dengan baik, tertib, teratur, rapi dan seksama

menurut rencana program pelaksanaan secara efektif dan efisien untuk

mencapai tujuan dan memperoleh hasil yang diharapkan secara maksimal.

Implementasi pembinaan latihan ini harus terintegrasi mulai dari

tingkat kebijakan, tingkat operasional sampai dengan tingkat pelaksanaan

melalui kegiatan pemrograman meliputi perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian, pencatatan dan evaluasi

latihan. Adapun prinsip dari sistim pembinaan latihan adalah:

1. Merupakan fungsi Komando.

Yaitu mengorientasi dan mendasarkan setiap latihan disatuan pada

tugas pokok yang telah distandarkan serta dapat mengembangkan

dan melaksanakan rencana latihan sehingga menghasilkan prajurit

yang memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugas dan

tanggungjawabnya dengan baik.

2. Berkesinambungan.

Pemrograman latihan dilaksanakan secara berkesinambungan dengan

program latihan sebelumnya.

3. Terintegrasi.

Dalam pelaksanaan pemrograman latihan dikoordinasikan dan

diselaraskan dengan tugas-tugas lain serta dengan melibatkan semua

tingkat tataran kewenangan pembinaan latihan

4. Efektif dan Efisien.

Pemrograman latihan harus dapat dilaksanakan tepat sasaran dengan

hasil yang maksimal.

5. Realistis.

Pemrograman latihan harus mengacu pada kondisi nyata kekuatan

dan kemampuan yang ada dengan berpedoman pada Sistem Latihan

yang telah ditetapkan.

6. Fleksibel.

Page 35: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 25

Pemrograman latihan harus dapat dilaksanakan oleh semua fungsi

sesuai situasi dan kondisi.

7. Sesuai dengan pentahapan latihan.

Perencanaan pemrograman dan penyusuna pemrograman latihan

harus disesuiakan secara bertahap, bertingkat dan berlanjut.

8. Sederhana.

Pemrograman latihan harus mudah dimengerti, mudah

diterapkan/dilaksanakan oleh suatu pelaksana.

2.1.4 Materi Pokok CPTM (Core Pre Deployment Training)

CPTM (Core Pre Deployment Training) merupakan materi pokok

standar PBB yang dikeluarkan oleh UNDPKO (United Nations Departement

of Peacekeeping Operations) pada tahun 2009 yang juga merupakan materi

pokok pembaharuan dari materi standar sebelumnya yang telah dikeluarkan

oleh UNDPKO yaitu pembaharuan dari materi SGTM (Standardized Generic

Training Modules) yang harus dipahami dan dikuasai oleh seluruh personel

Satgas Garuda yang akan berangkat kedaerah misi. Materi standar CPTM

merupakan panduan dasar bagi Prajurit Satgas yang telah disesuaikan

dengan perubahan lingkungan geostrategis agar personel satgas tersebut

memiliki pedoman dalam mengenal dan memahami tugas pokoknya

dilingkungan daerah operasi yang bersifat multidimensi tersebut. Materi

CPTM terdiri dari 15 materi pokok diantaranya adalah materi Culture

Awareness dan Respect for Diversity yang membahas tentang bagaimana

Prajurit Kontingen Garuda dalam berkomunikasi, bersikap dan berprilaku

serta menghargai keberagaman yang ada yang terdiri dari berbagai macam

suku, agama, ras dan golongan. Adapun dimensi keberagaman ini dapat

diilustrasikan sebagai berikut:

Page 36: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 26

Gambar 2.1

Dimensi Keberagaman Sumber : UN Pre Deployment Training Standart CPTM 2009

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu tentang Pasukan Pemeliharaan Perdamaian PBB

berjudul Implementasi Pre-Deployment Training Dalam Mendukung Kinerja

Peacekeepers TNI Pada Operasi Pemeliharaan Perdamaian PBB yang

membahas tentang efektivitas implementasi Pre-Deployment Training dari

tahun 2006 sampai dengan 2011 (Agapitus 2012) merupakan kajian tentang

pelatihan pasukan perdamaian untuk mendukung penugasan operasi dalam

kurun waktu tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kinerja

Peacekeepers TNI sebagai suatu prestasi dan berkonstribusi terhadap peran

TNI pada operasi pemeliharaan perdamaian PBB yang diperoleh melalui

efektifitas pelaksanaan Pre Deployment Training. Keterkaitan penelitian yang

telah dilakukan peneliti tersebut dengan penelitian yang akan dilaksanakan

Page 37: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 27

oleh peneliti adalah adanya kesamaan pembahasan tentang pasukan

pemelihara perdamaian PBB dan obyek penelitian adalah PMPP TNI.

Tri Ambar Nugroho, 2014 dengan judul Analisis Kebutuhan Pre-

Deployment Training Di PMPP TNI Dalam Menjawab Tantangan

Multidimensional Peacekeeping Operation yang menjelaskan terkait dengan

perencanaan, persiapan dan pelaksanaan Pre-Deployment Training di PMPP

TNI dalam menjawab tantangan PKO multidimensional. Hasil dari penelitian

ini yaitu adanya permasalahan pada piranti lunak dan SDM, dimana

walaupun Pre Deployment Training berjalan dengan baiknamun ditemukan

ketiadaan hal-hal berikut Perpres universal untuk semua PKO, grand strategy

PMPP TNI, pembekalan bahasa lokal, materi psikologi khusus PKO, kajian

tentang efektifitas durasi, tahapan dan realisme latihan, efektifitas rekrutmen,

serta keberadaan tim recconaissance.

Prasetyo Hadi, 2016 dengan judul Optimalisasi Materi Utama Pre-

Deployment Training Di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI

Dalam Menunjang Tugas Peacekeepers yang menjelaskan tentang

optimalisasi materi utama (SGTM dan CPTM) dalam pelatihan sebelum

penempatan bagi pasukan pemelihara perdamaian TNI untuk misi PBB

dengan ruang lingkup yang mencakup pemberian dan perbandingan antar

materi utama yang pernah dan sedang diberikan yang dilaksanakan oleh

PMPP TNI.

Viliala Romadhon, 2015 dengan judul Pengaruh Komunikasi Budaya

Satgas Indobatt-23/I Terhadap Keberhasilan Tugas Misi Perdamaian Di Desa

Adchit Al-Qusayr Lebanon. Dalam penelitian tersebut berbicara tentang

komunikasi budaya dalam mendukung keberhasilan tugas misi perdamaian di

Desa Adchit Al-Qusayr. Dari temuan pada penelitian didapatkan bahwa

belum optimalnya komunikasi budaya yang dilakukan oleh Indobatt-23/I pada

masyarakat di desa Adchit Al-Qusayr Lebanon, dan adanya pengaruh antara

komunikasi budaya dengan pelaksanaan tugas pemeliharaan perdamaian di

desa Adchit Al-Qusayr Lebanon oleh pasukan perdamaian TNI. Untuk

Page 38: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 28

mewujudkan komunikasi budaya Indobatt-23/I yang optimal, maka diperlukan

adanya langkah-langkah untuk mengoptimalikan komunikasi budaya

Indobatt-23/I. Dimana langkah-langkah tersebut diantaranya : pertama,

adanya peningkatan simbolik; Kedua, adanya peningkatan pertukaran

sistem; Ketiga, peningkatan intepretasi; Keempat, transaksional; Kelima,

adanya kontekstual; Keenam, adanya memperhatikan kepentingan; ketujuh,

adanya peningkatan harapan; kedelapan, peningkatan perilaku yang baik.

Jika dikaitkan dengan penelitian terdahulu, perbedaan pada penelitian

ini adalah untuk menganalisis tentang pendekatan komunikasi lintas budaya

dalam Pre Deployment Training Satuan Tugas Garuda XXIII-J/UNIFIL,

sehingga dapat diketahui bagaimana pelaksanaan dan upaya yang dilakukan

oleh PMPP TNI dalam pendekatan komunikasi lintas budaya tersebut ketika

memberikan pelatihan untuk menyiapkan personel yang akan berangkat

kedaerah misi PBB.

2.3 Kerangka Pemikiran

Dalam kaitannya dengan upaya penyiapan pasukan penjaga

perdamaian, diperlukan adanya persiapan dan perencanaan pre-deployment

training di PMPP TNI, serta mengkaji materi utama CPTM dan SGTM

utamanya menghadapi tantangan untuk misi multidimensional. Adapun logika

penelitian ini adalah bahwa dengan intensitas konflik bersenjata yang

semakin meningkat, maka kebutuhan akan operasi pemeliharaan

perdamaian sangat diperlukan. Pasukan pemelihara perdamaian sebagai

faktor utama dalam operasi tersebut juga semakin dibutuhkan sehingga

diperlukan penyiapan untuk dapat memenuhi kebutuhan terhadapnya.

Mengingat perdamaian yang akan dicapai cenderung hanya dapat melalui

jalan operasi pemeliharaan perdamaian multidimensional maka penyiapan

harus mempelajari tuntutan apa dari jenis operasi ini, sehingga melalui

analisis terhadap faktor-faktor yang kebutuhan terhadap materi utama dalam

Page 39: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 29

PDT akan dapat diformulasikan pelatihan seperti apa Materi Utama yang

diperlukan dalam pre-deployment training di PMPP TNI.

Perubahan

Lingkungan

Strategis

UN POLICY

PMPP TNI

Materi Utama PDT - Training Needs Analysis Theory - Konsep PDT

- Konsep Sistim

Pembinaan

Latihan

- Materi Pokok

CPTM

Output

materi utama yang

disesuaikan Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

Page 40: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 30

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Dalam desain penelitian ini menggunakan serangkaian rencana dan

prosedur penelitian dalam pengumpulan, analisis atau interpretasi data

(Creswell, 2007). Pemilihan desain atau strategi penelitian dilakukan dengan

memperhatikan sifat-sifat objek penelitian dan jenis informasi yang

dibutuhkan untuk menjawab masalah.

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pragmatisme,

sebagaimana dijelaskan oleh Creswell (2007) dengan melihat tindakan-

tindakan, situasi-situasi, dan konsekuensi-konsekuensi yang sudah ada, dan

bukan dari kondisi sebelumnya. Rosman dan Wilson (dalam Creswell, 2009),

paradigma pragmatik lebih menekankan pada pemecahan masalah dan

menggunakan semua pendekatan yang ada untuk memahami masalah

tersebut..

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang bertujuan

untuk menganalisis fenomena empirik berdasarkan kondisi yang terjadi

secara alamiah. Sebagaimana dijelaskan oleh Martono (2015) bahwa

penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berupaya menganalisis

kehidupan sosial dengan cara menggambarkan dunia sosial daei sudut

pandang interpretasi individu (informan) dalam latar alamiah.

Penelitian kualitatif dilakukan dengan mengumpulkan kata-kata atau

kalimat dari individu, buku dan sumber lain. Oleh karena itu, penelitian ini

menggunakan wawancara dan observasi sebagai metode pengumpulan data

agar peneliti mampu menggali informasi lebih mengenai intepretasi objek

yang ditelitinya. Sebagian penelitian kualitatif berpijak pada pendekatan

interpretif, dalam arti bahwa makna peristiwa, tindakan dan ekspresi bukan

diambil sebagai sesuatu yang sudah jelas, melainkan masih memerlukan

Page 41: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 31

berbagai interpretasi kontekstual (Creswell, 2007). Dalam proses ini, seorang

peneliti hanya bertugas menggambarkan kondisi sosial yang terjadi yaitu

terkait dengan kondisi peran materi utama pre-deployment training dalam

pelaksanaan tugas pokok peacekeepeer.

3.2 Sumber Data , Obyek dan Subjek Penelitian

Sumber data penelitian ini terdiri dari 2 macam, yaitu data primer dan

sekunder. Data primer adalah data diperoleh langsung di lapangan untuk

memperoleh data tentang peran materi utama pre-deployment training dalam

pelaksanaan tugas pokok peacekeeper. Data sekunder adalah data yang

diperoleh secara tidak langsung seperti melalui studi pustaka. Objek

penelitian dalam penlitian ini yaitu peran materi utama pre-deployment

training dalam pelaksanaan tugas pokok peacekeeper. Sedangkan, subyek

dalam penelitian ini terdiri dari responden yang meliputi para aktor/pemangku

kepentingan (stakeholder) yang memiliki kapasitas dan kewenangan dalam

pelaksanaan OPP yang meliputi PMPP TNI, serta beberapa narasumber baik

akademisi dan praktisi OPP.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1. Observasi Partisipan

Metode observasi pada dasarnya merupakan metode pengumpulan

data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan

dan pengindraan. Namun lebih lanjut dalam penelitian ini peneliti menjadi

observasi partisipan (participant observation) dengan menghimpun data

penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana observer atau

peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden (Bungin, 2009).

Dalam observasi partisipan peneliti memperhatikan secara akurat,

mencatat yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antara aspek-

aspek yang ada dengan cara berpartisipasi langsung dalam aktivitas dari

objek yang sedang diteliti. Hal ini dilakukan guna untuk mengamati dan

mencatat kondisi objek dengan tujuan untuk mengetahui secara langsung

mengenai peran materi utama pre-deployment training dalam pelaksanaan

tugas pokok peacekeeper.

Page 42: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 32

2. Wawancara

Metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara

pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau

menggunakan pedoman (guide) wawancara (Bungin, 2009). Wawancara

yang digunakan yaitu jenis wawancara mendalam (in-depth interview).

Wawancara dilakukan secara langsung oleh peneliti kepada informan untuk

mendapatkan data yang relevan dengan masalah penelitian. Informan dalam

penelitian ini ditentukan secara purposif yaitu ditentukan berdasarkan kriteria

tertentu sesuai dengan kebutuhan data penelitian.

3. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan proses mencari, membaca, memahami,

dan menganalisis berbagai literature, hasil kajian(hasil penelitian) atau sudi

yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan (Martono, 2015).

Pada peneltiian, studi kepustakaan dilakukan dalam mengumpulkan data

melalui buku, jurnal, artikel, media elektronik dan dokumen tentang peran

materi utama pre-deployment training dalam pelaksanaan tugas pokok

peacekeeper. Studi kepustakaan ini bermanfaat untuk memperkaya peneliti

dalam memberikan analisis dengan konsep atau teori yang akan digunakan

dalam penelitian.

3.4 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses pengolahan, penyajian, dan analisis

data yang diperoleh dari lapngan dengan tujuan agar data yang disajikan

mempunyai makna sehingga pembaca dapat mengetahui hasil peneltiian.

Pada penelitian ini, teknik analisis yang akan digunakan yaitu teknik analisis

dari Miles and Huberman (2014). Secara umum, proses analisis data kualitatif

melibatkan empat proses, sebagai berikut:

1. reduksi data; dalam penelitian ini peneliti melakukan proses pemilihan,

penyederhanaan, pengabstrakan, dan pengubahan data kasar yang

muncul dari catatan tertulis yang dihasilkan ketika berada di lapangan

dan dilakukan secara terus-menerus hingga mendapatkan kesatuan

data.

Page 43: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 33

2. display atau penyajian data; peneliti menyajikan data dalam bentuk

kata-kata, kalimat, gambar, simbol, skema, bagan, grafik, tabel dan

matriks dengan memfokuskan pada optimalisasi materi utama pre-

deployment training dalam pelaksanaan tugas pokok peacekeepeer,

dan

3. verifikasi data; pada tahap ini peneliti merumuskan simpulan

berdasarkan dua aktivitas sebelumnya.

Dalam konteks penelitian ini, kejadian yang akan dideskripsikan adalah

mengenai perencanaan, penyiapan, pelaksanaan pelatihan terhadap

peacekeeper di PMPP TNI serta evaluasi terkait dengan materi PDT sebagai

upaya PMPP TNI dalam mewujudkan kesiapan TNI melaksanakan OPP

masa depan.

3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Instrumen Penelitian

Pada penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen penelitian yang

utama. Dalam hal ini, peneliti mengumpulkan sendiri data penelitian melalui

observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Dalam mengumpulkan data

penelitian, peneliti didukung pula dengan instrumen pendukung seperti

pedoman wawancara. Pedoman wawancara ini berfungsi untuk memudahkan

peneliti dalam memperoleh data yang relevan dengan masalah penelitian.

3.5.2 Data Primer

Data primer dalam proses penelitian didefinisikan sebagai sekumpulan

informasi yang diperoleh peneliti langsung dari lokasi penelitian melalui

sumber pertama yaitu informan melalui pengamatan dan wawancara yang

dilakukan sendiri oleh peneliti. Pada penelitian ini, data primer diperoleh

melalui observasi dan wawancara dengan merujuk pada pedoman

wawancara tentang peran materi utama pre-deployment training dalam

pelaksanaan tugas pokok peacekeeper.

3.5.3 Data Sekunder

Data sekunder dimaknai sebagai data yang tidak diperoleh dari sumber

pertama. Data sekunder telah diolah, dikemas, dan disusun menjadi artikel

Page 44: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 34

yang bernas. Data sekunder dapat diperoleh dari buku, jurnal atau media

massa, dokumen, dan lain-lain. Data yang dikumpulkan melalui data

sekunder yaitu data tentang peran materi utama pre-deployment training

dalam pelaksanaan tugas pokok peacekeeper.

3.5.4 Pengujian Keabsahan dan Keterandalan Data

Keabsahan (validitas) dalam penelitian kualitatif bukan dimaknai

sebagai validitas instrumen penelitian. Hal ini disebabkan dalam penelitian

kualitatif, peranan instrumen penelitian merupakan peneliti sendiri. Dengan

kata lain, peneliti berposisi sebagai instrumen penelitian. Pleh karena itu,

pencapaian keabsahan data dalam penelitian kualitatif ditujukan pada upaya

untuk mendapatkan data yang valid (sahih) yang sesuai dengan rumusan

masalah dan konsep penelitian (Martono, 2015). Pada penelitian ini,

pengujian keabsahan data merujuk pada salah satu teknik pengujian

keabsahan data yang dijelaskan oleh Creswell (2007), yaitu triangulasi.

Triangulasi pada hakikatnya merupakan langkah multimetode yang dilakukan

peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisis data. Dalam penelitian

ini, triangulasi akan digunakan terhadap sumber data dan informan.

3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di PMPP TNI dengan rencana waktu

pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2017.

Page 45: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 35

BAB 4

GAMBARAN DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Gambaran Data Penelitian

Peran aktif Indonesia dan prospek misi Pemeliharaan Perdamaian TNI

ke depan sejalan dengan salah satu tujuan bangsa yang tertuang dalam

Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 yaitu “Ikut melaksanakan ketertiban dunia

yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial” yang

kemudian dijabarkan pada pasal 7 ayat 2 (b) butir 6 Undang-undang Nomor

34 tahun 2004 tentan TNI yang berbunyi “melaksanakan tugas perdamaian

dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri”.

Regulasi tersebut mempertegas bahwa secara legitimasi peranan TNI

dalam misi perdamaian telah mendapat dukungan politik dari pemerintah. Ini

menjadi dasar dan meneguhkan komitmen TNI untuk senantiasa berperan

aktif dalam misi PBB. Bukti keseriusan tersebut terlihat dengan meningkatnya

kontribusi Indonesia dalam pengiriman pasukan pemelihara perdamaian

(peacekeeping force) yang dimulai sejak tahun 1957 seperti pada misi United

Nation Emergency Force (UNEF) di Sinai.

Pengiriman Kontingen Garuda I/UNEF di Sinai sampai dengan

pengiriman Kontingen Garuda XXXII di Haiti (MINUSTAH) pada awal Oktober

2011, telah mencatatkan Indonesia sebagai salah satu negara penyedia

pasukan pemelihara perdamaian di bawah payung PBB paling aktif yang

disebut ‟the most active troop countributing country‟. Hal tersebut ditandai

dengan peningkatan jumlah personel TNI yang dikirim sebagai peacekeeper

untuk melaksanakan operasi pemeliharaan perdamaian (OPP) PBB sejak

tahun 2007 sampai dengan 2011 dengan perincian sebagai berikut:

Page 46: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 36

Gambar 4.1.

Grafik Kontribusi Pelibatan Prajurit TNI dalam OPP PBB (Sumber : PMPP TNI, 2016)

Menyadari pentingnya OPP PBB dan seiring dengan semakin

meningkatnya permintaan PBB untuk memenuhi misi-misi di daerah konflik

dan untuk mengantisipasi tantangan tugas dalam operasi perdamaian ke

depan yang semakin kompleks, maka dibutuhkan kesiapan pasukan agar

memiliki kemampuan dalam menjalankan misinya (Makmur, 2016).

Sebagaimana juga dijelaskan visi PMPP TNI yaitu menciptakan personel TNI

yang profesional dalam mengemban tugas-tugas misi pemeliharaan

perdamaian. Dengan misi yang diemban adalah berperan aktif dalam

mendukung misi pemeliharaan dunia melalui penyelenggaraan kegiatan

pembekalan, pelatihan dan pendidikan serta pertukaran informasi dalam

rangka meningkatkan SDM personel TNI (Skep Panglima TNI No:

Kep/4/I/2007). Terkait dengan keberadaan pasukan perdamaian maka

selanjutnya Panglima TNI membentuk suatu badan khusus yang menangani

OPP, yaitu Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI melalui

Keputusan Panglima TNI No: Kep/4/I/2007 dan No: Kep/5/I/2007 tanggal 29

Januari 2007, dimana sebelumnya pengelolaan OPP dilaksanakan oleh Staf

Page 47: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 37

Operasi Panglima TNI (Mabes TNI, 2007) dengan kegiatan yang tergambar

sebagai berikut :

Gambar 4.2

Tahapan Kegiatan PMPP TNI (Sumber : PMPP TNI 2016)

4.1.1 PMPP TNI

Sejarah pembentukan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI

(PMPP) tidak terlepas dari semakin meningkatnya keterlibatan TNI dan

tantangan dalam misi pemeliharaan perdamaian PBB, dirasakan kebutuhan

akan adanya sebuah institusi yang khusus bertugas untuk menangani segala

aspek yang berkaitan dengan pelaksanaan operasi pemeliharaan

perdamaian PBB, selain itu diharapkan bahwa institusi tersebut mampu untuk

bekerjasama dengan institusi lainnya yang berhubungan dalam pelaksanaan

tugasnya. Oleh sebab itu, pada tahun 2007 Pusat Misi Pemeliharaan

Perdamaian TNI (PMPP TNI) resmi didirikan dengan tugas pokok untuk

melaksanakan perencanaan dan penyiapan personel TNI dalam penugasan,

pelatihan dan pendidikan yang berkaitan dengan tugas pemeliharaan

perdamaian PBB, baik di dalam maupun di luar negeri.

Visi PMPP TNI yaitu menciptakan personel TNI yang profesional

dalam mengemban tugas-tugas misi pemeliharaan perdamaian. Dengan misi

yang diemban adalah berperan aktif dalam mendukung misi pemeliharaan

dunia melalui penyelenggaraan kegiatan pembekalan, pelatihan dan

pendidikan serta pertukaran informasi dalam rangka meningkatkan SDM

personel TNI (Skep Panglima TNI No: Kep/4/I/2007). Terkait dengan

keberadaan pasukan perdamaian maka selanjutnya Panglima TNI

membentuk suatu badan khusus yang menanganinya yaitu Pusat Misi

Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI melalui Keputusan Panglima TNI No:

Kep/4/I/2007 dan No: Kep/5/I/2007 tanggal 29 Januari 2007, dimana

Page 48: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 38

sebelumnya pengelolaannya dilaksanakan oleh Staf Operasi Panglima TNI

(Mabes TNI, 2007) dengan kegiatan yang tergambar sebagai berikut :

Planning Recrutment &

Personel Training Equipment &

Administratio Deployment

Gambar 4.3

Tahapan Kegiatan PMPP TNI Sumber : PMPP TNI 2016

Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian Tentara Nasional Indonesia atau

(PMPP TNI) adalah satuan yang berada di bawah kendali Markas Besar

Tentara Nasional Indonesia yang diperuntukan bagi calon Pasukan

Perdamaian Indonesia, alias Kontingen Garuda yang akan bertugas ke luar

negeri. Karena Indonesia dikenal sebagai negara kontributor Pasukan

Perdamaian PBB. Dengan tugas pokok untuk melaksanakan perencanaan

dan penyiapan personel TNI dalam penugasan, pelatihan dan pendidikan

yang berkaitan dengan tugas pemeliharaan perdamaian PBB, baik di dalam

maupun di luar negeri. PMPP TNI dibentuk pada pemerintahan Presiden

Susilo Bambang Yudhoyono dan Sekjen PBB Ban Ki Moon juga pernah

mengunjungi PMPP TNI yang bermarkas di Bogor, Jawa Barat dengan luas

lahan 250 Ha.

Tugas PMPP TNI adalah menyelenggarakan perencanaan organisasi,

menyelenggarakan seleksi, pemberangkatan, penerimaan, evaluasi,

pelatihan, perencanaan dukungan,administrasi dan logistik operasi untuk

Satgas TNI yang tergabung dalam kontingen Garuda, Pengamat Militer

(Milobs), Staf Militer (Milstaff), dan penugasan lainnya, membina kesiapan

operasi serta kerjasama internasional yang berkaitan dengan tugas operasi

pemeliharaan perdamaian dunia. Dan fungsi PMPP TNI sesuai dengan

Peraturan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor 4 Tahun 2014

tentang Pengesahan Validasi Organisasi dan Tugas Pusat Misi Pemeliharaan

Page 49: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 39

Perdamaian Tentara Nasional Indonesia (PMPP TNI) pada pasal 4 adalah

sebagai berikut:

1. Merencanakan organisasi, menyelenggarakan kegiatan seleksi,

pemberangkatan, penerimaan, purna tugas, dan evaluasi pelaksanaan

tugas Satgas TNI yang tergabung dalam kontingen Garuda, pengamat

Militer (Milobs), Staf Militer (Milstaff) dan penugasan lainnya pada

operasi pemeliharaan perdamaian dunia.

2. Merencanakan dan mengevaluasi kurikulum, materi dan pembekalan

latihan penyiapan serta menyelenggarakan kegiatan latihan bersama

tentang operasipemeliharaan perdamaian dunia dengan negara lain.

3. Menyelenggarakan kegiatan latihan serta meningkatkan kemampuan

perorangan dan satuan yang dipersiapkan untuk tugas operasi

pemeliharaan perdamaian dunia.

4. Merencanakan, menyiapkan, menginvebtarisisasi dan

mendistribusikan dukungan administrasi dan logistic untuk

pelaksanaan seleksi, pelatihan, pengiriman dan penerimaan

personel/kontingen serta dukungan administrasi dan logistik selama

tugas operasi pemeliharaan dunia.

5. Menyelenggarakan pengolahan data dan informasi serta kerja sama

internasional dalam bidang pemeliharaan perdamaian dunia.

6. Melaksanakan pembinaan kesiapan operasi Pasukan Siaga Operasi

Pemeliharaan Perdamaian.

Struktur Organisasi PMPP TNI dapat dilihat pada gambar berikut :

Page 50: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 40

KOMANDAN

WADAN

ESELON PIMPINAN

DIRBIN RENOPS

DIRBIN LAT

DIRBIN MINLOG

DIRBIN KERSINFO

KABAG

REN KABAG

OPS KABAG RENLAT

KABAG EVLAT

KABAG MIN

KABAG LOG

KABAG KERSIN

KABAG INFOTEK

DANDENMA KAURSET

ESELON PEMBANTU PIMPINAN

ESELON PELAYANAN

ESELON PELAKSANA

DAN PSOPP DANSATLAT DANKI DEMLAT

Gambar 4.4

Struktur PMPP TNI

Sumber : Peraturan Panglima TNI No 4 Tahun 2014

Keterangan :

1. Eselon Pimpinan terdiri dari Komandan dan Wakil Komandan

(Wadan).

2. Eselon Pembantu Pimpinan terdiri dari Ditbinrenops, Ditbinlat,

Ditbinminlog dan Ditbinkersinfo.

3. Eselon Pelayanan terdiri dari Denma dan Urset

4. Eselon Pelaksana terdiri dari PSOPP, Satlat dan Kidemlat.

Jumlah personel PMPP TNI berdasarkan DSP sebanyak 314 orang

dan Nyata 250 orang. Dimana terdiri dari 67 orang perwira, 91 orang Bintara,

90 orang Tamtama dan 2 orang PNS.

Page 51: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 41

4.1.2 Peacekeeping Operations

Pengiriman pasukan perdamaian Indonesia tidak terlepas dari kebijakan luar

negeri Indonesia bebas aktif. Dimana Indonesia tidak terlibat dalam aliansi

salah satu blok dan ikut secara aktif atas usaha perdamaian dunia. Berikut

peran serta aktif Indonesia dalam memelihara perdamaian dunia.

1. Pasukan Garuda I dibawah pimpinan Letkol Inf Hartoyo

diberangkatkan ke Mesir pada tanggal 08 Januari 1957 untuk

menyelesaikan konflik yang terjadi Mesir, bertugas hingga 29

September 1957.

2. Pasukan Garuda II di bawah pimpinan Kolonel Priyanto

diberangkatkan ke Kongo 10 September 1960 untuk bergabung

dengan pasukan perdamaian PBB dengan United Nations Operation

for the Congo (UNOC), bertugas hingga bulan Mei 1961.

3. Pasukan Garuda III di bawah pimpinan Brigjen Kemal juga bertugas di

Kongo dari bulan Desember 1962 sampai bulan Agustus 1964.

4. Pasukan Garuda IV di bawah pimpinan Brigjen TNI Wivono, bertugas

di Vietnam mulai bulan Januari 1973 sampai Juli 1972.

5. Pasukan Garuda VII di bawah pimpinan Kolonel Rudini dan wakilnya

Mayor Basofi Sudirman dikirim ke Timur Tengah pada tanggal 3

Desember 1973.

6. Pasukan Garuda VII di bawah pimpinan Brigjen Sukemi Sumantrio

bertugas di Vietnam dari bulan AF 1974 sampai November 1974,

kemudian digantikan Pasukan Garuda VlIi di bawah pimpinan Brigjen

T, Bambang Sumantri dari bulan November 1974 sampai bulan Juni

1975. Pada tahun ini pula pasuka perdamaian PBB untuk Vietnam

ICCS (Intemasional Commision for Control and Supervision) ditarik

mendadak. setelah seluruh Vietnam jatuh ke tangan Vietnam Utara

atau Vietkong yang berhaluan komunis.

7. Pasukan Garuda VIII di bawah pimpinan Kolonel Gunawan Wibisono,

Kontingen Garuda VI dan V bergabung dalam pasukan perdamaian

Page 52: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 42

PBB yang diberi nama United Nations Emergency Force (UNIEF).

Kemudian pengiriman pasukan perdamaian terus dilakukan sampai

pada Kontingen Garuda XXIII-K/UNIFIL yang bertugas di Lebanon

Selatan pada tahun 2016 - 2017 di bawah pimpinan Letkol Inf Yudi

Gumilar dengan kekuatan personel satgas 850 orang personel yang

terdiri dari: 541 personel dari TNI-AD, 242 personel dari TNI- AL dan

63 personel dari TNI- AU.

Pengiriman Pasukan Penjaga Pemeliharaan Perdamaian Dunia

Kontingen Garuda baik Satgas, Military Observer (Milobs) maupun Military

Staff (Milstaff) yang dilakukan oleh Indonesia sejak tahun 1957 sampai

dengan sekarang sudah mencakup di 27 (Dua puluh tujuh) daerah misi yang

berada di 27 (Dua puluh tujuh) negara didunia dengan jumlah total personel

36.930 orang yang dapat tergambar sebagai berikut :

Gambar 4.5

Deployment Pasukan TNI Selama OPPD Sumber PMPP TNI, 2017

Page 53: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 43

4.1.3 Materi Pelatihan

1. Komunikasi Lintas Budaya. Salah satu materi standar yang

diberikan kepada para calon Peacekeepers adalah materi Culture

Awareness dan Respect for Diversity yang mana secara umum materi

tersebut memberikan pembekalan kepada para calon Peacekeepers

untuk memahami tentang situasi dan kondisi adat istiadat dan budaya

didaerah misi serta bagaimana sikap dan perilaku para calon

Peacekeepers dalam bersosialisasi dan menghormati keberagaman

budaya dengan masyarakat setempat. Materi yang diberikan dalam

Culture Awareness dan Respect for Diversity ini sifatnya masih sangat

umum dan waktu yang diberikan sangatlah singkat yaitu diberikan

dalam waktu 100 menit saja. Hal-hal yang diajarkan dalam materi ini

mencakup tentang Integritas, Profesionalisme dalam bertugas dan

bersosialisasi dan penghormatan terhadap keberagaman budaya. Hal

tersebut sangat diperlukan bagi para calon Peacekeepers dikarenakan

dalam suatu daerah misi PBB, Satgas Indonesia bekerja dan

bersosialisasi dalam suatu lingkungan yang beragam dan multidimensi

yang memiliki budaya, norma dan tradisi sendiri. Tentunya banyak hal

yang perlu diketahui untuk memahami kebudayaan didaerah misi baik

budaya lokal maupun budaya dalam lingkungan kerja. Hal ini tentunya

sangatlah kurang bagi para calon Peacekeepers untuk memahami

secara mendalam mengenai adat budaya di daerah misi tersebut.

Oleh karena itu tentunya diperlukan terobosan dan kerja keras untuk

memahami dan membuat strategi dalam menerapkan Culture

Awareness ini salah satunya dengan menerapkan komunikasi lintas

budaya secara efektif, efisien dan tepat sasaran dalam merebut dan

memenangkan hati dan pikiran masyarakat didaerah misi agar

masyarakat didaerah operasi (Area of Operation/AOR) dapat

menerima kehadiran kontingen Indonesia.

Page 54: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 44

2. Pre Deployment Training. Secara umum pelaksanaan Pre

Deployment Training di PMPP TNI dilaksanakan selama 1 bulan atau

30 hari dimana setiap harinya diberikan pembekalan sebanyak 400

menit (6 jam 40 menit) dengan berpedoman pada materi Core-Pre

Deployment Training Module (CPTM) yang merupakan materi pokok

standar PBB yang wajib dipahami dan dikuasai oleh seluruh personel

yang akan melaksanakan tugas pada misi PBB. Jumlah materi

pembekalan disetiap pelatihan pada Pre Deployment Training

mencakup materi pengantar (11 materi), Materi pokok (15 materi),

Materi pendukung (24 materi), Materi teknis (15 materi) dan Latihan

Aplikasi. Pelatihan Pre Deployment Training ini wajib diikuti oleh

seluruh peserta yang akan ditugaskan ke daerah misi PBB

dikarenakan pelatihan PDT merupakan persyaratan mutlak bagi para

calon Peacekeepers untuk bertugas didaerah misi yang bersifat

multidimensional. Tujuan dari pelaksanaan pelatihan PDT sebelum

para calon Peacekeepers bertugas tidak lain adalah agar personel

tersebut memiliki standar kemampuan yang sama dengan prajurit

Peacekeepers dari negara lain dalam menangani permasalahan yang

terjadi didaerah operasi PBB.

4.2 Analisis Hasil Penelitian

4.2.1 Perencanaan dan Penyiapan Materi Utama Pelatihan SGTM serta

CPTM bagi Calon Peacekeeper di PMPP TNI

PDT untuk PKO PBB merupakan sebuah satu kesatuan dari sebuah

prosedur yang dimulai dari tahap perencanaan, penyiapan, pelaksanaan dan

pengakhiran (Prosedur dan Mekanisme Kerja PMPP TNI, 2008). Tahapan

perencanaan dikategorikan sebagai tingkat strategis pada Buku Petunjuk

Pelaksanaan (Bujuklak) Prosedur Perencanaan Umum Pelibatan TNI Dalam

Misi PBB (2010). Tahap ini menjelaskan bahwa prosedur dan mekanisme

(Prosmek) penawaran terhadap pasukan TNI untuk misi perdamaian

internasional disampaikan oleh PBB kepada pemerintah Indonesia melalui

Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) untuk PBB di New York.

Page 55: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 45

Diawali penawaran oleh PBB kepada Indonesia untuk berpartisipasi

dalam misi PBB, permintaan pasukan pemelihara perdamaian dari PBB

diteruskan oleh PTRI kepada Kemlu. Secara paralel Penmil PTRI juga

mengirimkan kepada Menhan, Panglima TNI dan Kabais TNI. Kemudian

ditindaklanjuti oleh pemerintah RI dengan mengumpulkan informasi dan

menilai kondisi konflik yang sedang berlangsung berdasarkan Undang-

undang RI, kebijakan politik luar negeri RI dan mandat yang akan

dilaksanakan.

Kemlu dalam kapasitas sebagai pelaksana harian ketua TKMPP

mengkoordinir pelaksanaan rapat di tingkat Dirjen untuk penentuan

keikutsertaan Indonesia dalam pengambilan keputusan guna menerima

tawaran PBB. Dari hasil pengumpulan informasi, penilaian kondisi konflik

dikaitkan dengan UU dan kebijakan politik luar negeri RI, maka diambil

keputusan tentang keikutsertaan RI dalam misi PKO PBB tersebut. Bila

diputuskan ikut, maka untuk melegalkan kontribusi tersebut disusun

Memorandum of Understanding (MoU) antara PBB dan Pemerintah RI yang

difasilitasi oleh PTRI. Secara keorganisasian PTRI merupakan lembaga

negara yang mewakili kepentingan Indonesia secara keseluruhan pada PBB,

yang di dalamnya juga memiliki staf Penasehat Militer (Penmil) Perwira Tinggi

TNI berpangkat Bintang satu.

Berdasarkan MoU diatas, TNI merencanakan pelibatan dalam PKO PBB

dengan menentukan komposisi pasukan termasuk didalamnya komponen

pendukung dihadapkan pada mandat PBB yang akan dilaksanakan. Kegiatan

perencanaan dimulai setelah Panglima TNI mengeluarkan keputusan tentang

pelibatan TNI dalam misi PBB melalui persetujuan Pemerintah RI. Kemudian

melalui Direktif Panglima TNI, staf terkait di PMPP TNI dibawah supervisi Staf

Operasi (Sops) TNI untuk merencanakan, menyusun, menyeleksi serta

menyiapkan komposisi dan kekuatan personel, serta perlengkapan beserta

alat utama sistem senjata (alutsista) sesuai permintaan dan persyaratan yang

telah ditentukan PBB.

Prosedur dan mekanisme tersebut berpengaruh terhadap proses

perencanaan, penyiapan, pelaksanaan dan penilaian PDT. Perencanaan

Page 56: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 46

PDT untuk menjamin tidak terjadi duplikasi tugas dan tanggung jawab antar

TCC. Konsep operasi yang digunakan pada PDT peacekeeper TNI

disesuaikan dengan SOP dan RoE yang ditetapkan dalam mandat. Mandat

misi PBB benar-benar harus dimengerti, dipahami dan dikuasai oleh pasukan

pemelihara perdamaian sebelum mereka dikirim ke daerah operasi.

Keputusan dari proses yang dijalankan TKMPP tentang kontribusi

pasukan pemelihara perdamaian TNI baik jenis dan jumlah beserta faktor

pendukungnya merupakan bagian dari perencanaan dan penyiapan PDT.

Koordinasi terkait perencanaan PDT di PMPP TNI pada mekanisme pelibatan

TNI dalam rangka PKO PBB dapat dijelaskan pada gambar berikut:

Gambar 4.6 Ilustrasi Prosedur dan Mekanisme Pelibatan TNI dalam Misi PBB

Sumber: Bujuklak Prosedur Renlibat TNI Dalam Misi PBB, 2010

Guna mengimplementasikan tahapan seperti yang digambarkan ilustrasi

di atas, dari tahap strategis hingga tahap operasional dan teknis sangat

dibutuhkan koordinasi intensif antar pemangku kepentingan yang terkait

dengan misi pemeliharaan perdamaian. Dalam melaksanakan tanggung

jawab sebagai satuan perencanaan, penyiapan dan pelaksana PDT pasukan

pemelihara perdamaian TNI, PMPP TNI melaksanakan koordinasi secara

internal dengan MABES TNI beserta ketiga matra TNI. Adapun koordinasi

secara eksternal dilaksanakan oleh PMPP TNI dengan Kemlu, Kemhan serta

PTRI.

Page 57: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 47

Selanjutnya dalam mendukung perencanaan, penyiapan, dan

pelaksanaan PDT, sasaran pembangunan PMPP TNI saat ini adalah

terlaksananya program kerja dan anggaran secara efektif dan efisien,

sehingga tugas maupun fungsi yang dilaksanakannya dapat mendukung

keberhasilan pelaksanaan tugas pokok TNI di bidang Operasi Pemeliharaan

Perdamaian. Adapun kebijakan pembangunan PMPP TNI dalam mendukung

perencanaan, penyiapan, pelaksanaan dan penilaian PDT meliputi:

1. Penggunaan anggaran PDT berdasarkan prinsip efektifitas dan

efisiensi sesuai skala prioritas, berpedoman pada pagu anggaran,

serta mengedepankan transparansi dan akuntabilitas;

2. Peningkatan kegiatan pendataan dan mengoptimalkan seleksi

personel TNI guna menjamin kualitas SDM calon peserta PDT;

3. Peningkatan kualitas penyelenggaraan PDT dengan menyediakan

sarana dan prasarana yang memadai dalam rangka mendukung

kesiapan pasukan TNI untuk dikirim pada misi pemeliharaan

perdamaian di bawah bendera PBB atau organisasi Internasional

lainnya;

4. Penyelenggaraan kerja sama internasional bidang PKO dan

kerjasama dengan PKTC negara sahabat melalui seminar,

kepelatihan dan peninjauan ke PKTC mereka dalam rangka

peningkatan kualitas instruktur PDT;

5. Pemenuhan personel dan materiil PMPP TNI sesuai DSPP hasil

validasi Organisasi dengan Peraturan Panglima TNI Nomor

Perpang/91/I/2011 tanggal 16 November 2011 tentang Validasi

Organisasi PMPP TNI untuk meningkatkan kinerja PMPP TNI.

Penjelasan yang telah dijabarkan diatas pada dasarnya merupakan

pembahasan sasaran dan kebijakan pembangunan pada tingkat kebijakan di

PMPP TNI, sementara pada tingkat operasional dibahas melalui penjabaran

Program Kerja PMPP TNI.

Dalam perkembangannya Program Kerja PMPP TNI merupakan hasil

penjabaran sasaran dan kebijakan pembangunan PMPP TNI dalam

Page 58: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 48

Tabel 4.1 Bidang-bidang Program Kerja PMPP TNI

mendukung perencanaan, penyiapan, pelaksanaan dan penilaian PDT saat

ini. Program kerja PMPP TNI terdiri atas 6 bidang yaitu Perencanaan dan

Operasi, Pembinaan Pelatihan, Administrasi dan Logistik, Kerjasama

Internasional, Satuan Latihan serta Detasemen Markas (Denma) PMPP TNI.

Untuk itu perlu dipahami secara mendalam Program Kerja dan Anggaran

PMPP TNI yang disusun berdasarkan kebutuhan tugas sebagai pelaksana

Pusat kepelatihan penugasan perdamaian dunia. Hasil dari proses

Pemahaman tersebut mengungkapkan bahwa setiap bidang di PMPP TNI

berperan aktif, saling terkait dan mendukung untuk proses perencanaan,

penyiapan pelaksanaan dan penilaian PDT. Peran tiap-tiap bidang dijelaskan

sebagai berikut :

Bidang Perencanaan dan

Operasi

Dalam mendukung penyiapan, perencanaan,

pelaksanaan dan penilaian PDT di PMPP TNI,

Direktorat pembinaan perencanaan dan operasi

PMPP TNI menyusun program kerja dan

anggaran bidang perencanaan dan operasi.

Terkait hal tersebut, Ditbinreops merencanakan

dan menyusun kegiatan umum PMPP TNI secara

sistematis agar pelaksanaan PDT berjalan lancar.

Kegiatan seleksi personel untuk PKO

dilaksanakan ditbinrenops seoptimal mungkin

untuk memperoleh calon peacekeeper TNI yang

berkualitas. Ditbinrenops juga menyelenggarakan

analisis dan evaluasi kegiatan seleksi, pelatihan

dan penugasan peacekeeper TNI sebagai bahan

masukan untuk evaluasi PDT periode selanjutnya

Bidang Pembinaan Latihan

Direktorat pembinaan latihan (Ditbinlat) PMPP

TNI adalah the back-bone (bagian paling penting)

dari perencanaan, penyiapan, pelaksanaan dan

Page 59: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 49

penilaian PDT. Dirbinlat menyusun program kerja

dan anggaran bidang perencanaan, pembinaan

dan evaluasi latihan. Secara spesifik Dirbinlat

memberikan saran dan pertimbangan kepada

Komandan PMPP TNI dalam hal perencanaan

dan evaluasi PDT. Selanjutnya Ditbinlat

menyiapkan kurikulum PDT dan bahan ajaran

PDT sesuai kriteria/standar PBB serta

merencanakan program PDT bagi

personel/kontingen yang akan melaksanakan

tugas operasi pemeliharaan perdamaian dunia.

Hal penting lain yang dilaksanakan Ditbinlat

adalah menyelenggarakan kegiatan evaluasi

kurikulum, materi, perencanaan dan pelaksanaan

program PDT yang lalu untuk Satuan Latihan

PMPP TNI. Sasaran dari program kerja bidang

pembinaan latihan PMPP TNI adalah

terpenuhinya dukungan piranti lunak dalam

mendukung perencanaan, penyiapan,

pelaksanaan dan penilaian PDT agar

menghasilkan peacekeeper TNI berkemampuan

sesuai standar PBB dalam melaksanakan misi

pemeliharaan perdamaian.

Bidang Satuan Latihan

Komandan satuan latihan (Dansatlat) PMPP TNI

menyusun program kerja dan anggaran Satlat

dalam rangka mendukung perencanaan,

persiapan dan pelaksanaan PDT di PMPP TNI.

Sebagai pelaksana dan penanggung jawab

tingkat operasional PDT di PMPP TNI,

Page 60: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 50

perencanaan dan segala piranti lunak dari

Ditbinlat dipahami dan diupayakan untuk di

implementasikan dalam PDT. Selain hal tersebut,

secara teknis Dansatlat PMPP TNI secara paralel

dengan kegiatan Ditbinlat merencanakan dan

menyiapkan kebutuhan sarana latihan PDT

berkoordinasi dengan Komandan Denma PMPP

TNI. Setelah semua siap, Dansatlat

menyelenggarakan PDT bagi personel dan

kontingen TNI yang akan melaksanakan tugas

operasi pemeliharaan perdamaian dunia.

Dansatlat berwenang penuh melaksanakan

komando dan mengendalikan PDTatas perintah

Komandan PMPP TNI. Pada saat PDT selesai,

Dansatlat membuat laporan dan mengevaluasi

penyelenggaraan PDT. Sasaran dari program

kerja bidang Satlat PMPP TNI adalah

terwujudnya penyelenggaraan PDT secara

efektif, efisien dan professional yang

menghasilkan personel TNI berkemampuan

standar PBB dalam melaksanakan misi

pemeliharaan perdamaian.

Bidang Administrasi Dan

Logistik

Direktur pembinaan administrasi dan logistik

(Dirbinminlog) PMPP TNI menyusun program

kerja dan anggaran Ditbinminlog dalam rangka

mendukung perencanaan, penyiapan,

pelaksanaan dan penilaian PDT di PMPP TNI.

Secara spesifik Dirbinminlog memberikan saran

dan pertimbangan kepada Komandan PMPP TNI

Page 61: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 51

terkait dukungan Adminlog terhadap proses

perencanaan, persiapan dan pelaksanaan PDT di

PMPP TNI. Demi kelancaran PDT, Ditbinminlog

merencanakan, mengumpulkan, mengolah dan

menyiapkan data/informasi tentang administrasi

dan dukungan logistik bagi personel/ kontingen

yang disesuaikan dengan kondisi daerah operasi.

Dirbinminlog juga menginventarisasi dukungan

logistik bagi personel/kontingen selama

pelaksanaan PDT hingga kembali dari tugas

operasi. Sasaran dari program kerja bidang

administrasi dan logistik PMPP TNI adalah

terpenuhinya kebutuhan administrasi personel

dan dukungan logistik serta terdukungnya

legalitas aspek hukum untuk pelaksanaan PDT

dan misi pemeliharaan perdamaian.

Bidang Kerjasama International

dan Teknologi Informasi

Dirbinkersinfo PMPP TNI menyusun program

kerja dan anggaran Direktorat Pembinaan

Kerjasama International dan Teknologi Informasi

dalam rangka mendukung perencanaan,

penyiapan, pelaksanaan dan penilaian PDT di

PMPP TNI. Secara teknis, Ditbinkersinfo

memberikan saran dan pertimbangan kepada

Komandan PMPP TNI dalam penyiapan,

perencanaan, dan pelaksanaan PDT sesuai

dengan bidangnya. Disamping itu, menjalin

kerjasama dengan PKTC negara sahabat guna

pertukaran instruktur untuk PDT. Ditbinkersinfo

juga menyelenggarakan pengiriman personel

Page 62: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 52

untuk mengikuti kegiatan kursus, seminar,

konferensi maupun Workshop yang berkaitan

dengan tugas PKO guna meningkatkan kualitas

instruktur. Sasaran dari program kerja bidang

kerjasama internasional dan teknologi informasi

PMPP TNI adalah terwujudnya pelaksanaan

tugas bidang kerjasama international dan

teknologi informasi PMPP TNI secara efektif dan

efisien dalam rangka mendukung perencanaan,

persiapan dan pelaksanaan PDT di PMPP TNI.

Bidang Detasemen Markas

Komandan detasemen markas (Denma) PMPP

TNI menyusun program kerja dan anggaran

Denma PMPP TNI dalam rangka mendukung

perencanaan, penyiapan, pelaksanaan dan

penilaian PDT di PMPP TNI. Kelancaran

perencanaan dan persiapan maupun

pelaksanaannya banyak terdukung oleh

pelaksanaan tugas-tugas yang menjadi tanggung

jawab Denma PMPP TNI. Tugas ini diantaranya

menyelenggarakan fungsi kemarkasan,

mengawasi, mengevaluasi dan mengembangkan

pelaksanaan prosedur kerja guna kelancaran

PDT. Selain itu, mengajukan pemenuhan

pengawakan organisasi PMPP TNI untuk

kebutuhan instruktur PDT dan tenaga pelaksana

lain serta menyiapkan dan memelihara kesiapan

fasilitas PMPP TNI guna keperluan PDT. Sasaran

proja bidang Denma adalah terwujudnya

pelaksanaan tugas bidang Denma dalam rangka

mendukung perencanaan, penyiapan dan

pelaksanaan PDT di PMPP TNI secara efektif

dan efisien.

Page 63: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 53

Perencanaan dan penyiapan materi pelatihan yang dilakukan PMPP

TNI secara tidak langsung telah mendorong dan mendukung pengembangan

peran serta partisipasi Indonesia untuk perdamaian dunia. Terkait visi

tersebut, PMPP TNI telah menyusun misi yaitu membentuk pasukan

pemelihara perdamaian Indonesia yang mampu melakukan tugas dan

tanggung jawab secara profesional sesuai dengan standar dan aturan PBB

serta mendukung PKO yang melibatkan pasukan pemelihara perdamaian

Indonesia didalamnya hingga mencapai keberhasilan sesuai dengan tujuan

misi dan waktu yang ditentukan oleh mandat Dewan Keamanan PBB.

Kebutuhan akan pasukan pemelihara perdamaian TNI untuk PKO PBB

dalam jumlah besar memberikan konsekuensi penyiapan personel yang tidak

hanya secara kuantitas tapi juga kualitas. Peran PMPP TNI melalui PDT

sangat signifikan dalam program pengembangan kapasitas (kemampuan),

untuk menciptakan pasukan pemelihara perdamaian Indonesia yang

memenuhi standar PBB dan profesional dalam melaksanakan tugas PKO

multidimensional PBB di daerah operasi.

Hal itu dikuatkan dengan pernyataan salah seorang (I-1) yang pernah

bertugas di UN Mission in Democratic Republic of Congo (MONUC) tentang

perencanaan PDT yang membutuhkan penyesuaian dengan perkembangan

kebutuhan PKO yang bersifat multidimensional:

“...perencanaan PDT di PMPP TNI pada awalnya mengacu pada

Standardized GenericTraining Module atau SGTM, seiring dengan

perkembangan dan sifat kebutuhannya, kemudian menggunakan Core

Predeployment Training Module atau CPTM untuk materi pokoknya. PDT ya sudahlah cukuplah! Kalaupun mau nambah lebih kepada

perwiranya. Kontigen kita tidak bisa menuntut terlalu banyak. Karena

mereka sudah beragam dan jumlahnya lebih besar dan tidak mungkin

dilatih dalam sesaat. Tapi kalau perwira itu harus minimal bahasa inggrisnya, kemudian ya otomatis pengetahuan tentang ini ya harus. Kemudian ya itu lebih kepada kesiapan personelnya lebih kepada

rekruitmennnya. Ya kalau personel mah kita bisa ya ship-ship-an dan ini juga tidak ada keluhan. Ya lebih meningkatkan kemampuan bahasa

inggrisnya. Karena kalau bahasa inggrisnya memadai pada saat diskusi bisa inform dan nalar banyak, tetapi kalau kita datang cuma diam saja

kan dapatnya dikit gitu loh!....”. (4 Oktober 2016).

Keterangan tersebut secara umum menunjukkan mengenai langkah

PMPP TNI terhadap kebutuhan PDT berupa penyesuaian perencanaan

pelatihan bagi semua personel pasukan pemelihara perdamaian militer mulai

Page 64: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 54

dari Milobs, Milstaf, Komandan satuan hingga anak buah sebagai pelaksana.

Beberapa pelatihan menunjukkan terkait dengan PDT yang pernah

diberikan, seperti Satgas Batalyon Mekanis Konga XXIII-K dari tanggal 26

September hingga 26 Oktober 2016, PMPP TNI tengah berupaya menjawab

tantangan multidimensional PKO. Peran lembaga lain sebagai aktor dalam

PKO seperti ICRC (International Committee of the Red Cross) telah dilibatkan

aktif untuk membantu memberikan latar belakang pengetahuan khususnya

Hukum Humaniter Internasional (IHL) dan Undang-Undang Hak Asasi

Manusia. Kerjasama dengan aktor PKO lain tersebut bertujuan untuk

meningkatkan pembangunan kapasitas pasukan pemelihara perdamaian TNI

di bidang multidimensional PKO. Pentingnya interaksi antar aktor yang

bersama-sama bertugas di daerah misi PBB seperti ICRC adalah untuk

menjawab tantangan Pasukan pemelihara Perdamaian untuk

Multidimensional PKO. Salah satunya adalah kebutuhan koordinasi antar

pribadi dan antar kelompok. Interaksi antar aktor di lapangan tidak dapat

dihindari dan justru perlu digunakan sebagai peluang untuk mencapai

keberhasilan misi. Atau juga interaksi antara penduduk lokal demi

keberhasilan misi, seperti yang penulis lakukan selama di daerah misi

Lebanon Selatan, tanpa interaksi dengan masyarakat lokal mustahil

keberadaan misi PBB diterima oleh masyarakat lokal, seperti yang

dikemukakan anggota Civil Defense sebuah organisasi yang berafiliasi

dengan Hezbollah, Abbas Awada “After i hospitalize i went back to At taybe,

and found the valley change into crater (UNP 7-1 Mako Kontingen Garuda

adalah yang dimaksud) Spanish Askar stay there, but they make many

problem with people, Garuda come in November 2006, and saya like

Garuda”.

Sejak diresmikan PMPP TNI selalu melihat berbagai tantangan kedepan

dan melanjutkan ke arah perubahan secara bertahap untuk memenuhi

persyaratan tugas. Beberapa perubahan yang dilakukan meliputi validasi

organisasi dan up-dating metode pelatihan yang disesuaikan dengan

kebutuhan misi multidimensi. Selain itu, PMPP TNI telah melakukan berbagai

pelatihan PDT sampai sekarang bersama dengan mitra misi lainnya seperti

ICRC dan UNHCR. Pihak-pihak tersebut selalu dilibatkan dalam pemberian

pembekalan bagi pasukan pemelihara perdamaian TNI yang akan dikirim ke

misi PKO PBB. Alhasil, manfaat dari pembekalan ini dapat dirasakan oleh

Page 65: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 55

pasukan pemelihara perdamaian pada saat berada di daerah operasi, di

mana semua personel pasukan pemelihara perdamaian memahami apa yang

perlu dilakukan sesuai dengan tanggung jawab yang diembannya.

Salah satu contoh dalam misi PBB yang menunjukkan nilai positif dari

kontribusi pelaksanaan PDT di PMPP TNI dalam peningkatan kemampuan

pasukan pemelihara perdamaian adalah kasus di Kongo. Personel Kompi

Zeni KONGA XX-H/MONUSCO berhasil menghentikan upaya perampokan

bersenjata di jalan raya dari Dungu-Faradje pada tanggal 25 dan 26 April

2011. Insiden tersebut adalah contoh dari peningkatan kualitas pasukan

pemelihara perdamaian TNI (Laporan khusus dari Kompi Zeni KONGA XX-

H/MONUSCO tanggal 26 April 2011). Pencapaian prestasi tersebut membuat

kepercayaan internasional kepada Indonesia meningkat. Hal ini ditandai

dengan penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah Konferensi Regional PBB

bulan Maret 2011 dan Asia Pacific PKC Commander Conference di Jakarta

Juli 2011. Prestasi tersebut bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan,

melainkan melalui proses yang dipersiapkan sebelumnya. Keberhasilan

pasukan TNI di Kongo merupakan hasil dari profesionalisme para prajurit

yang telah menerima materi pembekalan dari PDT, sehingga mereka

mengerti apa yang perlu dilakukan ketika dihadapkan dengan masalah yang

rumit seperti yang disebutkan di atas. Pentingnya penyampaian materi aturan

pelibatan (ROE) dan Hukum Konflik Bersenjata (Law of Arm Conflict) yang

disampaikan selama PDT oleh PMPP TNI bersama ICRC terlihat pada

pelaksanaan perlindungan terhadap warga sipil dan penerapan hukum

seperti kedua kejadian diatas. Berikut tabel yang menggambarkan lingkup

dalam perencanaan dan penyiapan PDT:

Page 66: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 56

Tabel 4.2 Perencanaan dan Penyiapan PDT

NO SATKER KEGIATAN

TINGKAT STRATEGIS

1. KEMHAN - Menyusun konsep Perpres, konsep Keppres, dan konsep

Permenhan, serta konsep Dukungan Anggaran penyiapan

(baik pengadaan peralatan maupun pelatihannya/PDT)

untuk setiap pengiriman Satgas baru PKO TNI NO SATKER KEGIATAN

2. KEMLU - Menyusun konsep dan mengusulkan kebijakan pemerintah

terkait peran Indonesia pada perdamaian internasional untuk dibicarakan pada pertemuan tingkat Dirjen di TKMPP. Hasil pertemuan ini sebagai gambaran untuk

perencanaan awal PDT di PMPP TNI.

3. Mabes

TNI

- Memberikan saran pada pertemuan tingkat Dirjen di

TKMPP terkait kesiapan TNI untuk dilibatkan pada PKO

PBB. Hasil pertemuan ini digunakan sebagai gambaran

untuk perencanaan awal PDT di PMPP TNI.

TINGKAT OPERASIONAL

1. Mabes

TNI - Menindaklanjuti hasil keputusan Pemerintah tentang

pelibatan TNI pada PKO PBB

- Menginstruksikan kepada PMPP TNI dan ketiga matra

untuk menyiapkan segala sesuatu yang terkait dengan

persiapan PDT guna peningkatan kemampuan perorangan

maupun satuan secara profesional dalam menghadapi tugas PKO PBB.

Page 67: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 57

2. Ditbinren

ops

PMPP

TNI

- Mempelajari keputusan pemerintah dan intruksi Mabes TNI tentang pelibatan TNI dalam misi PKO PBB. - Merencanakan dan menyusun jadual kegiatan umum

PMPP TNI secara sistematis agar pelaksanaan PDT

berjalan lancar. - Melaksanakan seleksi calon pasukan pemelihara

perdamaian TNI

3. Ditbinlat PMPP

TNI

- Mempelajari keputusan tentang pelibatan TNI dalam misi PBB melalui persetujuan Pemerintah RI. - Mempelajari mekanisme PKO misi tujuan

- Mempelajari Mandat PBB untuk misi tujuan

- Mempelajari SOP dan RoE misi tujuan

- Menyelenggarakan kegiatan evaluasi kurikulum, materi, perencanaan dan pelaksanaan program PDT yang lalu

- Memberi saran dan pertimbangan kepada Komandan

PMPP TNI atas evaluasi PDT yang telah dilaksanakan. - Menyusun program kerja dan anggaran untuk

perencanaan, pembinaan dan evaluasi latihan PDT

selanjutnya

- Menyiapkan kurikulum PDT

- Menyiapkan bahan ajaran PDT sesuai kriteria/standar PBB

- Merencanakan program/jadual PDT bagi personel/ kontingen yang akan melaksanakan tugas operasi pemeliharaan perdamaian dunia

- Menyiapkan personel instruktur dan pendukung latihan. NO SATKER KEGIATAN

4. Satlat PMPP

TNI

- Mempelajari dan memahami perencanaan dan segala

piranti lunak yang telah disusun Ditbinlat untuk persiapan

PDT

- Secara paralel dengan kegiatan Ditbinlat merencanakan

dan menyiapkan kebutuhan sarana latihan PDT

berkoordinasi dengan Komandan Denma PMPP TNI.

Page 68: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 58

Sumber: diolah peneliti

Deployment Training PKO Indonesia

Pre Deployment Training yang dilaksanakan di PMPP TNI ini harus

mampu menjawab semua kemungkinan-kemungkinan permasalahan yang

akan dihadapi dilapangan selama melaksanankan tugas operasi di Lebanon

Selatan. Oleh karena itu, materi yang diberikan oleh para pelatih di PMPP

TNI, selain berpedoman pada Core Pre Deployment Training (CPTM) yang

telah menjadi standar dalam pelatihan Pre Deployment Training

5. Ditbinmin

log

PMPP

TNI

- Mempelajari keputusan pemerintah dan intruksi Mabes TNI tentang pelibatan TNI dalam misi PKO PBB. - Mempelajari dan memahami perencanaan dan segala

piranti lunak yang telah disusun Ditbinlat untuk persiapan

PDT

- Merencanakan, mengumpulkan, mengolah dan

menyiapkan data/informasi tentang kebutuhan administrasi dan dukungan logistik bagi personel/ kontingen sesuai dengan kondisi daerah operasi. - Menyusun program kerja dan anggaran dalam mendukung

perencanaan & persiapan PDT

- Menyiapkan dukungan legalitas aspek hukum untuk

perencanaan penyiapan PDT dan misi pemeliharaan

perdamaian. - Menyiapkan segala dukungan administrasi dan logistik

untuk PDT

6. Ditbin

kersinfo

PMPP

TNI

- Mempelajari dan memahami perencanaan dan segala

piranti lunak yang telah disusun Ditbinlat untuk persiapan

PDT

- Memberikan saran dan pertimbangan kepada Komandan

PMPP TNI dalam perencanaan dan persiapan PDT (terkait kerjasama dengan PKTC negara sahabat guna pertukaran

instruktur untuk PDT)

7. Denma

PMPP

TNI

- Mempelajari serta memahami perencanaan dan segala

piranti lunak yang telah disusun Ditbinlat untuk persiapan

PDT

- Menyiapkan dukungan terkait perencanaan PDT di PMPP

TNI - Mengajukan pemenuhan pengawakan organisasi PMPP

TNI (kebutuhan instruktur PDT dan tenaga pelaksana lain)

- Menyiapkan dan memelihara kesiapan fasilitas PMPP TNI guna keperluan PDT.

Page 69: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 59

dilingkungan PBB, perlu juga diaplikasikan dengan pengalaman pengalaman

yang diberikan para pelatih yang seluruhnya sudah pernah melaksanakan

misi di Lebanon Selatan. Sehingga diharapkan seluruh materi yang diberikan

bersifat aplikatif yang disesuaikan dengan situasi terakhir/ Current Situation

yang telah di Update serta pengalaman para pelatih yang merupakan prajurit

Veteran Garuda selama mereka melaksanakan tugas operasi sebagai

pasukan Garuda di daerah Lebanon, sehingga para peserta Pre Deployment

Training dapat mengetahui setiap perkembangan situasi dan langkah yang

harus diambil tanpa keluar dari aturan PBB.

4.2.2.1 Pembelajaran yang diperoleh dalam Pre Deployment Training

Pelaksanaan Pre Deployment Training memiliki dampak yang

signifikan dalam pelaksanaan tugas. Artinya personel mendapat

pembelajaran dalam berkomunikasi yang baik dan efektif dengan gaya yang

dapat diterapkan. Pembelajaran yang didapat adalah mulai dari pembelajaran

tentang bahasa baik bahasa Inggris maupun bahasa Arab, budaya lokal dan

internasional walaupun didalam pelaksanaannya masih dirasa masih sangat

kurang. Pelaksanaan Pre Deployment Training yang berdampak pada

pembelajaran yang masih dirasa kurang tidak terlepas pada anggaran, waktu

penugasan dengan melihat kebijakan TNI akan alokasi penempatan personel

dan kebijakan politik dari dalam dan luar negeri.

Pelatihan yang dilakukan di PMPP TNI berdasaran sistem dan

mekanisme yang mengacu pada kebijakan PBB. Pembelajaran yang

dilakukan akan sama dengan pasukan perdamaian dari negara lain. Artinya

dalam pembelajaran di PMPP TNI berdasarkan sistem, materi dan waktu

yang ditentukan oleh PBB yang diharapkan dapat diterapkan pada lapangan

penugasan.

Page 70: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 60

Pembelajaran yang diperoleh pada Pre Deployment Training diyakini

sangat berguna bagi personel Pasukan Penjaga Perdamaian Dunia, tetapi

hal tersebut dirasa perlu perlu ditingkatkan untuk signifikan hasilnya. Hal

tersebut didukung dengan peningkatan dari Pre Deployment Training yang

dilaksanakan.

4.2.2.2 Peningkatan Pengetahuan

Dari pelaksanaan Pre Deployment Training yang dilakukan maka

diperoleh pengetahuan dalam menjalankan tugas dilokasi tugas dan

berinteraksi dengan pasukan perdamaian dari negara lain.Wujud peningkatan

pengetahuan tersebut seperti beberapa kata atau kalimat dari bahasa lokal,

internasional. Mengingat berkomunikasi menggunakan bahasa maka

pengetahuan akan bahasa lokal tempat bertugas atau interaksi dengan

pasukan perdamaian dari negara lain.

4.2.2.3 Sikap dan Keterampilan

Personel dalam Pre Deployment Training mendapatkan peningkatan

dalam bersikap dan keterampilan dalam berkomunikasi lintas budaya. Sikap

yang baik dan keterampilan sebagai pasukan perdamaian dibutuhkan dalam

pencapaian pelakasanaan tugas perdamaian melalui komunikasi lintas

budaya. Hal nyata yang menjadi fakta bahwa sikap dan keterampilan dalam

berkomunikasi lintas budaya tersebut belum maksimal didasarkan pada

pengetahuan yang dimiliki oleh personel masih dirasa kurang. Tentu hal

tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan dari Pre Deployment Training

yang dilakukan. Penyelenggaraan Pre Deployment Training dirasa kurang

maksimal secara materi dan waktu hal-hal tersebut tidak terlepas dari

keterbatasan anggaran dan waktu program yang ditetapkan oleh PBB.

Salah satu tolak ukur dari pelaksanaan Pre Deployment Training

dalam mendukung keterampilan komunikasi lintas budaya dari personel

dimana dalam pelaksanaan tugas masih menggunakan jasa interpreter yang

cukup banyak. Artinya keterampilan yang belum maksimal dari personel

Satgas Garuda XXIII-J/UNIFIL belum mampu menekan penggunaan jasa

Page 71: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 61

intepreter secara jumlah. Keterbatasan keterampilan berkomunikasi lintas

budaya tersebut dapat disiasati atau di solusikan dengan sikap berinteraksi

dari personel yang mendapat pengakuan ramah dan lebih interaktif sehingga

berdampak padda penerimaan masyarakat Lebanon.

4.2.2.4 Meningkatkan Kompetensi

Dari peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan dari personel

dalam pelaksanaan Pre Deployment Training berdampak pada peningkatan

kompetensi yang dimiliki oleh personel secara individu dan TNI secara

organisasi. Peningkatan kompetensi yang dimiliki oleh personel secara

individu dan satuan berdampak pada kepercayaan diri dalam menjalankan

tugas. Kepercayaan diri tersebut tentunya akan berdampak dan dapat

menunjang motivasi personel dan satuan untuk menampilkan performa kerja

dalam menjalankan tugas. Kepercayaan diri dan motivasi tersebut akan

menunjang kembali kompetensi TNI sebaga pasukan perdamaian dunia

berdasarkan profesionalisme dan kemampuan.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pre Deployment Training Pasukan Peacekeeper

Menurut UN Peacekeeping Training Manual (1997), pemahaman

tentang Pre Deployment Training atau pelatihan sebelum penempatan ke

daerah operasi bagi pasukan pemelihara perdamaian adalah sebagai berikut:

Certain specialized training will be required to be completed by military

personnel, ideally before commencing service with a PKO. This type of

training may not always be possible during predeployment training due

to lack of relevant equipment/ facilities in the contributing country. In

this situation some training will be possible after arrival in the PKO’s

area of operations but it is emphasized that this will be the exception

rather than the rule.(hal.68).

Selain itu profil dasar bagi Prajurit Penjaga Perdamaian Dunia yang

akan melaksanakan misi sebelum melaksanakan pelatihan atau training

adalah sebagai berikut:

Page 72: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 62

“A peacekeeper should capable of interoperating in a conflict or post-

conflict area within a multinational and multidisciplinary environment,

respectful of different cultures and guided by deep understanding of

UN principles and of professional ethics, able to avoid conflict-

escalation while ready to cope with it, and have a capacity for de

escalation. In addition, as pointed out by General VP Malik at the New

Delhi Seminar, a peacekeeper should have certain personality traits

such as high morale, flexibility, autonomy, and initiative, tact, patience

and diplomacy.” (Eldaners Gorab.2002).

Dengan melihat penjelasan dari data-data diatas, maka profil dari

Pasukan Penjaga Perdamaian (Peacekeepers) dapat digambarkan dalam

tabel sebagai berikut:

Gambar 4.7

Profil Pasukan Penjaga Perdamaian

Sumber : Concluding Report 1997-2002, Challenges of Peace Operations into the 21 st

Century, Eldaners Gorab, Stockholm, Sweden, 2002

Page 73: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 63

Melalui Profil ideal Pasukan Penjaga Perdamaian yang telah

digambarkan diatas, maka sangat diharapkan setiap Prajurit Penjaga

Perdamaian dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan tepat sasaran.

Selain itu, tingkat efektivitas komunikasi lintas budaya yang dilakukan

oleh Satgas Garuda XXIII-J/UNIFIL tidak terlepas dari pelaksanaan Pre

Deployment Training. Artinya sejauh mana pelaksanaan Pre Deployment

Training mempengaruhi komunikasi lintas budaya yang dilakukan oleh

personel Satgas Garuda XXIII-J/UNIFIL. Tingkat efektivitas komunikasi lintas

budaya yang secara garis besar telah baik seharusnya dapat dioptimalkan

lagi. Pengoptimalan pelaksanaan juga dilakukan pada pelaksanaan Pre

Deployment Training tetapi pengoptimalan tersebut terganjal dengan

kendala-kendala yang dihadapi seperti kualitas personel dari sisi tingkat

pendidikan, keterbatasan waktu dan keterbatasan penyampain materi. Harus

diakui tingkat pendidikan yang ada pada prajurit masih rendah sehingga

berdampak pada tingkat penyerapan ilmu dalam transfer knowledge yang

dilakukan didalam proses belajar mengajar. Tingkat pendidikan rendah

sedikit banyak akan menghambat terjadinya peningkatan pengetahuan dari

prajurit. Jika kita mengeyampingkan faktor tingkat pendidikan maka apakah

pelaksanaan Pre Deployment Training dapat dengan cepat mengakselarasi

kemampuan personel dalam melakukan komunikasi lintas budaya. Hal ini

dapat ditunjukkan dengan kemampuan berbahasa internasional. Kemudian

keterbatasan waktu juga menjadi kendala atau hambatan yang dihadapi

selama ini. Jadwal yang begitu padat sehingga memadatkan kegiatan

khususnya dalam materi komunikasi lintas budaya. Sebagai contoh pelatihan

bahasa asing yang dirasa relatif singkat pelajarannya yaitu dua jam dalam

sekali pertemuan dan seminggu hanya dua kali pertemuan. Penyampaian

materi didalam pelatihan juga terkesan tergesa-gesa dan lompat-lompat

tanpa fase-fase yang harus dilalui. Hal ini akan memadatkan materi yang

dilakukan dalam proses latihan dan hal ini akan sulit diikuti dengan latar

belakang pendidikan personel yang rendah.

Maka dalam pelaksanaan Pre Deployment Training ada beberapa poin

yang didapatkan gambaran, yaitu:

Page 74: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 64

1. Proses pembelajaran yang tidak maksimal sehingga tidak mendukung

optimalisasi komunikasi lintas budaya yang dilakukan oleh personel

Satgas Garuda XXIII-J/UNIFIL. Proses belajar terkendala faktor

pendidikan personel yang rendah, waktu dan pemadatan materi.

2. Pre Deployment Training memang meningkatkan pengetahuan tetapi

tidak mencapai pada hasil yang maksimal.

3. Penunjukkan sikap dari personel Satgas Garuda XXIII-J/UNIFIL tidak

hanya sumbangsih dari Pre Deployment Training tetapi latar budaya

Indonesia yang ramah sehingga penerimaan dari mayarakat Lebanon

Selatan tidak menjadi masalah. Sikap budaya yang telah dimiliki oleh

personel Satgas Garuda XXIII-J/UNIFIL mendapatkan peningkatan

dari Pre Deployment Training. Dan berbicara keterampilan sama

dengan pepegetahuan dimana tidak mencapai pada hasil yang

maksimal.

4. Pre Deployment training memang meningkatkan kompetensi personel

Satgas Garuda XXIII-J/UNIFIL tetapi pada tingkat sejauhmana. Artinya

kompetensi seharusnya dapat ditingkatkan kembali jika ada solusi atas

kendala-kendala yang dihadapi.

Jika sasaran dilaksanakannya Pre Deployment Training adalah

meningkatnya pengetahuan dan keterampilan personel Satgas Garuda XXIII-

J/UNIFIL meliputi materi pengantar, materi pokok (CPTM), materi teknis dan

materi pendukung serta mampu mengaplikasikannya di daerah operasi,

sebagai berikut: pertama, pengetahuan, dimana terdiri dari menguasai materi

pengantar, menguasai materi pokok, menguasai materi teknis dan

menguasai materi pendukung. Kedua, keterampilan, terdiri dari mahir

mengaplikasikan materi pokok, mahir mengaplikasikan materi teknis dan

mahir mengaplikasikan materi pendukung. Maka pendekatan komunikasi

lintas budaya pada Pre Deployment Training juga merupakan bagian dari

tujuan peningkatan dan keterampilan yang ingin dicapai. Selain itu juga

pendekatan komunikasi lintas budaya sebagai suksesi pelaksanaan tugas

Page 75: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 65

pokok yang dilatihkan sebelumnya. Artinya pendekatan komunikasi lintas

budaya memiliki peran sebagai substansi materi dan suksesi pelaksanaan

tugas yang dilatih sebelumnya.

Pre Deployment Training dalam menjalankan tugas misi perdamaian

dimana sudah mengadopsi atau berorientasi pada prinsip umum resolusi

konflik yaitu ”Don’t fight, solve the problem”. Maka metode mengakhiri konflik,

yakni:

1. Menghindari konflik adalah menawarkan sebuah kemungkinan pilihan

sebagai jawaban terbaik.

2. Menaklukkan atau mengeliminasi konflik adalah proses pengerahan

semua kekuatan untuk mengaplikasikan strategi perlawanan terhadap

konflik yang terjadi dalam komunitas, dengan mengajukan program

penyelesaian baru yang belum pasti diakui oleh satu pihak.

3. Mengakhiri konflik melalui prosedur rekonsiliasi atau kompromi adalah

metode umum yang terbaik dan paling cepat untuk mengakhiri konflik.

Dalam pelaksanaan Pre Deployment Training sudah mengindentifikasi,

menganalisa dan mencari solusi atas beberapa hambatan dalam

berkomunikasi dengan berbagai pihak di lokasi penugasan. Hambatan-

Hambatan dalam Komunikasi Antar budaya terjadi karena alasan yang

bermacam-macam karena komunikasi mencakup pihak-pihak yang berperan

sebagai pengirim dan penerima secara berganti-ganti maka hambatan-

hambatan tersebut dapat terjadi dari semua pihak antara lain :

1. Keanekaragaman dari tujuan-tujuan komunikasi. Masalah komunikasi

sering terjadi karena alasan dan motivasi untuk berkomunikasi yang

berbeda-beda, dalam situasi antarbudaya perbedaan ini dapat

menimbulkan masalah.

2. Etnosentrisme banyak orang yang menganggap caranya melakukan

persepsi terhadap hal-hal disekelilingnya adalah satu-satunya yang

paling tepat dan benar, padahal harus disadari bahwa setiap orang

memiliki sejarah masa lalunya sendiri sehingga apa yang dianggapnya

Page 76: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 66

baik belum tentu sesuai dengan persepsi orang lain. Etnosentrisme

cenderung menganggap rendah orang-orang yang dianggap asing dan

memandang budaya-budaya asing dengan budayanya sendiri karena

etnosentrisme biasanya dipelajari pada tingkat ketidaksadaran dan

diwujudkan pada tingkat kesadaran, sehingga sulit untuk melacak asal

usulnya.

3. Tidak adanya kepercayaan karena sifatnya yang khusus, komunikasi

antarbudaya merupakan peristiwa pertukaran informasi yang peka

terhadap kemungkinan terdapatnya ketidak percayaan antara pihak-

pihak yang terlibat.

4. Penarikan diri komunikasi tidak mungkin terjadi bila salah satu pihak

secara psikologis menarik diri dari pertemuan yang seharusnya terjadi.

Ada dugaan bahwa macam-macam perkembangan saat ini antara lain

perasaan-perasaan orang untuk menarik diri dan apatis semakin

banyak pula.

5. Tidak adanya empati, beberapa hal yang menghambat empati antara

lain:

a. Fokus terhadap diri sendiri secara terus menerus, sulit untuk

memusatkan perhatian pada orang lain kalau kita berpikir tentang

diri kita secara terus menerus dan bagaimana orang menyukai

kita.

b. Pandangan-pandangan stereotype mengenai ras dan

kebudayaan

c. Kurangnya pengetahuan terhadap kelompok, kelas atau orang

tertentu.

d. Tingkah laku yang menjauhkan orang mengungkapakan

informasi

e. Tindakan atau ucapan yang seolah-olah menilai orang lain

f. Sikap tidak tertarik yang dapat mengakibatkan orang tidak mau

mengungkapkan diri

Page 77: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 67

g. Sikap superior

h. Sikap yang menunjukkan kepastian jika seseorang bersikap sok

tahu atau bersikap seolah-olah serba tahu maka kemungkinan

orang akan bersikap defensif terhadapnya

i. Kekuasaan-kekuasaan digunakan untuk mengontrol atau

menentukan tindakan orang lain

j. Hambatan derajat kesamaan atau ketidaksamaan (homofily atau

heterofily), hambatan komunikasi antarbudaya dapat ditimbulkan

oleh masalah prinsip-prinsip komunikasi yang ditetapkan pada

konteks kebudayaan yaitu tidak memahami, menyadari atau

memanfaatkan derajat kesamaan atau perbedaan kepercayaan,

nilai-nilai, sikap, pendidikan, status sosial anatara komunikator

dan komunikan.

Hambatan pembentukan dan pemrograman budaya, hambatan ini

terjadi dalam suatu proses akulturasi yang berlangsung antara imigran

dengan masyarakat pribumi. Masalah umum yang sering timbul adalah

hambatan stereotype dan prasangka yang biasanya berkembang sejak

semula pada saat kita melalui komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi

massa.

4.3.2. Hasil Pemberian Materi Inti PDT bagi Peacekeeper

Terkait dengan penjelasan yang telah diuraikan di atas maka dapat

diketahui bahwa dalam rangka proses persiapan, perencanaan, pelaksanaan

dan hasil pemberian materi bagi peacekeeper PMPP TNI membutuhkan

berbagai aspek pendukungnya agar tujuan dari pelatihan dapat tercapai

secara optimal. Lalu dalam rangka mencapai keberhasilan operasinya, PBB

melalui UN ITS telah merancang, menyusun dan mensosialisasikan The Four

Steps United Nations Pre-deployment Training Theory yang berisi tahap-

tahap seperti gambar berikut :

Page 78: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 68

Gambar 4.8

The Ideal Activities for a UN Infantry Battalion PDT

Pertama, “the greening phase”, yaitu masa untuk “menghijaukan”

personel peacekeeper TNI yang akan mengikuti PDT. Kebijakan di Indonesia

bahwa tahap ini bukan menjadi tanggung jawab PMPP TNI, namun lebih

merupakan tanggung jawab Satuan Pasukan Induk (Main Body) dari

kontingen pasukan pemelihara perdamaian TNI. Seluruh personel

peacekeeper TNI mengikuti pelatihan refreshing di kesatuannya tentang

teknik dasar dan keterampilan taktis infanteri sebagai militer yang dapat

diaplikasikan untuk misi PKO. Seluruh peacekeeper TNI yang mengikuti

pelatihan tahap pertama ini diharapkan personel yang memenuhi syarat dan

telah lulus rekrutmen/seleksi peacekeeper TNI yang dilaksanakan oleh PMPP

TNI berdasarkan standar PBB.

Kendala yang ditemui PMPP TNI bahwa kemampuan para peacekeeper

TNI variatif karena main body pasukan pemelihara perdamaian TNI bukan

hasil seleksi perorangan namun lebih merupakan hasil seleksi satuan

setingkat batalyon TNI AD (pemenang lomba Binsat). Kondisi demikian pada

satu sisi kurang menguntungkan karena semua personel disamakan

statusnya, sementara pada kenyataannya memiliki kemampuan yang

berbeda-beda, sehingga berakibat pada pelaksanaan PDT tidak optimal.

Page 79: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 69

Terlebih lagi bahwa dalam pelaksanaan tugas dapat menimbulkan persepsi

yang berbeda dan beresiko menurunkan kapabilitas satuan tersebut.

Kedua, “the blueing phase”, yaitu masa untuk “membirukan” personel

peacekeeper TNI yang mengikuti PDT di PMPP TNI. Pada tahap ini materi

pembekalan dan latihan mengenai kemampuan dan keterampilan dasar

sebagai pasukan pemelihara perdamaian TNI untuk misi PKO PBB diberikan.

Komandan batalyon, perwira staf dan pelatih menghadiri Training of Trainer

(ToT) yang dilakukan oleh PMPP TNI. Materi dalam ToT termasuk di

dalamnya adalah UN CPTM untuk Komandan, Perwira Staf Batalyon Infanteri

Mekanis. Hingga saat ini ToT sudah rutin diselenggarakan di PMPP TNI

karena sudah termasuk dalam program kerja sehingga sudah tersedia

anggarannya. Namun dalam pelaksanaan ToT juga belum optimal karena

bentuk kontingen pasukan yang komposit (tersusun atas tiga matra) sehingga

masih terpencar untuk kembali ke satuan masing-masing setelah

pelaksanaan ToT. Namun demikian, pelaksanaan ToT tetap memberi

manfaat kepada para perwira yang akan bertugas untuk mengarahkan

anggotanya pada CPX nanti sebelum berangkat ke daerah operasi. Mereka

mengetahui lebih dahulu tentang misi PKO daripada anggotanya sehingga

dapat mempelajari secara mandiri dan fokus. Diharapkan mereka mampu

menjelaskan dan memberikan pemahaman kepada para anggotanya tentang

misi yang akan dilaksanakan bersama mereka.

Setelah mengetahui secara baik atas semua materi ToT, para

Komandan dan perwira staf selanjutnya dibekali kembali dengan Command

Post Exercise (CPX/pelatihan gladi posko) untuk membiasakan mereka

dalam bertindak dan menghadapi berbagai situasi yang sewaktu-waktu

muncul di lapangan. Semua unsur kelompok komando dan perwira staf

Batalyon Infanteri mekanis TNI wajib berpartisipasi dalam CPX di PMPP TNI.

Pelaksanaan CPX di PMPP TNI belum optimal karena kebijakan yang

menyebutkan hanya diikuti oleh personel TNI yang berdomisili di Jakarta dan

Bandung. Selain itu, kembali lagi permasalahan komunikasi dalam bahasa

Page 80: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 70

official misi (bahasa Inggris), bahwa tidak semua perwira Batalyon memiliki

kemampuan berbahasa Inggris yang merata. Fakta di lapangan membuktikan

bahwa kelancaran dalam berkomunikasi merupakan salah satu kunci utama

keberhasilan misi. Tanpa kemampuan komunikasi yang baik, peacekeeper

TNI tidak dapat menangkap maksud perintah dari komando atas, apalagi

untuk mengutarakan maksudnya dalam bahasa official misi.

Terkait pelaksanaan CPX di PMPP TNI, pihak penyelenggara PDT telah

berusaha mencari dan menugaskan para instruktur yang profesional dan

berpengalaman untuk membekali dan melatih para calon peacekeeper

barunya. Materi yang diberikan para instruktur terdapat dalam naskah “UN

training to all personnel” (didalamnya termasuk CPTM dan United Nations

Infantry Battalion Manual/UNIBAM). Namun demikian, kembali terdapat

instruktur dan cadangannya yang mendapatkan tugas mendadak dari

satuannya sehingga perlu waktu untuk mendapatkan instruktur pengganti.

Selanjutnya setelah CPX di PMPP TNI selesai, para peserta kembali ke

kesatuannya masing-masing. Mereka diharapkan dapat memberikan materi

CPX yang diperoleh kepada para anak buahnya agar mengetahui,

mempelajari dan memahaminya. Hal itu hanya terjadi untuk peacekeeper dari

Matra Darat, sedangkan untuk peacekeeper matra Laut dan Udara tidak

mendapatkannya karena posisi yang menyebar dan terpisah-pisah.

Diperlukan pemikiran strategis untuk membuat kebijakan terkait hal ini,

karena tanpa kebijakan baru tentang pelaksanaan PDT menjadi kurang

optimal.

Hal-hal diatas merupakan pelaksanaan ToT dan CPX yang sedang

berjalan saat ini beserta kendala yang dihadapi. Kendala-kendala tersebut

mengurangi performa dalam perencanaan, pelaksanaan maupun evalusai di

PMPP TNI sehingga menjadi kurang optimal. Pada akhirnya pelaksanaan

ToT dan CPX dapat berjalan sesuai rencana namun hasilnya tidak sesuai

dengan target yag diharapkan.

Page 81: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 71

Ketiga, bentuk pelatihan dan materi STM yang diberikan. STM

merupakan materi yang secara spesifik sudah terfokus untuk semua hal yang

akan ditemui di daerah tujuan operasi. Pembekalan dan pelatihan

dikhususkan untuk peningkatan semua bentuk kemampuan dan keterampilan

yang dibutuhkan peacekeeper TNI di daerah penugasan. Pembekalan dan

pelatihan berbasis skenario untuk unit dan sub-sub unit di bawahnya

merupakan bentuk pelatihan yang sangat efektif.

Salah satu contoh bentuk skenario yang diberikan dan dilatihkan adalah

contoh bentuk skenario yang diberikan dan dilatihkan adalah misi PKO

tradisional United Nations Mission Force Interim in Lebanon (UNIFIL). Dalam

skenario misi tersebut, berbagai kasus/kejadian dibuat oleh para pelatih yang

profesional dan berpengalaman. Setelah semua materi pelatihan terkait misi

termasuk situasi terakhir UNIFIL, UNIFIL ROE, UNIFIL Operation Order dan

Fragmentation Order harus dikuasai, kemudian dilanjutkan kembali dengan

pemberian skenario UNIFIL CPX, serta misi PKO multidimensional United

Nations Mission in Darfur (UNAMID). Dalam skenario misi tersebut, berbagai

kasus/kejadian dibuat oleh para pelatih yang profesional dan berpengalaman.

Setelah semua materi pelatihan terkait misi termasuk situasi terakhir

UNAMID, UNAMID ROE, UNAMID Force Commander Directives dikuasai,

kemudian dilanjutkan kembali dengan pemberian skenario UNAMID CPX.

Para komandan, perwira staf dan personel kunci dilatih untuk memahami

situasi, bereaksi dan bertindak sesuai ketentuan misi yang berlaku. Materi

CPX pada tahap kedua diulang kembali sehingga pada tahap ketiga ini

merupakan refreshing ataupun untuk melatih refleks berpikir terhadap setiap

kejadian di lapangan.

Kemampuan yang sangat dibutuhkan dalam CPX ini adalah

kemampuan komunikasi dan ketepatan dalam mengambil keputusan maupun

memberikan instruksi yang tepat dan cepat. Fakta di lapangan

menggambarkan bahwa masih diperlukan peningkatan signifikan terhadap

kemampuan para peacekeeper TNI sebelum mereka diterjunkan ke daerah

Page 82: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 72

misi. Kemampuan memahami perintah maupun dokumen tertulis dalam

bahasa Inggris masih menjadi domain dalam kebutuhan pokok sebuah misi

PKO.

Keempat, pengujian. Setelah semua selesai diberikan maka unsur-

unsur peserta PDT mulai dari Komandan hingga pelaksana diuji dalam

bentuk Field Training Exercise (FTX) berdasarkan modul spesifik tentang misi

yang dituju. Pada umumnya pelaku memiliki semangat tinggi dalam

melaksanakan latihan. Hal tersebut tampak melalui pengamatan dengan

melihat kekompakan dan antusias dalam menerima pelajaran.

Hal yang perlu mendapat perhatian selama FTX berlangsung, pertama

adalah kemampuan bahasa Inggris. Kemampuan bahasa Inggris para

peacekeeper TNI rata-rata masih rendah terutama Bintara dan Tamtama

serta sebagian Perwira, ditambah antusiasme peacekeeper TNI dihadapkan

dengan materi berliteratur bahasa Inggris (CPTM dan STM) berbanding

terbalik dengan kemampuan bahasa Inggris rata-rata peacekeeper, sehingga

tingkat pemahaman pelaku terhadap materi masih rendah. Hal ini

menyebabkan kedinamisan FTX menjadi kurang optimal.

Selanjutnya, dalam penyelenggaraan FTX Satgas Batalyon Infanteri

Mekanis, kompetensi peacekeeper terutama yang menjabat sebagai

pengendara kendaraan tempur (Ranpur) perlu dipertanyakan, karena

perbedaan jenis Ranpur dengan yang digunakan di Satuan asal. Hal ini tentu

membutuhkan waktu untuk dapat dengan lancar mengendarai Ranpur jenis

baru di daerah misi. Selain itu kondisi cuaca yang ekstrim dan medan yang

berat (terjal dan curam) di daerah operasi dapat membahayakan keamanan

dan keselamatan perorangan maupun satuan.

Ketidaktersediaan alat instruksi dan alat penolong instruksi yang sesuai

dengan kebutuhan realisme latihan dan kebutuhan Satgas seperti Bendera-

bendera negara TCC serta investigation kit yang diantaranya terdiri dari Roll

Meter, Police Line, papan landasan dan lain-lain. Peralatan tersebut

diperlukan untuk mendukung realisme latihan dan tugas-tugas operasional

Page 83: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 73

Satgas terutama dalam mengubah mindset dari prajurit militer menjadi

peacekeeper membentuk refleks tindakan dari peacekeeper TNI. Kebutuhan

alongins seperti munisi bekas (UXO, IED, dll) diperlukan untuk memberikan

contoh alat peraga secara visual yang mudah dipahami serta dapat

dipergunakan pada FTX. Begitupun kendaraan yang dipergunakan untuk

latihan seperti kedatangan Ranpur menjelang aplikasi yang seharusnya

datang pada saat latihan drill teknis dan taktis sehingga memudahkan dalam

pemberian instruksi dan efektifitas waktu

Dengan demikian, dari keempat tahap analisis tersebut diketahui bahwa

PMPP TNI tidak melaksanakan tahap pertama. Tahap kedua, ketiga dan

keempat dilaksanakan di PMPP TNI namun dengan beberapa pengecualian

karena pertimbangan efektifitas dan efisiensi sumber daya. Idealnya,

keempat tahap tersebut secara kolektif memerlukan durasi waktu yang lebih

lama daripada pelaksanaan PDT saat ini. Panjangnya waktu tersebut karena

esensi materi pembekalan banyak yang merupakan hal baru bagi prajurit.

Dalam mempelajari beberapa materi baru, diperlukan pendalaman dan

pemahaman materi yang membutuhkan waktu tidak sebentar agar

mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan. Adapun penjelasan di atas.

Page 84: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 74

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan.

Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Pre Deployment Training merupakanpembelajaran yang

menjadi pegangan atau acuan dalam berkomunikasi lintas budaya

dengan masyarakat lokal. Dari pelaksanaan Pre Deployment Training

personel mendapatkan peningkatan pengetahuan dan sikap serta

keterampilan. Kemudian melalui Pre Deployment Training kompetensi

dari personel yang akan bertugas dapat meningkat.

2. Pelaksanaan pemberian materi dalam Pre Deployment Training

diberikan secara efektif oleh nara sumber yang pernah secara

langsung terjun di daerah misi dan terbagi dalam beberapa

spesialisasi dengan tujuan peacekeeper mempunyai kemampuan

dalam menjalankan misi yang bersifat multidimensional.

5.2 Saran

Dengan melihat permasalahan yang ada, untuk dapat mengoptimalkan

kemampuan personel yang akan bertugas dalam misi perdamaian melalui

Pre Deployment Training maka berikut beberapa saran dan rekomendasi:

1. Dalam pelaksanaan Pre Deployment Training ke depannya agar

menggunakan jasa pengajar asing guna meningkatkan akurasi dan

pengetahuan yang diperoleh personel Satgas dalam menggunakan

bahasa internasional (Inggris) dan bahasa lokal.

2. Agar dilaksanakan pelatihan kepribadian sebagai pendukung dalam

komunikasi personel dengan masyarakat lokal sehingga dapat

meningkatkan sikap dan perilaku personel yang dapat diterima oleh

masyarakat lokal.

Page 85: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 75

DAFTAR PUSTAKA

Agapitus, E. (2012). Efektifitas Predeployment Training di PMPP TNI

2007-2011. Universitas Pertahanan. Jakarta

Boot, M. (2000, Maret/April). Books & Review. Diambil 23 Desember 2011,

Bungin, M. Burhan. (2009). Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi,

Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Kencana: Jakarta.

Coicaud, J.M. (2008, December 28). The Future of Peacekeeping.

Diakses pada 5 September 2011, dari FPIP (Foreign Policy In

Focus): http://www.fpif.org/articles/the_future_of_peacekeeping dari

Foreign Affairs: http://www.foreignaffairs.com/articles/55875/max-

boot/paving-the-road-to-hell-the-failure-of-u-n-peacekeeping

Creswell, J. W. (2010). Research Design, Pendekaan Kualitatif,

Kuantitatif, dan Mixed. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Diehl, F. P,. (2008). Peace Operations. Cambridge: Polity Press.

Diehl, Paul F. (1994). International Peacekeeping: Perspectiveson

Security. The John Hopkins University Press.

Durch, William, Vicetoria K. Holt, and Moira K. Shanahan (2003). The

Brahimi Report and the Future of UN Peace Operations. The Henry

L. Stimson Center. Washington, DC.

Eldaners, Gorab. (2002). Concluding Report 1997-2002, Challenges of

Peace Operations into the 21st Century, Stockholm, Sweden

Getso, Robert. Preparing Warriors to be

Peacekeepers.http://www.class.uidaho.edu/martin_archives/peace_j

ournal/Peacekeeping/Peacekeeping1.doc. diakses 17 April 2016

pukul 15.20 WIB

Handbook on UN Multidimensional Peacekeeping Operation (2007).

Hough, Leslie. (2007). A Study of Peacekeeping, Peaceenforcement and

Private Military Companies in Sierra Leone. Institute for Security

Studies. South Africa.

Page 86: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 76

http://www.campusadr.org/Training_Center/content/UN_Peacekeeping_St

andardized_Generic_Training_Modules_SGTM/&prev=search

diakses tanggal 2 Maret 2016

http://www.ispi.org/pdf/suggestedReading/Miller_Osinski.pdf diakses 13

Januari 2016

http://www.pcr.uu.se/research/UCDP/ diakses 20 Januari 2016

Huntington, Samuel P. (1998). The Clash of Civilizations and the

Remaking of World Order. New York: Rockerfeller Center.

Imam Edy Mulyono, M.Sc (Komandan PMPP TNI). 2012 dengan judul

“PENYELENGGARAAN LATIHAN PRATUGAS TNI DALAM

RANGKA MISI PEMELIHARAAN PERDAMAIAN” dalam majalah

Jurnal Yudhagama. Vol 32 nomor 3 september 2012.

Ivashchenko, A. & Synytsya K. (2004). Advanced Distance learning

Information & Security. An international Journal, Vol. 14. Ukraine.

Jennifer V. Chdanler. (2005). Why Culture Matters: An Empirically-Based

Pre-Deployment Training Program, California: Naval Postgraduate

School Monterey.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2008. Jakarta: Gramedia.

Kismono Hadi, Bambang dan Machmud Syafrudin. 2009. Pasukan

Penjaga Perdamaian dan Reformasi Sektor Keamanan. Jakarta:

IDSPS Press

Le Roy, Alain. (2011). The Contribution Of United Nations Peacekeeping

To Early Peacebuilding: A DPKO/DFS Strategy For Peacekeepers.

New York: UN DPKO.

Mabes TNI, (2007). Keputusan Panglima TNI No: Kep/4/I/2007 tanggal 29

Januari 2007. Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI (PMPP

TNI).

MacQueen, Norrie. (2006). Peacekeeping and the International System,

London: Routledge.

Martono, Nanang. (2015). Metode Penelitian Sosial: Konsep-konsep

Kunci. Jakarta : Rajawali Pers

Page 87: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 77

Michael E.Brown (ed),. (1996). The International Dimension of Internal

Conflict. Cambridge: The MIT Press.

Miles, MB. & Huberman, AM. (2014). Qualitative Data Analysis. Thousand

Oaks, CA: Sage Publications

Oliver, George F. (2002). The Other Side of Peacekeeping: Peace

Enforcement and Who Should Do It?. International Peacekeeping:

The Yearbook of International Peace Operations, Volume 8. New

York.

Parker Nealin J. (2009). Robust Peacekeeping: The Politics of Force. New

York, US: Center on International Cooperartion New York University.

S. Rao, Singiresu. (2009). Engineering Optimazation: Theory and

Practice. New Jersey: John Wiley and Sons, Inc.

Salmon P. M., et al. (2009) Distributed SITUATION AWARENESS:

Theory, Measurement and Application to Teamwork. Great Britain:

MPG Books Group UK.

SGTM 5 B: Cultural Awareness, www.un.org/depts/dpko/training

Stock, Christian. (2011). A Mandate Is Not Enough. The Security Council

and Peacekeeping. Berlin: Global Policy and Development.

Thakur, Ramesh. (2006) The United Nations, Peace and Security: From

Collective Security to the Responsibility to Protect. Cambridge/New

York.

The Charter of the United Nations, http://www.un.org/aboutun/charter/

diakses 25 April 2016

Tippe, Syarifudin. 2016. Ilmu Pertahanan: Sejarah, Konsep, Teori, dan

Implementasi. Jakarta: Salemba Humanika.

UN Department of Public Information. Peacekeeping. New York.

UN DPKO. (2003). Handbook on United Nations Multidimensional

Peacekeeping Operations, Peacekeeping Best Practices Unit,

Department of Peacekeeping Operations. New York: UN DPKO.

UN DPKO. (2003). SGTM Standardized Generic Training Modules,

Department of Peacekeeping Operations. New York: UN DPKO.

Page 88: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 78

UN PKO. (2013). Peacekeeping Fact Sheet. Diunduh dari

http://www.un.org/en/peacekeeping/resources/statistics/factsheet.s

html pada tanggal 22 Oktober 2015

UN. (2011). Charter of The United Nations. United Nations Peace and

Security, http://www.un.org/en/documents/charter/chapter1.shtml.

Diunduh tanggal 19 Juni 2016

Undang-undang Republik Indonesia No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan

Negara.

Undang-undang Republik Indonesia No. 34 tahun 2004 tentang TNI.

United Nations Department of Peace Keeping Operations (UNDPKO) and

UN Department of Field Support (DFS). (2008). United Nations

Peacekeeping Operations, Principles and Guidelines. New York:

United Nations.

United Nations. (1990). The Blue Helmets : A Review of United Nations

United Nations. (2009). UNDPKO/OMA/2009/116.

Weiss, T. G., & Kalbacher, D. Z. (2008). The United Nation. In P. D.

Williams, Security Studies : An Introduction. London and New York:

Routledge.

Winardi. (1999). Pengantar Manajemen. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

www.un.org/depts/dpko/training diakses 26 Juni 2016

Page 89: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 79

Dst s.d. Hal 4...

Page 90: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 80

Page 91: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 81

Page 92: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 82

Page 93: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 83

Page 94: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 84

Page 95: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 85

Page 96: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 86

Page 97: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 87

Page 98: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 88

Page 99: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 89

Page 100: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 90

Page 101: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 91

Page 102: LAPORAN - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/a3c90-peran-pre-deployment... · laporan hasil penelitian d-lppm nomor 019 peran pre deployment training

Laporan Hasil Penelitian Dosen Unhan 2017 92