quality function deployment (vachri m. 040)

8
Quality Function Deployment (QFD) 1. Pengertian Secara umum, QFD merupakan suatu alat/metode yang digunakanuntuk memusatkan perhatian pada hal-hal yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsu dalam penyusunan standar layanan. Menurut Cohen !""#$, QFD adalah sebuah me yang dipakai untuk mengembangkan dan merencanakan produk agar tim pengembang dapat menspesi%ikasi secara rinci kebutuhan dan keinginan customer. Menuru !""#$, QFD adalah sebuah metode perbaikan kualitas yang didasarkan pada pen input secara langsung dari konsumen untuk selanjutnya dipikirkan bag memenuhi inputtersebut. Sedangkanmenurut Daet' !""#$, QFD adalahproses perencanaan sistematis yang diciptakan untuk membantu perusahaan meng elemen yang diperlukan untuk mende%inisikan, merancang dan membuat produk at menyajikan ser(ice yang dapat memenuhi kebutuhan customer. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bah)a QFD adalah suatu yang digunakan suatu perusahaan dalam upaya untuk mengetahui tingkat konsumen yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas suatu produk. *indakan-tindakan yang dilakukan dalam QFD meliputi + proses utama, yaitu product planning, design planning, process planning dan production p proses tersebut merupakan suatu susunan proses yang terstruktur dan memudahkan teknisi untuk me)ujudkan keinginan konsumen dengan tepat. Setiap proses saling berurutan dan berkesinambungan satu dengan yang lain, s dapat dilakukan secara terpisah. !$ *ahap erencanaan roduk ouse o% Quality$ Fase ini dimulai dari persyaratan pelanggan, untuk setiap persyaratan harus ditentukan persyaratan desain yang dibutuhkan, dimana jika memuaska memba)a hasil dalam pemenuhan persyaratan pelanggan. $ *ahap erencanaan omponen art Deployment$ ersayaratn desain darimatriks pertamadiba)a ke matriks kedua untuk menentukan karakteristik kualitas bagian 0$ *ahap erencanaan roses roses Deployment$

Upload: vachri-m

Post on 02-Nov-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Materi Pengendalian Kualitas

TRANSCRIPT

Quality Function Deployment (QFD)

1. Pengertian Secara umum, QFD merupakan suatu alat/metode yang digunakan untuk memusatkan perhatian pada hal-hal yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen dalam penyusunan standar layanan. Menurut Cohen (1995), QFD adalah sebuah metode yang dipakai untuk mengembangkan dan merencanakan produk agar tim pengembang dapat menspesifikasi secara rinci kebutuhan dan keinginan customer. Menurut Ermer (1995), QFD adalah sebuah metode perbaikan kualitas yang didasarkan pada pencarian input secara langsung dari konsumen untuk selanjutnya dipikirkan bagaimana cara memenuhi input tersebut. Sedangkan menurut Daetz (1995), QFD adalah proses perencanaan sistematis yang diciptakan untuk membantu perusahaan mengatur semua elemen yang diperlukan untuk mendefinisikan, merancang dan membuat produk atau menyajikan service yang dapat memenuhi kebutuhan customer.Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa QFD adalah suatu metode yang digunakan suatu perusahaan dalam upaya untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas suatu produk.Tindakan-tindakan yang dilakukan dalam QFD meliputi 4 proses utama, yaitu product planning, design planning, process planning dan production planning. Proses-proses tersebut merupakan suatu susunan proses yang terstruktur dan sistematis, yang memudahkan teknisi untuk mewujudkan keinginan konsumen dengan tepat. Setiap proses saling berurutan dan berkesinambungan satu dengan yang lain, sehingga tidak dapat dilakukan secara terpisah.1) Tahap Perencanaan Produk (House of Quality) Fase ini dimulai dari persyaratan pelanggan, untuk setiap persyaratan pelanggan harus ditentukan persyaratan desain yang dibutuhkan, dimana jika memuaskan akan membawa hasil dalam pemenuhan persyaratan pelanggan.2) Tahap Perencanaan Komponen (Part Deployment) Persayaratn desain dari matriks pertama dibawa ke matriks kedua untuk menentukan karakteristik kualitas bagian

3) Tahap Perencanaan Proses (Proses Deployment) Operasi proses kunci ditentukan oleh karakteristik kualitas bagian dari matriks sebelumnya.4) Tahap Perencanaan Produksi (Manufacturing/ Production Planning)Persyaratan produksi ditentukan dari operasi proses kunci. Pada fase ini dihasilkan prototype dari peluncuran produk Proses QFD dimulai dari riset segmentasi pasar untuk mengetahui siapa pelanggan produk kita dan karakteristik serta kebutuhan pelanggan, kemudian mengevaluasi tingkat persaingan pasar. Hasil dari riset pasar diterjemahkan kedalam desain produk secara teknis yang sesuai atau cocok dengan apa yang dibutuhkan pelanggan. Setelah desain produk dilanjutkan dengan desain proses, yaitu merancang bagaimana proses pembuatan produk sehingga diketahui karakteristik dari setiap bagian atau tahapan proses produksi. Kemudian ditentukan proses operasi atau produksi dan arus proses produksi. Akhirnya disusun rencana produksi dan pelaksanaan produksi yang menghasilkan produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan (Nasution, 2005).

Alat pokok yang digunakan dalam QFD yaitu House of Quality (HOQ), yang merupakan suatu matriks untuk menunjukkan hubungan antara kebutuhan dan keinginan konsumen dengan sifat-sifat rekayasa teknis serta mencari penyebab-penyebabnya sehingga perusahaan dapat menyesuaikan kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut dengan desain dan standar layanan serta kendalakendala yang mungkin terjadi.Rumah kualitas atau biasa disebut juga House of Quality (HOQ) merupakan tahap pertama dalam penerapan metodologi QFD. Secara garis besar matriks ini adalah upaya untuk mengkonversi voice of costumer secara langsung terhadap persyaratan teknis atau spesifikasi teknis dari produk atau jasa yang dihasilkan. Perusahaan akan berusaha mencapai persyaratan teknis yang sesuai dengan target yang telah ditetapkan, dengan sebelumnya melakukan benchmarking terhadap produk pesaing. Benchmarking dilakukan untuk mengetahui posisi-posisi relatif produk yang ada di pasaran yang merupakan kompetitor.

Berikut ini adalah struktur matrik pada HOQ

Tembok sebelah kiri (Bagian A) Berisikan data atau informasi yang diperoleh dari penelitian pasar atas kebutuhan dan keinginan konsumen. Suara konsumen ini merupakan input dalam HOQ. Metode identifikasi kebutuhan konsumen yang biasa digunakan dalam suatu penelitian adalah wawancara, baik secara grup atau perorangan. Melalui wawancara, perancang dapat dengan bebas mengetahui lebih jauh kebutuhan konsumen. Wawancara secara perorangan dapat dianggap mencukupi, dalam arti cukup menggambarkan kebutuhan konsumen sampai sekitar 90% adalah sebanyak 30 wawancara.Tembok rumah sebelah kanan (Bagian B) adalah matriks perencanaan. Matriks ini merupakan komponen yang digunakan untuk menerjemahkan persyaratan pelanggan menjadi rencana-rencana untuk memenuhi atau melebihi persyaratan yang ditentukan pelanggan. Matriks ini meliputi tiga langkah data seperti menggambarkan persyaratan pelanggan pada suatu matriks dan proses pemanufakturan pada matriks lainnya, memprioritaskan persyaratan pelanggan, dan mengambil perbaikan yang dibutuhkan dalam proses pemanufakturan. Untuk memenuhi persayaratan pelanggan, perusahaan mengusahakan spesifikasi kinerja tertentu dan mensyaratkan pemasoknya untuk melakukan hal yang sama. Langkah ini terdapat pada bagian langit-langit rumah (Bagian C). Pada bagian tengah rumah (Bagian D) adalah tempat di mana persyaratan pelanggan dikonversikan ke dalam aspek-aspek pemanufakturan. Pada bagian atap (Bagian E), langkah yang dilakukan adalah mengidentifikasi pertukaran yang berhubungan dengan persyaratan manufaktur. Pertanyaan yang akan dijawab dalam bagian E adalah apa yang terbaik yang dapat dilakukan organisasi dengan mempertimbangkan persyaratan pelanggan dan kemampuan pemanufakturan organisasi. Pada bagian bawah rumah (Bagian F) merupakan daftar prioritas persayaratan proses manufaktur (Goestc and David,2000).2. TujuanAda 3 tujuan utama dalam menerapkan QFD adalah: Memprioritaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan secara lisan dan tidak lisan. Menerjemahkan kebutuhan ke dalam karakteristik teknis dan spesifikasi. Membangun dan memberikan kualitas produk atau layanan dengan memfokuskan setiap kepuasan pelanggan.3. Manfaat Menurut Daetz (1995), QFD mempunyai beberapa manfaat antara lain:a. Rancangan produk dapat diutamakan dan dipusatkan pada kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga menjadi lebih mudah untuk dipahamib. Dapat menganalisa kinerja layanan perusahaan terhadap para pesaingnya dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.c. Dapat memusatkan pada upaya rancangan keseluruhan sehingga akan mengurangi waktu proses perencanaan suatu produk/jasa yang baru.d. Dapat mengurangi frekuensi perubahan suatu desain setelah dikeluarkan sehingga akan mengurangi biaya untuk memperkenalkan desain yang baru.e. Dapat mendorong adanya suatu tim kerja sama antar departemen.f. Sebagai suatu cara/dasar yang cukup baik dalam pengambilan keputusan.4. Keunggulan a. Menyediakan format standar untuk menerjemahkan kebutuhan konsumen menjadipersyaratan teknis, sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen.b. Menolong tim perancang untuk memfokuskan proses perancangan yang dilakukan padafakta yang ada.c. Memungkinkan proses modifikasi selama tahap perancangan sehingga dapat terus dikajiulang.

Contoh Kasus QFD : Aplikasi metoda quality function deployment untuk perancangan dongkrak dinamis mengantisipasi kebocoran ban sepeda motor

Berdasarkan kuestioner yang telah disebarkan ke sekitar 50 responden pengguna sepeda motor, 89% diantaranya sering/pernah mengalami problematika serius dengan kebocoran ban. Dari gambar 1 sekitar 85% diantara responden memandang sangat penting (26%) dan penting (59%) mengharapkan adanya rancangan produk yang mampu memberikan solusi terhadap permasalahan yang mereka hadapi.

Gambar 1. Prosentase Responden yang Menghendaki Rancangan Produk Dibuat

Dari kuestioner kemudian diperoleh atribut-atribut yang menjadi harapan responden (konsumen) yang nantinya akan dijadikan bahan pertimbangan dalam proses perancangan, seperti ditunjukkan dalam tabel dan gambar berikut ini :

Tabel 1. Atribut Harapan Konsumen dan Prioritas (Faktor Bobot)

Berdasarkan atribut-atribut yang merupakan suara dan harapan responden (the voice of customers) maka langkah selanjutnya adalah membuat rumah kualitas (House of Quality), dengan terlebih dahulu menjabarkan atribut-atribut harapan tadi menjadi parameter-parameter teknis yang nantinya merupakan inti rancangan produk yang akan dibuat. Penetapan respons teknis tersebut dapat ditunjukkan dalam tabel 2 berikut ini :Tabel 2. Respon Teknis (Technical Parameters)

Setelah respon teknis mampu di-deploy, maka dari sini dapat dibuat House Of Quality seperti ditunjuk kan dalam gambar berikut ini :

Gambar 2. House Of Quality Rancangan Produk Dongkrak DinamisSetelah House of Quality dibuat maka dari sini juga kita dapat menentukan kontribusi respon teknis untuk mendapatkan kriteria desain sebagai berikut :

Tabel 3. Kontribusi Respon Teknis dalam Perancangan

Berdasarkan kontribusi respon teknis tersebut, kemudian dapat disusun kriteria perancangan yang sesuai dengan skala prioritas seperti yang ditunjukkan dalam tabel 4 berikut ini :

Tabel 4. Prioritas Respon Teknis dalam Perancangan

Setelah itu kita bisa mendesain produk dan mulai membuat prototype serta mengujinya.