laporan modul 1 kel 31 revisi 19-03 new

25
MODUL I ANTROPOMETRI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aspek ergonomi merupakan salah satu faktor penunjang dalam peningkatan produksi dalam lingkungan kerja. Pada perancangan sistem kerja harus memperhatikan faktor ergonomi agar dapat membantu pekerja sehingga sistem kerja mampu berjalan dengan optimal. Faktor-faktor ini perlu diperhatikan bukan hanya karena bersifat wajar dan manusiawi, tetapi jika tidak diperhatikan akan dapat menimbulkan berbagai kerugian bagi pengguna diantaranya cidera tulang belakang, kelelahan yang berlebihan, dan cidera lainnya. Salah satu cara agar lingkungan kerja ergonomis, hal itu dapat dilakukan dengan menggunakan data antropometri. Kata antropometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu anthropos yang berarti manusia (man, human) dan metrein (to measure) yang berarti ukuran. Jadi, antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Dengan menggunakan data antropometri, maka dapat menghasilkan rancangan produk atau fasilitas kerja yang sesuai dengan dimensi tubuh manusia. Jadi antropometri memiliki peranan penting dalam perancangan produk dan fasilitas kerja. Pada praktikum modul 1 ini, praktikan membahas mengenai sekumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia, serta menggunakan data tersebut untuk memecahkan suatu masalah dalam mendesain stasiun kerja dengan mengukur 36 dimensi dari tubuh manusia. Dan dari pengukuran 36 dimensi tersebut diterapkan ke dalam perancangan stasiun kerja yaitu stasiun kerja tenun. Praktikan mendapatkan studi kasus tentang stasiun kerja tenun, kemudian dari studi kasus tersebut praktikan merancang stasiun kerja sesuai dengan 36 dimensi tubuh yang telah diukur saat praktikum, kemudian mendesain rancangan 1

Upload: rizky-muhammad

Post on 04-Jan-2016

249 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Modul 1 Kel 31 Revisi 19-03 New

MODUL I ANTROPOMETRI

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aspek ergonomi merupakan salah satu faktor penunjang dalam peningkatan produksi dalam lingkungan

kerja. Pada perancangan sistem kerja harus memperhatikan faktor ergonomi agar dapat membantu pekerja

sehingga sistem kerja mampu berjalan dengan optimal. Faktor-faktor ini perlu diperhatikan bukan hanya

karena bersifat wajar dan manusiawi, tetapi jika tidak diperhatikan akan dapat menimbulkan berbagai

kerugian bagi pengguna diantaranya cidera tulang belakang, kelelahan yang berlebihan, dan cidera lainnya.

Salah satu cara agar lingkungan kerja ergonomis, hal itu dapat dilakukan dengan menggunakan data

antropometri. Kata antropometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu anthropos yang berarti manusia (man,

human) dan metrein (to measure) yang berarti ukuran. Jadi, antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu

studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Dengan menggunakan data antropometri,

maka dapat menghasilkan rancangan produk atau fasilitas kerja yang sesuai dengan dimensi tubuh manusia.

Jadi antropometri memiliki peranan penting dalam perancangan produk dan fasilitas kerja.

Pada praktikum modul 1 ini, praktikan membahas mengenai sekumpulan data numerik yang

berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia, serta menggunakan data tersebut untuk memecahkan

suatu masalah dalam mendesain stasiun kerja dengan mengukur 36 dimensi dari tubuh manusia. Dan dari

pengukuran 36 dimensi tersebut diterapkan ke dalam perancangan stasiun kerja yaitu stasiun kerja tenun.

Praktikan mendapatkan studi kasus tentang stasiun kerja tenun, kemudian dari studi kasus tersebut praktikan

merancang stasiun kerja sesuai dengan 36 dimensi tubuh yang telah diukur saat praktikum, kemudian

mendesain rancangan stasiun kerja yang terdiri atas meja tenun dan kursinya. Perancangan yang dilakukan

adalah dengan memperbaiki desain stasiun kerja, contohnya kursi tenun dan meja tenun yang kurang

ergonomis sehingga operator lebih cepat lelah. Dari perancangan desain stasiun kerja tersebut diharapkan

ada suatu perbaikan desain stasiun kerja, sehingga operator dapat bekerja dengan lebih ergonomis.

Dalam praktikum ini bertujuan agar mahasiswa Teknik Industri dapat mengetahui tata cara pengukuran

dimensi tubuh manusia untuk dapat membuat suatu rancangan produk ataupun fasilitas kerja yang sesuai

dengan dimensi tubuh manusia agar dapat meminimalkan kecelakaan atau cedera saat bekerja.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum modul antropometri adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui tata cara melakukan pengukuran dimensi tubuh manusia sesuai dengan prinsip

antropometri.

2. Merancangstasiunkerjatenunsesuaidengan data antropometri.

1.3 Diagram Alir Praktikum

Diagram alir praktikum dapat dilihat pada gambar 1.1

1Tahap Pendahuluan

Page 2: Laporan Modul 1 Kel 31 Revisi 19-03 New

MODUL I ANTROPOMETRI

Gambar 1.1 Diagram alir praktikum

1.4 Alat dan Bahan Praktikum

Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain.

1. Kursi Antropometri

2

Tahap Pengolahan Data dan Analisis

Tahap Kesimpulan dan Saran

Page 3: Laporan Modul 1 Kel 31 Revisi 19-03 New

MODUL I ANTROPOMETRI

Digunakan dalam pengukuran dimensi-dimensi tubuh manusia.

2. Alat Bantu Ukur

Digunakan sebagai alat bantu dalam pengukuran dimensi-dimensi tubuh manusia, yang meliputi

penggaris dan meteran.

3. Lembar Pengamatan dan Alat Tulis

Digunakan untuk mencatat data hasil pengukuran dimensi-dimensi tubuh manusia.

4. Stasiun Kerja dalam Dunia Industri

Sebagai objek pengamatan untuk re-design sesuai dengan data antropometri.

1.5 Prosedur Pelaksanaan Praktikum

Berikut merupakan prosedur pelaksanaan praktikum antropometri.

1. Membagi tugas dalam masing-masing kelompok menjadi:

a. 1 orang sebagai seorang pengamat

b. 1 orang sebagai pencatat

c. 1 orang sebagai pengukur

d. 1 orang sebagai objek yang diukur

2. Melakukan persiapan pengukuran antropometri dengan alat ukur yang tersedia.

3. Mengukur dimensi tubuh sesuai dengan dimensi antropometri.

4. Mencatat hasil pengukuran tersebut pada lembar pengamatan.

5. Mengolah data dengan menghitung percentile.

6. Melakukan pengumpulan data desain produk.

7. Melakukan analisis dan interpretasi data.

8. Merancang ulang desain produk.

9. Mengambil kesimpulan dan memberikan saran padapraktikum yang telah dilakukan.

BAB IIHASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Data Antropometri

3

Page 4: Laporan Modul 1 Kel 31 Revisi 19-03 New

MODUL I ANTROPOMETRI

Data antropometri adalah data-data dari hasil pengukuran yang digunakan sebagai data untuk

perancangan peralatan. Dalam perancangan yang digunakan data antropometri terdapat tiga prinsip yang

harus diperhatikan yaitu:

1. Prinsip perancangan fasilitas berdasarkan individu ekstrim (minimum atau maksimum)

Prinsip ini digunakan apabila kita mengharapkan agar fasilitas yang akan di rancang tersebut dapat di

pakai dengan enak dan nyaman oleh sebagian besar orang-orang yang akan memakainya.

2. Prinsip perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan.

Prinsip digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar fasilitas tersebut dapat menampung atau bisa

dipakai dengan enak dan nyaman oleh semua orang yang mungkin memerlukannya. Biasanya

rancangan ini memerlukan biaya lebih mahal tetapi memiliki fungsi yang lebih tinggi.

3. Prinsip perancangan fasilitas berdasarkan harga rata rata para pemakainya.

Prinsip ini hanya di gunakan apabila perancangan berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin

dilaksanakan dan tidak layak jika menggunakan prinsip perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan.

Prinsip berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin dilaksanakan bila lebih banyak rugi dari pada

untungnya, ini berarti hanya sebagian kecil dari orang-orang yang merasa enak dan nyaman ketika

menggunakan fasilitas tersebut. (Wignjosoebroto, 2003:67-69)

2.1.1 Dimensi Tubuh Manusia

Berikut ini merupakan dimensi manusia yang umumnya digunakan di Indonesia.

4

Page 5: Laporan Modul 1 Kel 31 Revisi 19-03 New

MODUL I ANTROPOMETRI

5

Page 6: Laporan Modul 1 Kel 31 Revisi 19-03 New

MODUL I ANTROPOMETRI

Gambar 2.1 Dimensi tubuhSumber: www.antropometriindonesia.com

Tabel 2.1 Dimensi Tubuh

6

Page 7: Laporan Modul 1 Kel 31 Revisi 19-03 New

MODUL I ANTROPOMETRI

Dimensi

Keterangan Dimensi Keterangan

D1Dimensi tinggi tubuh pada posisi

berdiriD19 Dimensi lebar pinggul dalam posisi duduk

D2 Dimensi tinggi mata pada posisi berdiri D20 Dimensi tebal dada dalam posisi duduk

D3 Dimensi tinggi bahu pada posisi berdiri D21 Dimensi tebal perut dalam posisi duduk

D4 Dimensi tinggi siku pada posisi berdiri D22 Dimensi panjang lengan atas dalam posisi duduk

D5Dimensi tinggi pinggul pada posisi

berdiriD23 Dimensi panjang lengan bawah dalam posisi duduk

D6Dimensi tinggi tulang ruas pada posisi

berdiriD24

Dimensi panjang rentang tangan kedepan dalam posisi berdiri

D7Dimensi tinggi ujung jari pada posisi

berdiri D25Dimensi panjang bahu-genggaman tangan kedepan

dalam posisi berdiri

D8 Dimensi tinggi pada posisi duduk D26 Dimensi panjang kepala

D9 Dimensi tinggi mata pada posisi duduk D27 Dimensi lebar kepala

D10Dimensi tinggi bahu dalam posisi

dudukD28 Dimensi panjang tangan

D11 Dimensi tinggi siku dalam posisi duduk D29 Dimensi lebar tangan

D12Dimensi tebal paha dalam posisi

dudukD30 Dimensi panjang kaki

D13Dimensi panjang lutut dalam posisi

dudukD31 Dimensi lebar kaki

D14Dimensi panjang popliteal dalam

posisi dudukD32

Dimensi panjang rentangan tangan kesamping dalam posisi berdiri

D15Dimensi tinggi lutut dalam posisi

dudukD33 Dimensi panjang rentangan siku dalam posisi berdiri

D16Dimensi tinggi popliteal dalam posisi

dudukD34

Dimensi panjang genggaman tangan keatas dalam posisi berdiri

D17Dimensi lebar sisi bahu dalam posisi

dudukD35

Dimensi panjang genggaman tangan keatas dalam posisi duduk

D18Dimensi lebar bahu bagian atas dalam

posisi duduk D36Dimensi panjang genggaman tangan kedepan

dalam posisi berdiri

Sumber: www.antropometriindonesia.com

2.1.2 Rekap Data AntropometriBerikut ini merupakan hasil rekapan 20 data antropometri pria dan wanita yang didapat melalui

pengukuran 36 dimensi tubuh manusia.

(Terlampir)

7

Page 8: Laporan Modul 1 Kel 31 Revisi 19-03 New

MODUL I ANTROPOMETRI

2.1.3 Contoh Perhitungan PersentilPersentil adalah suatu nilai yang menunjukkan presentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran

pada atau dibawah nilai tersebut. Perhitungan persentil didapat dengan mencari nilai rata-rata (X ) dan

standar deviasi (σ x) tiap dimensi. Secara umum, perhitungan persentil didapat dari nilai rata-rata yang

ditambahkan dengan hasil perkalian faktor persentil dengan standar deviasi. Nilai-nilai persentil yang umum

diaplikasikan dalam pengolahan data dapat dijelaskan dalam Tabel 2.2.

Berikut ini rumus-rumus yang digunakan untuk menghitung persentil:

X=X1+X2+…+Xn

n=∑ X

n(2-1)

Sumber: AkhmadFauzy (2008:32)

S=√ 1n−1∑i=1

n

(x i−x )2 (2-2)

Sumber: IqbalHasan (2001;107)

Tabel 2.2 Tabel Data AntropometriPersenti

l

Perhitungan

1-st X−2,325σX2,5-th X−1,96σX5-th X−1,645σX10-th X−1,28σX50-th X

90-th X+1,28 σX95-th X+1,645 σX97,5-th X+1,96 σX

99-th X+2,325 σXSumber: www.antropometriindonesia.com

Contoh Perhitungan:

Tabel 2.3 Data Persentil PriaDimens

iRata-Rata Standar Deviasi

Persentil5 10 50 90 95

D1 168,355 5,617592 160 162,7 167,05 176,55 177,1

Tabel 2.4 Contoh PerhitunganNo Perhitungan

1 Rata-ratax=

∑ x

n=x 1+ x2+x3+…+x20

20=160+166,5+163,5+…+166,2

20

8

Page 9: Laporan Modul 1 Kel 31 Revisi 19-03 New

MODUL I ANTROPOMETRI

¿168,3550

2 Standar Deviasi σ=√∑ (xi−x )2

n−1=√ 599,589519

=5,617

Tabel 2.4 Contoh Perhitungan (lanjutan)

3 Persentil 5x−1,645σ=168,3550−1,645 (5,617 )=159,1141. Artinya terdapat 5 % dari jumlah

poplulasi berada pada atau di bawah tinggi tubuh 159,1 cm.

4Persentil

10

x−1,28σ=168,3550−1,28 (5,617 )=161,1645. Artinya terdapat 10 % dari jumlah

poplulasi berada pada atau di bawah tinggi tubuh 161,1 cm.

5Persentil

50

x=168,3550. Artinya terdapat 50 % dari jumlah poplulasi berada pada atau di bawah tinggi tubuh

168,3 cm.

6Persentil

90

x+1,645σ=168,3550+1,28 (5,617 )=175,5455. Artinya terdapat 90 % dari jumlah

poplulasi berada pada atau di bawah tinggi tubuh 175,5 cm.

7Persentil

95

x+1,645σ=168,3550+1,645 (5,617 )=177,5959. Artinya terdapat 95 % dari jumlah

poplulasi berada pada atau di bawah tinggi tubuh 177,5 cm.

Tabel 2.5 Data Persentil WanitaDimens

iRata-Rata Standar Deviasi

Persentil5 10 50 90 95

D1 156,525 5,082775 149,665 150,87 156,25 163,05 163,85

Tabel 1.6 Contoh Perhitungan Data Persentil WanitaN

o

Perhitungan

1 Rata-ratax=

∑ x

n=x 1+ x2+x3+…+x20

20=156,6+154+155+…+156,6

20

¿156,525

2Standar

Deviasi σ=√∑ (xi−x )2

n−1=√ 490,857519

=5,082775

3 Persentil 5x−1,645σ=168,3550−1,645 (5,082775 )=148,1638. Artinya terdapat 5 % dari

jumlah poplulasi berada pada atau di bawah tinggi tubuh 148,1 cm.

4 Persentil 10x−1,28σ=168,3550−1,28 (5,082775 )=150,019. Artinya terdapat 10 % dari

jumlah poplulasi berada pada atau di bawah tinggi tubuh 150,01 cm.

5 Persentil 50x=168,3550. Artinya terdapat 50 % dari jumlah poplulasi berada pada atau di bawah tinggi

tubuh 156,525 cm.

6 Persentil 90x+1,645σ=168,3550+1,28 (5,082775 )=162,031. Artinya terdapat 90 % dari

jumlah poplulasi berada pada atau di bawah tinggi tubuh 162,03 cm.

7 Persentil 95x+1,645σ=168,3550+1,645 (5,082775 )=164,8862. Artinya terdapat 95 % dari

jumlah poplulasi berada pada atau di bawah tinggi tubuh 164,9 cm.

9

Page 10: Laporan Modul 1 Kel 31 Revisi 19-03 New

MODUL I ANTROPOMETRI

10

Page 11: Laporan Modul 1 Kel 31 Revisi 19-03 New

MODUL I ANTROPOMETRI

Berikut ini merupakan hasil pengukuran dari rata-rata, standar deviasi dan persentil secara keseluruhan.

Tabel 2.7 Data Persentil PriaDimens

iRata-Rata Standar Deviasi

Persentil5 10 50 90 95

D1168,355 5,617592 160 162,7 167,05

176,55 177,1

D2156,79 6,357995 150,745 151,64 155,15

164,99 168,58

D3 140,495 6,349594 134,37 135,05 138,95 150,1 151,19

D4103,49 5,376254 95,855 97,43 102,5

110,97 112,54

D592,435 14,3279 82,55 86,26 95,15

103,05 103,505

D6 71,03 4,031338 66,755 66,99 70,45 76,79 78,585D7 61,5 3,761719 57,8 58 61,5 65,27 67,79D8 87,21 3,769392 81,95 82,9 87 92,51 92,67D9 75,005 3,325575 70,475 71,13 74,5 78,4 82

D10 58,995 3,105593 54,895 55,53 58,2 63,46 64,08D11 22,505 2,853525 18,95 19,45 21,95 26,03 26,385D12 15,07 2,591707 11,5 11,95 15,15 18,1 19,1D13 58,815 4,332773 51,95 52,45 59 63,36 65,77D14 47,86 3,32097 41,98 43,8 47,85 52,02 52,29D15 52,915 2,956398 49,585 49,98 53,25 56,1 57,04D16 42,285 2,289398 39,8 40,54 42,1 45,09 45,905D17 44,05 3,873459 38,875 39,54 44,25 48,03 48,435D18 38,66 3,259545 34,395 35,21 38,75 43,5 43,56D19 38,865 4,22826 31,425 33,3 39 43,1 44,2D20 22,515 3,235051 18,99 19,45 22 28,07 28,8D21 23,975 4,580034 18,47 18,95 23,3 31,05 31,625D22 36,59 2,851389 32,385 33,4 36,7 40,55 41D23 45,185 3,203333 40,265 40,93 45,4 49,01 50D24 72,53 4,476735 65,475 67,48 72 77,47 79,1D25 63,675 5,221804 56,95 57 61,85 71,03 71,35D26 19,735 2,160476 16,465 16,86 19,95 22,06 22,69D27 16,67 1,514874 14,625 14,79 16,65 18,28 19,025D28 18,82 1,150103 17 17,72 18,75 20 20,085D29 8,6 0,52915 8 8 8,5 9,05 9,52D30 25,48 2,97562 22,59 23,9 26 28,81 28,905D31 10,4 1,540202 8,99 9 10 11,5 13,67

D32172,86 8,282474 162,425 164,12 169,75

185,54 185,98

D33 88,68 4,260912 82,975 83,9 88,15 95,18 96,86

D34210,69 12,66964 198,175 199,82 205,9

228,38 239,2

D35 120,96 6,337225 110,865 113,88 120,3 129,1 130,06D36 72,15 4,688339 66,065 67,82 71 78,1 79,08

Tabel 2.8 Data Persentil Wanita

Dimensi Rata-Rata Standar DeviasiPersentil

5 10 50 90 95D1 156,525 5,082775 149,665 150,87 156,25 163,05 163,85D2 145,28 5,200466 138,065 138,56 144,95 152 152,32D3 129,865 4,02522 124,69 124,98 130,3 132,63 137,53

11

Page 12: Laporan Modul 1 Kel 31 Revisi 19-03 New

MODUL I ANTROPOMETRI

D4 97,155 4,549896 92,895 93 96,5 101,05 106,23D5 89,505 3,970878 84,85 85,9 89,5 92,65 94,305D6 68,59 3,689801 64,335 64,95 68,9 73 73,2

Tabel 2.8 Data Persentil Wanita (lanjutan)Dimens

iRata-Rata

Standar Deviasi

Persentil5 10 50 90 95

D7 59,805 2,930866 55,925 56 59,7 62,74 64,1D8 81,895 3,184746 75,545 78,66 82,2 85,13 86,335D9 70,305 3,030455 65,63 67,33 71 73,04 73,555

D10 57,42 2,713242 52,76 52,98 57,5 60,18 61,86D11 22,16 2,688846 18,925 19,45 21,75 26,04 26,45D12 13,925 1,873043 11,76 11,98 14 16,08 16,91D13 57,525 2,302144 52,99 55,61 57 60,05 60,55D14 48,29 1,871363 45,45 46,86 48,75 50 50,05D15 50,75 1,973375 48 48 50,35 53,33 53,62D16 39,755 2,954475 36,02 36,64 39,8 43,28 44,1D17 42,45 2,701559 39,86 40 42 44,77 47,315D18 34,32 7,462157 30,53 31,99 35,7 39,5 39,525D19 39,385 4,273822 32,755 34,44 40,25 44,56 45,13D20 25,11 4,577393 20,95 21 23,5 31 31,385D21 23,02 2,679866 19,38 19,94 22,5 27 27,005D22 32,11 3,221784 26,97 27,9 33,15 36,07 36,715D23 41,725 3,650937 34,55 37,66 41,55 46,55 47D24 67,215 4,367497 63,04 63,49 66,2 73,56 74,145D25 58,99 3,28776 55,675 56,18 58,7 62,2 64,01D26 19,4 2,153333 16,475 16,95 19,1 21,7 23,5D27 16,755 1,382018 14,38 15,03 17 18 18,08D28 17,445 0,951163 15,96 16,45 17,55 18,52 18,715D29 7,85 0,57078 7 7 7,7 8,5 8,55D30 23,5 1,579807 21,44 21,95 23 25,82 26D31 9,075 1,132243 7,5 7,95 8,9 10,58 11,325D32 157,62 5,71679 149 151,7 157,75 162,3 165,43D33 80,555 4,652274 72,425 76,55 80 85,2 87,185D34 191,63 6,125967 186,015 186,2 190,75 198,84 200,605D35 111,585 4,593161 103,77 104,43 111,85 117,09 117,905D36 66,555 4,792261 59,54 60,87 66,45 71,65 73,245

2.2 Desain Stasiun Kerja Tenun

Data antropometri dalam perancangan stasiun kerja sangat penting karena ketidaksesuaian antara

stasiun kerja dengan pekerja dapat menyebabkan pekerja cepat lelah sehingga produktifitas pekerja akan

cenderung menurun. Pada praktikum modul 1 ini, stasiun kerja yang digunakan adalah stasiun kerja tenun. Di

dalam stasiun kerja tenun dapat ditemukan kekurangan dalam stasiun kerjanya seperti tinggi kursi dan

jangkauan yang terlalu jauh sehingga diharapkan dengan mendesain ulang akan mengatasi masalah

tersebut. Gambar 1.3 merupakan contoh gambar dari studi kasus stasiun kerja tenun yang perlu untuk

diperbaiki, sedangkan tabel 1.9 merupakan tabel yang menujukkan iteraksi manusia dengan stasiun kerja

tenun.

12

Page 13: Laporan Modul 1 Kel 31 Revisi 19-03 New

MODUL I ANTROPOMETRI

Gambar 2.3 Alat tenunSumber: Jurnal “Kajian Postur Kerja Pada Pengrajin Tenun Songket Pandai Sikek” Mufti Dessi dkk. 2013

Tabel 1.9 Interaksi Manusia dengan Stasiun Kerja

No InteraksiKeterangan Penggunaan

Dimensi Penggunaan

1 Dimensi tinggi siku D11Untuk merancang tinggi

alas atas meja tenun

2 Dimensi panjang popliteal dalam posisi duduk D14Untuk merancang panjang

kursi

3 Dimensi tinggi lutut dalam posisi duduk D15Untuk merancang tinggi

bawah atas meja

4 Dimensi lebar pinggul dalam posisi duduk D19Untuk merancang lebar

kursi

5Dimensi panjang rentang tangan kedepan dalam

posisi berdiriD24

Untuk meracncang panjang

horizontal dari sisir

6 Dimensi lebar tangan D29Untuk merancang lebar

pedal tangan

2.2.1 Evaluasi Dimensi

Gambar 1.3 merupakan salah satu contoh stasiun kerja tenun yang membutuhkan perbaikan karena

pekerjaan tersebut dilakukan dengan posisi yang kurang ergonomis. Pada saat operator bekerja jika

pekerjaan tersebut dilakukan dengan posisi tubuh yang kurang ergonomis seperti punggung membungkuk

dan tangan menjangkau terlalu jauh, serta apabila pekerjaan dilakukan secara repetitif maka akan

mengakibatkan low back pain (cedera tulang belakang) dan kram pada otot lengan tangan. Oleh karenanya

dibutuhkan perbaikan terhadap stasiun kerja tenun tersebut untuk menghindari adanya cidera dan

mengurangi kelelahan.

Tabel 1.10 Evaluasi Dimensi

No. InteraksiKeterangan Penggunaan

Dimensi Penggunaan Alasan Perbaikan

1 Dimensi tinggi

siku

D11 Untuk merancang tinggi

alas atas meja tenun

Agar tangan tidak

menggantung saat

operator bekerja,

sehingga operator tidak

13

Page 14: Laporan Modul 1 Kel 31 Revisi 19-03 New

MODUL I ANTROPOMETRI

mudah lelah

2

Dimensi panjang

popliteal dalam

posisi duduk

D14Untuk merancang

panjang kursi

Agar operator

mendapatkan alas duduk

yang memiliki ukuran

yang sesuai dengan

dimensi tubuhnya (sesuai

dengan panjang paha

saat duduk) sehingga

meminimalkan terjadinya

kelelahan atau kram.

3

Dimensi tinggi

lutut dalam posisi

duduk

D15Untuk merancang tinggi

alas bawah meja

Agar kaki mendapatkan

ruang yang pas saat

operator bekerja,

sehingga operator tidak

mudah mengalami kram

atau kesemutan di

bagian kaki

4

Dimensi lebar

pinggul dalam

posisi duduk

D19Untuk merancang lebar

kursi

Agar operator

mendapatkan alas duduk

yang memiliki ukuran

yang sesuai dengan

dimensi tubuhnya (sesuai

dengan lebar pinggul

saat duduk) sehingga

meminimalkan terjadinya

kelelahan atau kram

5

Dimensi panjang

rentang tangan

kedepan dalam

posisi berdiri

D24

Untuk merancang

panjang horizontal dari

sisir tenun

Agar tangan operator

dapat menjangkau

pegangan sisir dengan

mudah, dan

mendapatkan jangkauan

yang pas sehingga

meminimalkan tingkat

kelelahan (operator tidak

terlalu membungkuk

untuk menjangkau sisir,

dan meminimalkan resiko

low back pain)

6Dimensi lebar

tanganD29

Untuk merancang lebar

pedal tangan

Agar pedal tangan yang

dipegang oleh operator

memiliki lebar yang

sesuai dan nyaman untuk

digenggam

14

Page 15: Laporan Modul 1 Kel 31 Revisi 19-03 New

MODUL I ANTROPOMETRI

2.2.2 Perbaikan Dimensi Stasiun Kerja

Perbaikan stasiun kerja tenun meliputi meja tenun dan kursi yang dipakai oleh operator. Untuk

meja tenun, perbaikan difokuskan pada bagian yang sesuai dengan dimensi tubuh operator, yaitu pada

D11 (dimensi tinggi siku), D15 (dimensi tinggi lutut dalam posisi duduk), D24 (dimensi panjang rentang

tangan ke depan dalam posisi berdiri) dan D29 (dimensi lebar tangan). Sedangkan untuk kursi, perbaikan

difokuskan pada D14 (dimensi panjang popliteal dalam posisi duduk) dan D19 (dimensi lebar pinggul).

Tabel 2.2.2 menunjukkan perbaikan dimensi stasiun kerja tenun.

Tabel 1.11 Perbaikan Dimensi Stasiun Kerja Tenun

No

Keterangan Penggunaan Persentil

yang Digunakan

Allowance (cm)

Ukuran (cm)

Ukuran Total (cm)

Keterangan

Dimensi Dimensi Benda

1D11 +

D16

Tinggi alas

atas meja

tenun

95th dan 50th 1 26,45 67,25

Persentil 95th dan allowance sebesar 1 cm digunakan agar operator

dengan tinggi siku sebesar 26,45 cm atau kurang

dapat bertumpu pada meja saat bekerja

2 D14Panjang

kursi5th 2 45,45 47,45

Persentil 5th dan allowance sebesar 2 cm digunakan

agar operator dengan panjang popliteal sebesar 45,45 cm atau lebih dapat duduk dengan alas kursi yang mampu menopang

tubuhnya.

3 D15

Tinggi alas

bawah meja

tenun

5th 5 48 53

Persentil 5th dan allowance sebesar 5 cm digunakan

agar operator yang memiliki tinggi lutut

sebesar 48 atau lebih mendapatkan ruang yang

pas untuk kakinya saat bekerja

4 D19 Lebar kursi 95th 2 45,13 47,13

Persentil 95th dan allowance sebesar 2 cm digunakan agar operator

dengan lebar pinggul sebesar 45,13 atau kurang dapat duduk dengan alas

kursi yang mampu menopang tubuhnya.

5 D24

Panjang

horizontal

dari sisir

tenun

5th 2 63,04 65,04

Persentil 5th dan allowance sebesar 2 cm digunakan

agar operator dengan panjang rentang tangan ke depan sebesar 63,04 cm atau lebih dapat dengan mudah menjangkau sisir

tenun

6 D29 Lebar pedal 95th 2 8,55 10,55 Persentil 95th dan

15

Page 16: Laporan Modul 1 Kel 31 Revisi 19-03 New

MODUL I ANTROPOMETRI

tangan

allowance sebesar 2 cm digunakan agar operator

dengan lebar tangan sebesar 8,55 atau kurang dapat memegang pedal tangan dengan nyaman.

2.2.3 Desain Stasiun Kerja Tenun

16

Page 17: Laporan Modul 1 Kel 31 Revisi 19-03 New

MODUL I ANTROPOMETRI

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

17