revisi strabel kel 5
DESCRIPTION
Teori Belajar yang digunakan dalam pendekatan Keterampilan ProsesTRANSCRIPT
Tugas Kelompok
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR BIOLOGI
Teori Belajar yang Digunakan dalam Pendekatan Keterampilan
Proses pada Pembelajaran Biologi
OLEH:
KELOMPOK V
Andriani (15B13039)
Kartini (15B13044)
Mardiana (15B13045)
Muhammad Nasrul (15B13047)
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Teori Belajar yang Digunakan dalam Pendekatan Keterampilan
Proses pada Pembelajaran Biologi” ini dengan lancar.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang kami
peroleh dari berbagai sumber dan infomasi dari media massa yang berhubungan
yang berkaitan dengan strategi belajar mengajar, tak lupa kami ucapkan terima
kasih kepada pengajar mata kuliah Strategi Belajar Mengajar Biologi atas
bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan
mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Kami harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi
kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai teori belajar
yang digunakan dalam pendekatan keterampilan proses, khususnya bagi penulis.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang
lebih baik.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru yang efektif merupakan pribadi yang berkualitas dan dapat
membangun hubungan yang baik dengan siswanya, memahami pengetahuan dasar
tentang belajar dan mengajar, dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan
baik, mempunyai sikap dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan
refleksi dan memecahkan masalah, serta meyakinkan bahwa belajar merupakan
proses sepanjang hidup. Selain itu guru yang efektif dapat mengembangkan
strategi, metode, dan keterampilannya untuk mencapai keberhasilannya.
Secara konseptual pekerjaan guru meliputi tiga fungsi utama: (1)
pemimpin, (2) pengelola pembelajaran, dan (3) pengorganisasi. Sebagai
pemimpin, diharapkan guru dapat memainkan perannya di dalam kelas, seperti
membuat perencanaan, memberi motivasi, mengalokasikan waktu, memberikan
penilaian, dan mencari serta memilih sumber belajar yang sesuai. Pengelolaan
pembelajaran, mengacu pada metoda dan proses dilakukan guru ketika
melaksanakan tugas mengajar sehari-hari. Pengorganisasi, mengacu pada
pekerjaan guru yang berhubungan dengan masyarakat, termasuk bekerja dengan
teman sejawat, orang tua, dan pimpinan sekolah.
Dalam belajar sains siswa seharusnya tidak hanya belajar produk saja,
tetapi harus belajar tentang aspek proses, sikap dan teknologi agar siswa dapat
benar-benar memahami sains secara utuh. Namun seperti telah dikemukakan
sebelumnya bahwa pada kenyataannya, mengajar adalah transfer pengetahuan dari
guru kepada siswa. Oleh karena itu tidaklah mengherankan mengapa banyak guru
mengajar dengan cara ceramah, sebab bagi mereka sains adalah sekumpulan
pengetahuan yang harus di transfer kepada siswa.
Konstruktivisme telah mempengaruhi banyak studi tentang miskonsepsi
dan konsepsi alternatif dalam bidang sains dan saat ini dunia pendidikan sains
telah menunjukkan pergeseran yang lebih menekankan proses belajar mengajar
dan metode penelitian yang menitikberatkan konsep bahwa dalam belajar
3
seseorang mengkonstruksi pengetahuannya. Dalam pendidikan sains juga telah
lama diusahakan agar partisipasi siswa dalam membangun pengetahuannya telah
ditekankan. Semua itu menunjukkan bahwa pendidikan sains telah mengarah pada
kontruktivisme.
Berdasarkan pandangan IPA sebagai proses dan uraian tentang kegiatan
pembelajaran di sekolah, timbul pertanyaan “apakah yang bisa dilakukan untuk
mengidealkan kegiatan pembelajaran di sekolah?” salah satu jawaban atas
pertanyaan tersebut adalah penerapan Pendekatan Keterampilan Proses.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keterkaitan antara pendekatan keterampilan proses dengan teori
belajar yang mendasarinya?
2. Bagaimana tahapan-tahapan pembelajaran Biologi dengan pendekatan
keterampilan proses?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui keterkaitan antara pendekatan keterampilan proses
dengan teori belajar yang mendasarinya.
2. Untuk mengetahui tahapan-tahapan pembelajaran Biologi dengan
pendekatan keterampilan proses.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses
Pengertian pendekatan keterampilan proses menurut Kurniati (2001:11)
mengungkapkan bahwa pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan yang
memberi kesempatan kepada siswa agar dapat menemukan fakta, membangun
konsep-konsep, melalui kegiatan dan atau pengalaman-pengalaman seperti
ilmuwan.
Menurut Dimyari dan Mudjiono (1999) Pendekatan keterampilan proses
dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-
keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-
kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa.
Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan
perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk
kreativitas. Sedangkan proses dapat didefinisikan sebagai perangkat keterampilan
kompleks yang digunakan ilmuwan dalam melakukan penelitian ilmiah. Proses
juga merupakan konsep besar yang dapat diuraikan menjadi komponen-komponen
yang harus dikuasai seseorang bila akan melakukan penelitian. Keterampilan
proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan
kemampuan mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu
kegiatan ilmiah sehingga para ilmuwan berhasil menemukan sesuatu yang baru.
Selain itu, menurut Arikunto (2004:33) pendekataan berbasis
keterampilan proses adalah wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-
keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan-
kemampuan mendasar yang pada prinsipnya keterampilan-keterampilan
intelektual tersebut telah ada pada siswa.
Dari kedua pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan
keterampilan proses adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa
sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan
teori-teori dengan keterampilan intelektual dan sikap ilmiah siswa sendiri. Siswa
5
diberi kesempatan untuk terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan ilmiah seperti
yang dikerjakan para ilmuwan, tetapi pendekatan keterampilan proses tidak
bermaksud menjadikan setiap siswa menjadi ilmuwan. Pembelajaran dengan
pendekatan keterampilan proses dilaksanakan dengan maksud karena untuk
membantu mengembangkan kepribadian siswa. Kepribadian yang berkembang
merupakan prasyarat untuk melangkah ke profesi apapun yang diminati siswa.
B. Jenis-jenis Keterampilan Proses
Menurut Nurhayati (2011:31), keterampilan proses terdiri dari dua
kelompok keterampilan yaitu: (1) keterampilan proses dasar dan (2) keterampilan
proses terintegrasi. Keterampilan proses dasar merupakan intelektual untuk
memecahkan masalah sedangkan keterampilan proses terintegrasi merupakan alat
yang siap pakai jika orang akan memecahkan masalah.
1. Keterampilan Proses Dasar
Ada beberapa kegiatan yang termasuk keterampilan proses dasar sebagai
berikut.
a. Observasi
Kegiatan observasi adalah peserta didik melakukan pengamatan terhadap
objek dan fenomena alam dengan menggunakan indera penglihatan,
perabaan, pembauan, pendengaran dan pengecapan. Kegiatan observasi
dapat berupa kualitatif, dapat pula berupa kuantitatif.
b. Klasifikasi
Klasifikasi adalah keterampilan proses yang merupakan inti
pembentukan konsep.
c. Komunikasi
Kemampuan melakukan komunikasi dengan orang lain merupakan dasr
bagi segala hal yang kita kerjakan. Komunikasi dapat dilakukan secara
lisan ataupun tulisan. Komunikasi merupakan dasar untuk memecahkan
masalah. Komunikasi yang paling baik adalah jelas dan tepat, sehimgga
perlu menggunakan keterampilan yang harus dikembangkan dan
dipraktikkan.
6
d. Pengukuran
Untuk dapat melakukan observasi kuantitatif, diperlukan keterampilan
pengukuran.
e. Penarikan Kesimpulan (Inferensi)
Jika suatu obeservasi merupakan pengalam yang diperoleh peserta didik
melalui indera (satu atau lebih), maka penarikan kesimpulannya adalah
penjelasan atau interpretasi suatu observasi.
f. Prediksi
Prediksi merupakan ramalan berdasarkan analisis hasil observasi untuk
masa yang akan dating. Prediksi sangat berkaitan dengan observasi,
penarikan kesimpulan, dan klasifikasi.
2. Keterampilan Proses Terintegrasi
Berikut ini diuraikan beberapa keterampiln yang termasuk keterampilan
proses terintegrasi.
a. Mengidentifikasi Variabel
Salah satu keterampilan proses yang diperlukan apabila sesorang akan
melakukan penyelidikan atau investigasi adalah mengidentifikasi
variabel. Variabel adalah sesuatu yang dapat berubah dalam satu situasi.
b. Menyusun Data dalam Tabel
Penyusunan data ke dalam tabel adalah untuk mengorganiasikan
sejumlah informasi dengan cara yang mangkus. Jika suatu investigasi
dilakukan, maka pengukuran-pengukuran yang diperoleh disebut data.
c. Menyusun Grafik
Gambar biasanya memberikan lebih banyak informasi dari pada kalimat-
kalimat.
d. Menggambakan Hubungan Di antara Variabel-variabel
Untuk menggambarkan bagaimana hubungan antara variabel yang satu
dengan variabel yang lain (variabel bebas dan variabel terikat), yang
harus dilakukan peserta didik adalah sebagai berikut.
1) Membuat grafik data
2) Menarik garis yang paling cocok
7
3) Menilis suatu pertanyan mengenai hubungn antara satu variabel
dengan variabel lainnya.
e. Memperoleh dan Memproses Data
Data dapat dicari lewat investigasi atau eksperimen dengan melakukan
observasi. Kemudian disusun dalam tabel, membut grafik,
menggambarkan hubungan antara variabel satu dengan variabel yang
lain, dan diproses data tersebut untuk menentukan hasil akhir eksperimen
peserta didik.
f. Menganalisis Investigasi
Analisis investigasi mencakup hal-hal sebagai berikut: (1)
mengidentifikasi variabel-variabel bebas, terikat, dan yang terkendali
dalam suatu eksperimen: (2) mengidentifikasi hipotesis yang akan diuji:
dan (3) cara menguji hipotesis.
g. Menyusun Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan mengenai hubungan diantara variabel-variabel
yang akan diteliti. Hipotesis itu merupakan pedoman bagi investigator
untuk mengenal data apa saja yang perlu dikumpulkan.
h. Merumuskan Variabel-variabel Secara Operasional
Untuk mengetahui cara pengukuran setiap variabel yang akan diteliti,
maka terlebih dahulu disusun definisi-definisi operasional setiap variabel.
i. Melakukan Eksperimen
Kegiatan eksperimen merupakan aktivitas yang memadukan semua
keterampilan proses. Kegiatan eksperimen dalam pembelajaran sains
sangat baik karena melatih atau menggunakan banyak keterampilan
proses.
Keterampilan proses dalam pengajaran sains merupakan suatu model
atau alternatif pembelajaran sains yang dapat melibatkan siswa dalam tingkah
laku dan proses mental. Pembelajaran sains menekankan pada pembentukan
keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengembangkan sikap ilmiah. Hal ini
8
bisa tercapai apabila dalam pembelajaran menggunakan pendekatan keterampilan
proses baik keterampilan proses dasar maupun keterampilan proses terintegrasi.
C. Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Keterampilan Proses
Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai
pengalaman untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan proses ini
meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan
bahan secara baik dan selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan
kerja, mengajukan pertanyaan, membuat hipotesis, menggolongkan dan
menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau
tulisan, menggali dan memilah informasi faktual dan relevan untuk menguji
gagasan-gagasan atau memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Biologi memiliki ciri yang khas dalam berpikirnya. Misalnya dalam
mempelajari fisiologi, siswa diminta mengembangkan cara berpikir sibernetik,
dalam mempelajari taksonomi dikembangkan keterampilan berpikir logis melalui
klasifikasi, dan dalam mempelajari genetika perlu dikembangkan cara berpikir
probabilitas. Selain itu, dalam biologi terdapat banyak istilah latin. Istilah latin
tersebut merupakan sebuah konsep yang telah disepakati oleh para biologiwan,
dan dapat dikembangkan atau dikombinasikan dengan membentuk pengertian
yang lebih kompleks atau lebih spesifik (Rustaman, 2003:14)
Penerapan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran akan
dapat mengembangkan kemampuan berpikir anak. Anak akan aktif dalam
menggunakan pikirannya untuk menemukan berbagai konsep atau prinsip dari
suatu materi. Seperti yang dikemukakan oleh Bruner (Hendrik, 2000: 14) bahwa
dalam pengajaran dengan pendekatan keterampilan proses penemuan anak akan
menggunakan pikirannya untuk melakukan berbagai konsep atau prinsip.
Keterampilan proses merupakan asimilasi dari berbagai keterampilan
intelektual yang dapat diterapkan pada proses pembelajaran. Piaget (Duherti,
2000:13) mengemukakan bahwa kemampuan berpikir anak akan berkembang bila
dikomunikasikan secara jelas dan cermat yang dapat disajikan berupa grafik,
diagram, tabel, gambar atau bahasa isyarat lainnya.
9
Sebelum melangkah ke kegiatan pembelajaran, perlu adanya langkah-
langkah dalam strategi mengajar yaitu:
1. Tentukan kelas dan satuan waktu untuk membuat perencanaan pelajaran.
2. Tentukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang diajarkan.
3. Urutkan semua keterampilan proses serta sub-keterampilan yang
menyertainya.
4. Tentukan metode atau pendekatan mengajar yang akan digunakan untuk
mengajarkan setiap konsep atau prinsip Biologi yang telah ditetapkan.
5. Tentukan keterampilan proses atau sub keterampilan proses yang akan
dikembangkan bagi setiap konsep atau prinsip yang diajarkan dengan
metode yang telah ditetapkan.
6. Susunlah persiapan mengajar untuk setiap konsep atau prinsip Biologi itu.
Adapun untuk pelaksanaan di dalam kelas, pembelajaran dengan
pendekatan keterampilan proses dirancang dengan beberapa tahapan. Dengan
beberapa tahapan tersebut, diharapkan akan meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa. Tahapan-tahapan pembelajaran berbasis keterampilan proses
menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 49) yaitu dengan:
a. Kegiatan Pendahuluan
Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini meliputi kegiatan penampilan
fenomena, apersepsi, dan menghubungkan pembelajaran dengan
pengetahuan awal yang dimiliki siswa.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa agar
tertarik untuk belajar lebih dalm lagi sehingga siswa akan mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan antusias.
b. Kegiatan Inti.
Di dalam kegiatan inti ini dilakukan demonstrasi atau eksperimen,
kemudian siswa mengisi LKS, hal itu dimaksudkan untuk memunculkan
dampak siswa lebih aktif dan mengacu pada indikator keberhasilan
pembelajaran. Dengan mengerjakan LKS secara sistematis sesuai instruksi
maka siswa dapat membuat rumusan-rumusan teori berdasarkan
eksperimen yang mereka laksanakan. Hal tersebut dikarenakan LKS telah
10
dirancang dengan step-step yang menuntun siswa untuk menemukan suatu
teori sesuai eksperimen.
c. Kegiatan Akhir
Pada tahap ini guru memberikan penguatan materi dan penanaman konsep
dengan tetap mengacu kepada teori permasalahan.
Hasil belajar pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses akan
membuat siswa dapat memahami dan menganalisis suatu ilmu pengetahuan
sendiri dengan lebih baik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Gagne (dalam
Dimyati dan Mudjiono, 2002) Pembelajaran dengan keterampilan proses,
seseorang akan mampu mengartikan dan menganalisis ilmu pengetahuan yang
dilambangkan dengan kata-kata menjadi suatu buah pikiran. Setelah belajar
seseorang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Hasil dari
rangkaian kegiatan kompleks adalah kapabilitas. Timbulnya kapabilitas tersebut
dari (1) Stimulasi yang berasal dari lingkungan dan (2) Proses kognitif yang
dilakukan oleh pebelajar.
Untuk mengetahui keberhasilan dalam belajar diperlukan adanya suatu
pengukuran hasil belajar yaitu melalui suatu evaluasi atau tes dan dinyatakan
dalam bentuk angka. Hasil belajar yang dapat diukur ada tiga macam atau ranah.
Ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Bloom dalam Sardiman
(1991: 49) menjelaskan bahwa Ada tiga ranah yang harus menjadi sasaran dalam
evaluasi belajar, yaitu :
a. Ranah kognitif, yang mencakup kegiatan mental (otak).
Ada enam jenjang dalam proses berfikir diantaranya pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
b. Ranah afektif, yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Ada lima jenjang dalam ranah afektif diantaranya
menerima/memperhatikan, menanggapi, menilai/menghargai,
mengatur/mengorganisasi, karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks
nilai.
c. Ranah psikomotorik, yang berkairtan dengan keterampilan/skill.
11
Ranah psikomotorik lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan pada
reaksi-reaksi fisik. Pada penelitian ini, hasil belajar siswa yang dinilai
adalah ranah kognitif yaitu untuk mengukur proses berpikir siswa yang
meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan
penilaian.
Dari penjabaran di atas, peningkatan aktivitas dalam pendekatan
keterampilan proses akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini
dikarenakan pendekatan keterampilan proses menekankan bagaimana siswa
belajar, bagaimana mengelola perolehannya, sehingga mudah dipahami dan
digunakan dalam kehidupan di masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses
pembelajaran diusahakan agar siswa memperoleh pengalaman dan pengetahuan
sendiri, melakukan penyelidikan ilmiah, melatih kemampuan-kemampuan
intelektualnya, dan merangsang keingintahuan serta dapat memotivasi
kemampuannya untuk meningkatkan pengetahuan yang baru diperolehnya.
Dengan melakukan eksperimen maka siswa akan mendapat pengalaman
yang dialami secara nyata. Pengalaman-pengalaman tersebut akan mudah diingat
dan daya ingat siswa akan lebih lama dibandingkan bila siswa hanya membaca
buku atau mencatat saja. Daya ingat siswa tersebut sangat berharga sebagai modal
pengetahuan siswa dan tentunya akan berdampak pada peningkatan hasil belajar
siswa.
Melalui pengembangkan keterampilan-keterampilan proses diharapkan
anak akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep
serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Dengan
demikian, keterampilan-keterampilan itu menjadi roda penggerak penemuan dan
pengembangan fakta dan konsep, serta penumbuhan dan pengembangan sikap dan
nilai. Akhirnya, pembelajaran yang dirilis dengan pendekatan keterampilan proses
akan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Biologi siswa.
D. Keterkaitan Pendekatan Keterampilan Proses dengan Teori yang
Mendasarinya
12
Setelah mengetahui dan memahami mengenai pendekatan keterampilan
proses, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan ketrampilan proses
berlandaskan pada teori kognitivisme, konstruktivisme dan perkembangan moral.
Teori belajar kognitivisme mengacu pada wacana psikologi kognitif,
yang didasarkan pada kegiatan kognitif dalam belajar. Para ahli teori belajar ini
berupaya menganalisis secara ilmiah proses mental dan struktur ingatan atau
cognition dalam aktifitas belajar. Cognition diartikan sebagai aktifitas
mengetahui, memperoleh, mengorganisasikan, dan menggunakan pengetahuan.
(Goleman, 1995). Teori kognitivisme memiliki perspektif bahwa para peserta
didik memproses informasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir,
menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru
dengan pengetahuan yang telah ada. Teori ini menekankan pada bagaimana
informasi diproses (Erman,2002).
Hal ini sangat berhubungan dengan tujuan pendekatan keterampilan
proses yaitu untuk meningkatkan keterampilan berpikir siswa, sehingga siswa
bukan hanya mampu dan terampil dalam bidang psikomotorik, melainkan juga
bukan sekedar ahli menghafal. Peserta didik juga dilatih untuk mengolah berbagai
informasi yang telah diterimanya dan dikaitkannya dengan pengetahuan yang
dimilikinya.
Sedangkan teori konstruktivisme merupakan perkembangan dari teori
kognitivisme, dalam teori ini selain belajar untuk meningkatkan kemampuan
berpikir dan tingkat kognitif siswa akan tetapi belajar melibatkan konstruksi
pengetahuan siswa dari pengalamannya sendiri oleh dirinya sendiri, hal ini berarti
bahwa teori konstruktivisme mencetak siswa yang dalam memahami atau
meningkatkan kemampuan berpikirnya bukan dari guru akan tetapi membangun
konsep dan pemahaman sendiri dari pengalaman yang dialaminya maupun dari
berbagai sumber atau referensi lain, sehingga fokus bukan pada guru, melainkan
pada siswa. Guru hanya sebagai fasilitator.
Teori konstruktivisme ini dapat dikatakan bahwa melandasi pendekatan
keterampilan proses karena jika dipandang dari komposisi keterampilan-
keterampilan proses tersebut, antara lain pengamatan, pengklasifikasian,
13
penginferensian, peramalan, pengkomunikasian, pengukuran, penggunaan
bilangan, pengintepretasian data, melakukan eksperimen, pengontrolan variabel,
perumusan hipotesis, pendefinisian secara operasional, dan perumusan model
(Holil, 2008). Hal ini berarti bahwa, siswa mengalami atau melakukan sendiri
(pengalaman) dengan menggunakan observasi/pengamatan langsung,
pengklasifikasian sehingga memperoleh data yang nantinya akan dianalisis dan
diinterpretasikan berdasarkan hasil pemikirannya sendiri. Sehingga siswa
memiliki dan memahami konsep secara utuh oleh dirinya sendiri melalui
keterampilan proses tersebut.
Pendekatan keterampilan proses adalah cara memandang anak didik
sebagai manusia seutuhnya. Cara memandang ini dijabarkan dalam kegiatan
belajar mengajar memperhatikan pengembangan pengetahuan, sikap, nilai serta
keterampilan. Pengembangan sikap dan nilai ini dilakukan karena menganggap
siswa di dalam pembelajaran tidak hanya dipandang sebagai seorang
pembelajar/peserta didik akan tetapi juga seorang manusia utuh yang berhubungan
dengan masyarakat dan terikat dengan nilai dan norma yang berlaku di dalam
masyarakat. Hal ini sesuai dengan teori perkembangan moral yang merupakan
suatu proses internalisasi nilai/norma masyarakat sesuai dengan kematangan dan
kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap aturan yang berlaku di
dalam kehidupannya. Dimana moral sebagai wujud abstrak dari nilai-nilai dan
tampil secara nyata/konkret dalam perilaku yang sesuai dengan norma yang
berlaku di dalam lingkungannya.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Teori belajar sangat berkaitan dengan pendekatan keterampilan proses yaitu
untuk meningkatkan keterampilan berpikir siswa, sehingga siswa bukan
hanya mampu dan terampil dalam bidang psikomotorik, melainkan juga
bukan sekedar ahli menghafal.
2. Tahapan-tahapan pembelajaran keterampilan proses yaitu dengan:
a. Kegiatan Pendahuluan
Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini meliputi kegiatan penampilan
fenomena, apersepsi, dan menghubungkan pembelajaran dengan
pengetahuan awal yang dimiliki siswa.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa agar
tertarik untuk belajar lebih dalm lagi sehingga siswa akan mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan antusias.
b. Kegiatan Inti.
Di dalam kegiatan inti ini dilakukan demonstrasi atau eksperimen,
kemudian siswa mengisi LKS, hal itu dimaksudkan untuk memunculkan
dampak siswa lebih aktif dan mengacu pada indikator keberhasilan
pembelajaran. Dengan mengerjakan LKS secara sistematis sesuai
instruksi maka siswa dapat membuat rumusan-rumusan teori berdasarkan
eksperimen yang mereka laksanakan. Hal tersebut dikarenakan LKS telah
dirancang dengan step-step yang menuntun siswa untuk menemukan
suatu teori sesuai eksperimen.
c. Kegiatan Akhir
Pada tahap ini guru memberikan penguatan materi dan penanaman
konsep dengan tetap mengacu kepada teori permasalahan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2004. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Devi K, Poppy dkk. 2011. Pendekatan Keterampilan Proses pada Pembelajaran IPA. http://bpgdisdik-jabar.com/materi/6_sma_biologi.pdf diakses 25 September 2015
Dimyati dan Mudjiono.2002. Belajar dan embelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Haryono. 2006. Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains. Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 7, No. 2.
Hendrik, Putrolo S. 2000. Pembelajaran Konsep Struktur Tumbuhan dengan Menerapkan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Kegiatan Laboratorium. Tesis PPs UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.
Kurniati, Tuti. 2011. Pembelajaran Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Tesis PPs UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.
Nurhayati B. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Rustaman, Nuryani. Dkk. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang (UM Press).
16