ppt ssi kel 09 pemanasan global revisi

Upload: sofrinayuandari

Post on 20-Jul-2015

396 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Pemanasan Global:Sebuah Kajian KritisDisusun Oleh: Cazadira Fediva Tamzil / 1106002633 Sofrina Dewi Yuandari / 1006817920 Sri Utary / 1106060072

Skema PresentasiPemanasan Global

Definisi dan Pemicu Dampak Profil Indonesia Upaya Penanggulangan

Hasil PenelitianKesimpulan

Tujuan PresentasiMemberikan gambaran menyeluruh mengenai fenomena pemanasan global, baik dari segi definisi, dampak, upaya menanggulangi maupun wajah Indonesia dalam kaitannya dengan hal tersebut. Menumbuhkan kesadaran untuk menjaga dan melestarikan lingkungan hidup dalam rangka mengurangi pemanasan global.

Apa itu pemanasan global?Peningkatan suhu permukaan bumi yang disebabkan oleh terperangkapnya sinar matahari dalam bumi akibat tingginya konsentrasi Gas Rumah Kaca.

Skema Pemanasan Global

Darimana Gas Rumah Kaca berasal?Gas Rumah Kaca adalah gas-gas CO2, CH4, N2O serta CFC yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, pembabatan atau konversi hutan serta pembakaran sisa tanaman ataupun sampah.

Dampak pemanasan global Peningkatan suhu bumi Mencairnya es di kutub utara dan selatan bumi Volume air laut membesar Naiknya permukaan air laut Perubahan Iklim

Penanggulangan dampak perubahan iklimMitigasi Tujuan : membatasi dan menurunkan emisi gas rumah kaca dapat dilakukan dengan cara mengurangi penggunaan sumber daya energi yang banyak menghasilkan emisi CO2 yang dihasilkan oleh pembakaran minyak bumi, batubara dan gas bumi untuk kegiatan produksi, industri, transportasi serta aktivitas pembangunan lainnya. Dapat dilakukan dengan membenahi sistem bumi yang berfungsi sebagai penyerap dan penyimpan karbon secara alami yaitu hutan

Adaptasi Penyesuaian dapat dilakukan dengan menyadari di daerah mana kita tinggal, mengetahui apakah daerah tersebut rentan terhadap gangguan alam dan perubahan iklim. 4 unsur penting dalam adaptasi: - Memetakan siapa saja yang rentan terhadap dampak pemanasan global - Public awareness dan capacity building - Reformasi kebijakan publik - Pembangunan rendah karbon

Kaitan Model Pembangunan dengan Perubahan Iklim Persoalan perubahan iklim bukan hanya sekedar persoalan lingkungan hidup. Kesadaran bahwa pola pembangunan yang hanya mengikuti pola konsumsi dan produksi tanpa memedulikan daya dukung lingkungan dan kelestarian ekosistem alamiah. Perubahan iklim pasti akan berdampak langsung terutama pada kegiatan-kegiatan yang mendukung dalam pembangunan seperti pertanian, perikanan, dan kesehatan. Dampak secara tidak langsung pada masalah kemiskinan, pendidikan, kesejahteraan sosial, dan sebagainya.

Sustainable DevelopmentPembangunan Berkelanjutan

Merupakan model pembangunan yang harus diterapkan dalam rangka menanggulangi fenomena pemanasan global. Pembangunan ini memastikan keberlanjutan lingkungan hidup di masa depan tanpa mengesampingkan pemenuhan kebutuhan di masa kini.

BAGAIMANA CARA MEWUJUDKAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT? Green EconomyUpaya penyelarasan antara aktivitas yang menghasilkan keuntungan dengan keprihatinan terhadap lingkungan.

Teknologi Ramah LingkunganKebutuhan manusia yang semakin banyak dapat diimbangi dengan penggunaan teknologi ramah lingkungan, yakni teknologi yang hanya mengeluarkan sedikit emisi karbon maupun GRK lainnya.

Konvensi PBB Mengenai Perubahan Iklim Disahkan Komite Tingkat Tinggi Bumi PBB di Rio De Janeiro, Brazil, pada tahun 1992. Menghimbau agar semua negara mengemban tanggung jawab pencegahan pemanasan global sesuai dengan prinsip Common but Differentiated Responsibilities.

Protokol Kyoto Pelengkap Konvensi PBB Mengenai Perubahan Iklim Disahkan di Tokyo, Jepang, pada tahun 1997 namun mulai berlaku apabila diratifikasi oleh negara yang bersangkutan. Negara-negara maju wajib mengurangi emisi karbonnya minimal 5 persen dari tingkat emisi tahun 1990 (yang harus tercapai pada periode 20082012). Negara negara berkembang wajib menerapkan pembangunan berkelanjutan

Profil Indonesia dalam Pemanasan Global

Salah satu Penyerap Karbon Terbesar Oleh karena luas hutan serta lahan gambut yang sangat signifikan

Salah satu Carbon Emitter Terbesar Kebakaran dan konversi hutan/lahan gambut,

Terlibat dalam Upaya Penanggulangan Pemanasan Global dalam skala nasional maupun internasional Ratifikasi Protokol Kyoto, tuan rumah COP-13 Bali Roadmap dan Action Plan

COP 13

Kebijakan Bappenas

Ratifikasi Protokol Kyoto dan Konvensi PBB

Upaya-upaya Indonesia Mengatasi Pemanasan GlobalPembangunan Rendah Karbon RAN-MAPI

DNPI

RAN-MAPI dan DNPI RAN-MAPI: Rencana Aksi Nasional Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim DNPI: Dewan Nasional Perubahan Iklim yang dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia sebagai badan yang menangani langsung kasus pemanasan global di Indonesia.

Conference of The Parties 13(COP-13)Pertemuan berbagai negara di dunia untuk yang ke-13 kalinya dalam rangka menanggulangi pemanasan global di Bali, Indonesia. COP-13 menghasilkan Bali Roadmap (2 jalur negosiasi mengenai pemanasan global) serta Bali Action Plan (berisikan rencana penanggulangan pemanasan global, yakni mitigasi, adaptasi, pendanaan dan alih teknologi).

Kebijakan BappenasUntuk Menanggulangi Pemanasan Global

Indonesia Climate Change Trust Fund

Policy Paper Mengenai Pemanasan Global

Yellow Book Bappenas

Pembangunan Rendah KarbonModel pembangunan yang meminimalisasi emisi karbon sampai dengan jumlah yang paling kecil.

Deskripsi dan Analisis Hasil PenelitianDiagram 1. Frekuensi Penggunaan per Sumber Emisi Karbon oleh Mahasiswa Kelas SSI Kel. K86.67%

63.33% 50% 33.33% 26.67%

60%53.33% 36.67% 46.67% 40% 20% 20% 26.67% 13.33% 23.33% 33.33% 23.33% 23.33% 33.33%

60%50% 43.33% 40% 26.67% 20% 23.33% 20% 16.67% 16.67% 23.33% 30% 0% 20%

43.33%

13.33%

13.33%

0% 3.33%

0%

0%

10% 3.33%

10%

0%

0%

0%

0%

Tidak Pernah

Jarang

Kadang-kadang

Sering

0%

Diagram 2. Persentase Frekuensi Penggunaan Sumber Emisi Karbon oleh Mahasiswa Kelas SSI Kel. K

0% Tidak Pernah

16.67%26.67%

Jarang Kadang-kadang Sering

56.67%

Chart TitleTidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering

4

10

1 4 3 2 Jatim 1 1 Sumbar

1DKI Jakarta Banten

1Jabar

1Sumut

1Riau

Diagram 4. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Frekuensi Penggunaan Sumber Emisi Karbon

20 16 12 16 8 5 4 3 0 1

5

TP

J

K

S

Frekuensi Penggunaan Sumber Emisi Karbon

Perempuan

Laki-laki

-TP = Tidak Pernah - K = Kadang-kadang

- J = Jarang - S = Sering

Diagram 5. Frekuensi Persepsi Individual Tingkatan Sumber Emisi Karbon oleh Mahasiswa Kelas SSI Kel. K56.67%

33.33%

40% 36.67% 23.33%

20%

10%

6.67% 10%

13.33% 13.33%

3.33% 0%

0%

0%

0% 0%

0%

PertamaHairdryer Setrika Listrik Radio/Tape Lampu Hemat Energi TV Mobil

0%

KeduaAC Air Kemasan Rice Cooker Kertas Baru

0% 0%

KetigaKomputer Sampah Organik

3.33%

3.33% 3.33% 10%

6.67%

6.67%

Apakah Persepsi Tersebut Tepat?

Ternyata Tidak.

Kesimpulan Hasil Penelitian Perempuan lebih banyak berperan dalam tingginya emisi karbon di Indonesia. Hal ini dimungkinkan dengan: penggunaan hair-dryer secara sering oleh perempuan untuk mengeringkan rambut, penolakan untuk menggunakan angkutan umum yang disebabkan oleh berbagai pemberitaan negatif mengenai nasib wanita yang melakukan hal tersebut, dll. Penduduk metropolitan (kota-kota besar), seperti DKI Jakarta, lebih banyak menyumbang terhadap emisi karbon. Hal ini dimungkinkan dengan: penggunaan hair-dryer secara sering oleh perempuan untuk mengeringkan rambut, penolakan untuk menggunakan angkutan umum yang disebabkan pemberitaan negatif mengenai nasib wanita yang melakukan hal tersebut, dll.

Pemahaman rakyat Indonesia terhadap fenomena pemanasan global masih sangat minim, terlihat dari ketidaktahuan mereka terhadap alat-alat yang menghasilkan emisi karbon dalam jumlah besar.

Solusi Mengurangi Pemanasan Global Earth HourKeikutsertaan penduduk Indonesia di dalam Earth Hour yang diorganisir secara berkala oleh World Wide Foundation (WWF) dengan mematikan lampu dan berbagai alat elektronik lainnya untuk 1 jam dapat membantu mengurangi emisi karbon dan Gas Rumah Kaca lainnya di dunia.

Bike To Work dan Car Free DayPengurangan pemakaian mobil, sepeda motor dan kendaraan bermotor lainnya melalui program-program Bike To Work maupun Car Free Day dapat mengurangi emisi GRK yang ada di dunia.

Penyuluhan Intensif Mengenai Pemanasan GlobalPenyuluhan intensif ini harus dilakukan secara menyeluruh bagi berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa. Hal ini dapat dilakukan melalui seminar ataupun pemasukkan pelajaran mengenai lingkungan hidup dan pemanasan global ke dalam kurikulum (silabus) pembelajaran.

Pengolahan Alternative ResourcesManusia harus mengolah alternative resources, seperti air, angin, energi matahari, geothermal (panas bumo) dan lain sebagainya dengan baik. Manusia tidak boleh lagi hanya bergantung pada sumber daya energi konvensional yang boros emisi kabron, seperti batu bara, minyak bumi dan gas alam.

Kesimpulan

Pemanasan global adalah suatu fenomena meningkatnya suhu bumi yang menyebabkan perubahan iklim di berbagai belahan dunia. Usaha penanggulangan pemanasan global tidak dapat dilakukan secara individualis Oleh karena itu, usaha penanggulangan pemanasan global bisa berdampak positif pada integrasi normatif, fungsional dan koersif.