revisi laporan antropometri dewasa kel.2
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM GIZI
PENGUKURAN ANTROPOMETRI PADA DEWASA
Disusun oleh :
Kelompok 2
IKM B 2009
1. Yohan Ratih Fadhila E 100911019
2. Qonitah 100911033
3. Yopi Riski Mei Sandra 100911041
4. Burhan alib 100911045
5. Ignes marsitaharjanti 100911067
6. Dina Endrasari 100911083
7. Nurina Pratiwi 100911091
8. Dwi Cahyaning L 100911102
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2012
0
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1.1 Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu menggunakan berbagai alat antropometri dewasa
dan mampu menilai status gizi.
1.2 Tujuan Khusus
a. Mengukur berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas (LILA), dan Tebal
Lemak Bawah Kulit (TLBK).
b. Mengidentifikasi dan memperoleh individu yang memiliki tingkat ketelitian
tinggi dalam pengukuran.
c. Mengidentifikasi alat yang memiliki ketelitian tinggi.
d. Menentukan status gizi berdasarkan Body Mass Index (BMI), ukuran lingkar
lengan atas (LILA), dan tebal lemak bawah kulit (TLBK).
II. ALAT DAN BAHAN
1. Pengukur Berat Badan (BB)
a. Detecto Scale
b. Health Smic
c. Bathroom Scale/timbangan injak
d. Timbangan elektrik
2. Pengukur Tinggi Badan (TB)
a. Microtoise
b. Pengukur TB pada Health Smic
3. Pengukur lingkar lengan atas (LILA)
Menggunakan pita pengukur
4. Pengukur tebal lemak bawah kulit (TLBK)
Menggunakan Skin Fold Caliper
1
III. PROSEDUR PRAKTIKUM
3.1 Pengukuran Ketelitian Individu
a. Mengukur berat badan mahasiswa secara bergantian pada salah satu alat
timbang yaitu detecto scale dan melakukan penimbangan sebanyak dua kali
pada setiap mahasiswa.
b. Memperhatikan, dan mencatat hasil penimbangan berat badan masing-masing
mahasiswa dan siapa yang menimbang dalam tabel.
c. Melihat perbedaan ketelitian antar individu yang terlihat dalam tabel selisih,
hasil pengukuran yang terbaik adalah yang selisihnya < 0,5 kg.
3.2 Pengukuran Ketelitian Alat
Setelah dari hasil pengukuran ketelitian individu diketahui mana yang paling
teliti. Maka orang tersebut yang seterusnya melakukan pengukuran ketelitian alat.
3.2.1 Alat Pengukur Berat Badan
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan empat macam alat ukur
berat badan, yaitu bathroom scale, timbangan digital, health smic, dan detecto
scale. Antar anggota kelompok saling mengukur dan diukur. Pengukuran
berat badan dilakukan dengn prosedur sebagai berikut :
1. Mengupayakan penimbangan dilakukan pada saat lambung kosong (sebelum
makan).
2. Meletakkan penimbangan pada permukaan yang rata, dan pastikan timbangan
berada pada posisi nol sebelum digunakan.
3. Mengupayakan agar subyek yang akan di timbang mengenakan
pakaian/atribut seminimal mungkin (lepaskan alas kaki, jaket, ponsel, jam
tangan, atau atribut lain yang dapat menggangguu hasil pengukuran)
4. Mempersilakan subyek untuk berdiri di atas timbangan dengan posisi tegak
dan kaki berda di tengah-tengah permukaan injak timbangan.
5. Membaca hasil pengukuran.
6. Melakukan pengukuran sebanyak dua kali, kemudian mencatat hasilnya
dalam tabel.
2
Dibawah ini akan dijelaskan satu demi satu proses pelaksanaan pengukuran berat
badan pada tiap-tiap alat ukur.
1. Bathroom scale/timbangan injak
Antar anggota kelompok saling mengukur dan diukur dengan menggunakan
bathroom scale dan tiap anggota kelompok melakukan pengukuran sebanyak
dua kali kemudian dicatat hasilnya pada tabel pengukuran untuk kemudian
dicari hasil rata-ratanya.
2. Timbangan digital
Antar anggota kelompok saling mengukur dan diukur dengan menggunakan
timbangan digital dan tiap anggota kelompok melakukan pengukuran
sebanyak dua kali. Setelah didapatkan hasil yang tertera di timbangan digital,
kemudian dicatat hasilnya pada tabel pengukuran untuk kemudian dicari hasil
rata-ratanya.
3. Health smic
Antar anggota kelompok saling mengukur dan diukur dengan menggunakan
timbangan health smic dan tiap anggota kelompok melakukan pengukuran
sebanyak dua kali. Pengukur melihat hasil pengukuran harus tepat lurus di
skala timbangan, catat hasilnya pada tabel pengukuran untuk kemudian dicari
hasil rata-ratanya.
4. Detecto scale
Antar anggota kelompok saling mengukur dan diukur dengan menggunakan
detecto scale dan tiap anggota kelompok melakukan pengukuran sebanyak
dua kali. Pengukur mengatur beban pada detecto scale sampai setimbang, lalu
catat hasilnya pada tabel pengukuran untuk kemudian dicari hasil rata-
ratanya.
3.2.2 Alat Pengukur Tinggi Badan
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan dua macam alat ukur
tinggi badan, yaitu microtoise dan health smic.
1. Microtoise
a. Meminta mahasiswa yang diukur melepaskan alas kaki (sandal/sepatu),
topi (penutup kepala).
3
b. Memastikan alat geser berada di posisi atas.
c. Meminta mahasiswa yang diukur, untuk berdiri tegak, persis di bawah alat
geser.
d. Memosisikan kepala dan bahu bagian belakang, lengan, pantat dan tumit
menempel pada dinding tempat microtoise di pasang, serta pandangan
lurus ke depan dan tangan dalam posisi tergantung bebas.
e. Menggerakkan alat geser sampai menyentuh bagian atas kepala responden.
Memastikan alat geser berada tepat di tengah kepala responden. Dalam
keadaan ini bagian belakang alat geser harus tetap menempel pada dinding.
f. Membaca angka tinggi badan pada jendela baca ke arah angka yang lebih
besar (ke bawah). Pembacaan dilakukan tepat di depan angka (skala) pada
garis merah,sejajar dengan mata yang mengukur.
g. Apabila pengukur lebih rendah dari yang diukur, pengukur harus berdiri di
atas bangku agar hasil pembacaannya benar.
h. Melakukan pengukuran tinggi badan mahasiswa lain secara bergantian
pada alat timbang yang sama, kemudian memasukkan hasilnya ke dalam
tabel hasil pengukuran. Pada setiap mahasiswa yang diteliti, pengukuran
dilakukan sebanyak dua kali.
2. Health Smic
a. Memposisikan mahasiswa yang akan diukur tinggi badannya, dengan
posisi tubuh membelakangi health smic.
b. Menarik secara maksimal besi pengukur bagian atas, kemudian tarik besi
pengukur bagian bawah sampai setinggi kepala mahasiswa yang diukur.
c. Melakukan pengukuran tinggi badan mahasiswa lain secara bergantian
pada alat timbang yang sama, kemudian memasukkan hasilnya ke dalam
tabel hasil pengukuran. Pada setiap mahasiswa yang diteliti, pengukuran
dilakukan sebanyak dua kali.
4
3.3 Penentuan Status Gizi dengan LILA, Tebal Lemak Bawah Kulit (Skin Fold
Caliper), dan BMI
3.3.1 Dengan Alat Pengukur Lingkar Lengan Atas (Pita Pengukur)
1. Mengukur panjang lengan dengan cara telapak tangan diletakkan di atas
perut agar membentuk siku 90 derajat. Mengukur panjang lengan, dimulai
dari mencari ujung tulang selangka di atas dan pangkal tulang siku.
Sebelumnya pastikan lengan yang kita ukur itu adalah lengan dari tangan
yang lebih jarang digunakan. Lalu pertengahannya ditandai.
2. Meluruskan lengannya kembali.
3. Melingkarkan pita pengukur pada lingkar lengan tegak lurus melewati titik
yang kita tandai tadi.
4. LILA yang dikombinasikan dengan TLBK dapat memperkirakan area
jaringan lemak dan otor lengan.
5. Mencatat hasilnya pada tabel kemudian menentukan status gizi dari
mahasiswa coba dengan berpedoman pada standar baku.
Gambar 1.1 Standar baku LILA
Penentuan status gizi,dengan memakai LILA menggunakan kriteria sebagai berikut:
1. Gizi lebih >100% baku2. Gizi baik 80-100% baku3. Gizi kurang 60-80% baku4. Gizi buruk <60% baku
3.3.2 Dengan Alat Pengukur Tebal Lemak Bawah Kulit (Skin Fold Caliper)
1. Mengambil kulit dan jaringan bawah kulit dengan dua jari, dengan posisi
seperti pada pengukuran LILA, kemudian tebal jaringan lemak bawah kulit
5
diukur dengan alat Skin Fold Caliper Lange pada daerah kulit yang ada
pada dua jari tersebut.
2. Memperhatikan posisi jarum yang menunjuk ke angka, tunggu sampai
posisi jarum tidak bergerak. Tempat yang dapat dilakukan pengukuran
tebal lemak bawah kulit antara lain: lengan atas daerah Trisep dan Bisep,
lengan bawah, tulang belikat (subscapular), perut (abdominal), bawah
tulang rusuk, tetapi dalam pratikum hanya diukur daerah trisep saja.
3. Menentukan status gizi berdasarkan baku pengukuran berikut
Tabel 1.1 Status Gizi Laki-laki dan Perempuan Berdasarkan Tebal Lemak
Bawah Kulit (Trisep)
3.3.3 Dengan Body Mass Index (BMI)/Indeks Massa Tubuh (IMT)
a. Menentukan berat badan salah satu mahasiswa coba berdasarkan hasil rata-
rata pengukuran menggunakan alat pengukur berat badan yang paling teliti.
b. Menghitung BMI menggunakan rumus :
c. Menentukan status gizi mahasiswa coba dengan mengacu pada tabel
klasifikasi BMI menurut WHO.
Gambar 1.2 Klasifikasi BMI menurut WHO
6
LAKI-LAKI PEREMPUANRendah Medium Tinggi Rendah Medium Tinggi5 mm 10 mm 20 mm 10 mm 20 mm 30 mm
BMI = BB (kg) TB2 (m)
IV. HASIL PRAKTIKUM
4.1 Pengukuran Ketelitian Individu
Berdasarkan hasil pengukuran berat badan menggunakan detecto scale pada
seluruh anggota kelompok yang kemudian hasil tersebut dianalisis dalam tabel selisih,
maka diperoleh dua orang anggota kelompok yang memiliki ketelitian paling tinggi
dibanding dengan yang lain, yaitu Yohan dengan jumlah rata-rata selisih ketelitian
0,51 dan Tanti dengan jumlah rata-rata selisih ketelitian 0,8.
4.2 Pengukuran Ketelitian Alat
4.2.1 Alat Pengukur Berat Badan
Pengukuran berat badan dilakukan dengan menggunakan empat buah alat
pengukur berat badan, yaitu detecto scale, health smic, timbangan injak (bathroom
scale), dan timbangan elektrik untuk selanjutnya ditentukan yang paling tepat dan
teliti. Keempat alat ukur tersebut digunakan untuk mengukur anggota kelompok
oleh pengukur yang telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan hasil pengukuran
diperoleh hasil bahwa alat pengukur berat badan yang paling teliti adalah timbangan
t imbangan elektrik . Timbangan elektrik memiliki nilai rata-rata selisih terkecil
dibandingkan dengan alat ukur lain, yaitu 5,17 sehingga ditentukan sebagai alat ukur
berat badan yang paling teliti.
4.2.2 Alat Pengukur Tinggi Badan
Pengukuran tinggi badan dilakukan dengan menggunakan dua buah alat
pengukur, yaitu microtoise dan alat pengukur tinggi badan pada health smic untuk
selanjutnya ditentukan alat yang paling teliti. Berdasarkan hasil pengukuran dan
analisis pada tabel selisih, diperoleh hasil bahwa alat pengukur tinggi badan yang
paling teliti adalah microtoise. Microtoise memiliki nilai rata-rata selisih terkecil
dibandingkan dengan alat ukur lain, yaitu 0,14 sehingga ditentukan sebagai alat ukur
tinggi badan yang paling teliti.
7
4.3 Penentuan Status Gizi dengan LILA, Tebal Lemak Bawah Kulit (Skin Fold
Caliper), dan BMI
4.3.1 Dengan Alat Pengukur Lingkar Lengan Atas (Pita Pengukur)
Hasil rata-rata pengukuran Lingkar Lengan Atas pada semua anggota
kelompok yang saling mengukur satu per satu, didapatkan hasil masing-
masing dari Yohan = 25 cm; Qonitah = 24,43; Alib = 30,14; Ignes = 22; Dina
= 30,36; Nurina = 27,5; Yopi = 28,14; dan Tanti = 29,71. Sehingga :
- LILA Yohan 250 mm, maka % LILA-nya berada di antara 90-100%
sehingga memilki status gizi baik.
- LILA Qonitah 244,3 mm, maka % LILA-nya berada di antara 85-90%
sehingga memilki status gizi baik.
- LILA Alib 301,4 mm, maka % LILA-nya berada di antara 90-100%
sehingga memilki status gizi baik.
- LILA Ignes 220 mm, maka % LILA-nya berada di antara 70-80%
sehingga memilki status gizi kurang.
- LILA Dina 303,6 mm, maka % LILA-nya >100% sehingga memilki
status gizi lebih.
- LILA Nurina 275 mm, maka % LILA-nya berada di antara 90-100%
sehingga memilki status gizi baik.
- LILA Yopi 281,4 mm, maka % LILA-nya berada di antara 85-90%
sehingga memilki status gizi baik.
- LILA Tanti 297,1 mm, maka % LILA-nya >100% sehingga memilki
status gizi lebih.
4.3.2 Dengan Alat Pengukur Tebal Lemak Bawah Kulit (Skin Fold Caliper)
Dalam praktikum ini hanya mengukur tebal lemak bisep salah seorang
angota kelompok yaitu Qonitah, karena keterbatasan alat dan waktu. TLBK
trisep rata-rata mahasiswa coba Qonitah adalah 6,25 mm yang berdasarkan
tabel masuk dalam kategori rendah.
4.3.3 Dengan Body Mass Index (BMI)/Indeks Massa Tubuh (IMT)
Yohan (50,3/1,582) = 20,12
Qonitah (50,48 /1,612) = 19,48
Alib (62,75 /1,662) = 22,74
Ignes (44,96 /1,612) = 17,29
Dina (55,9 /1,512) = 24,52
Nurina (57,79 /1,582) = 23,12
Yopi ( 60,9/1,682) = 21,6
Tanti (56,88/1,562) = 23,4
Berdasarkan hasil perhitungan BMI di atas dengan mengacu pada tabel klasifikasi
BMI menurut WHO, semua anggota kelompok masuk dalam kategori normal.
V. KENDALA DAN SOLUSI
Kendala :
1. Alat praktikum kurang memadai sedang tugas praktikumnya terlalu banyak
yang diukur, sehingga antrian kelompok terlalu lama.
2. Kondisi ruang praktikum yang terlalu ramai dan sesak, alatnya
berdempetan.
3. Waktu untuk melakukan praktikum terbatas karena ruangan dipakai untuk
kelas sore.
Solusi :
1. Alat praktikum ditambah dan untuk tugas pengukuran, cukup satu orang
saja yang diukur.
2. Untuk ruang praktikum, alatnya jangan diletakkan berdempetan supaya
pelaksanaannya lancar dan cepat.
3. Diberikan waktu yang berbeda dengan kelas sore, sehingga pelaksanaan
praktikum tidak tergesa-gesa.
VI. KESIMPULAN
Dari hasil pengukuran yang telah dijelaskan di atas, didapatkan beberpa
kesimpulan, yaitu :
1. Berdasarkan hasil pengukuran berat badan menggunakan detecto scale pada
seluruh anggota kelompok yang kemudian hasil tersebut dianalisis dalam
tabel selisih, maka diperoleh dua orang anggota kelompok yang memiliki
9
ketelitian paling tinggi dibanding dengan yang lain, yaitu Yohan dengan
jumlah rata-rata selisih ketelitian 0,51 dan Tanti dengan jumlah rata-rata
selisih ketelitian 0,8.
2. Berdasarkan hasil pengukuran BB menggunakan 4 macam alat ukur,
diperoleh hasil bahwa alat pengukur berat badan yang paling teliti adalah
timbangan t imbangan elektrik karena memiliki nilai rata-rata selisih yang
paling kecil yaitu 5,17.
3. Berdasarkan hasil pengukuran TB dan analisis pada tabel selisih, diperoleh
hasil bahwa alat pengukur tinggi badan yang paling teliti adalah microtoise.
Microtoise memiliki nilai rata-rata selisih terkecil dibandingkan dengan alat
ukur lain, yaitu 0,14
4. Berdasarkan hasil pengukuran LILA dan dicocokkan dengan tabel standar
baku, mahasiswa yang mempunyai status gizi baik antara lain Yohan,
Qonitah, Alib, Nurina dan Yopi. Sedangkan yang mempunyai status gizi
kurang adalah Ignes, dan yang mempunyai status gizi lebih adalah Dina dan
Tanti.
5. TLBK trisep rata-rata mahasiswa coba Qonitah adalah 6,25 mm yang
berdasarkan tabel masuk dalam kategori rendah.
6. Berdasarkan hasil perhitungan BMI dengan mengacu pada tabel klasifikasi
BMI menurut WHO, semua anggota kelompok masuk dalam kategori
normal.
10
DAFTAR PUSTAKA
Modul Praktikum Gizi
http://www.andaka.com/normalkah-body-mass-index-bmi-anda.php. Diakses pada
tanggal 25 Oktober 2012
11
LAMPIRAN 1
DOKUMENTASI
Pengukuran BB dengan bathroom scale Pengukuran BB dengan timbangan
digital/elektrik
Pengukuran BB dengan health smic Pengukuran BB dengan detecto
scale
12
Pengukuran TB dengan microtoise (1) Pengukuran TB dengan microtoise (2)
Pengukuran TB dengan Microtoise
Pengukuran TB dengan Health Smic Pengukuran LILA
13
LAMPIRAN 2
Tabel 1. Tabel Penentuan Ketelitian Individu
Pengukuran Berat Badan Menggunakan Detecto Scale
14
Tabel 2. Tabel Selisih Penentuan Ketelitian Individu
Pengukuran Berat Badan Menggunakan Detecto Scale
NO PENGUKURDIUKUR
JumlahYohan Qonita Alib Ignes Dina E Nurina Yopi Tanti
1 Yohan 0,04 0,16 0,04 0,05 0,08 0,01 0,13 0,51
2 Qonita 0,25 0,16 0,11 0,00 0,27 0,01 0,12 0,92
3 Alib 0,3 0,04 0,11 0,05 0,07 0,24 0,12 0,93
4 Ignes 0,1 0,11 0,21 0,25 0,12 0,09 0,08 0,96
5 Dina E 0,6 0,01 0,06 0,14 0,13 0,09 0,13 1,16
6 Nurina 0,3 0,01 0,35 0,19 0,05 0,26 0,12 1,28
7 Yopi 0,0 0,01 0,15 0,29 0,1 0,33 0,03 0,91
8 Tanti 0,35 0,09 0,15 0,01 0,02 0,07 0,11 0,8
15
Tabel 3. Tabel Pengukuran Ketelitian Alat
Pengukur Berat Badan
NoAlat Detecto Scale Timbangan Elektrik Health Smic Bathroom Scale
PengukurYohan Tanti Yohan Tanti Yohan Tanti Yohan Tanti
Diukur
1. Yohan
2. Qonitah50,6 50,5 50,5 50,5 50,5 50,5 51,1 51,1 50,5 50,5 50 50 50,5 50,5 50,5 50,5
50,55 50,5 50,5 51,1 50,5 50 50,5 50,5
3. Alib62,7 62,8 62,8 62,8 63,2 62,8 62,7 62,7 62,8 62,7 62,8 62,8 63 63 63 63
62,75 62,8 63 62,7 62,75 62,8 63 63
4. Ignes44,7 44,7 45 45 44,8 45 45 44,7 45 45 45 45 45 45 44,5 45
44,7 45 44,9 44,85 45 45 45 44,75
5. Dina56 56 55,8 55,7 55,9 55,9 55,7 56 56 56 56 56 55,8 55,8 56 56
56 55,75 55,9 55,85 56 56 55,8 56
6. Nurina58 58 57,7 57,9 58,2 58 58,2 58,4 57,8 57,8 58 58 58 58 58 58
58 57,8 58,1 58,3 57,8 58 58 58
7. Yopi61 60,8 61 61 60,7 61 61 61 60,8 60,8 61 61 60,7 61 61 61
60,9 61 60,85 61 60,8 61 60,85 61
8. Tanti
Rata-rata pengukur
55,48 55,48 55,54 55,63 55,48 55,47 55,53 55,54
Rata-rata alat
55,48 55,585 55,475 55,535
16
17
Tabel 4. Tabel Selisih Ketelitian Alat
Pengukur Berat Badan
No.
AlatDetecto scale Timbangan Elektrik Health Smic Bathroom scale
PengukurYohan Tanti Yohan Tanti Yohan Tanti Yohan Tanti
Diukur1. Yohan2. Qonitah 4,93 4,98 5,04 4,53 4,98 5,47 5,03 5,043. Alib 7,27 7,32 7,46 7,07 7,27 7,33 7,47 7,464. Ignes 10,78 10,48 10,64 10,78 10,48 10,47 10,53 10,795. Dina 0,52 0,27 0,36 0,22 0,52 0,53 0,27 0,466. Nurina 2,52 2,32 2,56 2,67 2,32 2,53 2,47 2,467. Yopi 5,42 5,52 5,31 5,37 5,32 5,53 5,32 5,468. Tanti
Rata-rata pengukur
5,24 5,15 5,23 5,11 5,15 5,31 5,18 5,28
Rata-rata alat 5,20 5,17 5,23 5,23
18
Tabel.5 Tabel Pengukuran Ketelitian Alat
NoAlat Microtoise Health Smic
PengukurYohan Tanti Yohan Tanti
Diukur
1. Yohan
2. Qonitah161,3 161,2 161 161,2 162 161,8 162 162
161,25 161,15 161,9 162
3. Alib166,6 166,9 166,6 166,9 166,2 166,2 166,4 166
166,75 166,75 166,2 166,2
4. Ignes161,5 161,7 161,7 161,8 161,3 161,2 162,5 162,5
161,6 161,75 161,25 162,5
5. Dina150,5 150,5 151 151 151,7 151,9 151,5 151,7
150,5 151 151,8 151,6
6. Nurina159,3 159,1 158,7 158,6 159 159 158,2 158,2
159,2 158,65 159 158,2
7. Yopi168,1 168,1 168,4 168,9 167,5 167,5 168,5 168,5
168,1 168,65 167,5 168,5
8. Tanti
Rata-rata pengukur
161,23 161,33 161,28 161,5
Rata-rata alat
161,28 161,39
Pengukur Tinggi Badan
0
Tabel 6. Tabel Selisih Ketelitian Alat
Pengukur Tinggi Badan
Tabel 7. Tabel Hasil Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
NoDiukur
Yohan Qonita Alib Ignes Dina Nurina Yopi TantiPengukur
1. Yohan 24 31 21 31 28 28 29
2. Qonitah 24 29 22 30 27 27 29,5
3. Alib 26 25 22,5 30,5 27,5 27,5 31
4. Ignes 25 24,5 29,5 29,5 27 29 30
5. Dina 25 24 30 22 27,5 28 30
6. Nurina 24,5 24,5 31 23 30 28,5 29,5
7. Yopi 25 25 30 22 31 28,5 29
8. Tanti 25,5 24 30,5 21,5 30,5 27 29
Rata-rata 25 24,43 30,14 22 30,36 27,5 28,14 29,71
1
No.
Alat Microtoise Health Smic
PengukurYohan Tanti Yohan Tanti
Diukur1. Yohan2. Qonitah 0,03 0,13 0,51 0,613. Alib 5,47 5,47 4,81 4,814. Ignes 0,32 0,47 0,14 1,115. Dina 10,78 10,28 9,59 9,796. Nurina 2,08 2,63 2,39 3,197. Yopi 6,82 7,37 6,11 7,118. Tanti
Rata-rata pengukur
4,25 4,39 3,925 4,44
Rata-rata alat 0,14 0,52
Tabel 8. Tabel Hasil Pengukuran Tebal Lemak Bawah Kulit (TLBK) Trisep Qonitah
Pengukur
Hasil
Pengukuran Body
Density
(D)
%
Lemak
Tubuh
Total
lemak
tubuh
Massa
bebas
lemak
Ketelitian
pengukuranI II
Rata-
rata
Yohan 6 6,5 6,25 1,0424 24,83 12,5416 37,9584 0,01
Ignes 6 6 6 1,0435 24,35 12,2967 38,2032 0,47
Nurina 6,5 6 6,25 1,0424 24,83 12,5416 37,9584 0,01
Tanti 6 6 6 1,0435 24,35 12,2967 38,2032 0,47
Dina 6 7 6,5 1,0414 25,30 12,7773 37,7226 0,48
Qonitah
Yopi 6,5 6,5 6,5 1,0414 25,30 12,7773 37,7226 0,48
Alib 6 6,5 6,25 1,0424 24,83 12,5416 37,9584 0,01
Rata-rata 6,25 24,82 12,5389
2