revisi laporan antropometri dewasa kel.2

31
LAPORAN PRAKTIKUM GIZI PENGUKURAN ANTROPOMETRI PADA DEWASA Disusun oleh : Kelompok 2 IKM B 2009 1. Yohan Ratih Fadhila E 100911019 2. Qonitah 100911033 3. Yopi Riski Mei Sandra 100911041 4. Burhan alib 100911045 5. Ignes marsitaharjanti 100911067 6. Dina Endrasari 100911083 7. Nurina Pratiwi 100911091 8. Dwi Cahyaning L 100911102 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 0

Upload: qonita-qyut

Post on 04-Aug-2015

907 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Revisi Laporan Antropometri Dewasa Kel.2

LAPORAN PRAKTIKUM GIZI

PENGUKURAN ANTROPOMETRI PADA DEWASA

Disusun oleh :

Kelompok 2

IKM B 2009

1. Yohan Ratih Fadhila E 100911019

2. Qonitah 100911033

3. Yopi Riski Mei Sandra 100911041

4. Burhan alib 100911045

5. Ignes marsitaharjanti 100911067

6. Dina Endrasari 100911083

7. Nurina Pratiwi 100911091

8. Dwi Cahyaning L 100911102

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2012

0

Page 2: Revisi Laporan Antropometri Dewasa Kel.2

I. TUJUAN PRAKTIKUM

1.1 Tujuan Umum

Mahasiswa diharapkan mampu menggunakan berbagai alat antropometri dewasa

dan mampu menilai status gizi.

1.2 Tujuan Khusus

a. Mengukur berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas (LILA), dan Tebal

Lemak Bawah Kulit (TLBK).

b. Mengidentifikasi dan memperoleh individu yang memiliki tingkat ketelitian

tinggi dalam pengukuran.

c. Mengidentifikasi alat yang memiliki ketelitian tinggi.

d. Menentukan status gizi berdasarkan Body Mass Index (BMI), ukuran lingkar

lengan atas (LILA), dan tebal lemak bawah kulit (TLBK).

II. ALAT DAN BAHAN

1. Pengukur Berat Badan (BB)

a. Detecto Scale

b. Health Smic

c. Bathroom Scale/timbangan injak

d. Timbangan elektrik

2. Pengukur Tinggi Badan (TB)

a. Microtoise

b. Pengukur TB pada Health Smic

3. Pengukur lingkar lengan atas (LILA)

Menggunakan pita pengukur

4. Pengukur tebal lemak bawah kulit (TLBK)

Menggunakan Skin Fold Caliper

1

Page 3: Revisi Laporan Antropometri Dewasa Kel.2

III. PROSEDUR PRAKTIKUM

3.1 Pengukuran Ketelitian Individu

a. Mengukur berat badan mahasiswa secara bergantian pada salah satu alat

timbang yaitu detecto scale dan melakukan penimbangan sebanyak dua kali

pada setiap mahasiswa.

b. Memperhatikan, dan mencatat hasil penimbangan berat badan masing-masing

mahasiswa dan siapa yang menimbang dalam tabel.

c. Melihat perbedaan ketelitian antar individu yang terlihat dalam tabel selisih,

hasil pengukuran yang terbaik adalah yang selisihnya < 0,5 kg.

3.2 Pengukuran Ketelitian Alat

Setelah dari hasil pengukuran ketelitian individu diketahui mana yang paling

teliti. Maka orang tersebut yang seterusnya melakukan pengukuran ketelitian alat.

3.2.1 Alat Pengukur Berat Badan

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan empat macam alat ukur

berat badan, yaitu bathroom scale, timbangan digital, health smic, dan detecto

scale. Antar anggota kelompok saling mengukur dan diukur. Pengukuran

berat badan dilakukan dengn prosedur sebagai berikut :

1. Mengupayakan penimbangan dilakukan pada saat lambung kosong (sebelum

makan).

2. Meletakkan penimbangan pada permukaan yang rata, dan pastikan timbangan

berada pada posisi nol sebelum digunakan.

3. Mengupayakan agar subyek yang akan di timbang mengenakan

pakaian/atribut seminimal mungkin (lepaskan alas kaki, jaket, ponsel, jam

tangan, atau atribut lain yang dapat menggangguu hasil pengukuran)

4. Mempersilakan subyek untuk berdiri di atas timbangan dengan posisi tegak

dan kaki berda di tengah-tengah permukaan injak timbangan.

5. Membaca hasil pengukuran.

6. Melakukan pengukuran sebanyak dua kali, kemudian mencatat hasilnya

dalam tabel.

2

Page 4: Revisi Laporan Antropometri Dewasa Kel.2

Dibawah ini akan dijelaskan satu demi satu proses pelaksanaan pengukuran berat

badan pada tiap-tiap alat ukur.

1. Bathroom scale/timbangan injak

Antar anggota kelompok saling mengukur dan diukur dengan menggunakan

bathroom scale dan tiap anggota kelompok melakukan pengukuran sebanyak

dua kali kemudian dicatat hasilnya pada tabel pengukuran untuk kemudian

dicari hasil rata-ratanya.

2. Timbangan digital

Antar anggota kelompok saling mengukur dan diukur dengan menggunakan

timbangan digital dan tiap anggota kelompok melakukan pengukuran

sebanyak dua kali. Setelah didapatkan hasil yang tertera di timbangan digital,

kemudian dicatat hasilnya pada tabel pengukuran untuk kemudian dicari hasil

rata-ratanya.

3. Health smic

Antar anggota kelompok saling mengukur dan diukur dengan menggunakan

timbangan health smic dan tiap anggota kelompok melakukan pengukuran

sebanyak dua kali. Pengukur melihat hasil pengukuran harus tepat lurus di

skala timbangan, catat hasilnya pada tabel pengukuran untuk kemudian dicari

hasil rata-ratanya.

4. Detecto scale

Antar anggota kelompok saling mengukur dan diukur dengan menggunakan

detecto scale dan tiap anggota kelompok melakukan pengukuran sebanyak

dua kali. Pengukur mengatur beban pada detecto scale sampai setimbang, lalu

catat hasilnya pada tabel pengukuran untuk kemudian dicari hasil rata-

ratanya.

3.2.2 Alat Pengukur Tinggi Badan

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan dua macam alat ukur

tinggi badan, yaitu microtoise dan health smic.

1. Microtoise

a. Meminta mahasiswa yang diukur melepaskan alas kaki (sandal/sepatu),

topi (penutup kepala).

3

Page 5: Revisi Laporan Antropometri Dewasa Kel.2

b. Memastikan alat geser berada di posisi atas.

c. Meminta mahasiswa yang diukur, untuk berdiri tegak, persis di bawah alat

geser.

d. Memosisikan kepala dan bahu bagian belakang, lengan, pantat dan tumit

menempel pada dinding tempat microtoise di pasang, serta pandangan

lurus ke depan dan tangan dalam posisi tergantung bebas.

e. Menggerakkan alat geser sampai menyentuh bagian atas kepala responden.

Memastikan alat geser berada tepat di tengah kepala responden. Dalam

keadaan ini bagian belakang alat geser harus tetap menempel pada dinding.

f. Membaca angka tinggi badan pada jendela baca ke arah angka yang lebih

besar (ke bawah). Pembacaan dilakukan tepat di depan angka (skala) pada

garis merah,sejajar dengan mata yang mengukur.

g. Apabila pengukur lebih rendah dari yang diukur, pengukur harus berdiri di

atas bangku agar hasil pembacaannya benar.

h. Melakukan pengukuran tinggi badan mahasiswa lain secara bergantian

pada alat timbang yang sama, kemudian memasukkan hasilnya ke dalam

tabel hasil pengukuran. Pada setiap mahasiswa yang diteliti, pengukuran

dilakukan sebanyak dua kali.

2. Health Smic

a. Memposisikan mahasiswa yang akan diukur tinggi badannya, dengan

posisi tubuh membelakangi health smic.

b. Menarik secara maksimal besi pengukur bagian atas, kemudian tarik besi

pengukur bagian bawah sampai setinggi kepala mahasiswa yang diukur.

c. Melakukan pengukuran tinggi badan mahasiswa lain secara bergantian

pada alat timbang yang sama, kemudian memasukkan hasilnya ke dalam

tabel hasil pengukuran. Pada setiap mahasiswa yang diteliti, pengukuran

dilakukan sebanyak dua kali.

4

Page 6: Revisi Laporan Antropometri Dewasa Kel.2

3.3 Penentuan Status Gizi dengan LILA, Tebal Lemak Bawah Kulit (Skin Fold

Caliper), dan BMI

3.3.1 Dengan Alat Pengukur Lingkar Lengan Atas (Pita Pengukur)

1. Mengukur panjang lengan dengan cara telapak tangan diletakkan di atas

perut agar membentuk siku 90 derajat. Mengukur panjang lengan, dimulai

dari mencari ujung tulang selangka di atas dan pangkal tulang siku.

Sebelumnya pastikan lengan yang kita ukur itu adalah lengan dari tangan

yang lebih jarang digunakan. Lalu pertengahannya ditandai.

2. Meluruskan lengannya kembali.

3. Melingkarkan pita pengukur pada lingkar lengan tegak lurus melewati titik

yang kita tandai tadi.

4. LILA yang dikombinasikan dengan TLBK dapat memperkirakan area

jaringan lemak dan otor lengan.

5. Mencatat hasilnya pada tabel kemudian menentukan status gizi dari

mahasiswa coba dengan berpedoman pada standar baku.

Gambar 1.1 Standar baku LILA

Penentuan status gizi,dengan memakai LILA menggunakan kriteria sebagai berikut:

1. Gizi lebih >100% baku2. Gizi baik 80-100% baku3. Gizi kurang 60-80% baku4. Gizi buruk <60% baku

3.3.2 Dengan Alat Pengukur Tebal Lemak Bawah Kulit (Skin Fold Caliper)

1. Mengambil kulit dan jaringan bawah kulit dengan dua jari, dengan posisi

seperti pada pengukuran LILA, kemudian tebal jaringan lemak bawah kulit

5

Page 7: Revisi Laporan Antropometri Dewasa Kel.2

diukur dengan alat Skin Fold Caliper Lange pada daerah kulit yang ada

pada dua jari tersebut.

2. Memperhatikan posisi jarum yang menunjuk ke angka, tunggu sampai

posisi jarum tidak bergerak. Tempat yang dapat dilakukan pengukuran

tebal lemak bawah kulit antara lain: lengan atas daerah Trisep dan Bisep,

lengan bawah, tulang belikat (subscapular), perut (abdominal), bawah

tulang rusuk, tetapi dalam pratikum hanya diukur daerah trisep saja.

3. Menentukan status gizi berdasarkan baku pengukuran berikut

Tabel 1.1 Status Gizi Laki-laki dan Perempuan Berdasarkan Tebal Lemak

Bawah Kulit (Trisep)

3.3.3 Dengan Body Mass Index (BMI)/Indeks Massa Tubuh (IMT)

a. Menentukan berat badan salah satu mahasiswa coba berdasarkan hasil rata-

rata pengukuran menggunakan alat pengukur berat badan yang paling teliti.

b. Menghitung BMI menggunakan rumus :

c. Menentukan status gizi mahasiswa coba dengan mengacu pada tabel

klasifikasi BMI menurut WHO.

Gambar 1.2 Klasifikasi BMI menurut WHO

6

LAKI-LAKI PEREMPUANRendah Medium Tinggi Rendah Medium Tinggi5 mm 10 mm 20 mm 10 mm 20 mm 30 mm

BMI = BB (kg) TB2 (m)

Page 8: Revisi Laporan Antropometri Dewasa Kel.2

IV. HASIL PRAKTIKUM

4.1 Pengukuran Ketelitian Individu

Berdasarkan hasil pengukuran berat badan menggunakan detecto scale pada

seluruh anggota kelompok yang kemudian hasil tersebut dianalisis dalam tabel selisih,

maka diperoleh dua orang anggota kelompok yang memiliki ketelitian paling tinggi

dibanding dengan yang lain, yaitu Yohan dengan jumlah rata-rata selisih ketelitian

0,51 dan Tanti dengan jumlah rata-rata selisih ketelitian 0,8.

4.2 Pengukuran Ketelitian Alat

4.2.1 Alat Pengukur Berat Badan

Pengukuran berat badan dilakukan dengan menggunakan empat buah alat

pengukur berat badan, yaitu detecto scale, health smic, timbangan injak (bathroom

scale), dan timbangan elektrik untuk selanjutnya ditentukan yang paling tepat dan

teliti. Keempat alat ukur tersebut digunakan untuk mengukur anggota kelompok

oleh pengukur yang telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan hasil pengukuran

diperoleh hasil bahwa alat pengukur berat badan yang paling teliti adalah timbangan

t imbangan elektrik . Timbangan elektrik memiliki nilai rata-rata selisih terkecil

dibandingkan dengan alat ukur lain, yaitu 5,17 sehingga ditentukan sebagai alat ukur

berat badan yang paling teliti.

4.2.2 Alat Pengukur Tinggi Badan

Pengukuran tinggi badan dilakukan dengan menggunakan dua buah alat

pengukur, yaitu microtoise dan alat pengukur tinggi badan pada health smic untuk

selanjutnya ditentukan alat yang paling teliti. Berdasarkan hasil pengukuran dan

analisis pada tabel selisih, diperoleh hasil bahwa alat pengukur tinggi badan yang

paling teliti adalah microtoise. Microtoise memiliki nilai rata-rata selisih terkecil

dibandingkan dengan alat ukur lain, yaitu 0,14 sehingga ditentukan sebagai alat ukur

tinggi badan yang paling teliti.

7

Page 9: Revisi Laporan Antropometri Dewasa Kel.2

4.3 Penentuan Status Gizi dengan LILA, Tebal Lemak Bawah Kulit (Skin Fold

Caliper), dan BMI

4.3.1 Dengan Alat Pengukur Lingkar Lengan Atas (Pita Pengukur)

Hasil rata-rata pengukuran Lingkar Lengan Atas pada semua anggota

kelompok yang saling mengukur satu per satu, didapatkan hasil masing-

masing dari Yohan = 25 cm; Qonitah = 24,43; Alib = 30,14; Ignes = 22; Dina

= 30,36; Nurina = 27,5; Yopi = 28,14; dan Tanti = 29,71. Sehingga :

- LILA Yohan 250 mm, maka % LILA-nya berada di antara 90-100%

sehingga memilki status gizi baik.

- LILA Qonitah 244,3 mm, maka % LILA-nya berada di antara 85-90%

sehingga memilki status gizi baik.

- LILA Alib 301,4 mm, maka % LILA-nya berada di antara 90-100%

sehingga memilki status gizi baik.

- LILA Ignes 220 mm, maka % LILA-nya berada di antara 70-80%

sehingga memilki status gizi kurang.

- LILA Dina 303,6 mm, maka % LILA-nya >100% sehingga memilki

status gizi lebih.

- LILA Nurina 275 mm, maka % LILA-nya berada di antara 90-100%

sehingga memilki status gizi baik.

- LILA Yopi 281,4 mm, maka % LILA-nya berada di antara 85-90%

sehingga memilki status gizi baik.

- LILA Tanti 297,1 mm, maka % LILA-nya >100% sehingga memilki

status gizi lebih.

4.3.2 Dengan Alat Pengukur Tebal Lemak Bawah Kulit (Skin Fold Caliper)

Dalam praktikum ini hanya mengukur tebal lemak bisep salah seorang

angota kelompok yaitu Qonitah, karena keterbatasan alat dan waktu. TLBK

trisep rata-rata mahasiswa coba Qonitah adalah 6,25 mm yang berdasarkan

tabel masuk dalam kategori rendah.

4.3.3 Dengan Body Mass Index (BMI)/Indeks Massa Tubuh (IMT)

Yohan (50,3/1,582) = 20,12

Qonitah (50,48 /1,612) = 19,48

Page 10: Revisi Laporan Antropometri Dewasa Kel.2

Alib (62,75 /1,662) = 22,74

Ignes (44,96 /1,612) = 17,29

Dina (55,9 /1,512) = 24,52

Nurina (57,79 /1,582) = 23,12

Yopi ( 60,9/1,682) = 21,6

Tanti (56,88/1,562) = 23,4

Berdasarkan hasil perhitungan BMI di atas dengan mengacu pada tabel klasifikasi

BMI menurut WHO, semua anggota kelompok masuk dalam kategori normal.

V. KENDALA DAN SOLUSI

Kendala :

1. Alat praktikum kurang memadai sedang tugas praktikumnya terlalu banyak

yang diukur, sehingga antrian kelompok terlalu lama.

2. Kondisi ruang praktikum yang terlalu ramai dan sesak, alatnya

berdempetan.

3. Waktu untuk melakukan praktikum terbatas karena ruangan dipakai untuk

kelas sore.

Solusi :

1. Alat praktikum ditambah dan untuk tugas pengukuran, cukup satu orang

saja yang diukur.

2. Untuk ruang praktikum, alatnya jangan diletakkan berdempetan supaya

pelaksanaannya lancar dan cepat.

3. Diberikan waktu yang berbeda dengan kelas sore, sehingga pelaksanaan

praktikum tidak tergesa-gesa.

VI. KESIMPULAN

Dari hasil pengukuran yang telah dijelaskan di atas, didapatkan beberpa

kesimpulan, yaitu :

1. Berdasarkan hasil pengukuran berat badan menggunakan detecto scale pada

seluruh anggota kelompok yang kemudian hasil tersebut dianalisis dalam

tabel selisih, maka diperoleh dua orang anggota kelompok yang memiliki

9

Page 11: Revisi Laporan Antropometri Dewasa Kel.2

ketelitian paling tinggi dibanding dengan yang lain, yaitu Yohan dengan

jumlah rata-rata selisih ketelitian 0,51 dan Tanti dengan jumlah rata-rata

selisih ketelitian 0,8.

2. Berdasarkan hasil pengukuran BB menggunakan 4 macam alat ukur,

diperoleh hasil bahwa alat pengukur berat badan yang paling teliti adalah

timbangan t imbangan elektrik karena memiliki nilai rata-rata selisih yang

paling kecil yaitu 5,17.

3. Berdasarkan hasil pengukuran TB dan analisis pada tabel selisih, diperoleh

hasil bahwa alat pengukur tinggi badan yang paling teliti adalah microtoise.

Microtoise memiliki nilai rata-rata selisih terkecil dibandingkan dengan alat

ukur lain, yaitu 0,14

4. Berdasarkan hasil pengukuran LILA dan dicocokkan dengan tabel standar

baku, mahasiswa yang mempunyai status gizi baik antara lain Yohan,

Qonitah, Alib, Nurina dan Yopi. Sedangkan yang mempunyai status gizi

kurang adalah Ignes, dan yang mempunyai status gizi lebih adalah Dina dan

Tanti.

5. TLBK trisep rata-rata mahasiswa coba Qonitah adalah 6,25 mm yang

berdasarkan tabel masuk dalam kategori rendah.

6. Berdasarkan hasil perhitungan BMI dengan mengacu pada tabel klasifikasi

BMI menurut WHO, semua anggota kelompok masuk dalam kategori

normal.

10

Page 12: Revisi Laporan Antropometri Dewasa Kel.2

DAFTAR PUSTAKA

Modul Praktikum Gizi

http://www.andaka.com/normalkah-body-mass-index-bmi-anda.php. Diakses pada

tanggal 25 Oktober 2012

11

Page 13: Revisi Laporan Antropometri Dewasa Kel.2

LAMPIRAN 1

DOKUMENTASI

Pengukuran BB dengan bathroom scale Pengukuran BB dengan timbangan

digital/elektrik

Pengukuran BB dengan health smic Pengukuran BB dengan detecto

scale

12

Page 14: Revisi Laporan Antropometri Dewasa Kel.2

Pengukuran TB dengan microtoise (1) Pengukuran TB dengan microtoise (2)

Pengukuran TB dengan Microtoise

Pengukuran TB dengan Health Smic Pengukuran LILA

13

Page 15: Revisi Laporan Antropometri Dewasa Kel.2

LAMPIRAN 2

Tabel 1. Tabel Penentuan Ketelitian Individu

Pengukuran Berat Badan Menggunakan Detecto Scale

14

Page 16: Revisi Laporan Antropometri Dewasa Kel.2

Tabel 2. Tabel Selisih Penentuan Ketelitian Individu

Pengukuran Berat Badan Menggunakan Detecto Scale

NO PENGUKURDIUKUR

JumlahYohan Qonita Alib Ignes Dina E Nurina Yopi Tanti

1 Yohan 0,04 0,16 0,04 0,05 0,08 0,01 0,13 0,51

2 Qonita 0,25 0,16 0,11 0,00 0,27 0,01 0,12 0,92

3 Alib 0,3 0,04 0,11 0,05 0,07 0,24 0,12 0,93

4 Ignes 0,1 0,11 0,21 0,25 0,12 0,09 0,08 0,96

5 Dina E 0,6 0,01 0,06 0,14 0,13 0,09 0,13 1,16

6 Nurina 0,3 0,01 0,35 0,19 0,05 0,26 0,12 1,28

7 Yopi 0,0 0,01 0,15 0,29 0,1 0,33 0,03 0,91

8 Tanti 0,35 0,09 0,15 0,01 0,02 0,07 0,11 0,8

15

Page 17: Revisi Laporan Antropometri Dewasa Kel.2

Tabel 3. Tabel Pengukuran Ketelitian Alat

Pengukur Berat Badan

NoAlat Detecto Scale Timbangan Elektrik Health Smic Bathroom Scale

PengukurYohan Tanti Yohan Tanti Yohan Tanti Yohan Tanti

Diukur

1. Yohan

2. Qonitah50,6 50,5 50,5 50,5 50,5 50,5 51,1 51,1 50,5 50,5 50 50 50,5 50,5 50,5 50,5

50,55 50,5 50,5 51,1 50,5 50 50,5 50,5

3. Alib62,7 62,8 62,8 62,8 63,2 62,8 62,7 62,7 62,8 62,7 62,8 62,8 63 63 63 63

62,75 62,8 63 62,7 62,75 62,8 63 63

4. Ignes44,7 44,7 45 45 44,8 45 45 44,7 45 45 45 45 45 45 44,5 45

44,7 45 44,9 44,85 45 45 45 44,75

5. Dina56 56 55,8 55,7 55,9 55,9 55,7 56 56 56 56 56 55,8 55,8 56 56

56 55,75 55,9 55,85 56 56 55,8 56

6. Nurina58 58 57,7 57,9 58,2 58 58,2 58,4 57,8 57,8 58 58 58 58 58 58

58 57,8 58,1 58,3 57,8 58 58 58

7. Yopi61 60,8 61 61 60,7 61 61 61 60,8 60,8 61 61 60,7 61 61 61

60,9 61 60,85 61 60,8 61 60,85 61

8. Tanti

Rata-rata pengukur

55,48 55,48 55,54 55,63 55,48 55,47 55,53 55,54

Rata-rata alat

55,48 55,585 55,475 55,535

16

Page 18: Revisi Laporan Antropometri Dewasa Kel.2

17

Page 19: Revisi Laporan Antropometri Dewasa Kel.2

Tabel 4. Tabel Selisih Ketelitian Alat

Pengukur Berat Badan

No.

AlatDetecto scale Timbangan Elektrik Health Smic Bathroom scale

PengukurYohan Tanti Yohan Tanti Yohan Tanti Yohan Tanti

Diukur1. Yohan2. Qonitah 4,93 4,98 5,04 4,53 4,98 5,47 5,03 5,043. Alib 7,27 7,32 7,46 7,07 7,27 7,33 7,47 7,464. Ignes 10,78 10,48 10,64 10,78 10,48 10,47 10,53 10,795. Dina 0,52 0,27 0,36 0,22 0,52 0,53 0,27 0,466. Nurina 2,52 2,32 2,56 2,67 2,32 2,53 2,47 2,467. Yopi 5,42 5,52 5,31 5,37 5,32 5,53 5,32 5,468. Tanti

Rata-rata pengukur

5,24 5,15 5,23 5,11 5,15 5,31 5,18 5,28

Rata-rata alat 5,20 5,17 5,23 5,23

18

Page 20: Revisi Laporan Antropometri Dewasa Kel.2

Tabel.5 Tabel Pengukuran Ketelitian Alat

NoAlat Microtoise Health Smic

PengukurYohan Tanti Yohan Tanti

Diukur

1. Yohan

2. Qonitah161,3 161,2 161 161,2 162 161,8 162 162

161,25 161,15 161,9 162

3. Alib166,6 166,9 166,6 166,9 166,2 166,2 166,4 166

166,75 166,75 166,2 166,2

4. Ignes161,5 161,7 161,7 161,8 161,3 161,2 162,5 162,5

161,6 161,75 161,25 162,5

5. Dina150,5 150,5 151 151 151,7 151,9 151,5 151,7

150,5 151 151,8 151,6

6. Nurina159,3 159,1 158,7 158,6 159 159 158,2 158,2

159,2 158,65 159 158,2

7. Yopi168,1 168,1 168,4 168,9 167,5 167,5 168,5 168,5

168,1 168,65 167,5 168,5

8. Tanti

Rata-rata pengukur

161,23 161,33 161,28 161,5

Rata-rata alat

161,28 161,39

Pengukur Tinggi Badan

0

Page 21: Revisi Laporan Antropometri Dewasa Kel.2

Tabel 6. Tabel Selisih Ketelitian Alat

Pengukur Tinggi Badan

Tabel 7. Tabel Hasil Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)

NoDiukur

Yohan Qonita Alib Ignes Dina Nurina Yopi TantiPengukur

1. Yohan 24 31 21 31 28 28 29

2. Qonitah 24 29 22 30 27 27 29,5

3. Alib 26 25 22,5 30,5 27,5 27,5 31

4. Ignes 25 24,5 29,5 29,5 27 29 30

5. Dina 25 24 30 22 27,5 28 30

6. Nurina 24,5 24,5 31 23 30 28,5 29,5

7. Yopi 25 25 30 22 31 28,5 29

8. Tanti 25,5 24 30,5 21,5 30,5 27 29

Rata-rata 25 24,43 30,14 22 30,36 27,5 28,14 29,71

1

No.

Alat Microtoise Health Smic

PengukurYohan Tanti Yohan Tanti

Diukur1. Yohan2. Qonitah 0,03 0,13 0,51 0,613. Alib 5,47 5,47 4,81 4,814. Ignes 0,32 0,47 0,14 1,115. Dina 10,78 10,28 9,59 9,796. Nurina 2,08 2,63 2,39 3,197. Yopi 6,82 7,37 6,11 7,118. Tanti

Rata-rata pengukur

4,25 4,39 3,925 4,44

Rata-rata alat 0,14 0,52

Page 22: Revisi Laporan Antropometri Dewasa Kel.2

Tabel 8. Tabel Hasil Pengukuran Tebal Lemak Bawah Kulit (TLBK) Trisep Qonitah

Pengukur

Hasil

Pengukuran Body

Density

(D)

%

Lemak

Tubuh

Total

lemak

tubuh

Massa

bebas

lemak

Ketelitian

pengukuranI II

Rata-

rata

Yohan 6 6,5 6,25 1,0424 24,83 12,5416 37,9584 0,01

Ignes 6 6 6 1,0435 24,35 12,2967 38,2032 0,47

Nurina 6,5 6 6,25 1,0424 24,83 12,5416 37,9584 0,01

Tanti 6 6 6 1,0435 24,35 12,2967 38,2032 0,47

Dina 6 7 6,5 1,0414 25,30 12,7773 37,7226 0,48

Qonitah

Yopi 6,5 6,5 6,5 1,0414 25,30 12,7773 37,7226 0,48

Alib 6 6,5 6,25 1,0424 24,83 12,5416 37,9584 0,01

Rata-rata 6,25 24,82 12,5389

2