laporan kunjungan panti_david

14
LAPORAN KUNJUNGAN PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA USADA MULIA 5 CENGKARENG, JAKARTA BARAT Disusun Oleh : Nama : DAVID CHRISTIAN RONALDTHO NIM : 10-2012-210 Kelompok : C5 E-mail : [email protected] UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA JLN. TERUSAN ARJUNA UTARA, NO. 6, JAKARTA 11510

Upload: david-christian

Post on 21-Jan-2016

145 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ini laporan Kunjungan kami ke Panti TRESNA WERDHA semoga bermanfaat buat kalian yg lihat, guna informasi dan juga membantu kalian dalam pembuatan laporan nantinya. Mahasiswa FK UKRIDA

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kunjungan Panti_david

LAPORAN KUNJUNGAN

PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA USADA MULIA 5

CENGKARENG, JAKARTA BARAT

Disusun Oleh :

Nama : DAVID CHRISTIAN RONALDTHO

NIM : 10-2012-210

Kelompok : C5

E-mail : [email protected]

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

JLN. TERUSAN ARJUNA UTARA, NO. 6, JAKARTA 11510

FAKULTAS KEDOKTERAN

2012/2013

Page 2: Laporan Kunjungan Panti_david

PENDAHULUAN

Pada hari sabtu, 13 Oktober 2012, saya dan bersama teman-teman sefakultas kedokteran angkatan 2012, melakukan kunjungan ke PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA USADA MULIA 5 di Cengkareng, Jakarta Barat. Tugas yang diberikan oleh dosen ini adalah untuk mengajarkan kami tentang bagaimana harus mampu mempraktekkan apa yang telah kita pelajari tentang “Komunikasi dan Empati” dengan nyata. Kami berangkat dari kampus II Fakultas Kedokteran UKRIDA pada jam 09.00 pagi dengan menggunakan Bus dan tiba di PSTW Usada Mulia 5 sekitar jam 10.20 pagi. Setibanya di sana kami telah disambut baik,ramah, dan penuh kehangatan oleh keluarga besar PSTW Usada Mulia 5. Di sana kami pun terlebih dahulu diceritakan tentang latar belakang dan sejarah PSTW Usada Mulia 5 ini, juga kami diberikan arahan-arahan tentang peraturan-peraturan di PSTW tersebut sebelum kami diizinkan masuk ke ruangan warga binaan sosial (WBS) untuk menjalankan sesi wawancara dan jamaan-jamaan kami.

LATAR BELAKANG

Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Usada Mulia 5 ini sebelumnya adalah milik Alm.Ibu J.S.Nasution yang didirikannya sendiri dan menjadi miliknya yang dikelola secara swasta dengan nama sebelumnya Panti Usada Mulia (PUM) yang sudah sejak dari tahun 1975 yang kemudian Ibu J.S.Nasution ini menyerahkan semua sarana dan prasarana Panti Usada Mulia (PUM) kepada Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Bpk. Dr. Ing. H. Fauzi Bowo tepat pada tanggal 11 Maret 2010, di kediaman Alm. Ibu.J.S.Nasution, Jl.Agus Salim No.80, Menteng, Jakarta Barat.

Penyerahan Panti Usada Mulia ke Pemda DKI Jakarta dimulai sejak awal tahun 2010, berpulang sebagaimana keinginan Ibu J.S.Nasution, maka berdasarkan peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.57 Tahun 2010 Panti Usada Mulia pun berubah nama menjadi PSTW Usada Mulia 5 yang merupakan bagian dari UPT Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta.

1

Page 3: Laporan Kunjungan Panti_david

TUGAS DAN FUNGSI

PSTW Usada Mulia 5 memiliki tugas dan fungsi adalah untuk melakukan Pelayanan Sosial dan Rehabilitasi Sosial dengan memberikan perawatan kesehatan dan perlindungan sosial kepada Warga Binaan Sosial (WBS) sebagai aplikasi dalam pelaksanaan UUD 1945 Pasal 34 Ayat 2. PSTW Usada Mulia 5 memberikan pelayanan kepada WBS yang sakit (Paska Perawatan dari Rumah Sakit/Rujukan). Gambaran umum WBS PSTW Usada Mulia 5 adalah semuanya berasal dari kiriman RSCM, RS. Budi Asih. RSUD. Panti yang terletak di Cengkareng ini beserta panti-panti lainnya adalah milik Pemda DKI Provinsi Jakarta maupun milik masyarakat bersama.

WBS PSTW Usada Mulia 5 saat ini memiliki kondisi 90% keadaan sakit. Yang mana pada umumnya, penyakit yang diderita WBS PSTW Usada Mulia 5 adalah penyakit karena usia lanjut (Tua), ada pun juga bermacam-macam seperti TBC/Paru, Stroke, Kanker, Asma, dan lain-lain. Beragam kondisi penyakit dan keberadaan WBS, berarti membutuhkan Pelayanan Rehabilitas Sosial yang beragam pula mulai dari Pelayanan Pekerjaan Sosial, Pelayanan Medis, dan sampai pada Pelayanan Sosial lainnya.

VISI DAN MISI

VISI

Terentasnya WBS/Lanjut usia terlantar dalam kehidupan yang layak, normatif, dan manusiawi.

MISI1. Menyelenggarakan kegiatan perawatan/penampungan lanjut usia terlantar dalam

kerangka perlindungan sosial.2. Menyelenggarakan pelayanan dan bantuan sosial dalam rangka memulihkan

kemampuan, kemauan, kepercayaan, martabat, dan harga diri.3. Menyelenggarakan pelayanan perawatan medis, bimbingan fisik, sosial dan

mental spiritual.4. Menyelenggarakan penyaluran, bina lanjut dan pemularasan jenazah.5. Menjalin keterpaduan dan kerja sama lintas sektoral.6. Menggalang peran serta sosial masyarakat dan dunia usaha.

2

Page 4: Laporan Kunjungan Panti_david

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

TUGAS POKOK

Menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesejahteraan sosial bagi lanjuti usia terlantar

maupun PMKS lain yang dalam kondisi sakit yang meliputi identifikasi dan asesmen,

bimbingan dan penyaluran serta bina lanjut.

FUNGSI

1. Pelaksanaan pendekatan awal yang meliputi penjangkauan, observasi,

identifikasi, motivasi, dan seleksi.

2. Pelaksanaan penerimaan meliputi registrasi, persyaratan, administrasi,

penempatan dalam panti.

3. Pelaksanaan perawatan dan pemeliharaan fisik dan kesehatan.

4. Pelaksanaan asesmen meliputi penelaahan pengungkapan dan pemahaman

masalah dan potensi.

5. Pelaksanaan pemberian pembinaan fisik, bimbingan mental, sosial, keagamaan

dan pengisian waktu luang.

6. Pelaksanaan penyelenggaraan penyaluran kembali kepada keluarga dan

rujukan kepada lembaga sosial lainnya.

7. Pelaksanaan pembinaan lanjut meliputi monitoring, konsultasi, asistensi,

pemantapan, dan terminasi.

8. Pelaksanaan penyelanggaraan pengurusan pemularasan jenazah dan

pemakaman.

3

Page 5: Laporan Kunjungan Panti_david

STRUKTUR ORGANISASI

SASARAN PEMBINAAN WBS (WARGA BINAAN SOSIAL)

Warga Binaan Sosial (WBS) PSTW Usada Mulia 5 adalah lanjut usia terlantar dan PMKS lainnya yang dalam kondisi sakit paska perawatan dari rumah sakit, yang panti sosialnya tidak dapat menangani WBS tersebut. Yang dimaksud dengan lanjut usia terlantar adalah sesorang yang berusia 60 tahun atau lebih, karena faktor-faktor tertentu tidap dapat memenuhi kebutuhan dasarnya baik secara jasmani, rohani, maupun sosialnya. Sebagian tidak mempunyai tempat tinggal tetap dan sebagian lagi tinggal bersama keluarga miskin sehinga sulit untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya secara layak. Sehingga kebutuhan sosial lanjut usia terlantar seperti pengisian waktu luang, rekreasi dan hiburan serta pemeliharaan fisik dan perawatan kesehatan jauh dari tercukupi.

4

KEPALA PANTI

SUB BAGIAN TATA USAHA

SEKSI BIMBINGAN DAN PENYALURAN

SEKSI JABATAN

SUB KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Page 6: Laporan Kunjungan Panti_david

ASAL WBS (WARGA BINAAN SOSIAL)

1. Rujukan dari Panti Sosial Bina Insan (Hasil Penjangkauan/penertiban sosial) yang

dalam kondisi sakit.

2. Rujukan dari masyarakat yang dalam kondisi sakit dengan diagnose dokter.

3. Rujukan dari Dinas Sosial/Suku Dinas Sosial/Kepolisian dan Instansi/Lembaga Sosial

lainnya.

4. Rujukan dari Rumah Sakit.

5. Penyerahan dari keluarga tidak mampu. Penyerahan dari keluarga harus melengkapi

persyaratan administrasi sebagai berikut:

Surat keterangan dari RT, RW, dan Lurah Setempat.

Surat rekomendasi dari Dinas Sosial atau Suku Dinas Sosial di wilayah tempat

tinggal mereka.

Surat keterangan sehat dan tidak mempunyai penyakit menular dari

Dokter/Puskesmas/Rumah Sakit.

PEMBINAAN BIMBINGAN KEPADA WBS (WARGA BINAAN SOSIAL)

1. Bimbingan Fisik

Layanan yang diberikan pada WBS adalah memberikan layanan perawatan

kesehatan/medis, mengadakan olahraga yang disesuaikan dengan kemampuan lanjut

usia yaitu senaman lansia, senam pernafasan, dan senam kesegaran jasmani.

2. Bimbingan Sosial dan Psikososial

Bimbingan sosial adalah suatu proses pelayanan yang ditujukan kepada lanjut usia

dan PKMS lainnya agar mereka mampu untuk mengembangkan relasi sosial yang

positif dan menjalankan peranan sosialnya dalam panti maupun lingkungan

masyarakat. Bimbingan psikososial adalah kegiatan yang dilakukan sebagai upaya

untuk menciptakan situasi sosial psikologis seperti adanya rasa aman, nyaman,

tentram dan damai.

5

Page 7: Laporan Kunjungan Panti_david

3. Bimbingan Mental Keagamaan

Adalah melaksanakan bimbingan ibadah sehari-hari, yaitu seperti melaksanakan

sholat 5 waktu (walau kondisi berbaring) untuk WBS yang beragama Islam dan

disamping itu diadakan pengajian dan belajar membaca Al-Quran. Sedangkan untuk

bimbingan agama Nasrani, hari Sabtu dan Minggu.

4. Bimbingan Ketrampilan.

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mengembangkan bakat, minat, dan potensi

WBS untuk mengisi waktu luangnya seperti:

Membuat keset, kemoceng, dan tasbih.

Merangkai Bunga.

Merajut dan menjahit.

KONDISI PANTI SOSIAL

1. Tahun Berdiri : 1976 (PUM) diserahkan ke Pemda DKI Jakarta, 11 Maret

2010.

2. Luas Tanah : 9,532 m2

3. Luas Bangunan : 2,843 m.

4. Kapasitas Panti : 150 orang.

5. Lokasi Panti : Jln. Cendrawasih VI Cengkareng Jakarta Barat.

6

Page 8: Laporan Kunjungan Panti_david

REKAPITULASI JENIS PENYAKIT WBS (WARGA BINAAN SOSIAL)

NO JENIS PENYAKIT JENIS KELAMIN JUMLAH

ORANGLaki-laki Perempuan

1. Cardiologi (Jantung) 9 7 16

2. Neurologi(PostStroke+Parese+Cidera kepala) 5 16 21

3. Mata (Katarak+Glaukoma) 3 2 5

4. Orthopedi

(Fraktur+Diskolasi+Spondilitis+Osteoartritis)

11 20 31

5. Kulit (Dermatitis) 3 2 5

6. Penyakit Dalam

(Hipertensi+DM+Ulkus+Anemi)

11 11 22

7. Pulmonologi (TB Paru+Status Astmatikus) 7 4 11

8. HIV dengan TB Paru+IMS 2 1 3

9. Psikis (schizoperenia+Depresi) 0 2 2

10. Bedah Umum (Ca+TU) 2 1 3

11. Lain-lain (geriatric+poliometis) 13 20 33

JUMLAH 66 86 152

7

Page 9: Laporan Kunjungan Panti_david

SESI WAWANCARA BERSAMA WBS (WARGA BINAAN SOSIAL)

Bersama Oma Partinah

Menurut hasil wawancara:

Sudah tinggal di panti 8 bulan, anaknya sudah meninggal. Selama proses wawancara oma Partinah selalu tersenyum dan kurang bisa mendengar

sehingga pertanyaan harus diulang beberapa kali. Menurut data di panti oma Partinah menderita Geriatri (penyakit karena usia tua).

Bersama Oma Yati Komariah

Menurut hasil wawancara:

Lahir tahun 1945, tinggal di panti sosial sejaik tahun 1974, kegiatannya sehari-hari membantu nenek-nenek yang lain untuk mandi dan membantu mengobati, mengalami sakit di perut dimana beliau pernah mengalami operasi besar 3 kali dan operasi kecil 10 kali, memiliki anak tetapi sudah meninggal.

Menurut data panti oma Yati Komariah berusia 95 tahun, menderita decomcordis (gagal jantung) dan dermatitis (peradangan pada kulit).

Bersama Ibu Surastilah

Menurut hasil wawancara :

Sempat mengatakan namanya nyamuk lalu mengaku tidak tau namanya siapa, mengakui oma Yati Komariah sebagai ibunya.

Ibu Surastilah kurang respon terhadap pertanyaan yang diajukan. Keterangan dari oma Yati Komariah yang mengurus ibu Surastilah dari awal:

Usianya 58 tahun, merupakan pasien rujukan dari RS Budi Asih karena tidak diterima disana, mengalami penyakit stress menurun dari orang tuanya, memiliki ayah tiri yang tidak mau mengasuhnya dan pernah dipasung selama 20 tahun karena tidak ada yang mengurus.

Menurut data panti ibu Surastilah menderita skizoprenia (gangguan jiwa).

8

Page 10: Laporan Kunjungan Panti_david

Bersama Kak Dara

Menurut hasil wawancara:

Kak Dara berusia 23 tahun, sudah dirawat di panti selama 6 bulan (sejak bulan Mei), merupakan rujukan dari RS Cipto Mangunkusumo (karena tidak ada biaya jadi dialihkan ke panti), menderita tiroid luar dan stroke akibat jatuh dari bajaj (karena itu ia sempat dirawat di RS lalu dialihkan ke panti), kak Dara dulunya bekerja di pabrik sepatu, memiliki keluarga di Surabaya, belum bisa keluar dari panti kalau belum sembuh, kegiatan selama di panti membuat ketrampilan, sudah harus mandi dari jam 3 pagi (membantu oma-oma lain), jam 7 pagi jemur dibawah matahari.

Menurut data panti kak Dara menderita stroke dan tiroid.

KESIMPULAN

Kemampuan seorang dokter dalam menyampaikan suatu informasi kepada pasien

dengan menggunakan komunikasi efektif sangat dibutuhkan. Seorang dokter harus

mengamalkan komunikasi efektif untuk menjaga hubungan baik antara dokter dan pasien.

Komunikasi efektif ini berkait rapat dengan cara dokter melakukan komunikasi baik verbal

maupun nonverbal. Dokter juga harus menerapkan sifat empati dan mengamalkan transaksi

komplementer sewaktu berinteraksi dengan pasiennya agar komunikasi yang dibina sehat.

Selain itu, dokter mempunyai tanggung jawab penuh untuk mengubah kehidupan pasien ke

arah yang lebih positif agar pasien senantiasa berada dalam kepribadian dan perilaku yang

tenang, aman, nyaman, dan sehat.

9