laporan kunjungan dsdp

38
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahun 2001 menjadi masa yang pahit bagi Bali setelah terjadi aksi terorisme pengeboman yang dilakukan Amrozi Cs. Banyak wisatawan mancanegara yang menjadi korban ledakan yang terjadi di 2 tempat di Kuta. Namun berkat kegigihan masyarakat dan pemerintah, kepercayaan masyarakat internasional kembali pulih. Satu yang perlu diwaspadai adalah ancaman serius akibat ketidaksadaran masyarakat dalam mengelola sanitasi yang berdampak pada perusakan badan sungai, termasuk pantai yang selama ini menjadi salah satu daya tarik yang memikat baik wisatawan domestik maupun wisatawan asing. DSDP hadir untuk menanggulangi kemungkinan dampak pengelolaan sanitasi yang buruk. Sebagai catatan, pada tahun 1980an, dua turis Jepang terserang diare akibat air yang tercemar. Sontak Pemerintah Jepang melarang warganya berkunjung ke Bali, padahal negeri Sakura ini adalah salah satu penyumbang turis manca terbanyak di Bali. Pemerintah Jepang pada 1994 menawarkan bantuan kepada Indonesia untuk menata pengelolaan sanitasi yang lebih baik, yaitu membangun sistem pengolahan air limbah terpusat. Kendati pembangunannya memakan waktu yang lama, DSDP saat ini benar-benar siap dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan dan 1

Upload: arif-nyetz

Post on 24-Jun-2015

1.753 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

laporan kunjungan kuliah ilmu lingkungan

TRANSCRIPT

Page 1: laporan kunjungan DSDP

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangTahun 2001 menjadi masa yang pahit bagi Bali setelah terjadi aksi terorisme pengeboman

yang dilakukan Amrozi Cs. Banyak wisatawan mancanegara yang menjadi korban ledakan yang

terjadi di 2 tempat di Kuta. Namun berkat kegigihan masyarakat dan pemerintah, kepercayaan

masyarakat internasional kembali pulih. Satu yang perlu diwaspadai adalah ancaman serius

akibat ketidaksadaran masyarakat dalam mengelola sanitasi yang berdampak pada perusakan

badan sungai, termasuk pantai yang selama ini menjadi salah satu daya tarik yang memikat baik

wisatawan domestik maupun wisatawan asing. DSDP hadir untuk menanggulangi kemungkinan

dampak pengelolaan sanitasi yang buruk. Sebagai catatan, pada tahun 1980an, dua turis Jepang

terserang diare akibat air yang tercemar. Sontak Pemerintah Jepang melarang warganya

berkunjung ke Bali, padahal negeri Sakura ini adalah salah satu penyumbang turis manca

terbanyak di Bali. Pemerintah Jepang pada 1994 menawarkan bantuan kepada Indonesia untuk

menata pengelolaan sanitasi yang lebih baik, yaitu membangun sistem pengolahan air limbah

terpusat.

Kendati pembangunannya memakan waktu yang lama, DSDP saat ini benar-benar siap

dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan kunjungan wisatawan. Proyek ini

sempat mengalami penundaan saat era reformasi politik berlangsung, di mana kebijakan

desentralisasi mulai digulirkan. Akibatnya proyek ini perlu tambahan waktu 5 tahun 10 bulan dari

jadwal yang telah ditetapkan.

DSDP (Denpasar Sewerage Development Project) adalah proyek sanitasi yang dikerjakan

oleh Pemerintah Kabupaten Badung, Kota Denpasar dan Provinsi Bali dengan bantuan pinjaman

lunak dari Jepan melalui JICA

Menurut Menteri Pekerjaan Umum,Djoko Kirmanto, Sistem Perpipaan Air Limbah

Denpasar (DSDP) adalah proyek pembangunan sistem perpipaan air limbah terpusat yang pada

tahap pertama mencakup kawasan Kota Denpasar dan Kabupaten Badung dan dapat melayani

160.000 jiwa. Pembangunan DSDP dilatarbelakangi kenyataan akan tingginya pencemaran

1

Page 2: laporan kunjungan DSDP

perairan Teluk Benoa, yang kemudian ditindaklanjuti dengan studi masterplan Japan

International Corrporation Association (JICA) yang dilaksanakan pada 1991-1992.

Pelaksanaan proyek yang diresmikan tersebut merupakan tahap pertama dari tiga tahap

yang direncanakan. Kegiatannya meliputi pembangunan jaringan pipa air limbah sepanjang 129

km meliputi jaringan pipa induk, sekunder, tersier dan lateral, serta pembangunan IPAL di

Suwung. Sementara pembangunan DSDP Tahap II telah ditandatangani perjanjian loan dengan

IP-550 pada 28 Maret 2008 di mana konstruksinya akan dilaksanakan pada 2009-2014.

Menurut informasi yang saya dapat dari kunjungan ke DSDP, proyek ini adalah sebagai

bagian dari upaya penyelamatan lingkungan Bali dari kerusakan khususnya penurunan kualitas

air. Dalam hal ini akibat pembuangan air limbah secara sembrono oleh masyarakat dan

pengusaha. Bukan rahasia umum lagi kalau banyak pihak pengusaha hotel membuang limbah

langsung ke pantai tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Diharapkan DSDP akan

membantu mengurangi berbagai akibat pencemaran oleh air limbah tersebut. DSDP

diproyeksikan akan melayani daerah Kota Denpasar serta dua daerah wisata utama yakni Sanur

dan Kuta. Tentu hal ini akan meringankan beban para pengusaha hotel yang selama ini tidak

mempunyai IPAL ( Instalasi Pengolahan Air Limbah ).

Salah satu contoh pengolahan limbah terpadu yang baik adalah instalasi pengolahan air

limbah milik BTDC Nusa Dua. Disini semua air limbah hotel hotel dikawasan Nusa Dua di

alirkan ke dam penampungan sementara yang kemudian diolah untuk memenuhi standar mutu

yang ramah lingkungan. Sebagain besar air hasil pengolahan digunakan kembali untuk pengairan

di komplek BTDC Nusa Dua. Jadi dalam hal ini penggunaan air bersih untuk pengairan taman

dan kebun hotel juga bisa dihemat, karena sudah tergantikan oleh air hasil pengolahan limbah.

proyek ini bukan tanpa kendala, sejak proyek DSDP dikerjakan, yang mana sampai saat

ini masih terus berlangsung diberbagai sudut kota Denpasar; pro dan kontra terhadap proyek ini

sempat mengemuka. Berbagai keluhanpun bermunculan di masyarakat terkait terganggunya

keyamanan warga kota dalam melakukan aktifitasnya akibat pengerjaan proyek ini. Selama ini

masyarakat mengeluh karena kemacetan dan terganggunya kenyamanan berlalu-lintas, beberapa

galian yang terbengkalai , buruknya kualitas pengaspalan kembali terhadap galian yang sudah

selesai serta penempatan manhole yang tidak sesuai dengan permukaan aspal yang bisa

membahayakan pengguna jalan.

2

Page 3: laporan kunjungan DSDP

Terlepas dari pro-kontra serta berbagai keluhan diatas, semoga proyek ini nantinya benar

benar berguna bagi masyarakat, bukan sekedar proyek asal jalan. Rakyat membutuhkan berbagai

pembangunan prasarana yang menyentuh masyarakat banyak.Sudah selayaknya pajak yang kita

bayarkan di kembalikan kepada rakyat dalam bentuk proyek proyek seperti ini. Semoga Denpasar

kedepan menjadi Denpasar yang berwawasan lingkungan selain sebagai kota berwawasan

budaya.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari kunjungan ini adalah:

1) Untuk mengetahui data teknis instalasi pengolahan limbah cair DSDP.

2) Untuk mengetahui cara kerja DSDP

3) Untuk mengetahui keuntungn serta kerugian yang ditimbulkan oleh DSDP.

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari kunjungan ini adalah:

1) Dapat mengetahui data teknis instalasi pengolahan limbah cair DSDP.

2) Dapat mengetahui cara kerja DSDP

3) Dapat mengetahui keuntungn serta kerugian yang ditimbulkan oleh DSDP.

3

Page 4: laporan kunjungan DSDP

BAB 2METODE PENULISAN

2.1. Jenis PenulisanPenelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk

membuat pengamatan secara sistematis, faktual dan akurat dari fakta dan data di lapangan.

1. Telaah Pustaka

Dalam pembuatan karya tulis ini tim penulis menggunakan sumber-sumber tertulis untuk

menunjang dalam pembuatan laporan ini, seperti buku umum, buku panduan, dan dari

internet.

2. Wawancara

Selain telaah pustaka penulis juga mengadakan wawancara dengan narasumber yang

bersangkutan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam pembuatan laporan

ini.

2.2. Prosedur Penulisan Kunjungan kami lakukan pada hari jumat 27 agustus 2010.dari pukul 09.00-11.30.dari

kunjungan tersebut kami mendapatkan Data-data teknis tentang pengolahan limbah di denpasar yang menggunakan sistem DSDP (Denpasar Sewerage Development Project). Adapun jenis penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah :

1. Tahap Pertama

Tahap pertama dilakukan pada tanggal 20 agustus 2010. Dimana pada tahap pertama ini Tim

Penulis melakukan kunjungan langsung DSDP. Tim penulis juga melakukan pegumpulan

data dengan melakukan wawancara kepada para ahli di DSDP.

2. Tahap Kedua

Tahap kedua dilakukan pada tanggal 21-23 agustus 2010. Dimana pada tahap kedua ini tim

penulis melakukan telaah pustaka melalui buku-buku umum, buku-buku panduan, dan dari

internet.

4

Page 5: laporan kunjungan DSDP

BAB 3TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Limbah Secara Umum

Seiring dengan bertambahnya jumlah manusia yang ada di bumi, maka semakin banyak

pula kebutuhan yang harus dipenuhi. Akibat dari semakin bertambahnya tingkat konsumsi

masyarakat serta aktivitas lainnya maka bertambah pula buangan/limbah yang dihasilkan..

Industri selain menghasilkan produk juga menghasilkan limbah.

Kita sering mendengar kata limbah dalam kehidupan sehari-hari. Limbah menurut

Limbah menurut kamus besar bahasa Indonesia memiliki arti 1. Sisa proses produksi, 2. bahan

yang tidak mempu-nyai nilai/tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan/

pemakaian, 3. barang cacat/rusak dalam proses produksi. Limbah adalah buangan yang

dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih

dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak

dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Jenis limbah pada dasarnya

memiliki dua bentuk yang umum yaitu; padat dan cair, sedangkan yang berbentuk gas umumnya

dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil.

Berdasarkan karakteristiknya, limbah dapat digolongkan menjadi 4 macam, yaitu :

1. Limbah cair

2. Limbah padat

3. Limbah gas dan partikel

4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

3.2. Limbah Cair

Limbah cair menurut Kamus Besar bahasa Indonesia memiliki pengertian air yang

membawa sampah (limbah) dari rumah, bisnis & industry. Limbah cair adalah sisa dari suatu

hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair (PP 82 thn 2001).

5

Page 6: laporan kunjungan DSDP

Jenis-jenis limbah cair

Jenis-jenis limbah cair dapat digolongkan berdasarkan pada :

1. Sifat Fisika dan Sifat Agregat . Keasaman sebagai salah satu contoh sifat limbah

dapat diukur dengan menggunakan metoda Titrimetrik

2. Parameter Logam, contohnya Arsenik (As) dengan metoda SSA

3. Anorganik non Metalik contohnya Amonia (NH3-N) dengan metoda Biru

Indofenol

4. Agregat contohnya Biological Oxygen Demand (BOD Organik)

5. Mikroorganisme contohnya E Coli dengan metoda MPN

6. Sifat Khusus contohnya Asam Borat (H3 BO3) dengan metoda Titrimetrik

7. Air Laut contohnya Tembaga (Cu) dengan metoda SPR-IDA-SSA

3.3. Sumber-sumber Limbah Cair

Setiap kegiatan manusia menghasilkan limbah. Limbah cair biasanya berasal dari tempat-

tempat yang pemakaian airnya tinggi. Air limbah berasal dari dua jenis sumber yaitu air limbah

rumah tangga dan air limbah industri. Secara umum didalam limbah rumah tangga tidak

6

Page 7: laporan kunjungan DSDP

terkandung zat-zat berbahaya, sedangkan didalam limbah industri harus dibedakan antara limbah

yang mengandung zat-zat yang berbahaya dan yang tidak.

Untuk yang mengandung zat-zat yang berbahaya harus dilakukan penanganan khusus

tahap awal sehingga kandungannya bisa di minimalisasi terlebih dahulu sebelum dialirkan ke

sewage plant, karena zat-zat berbahaya itu bisa memetikan fungsi mikro organisme yang

berfungsi menguraikan senyawa-senyawa di dalam air limbah. Sebagian zat-zat berbahaya

bahkan kalau dialirkan ke sawage plant hanya melewatinya tanpa terjadi perubahan yang berarti,

misalnya logam berat.

Penanganan limbah industri tahap awal ini biasanya dilakukan secara kimiawin dengan

menambahkan zat-zat kimia yang bisa mengeliminasi zat-zat yang berbahaya

3.3.1 Limbah cair industri

Industri umumya menghasilkan limbah cair yang mengandung zat-zat kimia berbahaya,

logam berat, serta bahan-bahan organik lainnya. Misalnya pada industri penyamakan kulit,

industri ini menghasian limbah krom, sulfida, ammonia, serta minyak dan lemak.

Setiap industri memiliki limbah cair yang berbeda.Alam memiliki system alamia untuk

menetralisir pencemaran yang terjadi pada perairan. Tetapi jika melampaui kemampuan yang

dimiliki peraran akan tercemar karena itu pengawasan dan pengendalian baku mutu air harus

dilksanakan agar tidak mencemari lingungan, biasanya menyangkut BOD, TSS, dan COD.

3.3.2 Limbah domestik

limbah domestik adalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau

pemukiman termasuk didalamnya air buangan yang berasal dari WC, kamar mandi, tempat cuci,

dan tempat memasak.

3.4 Efek Buruk Limbah Cair

Sesuai dengan batasan air limbah yang merupakan benda sisa, maka sudah barang tentu

bahwa air limbah merupakan benda yang sudah tidak dipergunakan lagi. Akan tetapi tidak berarti

bahwa air limbah tersebut tidak perlu dilakukan pengelolaan, karena apabila limbah tersebut

tidak dikelola secara baik akan dapat menimbulkan gangguan, baik terhadap lingkungan maupun

terhadap kehidupan yang ada.

7

Page 8: laporan kunjungan DSDP

3.4.1 Gangguan terhadap kesehatan

Air limbah sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia mengingat bahwa banyak penyakit

yang dapat ditularkan melalui air limbah. Air limbah ini ada yang hanya berfungsi sebagai media

pembawa saja seperti penyakit kolera, radang usus, hepatitis infektiosa, serta schitosomiasis.

Selain sebagai pembawa penyakit di dalam air limbah itu sendiri banyak terdapat bakteri patogen

penyebab penyakit seperti:

1. Virus

Menyebabkan penyakit polio myelitis dan hepatitis. Secara pasti modus penularannya

masih belum diketahui dan banyak terdapat pada air hasil pengolahan (effluent)

pengolahan air.

2. Vibrio Cholera

Menyebabkan penyakit kolera asiatika dengan penyebaran melalui air limbah yang telah

tercemar oleh kotoran manusia yang mengandung vibrio cholera.

3. Salmonella Typhosa a dan Salmonella Typhosa b

Merupakan penyebab typhus abdomonalis dan para typhus yang banyak terdapat di dalam

air limbah bila terjadi wabah. Prinsip penularannya adalah melalui air dan makanan yang

telah tercemar oleh kotoran manusia yang banyak berpenyakit typhus.

4. Salmonella Spp

Dapat menyebabkan keracunan makanan dan jenis bakteri banyak terdapat pada air hasil

pengolahan.

5. Shigella Spp

Adalah penyebab disentri bacsillair dan banyak terdapat pada air yang tercemar. Adapun

cara penularannya adalah melalui kontak langsung dengan kotoran manusia maupun

perantaraan makanan, lalat dan tanah.

6. Basillus Antraksis

Adalah penyebab penyakit antrhak, terdapat pada air limbah dan sporanya tahan terhadap

pengolahan.

7 Brusella Spp

8

Page 9: laporan kunjungan DSDP

Adalah penyebab penyakit brusellosis, demam malta serta menyebabkan keguguran

(aborsi) pada domba.

8 Mycobacterium Tuberculosa

Adalah penyebab penyakit tuberculosis dan terutama terdapat pada air limbah yang

berasal dari sanatorium.

9. Leptospira

Adalah penyebab penyakit weii dengan penularan utama berasal dari tikus selokan .

10. Entamuba Histolitika

Dapat menyebabkan penyakit amuba disentri dengan penyebaran melalui Lumpur yang

mengandung kista.

11. Schistosoma Spp

Penyebab penyakit schistosomiasis, akan tetapi dapat dimatikan pada saat melewati

pengolahan air limbah.

12. Taenia Spp

Adalah penyebab penyakit cacing pita, dengan kondisi yang sangat tahan terhadap cuaca.

13. Ascaris Spp. Enterobius Spp

Menyebabkan penyakit cacingan dan banyak terdapat pada air hasil pengolahan dan

Lumpur serta sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia.

Selain sebagai pembawa dan kandungan kuman penyakit maka air limbah juga dapat

mengandung bahan-bahan beracun, penyebab iritasi, bau dan bahkan suhu yang tinggi serta

bahan-bahan lainnya yang mudah terbakar. Keadaan demikian ini sangat dipengaruhi oleh

sumber asal air limbah. Kasus yang terjadi di Teluk Minamata pada tahun 1953 adalah contoh

yang nyata di mana para nelayan dan keluarganya mengalami gejala penyempitan ruang pandang,

kelumpuhan, kulit terasa menebal dan bahkan dapat menyebabkan kematian.

Kejadian yang demikian adalah sebagai akibat termakannya ikan oleh nelayan,

sedangkan ikan tersebut telah mengandung air raksa sebagai akibat termakannya kandungan air

raksa yang ada di dalam teluk. Air raksa ini berasal dari air limbah yang tercemar oleh adanya

pabrik yang menghasilkan air raksa pada buangan limbanya. Selain air raksa masih banyak lagi

racun lainnya yang dapat membahayakan kesehatan manusia antara lain:

9

Page 10: laporan kunjungan DSDP

1. Timah Hitam

Apabila manusia terpapar oleh timah hitam, maka orang tersebut dapat terserang

penyakit anemia, kerusakan fungsi otak, serta kerusakan pada ginjal.

2. Krom

Krom dengan senyawa bervalensi tujuh lebih berbayaha bila dibandingkan dengan

krom yang bervalensi tiga. Apabila terpapar oleh krom ini dapat menyebabkan

kanker pada kulit dan saluran pencernaan.

3. Sianida

Senyawa ini sangat beracun terhadap manusia karena dalam jumlah yang sangat

kecil sudah dapat menimbulkan keracunan dan merusak organ hati.

3.4.2 Gangguan terhadap kehidupan biotik

Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah, maka akan menyebabkan

menurunnya kadar oksigen yang terlarut di dalam air limbah. Dengan demikian akan

menyebabkan kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan terganggu, dalam hal ini

akan mengurangi perkembangannya. Selain kematian kehidupan di dalam air disebabkan karena

kurangnya oksigen di dalam air dapat juga karena adanya zat beracun yang berada di dalam air

limbah tersebut.

Selain matinya ikan dan bakteri-bakteri di dalam air juga dapat menimbulkan kerusakan

pada tanaman atau tumbuhan air. Sebagai akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses

penjernihan sendiri yang seharusnya bisa terjadi pada air limbah menjadi terhambat. Sebagai

akibat selanjutnya adalah air limbah akan sulit untuk diuraikan.

Selain bahan-bahan kimiayang dapat mengganggu kehidupan di dalam air, maka

kehidupan di dalam air juga dapat terganggu dengan adanya pengaruh fisik seperti adanya

tempertur tinggi yang dikeluarkan oleh industri yang memerlukan proses pendinginan. Panasnya

air limbah dapat mematikan semua organisme apabila tidak dilakukan pendinginan terlebih

dahulu sebelum dibuang ke dalam saluran air limbah.

3.4.3 Gangguan terhadap keindahan

10

Page 11: laporan kunjungan DSDP

Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang oleh perusahaan yang

memproduksi bahan organik seperti tapioka, maka setiap hari akan dihasilkan air limbah yang

berupa bahan-bahan organic dalam jumlah yang sangat besar. Ampas yang berasal dari pabrik ini

perlu dilakukan pengendapan terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran air limbah, akan tetapi

memerlukan waktu yang sangat lama. Selama waktu tersebut maka air limbah mengalami proses

pembusukan dari zat organik yang ada didalamnya. Sebagai akibat selanjutnya adalah timbulnya

bau hasil pengurangan dari zat organik yang sangat menusuk hidung.

3.5 Pengolahan Limbah Cair

3.5.1 Tujuan pengolahan limbah cair

Secara umum pengolahan limbah cair memiliki tujuan-tujuan berikut:

1. Menyisihkan material yang tersuspensi & mengapung di dalam air

2. Menyisihkan material organik yang dapat terdegradasi secara biologis

3. Menghilangkan organisme patogen

4. Menyisihkan nitrogen & phosfor

5. Menghilangkan senyawa toxic

3.5.2 Sistem pengolahan limbah cair

1. Sistem terpusat

Sistem terpusat adalah system pengolahan limbah cair dimana limbah cair dikumpulkan

dahulu dari sumber limbah di suatu tempat dimana terdapat fasilitas pengolahan limbah

tersebut. misalnya DSDP, limbah rumah tangga dikumpulkan melalui system sewer

kemudian dialirkan ke fasilitas pengolahan air bersih di Suwung.

2. Sistem setempat

Dimana pengolahan limbah dilakukan ditempat limbah cair itu diproduksi. misalnya suatu

pabrik memiliki fasilitas untuk mengurangi tingkat pencemarannya

3.5.3. Teknologi pengolahan limbah cair

Pada pengolahan limbah konvensional yang lebih banyak menggunakan bakteri aerob

yang memang terdapat di dalam limbah itu sendiri aerasi mutlak diperlakukan agar proses

penjernihan lebih efektif dan efisien. Secara umum, aerasi merupakan proses yang bertujuan

11

Page 12: laporan kunjungan DSDP

untuk meningkatkan kontak antara udara dengan air. Pada prakteknya, proses aerasi terutama

bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi oksigen di dalam air limbah. Peningkatan konsentrasi

oksigen di dalam air ini akan memberikan berbagai manfaat dalam pengolahan limbah. Metode

pengolahan air limbah dilakukan sesuai dengan karakteristik pencemar yang terkandung di

dalamnya. Terdapat tiga proses dasar yang digunakan dalam pengolahan air limbah, yaitu proses

fisika, kimia, dan biologi.

Proses Fisika

Proses fisika digunakan untuk menyisihkan polutan yang berupa solid (padatan). Proses

ini melibatkan fenomena fisik seperti pengendapan maupun pengapungan. Penyisihan padatan

memanfaatkan berat jenis padatan. Jika berat jenisnya lebih besar dari air, maka proses

penyisihannya dilakukan melalui pengendapan. Sebaliknya, jika berat jenisnya lebih rendah dari

air, proses penyisihan dilakukan melalui proses pengapungan.

Proses Kimia

Dalam proses kimia, pengolahan limbah dilakukan dengan cara menambahkan bahan-

bahan kimia tertentu ke dalam air limbah untuk menggabungkan atau mengikat partikel-partikel

sehingga akhirnya memiliki massa yang lebih besar . Partikel gabungan ini biasa disebut flok.

Flok yang terbentuk kemudian disisihkan dari dalam air limbah melalui proses pengendapan.

Proses Biologi

Pengolahan air limbah dengan proses biologi memanfaatkan mikroorganisme untuk

mengkonsumsi polutan-polutan yang berupa zat organik. Zat-zat organik ini merupakan makanan

bagi mikroorganisme yang diperlukan untuk pertumbuhan. Jenis pengolahan secara biologi dapat

dibedakan berdasarkan cara mikroorganisme tumbuh di dalam unit pengolahan limbah. Cara

tumbuh mikroorganisme dapat secara melekat (attached growth) maupun tersuspensi (suspended

growth). Mikroorganisme yang tumbuh secara melekat akan membutuhkan media sebagai tempat

menempel. Media-media yang ditumbuhi mikroba tersebut nantinya akan berfungsi sebagai filter

untuk menyaring polutan dari dalam air limbah.

Proses aerasi sangat penting terutama pada pengolahan limbah yang proses pengolahan

biologinya memanfaatkan bakteri aerob. Bakteri aerob adalah kelompok bakteri yang mutlak

12

Page 13: laporan kunjungan DSDP

memerlukan oksigen bebas untuk proses metabolismenya. Dengan tersedianya oksigen yang

mencukupi selama proses biologi, maka bakteri-bakteri tersebut dapat bekerja dengan optimal.

Hal ini akan bermanfaat dalam penurunan konsentrasi zat organik di dalam air limbah. Selain

diperlukan untuk proses metabolisme bakteri aerob, kehadiran oksigen juga bermanfaat untuk

proses oksidasi senyawa-senyawa kimia di dalam air limbah serta untuk menghilangkan bau.

Aerasi dapat dilakukan secara alami, difusi, maupun mekanik.

Aerasi alami merupakan kontak antara air dan udara yang terjadi karena pergerakan air

secara alami.  Beberapa metode yang cukup populer digunakan untuk meningkatkan aerasi alami

antara lain menggunakan cascade aerator, waterfalls, maupun cone tray aerator.

Pada aerasi secara difusi, sejumlah udara dialirkan ke dalam air limbah melalui diffuser.

Udara yang masuk ke dalam air limbah nantinya akan berbentuk gelembung-gelembung

(bubbles). Gelembung yang terbentuk dapat berupa gelembung halus (fine bubbles) atau kasar

(coarse bubbles). Hal ini tergantung dari jenis diffuser yang digunakan.

Aerasi secara mekanik atau dikenal juga dengan istilah mechanical agitation

menggunakan proses pengadukan dengan suatu alat sehingga memungkinkan terjadinya kontak

antara air dengan udara.

Gambar 3.1 Cascade AeratorCascade Aerator Gambar 3.2 Bubble diffuser

3.6 Perbandingan Antara Pengolahan Limbah Cair Secara Aerob dan Anaerob

13

Page 14: laporan kunjungan DSDP

Perbedaan utama dari pengolahan secara aerob dan anaerob terletak pada kondisi

lingkungannya. Pada pengolahan secara aerob, kehadiran oksigen mutlak diperlukan untuk

metabolisme bakteri, sementara pada kondisi anaerob sebaliknya. Berikut ini adalah beberapa

perbedaan utama antara pengolahan secara aerob dan anaerob menurut Eckenfelder, et.al (1988) :

Temperatur

Temperatur mempengaruhi proses aerob maupun anaerob. Pada proses anaerob,

diperlukan temperatur yang lebih tinggi untuk mencapai laju reaksi yang diperlukan. Pada

proses anaerob, penambahan temperatur dapat dilakukan dengan memanfaatkan panas

dari gas methane yang merupakan by-product proses anaerob itu sendiri.

pH dan Alkalinitas

Proses aerob bekerja paling efektif pada kisaran pH 6,5 – 8,5. Pada reaktor aerob

yang dikenal dengan istilah completely mixed activated sludge (CMAS), terjadi proses

netralisasi asam dan basa sehingga biasanya tidak diperlukan tambahan bahan kimia

selama BOD kurang dari 25 mg/L.

Sementara itu proses anaerob yang memanfaatkan bakteri methanogen lebih

sensitif pada pH dan bekerja optimum pada kisaran pH 6,5 – 7,5. Sekurang-kurangnya,

pH harus dijaga pada nilai 6,2 dan jika konsentrasi sulfat cukup tinggi maka kisaran pH

sebaiknya berada pada pH 7 – 8 untuk menghindari keracunan H2S. Alkalinitas

bikarbonat sebaiknya tersedia pada kisaran 2500 hingga 5000 mg/L untuk mengatasi

peningkatan asam-asam volatil dengan menjaga penurunan pH sekecil mungkin. Biasanya

dilakukan penambahan bikarbonat ke dalam reaktor untuk mengontrol pH dan alkalinitas.

Produksi Lumpur dan Kebutuhan Nutrien

Bagi kebanyakan air limbah, produksi lumpur yang dihasilkan dari pengolahan

aerob adalah sebesar 0,5 kg VSS/ kg COD tersisihkan. Sementara itu, pada pengolahan

anaerob, produksi lumpur adalah sebanyak 0,1 kg VSS/kg COD tersisihkan. Pada

pengolahan aerob, konsentrasi nitrogen yang perlu ditambahkan adalah 8-12 persen dan

fosfor sebesar 1,5-2,5 persen. Sebagai “rule of thumb”, kebutuhan nutrien pada

pengolahan anaerob adalah seperlima dari proses aerob.

14

Page 15: laporan kunjungan DSDP

Tabel berikut menunjukkan perbandingan antara pengolahan secara aerob dan anaerob (sumber :

Eckenfelder, et.al , 1988)

Parameter Aerob Anaerob

Kebutuhan energi Tinggi Rendah

Tingkat pengolahan 60-90% 95%

Produksi lumpur Tinggi Rendah

Stabilitas proses terhadap

toksik dan perubahan beban

Sedang sampai tinggi Rendah sampai sedang

Kebutuhan nutrien Tinggi untuk beberapa

limbah industri

Rendah

Bau Tidak terlalu berpotensi

menimbulkan bau

Berpotensi menimbulkan bau

Kebutuhan alkalinitas Rendah Tinggi untuk beberapa

limbah industri

Produksi biogas Tidak ada Ada (dapat dimanfaatkan

sebagai sumber energi)

Start-up time 2 – 4 minggu 2 – 4 bulan

Perbandingan antara proses aerob dan anaerob tersebut menjadi dasar pemilihan unit-unit

pengolahan biologi pada secondary treatment. Pemilihan akan tergantung dari karakteristik air

limbah yang akan diolah. Bahkan, untuk karakteristik limbah tertentu diperlukan kombinasi dari

kedua proses tersebut.

15

Page 16: laporan kunjungan DSDP

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Sistem Penyaluran Air Limbah

Sistim Sanitasi Denpasar-Kuta-Sanur direncanakan mulai tahun 1992 dengan menyusun

Masterplan. Kemudian Deteil design disiapkan pada tahun 1996 sampai 1997.  Pelaksanaan

konstruksi mengalami beberapa kelambatan karena berbagai hal termasuk kendala pembebasan

tanah. Akhirnya pada tahun 2002, konstruksi pembangunan sistem dimulai setelah proses tender

yang cukup makan waktu karena harus tender internasional. Pelaksanaan konstruksi dilakukan

kontraktor Jepang yang bermitra dengan kontraktor Indonesia.

Sistim sanitasi Denpasar-Sanur Kuta (DSK) akan melayani wilayah di kota Denpasar,

Sanur dan Kuta, karena itu sistimya terdiri dari sistim jaringan perpipaan pengumpul,

(collection), pipa pembawa (transmision) dan instalasi pengolahan air limbah (waste treatment) .

Sistim transmisi dilengkapi dengan pompa untuk menaikkan keinggian air ke IPAL. Pipa

pengumpul tersambung dengan bangunan rumah atau bangunan lain seperi restoran dan hotel.

Hingga saat ini sudah tersambung sebanyak kurang lebih 6.000 unit sambungan. Sistem

pengumpul terdapat di lokasi pelayanan yaitu Denpasar, Sanur dan Kuta.

Untuk membawa limbah dari tiga daerah pelayanan ke unit pengolahan, dirancang pipa

pembawa yang diameter terbesarnya sampai 1,2 meter. Pipa-pipa itu sebagian besar ditanam

dibawah jalan. Pemasangan pipa dengan diameter yang cukup besar itu memerlukan pelaksanaan

yang tidak sederhana karena berada di jalan raya yang cukup sibuk. Pemasangan pipa yang

semula direncanakan dengan sistim galian “open trench”, akhirnya dirubah oleh kontraktor

pelaksana menjadi menggunakan sistim “pipe jacking”. Dengan sistim “open trench”, tanah

digali, lalu kemudian pipa dipasang di galian yang sudah disiapkan. Sistim open trench inilah

yang berpotensi mengganggu lalu lintas, karena galian pipa pembawa berdiameter cukup besar

16

Page 17: laporan kunjungan DSDP

dengan kedalaman sekitar 1,5 meter sampai 4 meter. Membuat galian yang demikian di tengah

jalan dengan lalu lintas padat, membutuhkan ruang cukup luas, yang pada akhirnya akan

memacetkan lalu lintas. Dengan pertimbangan itulah, akhirnya, kontraktor merubah dengan

sistim “pipe jacking”.

Dengan “pipe jacking”, pipa didorong di dalam tanah dari satu lubang (shaft) ke shaft

lainnya yang berjarak kurang lebih 150 meter. Pekerjaan ini hanya membutuhkan area yang

relatif kecil di dua shaft. Dengan demikian, resiko kemacetan lalu lintas bisa dikurangi. Akan

tetapi biaya konstruski sistim ini lebih mahal dari biaya konstruksi sistim “open trench”.

pengolahan limbah di yang digunakan adalah “aerated lagoon”. Waste treatment dengan

metode areated lagoon sebenanrnya adalah teknologi yang sudah cukup lama. Sistem ini dipilih

karena biaya operasionalnya termasuk yang termurah dibanding sistem lain. Aerated lagoon,

membutuhkan lahan yang cukup luas, karena ia merupakan kolam oksidasi dan kolam

pengendapan. Itulah sebabnya IPAL DSK membutuhkan lahan seluar kurang lebih 10 hektar di

kawasan hutan mangrove Suwung.

Keseluruhan sistem sanitasi DSK yang diresmikan oleh Presiden SBY bulan Juni lalu,

menghabiskan biaya kurang lebih 500 milyar rupiah. Biaya ini ditanggung bersama antara

Pemerintah Kota Denpasar, Kabupaten badung, Propinsi Bali, Pemerintah Pusat dan masyarakat

pelanggan. Jumlah pelanggan yang sudah mencapai 6000 unit, masih belum membayar biaya

bulanan. Tahun 2009, pelanggan akan ditagih secara rutin. Sistem air limbah DSK direncanakan

akan melayani 150.000 sampai 200.000 penduduk di ketiga wilayah. 

Instalasi ini diresmikan oleh Presiden SBY sekitar bulan Juni 2008 yang lalu. Dari segi

sistem, Sanitasi Denpasar diharapkan menjadi sistim sanitasi perpipaan yang terdepan di

Indonesia.  Hal ini disebabkan sistem pendukung yang termasuk bagus.

4.1.1 Jaringan pipaSistem jaringan pipa meruakan bagian yang sangat penting dalam pembangunan proyek

DSDP. Jaringan pipa ini merupakan proyek yang besar karena menyangkut pemasangan pipa dari

rumah kerumah sampai dengan instalasi pengolahannya di Suwung.

Penggalian dan pemasangan pipa air limbah mempergunakan metode yang sudah

memperhitungkan segala aspek yang berhubungan dengan keamanan dan ketidaknyamanan,

mengingat area pelayanannya berada di daerah Kuta, Denpasar dan Sanur kota yang ramai

17

Page 18: laporan kunjungan DSDP

dengan lalu-lintas kendaraan, sehingga gangguan yang mungkin ditimbulkan selama pelaksanaan

pemasangan pipa dapat ditekan seminimal mungkin. Metode yang digunakan dalam pemasangan

pipa proyek DSDP antara lain:

Sistem galian terbuka tanpa turap penahan.

Sistem galian terbuka dengan turap kayu/baja/sheeting plate.

Sistem "Jacking", yang digunakan untuk perlintasan sungai, jalan yang padat lalu

lintasnya dan galian yang dalam.

Pada pelaksanaan konstruksi diterapkan metode Clean Construction yaitu tanah bekas galian

langsung dimuat ke dalam truck diangkut menuju stock yard (tempat penampungan).

Gambar 4.1 Galian lateral sewer dengan turap kayu Gambar 4.2 Galian pipa tanpa turap

DSDP direncanakan melayani daerah Kota Denpasar, Kuta, dan Sanur. Dibawah ini

merupakan rencana proyek DSDP.

Dimana warna hijau merupakan areal rencana

pelayanan, sedangkan warna merah muda adalah areal

ayng telah diselasaikan dalam tahap pertama

pembangunan saluran.

Pengaturan lalu lintas sangat penting dalam

proyek ini mengingat pemasangan pipa dilakukan di

jalan raya. Pengaturan lalu lintas dilakukan oleh Polisi,

DLLAJ/Dinas Perhubungan, bahkan Pecalang di

daerah setempat. Sebagai tambahan, pengumuman juga

dilakukan baik di media cetak maupun radio-radio agar

18

Page 19: laporan kunjungan DSDP

masyarakat dapat mencari alternatif rute agar tidak terjebak kemacetan di lokasi pemasangan

pipa.Pada pengaturan ini disiapkan beberapa fasilitas kelengkapan seperti papan peringatan lalu

lintas (sign board), pembatas area kerja yang terbuat dari seng (fence), plastic cone, lampu putar

dll.

Pda tahap pertama pemasangan pipa sudah terealisasi 68.00 km untuk daerah Denpasar,

32.40 km untuk daerah Sanur, dan 21.70 km untuk daerah Kuta.

Gambar 4.3 Miniatur proses penggalian

4.1.2 Sambungan rumah

Sambungan Rumah meliputi jaringan perpipaan yang akan menyalurkan air limbah dari

Kamar Mandi, WC, Tempat Cuci, Dapur dll menuju House Inlet (bak kontrol) yang dibangun di

halaman depan rumah pelanggan. Dari House Inlet ini, air limbah kemudian dihubungkan /

disalurkan dengan pipa PVC ke pipa sewer yang ada di jalan.

Rumah, restoran, atau hotel yang akan menggunakan fasilitas DSDP ini harus dilengkapi

dengan saluran pipa yang dilengkapi dengan bak kontrol, serta hause inlet sebelum disalurkan ke

jaringan pipa DSDP.

19

Page 20: laporan kunjungan DSDP

Gambar 4.4 Skema pemasangan pipa

Untuk pemenuhan kebutuhan estetika dari para pelanggan DSDP yang sudah tidak lagi memiliki

halaman, House Inlet ini dibangun dengan menyesuaikan tuntutan di lapangan agar tidak mengganggu

kenyamanan pelanggan.

House Inlet di daerah pertokoan Denpasar, menyesuaikan dengan kondisi / kebutuhan awal

Manhole berfungsi sebagai kontrol pada jaringan pipa DSDP agar aliran limbah tetap

lancar, untuk membersihkan sedimentasi serta benda-benda yang mungkin menyumbat pipa.

Manhole ini terbuat dari silinder beton dengan penutup yang juga terbuat dari beton

4.1.3 Stasiun pompa

Stasiun pompa terdiri dari inflow pumping station dan 3 buah mesin pompa yang akan

menyalurkannya ke receiving tank. Stasiun pompa diperlukan karena kolam pengolahan berada

pada elevasi yang lebih tinggi dari inflow station.

20

Page 21: laporan kunjungan DSDP

Gambar 4.5 Inflow pumping station Gambar4.6 inflow pumping station

Stasiun pompa terletak sebelum Receiving tank yang fungsinya menaikkan muka air limbah.

Selain di IPAL Suwung stasiun pompa juga terdapat di Sanur dan Kuta karena elevasi daerahnya

lebih rendah dari receiving tank IPAL. Sedangkan untuk daerah Denpasar tidak memerlukan

stasiun pompa. Penyaluran air limbah sepenuhnya dilakukan dengan sistem gravitasi

Gambar 4.7 Pompa Gambar 4.8 Miniatur rumah pompa

4.1.4. Receiving tank

Receiving tank merupakan tangki penerima yang terletak di IPAL Untuk pelayanan

sistem air limbah cair domestik di Kota Denpasar Bali ini,  cakupan pelayanannya baru  26 %

(15.847 sambungan rumah). Selain dari Kota Denpasar tangki ini juga menerima limbah yang

berasal dari Sanur dan Kutadengan dengan kapasitas desain IPAL 51.000 m3/hari dan sampai

saat ini baru 31.185 m3/hari terpakai untuk pengolahan limbah cair domestik di IPAL Suwung.

21

Page 22: laporan kunjungan DSDP

Gambar 4.9 Receiving tank

Receiving tank ini mengandalkan aliran listrik dari PLN, jadi ketika listrik padam makan limbah

didalam inflow pumping station akan naik.

4.2 Sistem Pengolahan Air Limbah

Sistem pengolahan air limbah DSDP ini menggunakan sistem kolam aerasi dan kolam

sedimentasi. Di IPAL DSDP terdapat 2 buah kolam aerasi dan 2 buah kolam sedimentasi. Masing

masing kolam memilkikai kedalaman 4 meter. Sistem aerasi digunakan dengan maksud untuk

mengurangi kebutuhan luas lahan dan meningkatkan proses pengolahan menjadi lebih cepat

sekaligus meniadakan bau yang mungkin timbul akibat proses oksidasi yang tidak sempurna.

Kolam juga dilapisi geomembrane dan geotextile untuk menghindari rembesan air klimbah keluar

dari kolam

Sistem ini cukup sederhana sehingga tidak diperlukan tenaga yang ahli dan memiliki

kualifikasi khusus untuk mengoperasikannya. Selain itu investasi dan biaya pemeliharaannya

relatif rendah. Air hasil olahan memiliki BOD kurang dari 30mg/liter, lebih baik dari standar

baku mutu air yaitu 50 mg/liter. Untuk sementara air olahan digunakan untuk penyiraman taman

dan sisnya dibuang kelaut. Kedepannya akan dibangun instalasi untuk mengolahnya menjadi air

minum

4.2.1 Kolam aerasi

Kolam aerasi adalah kolam dimana limbah cair diperkaya dengan oksigen dengan bantuan

aerator. Prinsip kerja aerasi adalah penambahan oksigen ke dalam air, sehingga oksigen terlarut

di dalam air akan semakin tinggi. Aerasi termasuk pengolahan secara fisika, karena lebih

mengutamakan unsur mekanisasi dari pada unsur biologi. Prinsip kerjanya adalah membuat

kontak antara air dan oksigen. Tujuannya mengaktifkan proses aerob pemecahan senyawa dan

penjernihan air oleh bakteri yang memang sudah terdapat dalam limbah cair tersebut, misalnya

bakteri Coli. Terdapat 2 kolam aerasi dengan total 11 aerator.

4.2.2 Kolam sedimentasi

Kolam sedimentasi berfungsi untuk mengendapkan partikel partikel yang telah diproses di

kolam aerasi, Untuk selanjutnya dibuang ke laut.

22

Page 23: laporan kunjungan DSDP

Gambar 4.10 Foto satelit IPAL

4.3 Manfaat pada Bidang Pariwisata

Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Budi Yuwono mengatakan, keberadaan instalasi

Pengolahan Air Limbah (IPAL) Denpasar Sewerage Development Project akan meningkatkan

pendapatan Bali dari sektor pariwisata. Berdasarkan hasil studi kelayakan proyek DSDP,

pendapatan pulau dewata pada 2009 akan meningkat menjadi Rp 706,478 miliar dengan adanya

DSDP. Sementara tanpa adanya IPAL tersebut pendapatan diprediksi hanya Rp 313,99 miliar.

Beliau menyampaikan “Pariwisata saat ini, kompetisinya sudah menyangkut isu itu. Jadi bukan

hanya perkara hotel yang bagus saja, namun tingkat pencemaran juga menjadi perhatian,”

Budi Yuwono menuturkan, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik pernah

bercerita beberapa tahun yang lalu sempat ada dua turis Jepang yang menderita diare yang

diindikasikan akibat sanitasi yang kurang baik di Bali. Kejadian tersebut, berdampak langsung

terhadap menurunnya tingkat kunjungan wisatawan Jepang sebesar 80 persen dalam enam bulan

kedepannya. Padahal wisatawan Jepang merupakan turis asing terbanyak yang mengunjungi Bali.

Hasil studi kelayakan DSDP juga mengungkapkan, dengan adanya DSDP dapat

mengurangi tingkat pencemaran sampah ke pantai dan laut. Dengan DSDP tingkat pencemaran

perharinya sebanyak 106 ton per hari, sedangkan tanpa IPAL tersebut sebanyak 128 setiap

harinya.DSDP tahap I pada awalnya akan melayani 10 ribu sambungan rumah atau setara 50 ribu

jiwa.

Dirjen Cipta Karya mengungkapkan, instalasi senilai lebih dari Rp 600 miliar sangat

dinantikan para pengusaha perhotelan dan restoran selain juga masyarakat umum.“Para pemilik

restoran di Bali sering mengeluhkan tersumbatnya saluran pembuangan limbahnya karena

kotoran lemak, sehingga setiap bulannya mereka selalu memanggil tukang pembersih saluran dan

membayar dengan biaya cukup tinggi, dengan adanya DSDP hal tersebut tidak akan terjadi selain

itu biayanya juga lebih murah,”

Selain mengurangi tingkat pencemaran lingkungan, air hasil olahan limbah dari DSDP

masih dapat dipergunakan untuk keperluan seperti menyiram taman kota. Hal serupa telah

dilakukan negara lain seperti Singapura dimana tingkat layanan IPAL telah mencapai 100 persen.

23

Page 24: laporan kunjungan DSDP

Sedangkan di Indonesia untuk memberlakukan pelayanan sistem pengolahan limbah perpipaan

kepada masyarakat umum bukan hal yang mudah. Hal tersebut memerlukan kampanye dan

sosialisasi yang panjang.

Masyarakat di Indonesia mash enggan mengeluarkan uang untuk masalah sanitasi. Untuk

mengatasi hal tersebut, pemerintah akan memperlakukan subsidi silang untuk tarif jasa layanan

DSDP antara untuk dunia usaha dan masyarakat. Dengan subsidi silang, maka retribusi yang

dibayarkan masyarakat akan lebih murah, bahkan dari ongkos operasional DSDP itu sendiri.    

Ide pembangunan DSDP didasari pencemaran perairan Teluk Benoa yang ditindaklanjuti

dengan studi masterplan Japan International Cooperation Agency (JICA) yang dilakukan pada

1991-1192. Proyek ini merupakan kerjasama pemerintah pusat, pemerintah provinsi Bali dan

pemerintah Jepang melalui dana pinjamn Japan Bank for International Cooperation (JBIC)

Setelah pembangunan tahap I, DSDP akan dilanjutkan dengan dua tahap selanjutnya.

Layanan DSDP meliputi kota Denpasar dan kabupaten Badung. DSDP tahap I meliputi

pembangunan jaringan pipa sepanjang 129 Km serta pembanguna IPAL. Untuk pengelolaan

sistem ini, pemprov Bali telah membentuk Badan Layanan Umum Pengelolaan Air Limbah

(BLUPAL).

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari kunjungan dan telaah pustaka yang dilakukan oleh tim penulis maka dapat ditarik

beberapa simpulan antara lain:

1. DSDP merupakan proyek yang berwawasan kedepan, walaupun masih banyak kendala

yang dihadapi seperti masalah pemasangan pipa induk di wilayah Kuta yang

dikhawatirkan akan membuat macet lalu-lintas, meluapnya saluran ketika hujan deras dan

24

Page 25: laporan kunjungan DSDP

lain-lain adalah masalah yang wajar mengingat DSDP adalah proyek yang dilaksanakan

setelah kota daerah tersebut berkembang. Maka sudah selayaknya proyek ini dikerjakan

sebelum kondisinya tidak lagi memungkinkan untuk dibangun.

2. DSDP menigkatkan pendapatan bali khususnya di bidang pariwisata. Selain itu dapat

mengurangi anggaran biaya kesehatan pemerintah. Karena perbaikan sistem sanitasi dapat

mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit seperti muntaber, keracunan makanan dan

lain-lain.

3. DSDP masih dapat dikembangkan menjadi instalasi yang lebih kompleks. Dengan

menambahkan fasilitas pengolahan air bersih serta pembangkit tenaga listrik di IPLTnya.

Sehingga potensi-potensi yang selama oni belum termanfaatkan dapat digunakan untuk

kepentingan yang lebih besar.

4. Sistem pengolahan DSDP masih menggunakan metode konvensional sehingga masih

dapat di kembangkan saat permintaan akan sanitasi meningkat di kemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.ciptakarya.pu.go.id

http://mydipblog.blogspot.com/2009/06/instalasi-pengolahan-air-limbah-suwung.html

http://asiabloging.com

http://www.airlimbah.com/2010/08/12/aerasi-di-dalam-pengolahan-limbah-cair/

http:// www.gatra.com

25

Page 26: laporan kunjungan DSDP

http://www.pustaka.pu.go.id /infrastruktur-air-limbah-detail.asp.htm

http://www.airlimbah.com/2010/08/15/Pengolahan Aerob VS Anaerob _ air limbah.mht

http://www.airlimbah.com/2009/11/17/Proses Dasar Pengolahan Air Limbah _ air

limbah.mht

26