laporan dsdp temesi

17
Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Kerusakan lingkungan tidak dapat kita pungkiri lagi bahwa hal itu disebabbkan oleh kita sendiri. Dalam lapangan terdapat fakta bahwa kegiatan manusia adalah penyumbang limbah terbesar di lingkungan ini. Limbah yang dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia ini tentunya akan berdampak buruk terhadap lingkungan. Bermacam-macam limbah seperti limbah padat ataupun limbah cair terkadang tidak mampu dikelola dengan baik sehingga keberadaannya dalam kehidupan ini begitu bebas. Dampaknya adalah menurunnya kualitas lingkungan. Seiring menurunnya kualitas lingkungan hidup, hal yang paling terpengaruh oleh hal itu adalah manusia terutama dari segi kesehatannya. Buruknya perbuatan manusia terhadap lingkungannya akan berdampak pada manusia itu sendiri. Pengolahan limbah yang buruk dan tidak terpadu, akan menurunkan tingkat kesehatan masyarakat pada khususnya. Hal ini sangat berbahaya pada kehidupan masa depan kita seiring pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat cepat. Oleh kerena masalah di atas, maka diperlukan penanganan yang sistematis untuk mengelola limbah yang ada di lingkunan sekitar. Dewasa ini telah banyak dikembangkan tempat-tempat pengolahan limbah untuk dijadikan objek yang lebih bermanfaat ataupun sekedar mengelola limbah agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Limbah yang biasa mencemari lingkungan adalah limbah padat dan limbah cair. Dalam mempelajari masalah ini, kami berupaya mengunjungi suatu tempat pengolahan limbah. 1.2. Ruang Lingkup 1

Upload: anonymous-291pwog

Post on 30-Jan-2016

238 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Laporan Dsdp Temesi

TRANSCRIPT

Page 1: laporan dsdp TEMESI

Bab I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Kerusakan lingkungan tidak dapat kita pungkiri lagi bahwa hal itu disebabbkan oleh kita sendiri. Dalam lapangan terdapat fakta bahwa kegiatan manusia adalah penyumbang limbah terbesar di lingkungan ini. Limbah yang dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia ini tentunya akan berdampak buruk terhadap lingkungan. Bermacam-macam limbah seperti limbah padat ataupun limbah cair terkadang tidak mampu dikelola dengan baik sehingga keberadaannya dalam kehidupan ini begitu bebas. Dampaknya adalah menurunnya kualitas lingkungan. Seiring menurunnya kualitas lingkungan hidup, hal yang paling terpengaruh oleh hal itu adalah manusia terutama dari segi kesehatannya.

Buruknya perbuatan manusia terhadap lingkungannya akan berdampak pada manusia itu sendiri. Pengolahan limbah yang buruk dan tidak terpadu, akan menurunkan tingkat kesehatan masyarakat pada khususnya. Hal ini sangat berbahaya pada kehidupan masa depan kita seiring pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat cepat. Oleh kerena masalah di atas, maka diperlukan penanganan yang sistematis untuk mengelola limbah yang ada di lingkunan sekitar. Dewasa ini telah banyak dikembangkan tempat-tempat pengolahan limbah untuk dijadikan objek yang lebih bermanfaat ataupun sekedar mengelola limbah agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Limbah yang biasa mencemari lingkungan adalah limbah padat dan limbah cair. Dalam mempelajari masalah ini, kami berupaya mengunjungi suatu tempat pengolahan limbah.

1.2. Ruang Lingkup

Pada kegiatan kunjungan ini kami memfokuskan pada ruang lingkup limbah padat. Sasaran kunjungan kami adalah pusat pengolahan limbah padat Temesi yang terletak di kabupaten Gianyar provinsi Bali. Dalam kunjungan, kami telah membatasi ruang lingkup kami sehingga ruang lingkup tersebut yaitu:a. Dasar teori pengolahan limbah padat.b. Cara mengolah limbah padat menjadi benda yang cukup berguna bagi khalayak luas.c. Proses pengolahan limbah padat(sampah) menjadi pupuk kompos.

1.3. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan kami melakukan kunjungan ke TPA Temesi yaitu:

a. Sebagai penunjang pengetahuan dalam pengelolaan limbah, khususnya limbah padat.b. Memunculkan ide-ide kreatif dalam pengolahan sampah di kemudian hari.c. Sebagai wacana penting, bahwa pengolahan limbah untuk menjaga lingkungan

merupakan suatu keharusan.

1

Page 2: laporan dsdp TEMESI

d. Menumbuhkan jiwa cinta lingkungan kepada mahasiswa.e. Menyadarkan kita bahwa terdapat peluang usaha yang baik di balik pengolahan

sampah.f. Sebagai tuntutan kurikulum dan tugas mata kuliah ilmu lingkungan.

Bab II Landasan Teori

2

Page 3: laporan dsdp TEMESI

A. Pengertian Limbah Padat

Limbah padat adalah hasil buangan industry yang berupa padatan, bubur ataupun lumpur yang berasal dari sisa proses pengolahan. Limbah jenis ini dapat dikategorikan menjadi dua yaitu limbah yang dapat didaur ulang seperti, plastic, logam, tekstil ataupun potongan-potongan benda padat dan yang kedua adalah limbah padat yang tidak dapat didaur ulang atau dengan kata lain tidak memiliki nilai ekonomis.

Untuk limbah padat yang tidak dapat didaur ulang, dapat ditangani dengan cara lain seperti ditimbun pada suatu tempat, diolah kembali kemudian dibuang dan dibakar. Perlakuan terhadap limbah padat yang tidak memiliki nilai ekonomis biasanya sebagai berikut:

1. Ditumpuk Pada Areal TertentuPenimbunan sampah pada suatu tempat akan memerlukan areal yang sangat luas dan pemandangan sekeliling penimbunan menjadi rusak. Penimbunan ini mengakibatkan terjadianya reaksi gas didalamnya, sehingga bila gasnya terhirup maka akan timbul bau yang tidak sedap. Selain itu penimbunan sampah juga akan mengakibatkan, air yang terdapat dalam timbunan akan meresap ke tanah. Air ini tentunya sudah terkontaminasi oleh bakteri-bakteri sehingga konsekuensinya adalah menurunnya kualitas air tanah.

2. Pembakaran Limbah padat yang dibakar akan menghasilkan asap, baud an debu. Pembakaran ini menjadi sumber pencemaran melalui udara dengan gas seperti sulfur dioksida, karbon monoksida, dan sebagainya.

3. Pembuangan Pembuangan tanpa suatu perencanaan yang baik, akan menimbulkan dampak yang sangat buruk terhadap lingkungan sekitar. Sebagai contoh, pembuangan limbah ke sungai yang akan berdampak buruk pada ekosistem di lingkungan sungai tersebut.

B. Sumber-Sumber Limbah Padat

Sumber limbah padat diantaranya adalah pabrik gula, tekstil, plywood, pengawetan buah, ikan, daging serta limbah-limbah atau sampah sampah rumah tangga lainnya. Secara garis besar limbah padat dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Limbah padat yang mudah terbakar.2. Limbah padat yang sukar terbakar.3. Limbah padat yang mudah membusuk.4. Limbah yang berupa debu.5. Lumpur .6. Limbah padat yang dapat didaur ulang.

3

Page 4: laporan dsdp TEMESI

7. Limbah berupa radioaktif.8. Limbah yang menimbulkan penyakit.9. Limbah hasil elemen bongkaran bangunan.

C. Dampak-Dampak Pencemaran Akibat Limbah Padat

Pencemaran lingkungan yang ditimbulkan limbah padat kemungkinan adalah timbulnya gas beracun, di antaranya asam sulfida, amoniak methan, CO2, CO. Limbah dari berbagai macam bentuk dan jenis bertumpuk pada satu tempat mengakibatkan terjadinya pembusukan dengan bantuan mikroorganisme. Adanya musim hujan dan kemarau ganti-berganti, proses pemecahan bahan organik oleh bakteri penghancur dalam suasana aerob maupun anerob menimbulkan gas.

Penurunan Kualitas Udara

Pengaruh terhadap kualitas udara akibat timbulnya gas hasil reaksi kimia dalam timbunan limbah. Gas seperti H2S, NH3, methane akan terkonsentrasi di udara dengan nilai tartentu. Dalam konsentrasi 50 ppm H2S membuat mabuk dan pusing. Konsentrasi H2S yang diizinkan 30 mg per meter kubik udara. Karbon monoksida (CO) berasal dari sisa pembakaran yang tidak sempurna. Nilai ambang batas CO 100 ppm = 110 mg per meterkubik udara. Amoniak yang berupa gas pada suhu dan tekanan normal mempunyai nilai ambang batas 35 mg per meter kubik udara. Serat asbestos, hidrokarbon, fenol, natrium sulfida, oksida logam dari pembakaran, seng, oksida, SO2yang berasal dari bahan padat merupakan racun bagi manusia.

Penurunan Kualitas Air

Buangan jenis padat berupa lumpur, buburan dengan tidak disadari dibuang bersama air limbah. Demikian juga bentuk padatan lain yang tidak ekonomis dibuang langsung keperairan. Padatan tersebut dalam air dipecah dan berurai menjadi bahan pencemar lain seperti padatan larut, padatan mengendap dan zat organik lain. Kekeruhan air, warna dan rasa air berubah. Air menjadi beracun akibat limbah padat tersebut.

Kerusakan Permukaan Tanah

Timbunan sampah menghasilkan gas nitrogen, hidrogen,amoniak dan asam sulfida. Adanya zat merkuri, chrom dan arsen menimbulkan gangguan terhadap bio tanah, tumbuhan,merusak struktur permukaan dan tekstur tanah. Limbah lain seperti oksida logam, baik yang terlarut maupun dalam areal permukaan tanah, menjadi racun.

D. Dasar Teori Pengelolaan Limbah Padat

Berdasarkan klasifikasi limbah padat serta akibat-akibat yang ditimbulkannya, system pengelolaannya dapat dilakukan menurut:

1. Limbah padat yang dapat ditimbun tanpa membahayakan.2. Limbah padat yang dapat ditimbun namun berbahaya.3. Limbah padat yang tidak dapat ditimbun.

4

Page 5: laporan dsdp TEMESI

Di dalam pengolahannya dilakukan melalui tiga cara yaitu pemisahan, penyusutan ukuran dan pengomposan. Dimaksud dengan pemisahan adalah pengambilan bahan tertentu kemudian diolah kembali sehingga mempunyai nilai ekonomis. Penyusutan ukuran bertujuan untuk memudahkan pengolahan limbah selanjutnya, misalnya pembakaran.

Dengan ukuran lebih kecil akan lebih mudah membawa atau membakar pada tungku pembakaran. Jadi tujuannya adalah pengurangan volume maupun berat. Pengomposan adalah proses melalui biokimia yaitu zat organik dalam limbah dipecah sehingga menghasilkan humus yang berguna untuk memperbaiki struktur tanah. Banyak jenis limbah padat dari pabrik yang upaya pengelolaannya dilakukan menurut kriteria yang telah ditetapkan.

5

Page 6: laporan dsdp TEMESI

Bab III Pengolahan Sampah TPA Temesi Gianyar

A. Gambaran Umum TPA TemesiTPA Temesi merupakan tempat pembuangan akhir sampah yang memfasilitasi

kabupaten gianyar. TPA ini didirikan pada tahun 1994 dengan luas area ± 2 hektar. Sekitar tahun 2004 TPA ini diresmikan sebagai TPA yang melakukan usaha pemilahan sampah untuk mengolah sampahnya.

TPA yang terletak ±12 Km dari pusat kota Gianyar ini, menerapkan teknologi aerobic dalam pengolahan sampah untuk dijadikan kompos. Dengan jumlah pekerja(pemulung), truk sampah yang mengangkut sampah di kabupaten Gianyar, TPA ini mampu menampung sampah dengan jumlah 100 ton setiap harinya.

Sampah-sampah yang telah dikumpulkan di TPA ini nantinya akan dipilah. Sampah yang masih bisa didaur ulang, akan dilakukan proses daur ulang. Sedangkan sampah yang tidak bisa didur ulang, akan masuk ke proses pengomposan. Biasanya sampah yang masuk proses daur ulang adalah sampah-sampah plastic dan sampah yang masuk ke proses pengomposan adalah sampah-sampah organic.

Keberadaan TPA Temesi ini tak lepas dari peran Rotary Club of Bali, Ubud, yang bekerja sama dengan desa adat Temesi dalam menjalankan suatu proyek pengolahan sampah menjadi kompos secara aerobic. Dengan metode ini, emisi CO2 dapat diminimalisasi, sehingga mengurangi risiko global warming. Dengan meminimalisasi emisi CO2 TPA ini telah tersertifikasi dengan kredit 10 tahun dari UNFCCC(United Nations Framework Convention on Climate Change).

Hasil dari kredit ini digunakan untuk biaya pengembangan fasilitas TPA, kontribusi ke desa adat, dan biaya operasional dari fasilitas itu sendiri. Dengan biaya kredit itulah TPA Temesi terus mengembangkan kontribusinya. Selain itu dapat pula melaksanakan proyek serupa di tempat lain selain di Gianyar. Tujuan akhirnya yaitu untuk menjaga lingkungan agar lingkungan tidak tercemar sehingga dapat meminimalisasi timbulnya berbagai penyakit dan mengurangi efek global warming.

B. Fasilitas TPA TemesiFasilitas utama nan menarik dari TPA ini yaitu adanya ruang pusat pendidikan. Di

dalam ruang pusat pendidikan ini terdapat berbagai macam pengetahuan mengenai lingkungan. Tujuan pembuatan pusat pendidikan ini yaitu sebagai media informasi dan pengetahuan mengenai lingkungan hidup.

6

Page 7: laporan dsdp TEMESI

Di dalam ruang pusat pendidikan ini, terdapat beberapa fasilitas pengetahuan seperti:

Demo Rumah Hemat ListrikMerupakan demonstrasi sederhana untuk mengurangi pemakaian listrik di rumah kita. Tujuannya yaitu mengurangi efek rumah kaca yang memicu pemanasan global.

Demo SODIS(Solar Disinfection)SODIS adalah salah satu cara memasak air dengan menggunakan sinar matahari. Dengan panas dari radiasi sinar matahari, bakteri yang terdapat dalam air akan mati. Dan kualitas air pun akan meningkat. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi pemakaiaan kompor untuk memasak air. Di mana asap kompor dapat memicu pemanasan global.

7

Page 8: laporan dsdp TEMESI

Demo BioreaktorDemo ini untuk menunjukkan proses terbentuknya gas metan dari sampah padat dan cair yang nantinya bisa dimanfaatkan sabagai bahan bakar.

Media-Media InformasiDi dalam ruang pendidikan terdapat banyak media-media informasi seperti:a. Gambaran umum mengenai efek rumah kaca.b. Informasi berbagai penyakit yang diakibatkan oleh minimnya kualitas lingkungan.c. Contoh-contoh hasil daur ulang sampah-sampah, seperti tas, boneka, tempat

pensil, dompet, kantong ponsel dan bentuk daur ulang lainnya.d. Cara-cara pngomposan sampah dalam skala rumah tangga.e. Cara-cara daur ulang kertas.f. Dan informasi-informasi lainnya.

C. System Pengelolaan Limbah Padat TPA TemesiSecara umum, pengolahan limbah padat di TPA Temesi yaitu mengolah sampah

anorganik menjadi barang-barang daur ulang dan mengolah sampah organic menjadi kompos yang melalui proses aerobic. Adapun tahapan-tahapan dalam pengelolaan sampah di TPA Temesi antara lain:

1. Pengumpulan Sampah di Tiap TempatSampah awalnya didapat dari rumah-rumah penduduk, di mana tiap-tiap rumah memiliki tempat sampah sebagai media pembuangan sampah.

8

Page 9: laporan dsdp TEMESI

Setelah dikumpulkan di tempat sampah, semua sampah dari tiap-tiap rumah akan dikumpulkan di tempat pembuangan sementara(TPS). Biasanya tempat pembuangan sementara berupa pool container yang terletak di pinggir-pinggir jalan atau tempat khusus pembuangan sementara.

2. Pengangkutan Sampah dari TPS menuju TPASampah yang sudah terkumpul pada TPS, akan diangkut menuju TPA. Pengangkutan sampah menggunakan truk sampah. Pengangkutan ini dilakukan oleh dinas kebersihan dengan system pembagian wilayah.

3. Pemilahan Jenis Sampah

Setelah truk mengangkut sampah, maka sampah akan dibuang ke TPA Temesi. Sampah-sampah tersebut dihamparkan di sebuah lahan luas pada TPA tersebut.

Setelah sampah dihamparkan, para pemulung langsung memilah sampah-sampah tersebut. Sampah dipilah antara yang organic dan yang anorganic. Sampah anorganic akan dilakukan proses daur ulang namun untuk jenis kantong plastic bekas biasanya

9

Page 10: laporan dsdp TEMESI

dijual kepada pengusaha-pengusaha benda-benda plastic seperti ember. Untuk sampah organic, akan diolah menjadi kompos melalui proses aerobic.

Adapun langkah-langkah pengomposan dengan proses aerobic adalah sebagai berikut:

Sampah organic yang sudah dipisahkan dari anorganik dimasukkan ke sebuah mesin penghancur. Kemudian sampah dihancurkan kemudian dikumpulkan dan ditimbun selama 2 bulan.

Setelah mencapai timbunan sampah, di dalam timbunan tersebut dialirkan oksigen melalui selang yang dialirkan dengan menggunakan blower. Hal ini dilakukan agar gas metan tidak mudah terlepas ke udara.

Dalam proses composting, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu suhu yang konstan 65oC, kadar oksigen 12% dan kelembaban 40%-60%.

Setelah 2 bulan proses composting, sampah yang telah menjadi kompos, di masukkan ke mesin penghalus untuk menghaluskan kompos.

10

Page 11: laporan dsdp TEMESI

Kompos yang sudah halus kemudian dimasukkan ke dalam karung dam siap untuk di jual.

Dalam 1 hari TPA Temesi mampu menghasilkan kompos sebanyak 15 ton dari 100 ton sampah per harinya.

11

Page 12: laporan dsdp TEMESI

Bab IV Penutup

A. KesimpulanDari hasil pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan antara lain:1. Limbah padat jika tidak dikeelola dengan baik akan mencemari lingkungan dan

akan berdampak menurunnyaa kualitas lingkungan.2. Sumber-sumber limbah padat lebih banyak berasal dari sisa-sisa industry dan

rumah tangga.3. Sampah-sampah yang masih bisa didaur ulang, hendaknya dimanfaatkan menjadi

benda yang lebih berguna dan memiliki nilai ekonomis.4. Sistem pengomposan aerobic seperti pada TPA Temesi adalah salah satu cara

pengomposan yang ramah lingkungan.5. Proses aerob dilakukan dengan mengalirkan sas oksigen ke tumpukan sampah

dengan tujuan mengurangi gas metan yang menimbulkan bau.6. Banyak cara yang diperlihatkan TPA Temesi untuk meminimalisasi efek rumah

kaca seperti, demo rumah hemat energy, memasak air dengan cahaya matahari, dan demo bioreactor.

B. SaranAdapun beberapa saran yang dapat disampaikan yaitu:1. Agar ruang pendidikan sedemikian rupa dibuat menarik dan lebih nyaman lagi.2. Supaya pengomposan aerobik ini disosialisasikan ke semua TPA, sehingga TPA

tidak hanya sebagai tempat pembuangan akhir saja tetapi juga sebagai media untuk memelihara lingkungan.

3. Sosialisasi pengomposan limbah padat dalam skala rumah tangga perlu dilakukan, agar usaha menjaga lingkungan hidup dimulai dari lingkup yang kecil.

12

Page 13: laporan dsdp TEMESI

13