laporan pendahuluan dan laporan kasus

24
LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PASIEN HEPATITIS A. Pengertian 1. Pengertian keluarga Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional serta individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman: 1998). Keluarga sebagai pranata social terkecil dalam masyarakat dan Negara selalu mencuri perhatian baik kalangan pimpinan atau tokoh informasi maupun pemerintah. Banyak kejadian merisaukan sekarang ini, seperti kenakalan remaja, kasus gizi kurang, selalu dikaitkan dengan makin kurang berfungsinya pranata keluarga, antara lain dalam memfasilitsi tumbuh kembang anak dan menanamkan nilai- nilai luhur seperti saling menghormati, cinta kasih, toleransi, dan empati. Keperawatan keluarga berkaitan erat dengan upaya keluarga mempunyai kemampuan dalam menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Perawat dapat menbantu keluarga dalam memecahkan masalah kesehatannya sehingga mencapai keadaan keluarga yang optimal. 2. Pengertian Hepatitis Hepatitis adalah inflamasi hati yang dapat terjadi karena invasi bakteri, cedera oleh agen fisik atau kimia

Upload: khozali-anwar

Post on 23-Oct-2015

120 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

kep.dewas

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pendahuluan Dan Laporan Kasus

LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS

KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PASIEN HEPATITIS

A. Pengertian

1. Pengertian keluarga

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan

keterikatan aturan dan emosional serta individu mempunyai peran masing-masing

yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman: 1998). Keluarga sebagai pranata

social terkecil dalam masyarakat dan Negara selalu mencuri perhatian baik kalangan

pimpinan atau tokoh informasi maupun pemerintah. Banyak kejadian merisaukan

sekarang ini, seperti kenakalan remaja, kasus gizi kurang, selalu dikaitkan dengan

makin kurang berfungsinya pranata keluarga, antara lain dalam memfasilitsi tumbuh

kembang anak dan menanamkan nilai-nilai luhur seperti saling menghormati, cinta

kasih, toleransi, dan empati.

Keperawatan keluarga berkaitan erat dengan upaya keluarga mempunyai

kemampuan dalam menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Perawat dapat

menbantu keluarga dalam memecahkan masalah kesehatannya sehingga mencapai

keadaan keluarga yang optimal.

2. Pengertian Hepatitis

Hepatitis adalah inflamasi hati yang dapat terjadi karena invasi bakteri, cedera

oleh agen fisik atau kimia (non-viral), atau infeksi virus hepatitis A, B, C, D dan E

(Doenges, Marilynn E, 1999).

Hepatitis adalah peradangan pada hati atau infeksi pada hati (Elizabeth J.

Corwin, 2001).

Hepatitis ada yang akut dan ada juga yang kronik. Hepatitis akut adalah

penyakit infeksi akut dengan gejala utama yang berhubungan erat dengan adanya

nekrosis pada jaringan hati.

Hepatitis kronik adalah suatu sindrom klinis dan patologis yang disebabkan

oleh bermacam-macam etiologi yang ditandai oleh berbagai tingkat peradangan dan

nekrosis pada hati yang berlangsung terus-menerus tanpa penyembuhan dalam waktu

palaing sedikit 6 bulan

Page 2: Laporan Pendahuluan Dan Laporan Kasus

3. Anatomi Fisiologi

a. Anatomi

Hati terletak dibelakang tulang-tulang iga (kosta) dalam rongga abdomen

daerah kanan atas. Hati memiliki berat sekitar 1500 gr, dan dibagi menjadi empat

lobus. Setiap lobus hati terbungkus oleh lapisan tipis jaringan ikat yang

membentang ke dalam lobus itu sendiri dan membagi massa hati menjadi unit-

unit yang lebih kecil, yang disebut lobulus (Smeltzer, Suzanne C, 2001).

Unit fungsional dasar hati adalah lobulus hati, yang berbentuk silindris dengan

panjang beberapa milimeter dan berdiameter 0,8 sampai 2 milimeter. Hati

manusia berisi 50.000 sampai 100.000 lobulus (Guyton, Arthur C, 1997).

Sirkulasi darah ke dalam dan ke luar hati sangat penting dalam

penyelenggaraan fungsi hati. Darah yang mengalir ke dalam hati berasal dari dua

sumber. Kurang lebih 75 % suplai darah datang dari vena porta yang mengalirkan

darah yang kaya akan nutrien dari traktus gastrointestinal. Bagian lain suplai

darah tersebut masuk ke dalam hati lewat arteri hepatika dan banyak mengandung

oksigen. Cabang-cabang terminalis kedua pembuluh darah ini bersatu untuk

membentuk capillary beds bersama yang merupakan sinusoid hepatik. Dengan

demikian, sel-sel hati (hepatosit) akan terendam oleh campuran darah vena dan

arterial. Sinusoid mengosongkan isinya ke dalam venule yang berada pada bagian

tengah masing-masing lobulus hepatik dan dinamakan vena sentralis. Vena

sentralis bersatu membentuk vena hepatika yang merupakan drainase vena dari

hati dan akan mengalirkan isinya ke dalam vena kava inferior di dekat diafragma.

Disamping hepatosit, sel-sel fagositik yang termasuk dalam sistem

retikuloendotelial juga terdapat dalam hati. Dalam hati, sel-sel ini dinamakan sel

Kupffer. Fungsi utama sel Kupffer adalah memakan benda partikel (seperti

bakteri) yang masuk ke dalam hati lewat darah portal. Saluran empedu terkecil

yang disebut kanalikulus terletak di antara lobulus hati. Kanalikulus menerima

hasil sekresi dari hepatosit dan membawanya ke saluran empedu yang lebih besar

yang akhirnya akan membentuk duktus hepatikus. Duktus hepatikus dari hati dan

duktus sistikus dari kandung empedu bergabung untuk membentuk duktus

koledokus (common bile duct) yang akan mengosongkan isinya ke dalam

intestinum. Aliran empedu ke dalam intestinum dikendalikan oleh sfingter Oddi

yang terletak pada tempat sambungan (junction) di mana duktus koledokus

memasuki duodenum (Smeltzer, Susanne C, 2001)

Page 3: Laporan Pendahuluan Dan Laporan Kasus

b. Fungsi Hati

Fungsi dasar hati terdiri dari:

a) Fungsi vaskular untuk menyimpan dan menyaring darah

b) Fungsi metabolisme yang berhubungan dengan sebagian besar sistem

metabolisme tubuh, dan

c) Fungsi sekresi dan ekskresi yang berperan membentuk empedu yang

mengalir melalui saluran empedu ke saluran pencernaan (Guyton, Arthur

C, 1997).

1) Fungsi sistem vaskular hepar

Kira-kira 1100 mililiter darah mengalir dari vena porta ke sinusoid hati

setiap menit, dan tambahan sekitar 350 mililiter lagi mengalir ke sinusoid

dari arteri hepatika, dengan total rata-rata 1450 ml/menit. Jumlah ini sekitar

29% dari sisa curah jantung., hampir satu pertiga dari aliran total darah

tubuh.

Volume darah normal hati 450 ml. bila tekanan tinggi didalam atrium

kanan menyebabkan tekanan balik dalam hati, hati meluas dan oleh karena

itu 0,5 sampai 1 liter cadangan darah kadang-kadang disimpan di dalam

vena hepatika dan sinus hepatika, terutama pada gagal jantung.

Sel Kupffer dapat membersihkan darah dengan sangat efisien sewaktu

darah melewati sinus. Mungkin tidak lebih dari 1 persen bakteri yang

masuk ke darah porta dari usus berhasil melewati hati ke dalam sirkulasi

sistemik.

2) Fungsi metabolik hati

a) Metabolisme glukosa

Sesudah makan, glukosa diambil dari darah vena portal oleh hati dan

diubah menjadi glikogen yang disimpan dalam hepatosit. Selanjutnya

glikogen diubah kembali menjadi glukosa dan jika diperlukan dilepaskan

ke dalam aliran darah untuk mempertahankan kadar glukosa yang

normal. Glukosa tambahan dapat disintesis oleh hati lewat proses yang

dinamakan glukoneogenesis. Untuk melaksanakan proses ini, hati

menggunakan asam – asam amino hasil pemecahan protein atau laktat

yang diproduksi oleh otot yang bekerja.

Page 4: Laporan Pendahuluan Dan Laporan Kasus

b) Konversi amonia

Penggunaan asam-asam amino untuk glukoneogenesis akan

membentuk amonia sebagai hasil sampingan. Hati mengubah amonia

yang dihasilkan oleh proses metabolik ini menjadi ureum. Amonia yang

diproduksi oleh bakteri dalam intestinum juga akan dikeluarkan dari

dalam darah portal untuk sintesis ureum. Dengan cara ini, hati mengubah

amonia yang merupakan toksin berbahaya menjadi ureum, yaitu

senyawa yang dapat diekskresikan ke dalam urin.

c) Metabolisme protein

Organ ini mensintesis hampir seluruh plasma protein (kecuali

gammaglobulin), termasuk albumin, alfa dan beta globulin, fakto-faktor

pembekuan darah, protein transport yang spesifik dan sebagian besar

lipoprotein plasma. Vitamin K diperlukan oleh hati untuk mensintesis

protrombin dan sebagian faktor pembekuan lainnya. Asam-asam amino

berfungsi sebagai unsur pembangun bagi sintesis protein.

d) Metabolisme lemak

Asam-asam lemak dapat dipecah untuk memproduksi energi dan badan

keton (asam asetoasetat, asam beta hidroksibutirat serta aseton). Badan

keton merupakan senyawa-senyawa kecil yang dapat masuk ke dalam

aliran darah dan menjadi sumber energi bagi otot serta jaringan tubuh

lainnya.

e) Penyimpanan vitamin dan zat besi

Vitamin A, B12, D dan beberapa vitamin B-kompleks disimpan

dengan jumlah yang besar dalam hati. Substansi tertentu, seperti besi dan

tembaga juga disimpan dalam hati.

f) Metabolisme obat

Banyak obat, seperti barbiturat dan amfetamin, dimetabolisasi

oleh hati. Metabolisme umumnya menghilangkan aktivitas obat

tersebut meskipun pada sebagian kasus, aktivasi obat dapat terjadi.

Salah satu lintasan penting untuk metabolisme obat meliputi

konjungasi (pengikatan) obat tersbut dengan sejumlah senyawa.

3) Ekskresi bilirubin dalam empedu

Bila sel darah merah sudah habis masa hidupnya, rata-rata 120

hari, dan menjadi terlalu rapuh untuk bertahan lebih lama dalam sistem

Page 5: Laporan Pendahuluan Dan Laporan Kasus

sirkulasi, membran selnya pecah dan hemoglobin yang lepas

difagositosis oleh jaringan makrofak di seluruh tubuh. Disini,

hemoglobin pertama kali dipecah menjadi globin dan heme, dan cincin

heme dibuka untuk memberikan (1) besi bebas yang ditranspor ke dalam

darah oleh tranferrin, dan (2) rantai lurus dari empat inti pirol yaitu

substrat dari mana nantinya pigmen empedu akan dibentuk. Pigmen

pertama yang dibentuk adalah biliverdin, tetapi ini dengan cepat

direduksi menjadi bilirubin bebas, yang secara bertahap dilepaskan ke

plasma. Bilirubin bebas dengan segera bergabung sangat kuat dengan

albumin plasma dan ditranspor dalam kombinasi ini melalui darah dan

cairan interstitial.

Dalam beberapa jam, bilirubin bebas diabsorbsi melalui membran

sel hati. Sewaktu memasuki sel hati, bilirubin dilepaskan dari albumin

plasma dan segera setelah itu kira-kira 80 persen dikonjugasi dengan

asam glukoronat untuk membentuk bilirubin glukoronida, kira-kira 10

persen dengan sulfat membentuk bilirubin sulfat, dan akhirnya 10 persen

berkonjugasi dengan berbagai zat lainnya. Dalam bentuk ini, bilirubin

dikeluarkan melalui proses transpor aktif ke dalam kanalikuli empedu

dan kemudian masuk ke usus (Smeltzer Suzanne C, 2001)

4. Etiologi

a. Virus hepatitis

1) Virus hepatitis A (HVA)

2) Virus hepatitis B (HBV)

3) Virus hepatitis C (HCV)

4) Virus hepatitis D (HDV)

5) Virus hepatitis E (HEV)

b. Bakteri

c. Cedera toksik

5. Klasifikasi

a. Hepatitis A

1) Ditularkan melalui praktir oral-anal, makanan terkontaminasi, dan

kerang.

Page 6: Laporan Pendahuluan Dan Laporan Kasus

2) Periode inkubasi kira – kira 2-6 minggu, yang merupakan periode paling

menular.

3) Profilaksis: globulin imun sebelum dan setelah pemajanan memberikan

imunitas pasif selama 2-3 bulan.

b. Hepatitis B

1) Ditularkan melalui darah dan produk darah melalui transfusi

terkontaminasi dan kulit dan membran mukosa yang rusak melalui jarum

terkontaminasi, koitus seksual, tato, kontak langsung dengan luka

terbuka, atau melalui memegang alat dan bahan terkontaminasi.

2) Periode inkubasi kira-kira 6 minggu sampai 6 bulan.

3) Individu dipertimbangkan menular selama permukaan antigen tampak.

Status karier atau hepatitis virus kronis (HBV) ada bila permukaan

antigen masih dapat terdeteksi setelah enam bulan.

4) Profilaksis: vaksin HBV sebelum pemajanan memberikan imunitas aktif.

Untuk mempertahankan imunitas, vaksin harus diulang setelah satu

bulan, enam bulan, dan tujuh tahun. Pemberian imunoglobulin hepatitis

B (HBIG) memberi imunitas pasif pada individu tanpa vaksin yang

terpajan virus.

c. Hepatitis C

1) Ditularkan melalui rute yang sama dengan HBV

2) Periode inkubasi kira – kira 2 minggu sampai 6 bulan

3) Profilaksis : Globulin imun sebelum dan setelah pemajanan memberikan

imunitas pasif untuk 2-3 bulan

4) Diyakini penyebab dari hepatitis pascatransfusi

d. Hepatitis D

Varian lain dari bentuk hepatitis B virus, sering terlihat pada pengguna obat

IV (Hollinger dalam Engram, Barbara, 1998). Ini menyebabkan laju

mortalitas tinggi.l virus hepatitis delta untuk tetap ada, hepatitis virus B juga

pasti ada. bentuk varian dari hepatitis virus ini ditularkan dalam cara yang

sama seperti hepatitis B dan mempunyai karakteristik serupa. Jadi profilaksis

digunakan untuk hepatitis B juga efektif untuk baik hepatitis C dan hepatitis

delta.

e. Hepatitis E

Page 7: Laporan Pendahuluan Dan Laporan Kasus

Virus hepatitis E, yang merupakan jenis virus hepatitis terbaru yang

teridentifikasi, dianggap ditularkan melalui jalur fekal-oral. Masa inkubasi

hepatitis E bervariasi dan diperkirakan berkisar dari 15 hingga 65 hari.

Awitan dan gejalanya serupa dengan yang terdapat pada tipe hepatitis virus

yang lain. (Brunner et al, 2001).

6. Patofisiologi

Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi

virus dan reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit

fungsional darah dari hepar disebut lobule karena memiliki suplai darah sendiri.

Seiring dengan berkembangnya inflamasi pada hepar. Pola normal pada hepar

terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini

menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-

sel hepar yang rusak dibuang dari tubuh oleh respon imune digantikan oleh sel-sel

hepar baru yang sehat. Oleh karenanya sebagian besar oleh pasien yang

mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal (Hudak dan Gallo,

1994, Keperawatan Kritis Volume II, EGC, Jakarta).

7. Manifestasi Klinik

Terdapat tiga stadium:

a. Stadium pre ikterik

Berlangsung selama 4-7 hari, pasien mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia,

mual, muntah, demam, nyeri otot, dan nyeri perut kanan atas, urine lebih

coklat.

b. Stadium ikterik, yang berlangsung selama 3 – 6 minggu. Ikterus mula-mula

terlihat pada sclera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan berkurang

tetapi pasien masih lemah, anoreksia dan muntah, tinja mungkin berwarna

kelabu atau kuning muda, hati membesar dan nyeri tekan.

c. Stadium pasca ikterik (rekonvalensensi)

Ikterus mereda, warna urine dan tinja menjadi normal lagi. Penyembuhan

pada anak-anak lebih cepat daripada orang dewasa, yaitu pada akhir bulan

kedua. Karena penyebab yang biasa berbeda.

8. Penularan

a. Hepatitis A mempunyai jalur penularan fekal-oral; sanitasi yang jelek. Kontak

antar manusia. Dibawa oleh air dan makanan.

Page 8: Laporan Pendahuluan Dan Laporan Kasus

b. Hepatitis B ditularkan melalui jalur parenteral; atau lewat kontak dengan

karier atau penderita infeksi akut; kontak seksual dan oral-oral, penularan

perinatal dari ibu kepada bayinya. Ancaman kesehatan kerja yang penting

bagi petugas kesehatan.

c. Hepatitis C ditularkan melalui transfusi darah dari produk darah; terkena

darah yang terkontaminasi lewat peralatan atau parafenalia obat

d. Hepatitis D. penularan sama seperti HBV, antigen permukaan HBV

diperlukan untuk replikasi; pola penularan serupa dengan pola penularan

hepatitis B.

e. Hepatitis E ditularkan melalui jalur fekal-oral; kontak antar manusia

dimungkinkan meskipun resikonya rendah.

9. Pencegahan

a. Karena terbatasnya pengobatan hepatitis, maka penekanan lebih diarahkan

pada pencegahan diataranya sebagai berikut : Kini tersedia globulin imun

HBV tertinggi (HBIG) dan vaksin untuk pencegahan dan pengobatan HBV,

utamanya bagi petugas yang terlibat dalam kontak resiko tinggi misalnya

pada hemodialisis, transfusi tukar dan terapi parenteral perlu sangat hati-

hati dalam menangani peralatan parenteral tersebut.

b. Hindari kontak langsung dengan barang yang terkontaminasi virus hepatitis

akut.

c. Pelihara personal hygiene dan lingkungan.

d. Gunakan alat-alat disposible untuk suntik.

Alat-alat yang terkontaminasi disterilkan

10. Penatalaksanaan

Tirah baring selama stadium akut dan diet yang akseptabel serta bergizi

merupakan bagian dari pengobatan dan asuhan keperawatan. Selama periode

anoreksia, pasien harus makan sedikit-sedikit tapi sering dan jika diperlukan,

disertai dengan infus glukosa. Karena pasien sering menolak makan, kreativitas

dan bujukan yang persisten namun dilakukan dengan halus mungkin diperlukan

untuk merangsang selera makan pasien. Jumlah makanan dan cairan yang optimal

diperlukan untuk menghadapi penurunan berat badan dan kesembuhan yang

lambat. Namun demikian, banyak pasien telah pulih selera makannya bahkan

Page 9: Laporan Pendahuluan Dan Laporan Kasus

sebelum fase ikterik sehingga tidak perlu diingatkan untuk mempertahankan diet

yang baik.

11. Komplikasi

Komplikasi hepatitis virus yang paling sering dijumpai adalah perjalanan

penyakit yang memanjang hingga 4 sampai 8 bulan. Keadaan ini dikenal sebagai

hepatitis kronis persisten. Sekitar 5 % dari pasien hepatitis virus akan mengalami

kekambuhan setelah serangan awal yang dapat dihubungkan dengan alkohol atau

aktivitas fisik yang berlebihan. Setelah hepatitis virus akut sejumlah kecil pasien

akan mengalami hepatitis agresif atau kronik aktif dimana terjadi kerusakan hati

seperti digerogoti (piece meal) dan perkembangan sirosis. Akhirnya satu

komplikasi lanjut dari hepatitis yang cukup bermakna adalah perkembangan

karsinoma hepatoseluler.

PENATALAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

Page 10: Laporan Pendahuluan Dan Laporan Kasus

A. Pengkajian

1. Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:

a. kepala keluarga

a) Nama KK : Tn. B

b) Umur :40 thn

c) Pendidikan :SMA

d) Pekerjaan :petani

e) Tempat tinggal :mijen

b. Istri

a) Nama istri :Ny. S

b) Umur :39 thn

c) Pendidikan :SMA

d) Pekerjaan :ibu rumah tangga

e) Tempat tinggal :mijen

c. Anak

a) Nama anak : A

b) Umur :22 thn

c) Pendidikan :perguruan tinggi

d) Imunisasi : lengkap

d. Komposisi keluarga

No Nama JKHub dng

KKUmur Pendidikan Status Imunisasi Ket

1. A P Anak 22

thn

Perguruan

tinggiBCG Polio DPT

Hepa

titisCampak lengkap

e. Genogram

Page 11: Laporan Pendahuluan Dan Laporan Kasus

Keterangan :

= meninggal

= laki-laki masih hidup

= perempuan masih hidup

= hubungan perkawinan

= klien

f. Status keluarga

1. Tipe keluarga : Keluarga inti

2. Kewarganegaraan/suku ; indonesia/jawa

3. Agama : Islam

4. Status Sosek : -

5. Penghasilan keluarga : ± Rp30.000- 50.000/ hari

2. Riwayat tahap perkembangan keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Keluarga yang mempunyai anak dua

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Berada pada tingkat prasejahtera

3. Riwayat kesehatan keluarga

KK, istri, sama adik penderita tidak sakit

4. Riwayat kesehatan anak

Page 12: Laporan Pendahuluan Dan Laporan Kasus

a. Riwayat imunisasi : lengkap

b. Mata: kuning

c. Cepat lelah

d. Saat ini anak menderita hepatitis dan di bawa ke puskesmas untuk di beri

asuhan keperawatan

e. ASR(SGOT)/ALT(SGPT)Awalnya meningkat.

f. Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudiantampak menurun.

SGOT/SGPT merupakan enzim – enzim intra seluler yangterutama berada

dijantung, hati dan jaringan skelet, terlepas dari jaringan yangrusak,

meningkat pada kerusakan sel hati2.Darah Lengkap (DL)SDM menurun

sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati)atau

mengakibatkan perdarahan.3.LeukopeniaTrombositopenia mungkin ada

(splenomegali)4.Diferensia Darah LengkapLeukositosis, monositosis,

limfosit, atipikal dan sel plasma.5.Alkali phosfatase

g. Authorized

h. FesesWarna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati)

i. Albumin SerumMenurn, hal ini disebabkan karena sebagian besar protein

serum disintesis olehhati dan karena itu kadarnya menurun pada berbagai

gangguan hati

j. Gula DarahHiperglikemia transien / hipeglikemia (gangguan fungsi hati).

k. Anti HAVIgMPositif pada tipe A

l. HbsAGDapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A)

m. Masa ProtrombinMungkin memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel

hati atau berkurang.Meningkat absorbsi vitamin K yang penting untuk

sintesis protombin.

n. Bilirubin serumDiatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis

buruk, mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler)

o. Tes Eksresi BSP (Bromsulfoptalein)Kadar darah meningkat.BPS dibersihkan

dari darah, disimpan dan dikonyugasi dan diekskresi. Adanyagangguan

dalam satu proses ini menyebabkan kenaikan retensi BSP

p. Biopsi HatiMenujukkan diagnosis dan luas nekrosis

q. Skan HatiMembantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkin hati

r. UrinalisaPeningkatan kadar bilirubin.Gangguan eksresi bilirubin

mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonyugasi.

Page 13: Laporan Pendahuluan Dan Laporan Kasus

Karena bilirubin terkonyugasi larut dalam air, ia dsekresi dalam urin

menimbulkan bilirubinuria

B. Harapan keluarga

Keluarga ingin anaknya sehat dan ingin mengetahui bagaimana penanganan dan cara

mencegah penyebaran penyakit anaknya

C. Analisa Data

Data Masalah Penyebab

Subjektif

Anak sekarang

menderita hepatitis

Keluarga

mengatakan bahwa

tidak ada anggota

keluarga yang lain

mengalami

penyakit yang

serupa

Objektif

Rumah berada di

pinggir jalan raya

Keadaan rumah

tidak bersih

Kurang

pengetahuan

tentang penyakit

hepatitis

Resiko terjadi

penularan penyakit

Tidak

mendapatkan

informasi tentang

penyakit hepatitis

Karena kurangnya

pengetahuan

tentang

pencegahan

penularan dan

penyebaran

penyakit

D. Diagnosa Keperawatan

1. Tntoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum. 

Page 14: Laporan Pendahuluan Dan Laporan Kasus

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengankegagalan

masukan metabolik, anoreksia, mual/muntah.

3. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan

dengankehilangan yang berlebihan melalui muntah dan diare

4. Resiko infeksi pada orang lain berhubungan dengan kontak pada anak yang

terinfeksi

E. Rencana keperawatan

1. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum.

Tujuan : Klien menunjukkan perbaikan terhadap aktifitas.Kriteria hasil:

a. Mengekspresikan pemahaman tentang pentingnya perubahan

tingkataktifitas

b. Meningkatkan aktifitas yang dilakukan sesuai dengan

perkembangankekuatan otot.

Intervensi Rasional Tingkatkan tirah baring,ciptakan

lingkunga yangtenang

Tingkat aktifitas sesuai toleransi

Awasi kadar enzim hepar

Meningkatkan ketenangan istirahat

danmenyediakan energi yang

digunakan untuk  penyembuhan.

Tiarah baring lama dapat menurunkan

kemampuan. Ini dapat terjadi

karenaketerbatasan aktifitas yang

mengganggu periode istirahat.

Membantu menurunkan kadar

aktifitastepat, sebagai peningkatan

prematur pada potensial resiko

berulang

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengankegagalan

masukan metabolik, anoreksia, mual/ muntahTujuan : Klien menunjukkan status

nutrisi yang adekuat.Kriteria hasil :

Nafsu makan baik. Tidak ada keluhan mual/muntah. Mencapai BB , mengarah kepada BB normal .

Page 15: Laporan Pendahuluan Dan Laporan Kasus

Intervensi Rasional 1. Awasi keluhan

anoreksia,mual/muntah.

2. Awasi pemasukan diet/jumlah

kalori.Berikan makanan

sedikitdalam frekwensi sering.

3. Lakukan perawatanmulut

sebelum makan

4. Timbang berat badan.

5. Berikan obat vit. B kompleks,

vit c dan tambahan diet lain

sesuai indikasi.

1. Berguna dalam mendefinisikan

derajatluasnya masalah dan

pilihan intervensi yangtepat.

2. Makan banyak sulit untuk

mengatur bilaklien anoreksia.

3. Anoreksia juga paling buruk

pada siang hari, membuat

masukanmakanan sulit pada

sore hari.

4. Menghilangkan rasa tidak enak

danmeningkatkan nafsu makan.

5. Penurunan BB menunjukkan

tidak adekuatnya nutrisi klien.

6. Memperbaiki kekurangan dan

membantu proses

penyembuhan

3. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan

dengankehilangan berlebihan melalui muntah dan diare

Tujuan : Klien akan menunjukkan status cairan adekuat.Kriteria hasil :

Tanda – tanda vital stabil :TD : 90/50 – 120/70 mmhg N : 85 – 100

x/mntS : 36 – 37P : 15 – 25 x/mnt

Turgor kulit normal ( cepat kembali )

Intake dan output seimbang

Intervensi Rasional

1. Monitor intake dan output

2. Kaji tanda vital, nadi perifer,

pengisian kapiler ,turgor kulit

dan membranmukosa .

3. Berikan cairan IV(biasanya

1. Memberikan informasi tentang

penggantian/efek terapi.

2. Indikator volume sirkulasi /

perfusi .

3. Mmmmemberikan cairan dan

Page 16: Laporan Pendahuluan Dan Laporan Kasus

glukosa),elektrolit. penggatianelektrolit

4. Resiko infeksi pada orang lain berhubungan dengan kontak pada anak yang

terinfeksi.

Tujuan : Keluarga dan orang lain tidak tertular infeksi.Kriteria hasil :

Keluarga mengerti tentang cara penularan.

Orang tua menerapkan pola hidup yang sehat dan bersih

Intervensi Rasional

1.Ajarkan tehnik mencucitangan yang

benar.

2.Ajarkan tentangkebersihan

perorangan.

3.Imunisasi bila indikasiketularan

Cuci tangan mencegah transmisi

virus.

Infeksi hepatitis dapat terjadi

didalamlingkungan dengan hygiene

dan sanitasiyang buruk.

Karena terbatasnya pengobatan

terhadaphepatitis maka penekanan

lebih diarahkan pada pencegahan

melalui imunisasi