laporan kunjungan lapangan

28

Click here to load reader

Upload: adek-iim

Post on 24-Jul-2015

291 views

Category:

Documents


46 download

DESCRIPTION

laporan kunjungan lapangan ke PT. KAI Simpang Haru Padang. tahun 2010

TRANSCRIPT

Page 1: laporan kunjungan lapangan

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN

Kelompok : IV ( empat )Ade FauzanFaisalTaufik HidayatAhmad RaviHalimahtussyakdiah

MATAKULIAH PERENCANAAN JALAN REL KERETA API

Page 2: laporan kunjungan lapangan

Tujuan Kunjungan

Pada laporan kunjungan ini dibuat dengan tujuan yaitu, sebagai berikut:

Memahami tentang teori Jalan Rel Kereta Api.

Mengenal dan memahami tentang bagian, fungsi, dan komponen Jalan Rel.

Mengerti dan memahami tentang Perencanaan Jalan Rel Kereta Api.

Mengenal dan memahami tentang Jalan Rel Kereta api yang ada di Sumatera Barat.

Page 3: laporan kunjungan lapangan

Kunjungan lapangan dilakukan pada hari Kamis tanggal 26 mei 2011. Berlokasi di stasiun PJKA di Sawahan Padang. Stasiun PJKA sekarang di bawah pimpinan DKARI ( Djawatan Kereta Api Indonesia).

Page 4: laporan kunjungan lapangan

Stasiun Kereta Api di kota Padang mempunyai jalur lintasan yang terdiri dari:

Padang – Pariaman Biasanya beroperasi setiap hari pada pukul 8.00- 9.00

pagi sedangkan pada siang hari pada pukul 14.00- 15.00.

Padang – Sawahlunto Biasanya digunakan untuk membawa batubara ke

pelabuhan Teluk bayur. Tetapi sekarang sudah jarang dilakukan karena sudah dapat diangkut dengan mobil truk batubara.

Untuk tujuan wisata dilakukan dengan Kereta Api bernama Mak Itam

Page 5: laporan kunjungan lapangan

Bangunan Emplasemen yang ada di stasiun Sawahan terdiri dari :1. Emplasemen Stasiun adalah tempat penumpang turun – naik dari kota padang ke daerah tujuan masing – masing penumpang.2.Emplasemen Depo Lokomotif adalah tempat meletakan dan merawat lokomotif. Apabila ada kerusakan pada lokomotif perbaikan biasanya dilakukan di depo lokomotif.3.Emplasemen bengkel adalah tempat memperbaiki gerbong atau roda kereta api.

1. Emplasemen

Page 6: laporan kunjungan lapangan

2. Sepur Sepur adalah bangunan jalan kereta api.

Menurut peraturan terbaru, cara menganalisa jumlah kereta api dilakukan dengan cara menghitung gerbong kereta api dari jalur terdekat dari stasiun ke belakang. Bukan lagi menghitung dari jumlah sepur yang ada. Perhitungan ini dilakukan untuk mempermudah masyarakat dalam menggunakan jasa kereta api.

Page 7: laporan kunjungan lapangan

Persilangan spur adalah perpotongan trek pada bidang yang sama. Berbeda dengan wesel, pada persilangan spur tidak terdapat lidah wesel dan yang ada hanya hati wesel. Jadi persilangan dua jalur jalan kereta api ini dilalui tanpa adanya wesel seperti pada umumnya.

Page 8: laporan kunjungan lapangan

3. RelRel yang dipakai di stasiun Kereta Api Padang yaitu:•Rel 25 dan Rel 42 untuk daerah Padang –Pariaman.•Rel 33 untuk daerah Sawahlunto.

Rel yang digunakan didaerah Padang adalah rel yang berasal dari Yogyakarta dan Surabaya. Sedangkan material rel itu sendiri dikirim dari Cina dan Jepang.

Page 9: laporan kunjungan lapangan

Sambungan rel…

Page 10: laporan kunjungan lapangan

Pada sambungan rel harus terdapat celah untuk tempat pemuaian rel.

Diharapkan pada rel agar tidak terdapat sambungan karena akan mempengaruhi gaya geser roda kereta dan mengganggu kenyamanan penumpang.

Sambungan rel…

Page 11: laporan kunjungan lapangan

4. Alat Penambat Rel

.

Page 12: laporan kunjungan lapangan

Ada 3 macam alat penambat rel, yaitu :1. Sistem Baut Sering juga disebut alat penambat kaku terdiri atas tirpon, mur dan baut.2.Sistem Open Roll Alat ini termasuk dalam alat penambat elastik ganda terdiri dari pelat andas, batang jepit elastik, tarpon, mur, alas balas dan baut.3. Sistem Dayclip

Page 13: laporan kunjungan lapangan

Bantalan yang digunakan di stasiun Padang adalah Bantalan Beton dengan mutu beton K500 dengan Beton Pratekan Pretension. Mutu campuran mempunyai karateristik tidak kurang dari 500 kg/cm2 dan mutu baja 17.000 kg/cm2. Tetapi tidak semua bantalan yang digunakan bantalan beton masih ada menggunakan bantalan kayu dan bantalan baja. Hal ini terjadi dikarenakan bantalan tersebut masih dapat digunakan.Jumlah bantalan pada jalan lurus adalah 1.667 buah. Kemiringan bantalan dapat diukur dengan alat tersendiri dan ukuran ausnya 10% dari keadaan normal. Panjang bantalan adalah 1034mm, jarak bentangan 6,5 m, dan lebar bantalan 1067 mm.

Page 14: laporan kunjungan lapangan

Alas balas terdiri dari pasir dan batu dengan ketinggian 20 cm. Ukuran kerikil pada alas balas adalah 3 -8 cm dari diameternya.

Kondisi pasir pada alas balas tidak boleh terlalu padat karena akan mempengaruhi bidang geser pada bantalan, dan air tidak dapat mengalir dengan baik sehingga umur bantalan tidak dapat bertahan lama.

Page 15: laporan kunjungan lapangan

7. Wesel

Kecepatan izin yang digunakan ada 2 macam yaitu:1. Tangen 1 : 8 dan 1 : 9 Dengan nomor wesel W8 digunakan untuk pengangkutan penumpang.2.Tangen 1 : 10 dan 1 :12. Dengan nomor wesel W10 dan W12 digunakan untuk keperluan sepur langsir atau sepur pengangkutan dan pengiriman barang.

Page 16: laporan kunjungan lapangan

Sambungan wesel ….

Page 17: laporan kunjungan lapangan

Wesel terdiri atas beberapa komponen, yaitu:

1. Lidah

Sambungan wesel ….

Page 18: laporan kunjungan lapangan

Sambungan wesel ….

Page 19: laporan kunjungan lapangan

Sambungan wesel ….

3) Rel LantakSuatu rel yang diperkuat badannya yang berguna untuk bersandarnya lidah-lidah wesel

Page 20: laporan kunjungan lapangan

4) Rel paksaDibuat dari rel biasa yang kedua ujungnya dibengkokkan ke dalam. Rel paksa luar dibuat pada rel lantak dengan menempatkan blok pemisah diantaranya.

Sambungan wesel ….

Page 21: laporan kunjungan lapangan

Sambungan wesel ….

5) Sistem penggerak/pembalik weselPembalik wesel adalah suatu alat mekanis untuk menggerakkan ujung lidah wesel.

Page 22: laporan kunjungan lapangan

Wesel dikendalikan secara otomatis dan digerakan sesuai dengan nomornya. Kalau dahulu wesel di gerakan dengan cara manual yaitu memutarkan sistem penggerak yang dilakukan oleh petugas.

Wesel digerakan sesuai dengan nomor yang ada pada peta. Didalam Peta tidak hanya terdapat letak weel tetapi juga terdapat nomor weselnya.

Page 23: laporan kunjungan lapangan

Sinyal penunjuk wesel (seperti eblek, berbentuk belah ketupat warna putih & lingkaran warna hijau, menempel saling berlawanan) yang berada persis disamping lidah wesel juga berfungsi bagi masinis untuk mengetahui kemana arah kereta. Jika dari arah datangnya kereta api masinis yang dari kejauhan melihat posisinya berwarna putih, maka dapat dipastikan KA akan memasuki spur lurus. Sedangkan jika dari posisi yang sama namun masinis melihat ebleknya berwarna hijau, maka KA pasti akan memasuki spur belok (bisa kiri ataupun kanan) dan masinis harus mengurangi kecepatannya.

Page 24: laporan kunjungan lapangan

Tuas pada foto diatas merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan wesel yang ada di sekitar emplasemen stasiun dan / atau wesel yang lokasinya agak jauh dari stasiun dengan melalui perantaranya yaitu kawat. Tidak hanya itu, kawat ini juga berperan penting dalam menggerakkan sinyal mekanik yang menunjukkan aman atau tidaknya rel yang akan dilintasi kereta api. Pemindahan posisi tuas ini juga harus sejalan antara wesel dengan sinyal masuk / keluar stasiun. Sehingga kereta api yang lewat akan berjalan sesuai dengan aturan yang ada.

Page 25: laporan kunjungan lapangan

Keuntungan:* pemindahan wesel dapat dilakukan dari satu tempat yaitu stasiun.* tuas yang ada bisa dijadikan alat fitness bagi petugas yang menggerakkan wesel.Kerugian:* rawan disabotase, bisa karena iseng atau karena mengandung komponen logam yang berharga jual tinggi.

Page 26: laporan kunjungan lapangan

yaitu yang terdiri dari dari satu percabangan , jalur lurus dan jalur belok. Jalur percabangan pada wesel dibuat menikung namun tidak diberi peninggian, kecuali pada wesel tikungan

Jika wesel dilalui kereta api dari arah lidah wesel menuju ke hati wesel, arah tersebut dinamakan arah muka (facing direction), alias posisi KA masuk wesel. Jika wesel dipandang dari arah hati wesel menghadap ke lidah wesel, maka arah tersebut dinamakan arah buntut (trailing direction), alias posisi KA keluar wesel. Kereta api yang berjalan dari arah buntut lebih aman dibandingkan

Page 27: laporan kunjungan lapangan

Dari foto disamping kanan terlihat ada 2 paket wesel biasa yang berdekatan dan sudah terbentuk dengan sempurna. Jika dibaca pergerakan kereta dari arah lokomotif tersebut berangkat, maka dapat dipastikan bahwa pada saat melewati wesel pertama rangkaian KA akan masuk wesel dan berbelok ke kanan (yang sebenernya wesel terbentuk pada posisi spur lurus), kemudian pada wesel kedua KA juga akan masuk wesel dan berbelok ke kanan (yang terbentuk memang merupakan spur belok).

Page 28: laporan kunjungan lapangan