laporan koperasi jadi

46
i LAPORAN PRAKTIKUM KOPERASI DAN KEMITRAAN AGRIBISNIS DI KOPERASI PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU) BIDANG KAJIAN USAHA KABUPATEN BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT Disusun Oleh : Aziiz Ramadhan H0812025 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS i

Upload: an-arya-senna-putra

Post on 06-Dec-2015

172 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

laporan praktikum koperasi uns

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KOPERASI JADI

i

LAPORAN PRAKTIKUM KOPERASI DAN KEMITRAAN AGRIBISNIS

DI KOPERASI PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU)

BIDANG KAJIAN USAHA

KABUPATEN BANDUNG

PROVINSI JAWA BARAT

Disusun Oleh :

Aziiz Ramadhan

H0812025

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

i

Page 2: LAPORAN KOPERASI JADI

ii

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM KOPERASI DAN KEMITRAAN AGRIBISNIS

DI KOPERASI PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU)

BIDANG KAJIAN USAHA

KABUPATEN BANDUNG

PROPINSI JAWA BARAT

Disusun dan Diajukan Oleh :

Aziiz Ramadhan

H0812025

Surakarta, Desember 2013

Mengetahui,

Ketua Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian UNS

Dr. Ir. Mohd. Harisudin, M.SiNIP 19671012 199302 1 001

Dosen Penguji

Prof. Dr. Ir. Endang Siti Rahayu, M.S. NIP 19570104 198003 2 001

ii

Page 3: LAPORAN KOPERASI JADI

iii

INTISARI

Aziiz Ramadhan. Kelompok 13. Laporan Praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis di Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU). Bidang Kajian Usaha Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat. Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 4 Desember 2013 bertempat di Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU).

Praktikum Koperasi ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui sejauh mana peranan koperasi bagi masyarakat dan terutama untuk mengetahui seluk beluk keanggotaan koperasi mulai dari syarat menjadi anggota, hak dan kewajiban anggota serta permasalah yang sering dihadapi anggota dan solusi yang harus diambil.

KPSBU terletak di Kecamatan Lembang, 15 km sebelah utara kota Bandung. KPSBU didirikan pada tanggal 8 Agustus 1971 dengan hak badan hukum No. 4891/BH/DK-102/21. Kegiatan usaha KPSBU meliputi usaha simpan pinjam, perdagangan susu, penyediaan makanan ternak atau biasa disebut MAKO (Makanan Koperasi), pembibitan dan kesehatan hewan, dan usaha perdagangan. Susunan organisasi KPSBU terdiri dari pengurus dan badan pengawas.

Metode dasar yang digunakan adalah deskriptif analitis yaitu praktikum atau penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah yang terjadi saat ini, kemudian data dijelaskan dan dianalisis. Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui teknik wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan, sesuai bidang kajian yang dipilih. Data yang telah dikumpulkan dalam praktikum Koperasi dan Kemitraan ini kemudian dianalisis dengan tabulasi persentatif baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Bidang usaha pokok dan penunjang yang ada di lingkungan KPSBU terbagi atas beberapa bagian yaitu, bagian pemasaran, bagian warung serba ada, bagian pembibitan sapi, bagian simpan pinjam, bagian makanan ternak/ pakan konsentrat bagian Keswan dan IB.

Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara telah membangun kemitraan dengan organisasi pemerintah dan nonpemerintah. KPSBU mengadakan hubungan kemitraan dengan beberapa perusahaan terutama pada industri pengolah susu (IPS). Beberapa IPS yang mengadakan kemitraan dengan KPSBU antara lain PT. Frisian Flag Indonesia, PT. Danone Dairy Indonesia.

Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum yang telah dilaksanakan adalahbahwa KPSBU beranggotakan semua peternak sapi perah yang berada di daerah Lembang. Jenis keanggotaan adalah anggota tetap. Sifat kenggotaan bersifat sukarela. Dan syarat menjadi anggota yaitu dengan membayar simpanan wajib dan simpanan pokok.

iii

Page 4: LAPORAN KOPERASI JADI

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga laporan praktikum Koperasi dan

Manajemen Agribisnis ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Laporan praktikum Koperasi dan Manajemen Agribisnis ini disusun

sebagai salah satu rangkaian kegiatan mata kuliah praktikum Koperasi dan

Manajemen Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Pertanian UNS.

2. Team dosen pengampu mata kuliah Budidaya Tanaman Fakultas Pertanian

UNS.

3. Segenap Pengurus, Manajer, dan Pengawas Koperasi Peternak Sapi Bandung

Utara (KPSBU), Bandung.

4. Team Assisten yang telah membantu serta memberikan pengarahan pada saat

praktikum maupun dalam penyusunan laporan ini.

5. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Fakultas Pertanian yang telah memberikan

dorongan serta motivasi dalam penyusunan laporan ini.

6. Serta semua pihak yang telah membantu dalam segala hal.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini jauh dari sempurna.

Oleh karena itu penyusun menerima semua kritik dan saran yang bersifat

membangun, demi kesempurnaan laporan selanjutnya.

Akhirnya penyusun mohan maaf bila dalam laporan ini ada kata-kata yang

kurang berkenan. Harapan penyusun semoga laporan ini dapat memberikan

manfaat bagi semua pihak yang bersangkutan serta memberikan wawasan baru

bagi kita semua.

Surakarta, Desember 2013

Penyusun

iv

Page 5: LAPORAN KOPERASI JADI

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ii

INTISARI.............................................................................................................iii

KATA PENGANTAR.........................................................................................iv

DAFTAR ISI .......................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................vi

I. PENDAHULUAN.........................................................................................1A. Latar Belakang...........................................................................................1B. Permasalahan.............................................................................................2C. Tujuan dan Kegunaan Praktikum..............................................................2

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI...............................4A. Tinjauan Pustaka........................................................................................4

1. Koperasi................................................................................................42. Kemitraan Agribisnis............................................................................6

B. Kerangka Teori..........................................................................................7

III. METODOLOGI...........................................................................................10A. Metode Dasar ............................................................................................10B. Metode Pengumpulan Data........................................................................10C. Metode Analisis Data................................................................................10

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................11A. Kondisi Umum Koperasi Peternak Sapi bandung Utara...........................11B. Kondisi Bidang Koperasi Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara...........13C. Hubungan Kemitraan...............................................................................15

V. KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................19A. Kesimpulan................................................................................................19B. Saran..........................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

Page 6: LAPORAN KOPERASI JADI

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Rantai Nilai Kegiatan Usaha...............................................................8

Gambar 2. Struktur Organisasi Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara..............12

vi

Page 7: LAPORAN KOPERASI JADI

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak era orde baru, masalah kemiskinan, pengangguran dan

kesenjangan penguasaan asset nasional merupakan masalah pelik yang

menjadi kendala dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan potensi

sumberdaya nasional. Kondisi ini menjadi indikator bahwa masyarakat

banyak belum berperan sebagai subyek dalam pembangunan. Menjadikan

rakyat sebagai subyek pembangunan adalah memberikan hak-haknya untuk

berpartisipasi dalam pembentukan dan pembagian produksi nasional. Rakyat

perlu dibekali modal material dan mental agar dapat mencampai tujuan

tersebut. Indikator ini juga telah menginspirasikan perlunya pemberdayaaan

ekonomi rakyat yang kemudian berkembang menjadi isu untuk membangun

sistem perekonomian yang bercorak kerakyatan.

Peran serta koperasi sudah makin terlihat dalam pengembangan roda

perekonomian di Indonesia. Koperasi punya andil besar untuk

mensejahterakan anggota maupun yang bukan anggota. Peranan koperasi

dalam memberikan kesejahteraan misalnya kontribusinya dalam menciptakan

lapangan kerja. Hal ini tentu saja bisa makin meringankan beban pemerintah

maupun swasta dalam menangani tenaga kerja yang jumlahnya makin

meningkat dari tahun ke tahun. Koperasi disini juga dimaksudkan untuk

menampung kegiatan perekonomian pada tingkat lapisan bawah yang masih

merupakan bagian terbesar dari rakyat Indonesia untuk melancarkan

kegiatan-kegiatan koperasi tersebut.

Koperasi dan kemitraan agribisnis mempunyai peran yang sangat

penting dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Melalui praktikum

koperasi dan kemitraan agribisnis ini, mahasiswa diharapkan dapat terjun

langsung ke lapangan mengenai implementasi yang sesungguhnya terkait

bagaimana wujud nyata koperasi dan kemitraan, khususnya di dalam bidang

agribisnis, termasuk segala aspek yang bergerak baik di dalam maupun di luar

koperasi dan kemitraan, sehingga ke depannya mahasiswa mampu

11

Page 8: LAPORAN KOPERASI JADI

2

berkecimpung langsung dalam dunia koperasi dan kemitraan secara khusus

dan ikut membangun perekonomian Indonesia pada umumnya. Praktikum

Koperasi dan Komitraan kali ini dilaksanakan pada tanggal 4 Desember 2013

di Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara Jawa Barat. Lokasi Koperasi

Peternak Sapi Bandung Utara dipilih karena dinilai merupakan koperasi yang

telah berhasil menjalankan usaha bisnisnya dan merupakan koperasi nomor

lima terbesar di Indonesia.

B. Permasalahan

Permasalahan yang perlu dibahas dalam Laporan Koperasi dan

Kemitraan Agribisnis terkait bidang usaha di lokasi praktikum antara lain:

1. Bagaimanakah usaha yang diterapkan oleh Koperasi Peternak Sapi

Bandung Utara (KPSBU) meliputi jenis usaha, profil usaha, volume usaha,

prioritas usaha, perencanaan dan pengembangan usaha ke depan, dan

pemasarannya?

2. Bagaimanakah hubungan kemitraan antara Koperasi Peternak Sapi

Bandung Utara (KPSBU) dan mitranya ?

3. Tujuan dan Kegunaan

1. Tujuan

Tujuan dilaksanakan Praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis

dengan bidang kajian usaha di lokasi praktikum adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui usaha yang diterapkan oleh Koperasi Peternak Sapi

Bandung Utara (KPSBU) meliputi jenis usaha, profil usaha, volume

usaha, prioritas usaha, perencanaan dan pengembangan usaha ke

depan, dan pemasarannya.

b. Mengetahui hubungan kemitraan yang dilakukan oleh Koperasi

Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) dan mitranya.

Page 9: LAPORAN KOPERASI JADI

3

2. Kegunaan

Praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis diharapkan dapat

memberikan kegunaan sebagai berikut:

a. Bagi Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara, hasil praktikum ini

diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dari mahasiswa

mengenai permasalahan usaha yang dikembangkan dalam koperasi

dan kemitraan pertanian.

b. Bagi Fakultas Pertanian UNS, hasil praktikum ini diharapkan dapat

mendukung kelengkapan dalam penerapan kurikulum pendidikan

pertanian.

c. Bagi Mahasiswa Fakultas Peranian UNS, sebagai persyaratan dalam

menempuh mata kuliah Koperasi dan Kemitraan Agribisnis pada

semester tiga. Diharapkan mahasiswa dapat mensinergiskan antara

teori di bangku kuliah dengan aplikasi di lapangan, dapat memahami

dinamika pembangunan perkoperasian, dan dapat memahami

kendala-kendala pertumbuhan koperasi dan kemitraan, terutama

faktor internal dan eksternal.

d. Bagi Pembaca dan Pihak Terkait Lainnya, hasil praktikum ini dapat

dijadikan sebagai rujukan akan pentingnya kegiatan koperasi dan

kemitraan dalam kehidupan sehari-hari dan juga memberikan

gambaran seputar koperasi dan kemitraan seperti jenis usaha, profil

usaha, pengembangan usaha kedepan, pemasaran, dan hubungan

kemitraan, sehingga mampu menerapkannya di lapangan.

Page 10: LAPORAN KOPERASI JADI

4

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Koperasi

Koperasi adalah organisasi bisnis yang para pemilik atau

anggotanya adalah juga pelangggan utama perusahaan tersebut (kriteria

identitas). Kriteria identitas suatu koperasi akan merupakan dalil atau

prinsip identitas yang membedakan unit usaha koperasi dari unit usaha

yang lainnya. Koperasi biasanya bergerak di usaha marginal.

Berdasarkan kutipan yang dijelaskan pada pasal 33 UUD 1945 dan pasal

1 UU no. 25/1992, bahwa koperasi di indonesia tidak semata-mata

dipandang sebagai bentuk perusahaan sebagaimana halnya Perseroan

Terbatas, Firma, atau Perusahaan komanditer. Koperasi di Indonesia

dipandang sebagai bentuk perusahaan yang memiliki asas dan prinsip

tersendiri, dan juga dipandang sebagai alat membangun sistem

perekonomian, sehingga hal ini sesuai dengan tujuan Koperasi dalam

pasal 3 UU No. 25/1992 (Baswir, 2000).

Koperasi yang berhasil mensejahterakan sosial ekonomi

anggotanya akan lebih mudah untuk mengukur keberhasilannya, apabila

aktivitas ekonomi yang dilakukan anggota dilakukan melalui koperasi.

Tingkat kesejahteraan menurut pengertian ekonomi itu dapat ditandai

dengan tinggi rendahnya pendapatan rill. Apabila pendapatan rill

seseorang atau masyarakat meningkat, maka kesejahteraan ekonomi

seseorang atau masyarakat tersebuat juga akan meningkat. Berkaitan

dengan hal tersebut, maka apabila tujuan koperasi untuk meningkatkan

kesejahteraan anggota, maka berarti pula tujuan koperasi itu diwujudkan

dalam meningatkan pendapatan (riil) para anggotanya (Sitio, 2001).

Koperasi merupakan salah satu bentuk badan usaha yang sesuai

dengan kepribadian bangsa Indonesia yang pantas untuk

ditumbuhkembangkan sebagai badan usaha penting dan bukan sebagai

alternatif terakhir (Hutasuhut, 2001). Koperasi sebagai organisasi di

4

Page 11: LAPORAN KOPERASI JADI

5

bidang ekonomi dan sosial sangat rawan terhadap risiko kerugian.

Kerawanan tersebut dapat bersumber dari unsur intern maupun ekstern.

Unsur-unsur intern seperti adanya sifat manusia yang curang, ambisi,

malas, ceroboh, mau menang sendiri, sekongkol, atau bisa juga seperti

harta kekayaan koperasi yang relatif besar nilainya sehingga perlu

diamankan. Unsur-unsur eksteren seperti adanya pihak-pihak atau oknum

yang kurang menyukai kegiatan usaha koperasi karena persaingan atau

faktor-faktor lain atau mungkin juga adanya kecenderungan dari oknum

anggota koperasi yang ingin mendahulukan kepentingannya dengan cara

memanfaatkan kelemahan manajemen koperasi (Chariri, 2011).

Koperasi merupakan suatu bisnis yang dimiliki oleh para

pengguna, yang dikontrol oleh para pengguna dan yang menbagikan

keuntungan yang diperoleh berdasarkan atas tingkat partisipasi dari

penggunanya. Dilihat dari pengertian tersebut bisa dikemukakan tiga

konsep tentang koperasi yaitu:

1. Prinsip pemilikan oleh pengguna

2. Prinsip kontrol oleh pengguna

3. Prinsip keuntungan pengguna

(Hudiyanto, 2002).

Kegiatan usaha pemulihan krisis ekonomi Indonesia dewasa ini,

sesungguhnya koperasi mendapatkan peluang (opportunity) untuk tampil

lebih eksis. Krisis ekonomi yang diawali dengan krisis nilai tukar dan

kemudian membawa krisis hutang luar negeri, telah membuka mata

semua pemerhati ekonomi bahwa "fundamental ekonomi" yang semula

diyakini kesahihannya, ternyata hancur lebur. Para pengusaha besar

konglomerat dan industri manufaktur yang selama ini diagung-agungkan

membawa pertumbuhan ekonomi yang pesat pada rata-rata 7% pertahun,

ternyata hanya merupakan wacana. Masalah ini disebabkan karena,

kebesaran mereka ternyata hanya ditopang oleh hutang luar negeri

sebagai hasil perkoncoan dan praktik mark-up ekuitas, dan tidak karena

variabel endogenous (yang tumbuh dari dalam) (Manurung, 2000).

Page 12: LAPORAN KOPERASI JADI

6

2. Kemitraan Agribisnis

Model kemitraan usaha bersama yang ideal merupakan

pembentukan kelembagaan antara pihak-pihak yang bermitra yang

berupaya memadukan kekuatan masing-masing sesuai dengan

kesepakatan bersama. Upaya tersebut bertujuan untuk mencapai kondisi

yang lebih baik bagi semua mitra usaha yang terlibat, untuk mendukung

pelaksanaan kemitraan usaha bersama. Kelompok mitra perlu

meningkatkan kemampuan dalam merencanakan usaha, melaksanakan

dan menaati kemitraan, memupuk hubungan antara lembaga sehingga

dapat mandiri dan mencapai skala usaha ekonomi, serta kemitraan

menjadi salah satu pokok menguakan daya saing dan mencapai

kesuksesan (Martodireso, 2002)

Konsep kemitraan mengacu pada konsep kerjasama antara usaha

kecil dengan usaha menengah atau usaha besar disertai pembinaan,

dengan memperhatikan prinsip saling menguntungkan dan memperkuat.

Pola kemitraan sebagai suatu inovasi mengandung pengertian bahwa

telah terjadi proses pembaruan terhadap pola kemitraan dalam banyak hal

(Purnaningsih, 2007). Iklim usaha lebih menunjuk pada political will dari

negara untuk mendorong proses subkontrak, yang secara praktis harus

diwujudkan dalam bentuk kebijakan publik (public policy). Iklim usaha

merupakan situasi ekternal dari individu-individu perusahaan yang

memberikan lingkungan yang kondusif bagi kegiatan subkontrak

(Sutrisno, 2004).

Konsep kerjasama usaha melalui kemitraan, dilakukan jalinan

kerjasama antara usaha besar atau menengah dengan usaha kecil. Jalinan

kerjasama tersebut didasarkan pada kesejajaran kedudukan atau

mempunyai derajat yang sama terhadap kedua belah pihak yang bermitra.

Ini berarti bahwa hubungan kerjasama yang dilakukan antara pengusaha

besar atau menengah dengan pengusaha kecil mempunyai kedudukan

yang setara dengan hak dan kewajiban timbal balik sehingga tidak ada

pihak yang dirugikan, tidak ada yang saling mengekspoitasi satu sama

Page 13: LAPORAN KOPERASI JADI

7

lain dan tumbuh berkembangnya rasa saling percaya di antara para pihak

dalam mengembangkan usahanya (Julius, 2003).

Pola kemitraan yang telah berkembang pada perkembangan usaha

hortikultura saat ini pada umumnya adalah dalam bentuk contrac

farming, pola kemitraan dagang umum, pola kemitraan subkontrak, dan

pola kemitraan kerjasama operasional agribisnis. Pola kerjasama antara

pelaku agribisnis dengan petani terbentuk secara otonom dalam

masyarakat sesuai dengan kebutuhan petani yang diatur dengan aturan-

aturan informal yaitu kepercayaan dan kejujuran yang disebut dengan

kemitraan lokal atau kemitraan tradisional. Melalui kemitraan diharapkan

adanya upaya-upaya yang mengarah kepada pemberdayaan petani yang

pada gilirannya nanti akan dapat mengembangkan usahanya.

Pemberdayaan secara etimologi atau dari asal usul kata berasal dari kata

empowerment yang secara umum dapat diartikan dengan memberikan

kemampuan atau mengalihkan atau mendelegasikan kekuasaan atau

kewenangan (Erfit, 2011).

B. Kerangka Teori

Mengembangkan usaha melalui koperasi sangatlah penting untuk saat

seperti ini. Persaingan dalam dunia usaha saat ini sangatlah kuat. Terutama

dari golongan yang tidak mempunyai modal yang kuat, tidak akan dapat

bertahan dalam persaingan dalam bidang usaha jika tidak bersatu dalam

menggalang kekuatan dan bahu-membahu menjalankan usaha. Selain dari

segi keuntungan secara ekonomis, usaha bersama juga sangatlah penting

dalam menggalang dan meningkatkan aspek sosial yang akan sangat

membantu para anggota koperasi. Misalnya, adanya semangat gotong royong

di antara para anggota koperasi. Bila salah seorang anggota ingin membangun

rumah, dia dapat meminta bantuan tenaga dari anggota lain untuk turut

bergotong royong membangun rumahnya (Saptana dan Ashari, 2007).

Tantangan bagi dunia usaha terutama pengembangan Koperasi yang

mencakup aspek yang luas. Aspek tersebut antara lain, penigkatan kualitas

SDM dalam hal kemampuan manajemen, organisasi dan teknologi,

Page 14: LAPORAN KOPERASI JADI

Pendukung Logistik

Sistem Distribusi

Pemasaran Pelayanan Pelanggan

Manajemen Produksi

8

kompetensi kewirausahaan, akses yang lebih luas terhadap permodalan,

informasi pasar yang transparan, faktor input produksi lainnya, dan iklim

usaha yang sehat yang mendukung inovasi, kewirausahaan dan praktek bisnis

serta persaingan yang sehat (Haeruman, 2000).

Porter dalam bukunya yang berjudul Competitive Advantage

mengemukakan bahwa dalam memulai kegiatan usaha perlu diperhatikan

beberapa elemen penting yang dinamakan dengan rantai nilai (value chain)

dari suatu usaha. Rantai nilai menggambarkan apa yang harus ada dalam

sebuah usaha. Rantai nilai kegiatan usaha yang dimaksud seperti yang

dideskripsikan pada gambar :

Gambar 1. Rantai Nilai Kegiatan Usaha

Perencanaan usaha adalah suatu cetak biru tertulis yang berisikan

tentang misi usaha, usulan usaha, operasional usaha, rincian financial, strategi

usaha, peluang pasar yang mungkin diperoleh, dan kemampuan serta

keterampilan pengelolanya. Perencanaan usaha sebgai persiapan awal

memiliki dua fungsi penting yaitu, sebagai pedoman untuk mencapai

keberhasilan manajemen usaha, dan sebagai alat untuk mengajukan

kebutuhan permodalan yang bersumber dari luar (Santoso, 2008).

Perencanaan bisnis umumnya terdiri dari tujuan bisnis, strategi yang

digunakan, masalah potensial yang akan dihadapi dan cara mengatasinya,

struktur organisasi, modal, dan bagaimana mempertahankannya sampai

tercapainya harapan-harapan (kebutuhan) anggota koperasinya serta dari sisi

investasi keuangan koperasi mencapai break even point (Mahmuddin, 2009).

Impelentasi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan bisnisnya,

terdapat beraneka ragam strategi. Strategi bisnis tersebut antara lain

memaksimumkan keuntungan, memaksimumkan nilai perusahaan, dan

meminimkan biaya. Variable utama yang perlu diperhatikan untuk

memaksimumkan keuntungan adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan

peneriman yaitu jumlah dan harga output perusahaan. Apabila perusahaan

Page 15: LAPORAN KOPERASI JADI

9

lebih memilih tidak memaksimumkan keuntungan yang sifatnya jangka

pendek, maka alternatif memaksimumkan nilai perusahaan adalah tujuan

yang tepat untuk jangka menengah atau jangka panjang. Nilai perusahaan

(value of firm) merupakan nilai dari laba sekarang dan yang akan datang yang

dihitung dari sekarang dengan memperhitungkan tingkat resiko dan tingkat

bunga yang tepat. Tujuan strategi selanjutnya menyangkut efisiensi atau

meminimkan biaya, tanggung jawab utama dalam meminimumkan biaya

terletak pada bagian produksi (production depatment) yang didukung oleh

personalia (personnel department) (Sitio, 2001).

Usaha dengan prinsip kemitraan dimaksudkan sebagai upaya

pengembangan usaha yang dilandasi kerja sama antara perusahaan dan

peternakan rakyat, dan pada dasarnya merupakan kerjasama vertikal (vertical

partnership). Kerjasama tersebut mengandung pengertian bahwa kedua belah

pihak harus memperoleh keuntungan dan manfaat Konsep agribisnis atau

strategi pembangunan sistem agribisnis mempunyai ciri antara lain:

1. Berbasis pada pendayagunaan keragaman sumber daya yang ada di

masing-masing daerah (domestic resource based)

2. Akomodatif terhadap kualitas sumber daya manusia yang beragam dan

tidak terlalu mengandalkan impor dan pinjaman luar negeri yang besar

3. Berorientasi ekspor selain memanfaatkan pasar domestik

4. Bersifat multifungsi, yaitu mampu memberikan dampak ganda yang

besar dan luas

(Suryana, 2009).

Page 16: LAPORAN KOPERASI JADI

10

III.METODOLOGI

A. Metode Dasar

Metode dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan praktikum

koperasi dan kemitraan ini adalah deskriptif analitis yaitu praktikum atau

penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah yang terjadi saat

ini, kemudian data dijelaskan dan dianalisis. Penentuan atau penetapan

sampel koperasi pada praktikum ini dengan menggunakan metode purposive

sampling. Purposive sampling merupakan penentuan koperasi yang sengaja

dipilih untuk diamati.

B. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada praktikum

Koperasi dan Kemitraan Agribisnis ini adalah dengan teknik pengumpulan

data yang dilakukan melalui teknik wawancara dengan menggunakan daftar

pertanyaan yang sudah dipersiapkan, sesuai bidang kajian yang dipilih.

Mengobservasi data sekunder dengan pencatatan yang didapat dari koperasi

yang berupa struktur organisasi, AD/ART, maupun data lain yang tersedia

pada laporan tahunan maupun profil koperasi.

C. Metode Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan dalam praktikum Koperasi dan Kemitraan

ini kemudian dianalisis dengan tabulasi persentatif baik secara kualitatif

maupun kuantitatif. Metode kuantitatif yaitu dengan survey atau

pengumpulan data sedangkan kualitatif yaitu dengan mengamati keadaan

yang sedang terjadi. Namun dalam kasus-kasus tertentu mahasiswa dapat

memberikan penjelasan-penjelasan yang lebih mendalam dan komprehensif

berdasarkan teori atau hasil penelitian yang relevan.

10

Page 17: LAPORAN KOPERASI JADI

11

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Umum Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU)

Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) terletak di Kecamatan

Lembang, 15 km sebelah utara kota Bandung. Lokasi ini tergolong dataran

tinggi dengan ketinggian mencapai kurang lebih 1200 meter di atas

permukaan laut. Selain memiliki udara yang sejuk (suhu rata-rata 15o –

18°C), curah hujan di wilayah Lembang juga cukup tinggi yaitu sekitar 1800

- 2500 mm/tahun sehingga daerah ini cocok untuk peternakan sapi perah dan

tanaman hortikultura. Biasanya, pada pertengahan tahun, daerah KPSBU

memasuki musim kemarau dengan suhu sekitar 18o C, namun kondisi ini

sekiranya dapat berubah. Peternakan sapi perah di Lembang umumnya

memberikan pakan berupa konsentrat yang biasa dibeli di koperasi, selain itu

diberikan pula rumput dan singkong sebagai makanan tambahan.

Sebelum didirikannya KPSBU ini, banyak peternak-peternak sapi perah

di daerah Lembang yang banyak menderita kerugian akibat permainan harga

yang tidak adil dari perusahaan-perusahaan swasta dan loper susu. Atas dasar

inilah kemudian para peternak sapi perah di Lembang yang berjumlah 35

orang sepakat untuk membentuk suatu perkumpulan untuk memperkuat posisi

tawar peternak sapi perah di Lembang, yaitu sebuah koperasi susu. Atas

kesepakatan bersama, maka KPSBU didirikan pada tanggal 8 Agustus 1971

dengan hak badan hukum No. 4891/BH/DK-102/21.

Keunggulan KPSBU adalah anggota yang setia dan aktif dalam

menjalankan semua kewajibannya. Visi KPSBU adalah menjadi model

koperasi yang ideal, handal dan berprestasi, didukung oleh perkantoran dan

pabrik pakan yang modern karyawan dan anggota yang professional sehingga

meningkatkan pendapatan anggota. Nilai-Nilai KPSBU yaitu inovatif,

dinamis, berorientasi pada kualitas, keterbukaan, keadilan, demokratis, dan

mandiri. Tujuan Utama dari KPSBU adalah menghasilkan produk bermutu

tinggi, yakni susu segar yang dihasilkan peternak sebagai produk bermutu

tinggi di pasaran. Wilayah kerja KPSBU berada di seluruh Provinsi Jawa

11

Page 18: LAPORAN KOPERASI JADI

12

Barat. Prinsip-prinsip yang dimiliki KPSBU antara lain keanggotaan sukarela

dan terbuka, pengendalian oleh anggota secara demokratis, partisipasi

ekonomi anggota, otonomi dan kebebasan, pendidikan, pelatihan dan

informasi, kerjasama diantara koperasi, serta kepedulian terhadap komunitas.

Susunan organisasi KPSBU terdiri dari pengurus dan badan pengawas.

Pengurus bertugas mengelola koperasi yang dibantu oleh para staf, sedangkan

badan pengawas bertugas mengawasi pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan

jalannya koperasi. Kekuasaan tertinggi dalam organisasi terletak pada Rapat

Anggota Tahunan (RAT) yang dilaksanakan setahun sekali dan berisi laporan

pertanggungjawaban pengurus, menetapkan kebijakan umum dan membuat

rencana kerja. Kegiatan usaha KPSBU Lembang meliputi usaha simpan

pinjam, perdagangan susu, penyediaan makanan ternak atau biasa disebut

MAKO (Makanan Koperasi), pembibitan dan kesehatan hewan, dan usaha

perdagangan.

Gambar 2. Struktur Organisasi Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU)

Susunan pengurus Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara yaitu:

1. Pengurus

a. Ketua : Drs. Dedi Setiadi SP

b. Sekretaris : Drh. Ramdan Sobahi

c. Bendahara : Toto Abidin

RAT

PENGURUS

PENGAWAS

MANAGER SDM DAN PELTEK

&MANAJER USAHA DAN KEUANGAN

UNIT HR &

GA

UNIT ADI

MNKEU

UNIT PELAYANA

N PETERNAK

AN

UNIT

LITBAN

G USAHA &P LY

UNIT PELAYANAN

ANGGOT

A

UNIT PENANGAN

AN SUSU

UNIT QC & ADM PEMASAR

AN

Page 19: LAPORAN KOPERASI JADI

13

2. Pengawas

a. Ketua : Jajang Sumarno, BE

b. Anggota : H. Asep Hamdani, ST

Mansyur Hamzah

Selain mendapatkan pengakuan secara luas, KPSBU juga memiliki

pengaruh penting sebagai salah satu pelaku dalam arena gerakan koperasi

nasional. KPSBU juga telah menyumbangkan sumber daya manusia untuk

organisasi sekunder, dimana beberapa wakil pengurus KPSBU Lembang

duduk sebagai pengurus di Gabungan Koperasi Susu Indonesia. Setiap

harinya, tidak kurang dihasilkan sekitar 110 ton susu sapi dari kawasan yang

juga terkenal dengan sektor agrowisatanya ini. Stok yang melimpah dari para

peternak sapi perah Lembang tidak sampai menyulitkan pemasaran. Pasalnya

sudah ada pihak swasta yang siap menampung pasokan dari KPSBU. Lokasi

penjualan susu milik KPSBU tak jauh dari pusat kota Lembang, tepatnya di

bagian timur pasar panorama Lembang.

B. Kondisi Bidang Usaha Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU)

Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara termasuk jenis koperasi

produsen. Hal ini dikarenakan anggota- anggota koperasi ini memiliki sapi

perah yang hasilnya disetorkan ke koperasi. Susu yang disetorkan oleh

anggota- anggota KPSBU kemudian diolah menjadi susu pasteurisasi dan

youghurt. Saat ini volume produksi yang dihasilkan oleh KPSBU adalah 110

ton/hari. Volume produksi dari KPSBU berfluktuasi, dari 90 ton/hari sampai

160 ton/hari bergantung ketersediaan pakan hijauan untuk sapi perah

peternak. Banyak Industri Pengolah Susu (IPS) bekerja sama dengan KPSBU

dalam penyediaan susu segar. Susu segar yang dihasilkan oleh KPSBU selalu

terjaga kualitasnya, berkat adanya teknologi canggih guna peningkatan dan

penjagaan mutu serta kualitas dari produk susu segar KPSBU.

Aktivitas yang dijalankan KPSBU lembang dalam aktivitas perusahaan

terbagi dalam bidang yang sangat penting, salah satunya adalah bidang usaha.

Semua bidang usaha pokok dan penunjang yang ada di lingkungan KPSBU

Page 20: LAPORAN KOPERASI JADI

14

akan berjalan dengan baik karena perbaikan akan selalu diusahakan guna

mendapatkan hasil yang baik. Bidang ini terbagi atas beberapa bagian yaitu:

a. Bagian Keswan dan IB, bagian ini bertugas untuk melayani kesehatan

ternak dan inseminasi buatan. Tugas lain adalah mengaktifkan

pembagian wilayah kerja, memantauan penyakit dan vaksinasi, dan

mencegah segala penyakit.

b. Bagian Makanan ternak/ pakan konsentrat, bagian ini bertugas untuk

memperbaiki pendistribusian makanan ternak, mengusahakan penyediaan

bahan baku yang disesuaikan kondisi, memperbaiki prosedur pengadaan,

dan menjaga kelestarian kualitas.

c. Bagian Simpan pinjam, bertugas untuk meminta bantuan pihak pemeritah

untuk membantu kelancaran penagihan piutang anggota yang macet,

mengoptimalisasikan tim penagih kerdit yang akan ditunjuk oleh

pengurus, meningkatkan pelayanan pada anggota yang ingin maju

usahanya dengan mengupayakan bantuan modal dari pihak lain.

d. Bagian Pemasaran, bertugas untuk memilih pasar yang lebih baik untuk

mendapatkan harga yang lebih menguntungkan, mengadakan kerjasama

dengan pabrik melalui susu pasterurisasi, dan meningkatkan

pengangkutan dari daerah sentra produksi.

e. Bagian Warung Serba Ada, Mengembangakan usaha warung serba ada

dengan memperluas pelayanan dan komoditi bagi kebutuhan anggota

masyarakat umum sesuai dengan kemampuan.

f. Bagian Pembibitan Sapi, untuk menjaga kesinambungan usaha peternak

sapi perah maka KPSBU Lembang mengadakan proyek pembibitan sapi

perah yang memenuhi standar sebagai bibit yang baik.

Susu segar dipilih sebagai usaha utama karena melihat fakta mengenai

prospek usaha yang sangat potensial mengingat kini gaya hidup konsumen

dunia bergerak ke arah gaya hidup organik, termasuk susu segar, karena

itulah pasar susu segar menjadi pasar yang sangat potensial. Apalagi

ditambah dengan banyaknya industri pengolah susu membuat permintaan

Page 21: LAPORAN KOPERASI JADI

15

susu segar semakin meningkat. Hal inilah yang membuat pihak KPSBU

masih begitu konsen dengan produk susu segarnya.

Berdasarkan buku laporan tahunan KPSBU tahun buku 2012

didapatkan data untuk produksi susu yang dapat tertampung pada tahun 2012

adalah sebesar 46.703.806 liter, naik 13,43 % dari target yang telah

direncanakan yaitu direncanakan produksi susu tahun 2012 adalah 41.175.000

liter naik 5.528.806 liter. Sedangkan untuk usaha pembibitan sapi pada tahun

2012 hasil penjulan pembibitan sapi sebesar Rp 1.710.802.747 atau naik

50,92% dari rencana anggaran penjuaan tahun 2012.

Produksi susu segar dari Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara setelah

diperhitungkan dengan persediaan sebelumnya, persediaan menjadi

46.688.887 liter. Produksi susu tersebut akan dipasarkan 45.969.252 liter

sehingga terjadi surplus susu 719.635 liter. Produksi susu dipasarkn ke

Industri Pengolahan Susu (IPS) sebanyak 90,71% atau sebanyak 41.696.461

liter, dipasarkan kepada konsumen 4.140.983 liter (9,01%), dipergunakan

untuk memproduksi susu jadi 131.808 liter (0,28I%). Kualitas susu KPSBU

JABAR secara rataan mengalami kenaikan pada Total Soid dan Total Plate

Count (TPC) dibandingkan dengan tahun lalu. Rataan TS sekarang adalah

12,09 pada total Plate Count (TPC) 1,11 juta/ml sedangkan rataan Protein

mengalami penurunan rataan, sehingga rataan protein tahun 2012 adalah 2,95.

C. Hubungan Kemitraan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara

Kemitraan merupakan hubungan sukarela dan bersifat kerja sama antara

beberapa pihak, baik pemerintah maupun swasta, yang semua orang

didalamnya setuju untuk bekerja sama dlam meraih tujuan bersama dan

menunaikan kewajiban tertentu serta menanggung resiko, tanggung jawab,

sumber daya, kemampuan dan keuntungan secara bersama sama. Kunci

utama terlaksananya kemitraan dan untuk membangun dan mempeluas akses

pendidikan masyarakat serta untuk menjawab tantangan pengembangan

kemitraan adalah dengan menerapkan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi

seluruh program-program dengan lembaga-lembaga terkait yang

berpartisipasi dalam kemitraan tersebut, baik secara internal maupun lintas

Page 22: LAPORAN KOPERASI JADI

16

sektoral. Penggalangan kemitraan dan kerja sama yang baik dilakukan dengan

seluruh pemangku kepentingan (stakeholders), sehingga seluruh program

sampai ke masyarakat dan dapat dilaksanakan tanpa hambatan berarti.

Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara telah membangun kemitraan

dengan organisasi pemerintah dan nonpemerintah. Prestasi yang diperoleh

KPSBU antara lain, meraih penghargaan sebagai koperasi terbaik I tingkat

nasional di tahun 1983-1985, koperasi teladan tingkat nasional Tahun 1987-

1989, dan pada tahun 2006 mendapatkan Indonesia Coorperatives award dari

kementrian negara koperasi dan UKM. Kemitraan dengan institusi pendidikan

terus berlanjut dan menyumbangkan usaha pengembangan sumber daya

manusia.

KPSBU terhadap mitranya memiliki hak dan kewajiban untuk memberi

pelayanan yang baik kepada mitra dan juga memenuhi kebutuhan dari mitra

seperti pemenuhan jumlah sapi, pakan sapi atau konsentrat. Konsentrat

disediakan oleh KPSBU untuk peternak dengan harga Rp 267,50,- per

kilogram. Koperasi menyediakan pakan ternak bertujuan agar hasil susu

berkualitas baik. Susu dari peternak disetorkan kepada koperasi pada waktu

pagi dan sore hari, waktu pagi sekitar jam 5.00 hingga jam 6.00 sedangkan

waktu sore antara jam 16.00 hingga 17.00. Susu yang telah sampai di KPSBU

tidak jarang terjadi kerusakan akan tetapi kebijakan dari KPSBU harus tetap

membayar kepada peternak sapi. Kebijakan seperti ini berdampak baik

kepada peternak sapi. Bentuk kerjasama yang menguntungkan lainnya yaitu

PTPN (PT Perkebunan Nusantara) menyediakan lahan ternak, sehingga petani

cukup menyediakan sapi. PTPN yang menyediakan lahan dapat mempelajari

cara beternak yang baik agar dapat mengembangkan usahanya.

KPSBU mengadakan hubungan kemitraan dengan beberapa

perusahaan terutama pada industri pengolah susu (IPS) . Beberapa IPS yang

mengadakan kemitraan dengan KPSBU antara lain PT. Frisian Flag

Indonesia, PT. Danone Dairy Indonesia. Koperasi Peternak Sapi Bandung

Utara mengumpulkan susu segar dari peternak anggota untuk dikirimkan ke

IPS, untuk diolah menjadi berbagai macam produk makanan dan minuman,

Page 23: LAPORAN KOPERASI JADI

17

salah satu produk yang dihasilkan oleh KPSBU Jawa Barat adalah susu

kemasan dan yogurt Fresh Time. Selain bermitra dengan IPS, KPSBU Jawa

Barat juga bermitra dengan suplayer pakan ternak, badan pemerintah dan

perguruan tinggi. Industi Pengolah Susu yang mengadakan kemitraan dengan

KPSBU antara lain :

1. PT. Frisian Flag Indonesia

PT Frisian Flag Indonesia merupakan anak usaha Friesland

Campina, yaitu koperasi sapi perah paling besar di dunia yang berpusat di

negara Belanda. PT Frisian Flag Indonesia memiliki bisnis utama produk

di bidang susu. Produk susu Frisian Flag saat ini berhasil menguasai 1/3

pasar susu nasional. Sebagian dari susu segar yang digunakan untuk

diproduksi di PT Frisian Flag Indonesia berasal dari KPSBU.

2. PT. Danone Dairy Indonesia

PT Danone Dairy Indonesia (DDI) merupakan perusahaan yang

memproduksi berbagai jenis makanan dan minuman dibawah naungan

Danone Group. PT Danone Dairy Indonesia membutuhkan susu segar

sebagai bahan utama produknya. Terbatasnya pasokan susu nasional

mendorong DDI mengembangkan program pemberdayaan berupa program

Dairy Development in Ciater. Program ini merupakan program kemitraan

antara DDI dengan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KSPBU) yang

merupakan salah satu pemangku kepentingan DDI dan mitra pelaksanaan

Yayasan Sahabat Cipta. Kegiatan yang dilakukan diantaranya membuat

kandang percontohan, pelatihan pengelolaan peternakan sapi perah untuk

dan dari/ke peternak, renovasi kandang, kredit sapi, dan perbaikan pakan.

Target dari program adalah menaikkan pendapatan peternak sebesar 40%

sebagai dampak dari meningkatnya kuantitas dan kualitas susu. Dampak

dan indikator program Dairy Development in Ciater yakni terciptanya 200

peternak baru, peningkatan kuantitas dan kualitas susu, peningkatan

pendapatan peternak, serta peningkatan pengetahuan dan kapasistas

peternak dalam menjalankan good farming practices.

Page 24: LAPORAN KOPERASI JADI

18

3. PT Diamond Cold Strorage

PT Diamond Cold Strorage (Diamond) adalah perusahaan

manufaktur Indonesia yang telah mapan dan berfokus pada produk

berbasis susu dan makanan beku. PT Diamond Cold Strorage adalah

sebuah perusahaan swasta dengan penetrasi produk di pelayanan makanan,

perdagangan umum dan segmen ritel modern. Produk Diamond meliputi

Susu (UHT & pasteurisasi), Juice, Yogurt, Ice Cream, Cream Soft Ice,

Chocolate, & Mayonnaise Salad Dressing, keju, dan produk kustom

sebagai permintaan klien.

4. Peternak

Hubungan kemitraan KPSBU dengan peternak yaitu kerjasama

yang dilakukan meliputi menyediakan pakan sapi/konsentrat bagi peternak

dengan harga Rp 267,50,- per kilogram, tujuannya agar produksi susu

yang dihasilkan sapi semakin maksimal dan kualitasnya baik. Peternak

bisa mendapatkan pakan konsentrat secara kredit, dan pembayarannya

dapat dipotong dari hasil susu yang disetorkan. Kerjasama kemitraan juga

dilakukan dengan penyewaan lahan perhutani oleh KPSBU yang

kemudian disewakan kembali oleh KPSBU kepada peternak. Peternak sapi

dipermudah dengan fasilitas lahan ternak yang disediakan oleh PTPN,

dengan begitu petani cukup menyediakan sapi. Sementara PTPN yang

menyediakan lahan dapat mempelajari cara beternak yang baik dari

peternak sapi agar dapat mengembangkan usahanya.

Page 25: LAPORAN KOPERASI JADI

19

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan berdasarkan hasil

praktikum di lapangan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Koperasi Peternak Susu Bandung Utara (KPSBU) merupakan jenis

koperasi produsen yang bergerak dibidang usaha peternakan sapi, dan

usaha pengolahan susu. Usaha-usaha yang dilakukan oleh KPSBU untuk

mensejahterakan anggotanya adalah penampungan dan pemasaran

produksi susu sapi dari anggota peternak, pengadaan makanan ternak,

jasa simpan pinjam, pengadaan bibit ternak sapi perah, pelayanan

kesehatan ternak, pelayanan inseminasi buatan, peyediaan kebutuhan

pokok peternak dengan mendirikan warung serba ada (waserda), dan

pelayanan kesehatan anggota peternak dengan mengadakan poliklinik

berserta dokter umum. Produk susu yang dihasilkan oleh KPSBU

dipasarkan ke IPS (Industri Pengolahan Susu) seperti PT. Frisian dan PT.

Danone Dairy Indonesia.

2. Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara Jawa Barat melakukan kegiatan

kemitraan dengan Industri-industri pengolah susu seperti PT Frisian Flag,

Danone, selain itu bermitra dengan suplyer pakan ternak, dan dengan

organisasi pemerintah atau nonpemerintah lainnya. Pola kemitraan yang

dijalin oleh Koperasi Peternak Susu Bandung Utara adalah dagang

umum, dimana pihak KPSBU berperan sebagai pemasok susu segar bagi

industri besar pengolah susu

B. Saran

Saran yang dapat penyusun berikan dalam Praktikum Koperasi dan

Kemitraan Agribisnis ini adalah:

1. Sebaiknya KPSBU lebih meningkatkan kemitraan dengan pemerintah

daerah setempat agar pemasarannya dapat masuk ke sekolah-sekolah

sehingga meningkatkan pendapatan.

19

Page 26: LAPORAN KOPERASI JADI

20

2. Perlu adanya ekspansi usaha seperti melakukan inovasi pengolahan untuk

meningkatkan pendapatan.

3. Perlu adanya perhatian secara intensif terhadap pemberian pakan ternak,

peningkatan kualitas bibit yang disertai pengontrolan terhadap penyakit

agar diperoleh peningkatan produksi susu.

Page 27: LAPORAN KOPERASI JADI

21

DAFTAR PUSTAKA

Baswir, R. 2000. Koperasi Indonesia. Yogyakarta. BPFE-Yogyakarta.

Chariri, A. 2011. Pengaruh Ukuran Koperasi Dan Jenis Koperasi Terhadap Kualitas Sistempengendalian Intern. Skripsi Studi Kasus pada Koperasi di Purworejo. FE. Universitas Diponegoro. Semarang.

Erfit. 2011. Pemberdayaan Petani dengan Kemitraan pada Agribisnis Hortikultura. Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora. Vol.XIII(1): 47-58.

Haeruman, H. 2000. Peningkatan Daya Saing Industri Kecil untuk Mendukung Program PEL. Makalah Seminar Peningkatan Daya Saing. Graha Sucofindo. Jakarta.

Hudiyanto. 2002. Koperasi: Ideologi dan Pengelolaannya. Proyek Peningkatan Penelitian Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Julius, Bobo. 2003. Transformasi Ekonomi Rakyat. PT. Pustaka Cidesindo. Jakarta.

Mahmuddin, Jabbar. 2009. Bisnis : Perencanaan dan Pelaksanaan. Jurnal Bisnis Vol.I(3):1-7

Manurung. 2000. “Perkoperasian Di Indonesia: Masalah, Peluang dan Tantangannya di Masa Depan”. Economics e-Journal. 28 Januari 2000.

Martodireso S, Widada AS. 2002. Agribisnis Kemitraan Usaha Bersama. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Porter, ME. 1985. Competitive Advantage. Creating and Sustaining Superior Performance. The Free Press. A Division of Macmillan Inc. New York

Purnaningsih, Nunik. 2007. Strategi Kemitraan Agribisnis Berkelanjutan. Jurnal Transdisiplin sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusia.Vol.I(3):393-416.

Santoso, Urip. 2008. Perencanaan Usaha. http:// uripsantoso.wordpress.com. Diakses pada 30 November 2013.

Saptana dan Ashari. 2007. Pembangunan Pertanian Bekelanjutan melalui Kemitraan Usaha. Jurnal Litbang Pertanian. Vol.XXVI(4):123-130.

Sitio A, Tamba H. 2001. Koperasi Teori dan praktik. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Suryana. 2009. Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong Berorientasi Agribisnis dengan Pola Kemitraan. Jurnal Litbang Pertanian. Vol.XXVIII(1):29-37.

Page 28: LAPORAN KOPERASI JADI

22

Sutrisno. 2004. Pengembangan Kemitraan Usaha Pola Sub Kontrak Berlandaskan Persaingan Sehat. Jurnal Infokop.Vol.XX(25):72-76.

Page 29: LAPORAN KOPERASI JADI

23

LAMPIRAN

Page 30: LAPORAN KOPERASI JADI

24

DOKUMENTASI PELAKSANAAN PRAKTIKUM