laporan kepaniteraan bagian prostodonsia

19
LAPORAN KEPANITERAAN BAGIAN PROSTODONSIA GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN AKRILIK RAHANG BAWAH Disusun oleh : Asih Puspa Hati 04/181085/KG/07863 Dosen Pembimbing : drg. Endang Wahyuningtyas, MS, Sp.Prost (K) BAGIAN ILMU PROSTODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2009

Upload: lovelybluefish85

Post on 18-Jun-2015

2.091 views

Category:

Documents


54 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kepaniteraan Bagian Prostodonsia

LAPORAN KEPANITERAAN BAGIAN PROSTODONSIA

GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN

AKRILIK RAHANG BAWAH

Disusun oleh :

Asih Puspa Hati04/181085/KG/07863

Dosen Pembimbing :

drg. Endang Wahyuningtyas, MS, Sp.Prost (K)

BAGIAN ILMU PROSTODONSIAFAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA2009

Page 2: Laporan Kepaniteraan Bagian Prostodonsia

BAB I

PENDAHULUAN

Gigi geligi merupakan bagian tubuh yang penting untuk berfungsi baik

untuk pengunyahan maupun untuk bicara. Kerusakan pada gigi geligi dapat

mengakibatkan fungsi dari gigi geligi terganggu. Kerusakan gigi geligi bisa

bervariasi dari yang paling sederhana sampai kerusakan yang luas, yaitu meliputi

seluruh elemen gigi sampai kehilangan sebagian rahang.

Kehilangan elemen gigi baik sebagian atau seluruhnya sebaiknya segera

dibuatkan gigi tiruan pengganti, sebab akan menimbulkan berbagai gangguan

pada individu tersebut. Akibat-akibat yang timbul karena hilangnya gigi dalam

waktu yang lama dan tidak dibuatkan gigi tiruan pengganti adalah :

1. Pada gigi asli yang hilang dapat terjadi :

a. Penurunan efisiensi kunyah

Kehilangan cukup banyak gigi, apalagi gigi posterior akan menurunkan

efisiensi daya kunyah. Pada sekelompok orang yang dietnya lunak, hal ini

tidak terlalu berpengaruh, karena saat ini banyak makanan yang dapat

dicerna hanya dengan sedikit proses pengunyahan saja.

b. Gangguan fungsi bicara

Kehilangan gigi depan atas dan bawah sering kali menyebabkan kelainan

bicara, karena gigi depan khususnya termasuk bagian organ fonetik.

c. Penampilan (estetis) menjadi berkurang

Kehilangan gigi depan akan mengurangi daya tarik wajah seseorang,

apalagi dari segi pandang manusia modern.

2. Pada gigi asli yang masih tinggal dapat terjadi :

a. Drifting dan tilting yaitu bergeraknya gigi tetangga ke daerah yang tak

bergigi. Hilangnya kesinambungan pada lengkung gigi dapat menyebabkan

pergeseran, migrasi dan berputarnya gigi.

b. Erupsi gigi antagonis yang berlebihan (ekstrudent).

Page 3: Laporan Kepaniteraan Bagian Prostodonsia

3. Gangguan pada sendi temporomandibula.r

4. Terbentuknya gingiva poket pada gigi yang miring, berlanjut menjadi

periodontal poket.

5. Resesi gingiva karena kurang stimulasi.

6. Beban berlebihan pada jaringan pendukung.

Gigi yang masih tinggal akan menerima tekanan mastikasi lebih besar

sehingga terjadi pembebanan berlebih (over loading) yang mengakibatkan

kerusakan membran periodontal dan lama kelamaan gigi menjadi goyah dan

akhirnya dicabut.

7. Terjadi ketidaksesuaian oklusi dan terbentuk ruang yang memudahkan

terjadinya impaksi makanan.

8. Kebersihan mulut terganggu.

Hilangnya kontak antara gigi mengakibatkan ruang interproksimal mudah

disisipi makanan sehingga mudah terjadi plak.

9. Trauma periodontal akibat gigi miring.

10. Efek terhadap jaringan lunak di dalam mulut.

Apabila terdapat gigi yang hilang, ruang yang ditinggalkannya akan ditempati

jaringan lunak pipi dan lidah. Jika berlangsung lama akan mengakibatkan

kesukaran adaptasi terhadap gigi tiruan.

11. Apabila gigi yang hilang cukup banyak dapat menyebabkan perubahan sendi

rahang

12. Pada gigi anterior menyebabkan berkurangnya estetika dan kurang

sempurnanya pengucapan huruf

13. Pada gigi posterior dapat mengakibatkan terganggunya alat pencernaan karena

kerjanya lebih berat

Untuk itu perlu dilakukan pembuatan gigi tiruan sebagian yang antara lain

bertujuan :

1. Mengembalikan fungsi pengunyahan atau mastikasi

2. Mengembalikan fungsi keindahan atau estetik

Page 4: Laporan Kepaniteraan Bagian Prostodonsia

3. Mengembalikan fungsi bicara atau fonetik

4. Membantu mempertahankan gigi yang masih tertinggal

5. Memperbaiki oklusi

6. Meningkatkan distribusi beban kunyah

7. Mempertahankan jaringan mulut yang masih ada agar tetap sehat.

Pembuatan gigi tiruan sebagian harus memperhatikan beberapa hal, yaitu :

1. Harus tahan lama

2. Dapat mempertahankan dan melindungi gigi yang masih ada dan jaringan di

sekitarnya

3. Tidak merugikan pasien

4. Mempunyai konstruksi dan desain yang harmonis

Pada akhirnya pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan sangat tergantung

pada peran serta pasien untuk mau dan dapat beradaptasi dalam pemakaiannya.

Page 5: Laporan Kepaniteraan Bagian Prostodonsia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Applegate (1959), gigi tiruan sebagian lepasan adalah salah satu

alat yang dapat dilepas yang berfungsi untuk mengembalikan beberapa gigi asli

yang hilang dengan dukungan utama jaringan lunak di bawah plat dasar dan

dukungan tambahan adalah gigi asli yang masih tertinggal dan terpilih sebagai

pilar. Indikasi gigi tiruan sebagian lepasan adalah :

1. Hilangnya satu atau lebih sebagian gigi

2. Gigi yang tertinggal dalam keadaan baik dan memenuhi syarat sebagai gigi

pegangan

3. Keadaan processus alveolaris masih baik

4. Kesehatan umum dan kebersihan mulut pasien baik

5. Pasien mau dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan

Gigi tiruan sebagian lepasan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa

macam berdasarkan pada beberapa hal, yaitu :

1. Berdasarkan saat pemasangannya :

a. Protesa immediate, dipasang segera setelah pencabutan

b. Protesa konvensional, dibuat setelah gigi lama dicabut

2. Berdasarkan ada tidaknya wing :

a. Open face denture, tanpa wing pada bagian bukal atau labial, biasanya

untuk anterior

b. Close face denture, pemakaian wing pada bagian bukal, biasanya untuk

gigi posterior

3. Berdasarkan bahan yang digunakan

a. Gigi tiruan kerangka logam (Frame prothesa/metal prothesa)

b. Gigi tiruan akrilik

c. Kombinasi kerangka logam dan akrilik

4. Victor L.S.(1975) mengklasifikasikan berdasarkan jaringan pendukungnya:

a. Gigi tiruan dukungan mukosa, yaitu gigi tiruan yang hanya mendapat

Page 6: Laporan Kepaniteraan Bagian Prostodonsia

dukungan dari jaringan mukosa

b. Gigi tiruan dukungan gigi, yaitu gigi tiruan ynag hanya mendapat

dukungan dari gigi asli

c. Gigi tiruan dukungan mukosa dan gigi, yaitu gigi tiruan yang memdapat

dukungan dari mukosa dan gigi asli

5. Kennedy (1923) mengklasifikasikan berdasarkan letak sadel dan free end :

a. Klas I, yaitu adanya Bilateral Free End (ujung bebas pada dua sisi),

mempunyai daerah tanpa gigi di belakang gigi yang tertinggal pada

kedua sisi rahang

b. Klas II, yaitu adanya Unilateral Free End (ujung bebas pada satu sisi),

mempunyai daerah tanpa gigi di belakang gigi yang tertinggal pada satu

sisi rahang saja

c. Klas III, yaitu bila tidak ada Free End, mempunyai gigi tertinggal di

muka dan di belakang dan hanya pada satu sisi rahang (bounded sadel)

d. Klas IV, yaitu adanya letak sadel pada gigi anterior dan melewati median

line

Bila daerah tak bergigi tambahan oleh Kennedy disebut sebagai

modifikasi, kecuali kelas IV tidak ada modifikasi.

6. Miller mengklasifikasikan berdasarkan letak klamer :

a. Klas I, yaitu ada dua klamer yang lurus berhadapan dan tegak lurus

median line

b. Klas II, yaitu ada dua klamer yang letaknya membentuk diagonal

c. Klas III, yaitu ada tiga klamer yang membentuk segitiga di tengah

prothesa bila dihubungkan dengan garis.

d. Klas IV, yaitu ada empat klamer yang membentuk segi empat di tengah

prothesa bila dihubungkan dengan garis

Keuntungan dari pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan adalah :

1. Gigi yang diganti tidak terbatas, bila dibandingkan dengan GTC

2. Mudah dibersihkan

3. Mudah direstorasi

Page 7: Laporan Kepaniteraan Bagian Prostodonsia

Gigi tiruan sebagian lepasan akrilik adalah suatu gigi tiruan sebagian

lepasan yang terdiri dari akrilik serta elemen gigi tiruan. Bagian-bagian dari gigi

tiruan sebagian lepasan akrilik adalah :

1. Gigi pengganti / Artificial Teeth

Merupakan bagian dari gigi tiruan yang menggantikan gigi asli yang hilang

2. Basis atau plat akrilik

Merupakan basis atau landasan gigi tiruan sebagian lepasan terbuat dari resin

akrilik untuk tempat perlekatan elemen gigi dan bagian yang berkontak

dengan mukosa mulut. Fungsinya untuk mendukung gigi tiruan sebagian dan

meneruskan tekanan oklusal ke jaringan dibawahnya.

3. Cangkolan atau klamer

Merupakan bagian dari GTS yang terletak pada gigi abutment, terbuat dari

kawat tahan karat. Pada GTS, klamer yang digunakan biasanya berbentuk C

( C klamer), adapun fungsinya adalah untuk mencegah pergerakan gigi tiruan

ke arah oklusal dan mencegah tekanan oklusal yang berlebih pada jaringan

dibawahnya.

Dalam menentukan desain dari gigi tiruan sebagian lepasan, perlu

diperhatikan beberapa faktor, yaitu :

1. Retensi

Adalah kemampuan gigi tiruan untuk melawan gaya pemindah yang

cenderung memindah protesa ke arah oklusal. Yang dapat memberikan retensi

adalah : lengan retentive, klamer, oklusal rest, kontur dan landasan gigi,

oklusi, adhesi, tekanan atmosfer, dan surface tension.

2. Stabilisasi

Adalah perlawanan atau ketahanan terhadap perpindahan gigi tiruan dalam

arah horisontal. Dalam hal ini semua bagian cengkeram berfungsi kecuali

bagian terminal/ujung lengan retentive. Stabilisasi terlihat bila dalam keadaan

berfungsi. Gigi yang mempunyai stabilisasi pasti mempunyai retensi,

sedangkan gigi yang mempunyai retensi belum tentu mempunyai stabilisasi.

Page 8: Laporan Kepaniteraan Bagian Prostodonsia

3. Estetika

a. Penempatan klamer harus sedemikian rupa sehingga tidak terlihat dalam

posisi bagaimanapun juga

b. Gigi tiruan harus pantas dan tampak asli bagi pasien, meliputi warna gigi

dan inklinasi/ posisi tiap gigi

c. Kontur gingiva harus sesuai dengan keadaan pasien

d. Perlekatan gigi di atas ridge

Page 9: Laporan Kepaniteraan Bagian Prostodonsia

BAB III

LAPORAN KASUS

A. Identifikasi Pasien :

Nama : Tri Nuryaningsih

Umur : 51 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : GK V/62 RT 02/01 Terban

No. kartu : T – 077928

B. Anamnesa

1.Pemeriksaan Subyektif :

Motivasi : Pasien datang ke klinik atas keinginan sendiri untuk

membuatkan gigi tiruan.

CC : Merasa kurang nyaman pada saat mengunyah karena harus

menempatkan makanan lebih kedepan agar dapat dikunyah

PI : Sekarang tidak ada keluhan rasa sakit dan ingin dibuatkan

gigi tiruan

PDH : Pernah beberapa kali mencabutkan giginya tanpa komplikasi,

belum pernah dibuatkan gigi tiruan

PMH : - Sehat, tidak dicurigai menderita penyakit sistemik

- Tidak dicurigai memilki alergi terhadap obat-obatan

FH : - Ayah : sehat, tidak dicurigai menderita penyakit

sistemik

- Ibu : sehat, tidak dicurigai menderita penyakit

sistemik

Page 10: Laporan Kepaniteraan Bagian Prostodonsia

2. Pemeriksaan Obyektif :

a. Umum

• Jasmani : sehat, tak ada kelainan

• Rohani : komunikatif dan kooperatif

b. Lokal

- Ekstra oral : Muka : simetris, tak ada kelainan

Profil : cembung normal

Bibir : sedang, tak ada kelainan

- Intra Oral : Palatum : U, normal, tak ada kelainan

Mukosa : normal, tak ada kelainan

Gingiva : normal, tak ada kelainan

Lidah : normal, tak ada kelainan

c. Pemeriksaan Elemen

V IV III II I I II III IV V

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

V IV III II I I II III IV V

Keterangan :

X : gigi telah dicabut

- : karies

● : tumpatan

O : tidak ada benih gigi

Page 11: Laporan Kepaniteraan Bagian Prostodonsia

C. Klasifikasi

Klasifikasi : RB : Klas VI Applegate-Kennedy modifikasi 1P atau

Klas III Kennedy modifikasi 1P

Page 12: Laporan Kepaniteraan Bagian Prostodonsia

BAB IV

PROSEDUR KERJA DAN RENCANA PERAWATAN

A. Mouth Preparation

Merupakan persiapan-persiapan di dalam mulut sebelum dibuatkan gigi

tiruan sebagian, meliputi :

1. Perawatan periodontal dengan scaling untuk membersihkan karang gigi.

2. Perawatan konservasi terhadap gigi yang karies.

B. Perawatan

Kunjungan I

a. Membuat cetakan untuk studi model (RA dan RB)

Alat : sendok cetak perforated stock tray no. 3

Bahan cetak : alginat

Cara mencetak : mukostatik

Kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan laboratorium yaitu

mengisi hasil cetakan studi model dengan stone gips, kemudian dibuat

model form (boxing).

b. Membuat desain GTSL Akrilik

Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi

Berdasarkan gigi yang hilang, maka kasus ini termasuk Klas VI

Applegate-Kennedy modifikasi 1P, gigi yang diganti adalah .

Indikasi protesa adalah protesa lepasan, desain bilateral dengan

dukungan gigi dan mukosa.

Menentukan macam dukungan dari setiap sadel

Karena keadaan gigi tetangga masih kuat maka dukungan yang dipilih

adalah dukungan kombinasi dari gigi, yaitu gigi dan dukungan

mukosa.

6 6

7 7

Page 13: Laporan Kepaniteraan Bagian Prostodonsia

Menentukan macam penahan

Direct retainer berupa C Klamer pada gigi

Indirect retainer berupa plat akrilik setinggi singulum pada

Menentukan macam konektor

Konektor berupa plat akrilik.

DESAIN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN AKRILIK PADA RAHANG

BAWAH

Keterangan :

Kunjungan II

a. Membuat work model

Alat : sendok cetak perforated stock tray no 3

Bahan cetak : alginat

Cara mencetak : mukostatik

b. Membuat gigitan sentrik

Fungsinya adalah untuk mendapatkan hubungan yang tepat antara gigi

geligi RA dan RB sesuai sentrik oklusi. Dua lapis malam merah dibuat

tapal kuda, ukuran disesuaikan dengan lengkung gigi pasien. Malam

dilunakkan dan pasien disuruh menggigit malam tersebut.

1. Plat akrilik

2. Anasir gigi

3. C Klamer

4. Plat akrilik setinggi singulum

5. Buccal flange

7 7

Page 14: Laporan Kepaniteraan Bagian Prostodonsia

Pekerjaan laboratorium yaitu pemasangan gigi tiruan. Gigi tiruan yang

dipilih harus disusun pada model kerja yang dipasang pada artikulator. Posisi

gigi-gigi ditentukan oleh kebutuhan untuk mendapatkan oklusi yang

memuaskan dengan gigi asli atau gigi tiruan antagonis untuk mendapatkan

derajat oklusi yang seimbang. Malam dibentuk sesuai kontur alami processus

alveolaris dan tepi gingiva. Kemudian dilakukan proses flasking, wax

elimination, packing, processing, deflasking, finishing dan polishing.

Kunjungan III

Dilakukan insersi yaitu pemasangan GTS lepasan dalam mulut pasien,

yang perlu diperhatikan antara lain: retensi, stabilisasi, oklusi, dan

kenyamanan pasien.

1. Pemasangan dan pengeluaran gigi tiruan

Hambatan pada permukaan gigi atau jaringan yang dijumpai pada saat

pemasangan dan pengeluaran gigi tiruan dapat dihilangkan dengan cara

pengasahan gigi tiruan.

2. Retensi

Kemampuan GTS untuk melawan gaya pemindah yang cenderung

memindahkan gigi tiruan kearah oklusal. Cara mengecek retensi gigi

tiruan adalah dengan cara memasang gigi tiruan tersebut ke dalam mulut

pasien. Jika tidak mempunyai retensi maka gigi tiruan tersebut akan

terlepas setelah dipasang, namun jika tidak terlepas berarti gigi tiruan

tersebut sudah mempunyai retensi.

3. Stabilisasi

Merupakan perlawanan atau ketahanan GTS terhadap gaya yang

menyebabkan perpindahan tempat atau gaya horizontal. Stabilisasi terlihat

dalam keadaan berfungsi, misal pada mastikasi. Pemeriksaan stabilisasi

gigi tiruan dengan cara menekan bagian depan dan belakang gigi tiruan

secara bergantian. Gigi tiruan tidak boleh menunjukkan pergerakan pada

saat tes ini.

Page 15: Laporan Kepaniteraan Bagian Prostodonsia

4. Oklusi

Pemeriksaan aspek oklusi pada saat posisi sentrik, lateral dan

anteroposterior. Caranya dengan memakai kertas artikulasi yang

diletakkan di antara gigi atas dan bawah, kemudian pasien diminta

melakukan gerakan mengunyah. Setelah itu kertas artikulasi diangkat dan

dilakukan pemeriksaan oklusal gigi. Pada keadaan normal terlihat warna

yang tersebar secara merata pada permukaan gigi. Bila terlihat warna yang

tidak merata pada oklusal gigi maka dilakukan pengurangan pada gigi

yang bersangkutan dengan metode selective grinding. Pengecekan oklusi

ini dilakukan sampai tidak terjadi traumatik oklusi.

Instruksi yang harus disampaikan kepada pasien setelah gigi tiruan

dipakai adalah :

1. Mengenai cara pemakaian gigi tiruan tersebut

2. Pasien diminta memakai gigi tiruan tersebut terus menerus selama

beberapa waktu agar pasien terbiasa

3. Kebersihan gigi tiruan dan rongga mulut harus dijaga.

4. Pada malam hari atau pada saat protesa tidak digunakan, protesa dilepas

atau direndam dalam air dingin yang bersih agar gigi tiruan tersebut tidak

berubah ukurannya.

5. Jangan dipakai untuk makan makanan yang keras dan lengket

6. Apabila timbul rasa sakit setelah pemasangan, pasien harap segera kontrol

7. Kontrol seminggu berikutnya setelah insersi yang pertama kali.

Kunjungan IV

Kontrol dilakukan untuk memperbaiki kesalahan yang mungkin terjadi

1. Pemeriksaan subyektif

Mengenai keluhan rasa sakit atau rasa mengganjal saat pemakaian gigi

tiruan dan mengenai adanya gangguan dalam fungsi bicara atau tidak.

Page 16: Laporan Kepaniteraan Bagian Prostodonsia

2. Pemeriksaan obyektif

Melihat keadaan mulut dan jaringan mulut, melihat keadaan GTS lepasan

baik pada base platenya maupun pada mukosa di bawahnya, posisi

cengkeramannya, keadaan gigi abutment dan jaringan pendukungnya,

oklusi, stabilisasi, dan retensi gigi tiruan

Page 17: Laporan Kepaniteraan Bagian Prostodonsia

BAB V

DISKUSI

Pada kasus ini pasien kehilangan gigi .Pembuatan GTS ini bertujuan

untuk mengembalikan fungsi pengunyahah dan fungsi estetik.

Berdasarkan gigi yang hilang, maka kasus tersebut termasuk dalam

klasifikasi Klas VI Applegate-Kennedy modifikasi 1P atau Klas III Kennedy

modifikasi 1P dan merupakan indikasi pembuatan protesa gigi tiruan lepasan

dukungan kombinasi gigi dan mukosa desain bilateral dengan perluasan basis ke

distal.

Tahap-tahap yang perlu diperhatikan dalam membuat desain gigi tiruan

sebagian lepasan adalah :

1. Base plate

Bagian yang melekat pada mukosa mulut yang fungsinya memindahkan

tekanan oklusal ke jaringan di bawahnya.

2. Gigi Abutmen

Gigi yang dipilih sebagai gigi abutmen adalah gigi

3. Gigi pengganti

Ukuran gigi pengganti disesuaikan dengan ruang yang tersedia dan warna gigi

sesuai dengan gigi aslinya.

4. Retainer

Pada kasus ini dipakai indirect retainer berupa plat akrilik setinggi cingulum

pada gigi anterior dan direct retainer berupa klamer C pada .

Pemilihan klamer C karena klamer tersebut cukup kuat retensinya. Bahan

yang dipakai adalah kawat stainlessteeel dengan diameter 0.8 mm. Kawat ini

tidak mudah berkarat dan berbentuk bulat sehingga makanan tidak mudah

terselip diantara gigi serta untuk menghindari terjadinya abrasi pada gigi

abutment.

6 6

7 7

7 7

Page 18: Laporan Kepaniteraan Bagian Prostodonsia

BAB VI

PROGNOSA

Diperkirakan hasil perawatan adalah baik, karena :

1. Kesehatan umum pasien baik.

2. Jaringan pendukung baik.

3. Motivasi pasien yang tinggi untuk memakai gigi tiruan

4. Pasien kooperatif dan menyadari arti pentingnya pemakaian gigi tiruan

tersebut.

BAB VII

KESIMPULAN

Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan untuk pasien yang kehilangan

giginya adalah tindakan rehabilitatif yang dapat mengembalikan fungsi mastikasi,

fungsi bicara dan fungsi estetik sehingga dapat mempertahankan jaringan mulut.

Keberhasilan perawatan gigi tiruan sebagian lepasan sangat ditentukan oleh

kerjasama yang baik antara pasien dan operator.

Page 19: Laporan Kepaniteraan Bagian Prostodonsia

DAFTAR PUSTAKA

Applegate, 1959, Essential of Removable Partial Denture Prosthesis, 2th ed., W.B. Sounders Co., Philadelphia, London.

David, M., Watt, 1992, Penentuan Desain Geligi Tiruan Sebagian Lepasan, Hipocrates, Jakarta.

Gunadi, H.A., 1982, Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan , jilid 1, Hipocrates, Jakarta.

Haryanto, 1992, Buku Ajar Ilmu Gigi Tiruan Sebagian Lepasan, 2th ed., Hipocrates, Jakarta.

Itjiningsih, 1980, Dental Teknologi, cetakan ke-1, Fakultas Kedoteran Gigi Universitas Trisakti, Jakarta

Soelarko, R.M., dan Wachijati, H., 1980, Diktat Prostodonsia Gigi Tiruan Sebagian Lepasan, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran, Bandung

Swenson, M.G., and Terkla, I.G., Partial Denture, The CV. Mosby Co., St. Louis