laporan kelompok (repaired)
TRANSCRIPT
DISTILASI MINYAK ATSIRI( Kulit Jeruk )
I. Tujuan
1. Mempelajari tehnik pemisahan senyawa berdasarkan perbedaan titik didih2. Mempelajari metode ekstraksi minyak atsiri menggunakan prinsip hidrodistilasi
II. Latar Belakang
Minyak atsiri merupakan salah satu hasil olahan tumbuhan yang mempunyai nilai penting bagi kehidupan manusia, diantaranya sebagai bahan pengharum dan kesehatan. 2 hal diatas bias didapatkan pada minyak atsiri kulit jeruk. Tidak hanya kulit jeruk, bahan lain juga bias digunakan untuk mendapatkan 2 hal diatas. Pada kulit jeruk terdapat kandungan senyawa yang disebut limonen. Limonen ini sangat bagus untuk melancarkan peredaran darah. Selain itu juga dapat digunakan untuk meredakan radang tenggorokan. Aroma kulit jeruk juga bisa mengusir nyamuk, hal ini disebabkan karena pada kulit jeruk juga terkandung senyawa yang disebut sitronela ( Widiawati , 2007 ).
Dewasa ini kulit jeruk banyak digunakan untuk produk – produk komersil, hal ini disebabkan karena banyak konsumen yang lebih suka terhadap produk –produk yang berbau alami. Jadi tidak ada salahnya untuk mencoba melakukan distilasi pada kulit jeruk.
III. Tinjauan Pustaka
Distilasi adalah suatu cara pemisahan larutan dengan menggunakan panas sebagai pemisah atau “ separating agent “. Jika larutan yang terdiri dari dua buah komponen yang cukup mudah menguap, maka fase uap yang terbentuk akan mengandung komponen yang lebih menguap dalam jumlah yang ralatif lebih banyak dibandingkan dengan fase cair ( Lucas: 1949 ).
Minyak atsiri adalah zat cair yang mudah menguap, bercampur dengan senyawa padat yang berbeda dalam hal komposisi dan titik cairnya.
Berdasarkan sifat tersebut diatas minyak atsiri bisa dibuat dengan beberapa cara, yaitu penyulingan, ekstraksi dengan pelarut menguap (solvent ectraction), ekstraksi dengan lemak dingin enfleurasi, ekstraksi dengan lemak panas (maserasi) dan pressing. Secara umum metode pengambilan minyak atsiri dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu, cara mekanik dan cara fisika kimia ( Guenther , 1990 )
Distilasi termasuk ke dalam fisika kimia. Prinsipnya, distilasi merupakan suatu proses pemisahan komponen – komponen suatu campuran terdiri atas 2 cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap atau berdasarkan titik didih komponen – komponen senyawa tersebut. Pada dasarnya terdapat 2 jenis penyulingan yaitu
a. Fraksinasib. Hidrodestilasi : Penyulingan suatu campuran yang berwujud cair yang tidak
saling bercampur hingga membentuk 2 fase atau 2 lapisan( Lucas: 1949 )
IV. Prinsip Kerja
Hidrodistilasi adalah penyulingan suatu campuran yang berwujud cairan yang tidak saling bercampur hingga membentuk 2 fase. Proses ini dilakukan dengan bantuan air maupun uap air. Hidrodestilasi memisahkan minyak atsiri dari tanaman aromatic dengan jalan memasukannya ke dalam ketel penyuling, kemudian ditambahkan sejumlah air dan dididihkan, atau uap panas dialirkan kedalam alat penyuling tersebut. Campuran uap yang terdiri dari uap air dan uap minyak selnjutnya akan mengalir menuju kondensor untuk dicairkan kembali dengan system pendingin dari luar. Kondesat yang keluar dari kondensor ditampung di dalam tabung pemisah (decanter) agar terjadi pemisahan (dekantasi) antara minyak atsiri dan air suling.
V. Alat dan Bahan
V.1 Alat- Pisau- Labu Alas- Mantel Pemanas- Alat Destilasi
V.2 Bahan- Kulit Jeruk
- Aquades
- MgSO4
- Batu Didih
VI. Cara Kerja
VI.1 Skema Kerja
Dipotong kecil – kecil Disiapkan set alat distilasi Dimasukan 25 – 50 gram kedalam labu alas Ditambah aquades Ditambah batu didih Dipasang labu pada alat destilasi Dipanaskan Dibiarkan distilat beberapa saat Dipisahkan antara minyak atsiri dari air dan ditambah
magnesium sulfat Didekantasi Diamati baud an warnanya
Kulit Jeruk
Minyak Atsiri
6.2 Prosedur Kerja
1. Potong – potong sampel yang sudah bersih dan kering2. Persiapkan set alat distilasi3. Masukan 25-50 gram sampel kedalam labu alas bulat 250 ml. Penuhi
labu dengan aquades hingga setengah volume total labu. Tambahkan batu didih
4. Pasang kembali labu pada set up alat destilasi. Panaskan labu dengan mantel pemanas secara perlahan – lahan. Hentikan distilasi jika sudah diperoleh distilat sebanyak 100 ml atau telah dipanaskan selama 1 – 1,5 jam
5. Catat volume distilat yang diperoleh. Biarkan distilat beberapa saat hingga nantinya diperoleh dua fase (aquades fase dan organic fase). Pisahkan minyak atsiri dari air yang ada dalam campuran distilat. Lalu tambahkan sedikit magnesium sulfat pada distilat minyak atsiri. Peroleh minyak atsiri dengan cara dekantasi
6. Hitung rendemen minyak atsiri yang diperoleh
IV. Waktu Yang Dibutuhkan
Persiapan alat dan bahan : ± 25 menit
Destilasi : ± 120 menit
Lain-lain : ± 15 menit
VII. Data dan Perhitungan
Berat sampel : 100 gram
Berat hasil : -
Volume hasil : -
Bentuk residu : cair
Warna residu : -
Bau residu : aroma jeruk
*Rendemen hasil : berat hasil
berat sampel x 100%
:0
100 x 100%
: 0 gram*
*NB: Percobaan gagal
VIII. Hasil
Pada praktikum kali ini, sampel yang digunakan adalah kulit jeruk yang dipotong kecil-
kecil. Potongan-potongan kulit jeruk tersebut kemudian dilakukan destilasi dengan menggunakan
pelarut berupa air (H2O) dengan set alat destilasi. Berdasarkan literature, minyak atsiri hasil
destilasi (penyulingan) menggunakan uap mengandung 57 jenis komponen kimia. Yang utama
dan yang terpenting adalah sitronelal dengan jumlah 81,49% ; sitronelol 8,22% ; linalol 3,69% ;
dan geraniol 0,31%. Komponen lainnya ada dalam jumlah yang sedikit. Minyak atsiri yang
dihasilkan adalah yang range warnanya dari tidak berwarna sampai kehijauan (tergantung cara
destilasi). Namun pada kenyataannya, hasil destilasi yang dilakukan setelah kurang lebih sekitar
satu jam tidak berhasil ditemukan rendemen hasil yang diharapkan (minyak atsiri). Residu hanya
mengandung/ mengeluarkan aroma khas dari jeruk itu sendiri. Sedangkan rendemen minyak
atsiri yang diininkan tidak dapat ditemukan.
Kegagalan tersebut dapat diakibatkan oleh beberapa hal. Salah satunya adalah kurangnya
waktu yang diperlukan saat destilasi. Mengingat sampel hanya dipotong (tidak dihaluskan)
sehingga luas permukaan akan semakin sempit dan menyulitkan minyak atsiri yang terkandung
dalam sel kulit jeruk belum teruapkan dengan sempurna.
gbr. Set alat destilas
IX. Pembahasan Hasil
Ekstraksi dengan menggunakan sampel kulit jeru, pada dasarnya akan menghasilkan
minyak atsiri yng dari tidak berwarna (bening) sampai kehijauan (tergantung cara destilasi),
minyak atsiri berbau harum mirip bau kulit jeruk. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk
mengetahui jenis teknologi proses yang sesuai atau untuk mengidentifikasi komponen flavor
dominan yang terdapat pada minyak daun jeruk (Widiawati: 2002).
Hasil destilasi minyak atsiri pada kulit jeruk memiliki komonen utama adalah sitronelal
(81,49%), sitronelal (8,22%), linalool (3,69%) dan genaliol (0,31%). Berikut ini adalah reaksi
kimia / rumus struktur molekul dari ketiga senyawa tersebut:
struktur senyawa linalool
Berdasarkan literature diatas, seharusnya kandungan minyak atsiri pada kulit jeruk purut
sangatlah tinggi. Namun dari hasil yang diperoleh dari percobaan, tidak dapat ditemukan hasil
minyak atsiri sepaerti yang diharapkan. Destilasi yang dilakukan memerlukan waktu sekitar satu
jam sepertinya kurang cukup untuk mendapatkan destilat yang mengandung minyak atsiri.
Faktor kurangnya waktu inilah yang mungkin memberi pengaruh dalam pendapatan hasil
rendemen minyak atsiri. Selain keadaan waktu yang memang kurang memenuhi dalam
percobaan destilasi yang sebenarnya, kondisi luas permukaan sampel yang hanya dipotong kecil-
kecil tersebut juga menjadi kendala dalam keluarnya destilat berupa minyak atsiri. Alangkah
lebih baiknya jika sebelum digunakan dalam percobaan, sampel dihaluskan untuk maksud
memperluas luas permukaan sampel. Dengan perlakuan tersebut, kemungkinan destilat berupa
minyak atsiri akan bisa lebih mudah keluar dari sel sampel.
Pada dasarnya, kulit jeruk diasumsikan selain memiliki kandungan minyak atsiri yang
cukup banyak, dalam kulit jeruk juga didug memiliki kandungan manfaat yang cukup banyak
bagi kehidupan (Lucas: 1949).
Kulit jeruk sering digunakan dalam pengobatan alternative herbal, influenza, kulit
bersisik dan mengelupas, mewangikan rambut kepala dan ada pula yang diunakan untuk member
aroma jeruk segar pada masakan tradisional, kue, atau minuman. Dilihat dari kandungan
kimianya, komponen utama dari minyak ini adalah senyawa sitrat menyerupai minyak sereh
dapur / lemon grass oil. Flavor kulit jeruk agak berbeda dengan flavor minyak sereh dapur.
Minyak dari kulit jeruk lebih segar serta memiliki strutur yang lebih lembut bila dibandingkan
dengan minyak sereh dapur. Sehingga minyak ini biasa digunakan dalam pengolahan makanan
sedangkan miyak sereh digunakan sebagai formula parfum (Gunawan: 2004).
X. Kesimpulan
Penyulingan minyak atsiri dilakukan dengan cara destilasi.
Pemilihan sampel dan ketepatan prosedur kerja dapat mempengaruhi hasil dari
penyulingan minyak atsiri.
Pada umumnya, minyak atsiri pada kulit jeruk mengandung sitronelal, linalool dan
sitronelol.
Kandungan senyawa selain sitrinelal, linalool dan sitronelol pada kulit jeruk relative ada
pada jumlah yang cukup sedikit.
XI. Referensi
Anna, Poedjiati. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.
Gunawan, D. S. Mulyani. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Jakarta: Penebar
Swadaya.
Lucas, Howard, J. David, Pressman. 1949. Principles and Practice in Organic Chemistry.
New York: John Willey and son’s.
Widiawati, A. 2007. Pemanfaatan Kulit Jeruk. Surabaya: JIPTUPTTN.
XII. Saran
Bimbingan / pengarahan dari asisten harap diintensifkan lagi mengingat masih banyak
yang belum diketahui tentang praktikum oleh para praktikan.
XIII. Nama Praktikan
1. Qoyyimah Yuliani (111810401001)
2. Estu Nur Hare Latul S. (111810401002)
3. Yuvi Yuandrita (111810401003)
4. Susyatin Umul Amanah (111810401004)
5. Izzay Afkarina (111810401005)