laporan kelompok 5

26
TRIGGER 3 Ny.K, 49 th GoPoooAbooo datang ke RS dengan keluhan nyeri panggul serta adanya benjolan sebesar buah kelapa di perut sejak 2 tahun yang lalu, perdarahan terjadi lebih banyak dan lebih lama selama haid sejak 6 bula yang lalu dan kostipasi saat BAB. Sampai saat ini setelah menikah selama 30 tahunklien belum mempunyai anak. Iwayat menstruasi tidak teratur. Keadaan umum lemah . hasil pemeriksaan fisik : teraba massa abdomen (+), dan nyeri tekan (+), konjungtiva anemis, HB: 8 gr/dl, TD : 100/70 mmHg, N : 100x/menit, RR : 22x/mnit, suhu 37 0 C. Hasil USG : terdapat massa intrauterine dengan ukuran 20x25 cm. Encana terapi akan dilakukan tindakan miomektomi sehinga klien merasa takut dan khawatir denan kondisinya. SLO 1) Definisi 2) Klasifikasi 3) Epidemiologi 4) Etiologi 5) Faktor risiko 6) Patofisiologi 7) Manifestasi klinis 8) Pemeriksaan diagnostik 9) Penatalaksanaan 10) Komplikasi

Upload: arumdesipratiwi

Post on 22-Dec-2015

239 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BLOK MATERNITAS

TRANSCRIPT

TRIGGER 3

Ny.K, 49 th GoPoooAbooo datang ke RS dengan keluhan nyeri panggul serta adanya benjolan

sebesar buah kelapa di perut sejak 2 tahun yang lalu, perdarahan terjadi lebih banyak dan

lebih lama selama haid sejak 6 bula yang lalu dan kostipasi saat BAB. Sampai saat ini setelah

menikah selama 30 tahunklien belum mempunyai anak. Iwayat menstruasi tidak teratur.

Keadaan umum lemah . hasil pemeriksaan fisik : teraba massa abdomen (+), dan nyeri tekan

(+), konjungtiva anemis, HB: 8 gr/dl, TD : 100/70 mmHg, N : 100x/menit, RR : 22x/mnit, suhu

370C. Hasil USG : terdapat massa intrauterine dengan ukuran 20x25 cm. Encana terapi akan

dilakukan tindakan miomektomi sehinga klien merasa takut dan khawatir denan kondisinya.

SLO

1) Definisi

2) Klasifikasi

3) Epidemiologi

4) Etiologi

5) Faktor risiko

6) Patofisiologi

7) Manifestasi klinis

8) Pemeriksaan diagnostik

9) Penatalaksanaan

10) Komplikasi

11) Asuhan keperawatan

1. DEFINISI

Myoma uteri atau fibroid, atau yang dikenal dengan sebutan miom, adalah tumor jinak

yang berasal dari rahim, yang biasanya berbentuk bulat atau lonjong disertai jaringan ikatnya

(www. Infomedika. htm, 2004).

Leiomyoma uteri (atau fibroid) merupakan tumor jinak yang berasal dari pertumbuhan sel

otot polos dan jaringan penghubung di uterus. Secara histologis terdapat proliferasi

monoklonal dari sel otot polos.

Mioma uteri biasa juga disebut leiomioma uteri, fibroma uteri, fibroleiomioma, mioma

fibroid atau mioma simpel. Mioma terdiri atas serabut- serabut otot polos yang diselingi

dengan jaringan ikat dan dikelilingi kapsul yang tipis. Tumor ini dapat berasal dari setiap bagian

duktus muller, tetapi paling sering terjadi pada miomatreium.

2. KLASIFIKASI

Mioma uteri pada daerah korpus, sesuai dengan lokasinya dibagi menjadi empat jenis yaitu :

Mioma Uteri Subserosa

Lokasi tumor di subserosa korpus uteri dapat hanya sebagai tonjolan saja, dapat pula

sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui tangkai. Pertumbuhan ke

arah lateral dapat berada di dalam ligamentum latum dan disebut sebagai mioma

intraligamenter. Mioma yang cukup besar akan mengisi rongga peritoneal sebagai

suatu massa. Perlengketan dengan usus, omentum atau mesenterium di sekitarnya

menyebabkan sistem peredaran darah diambil alih dari tangkai ke omentum.

Akibatnya tangkai makin mengecil dan terputus, sehingga mioma akan terlepas dari

uterus sebagai massa tumor yang bebas dalam rongga peritoneum. Mioma jenis ini

dikenal sebagai jenis parasitik.

Mioma Uteri Intramural

Disebut juga sebagai mioma intraepitelial. Biasanya multipel apabila masih kecil tidak

merubah bentuk uterus, tetapi bila besar akan menyebabkan uterus berbenjol-benjol,

uterus bertambah besar dan berubah bentuknya. Mioma sering tidak memberikan

gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya massa tumor di daerah

perut sebelah bawah. Kadang kala tumor tumbuh sebagai mioma subserosa dan

kadang-kadang sebagai mioma submukosa. Di dalam otot rahim dapat besar, padat

(jaringan ikat dominan), lunak (jaringan otot rahim dominan).

Mioma Uteri Submukosa

Terletak di bawah endometrium. Dapat pula bertangkai maupun tidak. Mioma

bertangkai dapat menonjol melalui kanalis servikalis, dan pada keadaan ini mudah

terjadi torsi atau infeksi. Tumor ini memperluas permukaan ruangan rahim.

Dari sudut klinik mioma uteri submukosa mempunyai arti yang lebih penting

dibandingkan dengan jenis yang lain. Pada mioma uteri subserosa ataupun intramural

walaupun ditemukan cukup besar tetapi sering kali memberikan keluhan yang tidak

berarti. Sebaliknya pada jenis submukosa walaupun hanya kecil selalu memberikan

keluhan perdarahan melalui vagina. Perdarahan sulit untuk dihentikan sehingga

sebagai terapinya dilakukan histerektomi.

Mioma intraligamenter

Mioma subserosa yang tumbuh menempel pada jatingan lain, misalnya ke ligamentum

atau omentum dan kemudian membebaskan diri dari uterus sehingga disebut

mondering/parasite fibroid. Jarang sekali ditemukan satu macam mioma saja dalam

satu uterus. Bentuk seperti kumparan konde

Jenis mioma lain :

Mioma gaburt

Tumor yang dapat kelar dari rongga rahim ke vagina, dikenal dengan nama mioma

gaburt, atau mioma yang dilahirkan yang mudah mengalami infeksi, ulserasi, dan

infark. Pada beberapa kasus penderita akan mengalami anemia dan sepsis karena

proses tersebut.

Mioma pedunkulata

Fibroid yang tumbuh pada batang kecil yang menghubungkan mereka ke dalam

dinding dalam atau luar rahim.

3. EPIDEMIOLOGI

Mioma uteri belum pernah dilaporkan terjadi pada wanita sebelum menarche,

setelah menopouse hanya kira-kira 10% mioma yang masih tumbuh. Penelitian di

Amerika Serikat yang pernah dilakukan Scwartz menunjukkan angkakejadian mioma

uteri adalah 2-12,8 orang per 1000 wanita tiap tahunnya. Angka kejadian mioma uteri

3-9x lebih tinggi pada wanita kulit berwarna hitam dibanding kulit putih diIndonesia

mioma uteri ditemukan pada 2,4%-11,7% dai semua penderita ginekologi yang

dirawat. Berdasarkan otopsi Novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun

mempunyai sarang mioma, pada wanita berkulit hitam ditemukan paling banyak.

Mioma terjadi pada kira-kira 5% wanita selama masa reproduksi. Tumor ini

tumbuh dengan lambat dan mungkin baru dideteksi secara klinis pada usia dekade

keempat. Mioma lebih sering terjadi pada pasien nuliipara atau wanita yang hanya

mempunyai satu anak.

Mioma uteri terjadi pada 20%-25% perempuan di usia reproduktif , tetapi oleh

faktor yang tidak diketahui secara pasti. Faktor keturunan memegang peran dalam

angka kejadian mioma uteri. Wanita dari garis keturunan tingkat pertama seorang

penderita mioma uteri mepunyai resiko 2.5x lebih besar menderita mioma uteri

Dari penelitian yang dilakukan oleh Ran Ok et.al di St.Benedict Hospital Korea yang

dilakukan terhadap 815 kasus mioma uteri diketahui bahwa kasus mioma uteri

terbanyak pada penderita mioma uteri adalah perdarahan pervaginam abnormal

(44,1%) kadar hemoglobin (Hb) rata-rta penderita mioma uteri adalah 1092 gr% dan

37,6% diantaranya dilakukan transfusi darah.

Sejak tahun 1946 Goodman, melaporkan terapi medikamentosa dengan

pemeberian hormon progesteron pada 7 wanita dengan mioma uteri, menyebabkan

pengecilan ukuran mioma uteri. Filicori dan rekan-rekan tahun 1983 melaporkan

bahwa pemakaian analog GnRH, untuk mengecilkan mioma uteri.

4. ETIOLOGI

Penyebab mioma uteri belum diketahui, namun ada 2 teori :

1. Teori stimulasi

Berpendapat bahwa estrogen sebagai faktor etiologi, mengingat bahwa :

Mioma uteri seringkali tumbuh lebih cepat pada massa hamil

Neoplasma ini tidak pernah ditemukan sebelum menarche

Mioma uteri biasanya mengalami atrofi sesudah menopouse

Hiperplasia endometrium sering ditemukan bersama dengan mioma uteri

2. Teori cellnest/genitoblast

Terjadinya mioma uteri itu bergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada

sel nest yang selanjutnya dapat dirangsang terus-menerus oleh estrogen

Apapun asalnya, tumor mulai dari benih-benih multiple yang sangat kecil dan teratur

pada miometrium. Benih-benih ini tumbuh sangat lambat tetapi progresif(bertahun-

tahun) di bawah pengaruh estrogen dan faktor-faktor yang lain. Dipercaya bahwa

mioma merupakan sebuah tumor monoklonal yang dihasilkan dari mutasi somatik

dari sebuah sel neoplastik tunggal.sel-sel tumor mempunyai abnormalitas kromoson,

khususnya pada kromosom lengan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

tumor:

a. Estrogen

Mioma uteri yang dijumpai setelah menarke, seringkali terdapat pertumbuhan

tumor yang cepat selama kehamilan dan terapi estrogen eksogen. Mioma uteri

akan mengecil pada saat menopouse dan pengangkatan ovarium. Mioma uteri

banyak ditemukan bersamaan dengan anovulasi ovarium dan wanita dengan

sterilitas. Aktivitas enzim hidroksidrogenase yang mengubah estradida/estrogen

kuat menjadi estrogen/estrogen lemah brkurang pada jaringan miomatosus, yang

juga mempunyai reseptor estrogen lebih banyak dibandingkan dengan

miometrium normal.

b. Progesteron

Mempunyai antagonis estrogen, menghambat pertumbuhan tumor dengan 2 cara

mengaktifkan 17B hidroksidesidrogenase dan menurunkan jumlah reseptor

estrogen pada tumor

c. Hormon pertumbuhan

Pertumbuhan yang cepat dari leiomioma selama kehamilan mungkin merupakan

hasil dan aksi sinergistik antara HPL dan estrogen

5. FAKTOR RISIKO

1) Umur

Kebanyakan wanita mulai terdianosis mioma uteri pada usia 40 tahun

2) Menarche dini

Menarche dini <20 tahun meningkatkan resiko kejadian mioma uteri 1,24 kali

3) Ras

Darihasil penelitian didapatan bahwa wanita keturunan Afrika-amerika emiliki

resiko 2,9 kali lebihbesar dibanding wanita kaukasia

4) Riwayat keluarga

Jika memiliki riwayat keturunan yang menderita mioma uteri, akan

meningkatkan resiko 2, kali lebih besar

5) Kehamilan

Semakn besar jumlah peritas, maka menurunkan angka kejdian mioma uteri

6) Makanan

Daging sapi, daging setengah matang, dan daging babi meningkatkan insiden

mioma uteri. Namun sayuran hijau menurunkan insiden mioma uteri

7) Kebiasaan merokok

Merokok apat mengurangi insiden ioma uteri karena menghambt enzim

aromatase (menghambat pembentukan androgen menjadi estrogen) oleh

nikotin

6. PATOFISIOLOGI

Wanita nuliparitas, kurang subur

Faktor genetik, ras, paritas, dan beberapa faktor risiko lainnya

Reseptor estrogen lebih banyak

Meningkatkan risiko perkembangan fibroid

MYOMA UTERI

Mioma subserosa Mioma intramural Mioma submukosa

Pembesaran massa

Tindakan operasi

ansietas

Penekanan organ sekitar

rektum Vesika urinaria

Perub.pola eliminasi defekasi

Perub.pola eliminasi urin

konstipasi Retensi urinMenekan syaraf

sekitar uterus

Nyeri akut

> 6 bulan Nyeri kronis

Perdarahan berat saat menstruasi

HB turun

Anemia

Risiko syok

ansietas

7. MANIFESTASI KLINIS

Hampir seluruh kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan pelvic

rutin. Pada penderita memang tidak mempunyai keluhan apa-apa dan tidak sadar bahwa

mereka sedang mengandung satu tumor dalam uterus. Gejala klinik terjadi hanya pada sekitar

35%-50% dari penderita.

1. Perdarahan abnormal (30%)

Bentuk perdarahan yang ditemukan berupa : menoragi, metroragi dan

hipermenorrhea. Perdarahan dapat menyebabkan anemia defisiensi Fe. Perdarahan

abnormal ini dapat dijelaskan oleh karena bertambahnya area permukaan dari

endimetrium yang menyebabkan gangguan kontraksi otot rahim, distensi dan kongesti

dari pembuluh darah disekitarnya dan ulserasi dari lapian endometrium.

2. Penekanan rahim yang membesar

Terasa berat di abdomen bagian bawah

Gejala traktus urinarius : urine frequency, retensi urin, obstruksi ureter dan

hidronefrosis

Gejala intestinal : konstipasi dan obstruksi intestinal

Terasa nyeri karena tertekannya saraf

3. Nyeri, dapat disebabkan oleh :

Penekanan saraf (plexus utero vaginalis)

Torsi bertangkai

Submukosa mioma terlahir

Infeksi pada mioma

4. Infertilitas

Akibat penekanan saluran tuba oleh mioma yang berlokasi di cornu. Perdarahan

kontinyu pada pasien dengan mioma submukosa dapat menghalangi implantasi,

terdapat peningkatan insiden aborsi dan kelahiran prematur pada pasien dengan

mioma intramural dan submukosa.

5. Kongesti vena

Disebabkan oleh kompresi tumor yang menyebabkan edema ekstremitas bawah,

hemorrhoid nyeri dan dyspareunia.

6. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan

8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a. Pemeriksaan laboratorium

Akibat yang terjadi pada mioma uteri adalah anemia akibat perdarahan uterus yang

berlebihan dan kekurangan zat besi. Pemeriksaaan laboratorium yang perlu dilakukan

adalah Darah Lengkap (DL) terutama untuk mencari kadar Hb. Pemeriksaaan lab lain

disesuaikan dengan keluhan pasien.

b. Pemeriksaaan dengan USG akan didapat massa padat dan homogen pada uterus.

Mioma uteri berukuran besar terlihat sebagai massa pada abdomen bawah dan pelvis

dan kadang terlihat tumor dengan kalsifikasi.

c. Histerosalfingografi digunakan untuk mendeteksi mioma uteri yang tumbuh ke arah

kavum uteri pada pasien infertil.

d. MRI lebih akurat untuk menentukan lokasi, ukuran, jumlah mioma uteri, namun biaya

pemeriksaan lebih mahal.

e. PA ( Patologi Anatomi )

Seperti biopsi : pengambilan sebagian kecil jaringan tubuh untuk mendeteksi kanker.

f. Vaginal Toucher : didapatkan perdarahan pervaginam, teraba massa, konsistensi dan

ukurannya.

g. Sitologi : menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma tersebut.

h. Rontgen : untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang dapat menghambat

tindakan operasi.

i. ECG : mendeteksi kelainan yang mungkin terjadi, yang dapat mempengaruhi tindakan

operasi.

j. Histeroskopi

Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya mioma uteri submukosa, jika tumornya

kecil serta bertangkai. Tumor tersebut sekaligus dapat diangkat.

k. Foto BNO/IVP pemeriksaan ini penting untuk menilai massa dirongga pelvis serta

menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter.

l. Laparoskopi untuk mengevaluasi massa pada pelvis.

9. PENATALAKSANAAN

Tatalaksana untuk leiomyoma bergantung kepada penilaian risk-benefit. Seringkali

leiomyoma tidak perlu ditatalaksana, cukup dengan diobservasi dan diharapkan akan regresi

setelah menopause. Namun bila ukuran leiomyma cukup besar, pertumbuhan cepat dan

menimbulkan gejala yang signifikan, maka diperlukan sejumlah langkah terapi. Hal ini

bergantung kepada beratnya gejala, adanya gejala tambahan, usia dan fertilitas.

A. Penatalaksanaan konservatif dan pemeriksaan periodik

55% dan semua mioma tiak membutuhkan suatupengobata dalam bentuk apapun,

terutama bila :

Tanpa keluhan

Menjelang menopouse

Besar mioma <12 minggu kehamilan

Walaupun demikian, mioma uteri memerlukan pengamatan setiap 3-6 bulan. Apabila

terlihat perubahan berbahaya mak lakukan tindakan segera

Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan

Monitor HB, zat besi

Pengunaan agonis GnRH untuk meregulasi gonadotropin yang dihasilkan

hipofisis anterior yag berefek pada hilangnya fungsi ovarium, menopause

reversble dan 70% mengalami reduksi uterusdariukurannya. Tidak ada resiko

agonis GnRH jangka panjang dan kemungkinan rekurensi mioma

Agonis GnRH adalah terapi yang baik untuk manajemen medis menyebabkan

amenore dan pengurangan ukuran tumor dengan cepat. Namun manfaat dari

agonis GnRH diukur oleh efek samping yng signifikan

B. penatalaksanaan pembedahan

1) Histeroktomi, yaitu pengangkatan uterus secara menyeluruh. Merupakan

terapi permanen untuk leiomyoma, namun memerlukan bedah mayor serta

laparoskopi abdomen dan vagina

2) Myomektomi, yaitu pengangkatan leiomyoma dan memeliharan uterus. Terapi

ini terutama untuk wanita yang masih ingin memiliki anak. Namun dibanding

histeroktomi risikonya lebih besar karena memerlukan waktu pemulihan lebih

panjang serta perdarahan dan infeksi.

Jenis-jenis miomektomy :

a) Abdominal miomektomy

Jika terdapat fibroid yang sangat besar/sangatdalam maka dilaukan

pembedahan perut terbuka untuk menghapus fibroid

b) Laparoskopi atau robotic miomektomy

Jika fibroid kecil dan sedikit jumlahnya. Instrumen kecil dan ramping

dimasukkan melalui sayatan kecil di perut dan dokter bedah akan

memonitor jarak jauh melalui kamera kecil yang menempel pada salah

satu instrumen

c) Histeroscopic miomektomy

7jika fibroid terdapat pada bagian dalam rahim (submukosa). Sebuah

instrumen panjang dan ramping ( histeroscopic) dilewatkan melalui

vagina atau leher rahim ke dalam rahim sehingga pengangkatan

fibroid melalui suatu teropong khusus dan sebaikyadilakukan oleh

dokter ahli

3) Embolisasi, yaitu menggunakan kateter dan biji plastik yang dimasukkan ke

arteriol kecil pada leiomyoma. Sehingga terjadi penurunan aliran darah,

iskemia dan nekrosis tumor. Terapi ini berhasil bila dikerjakan di sejumlah

pusat kesehatan, namun berisiko terjadinya kegawatdaruratan.

10. KOMPLIKASI

a. Degenerasi ganas

Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma hanya 0.32-0.6 %dari seluruh mioma

50-75% dari sarcoma uterus

Baru ditemukan pada pemeriksaan histologi uterus yang telah diangkat

Dicurigai keganasan apabila cepat membesar dala menopause

b. Torsi (putaran tangkai)

Bila sarang mioma mengalami torsi akan menyebabkan gangguan sirkulasi akut

yang mana akan menyebabkan nekrosis dan akan menjadi sindrom abdomen

akut

Torsi yang terjadi pelan-pelan tidak menyebabkan gangguan akut

c. Nekrosis & infeksi akan menyebabkan gangguan sirkulasi darah

d. Mengurangi wanita untuk hamil, terutama untuk mioma uteri submukosum

e. Kemungkinan abortus bertambah

f. Kelainan letak janin dalam rahim,terutama pada mioma yang besar dan letak

subsersus

g. Menghalangi jalan lahir, terutama jika di serviks

h. Mersia uteri & atonia uter, terutama jika letaknya di dalam dinding rahim/banyak

mioma

i. Mempersulit lepasnya plasenta, terutama jika mioma submukus & intramural

Menurut Manuaba (2007), kehamilan dan persalinan juga dapat berdampak pada mioma

uteri yaitu

I. Tumor lebih cepat tumbuh akibat hipertrofi & edema, terutama daalam bulan

pertama (mungkin pengaruh hormonal), setelah kehamilan 4 bulan tumor tidak

bertambah besar lagi

II. Lebih lunak dalam kehamilan, dapat berubah bentuk, mudah terjadi gangguan

sirkulasi

III. Nekrosis abdomen akut

11. ASUHAN KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN

a. Identitas klien

Nama : Ny. K

Usia : 49 tahun

Jenis kelamin : perempuan

Sumber informasi : klien

b. Status kesehatan saat ini

Keluhan utama : klien dating ke Rumah sakit dengan keluhan nyeri panggul serta

adanya benjolan sebesar buah kelapa di perut

Lama keluhan : 2 tahun

Diagnose medis : mioma uteri

c. Riwayat kesehatan saat ini

Perdarahan terjadi lebih banyak dan lebih lama selama haid sejak 6 bulan yang

lalu, dan konstipasi saat BAB. Sampai saat ini, setelah menikah selama 30 tahun

klien belum mempunyai anak.

d. Riwayat pernikahan

Menikah satu kali selama 30 tahun

e. Riwayat fertilitas

Selama 30 tahun setelah menikah, klien belum mempnyai anak

f. Riwayat obstetri

Belum mempunyai anak hingga usia pernikahan 30 tahun

g. Riwayat haid

Menarche : -

Lama menstruasi : -

Siklus menstrasi : tidak teratur

h. Riwayat perkawinan :

i. Riwayat keluarga berencana :

j. Pola eliminasi

Terjadi konstipasi

k. Pemeriksaan fisik

Kesadaran umum : lemah, konjungtiva anemis

TTV : TD = 100/70 mmHg, N = 100 x/mnt, RR = 22 x/mnt, T=37o c

Terasa masa abdomen (+)

Nyeri tekan (+)

l. Pemeriksaan penunjang

USG = terdapat masa intrauterine dengan ukuran 20 x 25 cm

m. Terapi

Tindakan miomektomi sehingga klien merasa takut khawatir dengan kondisinya

1. Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah

Keperawatan

1. Ds :

- Nyeri panggul

serta ada benjolan

sebesar buah

kelapa diperut

sejak 2 tahun yang

lalu

Do :

- Teraba massa

abdomen (+)

- Hasil USG :

terdapat massa

intrauterine

Etiologi

Reseptor estrogen lebih

banyak

Sel imatur uterus

Tumor fibromatosa

Mioma uteri

Pertumbuhan massa

Nyeri

dengan ukuran

20x25 cm

- TD : 100/70 mmHg

- Nadi : 100x/menit

- RR : 22x/menit

Menekan organ sekitar

Nyeri

2. Ds :

- Keadaan umum

lemah

Do :

- Nyeri tekan (+)

- Teraba massa

abdomen (+)

- USG : terdapat

massa intrauterine

dengan ukuran

20x25 cm

Mioma uteri

Pertumbuhan massa

Penekanan organ sekitar

Rectum

Pola eliminasi

Konstipasi

Konstipasi

3. Ds :

- Perdarahan terjadi

lebih banyak dan

lebih lama selama

haid

Do :

- Konjungtiva

anemis

- Hb : 8 gr/dl

- TD : 100/70 mmHg

- Nadi : 100x/menit

- RR : 22x/menit

- Suhu : 370 c

- Keadaan umum

lemah

Etiologi

Reseptor estrogen lebih

banyak

Sel imatur uterus

Tumor fibromatosa

Mioma uteri

Perdarahan pervaginam

Hb menurun

Resiko syok

Anemia

Resiko syok

4. Ds :

- Klien merasa takut

dan khawatir

dengan kondisinya

- Ny. K, 46 tahun

- G0P000Ab000

Do :

- Teraba massa

abdomen (+)

- Nyeri tekan (+)

- TD : 100/70 mmHg

- Nadi : 100x/menit

- RR : 22x/menit

- Suhu : 370C

- Keadaan umum

lemah

Sel imatur uterus

Tumor fibromatosa

Mioma uteri

kurangnya info mengenai

penyakit dan tindakan

operasi

Ansietas

Ansietas

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Nyeri kronis b.d ketunadayaan fisik kronis

2) Konstipasi b.d tumor

3) Risiko syok

4) Ansietas b.d perubahan status kesehatan

III. INTERVENSI KEPERAWATAN

1) Nyeri kronis b.d ketunadayaan fisik kronis

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam nyeri dapat berkurang

Kriteria hasil :

- Klien dapat mengeksresikan penuruna nyeri/ ketidaknyamanan

- Frekuensi nyeri dan lamanya episode nyeri dilaporkan menengah/ ringan

- Klien tampak rileks

Intervensi Rasional

1. Kaji keluhan nyeri, perhatikan

lokasi, lamanya dan intensitas,

perhatikan petunjuk herbal

dan non herbal

2. Bantu klien untuk menemukan

posisi nyaman

3. Tekan/ sokong dada saat

latihan batuk/ napas dalam

Kolaborasi :

4. Berikan analgesik sesuai

indikasi

5. Berikan pendidikan pada klien

bahwa pengurangan nyeri

tidak hilang secara total

6. Lakukan tindakan

pembedahan terkait dengan

benjolan sebesar buah kelapa

1. Memebantu mengidentifikasi

derajat ketidaknyamanan dan

kebutuhan untuk

ketidakefektifan analgesik

jumlah jaringan, otot dan sistem

limfatik diangkat denagn

mempengaruhi jumlah nyeri

yang dialami

2. Peninggian perut, ukuran baju

dan adanya drain mempengaruhi

kemampuan klien untuk rileks

dan istirahat secara efektif

3. Memudahkan partisipasi pada

aktivitas tanpa timbul

ketidaknyamanan

4. Memberikan analgesik agar

nyeriberkurang/ hilang

5. Pengurangan bertahap dan tidak

akan hialng secara total

6. Tindakan pembedahan bisa

mengurangi beban/massa pada

abdomen klien sehingga nyeri

dapat berkurang

(miomektomi)

2) Konstipasi b.d tumor

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam, konstipasi hilang

Kriteria hasil :

- Pola eliminasi dalam rentang yang diharapkan

- Feses lembut dan berbentuk

- Mengeluarkan feses tanpa bantuan

Intervensi Rasional

1. Ajarkan pasien untuk

mengkonsumsi cairan dan serat

dengan adekuat

2. Anjurkan pasien untuk

meminta obat nyeri dan

sebelum defekasi untuk

memudahkan keluaran feses

tanpa nyeri

3. Kolaborasi dengan dokter

untuk memberikan bantuan

eliminasi seperti diat tinggi

serat, pelembut feses, enema

dan laksatif

1. Memberikan info pasien

tentang diet tinggi serat

menambah pengetahuan klien

2. Melaporkan kepada perawat

jika defekasi ada nyeri

3. Melancarkan defekasi klien

3) Resiko syok

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, syok

hipovolemik tdak terjadi

Kriteria hasil :

- Syok tidak terjadi

- HB kembali berangsung-angsung ke dalam batas normal

Intervensi Rasional

1. Pantau adanya perdarahan

lebih lanjut

2. Jangan melakukan pemeriksaan

dalam pada vagina dan

pengkajian rektum

3. Ajarkan pada klien dan

keluarga untuk melaporkan

perdarahan yang tidak biasanya

dengan segera

4. Kolaborasi pemberian

androgen

1. Mengurangi risiko syok lebih

lanjut pada klien

2. Pemeriksaan dalam pada vagina

dan rektum akan merangsang

teerjadinya perdarahan dan

mengurangi keefektifan

pemeriksaan

3. Pelaporan perdarahan dengan

segera akan mengurangi tingkat

4. Androgen merupakan senyawa

sintetis yang mirip testosteron,

dan dapat efektif menghentikan

perdarahan, mengembalikan

anemia, dan bahkan dapat

mengecilkan tumor

4) Ansietas b.d perubahan status kesehatan

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam, klien tidak tampak

cemas lagi

Kriterian hasil :

- Klien menyatakan rasa cemas berkurang

- Pengetahuan tentang penyakit klien bertambah

- Klien tampak rileks

- Klien kooperatif terhadap prosedur

Intervensi Rasional

1. Kaji ulang tingkat pemahaman

klien tentang penyakitnya

2. Dorong klien untuk

1. Mengetahui tingkat pegetahuan

klien terhadap penyakitnya

2. Untuk mengurangi rasa cemas

mengungkapkan pikiran dan

perasaannya

3. Berikan informasi tentang

penyakitnya, prognosis dan

pengobatan serta prosedur

secara jelas dan akurat

4. Minta klien untuk umpan balik

tentang apa yang telah

dijelaskan

5. Berikan kesempatan klien

untuk bertanya tentang hal-hal

yang belum jelas

klien terhadap penyakitnya

3. Mengurangi tingkat kecemasan

klien dan keluarga

4. Mengetahui pemahaman klien

tentang apa yang telah di

jelaskan (penyakitnya)

5. Klien bisa mengungkapkan

kecemasannya sehingga bisa

berkurang rasa cemasnya

REFERENSI

www.aafp.org (american academy of family physicians) diakses pada 18/09/2012

pukul 12.03

Mitayani, 2011.asuhan keperawatan maternitas.Jakarta : salemba medika

www.myoma.co.uk diakses pada 18/09/2012 pukul 08.14

Herdman, T.H.2012.nursing diagnosis definitions & classification 2012-2014. Oxford:

wiley-Blackwell

Smeltzer, Suzane.C.Brenda,G.bar.2002. buku ajar keperawatan medikal bedah

brunner&Suddarth volume 2. Jakarta : EGC

Wilkinson, Judith.M.2006. buku saku diagnosis keperawatan dengan intervensi NIC

dan kriteria hasil NOC. Jakarta : EGC