laporan ii

36
MEDIA PERTUMBUHAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua makhluk hidup membutuhkan nutrient untuk pertumbuhan dan reproduksinya. Nutrien merupakan bahan baku yang digunakan untuk membangun komponen- komponen seluler baru dan untuk menghasilkan energi yang cdibutuhkan dalam proses kehidupan sel. Untuk membutuhkan dan mengembangbiakkan mikroba diperlukan suatu substrat yang disebut medium. Sedangkan medium itu sendiri sebelum digunakaan harus dalam keadaan steril artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan agar mikroba dapat tumbuh dan berkembangbiak dengan baik di dalam medium, maka diperlukan syarat tertentu yang diantaranya bahwa didalam medium harus terkandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba kemudian susunan RISNA YULIANI AZAN CAHYADI

Upload: risyln

Post on 17-Jan-2016

232 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

MEDIA

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan II

MEDIA PERTUMBUHAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semua makhluk hidup membutuhkan nutrient untuk pertumbuhan dan

reproduksinya. Nutrien merupakan bahan baku yang digunakan untuk

membangun komponen-komponen seluler baru dan untuk menghasilkan

energi yang cdibutuhkan dalam proses kehidupan sel.

Untuk membutuhkan dan mengembangbiakkan mikroba diperlukan

suatu substrat yang disebut medium. Sedangkan medium itu sendiri sebelum

digunakaan harus dalam keadaan steril artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba

lain yang tidak diharapkan agar mikroba dapat tumbuh dan berkembangbiak

dengan baik di dalam medium, maka diperlukan syarat tertentu yang

diantaranya bahwa didalam medium harus terkandung semua unsur hara yang

diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba kemudian

susunan makanannya, tekanan osmosis, derajar, keasaman (pH), temperatur

sterilisasi.    

Perlu kita ketahui pembuatan media didasarkan pada fungsi, komposisi

media, dan konsistensinya sehingga dalam kultur atau media yang dibuat

dapat menumbuhkan mikroba dengan baik dan sesuai dengan baik dan sesuai

dengan yang diharapkan.

RISNA YULIANI AZAN CAHYADI

Page 2: Laporan II

MEDIA PERTUMBUHAN

Latar belakang praktikum pembuatan media adalah agar praktikan dapat

menambah pengetahuan mengenai cara pembuatan medium pertumbuhan

mikroba.

B. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat membuat media

pertumbuhan Nutrient Agar dan Potato Dextrose Agar.

C. Manfaat Praktikum

Manfaat praktikum ini adalah praktikan mengetahui dan memahami

macam-macam media yang dapat digunakan untuk pertumbuhan

mikroorganisme sehingaa dapat melakukan praktikum dengan baik.

RISNA YULIANI AZAN CAHYADI

Page 3: Laporan II

MEDIA PERTUMBUHAN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Mikrobiologi berasal dari kata Yunani: mikros= kecil atau renik, bio=

hidup atau kehidupan, dan logos= ilmu atau pikiran. Jadi mikrobiologi berarti

ilmu pengetahuan tentang makhluk hidup yang kecil atau jasad-jasad renik.

Istilah lain yang digunakan selain mahkluk hidup yang kecil atau renik ialah:

mikroorganisme, mikroba, asal kata: mikros= kecil, ba-bio= hidup. Jasad-

jasad renik yang demikian kecilnya itu tidak dapat dilihat dengan mata kita

sendiri. Kita baru dapat melihatnya setelah kita mempergunakan alat untuk

memperbesar benda yang kita lihat, yaitu menggunakan mikroskop (Adam,

1995).

Media adalah susunan bahan. (sperti tauge, kentang daging, telur, wortel

dan sebagainya) ataupun bahan buatan (berbentuk senyawa kimia, organic

ataupun anorganik) yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan

perkembangbiakan mikroba. Dengan media pertumbuhan maka dapat

dilakukan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga manipulasi

komposisi media pertumbuhannya.

RISNA YULIANI AZAN CAHYADI

Page 4: Laporan II

MEDIA PERTUMBUHAN

Dalam menganalisis mikrobiologi, penggunaan media sangat penting,

baik untuk isolasi diidentifikasi maupun differensial. Media juga digunakan

untuk membawa material dari tempat ke laboratorium. Media yang

dibutuhkan bagi pertumbuhan mikroba terdiri dari beberapa komponen

senyawa kimia sehingga dalam pembuatannya harus memenuhi beberapa

kaidah kimia (Fitri,dkk, 2014).

Media yang umum digunakan untuk kultur adalah media sintetik dan

alami. Media sintetik terdiri dari senyawa-senyawa kimia yang komposisi dan

jumlahnya telah ditentukan. Medium Basal Bold (MBB) merupakan media

sintetik yang umum digunakan dalam kultur mikroalga Chlorophyta.

Sedangkan media alami dibuat dari bahan-bahan alami, seperti air kelapa.

Media alami juga dapat diperoleh dari limbah pembuatan produk tertentu,

seperti limbah pengolahan produk kacang kedelai, limbah minuman teh,

limbah cair tahu dan tapioca (Prihantini et al., 2007).

Susunan dan kadar nutrisi suatu medium untuk pertumbuhan mikroba

harus seimbang agar mikroba dapat tumbuh optimal. Hal ini perlu

dikemukakan mengingat banyak senyawa yang menjadi zat penghambat atau

racun bagi mikroba jika kadarnya terlalu tinggi (misalnya garam dari asam

lemak, gula, dan sebagainya). Medium memerlukan kemasaman (pH) tertentu

tergantung pada jenis jasad yang ditumbuhkan. Aktivitas metabolisme

mikroba dapat mengubah pH, sehingga untuk mempertahankan pH medium

RISNA YULIANI AZAN CAHYADI

Page 5: Laporan II

MEDIA PERTUMBUHAN

ditambahkan bahan buffer. Beberapa komponen penyusun medium dapat juga

berfungsi sebagai buffer (Sumarsih,2003).

Media yang umum digunakan untuk menganalisis kapang pada produk

makanan termasuk yang diacu dalam metode SNI 2332.7.2009 (BSN, 2009)

adalah Potato Dextrose Agar (PDA). Masalah yang dihadapi dalam

penggunaan PDA sebagai media untuk menghitung jumlah kapang adalah

adanya pertumbuhan yang melebar pada jenis kapang tertentu hingga

memenuhi cawan petri dan menghambat pertumbuhan kapang lain.

Akibatnya, selain menyulitkan penghitungan koloni, jumlah yang terhitung

juga tidak akurat karena adanya koloni yang terhambat pertumbuhannya.

Kemungkinan lain yang menjadi penghambat pertumbuhan kapang dalam

pengkulturan adalah adanya persaingan dengan bakteri meski media yang

selektif untuk kapang telah digunakan. Pada awalnya, media pertumbuhan

untuk kapang yang umum digunakan adalah PDA yang diberi asam, akan

tetapi dewasa ini dikembangkan media dengan penambahan antibiotik yang

menyebabkan pH-nya lebih tinggi sehingga memungkinkan lebih banyak

jenis kapang yang tumbuh (Indriati et al., 2010).

Khamir tumbuha baik pada medium Malt Extract Agar (MEA) atau

Potato Dextrose Agar (PDA), sedangkan bakteri pada medium Nutrient Agar

(NA). Koloni-koloni khamir, seperti kapang, juga mempunyai warna-warni

yang sangat indah yaitu dapat berwarna putih, putih susu, merah jingga,

coklat muda, coklat tua (bila sudah tua), atau hitam (Gandjar,dkk, 2006).

RISNA YULIANI AZAN CAHYADI

Page 6: Laporan II

MEDIA PERTUMBUHAN

Proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan heksan, etil asetat dan

metanol, sedangkan dimetil sulfoksida (DMSO) digunakan sebagai pelarut

ekstrak. Media yang digunakan untuk uji difusi sumur adalah Nutrient Agar

(NA), Nutrient Broth (NB) dan Potato Dextrose Agar (PDA). Peralatan yang

digunakan adalah freeze drying, shaker, refluks, rotavapor, sonikator,

autoclave, cawan petri, jangka sorong, inkubator, tabung reaksi dan peralatan

gelas lainnya (Parhusip,dkk,2003).

B. Uraian Bahan

1. Agar (Ditjen POM Edisi III, 1979)

Nama resmi : Agar

Nama lain : Agar-agar

Pemerian : Tidak berbau atau bau lemah, berasa musilago

pada lidah

Kelarutan : Tidak larut dalam air dingin, dan larut dalam air

mendidih

Kegunaan : Sebagai bahan pemadat medium

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2. Pepton (Ditjen POM Edisi III, 1979)

Nama resmi : Pepton

Nama lain : Pepton

Pemerian : Serbuk, kuning kemerahan sampai coklat, bau khas

tidak busuk

Kelarutan : Larut dalam air, memberikan larutan berwarna

RISNA YULIANI AZAN CAHYADI

Page 7: Laporan II

MEDIA PERTUMBUHAN

coklat ke kuningan yang bereaksi asam.

3. Beef Extract (Ditjen POM Edisi IV, 1995)

Nama resmi : Beef extract

Nama lain : Kaldu nabati, kaldu hewani, ekstrak daging

Pemerian : Berbau dan berasa pada lidah. Kaldu daging sapi

konsentrat diperoleh dengan mengekstraksi daging

sapi segar tanpa lemak, dengn cara merebus dalam

air dan menguapkan kaldu pada suhu rendah dalam

hampa udara sampai terbentuk residu kental

berbentuk pasta. Massa berbentuk pasta, berwarna

coklat kekuningan sampai coklat tua, bau dan rasa

seperti daging, sedikit asam.

Kelarutan : Larut dalam air dingin

Kegunaan : Sumber protein untuk pertumbuhan

mikroorganisme

Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus

cahaya

4. Akuadest (Ditjen POM Edisi III, 1979)

Nama resmi : Akua destillata

Nama lain : Air suling

RM / BM : H2O / 18,02

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak

RISNA YULIANI AZAN CAHYADI

Page 8: Laporan II

MEDIA PERTUMBUHAN

berasa

Kegunaan : Sebagai sumber nutrien mikroba dan

pelarut medium

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

5. Dekstrosa (Ditjen POM Edisi IV, 1995)

Nama resmi : Dextrosum

Sinonim : Glukosa, dekstrosa

RM / BM : C6H12O6/180,16

Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk halus atau butiran

putih, tidak berbau, rasa manis

Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam

air mendidih, agak sukar larut dalam etanol

(95%)

Kegunaan : Sebagai sumber nutrient yang spesifik untuk

mikroba jamur

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

RISNA YULIANI AZAN CAHYADI

Page 9: Laporan II

MEDIA PERTUMBUHAN

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 22 Februari 2015

pada pukul 08.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Mikrobiologi lantai

II Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara.

B. Alat Dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

No

.

Nama Alat Fungsi

1. Erlenmeyer Sebagai media untuk menumbuhkan

RISNA YULIANI AZAN CAHYADI

Page 10: Laporan II

MEDIA PERTUMBUHAN

mikroba

2. Gelas ukur Untuk mengukur volume larutan

3. Pipet volume Untuk mengambil larutan

4. Tabung reaksi Sebagai media untuk menumbuhkan

mikroba

5. Rak tabung reaksi Tempat menyimpan tabung reaksi

6. Autoklaf Untuk sterilisasi panas basah

7. Cawan petri Sebagai wadah dan penyimpanan kultur

media

8. Timbangan analitik Untuk mengukur massa dengan

ketelitian sampai 0,0000 gr

9. Pisau Untuk mengupas dan mengiris kentang,

daging, ikan dan udang

10. Kompor Untuk memasak kentang, daging, ikan

dan udang

11. Hot plate Untuk memanaskan medium bahan

erlenmeyer

12. Panci Sebagai wadah untuk memasak kentang,

daging, ikan dan udang

13. Spatula Untuk mengambil bahan yang akan

ditimbang

14. Batang pengaduk Untuk mengaduk medium yang sedang

RISNA YULIANI AZAN CAHYADI

Page 11: Laporan II

MEDIA PERTUMBUHAN

dipanaskan

15. Magnetic stirrer Untuk mengaduk medium secara

otomatis

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

No Nama Bahan Fungsi

1. Akuadest Sebagai bahan pelarut

2. Agar Sebagai bahan pemadat dan bahan baku

pembuatan NA dan PDA

3. Ekstrak daging Sebagai sumber nitrogen dan bahan baku

pembuatan NB dan NA

4. Dekstrosa Sebagai bahan baku pembuatan PDA

5. Kapas Untuk penutup Erlenmeyer yang berisi

RISNA YULIANI AZAN CAHYADI

Page 12: Laporan II

MEDIA PERTUMBUHAN

medium

6. Kentang Sebagai sumber karbohidrat dan bahan

baku pembuatan PDA

7. Pepton Sebagai sumber nitrogen dan bahan baku

pembuatan NB dan NA

8. Asam Tartarat Untuk menghambat pertumbuhan bakteri

dan mengatur pH medium (pada PDA)

9. Aluminium foil Untuk menutup mulut wadah

(Erlenmeyer/ tabung reaksi) setelah

disumbat menggunakan kasa

10. Kertas Untuk membungkus erlenmeyer / tabung

reaksi berisi medium yang akan

disterilisasi

11. Karet gelang Untuk mengikat erlenmeyer / tabung

reaksi yang sudah dibungkus dengan

kertas yang akan disterilisasikan

C. Cara Kerja

1. Media Potato Dextrose Agar (PDA)

a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

RISNA YULIANI AZAN CAHYADI

Page 13: Laporan II

MEDIA PERTUMBUHAN

b. Ditimbang Potato Dextrose Agar (PDA) 5 g

c. Dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer

d. Dicukupkan volumenya dengan akuades hingga 100 ml

e. Diaduk hingga homogen

f. Dipanaskan pada suhu 2000C hingga melarut

g. Ditutup mulut labu menggunakan kapas dan aluminium foil

h. Disterilkan dalam autoklaf

i. Diamati perubahan warna dan konsistensinya

j. Disimpan dalam kulkas

2. Media Nutrient Agar (NA)

a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

b. Ditimbang daging, ikan dan udang masing-masing sebanyak 15 gram

c. Dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer

d. Dicukupkan volumenya dengan akuades hingga 100 ml

e. Diaduk hingga homogen

f. Dipanaskan pada suhu 2000C hingga melarut

g. Ditutup mulut labu menggunakan kapas dan aluminium foil

h. Disterilkan dalam autoklaf

i. Diamati perubahan warna dan konsistensinya

j. Disimpan dalam kulkas

3. Media Nutrient Broth (NB)

a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

RISNA YULIANI AZAN CAHYADI

Page 14: Laporan II

MEDIA PERTUMBUHAN

b. Ditimbang kentang sebanyak 5 gram

c. Dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer

d. Dicukupkan volumenya dengan akuades hingga 100 ml

e. Diaduk hingga homogen

f. Ditutup mulut labu menggunakan kapas dan aluminium foil

g. Disterilkan dalam autoklaf

h. Diamati perubahan warna dan konsistensinya

i. Disimpan dalam kulkas

5. Medium Nutrient Broth (NB) Ikan

RISNA YULIANI AZAN CAHYADI

Keterangan:

1. Penutup labu

2. Labu Erlenmeyer

3. Medium Nutrient

Broth (NB)

Fungsi:

Sebagai medium

pertumbuhan bakteri

Page 15: Laporan II

MEDIA PERTUMBUHAN

6. Medium Nutrient Broth (NB) Daging

7. Medium Nutrient Broth (NB) Udang

RISNA YULIANI AZAN CAHYADI

Fungsi:

Sebagai medum

pertumbuhan

bakteri

Keterangan:

1. Penutup labu

2. Labu Erlenmeyer

3. Medium Nutrient

Broth (NA)

Keterangan:

1. Penutup labu

2. Labu Erlenmeyer

3. Medium Nutrient

Broth (NB)

Fungsi:

Sebagai medium

pertumbuhan

bakteri

Page 16: Laporan II

MEDIA PERTUMBUHAN

A. Pembahasan

Media pertumbuhan adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran

nutrisi (nutrient) yang digunakan oleh suatu mikroorganisme untuk tumbuh

dan berkembang biak. Media pertumbuhan dalam bidang mikrobiologi

berfungsi sebagai tempat tinggal, sumber makanan, dan penyedia nutrisi bagi

mikroorganisme yang akan dibiakkan, menyimpan mikroorganisme dalam

RISNA YULIANI AZAN CAHYADI

Page 17: Laporan II

MEDIA PERTUMBUHAN

waktu yang lama di dalam laboratorium, selain itu untuk mempelajari sifat-

sifat koloni (pertumbuhan mikroorganisme serta sifat-sifat biokimiawinya).

Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium

tersebut harus memenuhi syarat-syarat antara lain: harus mengandung semua

zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan

osmosa, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba

yang ditumbuhkan, harus mengandung zat-zat yang dapat menghambat

pertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan,

agar mikroba yang diinginkan dapat tumbuh baik.

Media dalam mikrobiologi dapat dibedakan berdasarkan sifat fisiknya,

komposisinya, dan berdasarkan tujuannya. Berdasarkan sifat fisiknya, media

petumbuhan dibedakan atas: media padat, yaitu media yang mengandung

banyak agar atau zat pemadat kurang lebih 15% agar sehingga media menjadi

padat. Media semi padat, yaitu media yang mengandung agar kurang dari

yang seharusnya, kurang lebih 0,3-0,4% sehingga media menjadi kenyal,

tidak padat, dan tidak cair, media cair, yaitu media yang tidak ditambahi

bahan pemadat.

Berdasarkan komposisinya, media dapat dibedakan atas: media alami/

non sintetik, yaitu media yang disusun dari bahan-bahan alami, dimana

komposisinya biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya. Media semi

sintetik, yaitu media yang disusun dari bahan-bahan alami dan bahan-bahan

RISNA YULIANI AZAN CAHYADI

Page 18: Laporan II

MEDIA PERTUMBUHAN

sintetik. Media sintetik, yaitu media yang disusun dari senyawa kimia dan

takarannya diketahui secara pasti.

Berdasarkan tujuannya, media dapat digunakan untuk tujuan isolasi,

media selektif/ penghambat, media diperkaya (enrichment), media untuk

peremajaan kultur, media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik,

media untuk karakterisasi bakteri, dan media diferensiasi.

Pembuatan media dalam percobaan ini adalah Potato Dextrose Agar

(PDA), Nutrient Agar (NA), dan Nutrient Broth (NB). PDA merupakan

media yang digunakan untuk pertumbuhan dan mengidentifikasi jamur (yeast

dan kapang). Media ini terdiri dari komposisi Potato Infusion Form dalam

konsentrasi 200 gr/1000 ml, dextrose dalam konsentrasi 20 gr/1000 ml, dan

agar dalam konsentrasi 15 gr/1000 ml. Cara membuat PDA adalah

mensuspensikan 3,9 g media dalam 100 ml air yang telah didestilasi.

Digunakan air destilasi karena air tersebut telah mengalami proses

penyaringan sehingga air tersebut telah steril dari mikroba. Campuran diaduk

hingga homogen untuk menghindari terbentuknya gumpalan pada media,

kemudian dipanaskan pada suhu 1500C. Pemanasan dilakukan untuk

memasak agar yang terkandung dalam PDA. Agar inilah yang membuat PDA

menjadi padat. Campuran dididihkan selama 1 menit untuk melarutkan

media secara sempurna. Ditutup mulut labu menggunakan kapas dan

aluminium foil agar tidak ada mikroba yang masuk ke dalam media.

Sterilisasi dilakukan pada suhu 121°C selama 15 menit menggunakan

RISNA YULIANI AZAN CAHYADI

Page 19: Laporan II

MEDIA PERTUMBUHAN

autoklaf untuk membunuh mikroba yang ada dalam media, sehingga saat

ditumbuhkan mikroba, hanya mikroba yang akan dibiakkan saja yang

tumbuh.

Nutrient agar (NA) merupakan media yang digunakan untuk

menumbuhkan bakteri. Media ini tersusun dari komposisi Peptic digest of

animal tissue dalam konsentrasi 5 gr/1000 ml, Sodium chloride dalam

konsentrasi 5 gr/1000 ml, Beef extract dalam konsenrasi 1,5 gr/1000 ml,

Yeast extract dalam konsentrasi 1,5 gr/1000 ml, dan agar dalam konsentrasi

15 gr/1000 ml. Pembuatan media NA sama dengan pembuatan media pada

PDA. Suspensi NA yang dibuat adalah 2,8 gr dalam 100 ml. Hasil setelah

didinginkan adalah media dengan konsistensi yang padat karena media ini

mengandung agar.

Media lain yang dapat digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri

adalah Nutrient broth (NB). Media ini memiliki komposisi dan konsentrasi

yang hampir sama dengan media nutrient agar (NA), hanya saja pada NB

tidak mengandung agar sehingga media ini memiliki konsistensi yang cair.

Pembuatan media ini tidak jauh berbeda dengan pembuatan media PDA dan

NA, namun karena media ini tidak mengandung agar, sehingga dalam

pembuatan media ini tidak perlu dilakukan pemanasan. Suspensi yang dibuat

dalam jumlah 1,3 gr dalam 100 ml.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan media adalah

pengadukan sebelum pemanasan, pemanasan hingga media menjadi jernih,

RISNA YULIANI AZAN CAHYADI

Page 20: Laporan II

MEDIA PERTUMBUHAN

proses sterilisasi, serta penutupan media dalam labu. Dengan memperhatikan

hal-hal tersebut, maka akan diperoleh media yang baik untuk pertumbuhan

mikroba. Suatu media yang baik akan memudahkan dalam menumbuhkan

dan identifikasi mikroba.

Sterilisasi adalah suatu usaha untuk membebaskan alat-alat atau bahan-

bahan dari segala macam bentuk jasad renik, terutama mikroba. Dalam

praktek sterilisasi alat-alat atau media dapat dikerjakan secara mekanik

(misalnya dengan cara penyaringan), secara kimia (menggunakan

desinfektan), atau secara fisik (dengan pemanasan, sinar Ultra violet, sinar X

dan lain-lain). Cara sterilisasi yang digunakan tergantung kepada macam dan

sifat bahan yang disterilkan (misalnya ketahanan terhadap panas, bentuk

bahan yang disterilkan : padat, cair, atau gas).

Dalam percobaan ini, alat-alat yang disterilkan kebanyakan merupakan

alat kaca, sehingga sterilisasinya dapat dilakukan menggunakan metode udara

panas kering atau uap air panas bertekanan. Alat yang dipakai dalam metode

udara panas kering adalah oven dipakai untuk sterilisasi alat-alat dari gelas

seperti Erlenmeyer, tabung reaksi, pipet dan lain-lain. Bahan-bahan seperti

kapas, kertas, kain juga dapat disterilkan dengan alat ini. Suhu yang

digunakan berkisar 170 – 180° C selama 2 – 3 jam. Lamanya sterilisasi

dengan cara ini tergantung pada jumlah alat-alat yang disterilkan dan

ketahanannya terhadap panas. Sedangkan sterilisasi uap air panas bertekanan

dilakukan menggunakan autoklaf yang umumnya lebih sering digunakan.

RISNA YULIANI AZAN CAHYADI

Page 21: Laporan II

MEDIA PERTUMBUHAN

BAB V

RISNA YULIANI AZAN CAHYADI

Page 22: Laporan II

MEDIA PERTUMBUHAN

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

1. Medium Potato Dextrose Agar (PDA) dapat dibuat dengan cara :

disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, ditimbang Potato

Dextrose Agar (PDA) 5 g, selanjutnya dimasukkan ke dalam labu

erlenmeyer, dicukupkan volumenya dengan akuades hingga 100 ml

dan diaduk hingga homogen. Setelah homogen dipanaskan pada suhu

2000C hingga melarut, kemudian ditutup mulut labu menggunakan

kapas dan aluminium foil, disterilkan dalam autoklaf, diamati

perubahan warna dan konsistensinya dan disimpan dalam kulkas.

2. Medium Nutrient Agar (NA) dapat dibuat dengan cara : disiapkan

alat dan bahan yang akan digunakan, ditimbang daging, udang dan

ikan masing-masing sebanyak 15 gram, dimasukkan ke dalam labu

erlenmeyer, dicukupkan volumenya dengan akuades hingga 100 ml,

diaduk hingga homohen. Setelah homogen dipanaskan pada suhu

2000C hingga melarut, kemudian ditutup mulut labu menggunakan

kapas dan aluminium foil, disterilkan dalam autoklaf, diamati

perubahan warna dan konsistensinya dan disimpan dalam kulkas

3. Nutrient Broth (NB) dapat dibuat dengan cara : disiapkan alat dan

bahan yang akan digunakan, ditimbang kentang sebanyak 5 gram,

kemudian imasukkan ke dalam labu erlenmeyer, dicukupkan

RISNA YULIANI AZAN CAHYADI

Page 23: Laporan II

MEDIA PERTUMBUHAN

volumenya dengan akuades hingga 100 ml, diaduk hingga homogen.

Setelah homohen ditutup mulut labu menggunakan kapas dan

aluminium foil, kemudian disterilkan dalam autoklaf, diamati

perubahan warna dan konsistensinya dan disimpan dalam kulkas.

B. Saran

Praktikan telah mengetahui dan memahami jenis – jenis dan cara

pembuatan media yang digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme.

RISNA YULIANI AZAN CAHYADI

Page 24: Laporan II

MEDIA PERTUMBUHAN

DAFTAR PUSTAKA

Adam, Syamsunir, 1995, Dasar-dasar Mikrobiologi dan Parasitoogi untuk Perawat, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Fitri, Annisa., Wiranto., Karina., Lestari Eunika Deby., Nurhidayati Alif., Jut Ibrahim., 2014, Peralatan Sterilisasi dan Media Pertumbuhan Miroba, Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar, Universitas Mulawarman

Gandjar, Indrawati., Wellyzar Sjamsuridzal., Ariyanti Oetari., 2006, Mikologi Dasar dan Terapan, Penerbit Yayasan Obor Indonesia, Jakarta

Indriati, N., Nandang P., Radestya T., 2010, Penggunaan Dichloran Rose Bengal Chloramphenicol Agar (Drbc) Sebagai Media Tumbuh Kapang Pada Produk Perikanan, Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol. 5 No. 2.

Parhusip, Adolf., Sedarnawati Yasn., Yerni Elisabeth., 2003, Kajian Metode Ekstraksi Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) Terhadap Mikroba Patogen dan Perusak Pangan, Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan, Vol 1 (1)

Prihantini, N.B., Dini D., Ratna Y., 2007, Pengaruh Konsentrasi Medium Ekstrak Tauge (Met) Terhadap Pertumbuhan Scenedesmus Isolat Subang, Jurnal Makara Sains Vol. 11 No.1, Universitas Indonesia.

Sumarsih, Sri., 2003, Diktat Kuliah Mikrobiologi Dasar, Fakultas Pertanian UPN Veteran, Yogyakarta

RISNA YULIANI AZAN CAHYADI

Page 25: Laporan II

MEDIA PERTUMBUHAN

RISNA YULIANI AZAN CAHYADI