laporan faal

23
LAPORAN PRAKTIKUM FISOLOGI BLOK RESPIRASI SPIROMETRI DISUSUN OLEH Fauzan 121 0211 Sintya multini 121 0211 132

Upload: liasafriana

Post on 24-Dec-2015

225 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

hkgudtrs

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN FAAL

LAPORAN PRAKTIKUM FISOLOGI

BLOK RESPIRASI

SPIROMETRI

DISUSUN OLEH

Fauzan 121 0211

Sintya multini 121 0211 132

Lia safriana utami 121 0211 133

Irvina wanda 121 0211

Eka sulistyowati 121 0211

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN

2014

KATA PENGANTAR

Page 2: LAPORAN FAAL

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya

kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum.

Laporan praktikum ini dibuat berdasarkan praktikum yang telah dilakukan Sehingga

dengan adanya laporan praktikum ini dapat membantu kita untuk memahami lebih

dalam lagi tentang pengukuran volume paru, KPM dan FEV.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah

membimbing penulis dalam melaksanakan praktikum. Dan tidak lupa juga kepada

teman-teman yang telah memberi sumbangan pemikiran dalam penyelesaian laporan

praktikum ini. Penulis menyadari laporan praktikum ini belum sempurna, dan

diharapkan kritik dan saran yang membangun.

Penyusun

BAB I

Page 3: LAPORAN FAAL

PENDAHULUAN

I. Judul praktikum

Uji spirometri

II. Tanggal praktikum

Rabu, 26 Februari 2014

III. Tujuan praktikum

a. Tujuan umum

- Setelah praktikum ini mahasiswa mampu melakukan pengukuran

fungsi paru dengan spirometer.

b. Tujuan khusus

Setelah menyelesaikan praktikum ini mahasiswa dapat:

- Menjelaskan pemeriksaan spirometri

- Melakukan pemeriksaan spirometri

- Menganalisa hasil pemeriksaan

IV. Dasar teori

Respirasi mencakup 2 proses, yaitu:

1. Respirasi eksternal

Seluruh rangkaian kejadian dalam pertukaran oksigen dengan

karbondioksida antara lingkungan eksternal dan seluruh tubuh. Terdiri

dari 4 proses:

- Udara secara bergantian masuk dan keluar kapiler paru

- Pertukaran O2 dan CO2 antara udara di alveolus dan kapiler

melalui difusi

- Pengangkutan O2 dan CO2 antara jaringan dengan paru oleh darah

- Pertukaran O2 dan CO2 antara jaringan dengan darah melalui

difusi

2. Respirasi internal

Proses-proses metabolik intrasel yang dilakukan dalam mitokondria,

yang menggunakan O2 dan menghasilkan CO2

Page 4: LAPORAN FAAL

Volume Paru

Terdapat 4 jenis volume paru:

1. Volume tidal, yaitu volume udara yang dihirup atau yang dihembuskan pada

satu siklus pernapasan selama pernapasan biasa.

2. Cadangan inspirasi, yaitu jumlah maksimal udara yang masih dapat dihisap

sesudah akhir inspirasi tenang.

3. Cadangan ekspirasi, yaitu jumlah maksimal udara yang masih dapat

dihembuskan sesudah akhir ekspirasi tenang. Pada pernafasan tenang,

ekspirasi terjadi secara pasif, tidak ada otot ekspirasi yang bekerja. Ekspirasi

hanya terjadi oleh daya lenting dinding dada dan jaringan paru semata-mata.

Posisi rongga dada dan paru pada akhir ekspirasi ini merupakan posisi

istirahat. Bila dari posisi istirahat ini dilakukan gerak ekspirasi sekuat-kuatnya

sampai maksimal, udara cadangan ekspirasi itulah yang keluar.

4. Volume residu, yaitu jumlah udara yang masih ada di dalam parusesudah

melakukan ekspirasi maksimal.

Kapasitas Paru

Nilai kapasitas ini mencakup dua atau lebih nilai volume paru.

1. Kapasitas parutotal(KPT), yaitu jumlah maksimal udara yang dapat dimuat

paru pada akhir inspirasi maksimal.

2. Kapasitas vital (KV),volume yang mengubah paru-paru diantara inspirasi

maksimal dan ekspirasi maksimal) Ini juga bisa diartikan menjadi volume

maksimum dari udara yang setiap orang hirup setelah ekspirasi maksimum.

Capasitas vital setiap orang bisa diukur melalui spirometer. Jika

dikombinasikan dengan ukuran fisiologi, kapasitas vital bisa membantu untuk

mendiagnosis adanya penyakit pada paru-paru.

3. Kapasitas Inspirasi, yaitu jumlah maksimal udara yangdapat dihisap dari posisi

istirahat (akhir ekspirasi tenang).

4. Kapasitas residu fungsional (KRF), yaitu jumlah udara yang masih tertinggal

dalam paru pada posisi istirahat.

Page 5: LAPORAN FAAL

Spirometri

Spirometri adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur secara obyektif

kapasitas/fungsi paru (ventilasi) pada pasien dengan indikasi medis. Alat yang

digunakan disebut spirometer.

Tujuan :

- mengukur volume paru secara statis dan dinamik

- menilai perubahan atau gangguan pada faal paru

Prinsip spirometri adalah mengukur kecepatan perubahan volume udara di paru-

paru selama pernafasan yang dipaksakan atau disebut forced volume capacity (FVC).

Prosedur yang paling umum digunakan adalah subyek menarik nafas secara maksimal

dan menghembuskannya secepat dan selengkap mungkin  Nilai FVC dibandingkan

terhadap nilai normal dan nilai prediksi berdasarkan usia, tinggi badan dan jenis

kelamin.

  Sebelum dilakukan spirometri, terhadap pasien dilakukan anamnesa, pengukuran

tinggi badan dan berat badan. Pada spirometer terdapat nilai prediksi untuk orang Asia

berdasarkan umur dan tinggi badan. Bila nilai prediksi tidak sesuai dengan standar

Indonesia, maka dilakukan penyesuaian nilai prediksi menggunakan standar

Indonesia. Volume udara yang dihasilkan akan dibuat prosentase pencapaian terhadap

angka prediksi.

Spirometri dapat dilakukan dalam bentuk social vital capacity (SVC) atau forced

vital capacity (FVC). Pada SCV, pasien diminta bernafas secara normal 3 kali

(mouthpiece sudah terpasang di mulut) sebelum menarik nafas dalam-dalam dan

dihembuskan secara maksimal. Pada FVC, pasien diminta menarik nafas dalam-dalam

sebelum mouth piece dimasukkan ke mulut dan dihembuskan secara maksimal.

 Pengukuran fungsi paru yang dilaporkan :

Page 6: LAPORAN FAAL

Forced vital capacity (FVC) adalah jumlah udara yang dapat dikeluarkan secara

paksa setelah inspirasi secara maksimal, diukur dalam liter.Forced Expiratory volume

in one second (FEV1) adalah jumlah udara yang dapat dikeluarkan dalam waktu 1

detik, diukur dalam liter. Bersama dengan FVC  merupakan indikator  utama fungsi

paru-paru.FEV1/FVC merupakan rasio FEV1/FVC. Pada orang dewasa sehat nilainya

sekitar 75% - 80%FEF 25-75% (forced expiratory flow), optionalPeak Expiratory

Flow (PEF), merupakan kecepatan pergerakan udara keluar dari paru-paru pada awal

ekspirasi, diukur dalam liter/detik.FEF 50% dan FEF 75%, optional, merupakan rata-

rata aliran (kecepatan) udara keluar dari paru-paru selama pertengahan pernafasan

(sering disebut juga sebagai MMEF(maximal mid-expiratory flow).

 Klasifikasi gangguan ventilasi (% nilai prediksi) :

Gangguan restriksi      : Vital Capacity (VC) < 80% nilai prediksi; FVC < 80% nilai

prediksi

Gangguan obstruksi : FEV1 < 80% nilai prediksi; FEV1/FVC < 75% nilai prediksi

Gangguan restriksi dan obstruksi : FVC < 80% nilai prediksi; FEV1/FVC < 75% nilai

prediksi.

 

Page 7: LAPORAN FAAL

Bentuk spirogram adalah hasil dari spirometri. Beberapa hal yang menyebabkan

spirogram tidak memenuhi syarat :

- Terburu-buru atau penarikan nafas yang salah

- Batuk

- Terminasi lebih awal

- Tertutupnya glottis

- Ekspirasi yang bervariasi

- Kebocoran

Setiap pengukuran sebaiknya dilakukan minimal 3 kali. Kriteria hasil spirogram yang

reprodusibel (setelah 3 kali ekspirasi) adalah dua nilai FVC dan FEV1 dari 3 ekspirasi

yang dilakukan menunjukkan variasi/perbedaan yang minimal (perbedaan kurang dari

5% atau 100 mL)

Page 8: LAPORAN FAAL

V. Alat dan bahan

a) Spirometri

b) Tissue

c) Mouth piece dispposible

VI. Cara kerja

Pemeriksaan Kapasitas Vital paru

a) Siapkan alat pencatat atau spirometri

b) Jelaskan tujuan dan cara kerja pemeriksaan kepada probandus, posisi

probandus menghadap alat.

c) Nyalakan alat (power on). Masukkan/atur data probandus berupa nama

dan umur.

d) Hubungkan probandus dengan alat dengan cara menyuruh probandus

memasukkan mouth piece ke dalam mulutnya dan tutuplah hidung

probandus dengan penjepit hidung.

e) Intruksikan probandus untuk bernafas tenang terlebih dahulu untuk

beradaptasi dengan alat.

f) Tekan tombol start lat spirometri unutk memulai pengukuran.

g) Mulai dengan pernafasan tenang sampai timbul perintah dari alat untuk

ekspirasi maksimal (tidak terputus). Bila dilakukan secara benar akan

keluar datan dan kurva di layar spirometri.

h) Bila perlu tanpa melepas moauth piece, ulangi pengukuran dengan

inspirasi dalam dan ekspirasi yang maksimal.

i) Setelah selesai lepaskan mouth piece, periksa data dan kurva

dilanjutkan dengan mencetak hasil perekaman (tekan tombol print).

Pemeriksaan kapasitas vital paksa paru (FVC = Force Vital Capacity)

a) Siapkan alat pencatat atau spirometri.

b) Jelaskan tujuan dan cara kerja pemeriksaan kepada probandus, posisi

probandus menghadap alat.

c) Nyalakan alat (power on). Masukkan/atur data probandus berupa nama

dan umur.

Page 9: LAPORAN FAAL

d) Instruksikan probandus untuk inspirasi dalam dari luar alat.

e) Segera seteleh siap, tekan tombol start dilanjutkan dengan ekspirasi

dengan kuat melalui alat.

f) Bila perlu tanpa melepaskan mouth piece, ulangi pengukuran dengan

inspirasi dalam dan ekspirasi yang maksimal.

g) Setelah selesai lepaskan mouth piece, periksa data dan kurva

dilanjutkan dengan mencetak hasil perekaman (tekan tombol print).

*catatan:

Pencetakan dapat dilakukan setelah kedua pemeriksaan langsung.

Analisa hasil pemeriksaan dengan menuliskan pada lembar lampiran hasil yang

didapatkan.

Analisa berupa kesenjangan yang terjadi selama pemeriksaan dan hasil pemeriksaan.

Page 10: LAPORAN FAAL

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III

Page 11: LAPORAN FAAL

KESIMPULAN

Spirometri adalah salah satu teknik pemeriksaan untuk mengetahui fungsi/faal

paru, untuk melihat respon terapi, dan untuk menentukan prognosis. Alat untuk

mengukur spirometri adalah spirometer. Fungsi spirometer adalah  alat untuk

memeriksa dan mengetahui adanya gangguaan di paru dan saluran pernapasan, dan

untuk mengukur fungsi paru. Hasil dari spirometer adalah spirogram. Fungsi

spirogram untuk mengetahui hasil dari probandus yang akan dihitung yaitu FVC dan

FEV1 dengan mencari rationya terlebih dahulu dengan cara FEV1/FVC x 100%.

Hasil ratio normal adalah 70-80%, jika hasil yang didapat oleh propandus  kurang dari

ratio normal maka probandus tersebut Obstructive Lung Disease dan jika hasil

probandus yang di dapat lebih dari ratio normal maka probandus tersebut Restrictive

Lung Disease.

Pada probandus kali ini, menunjukan fungsi faal yang baik, tidk ada kelainan

obstruktif karena didapatkan .........