laporan dicky n0n_arthopoda hama

26
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN “Non-Arthopoda Hama” Oleh : Nama : Dicky Andika Sinaga NPM : E1J009056 Kelompok : 1(satu) Hari/Jam : Selasa/14.00-16.00 Co-Asst : Yuyun LABORATORIUM IHPT

Upload: ade-praseptia

Post on 25-Jun-2015

1.166 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR PERLINDUNGAN

TANAMAN

“Non-Arthopoda Hama”

Oleh :

Nama : Dicky Andika Sinaga NPM : E1J009056

Kelompok : 1(satu)Hari/Jam : Selasa/14.00-16.00Co-Asst : Yuyun

LABORATORIUM IHPT

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2010

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tumbuhan

mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau

jamur). Hewan dapat disebut hama karena mereka mengganggu tumbuhan dengan

memakannya. Belalang, kumbang, ulat, wereng, tikus, walang sangit merupakan

beberapa contoh binatang yang sering menjadi hama tanaman.

Gangguan terhadap tumbuhan yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur

disebut penyakit. Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan tumbuhan, tetapi

mereka merusak tumbuhan dengan mengganggu proses – proses dalam tubuh

tumbuhan sehingga mematikan tumbuhan. Oleh karena itu, tumbuhan yang

terserang penyakit, umumnya, bagian tubuhnya utuh. Akan tetapi, aktivitas

hidupnya terganggu dan dapat menyebabkan kematian.

Untuk mengenal berbagai jenis binatang yang dapat berperan sebagai hama,

maka sebagai langkah awal dalam kuliah dasar - dasar Perlintan akan dipelajari

bentuk atau morfologi, khususnya morfologi luar (external morphology) binatang

penyebab hama. Namun demikian, tidak semua sifat morfologi tersebut akan

dipelajari dan yang dipelajari hanya terbatas pada morfologi “penciri” dari

masing-masing golongan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam

melakukan identifikasi atau mengenali jenis - jenis hama yang dijumpai di

lapangan.

Hama tanaman adalah binatang yang mengganggu atau menimbulkan

kerusakan pada tanaman. Dunia binatang dibedakan menjadi beberapamgolongan

besar disebut Phylum dan Kelas. Empat phylum hama (herbivora) penting,

Chordata, (Kelas: Aves, Mamalia), Mollusca (Kelas:mGastropoda),

Nemathelminthes (Kelas: Nematoda), dan Arthopoda (Kelas: Insecta atau

Hexapoda Arachnida).

Aves atau Unggas adalah kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata)

yang memiliki bulu dan sayap. Beberapa diantaranya sebagai hama tanaman

(burung gelatik, gereja, betet) dan ada yang sebagai predator hama (elang).

Mamalia dicirikan oleh adanya kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu

sebagai sumber makanan anaknya, adanya rambut, dan tubuh endoterm atau

”berdarah panas”. Beberapa anggota mamalia penting sabagai hama tumbuhan

antara lain: kelompok kera (ordo primates, famili Cercipithecidae) yang sering

sekali merusak tanaman, misalnya kera (Nacacairus), lutung atau budeng

(Cercopithecus naurus) krlompok ini menyukai buah-buahan, nenas, kakao, kapas,

kopi. Kelompok binatang mengerat (ordo rodentia) merupakan mamalia yang

paling banyak menimbulkan kerugian bagian tanaman.

Filum Aschelminthes yang banayak dikenal berperan sebagai hama tanaman

(bersifat parasit) adalah anggota kelas Nematoda. Namun, tidak semua anggota

Nematoda bertindak sebagai hama, sebab ada diantaranya yang berperan sebagai

Nematoda saprofag serta sebagai nemaatoda predator (pemangsa). Nematoda

berasal dari kata yunani yang berarti benang. Berbentuk memanjang seperti

tabung, kadang-kadang membengkok, melengkung, seperti kumparan. Gerakan

nematoda dalam media air biasanya meliuk-liuk seperti ular. Nematoda dapat

ditemukan di tanah, di air tawar, air laut dan di jaringan tanaman dan jaringan

binatang (nematoda parasit binatang). Jenis-jenis nematoda yang ditemukan di

alam dapat bertindak sebagai parasit dan saprofitik. Nematoda parasitik tanaman

dapat menyerang bagian tanaman sesuai dengan sifat parasitasi nematoda itu

sendiri.

1.2 Tujuan Praktikum

Membedakan ciri morfologi filum-filum non-Arthopoda hama dan mengenal

gejala kerusakan tanaman akibat masing-masing serangan.

II. TINJAUAN PUSTAKA  I.1. Morfologi Umum Hama    

Untuk mengenal berbagai jenis binatang yang dapat berperan sebagai hama ,

maka sebagai langkah awal dalam kuliah dasar-dasar Perlintan  akan dipelajari

bentuk atau morfologi, khususnya morfologi luar (external morphology) binatang

penyebab hama . Namun demikian, tidak semua sifat morfologi tersebut akan

dipelajari dan yang dipelajari hanya terbatas pada morfologi “penciri” dari

masing-masing golongan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam

melakukan identifikasi atau mengenali jenis-jenis hama yang dijumpai di

lapangan.

Dunia binatang (Animal Kingdom) terbagi menjadi beberapa golongan besar

yang masing-masing disebut Filum. Dari masing-masing filum tersebut dapat

dibedakan lagi menjadi golongan-golongan yang lebih kecil yang disebut Klas.

Dari Klas ini kemudian digolongkan lagi menjadi Ordo (Bangsa) kemudian Famili

(suku), Genus (Marga) dan Spesies (jenis).

Beberapa filum yang anggotanya diketahui berpotensi sebagai hama

tanaman adalah Aschelminthes (nematoda), Mollusca (siput), Chordata (binatang

bertulang belakang), dan Arthropoda (serangga, tunggau, dan lain-lain). Dalam

uraian berikut akan dibicarakan secara singkat tentang sifat-sifat morfologi luar

anggota filum tersebut.

FILUM ASCHELMINTHES

Anggota filum Aschelminthes yang banyak dikenal berperan sebagai hama

tanaman (bersifat parasit) adalah anggota klas Nematoda. Namun, tidak semua

anggota klas Nematoda bertindak sebagai hama , sebab ada di antaranya yang

berperan sebagai nematoda saprofag serta sebagai nematoda predator (pemangsa),

yang disebut terakhir ini tidak akan dibicarakan dalam uraian-uraian selanjutnya.

Secara umum ciri-ciri anggota klas Nematodatersebut antara lain adalah :

1. Tubuh tidak bersegmen (tidakberuas)

2. Bilateral simetris (setungkup) dan tidak memiliki alat gerak

3. Tubuh terbungkus oleh kutikula dan bersifat transparan.

Untuk pembicaraan selanjutnya, anggota klas nematoda yang bersifat

saprofag digolongkan ke dalam nematoda non parasit dan untuk kelompok

nematoda yang berperan sebagai hama tanaman dimasukkan ke dalam golongan

nematoda parasit.

Untuk pembicaraan selanjutnya, anggota klas nematoda yang bersifat

saprofag digolongkan ke dalam nematoda non parasit dan untuk kelompok

nematoda yang berperan sebagai hama tanaman dimasukkan ke dalam golongan

nematoda parasit.

Ditinjau dari susunannya, maka bentuk stylet dapat dibedakan menjadi dua

tipe, yaitu tipe stomatostylet dan odonostylet . Tipe stomatostylet tersusun atas

bagian-bagian conus (ujung), silindris (bagian tengah) dan knop stylet (bagian

pangkal). Tipe stylet ini dijumpai pada nematoda parasit dari ordo Tylenchida.

Tipe odonostylet dijumpai pada nematoda parasit dari ordo Dorylaimida, yang

styletnya tersusun atas conus dan silindris saja. Beberapa contoh dari nematoda

parasit ini antara lain adalah :

1. Meloidogyne sp. yang juga dikenal sebagai nematoda “puru akar” pada

tanaman tomat, lombok, tembakau dan lain-lain.

2. Hirrschmanieella oryzae (vBrdH) pada akar tanaman padi sawah.

3. Pratylenchus coffae (Zimm) pada akar tanaman kopi.

FILUM MOLLUSCA

Dari filum Mollusca ini yang anggotanya berperan sebagai hama adalah dari

klas Gastropoda yang salah satu jenisnya adalah Achatina fulica Bowd atau

bekicot, Pomacea ensularis canaliculata (keong emas). Binatang tersebut

memiliki tubuh yang lunak dan dilindungi oleh cangkok (shell) yang keras. Pada

bagian anterior dijumpai dua pasang antene yang masing-masing ujungnya

terdapat mata. Pada ujung anterior sebelah bawah terdapat alat mulut yang

dilengkapi dengan gigi parut (radula). Lubang genetalia terdapat pada bagian

samping sebelah kanan, sedang anus dan lubang pernafasan terdapat di bagian tepi

mantel tubuh dekat dengan cangkok/shell.

Bekicot atau siput bersifat hermaprodit, sehingga setiap individu dapat

menghasilkan sejumlah telur fertil. Bekicot aktif pada malam hari serta hidup baik

pada kelembaban tinggi. Pada siang hari biasanya bersembunyi pada tempat-

tempat terlindung atau pada dinding-dinding bangunan, pohon atau tempat lain

yang tersembunyi.

FILUM CHORDATA

Anggota Filum Chordata yang umum dijumpai sebagai hama tanaman

adalah dari klas Mammalia (Binatang menyusui). Namun, tidak semua binatang

anggota klas Mammalia bertindak sebagai hama melainkan hanya beberapa jenis

(spesies) saja yang benar-benar merupakan hama tanaman. Jenis-jenis tersebut

antara lain bangsa kera (Primates), babi (Ungulata), beruang (Carnivora), musang

(Carnivora) serta bangsa binatang pengerat (ordo rodentina). Anggota ordo

Rodentina ini memiliki peranan penting sebagai perusak tanaman, sehingga secara

khusus perlu dibicarakan tersendiri, yang meliputi keluarga bajing dan tikus.

Keluarga Bajing (fam. Sciuridae)

Ada dua jenis yang penting, yaitu Callossciurus notatus Bodd. dan C.

nigrovittatus yang keduanya dikenal dengan nama “bajing”. Jenis pertama

dijumpai pada daerah-daerah di Indonesia dengan ketinggian sampai 9000 m di

atas permukaan laut. Sedang jenis C. nigrovittatus dapat dijumpai di Jawa,

Kalimantan , dan Sumatera pada daerah dengan ketinggian sampai1 500 m. Jenis

bajing ini umumnya banyak menimbulkan kerusakan pada tanaman kelapa namun

beberapa jenis tanaman buah kadang-kadang juga diserangnya. Gejala serangan

hama bajing pada buah kelapa tampak terbentuknya lubang yang cukup lebar dan

tidak teratur dekat dengan ujung buah, sedang jika yang menyerang tikus maka

lubang yang terbentuk lebih kecil serta tampak lebih teratur/rapi.

Keluarga Tikus (fam.Muridae)

Ada beberapa jenis yang diketahui banyak menimbulkan kerusakan antara

lain, tikus rumah ( Rattus-rattus diardi Jent ) ; tikus pohon (Rattus-rattus

tiomanicus Mulle), serta tikus sawah (Rattus-rattusargentiver_Rob.&K) . Tikus

rumah dikenal pula sebagai tikus hitam karena warna bulunya hitam keabu-abuan

atau hitam kecoklatan. Panjang tubuh sampai ke kepala antara 11-20 cm dan

panjang ekor biasanya lebih panjang daripada panjang tubuh + kepala. Jumlah

puting susunya ada 10 buah.

Tikus pohon memiliki ukuran tubuh yang hampir sama dengan tikus rumah.

Bulu tubuh bagian ventral putih bersih atau kadang-kadang agak keabu-abuan.

Panjang ekor biasanya lebih panjang daripada panjang tubuh + kepala. Jumlah

putting susunya ada 10 buah. Tikus sawah memiliki ciri-ciri tubuh antara lain

bulu-bulu tubuh bagian ventral berwarna keabu-abuan atau biru keperakan.

Panjang ekor biasanya sama atau lebih pendek daripada panjang tubuh + kepala.

Pada pertumbuhan penuh panjang tubuhnya antara 16-22 cm serta jumlah puting

susu ada 12 buah.

FILUM ARTHOPODA

Merupakan filum terbesar di antara filum-filum yang lain karena lebih dari

75 % dari binatang-binatanag yang telah dikenal merupakan anggota dari filum

ini. Karena itu, sebagian besar dari jenis-jenis hama tanaman juga termasuk dalam

filum Arthropoda. Anggota dari filum Arthropoda yang mempunyai peranan

penting sebagai hama tanaman adalah klas Arachnida (tunggau) dan klas Insecta

atau Hexapoda (serangga

III. BAHAN DAN METODE

Alat dan Bahan 1. Tikus (rattus spp.), tupai (Sciurus sp), (Achatina fullica Fer.), Keong emas

(Pomaceae ensularis canaliculata), Nematoda (Meloidogyne, Rhabditis, dan

Pratylenchus) masing-masing jantan dan betina.

2. Alkohol 70%, kloform, gliserin, dan panas.

3. Mikroskop stereo, loup, pinset, cawan petri dan jarum tombak.

Metode pelaksanaan

1. Tikus dan tupai: temukan bagian-bagian utamadari tubuh kemudian perhatikan

bentuk dan ukuran tubuhnya, bandingkan ukuran panjang ekor dengan panjang

kepala dan tubunya. Perhatikan warna bulu bagian atas dan bagian bawah

tubunya. Hitung jumlah pasangan puting susu pada betina. Perhatikan bagian-

nagian tersebut di atas dan bandingkan keduanya. Gambar dan beri keterangan

masing-masing bagian tersebut.

2. Bekicot dan keong emas: temukan bagian-bagian utama dari tubuh kemudian

perhatikan tubuhnya yang lunak, bagian depan kepala dan kaki bilateral

simetris, bagian perut umumnya berbentuk spiral dan terbungkus oleh

cangkang spiral yang simetris. Kaki terletak disebelah ventral dan digunakan

untuk merayap yang dapat ditarik ke dalam cangkang. Perhatikan pada kepala

yang lemah terdapat dua pasang tentakel yang dapat diperpanjang dan ditarik

kembali. Pada ujung tentakel posterior terdapat mata. Pada bagian depan

kepala terdapat mulut yang padanya terdapat gigi parut (radula) untuk

mengunyah makanan. Pada sisi kanan tubuh di belakang kepala dijumpai

lubang genital, sedangkan anus dan lubang pernafasan terdapat dibagian tepi

mantel tubuh di dekat batas dengan cangkang. Perlu diketahui bahwa bekicot

mempunyai sistem reproduksi jantan betina di dalam satu tubuh. Adanya

ovatestis dapat menghasilkan telur maupun sperma. Perhatikan bagian-bagian

tersebut di atas dan bandingkan kedunya. Gambar dan beri keteranagan

masing-masing bagian tersebut.

3. Melodogyne, rhabditis, dan pratylenchus. Temukan bagian utama dari tubuh

kemudian perhatikan lubang mulut pada ujung depan dan lubang anus pada

ujung belakang bagian ventral. Pada nematoda parasitik dapat anda temukan

adanya alat pencucuk (stylet). Stylet pada marga Tylenchida terdiri dari conus,

bagian ujung ;silindris, bagian tengah, ; dan knop, bagian pangkal,. Stilet

demikian disebut Stomatostylet, pada marga Dorylaimida, styletnya tidak

mempunyai knop, stylet demikian disebut Odontostylet. Perhatikan pada

nematoda jantan Rhabditis, ukurannya relatif lebuh kecil dibandingkan yang

betina dan pada ujung belkang terdapat spikula. Pada nematoda betina, vulva

terdapat pada bagian tengah ventral. Perhatikan bagian-bagian tersebut di atas

dan bandingkan ketiganya. Gambar dan beri keterangan masing-masing

bagian tersebut.

IV. HASIL DAN PENGAMATAN

4.1. Hasil Pengamatan

1.Tikus(Rattus rattus)

Nama hama : Tikus

Family : Muridae

Ordo : Rodentia

Filum : Chordata

Keterangan gambar :

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Ciri-ciri penting :

1. Bagian ekor lebih panjang daripada kepala

2. Merupakan hewan pemakan tumbuh-tumbuhan

3. Memiliki gigi (pengerat)

4. Tubuh ditutupi oleh buku atau rambut

5. Berdarah panas

6. Hidung pendek

7. Putting susu berjumlah 10-12 buah.

8. Termasuk ke dalam kelas mamalia

2. Tupai(Tupaia glis).

Nama hama : Tupai

Family : Sciuridae

Ordo : Scandentia

Filum : Chordata

Keterangan gambar :

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Ciri-ciri penting :

1. Bagian ekor lebih panjang daripada kepala

2. Merupakan hewan pemakan tumbuh-tumbuhan

3. Memiliki gigi (pengerat)

4. Tubuh ditutupi oleh buku atau rambut

5. Berdarah panas

6. Hidung pendek

7. Puting susu berjumlah 8-10 buah.

8. Termasuk ke dalam kelas mamalia

3. Bekicot

Nama hama : Bekicot

Family :

Ordo :

Filum : Mollusca

Keterangan gambar :

1.

2.

3.

4.

Ciri-ciri penting :

1. Tubuh lunak .

2. Bekicot atau siput bersifat hermaprodit, sehingga setiap individu dapat

menghasilkan sejumlah telur fertil.

3. Bagian depan kepala dan kaki bilateral simetris, bagian perut umumnya

berbentuk spiral dan terbungkus oleh cangkang spiral yang asimetris

4. Terdapat dua pasang tentacle yang dapat diperpanjang dan ditarik kembali.

5. Mempunyai system reproduksi jantan dan betina di dalam satu tubuh.

6. Adanya ovatestis dapat menghasilkan telur maupun sperma.

4. Keong Mas

Nama hama : Keong Mas

Family :

Ordo :

Filum : Mollusca

Keterangan gambar :

1.

2.

3.

4.

5.

Ciri-ciri penting :

1. Bertubuh lunak.

2. Tubuh tidak bersegmen.

3. Simetri bilateral.

4. Tubuhnya terdiri dari "kaki" muskular, dengan kepala yang berkembang

beragam menurut kelasnya.

5. Kaki dipakai dalam beradaptasi untuk bertahan di substrat, menggali dan

membor substrat, atau melakukan pergerakan.

6. Pada kepala yang lemah terdapat dua pasang tentacle yang dapat diperpanjang

dan ditarik kembali.

5. Nematoda

Nama hama : Nematoda

Family :

Ordo : Tylenchida

Filum : Aschelmenthes

Keterangan gambar :

1.

2.

3.

4.

Ciri-ciri penting :

1. Adanya lubang mulut pada ujung depan dan lubang anus pada ujung belakang

bagian sentral.

2. Tubuh tidak bersegmen (tidak beruas)

3. Bilateral simetris (setungkup) dan tidak memiliki alat gerak

4. Tubuh terbungkus oleh kutikula dan bersifat transparan.

5. Bersifat saprofag digolongkan ke dalam nematoda non parasit dan untuk

kelompok nematoda yang berperan sebagai hama tanaman dimasukkan ke

dalam golongan nematoda parasit.

4.2. Pembahasan

a. Tikus (Rattus rattus)

Tikus adalah mamalia yang termasuk dalam suku Muridae. Spesies tikus

yang paling dikenal adalah mencit (Mus spp.) serta tikus got (Rattus norvegicus)

yang ditemukan hampir di semua negara dan merupakan suatu organisme model

yang penting dalam biologi; juga merupakan hewan peliharaan yang populer.

Tikus pohon memiliki ukuran tubuh yang hampir sama dengan tikus rumah.

Bulu tubuh bagian ventral putih bersih atau kadang-kadang agak keabu-abuan.

Panjang ekor biasanya lebih panjang daripada panjang tubuh + kepala. Jumlah

putting susunya ada 10 buah. Tikus sawah memiliki ciri-ciri tubuh antara lain

bulu-bulu tubuh bagian ventral berwarna keabu-abuan atau biru keperakan.

Panjang ekor biasanya sama atau lebih pendek daripada panjang tubuh + kepala.

Pada pertumbuhan penuh panjang tubuhnya antara 16-22 cm serta jumlah puting

susu ada 12 buah. Jenis-jenis penting mencit (Mus sp.) tikus rumah (Rattus

rattus) tikus got (Rattus norvegicus) tikus sawah (Rattus argentiventer) wirok

(Bandicota sp.) Celurut (shrew), yang sering disebut sebagai "tikus",

sesungguhnya bukanlah termasuk golongan hewan pengerat, melainkan hewan

pemangsa serangga (Insectivora).

b. Tupai (Tupaia glis).

Tupai adalah segolongan mamalia kecil yang mirip, dan kerap dikelirukan,

dengan bajing. Secara ilmiah, tupai tidak sama dan jauh kekerabatannya dengan

keluarga bajing. Tupai banyak memangsa serangga, dan dahulu dimasukkan ke

dalam bangsa Insectivora (pemakan serangga) bersama-sama dengan cerurut.

Sedangkan bajing dan bajing terbang termasuk bangsa Rodentia (hewan pengerat)

bersama-sama dengan tikus. Bajing merupakan salah satu hama kelapa. Dalam

bahasa Inggris, tupai disebut treeshrew, yang arti harfiahnya cerurut pohon (tree

pohon, shrew cerurut). Meski tidak semuanya arboreal, hidup di pohon.

Tupai memiliki otak yang relatif besar. Rasio besar otak berbanding besar

tubuh pada tupai adalah yang terbesar pada makhluk hidup, bahkan mengalahkan

manusia.

Tupai pernah dipisahkan dari cerurut dan tikus bulan yang tetap berada

dalam bangsa Insectivora, dan dipindahkan ke dalam bangsa Primata yang

beranggotakan kukang, singapuar, monyet dan kera. Pemindahan ini karena

kemiripan internal tupai dengan bangsa monyet itu, sehingga dianggap sebagai

golongan primata awal.

Namun menurut pendapat terbaru berdasarkan kajian kekerabatan molekuler

(molecular phylogeny), kini tupai digolongkan tersendiri ke dalam bangsa

Scandentia; yang bersama-sama dengan kubung tando (bangsa Dermoptera) dan

bangsa Primata di atas, menyusun kelompok hewan yang disebut Euarchonta.

c. Mollusca

Mollusca (dalam bahasa latin, molluscus = lunak) merupakan hewan yang

bertubuh lunak.Tubuhnya lunak dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga

yang tidak bercangkang.Hewan ini tergolong triploblastik selomata.

Tubuh hewan ini terdiri dari tiga bagian utama, yaitu kaki, badan, dan

mantel. Sistem saraf moluska terdiri dari cincin saraf yang memiliki esofagus

dengan serabut saraf yang menyebar. Sistem pencernaannya lengkap, terdiri dari

mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.

Anatomi moluska relatif mirip dengan vertebrata. Hal ini menyebabkan

banyak ahli memperkirakan bahwa vertebrata dan moluska masih memiliki

kedekatan hubungan evolusi. Hal ini diperkuat pula dengan kenyataan bahwa

moluska, terutama Cephalopoda, memiliki otak yang berkembang baik dan

beberapa di antaranya terbukti memiliki kemampuan mengingat yang kuat.

Ukuran dan bentuk mollusca sangat bervariasi.Misalnya siput yang

panjangnya hanya beberapa milimeter dengan bentuk bulat telur.Namun ada yang

dengan bentuk torpedo bersayap yang panjangnya lebih dari 18 m seperti cum-

cumi raksasa.

d. Nematoda

Kelas nematoda terdiri dari bebrapa spesies tidak hanya bersifat parasitik

terhadap manusia, namun juga terhadap binatang, tumbuhan baik yang diusahakan

maupun liar.

Nematoda merupakan organisme yang mempunyai struktur sederhana.

Nematoda dewasa tersusun oleh ribuan sel-sel somatik, ratusan sel diantaranya

membentuk sistem reproduksi.  Tubuh nematoda berupa tabung yang disebut

sebagai pseudocoelomate.

Kutikula: Merupakan bagian dinding tubuh bagian luar yang berfungsi

sebagai pelindung bagian di bawahnya. anggota klas nematoda yang bersifat

saprofag digolongkan ke dalam nematoda non parasit dan untuk kelompok

nematoda yang berperan sebagai hama tanaman dimasukkan ke dalam golongan

nematoda parasit. Untuk pembicaraan selanjutnya, anggota klas nematoda yang

bersifat saprofag digolongkan ke dalam nematoda non parasit dan untuk kelompok

nematoda yang berperan sebagai hama tanaman dimasukkan ke dalam golongan

nematoda parasit.

V. KESIMPULAN

Mamalia dicirikan oleh adanya kelenjar susu yang pada betina menghasilkan

susu sebagai sumber makanan anaknya, memiliki rambut dan tubuh yang

endotern atau berdarh panas.

Tikus adalah mamalia yang termasuk dalam suku Muridae. Spesies tikus yang

paling dikenal adalah mencit (Mus spp.).

Mollusca (dalam bahasa latin, molluscus = lunak) merupakan hewan yang

bertubuh lunak

Nematoda merupakan organisme yang mempunyai struktur sederhana.

Nematoda dewasa tersusun oleh ribuan sel-sel somatik, ratusan sel diantaranya

membentuk sistem reproduksi. 

Tupai adalah segolongan mamalia kecil yang mirip, dan kerap dikelirukan,

dengan bajing.

Empat phylum hama (herbivora) penting, Chordata, (Kelas: Aves, Mamalia),

Mollusca (Kelas:mGastropoda), Nemathelminthes (Kelas: Nematoda), dan

Arthopoda (Kelas: Insecta atau Hexapoda Arachnida).

DAFTAR PUSTAKA

Purnomo,B. 2009. Penuntun Praktikum Daslintan. Ps agroekotek. Faperta Unib;

Bengkulu

Triharso. 2004. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University

Press, Yogyakarta

Untung K, dkk. 1995. Permasalahan Lapangan tentang Padi di Daerah Tropika.

International Rice Research Institute, DAPO Box 7777,

MetroManila, Filipina.

Wagiman, F.X. 2003. Hama Tanaman : Cemiri Morfologi, Biologi dan Gejala

Serangan. Jurusan Hama Dan Penyakit Tumbuhan Fakultas

Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yogayakarta.

Wiyono, Suryo. 2007. Perubahan Iklim dan Ledakan Hama dan Penyakit

Tanaman. IPB; Bogor.

Arief arifin, 1992, Perlindungan Tanaman Hama Penyakit dan Gulma. Usaha

Nasional : Malang.