laporan praktikum manajemen hama dan penyakit terpadu

30
LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HAMA DAN PENYAKIT TERPADU “AGROEKOSISTEM” Komoditas Bunga Kol NAMA KELOMPOK ANINDITA KUSUMANINGTYAS 11504020 ALIFIA IDATAMA PJ 115040201111182 ALIF MAULANA R 115040201111326 AKHMAD YUSRIL IKHZA 115040207111019 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Upload: alifia-idatama-pj

Post on 25-Oct-2015

350 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Manajemen Hama Dan Penyakit Terpadu

LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HAMA DAN PENYAKIT

TERPADU

“AGROEKOSISTEM”

Komoditas Bunga Kol

NAMA KELOMPOK

ANINDITA KUSUMANINGTYAS 11504020

ALIFIA IDATAMA PJ 115040201111182

ALIF MAULANA R 115040201111326

AKHMAD YUSRIL IKHZA 115040207111019

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2013

Page 2: Laporan Praktikum Manajemen Hama Dan Penyakit Terpadu

APA SAJA YANG MEMBANTU PERTUMBUHAN TANAMAN YANG DIAMATI DISANA?

Bunga Kol

Biotika. Tanaman yang berguna sebagai penutup tanah dimana

merupakan komoditas yang ada di atas tanah. Tanaman yang tumbuh dapat berupa tanaman budidaya maupun gulma.

b. Hewan yang berada di atas tanah atau dibawah tanah. Hewan yang menguntungkan bagi lahan pertanian. Hewan yang berperan sebagai hama merupakan hewan yang merugikan tanaman yang sedang dibudidayakan. Sedangkan hewan dalam tanah itu berupa cacing yang membantu kesuburan tanah dan menghasilkan pupuk organik yang terbukti dapat memperbaiki kondisi tanah sehingga lahan menjadi subur dan menjadikan tanaman lebih produktif.

c. Manusia sebagai pengelola budidaya tanaman yang biasa disebut petani. Yang berperan membudidayakan tanaman dari mulai pemilihan bibit sampai pasca panen.

Abiotika. Tanah

Terdapat 3 fungsi tanah yang primer terhadap tanaman, yaitu :• Memberikan unsur-unsur mineral, melayaninya baik

sebagai medium pertukaran maupun sebagai tempet persediaan.

• Meberikan air dan melayaninya sebagai reservoir.• Melayani tanaman sebagai tempat berpegang dan

bertumpu untuk tegak.Tanah merupakan sumber utama zat hara untuk tanaman dan tempat sejumlah perubahan penting dalam siklus pangan. Pertumbuhan tanaman juga dipengaruhi oleh agregat tanah (daya ikat antara partikel-partikel dalam tanah).

b. AirDi dalam tanah keberadaan air sangat diperlukan oleh tanaman yang harus tersedia untuk mencukupi kebutuhan untuk evapotranspirasi dan sebagai pelarut, bersama-sama dengan hara terlarut membentuk larutan tanah yang akan diserap oleh akar tanaman.

c. CahayaCahaya merupakan faktor utama sebagai energi dalam fotosintesis, untuk menghasilkan energi. Kekurangan cahaya

Page 3: Laporan Praktikum Manajemen Hama Dan Penyakit Terpadu

akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan.

d. SuhuSuhu berpengaruh terhadap fisiologi tumbuhan antara lain bukaan stomata, laju transpirasi, laju penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi. Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menghambat proses pertumbuhan. Fotosintesis pada tumbuhan biasanya terjadi di daun, batang, atau bagian lain tanaman. Suhu optimum (15°C hingga 30°C) merupakan suhu yang paling baik =untuk pertumbuhan. Suhu minimum (± 10°C) merupakan suhu terendah di mana tumbuhan masih dapat tumbuh. Suhu maksimum (30°C hingga 38°C) merupakan suhu tertinggi dimana tumbuhan masih dapat tumbuh. Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti oleh peningkatan proses di atas.

e. AnginAngin merupakan unsur penting bagi tanaman, karena angin dapat mengatur penguapan atau temperatur, membantu penyerbukan (lebih-lebih penyerbukan silang), membawa uap air sehingga udara panas menjadi sejuk, dan membawa gas-gas yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.

f. KelembabanKelembapan ada kaitannya dengan laju transpirasi melalui daun karena transpirasi akan terkait dengan laju pengangkutan air dan unsur hara terlarut. Bila kondisi lembap dapat dipertahankan maka banyak air yang diserap tumbuhan dan lebih sedikit yang diuapkan. Kondisi ini mendukung aktivitas pemanjangan sel sehingga sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimum dan tumbuh bertambah besar. Pada kondisi ini, faktor kehilangan air sangat kecil karena transpirasi yang kurang. Adapun untuk mengatasi kelebihan air, tumbuhan beradaptasi dengan memiliki permukaan helaian daun yang lebar. Untuk pemecahan senyawa bermolekul besar (saat respirasi) agar menghasilkan energi yang diperlukan pada proses pertumbuhan dan perkembangannya.

Sawi

Biotik a. Tumbuhan ini sebagai penup tanah dimana merupakan

komoditas yang ada di atas tanah. Tanaman yang tumbuh

Page 4: Laporan Praktikum Manajemen Hama Dan Penyakit Terpadu

dapat berupa gulma ataupun tanaman utama yang dibudidayakan oleh petani.

b. Hewan dapat berada di atas tanah atau dibawah tanah. Hewan ada yang menguntungkan dan merugikan dalam lahan pertanian. Hewan yang menguntungkan yaitu musuh alami yang memangsa hama, seperti pada tanaman sawi yang telah diamatai ditemuka adanya laba-laba. Hewan yang berperan sebagai hama merupakan hewan yang merugikan tanaman yang sedang dibudidayakan, seperti yang telah ditemukan adalah belalang hijau. Sedangkan hewan dalam tanah itu berupa cacing yang membantu kesuburan tanah.

c. Manusia sebagai pengelola budidaya tanaman. Dimana petani berperan mulai pemilihan bibit sampai pasca panen. Namun pada saat pengamatan tanaman sawi tidak ada petani yang sedang menangani lahan

Abiotika. Tanah sebagai media tumbuh tanaman sawi yang mempunyai

peranan penting dalam memenuhi berbagai perlakuan kebutuhan hidup tanaman yaitu member dukungan mekanik dengan menjadi tempat berjangkarnya akar, menyediakan ruang untuk pertumbuhan dan perkembangan akar, serta menyediakan unsure hara untuk respirasi, air dan hara.

b. Air yang membantu tanaman sawi dalam berfotosintesis dan melakukan kegiatan lainnya dalam tanaman.

c. Cahaya matahari merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis. Cahaya matahari juga menentukan suhu.

d. Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda. Ketinggian yang ideal untuk budidaya tanaman sawi adalah 100-500 m dpl.

Cabai Kondisi Tanah

Dalam budidaya cabai penyiapan lahan harus didahulukan, kemudian disusul dengan penyiapan benih atau pembibitan. Maksudnya agar tanah sebagai media tanam benar-benar telah matang dan layak ditanami. Sebaliknya, bila pembibitan didahulukan, maka penyiapan lahan akan terburu-buru, sehingga tanahnya belum matang benar dan bibit sudat terlanjur tua. Bibit cabai hibrida umumnya siap dipindahtanamkan dari persemaian ke lapangan (kebun) pada umur 17 – 23 hari (berdaun 2 – 4 helai). Bila

Page 5: Laporan Praktikum Manajemen Hama Dan Penyakit Terpadu

bibit terlambat dipindahtanamkan (terlanjur tua), pertumbuhan kurang optimal dan produksinya menurun (rendah).

Dalam teknik budidaya cabe, hal yang cukup penting adalah mempersiapkan lahan. Dalam hal ini Anda harus menyediakan sebidang tanah yang sudah dibuat bedengan. Bedengan adalah lahan yang sudah dibentuk seperti gundukan memanjang sebagai tempat menanam cabe. Tanah harus sudah diolah, yaitu digemburkan, diberi air dan pupuk agar tanah bisa menjadi tempat tumbuh yang baik. Setelah itu lapisi bedengan dengan plastik khusus yang kemudian dilubangi sebagai tempat menanam benih cabe. Jarak antara satu cabe dengan yang lain adalah sekitar 50-70 cm.

Kondisi TopografiCabai termasuk kedalam famili Solanaceae dengan sistem perakaran cukup menyebar. Sifat tanaman cabai keriting adalah tahan terhadap serangan penyakit, umur tanaman lebih lama, bunga dan buah tidak mudah rontok saat hujan serta benih dengan daya tumbuh yang tinggi (Setiadi, 2008). Tanaman cabai tumbuh baik di Indonesia pada ketinggian 400-600 m dpl. Menurut Williams et al. (1993) usahatani sayuran di daerah tropika sangat dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Waktu kematangan buah sangat dipengaruhi oleh suhu.

Kondisi iklimMenurut Setiadi (1995) cabai dapat ditanam di dataran rendah maupun dataran tinggi. Jika tanaman cabai ditanam di dataran tinggi maka waktu berbunga dan waktu panennya akan lebih lama dibandingkan dengan cabai yang ditanam di dataran rendah. Cabai yang ditanam di dataran tinggi produksinya akan tetap sama dengan tanaman cabai yang ditanam di dataran rendah, namun suhu rendah membuat tanaman cabai banyak menghasilkan buah partenokarpi (buah tanpa biji atau berbiji sedikit). Menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1999) cabai membutuhkan suhu siang rata-rata 20 - 25oC, memerlukan cuaca panas, dan periode pertumbuhan yang panjang untuk tetap produktif. Menurut Williams et al. (1993), pertumbuhan tanaman meningkat ketika suhu malam tidak melebihi 20°C. Suhu yang rendah cenderung membatasi perkembangan aroma, warna, dan buah yang rentan terhadap kerusakan suhu dingin.

Tomat Abiotik

a. Sinar matahari

Page 6: Laporan Praktikum Manajemen Hama Dan Penyakit Terpadu

Daerah pengamatan mendapatkan sinar matahari penuh tanpa ada penaun, sehingga cocok untuk pertumbuhan tanaman tomat.

b. SuhuTanaman tomat membutuhkan suhu pada malam hari 10 oC – 20 oC, sedangkan suhu pada siang hari 18 oC- 29 oC. Untuk suhu di daerah Oma Campus kecamatan Dau, kabupaten Malang sekitar 18 oC - 30 oC. Sehingga budidaya tanaman tomat di daerah yang diamati termasuk cocok dan mendukung pentumbuhan tanaman tomat.

c. KetinggianTanaman tomat cocok ditanam pada dataran rendah sampai sedang, yaitu Rendah (Elevasi 0-500m dpl) sampai Sedang (Elevasi 500-1000m dpl). Sedngkan ketinggian kecamatan Dau sendiri sekitar 450-1100 Mdpl. Sehingga budidaya tanaman tomat di daerah yang diamati termasuk cocok dan mendukung pentumbuhan tanaman tomat.

d. AirAir diperoleh dari irigasi dan hujan. Irigasi yang digunakan oleh petani stempat berupa irigasi permukaan, yang dilakukan pada awal tanam 15 hari sekali. Namun jika dalam waktu 15 hari tanah masih keadaan lembab, maka tidak diberi irigasi lagi. Sebaliknya jika tanah terlalu kering, maka petani memberikan pengairan.

e. TanahTanah merupakan tempat pertumbuhan dan hidup tanaman tomat. Tanah juga merupakan penyedia nutrisi bagi tanaman tomat. Tanpa tanah, tanaman tomat disana tidak dapat tumbuh.

f. UdaraTanaman tidak akan tumbuh tanpa CO2 sebab untuk membuat makanannya dalam proses foto=sintesis, tanaman menggunakan CO2 sebagai komponen penyusunnya selain cahaya matahari, klorofil, dan air.

Tambahan dari petania. Pemupukan

Petani memberikan pupuk berupa pupuk kandang, pupuk ZA dan phonska. Pemupukan dilakukan pada awal tanam berupa pupuk kandang dan pupuk ZA yang dikombinasikan dengan pupuk phonska. Kemudian setiap 15 hari sekali diberikan pupuk za dan phonska sebanyak ½ kwintal atau 25 kg ZA dan 25 kg phonska.

b. Pestisida

Page 7: Laporan Praktikum Manajemen Hama Dan Penyakit Terpadu

Petani melakukan penyemprotan pestisida ketika hama menyerang. Hama yang biasa menyerang adalah ulat atau kaper, dan lalat buah. Pestisida yang biasa digunakan petani adalah tamaron dan rempik.

c. PengairanPengairan yang berupa irigasi permukaan dilakukan pada awal tanam dan setiap 15 hari sekali. Namun jika dalam waktu 15 hari tanah masih keadaan lembab, maka tidak diberi irigasi lagi. Sebaliknya jika tanah terlalu kering, maka petani memberikan pengairan.

d. PemeliharaanPetani melakukan penyiangan gulma, sehingga tidak terjadi persaingan hara, perolehan sinar matahari, maupun air.

APA SAJA YANG MENGGANGGU PERTUMBUHAN TANAMAN YANG DIAMATI?

Bunga Kol

Banyaknya gulma yang mengganggu pertumbuhan tanaman kembang kol. Banyaknya gulma disekitar guludan yang dapat megganggu perakaran tanaman kembang kol tersebut.

Menurut (Ir Rahmat Rukmana, 1994) adanya serangan hama pada tanaman kembang kol. Hama yang ditemukan pada tanaman kembang kol, yaitu:

a. Ulat Plutella (Plutella xylostella L.)Ulat yang berwarna hijau ini memakan permukaan daun bagian bawah dengan meninggalkan tulang-tulang daun sehinggn daun berlubang.

b. Ulat Croci (Crocidolomia binotalis Zeller)Ulat berwarna hijau bergaris punggung hijau muda dan berwarna kuning di sisi perut. Akibat serangan ulat ini, massa bunga atau daun disekelilingnya menjadi bolong-bolong.

c. Ulat tanah (Agrotis ypsilon Hufn.)Ulat menyerang tanama kubis dengan cara memotong titik tumbuh atau pangkal batang tanaman sehingga tangkai daun atau batang rebah dan layu terutama di siang hari.

d. Kutu daun (Aphis brassicae)Kutu daun menghisap cairan sel sehingga daun menguning dan massa bunga berbintik-bintik kotor. Biasanya, kutu ini

Page 8: Laporan Praktikum Manajemen Hama Dan Penyakit Terpadu

hidup berkelompok di permukan bawah daun atau pada massa bunga. Serangan yang hebat biasanya terjadi di musim kemarau.

e. Ulat jengkal (Trichoplusiana sp.) dan ulat grayak (Spodoptera sp.)Ulat jengkal berukuran 4 cm, hijau pucat dan berpita merah muda pada tiap sisi badannya sedangkan ulat grayak memiliki bintik-bintik segitiga berwarna hitam dan bergaris-garis kekuning-kuningan pada sisinya. Keduanya menyerang daun pada musim kemarau sehingga daun rusak, bolong-bolong meninggalkan tulang daunnya saja. Ulat grayak menyerang tanaman beramai-ramai dalam satu kelompok besar.

Menurut (Ir Rahmat Rukmana, 1994) adanya serangan penyakit pada tanaman kembang kol dapat mengganggu pertumbuhan tanaman bunga kol. Penyakit yang ditemukan, yaitu:

a. Busuk hitamPenyakit ini bersifat tular benih (seed born) yang menyerang semua fase pertumbuhan kubis bunga. Infeksi di lapangan melalui bekas gigitan serangga atau luka. Gejala: terdapat bercak coklat kehitam-hitaman pada daun, batang, tangkai, bunga maupun massa bunga. Batang dan massa bunga menjadi busuk sehingga tidak dapat dipanen.

b. Busuk lunakPenyakit ini menyebabkan busuk lunak pada tanaman di kebun dan pasca panen. Infeksi terjadi setelah busuk hitam melalui luka pada pangkal bunga yang hampir dipanen atau melalui akar yang terluka. Gelaja: busuknya batang atau pangkal bunga dengan tiba-tiba.

c. Akar bengkakGejala: tanaman layu seperti kekurangan air dan segar kembali di malam hari, lama-lama pertumbuhan terhambat dan kerdil serta tidak bisa berbunga. Selain akar tanaman membengkak terlihat pula ada bercak hitam di akar tersebut.

d. Bercak hitamPenyakit tular benih ini menyerang daun dan bagian tanaman lainnya. Gejala: daun menjadi berbercak coklat muda atau tua bergaris konsentris. Pada akar, batang dan tangkai terdapat bercak bergaris berwarna kehitam-hitaman.

e. Semai roboh (damping off)Penyakit ini biasanya menyerang persemaian menyebabkan busuknya pangkal batang. Pengendalian: dapat dilakukan dengan melakukan bibit yang bebas penyakit, merendam benih di air panas (50 derajat C) atau di dalam

Page 9: Laporan Praktikum Manajemen Hama Dan Penyakit Terpadu

fungisida/bakterisida selama 15 menit, sanitasi kebun, rotasi tanaman, menanam kultivar tahan penyakit, menghindari tanaman dari kerusakan mekanis atau gigitan serangga, melakukan sterilisasi media semai atau lahan kebun (khusus untuk akar bengkak), pengapuran pada tanah masam dan mencabut tanaman yang telah terserang penyakit.

Sawi Faktor yang menganggu tanaman sawi adalah adanya serangan hama dan penyakit pada tanaman sawi. Hama yang ditemukan pada tanaman sawi adalah belalang hijau dan ulat grayak. ulat grayak merupakan serangga yang berwarna hijau kecoklatan dengan totol-totol hitam disetiap ruas buku badannya, akibat dari serangan hama ini menyebabkan daun pada tanaman berlubang. Serangan belalang pada tanaman sawi yang ditandai oleh lubang-lubang kecil pada bagian bagian daun tanaman, robeknya bagian pinggir daun tanaman sawi. Sedangkan untuk penyakit, gejala yang ditimbulkan adalah daun menguning dan terdapat bercak-bercak coklat. Menurut (Wiwiek Hidajati, 2013) terhambatnya tanaman sawi akibat dari :

a. Ulat Grayak (Spodoptera litura dan Spodoptera exigua)Berukuran sekitar 15-25 mm, berwarna hijau tua kecoklatan dengan totol-totol hitam di setiap ruas buku badannya. Sedangkan Spodoptera exigua, mempunyai ukuran yang sama dengan Spodoptera litura tetapi warna tubuhnya hijau sampai hijau muda tanpa totol-totol hitam di ruas buku badannya. Kedua jenis ulat ini sering menyerang tanaman dengan cara memakan daun hingga menyebabkan daun berlubang-lubang terutama di daun muda.

b. Ulat Perusak Daun (Plutella xylostella)Ulat kecil ini berwarna hijau muda, dengan panjang tubuh sekitar 7-10 mm. Pada saat melakukan penyerangan, ulat ini suka bergerombol dan lebih menyukai pucuk tanaman. Akibatnya daun muda dan pucuk tanaman berlubang-lubang. Jika serangan sudah sampai ke titik tumbuh tunas, proses pembentukan krop akan sangat terganggu. Lebih parah lagi, krop tidak terbentuk.

c. Downy Mildew (Pseudoperonospora sp.)Penyakit ini suka menyerang tanaman sawi putih. Gejala awal, muncul bercak kuning dengan bentuk kotak-kotak mengikuti alur tulang daun. Bercak ini dimulai dari daun tua. Semakin lama daun yang menguning semakin lebar dan mengarah ke daun yang lebih muda di atasnya.

d. Penyakit Busuk Lunak (Erwinia carotovora)Penyakit ini menyerang tunas pucuk tanaman, baik saat belum terbentuk krop maupun setelah keluar krop sawi putih. Gejala awal

Page 10: Laporan Praktikum Manajemen Hama Dan Penyakit Terpadu

terdapat bercak basah di tunas pucuk atau krop. Selanjutnya bercak tersebut meluas dan menjadi busuk basah hingga ke dalam batangnya. Bagian yang terserang tersebut akan mengeluarkan bau busuk. Apabila serangan terjadi sebelum terbentuk krop, titik tumbuh mati sehingga tanaman tidak bisa menghasilkan krop. Jika menyerang setelah keluar krop, maka krop akan rusak, busuk basah dan berbau sangat tidak sedap. Penyakit ini sering menyerang saat hujan dan ketika suhu udara di atas normal.

e. Penyakit Akar Gada (Plasmodiophora brassicae)Penyakit ini menyerang perakaran tanaman. Gejala penyakit ditunjukkan dengan tanaman tampak layu hanya pada siang hari yang cerah dan panas. Sebaliknya, pada pagi hari kondisi tanaman segar. Pertumbuhan tanaman terhambat. Apabila tanaman dicabut, akan tampak benjolan-benjolan besar seperti kanker di perakarannya. Jika tingkat serangannya sudah parah, tanaman samasekali tidak bisa berproduksi.

Cabai Hal ini sesuai dengan literatur bahwa yang mengganggu tanaman cabai hama dan penyakit. Apabila kondisi lapang berpengaruh dengan kualitas air yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman cabai. Menurut (Anonymous, 2013) penyakit dan hama pada tanaman cabai yaitu:

Penyakita. Antracnose

Penyakit Antracnose dikenal juga dengan istilah “pathek” adalah penyakit yang hingga saat ini masih menjadi momok bagi petani cabai. Buah yang menunggu panen dalam beberapa waktu berubah menjadi busuk oleh penyakit ini. Gejala awal dari serangan penyakit ini adalah bercak yang agak mengkilap, sedikit terbenam dan berair, buah akan berubah menjadi coklat kehitaman dan membusuk. Ledakan penyakit ini sangat cepat pada musim hujan. Penyebab penyakit ini adalah jamur carnifora capsici.

b. Layu BakteriPenyakit ini disebabkan oleh Pseudomonas solanacearum. Gejalanya tanaman yang sehat tiba-tiba saja layu yang dalam waktu tidak sampai 3 hari tanaman mati. Bakteri ini ditularkan melalui tanah, benih, bibit, sisa tanaman, pengairan,nematoda atau alat-alat pertanian.

c. Virus Kuning (gemini virus)Vektor virus kuning adalah whitefly atau kutu kebul (Bemisia tabaci). Telur diletakkan di bawah daun, fase telur hanya 7 hari. Nimpa bertungkai yang berfungsi untuk merangkak lama

Page 11: Laporan Praktikum Manajemen Hama Dan Penyakit Terpadu

hidup 2-6 hari. Pupa berbentuk oval, agak pipih berwarna hijau keputih-putihan sampai kekuning-kuningan pupa terdapat dibawah permukaan daun, lama hidup 6 hari. Serangga dewasa berukuran kecil, berwarna putih dan mudah diamati karena dibawah permukaan daun yang bertepung, lama hidup 20-38 hari. Tanaman yang terserang penyakit virus kuning menimbulkan gejala daun mengeriting dan ukuran lebih kecil.

Hamaa. Thrips

Hama thrips (Thrips Sp.) sudah tidak asing lagi bagi para petani cabai. Hama thrips tergolong sebagai pemangsa segala jenis tanaman, jadi serangan bukan hanya pada tanaman cabai saja. Panjang tubuh sekitar + 1 mm, serangga ini tergolong sangat kecil namun masih bisa dilihat dengan mata telanjang. Thrips biasanya menyerang bagian daun muda dan bunga . Gejala serangan hama ini adalah adanya strip-strip pada daun dan berwarna keperakan. Noda keperakan itu tidak lain akibat adanya luka dari cara makan hama thrips. Kemudian noda tersebut akan berubah warna menjadi coklat muda. Yang paling membahayakan dari thrips adalah selain sebagai hama perusak juga sebagai carrier atau pembawa bibit penyakit (berupa virus) pada tanaman cabai. Untuk itu, bila mengendalikan hama thrips, tidak hanya memberantas dari serangan hama namun juga bisa mencegah penyebaran penyakit akibat virus yang dibawanya.

b. Tungau (Mite)Hama mite selain menyerang jeruk dan apel juga menyerang tanaman cabai. Tungau bersifat parasit yang merusak daun, batang maupun buah sehingga dapat mengakibatkan perubahan warna dan bentuk. Pada tanaman cabai. Tungau menghisap cairan daun sehingga warna daun terutama pada bagian bawah menjadi berwarna kuning kemerahan, daun akan menggulung ke bawah dan akibatnya pucuk mengering yang akhirnya menyebabkan daun rontok. Tungau berukuran sangat kecil dengan panjang badan sekitar 0,5 mm, berkulit lunak dengan kerangka chitin. Seperti halnya thrips, hama ini juga berpotensi sebagai pembawa virus.

c. Kutu (Myzuspersicae)Aphids merupakan hama yang dapat merusak tanaman cabai. Serangannya hampir sama dengan tungau namun akibat cairan dari daun yang dihisapnya menyebabkan daun melengkung ke atas, keriting dan belang-belang hingga

Page 12: Laporan Praktikum Manajemen Hama Dan Penyakit Terpadu

akhirnya dapat menyebabkan kerontokan. Tidak sepeti mite, kutu ini memiliki kemampuan berkembang biak dengan cepat karena selain dapat memperbanyak dengan perkawinan biasa, hama ini juga mampu bertelur tanpa pembuahan.

d. Lalat Buah (Bactrocera dorsalis)Kehadiran lalat buah ini, dapat menjadi hama perusak tanaman cabai. Buah cabai yang menunggu panen bisa menjadi santapannya dalam sekejap dengan cara menusukkan ovipositornya pada buah serta meletakkan telur, menetas menjadi larva yang kemudian merusak buah cabai dari dalam.

e. Ulat Grayak (Spodoptera litura)Ulat ini saat memasuki stadia larva, termasuk hewan yang sangat rakus. Hanya dalam waktu yang tidak lama, daun-daun cabai bisa rusak. Ulat setelah dewasa berubah menjadi sejenis ngengat akan memakan daun-daunan pada masa larva untuk menunjang perkembangan metamorfosisnya.

Tomat Hama

Hama yang biasa menyerang tanaman tomat yang kami amati adalah ulat (kaper), lalat buah, dan cabuk.

Air yang berlebihan Air yang berlebihan biasanya terjadi saat musim hujan, hal ini menyebabkan tanaman tomat menjadi layu dan roboh.

Menurut (Ir. Pracaya, 2006) bahwa pengganggu tanaman tomat yaitu adanya serangan hama dan penyakit. Hama dan penyakit pada tanaman tomat yaitu:

a. Ulat TanahUlat tanah tanaman tomat adalah Agrotis ipsilon. Hama jenis ini menyerang tanaman tomat di malam hari, sedangkan siang harinya bersembunyi di dalam tanah atau di balik mulsa PHP. Ulat tanah menyerang batang tanaman muda dengan cara memotongnya, sehingga sering dinamakan ulat pemotong.

b. Ulat GrayakUlat grayak tanaman tomat adalah Spodoptera litura. Ulat grayak menyerang daun tanaman tomat bersama-sama dalam jumlah sangat banyak, ulat ini biasanya menyerang di malam hari dengan cara memakan daun dan buah tomat. Gejala pada daun berupa bercak-bercak putih berlubang, sedangkan buahnya ditandai adanya lubang tidak beraturan di setiap permukaan buah.

Page 13: Laporan Praktikum Manajemen Hama Dan Penyakit Terpadu

c. Ulat BuahUlat buah tanaman tomat adalah Heliotis armigera. Bagian tubuh hama ini diselimuti kutil. Ulat menyerang tanaman tomat dengan cara mengebor buah sambil memakannya sehingga buah terserang berlubang.

d. Kutu DaunKutu daun tanaman tomat adalah Myzus persiceae. Kutu mengisap cairan tanaman tomat terutama daun muda, kotorannya berasa manis sehingga menggundang semut. Serangan parah menyebabkan daun mengalami klorosis (kuning), menggulung dan mengeriting, akhirnya tanaman tomat menjadi kerdil.

e. Kutu KebulKutu kebul tanaman tomat adalah Bemisia tabaci. Hama berwarna putih, bersayap dan tubuhnya diselimuti serbuk putih seperti lilin. Kutu kebul menyerang dan menghisap cairan sel daun tanaman tomat sehingga sel-sel dan jaringan daun rusak.

f. Lalat BuahLalat buah tanaman tomat adalah Dacus dorsalis. Lalat betina dewasa menyerang buah tomat dengan cara menyuntikkan telurnya ke dalam buah tomat, kemudian telur berubah menjadi larva, telur-telur ini akhirnya menggerogoti buah tomat sehingga buah tomat menjadi busuk.

g. Nematoda

Nematoda tanaman tomat adalah Meloidogyne incognita. Serangan nematoda ditandai adanya bintil-bintil pada akar. Nematoda merupakan cacing tanah berukuran sangat kecil, hama ini merupakan cacing parasit penyerang bagian akar tanaman tomat. Bekas gigitan cacing akhirnya menyebabkan serangan sekunder, seperti layu bakteri, layu fusarium, busuk phytopthora atau cendawan lain penyerang akar.

h. Rebah Semai

Rebah semai tanaman tomat adalah Pythium debarianum. Rebah semai biasa menyerang tanaman tomat pada fase pembibitan dan tanaman muda setelah pindah tanam.

i. Layu Bakteri

Bakteri penyebab layu tanaman tomat adalah Pseudomonas sp. Penyakit ini sering menggagalkan tanaman, tanaman tomat terserang mengalami kelayuan daun, diawali dari daun-daun muda.

Page 14: Laporan Praktikum Manajemen Hama Dan Penyakit Terpadu

j. Layu Fusarium

Cendawan penyebab layu tanaman tomat adalah Fusarium oxysporum. Tanaman tomat terserang mengalami kelayuan dimulai daun-daun tua, kemudian menyebar ke daun-daun muda dan menguning.

k. Busuk Phytopthora

Penyakit busuk tanaman tomat adalah Phytopthora infestans. Penyakit ini dapat menggagalkan budidaya tomat karena menyerang semua bagian tanaman. Batang terserang ditandai bercak coklat kehitaman dan kebasah-basahan. Serangan serius menyebabkan tanaman tomat layu. Daun tomat terserang seperti tersiram air panas. Buah terserang ditandai bercak kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak.

l. Bercak Bakteri

Bercak bakteri tanaman tomat adalah bakteri Xanthomonas vesicatoria, berkembang pesat terutama pada musim hujan. Serangan ditandai adanya bercak berwarna gelap mengkilap.

m. Bercak Daun Septoria

Penyakit ini disebabkan oleh serangan cendawan Septoria lycopersici. Cendawan menyerang semua fase pertumbuhan. Gejala serangan berupa bercak-bercak berwarna coklat yang akhirnya berubah keabu-abuan pada permukaan daun bagian bawah, tepi daun berwarna hitam.

n. Lunak Bakteri

Penyakit ini disebabkan oleh serangan bakteri Erwinia carotovora. Serangan pada daun ditandai adanya bercak berair disertai perubahan warna daun menjadi kecoklatan, terutama daun segar, serangan pada batang menyebabkan tanaman tomat roboh.

APA SAJA YANG MENANGGULANGI/MEMBENTANGI PENGGANGGU TANAMAN TERSEBUT ?

Bunga kol

Page 15: Laporan Praktikum Manajemen Hama Dan Penyakit Terpadu

Cara mencegah timbulnya serangan hama ini dengan cara melakukan sanitasi lahan dengan baik dan memasang perangkap untuk hama di beberapa tempat. Pestisida yang digunakan petani atau biasa disebut petani obat juga dapat menanggulangi masalah petani. Menurut (Tjitrosoepomo, G, 1993) pengendalian penyakit dilakukan dengan memilih bibit bebas penyakit, sanitasi kebun, rotasi tanaman, menghindari tanaman dari kerusakan mekanis/gigitan serangga, melakukan sterilisasi media semai/lahan kebun, pengapuran pada tanah masam dan mencabut tanaman yang terserang penyakit. Kalau terpaksa menggunakan pestisida, gunakan jenis pestisida yang aman mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik. Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya. Pengendalian biologis pada serangan hama dengan mengaplikasikan organisme yang menjadi musuh bagi hama dan mengaplikasikan pestisida biologis (Ronoprawiro, S., 1993).

Sawi

Hal yang menanggulangi/membentengi pengganggu tanaman tersebut adalah jika serangan hama maka yang menanggulangi adalah musuh alami yang hidup di tanaman sawi. Musuh alami akan memangsa hama yang menganggu tanaman. Pada tanaman sawi musuh alami yang ditemukan adalah laba-laba. Jika pada serangan penyakit maka yang menanggulangi adalah penggunaan obat-obatan kimia sebagai racun untuk membunuh penyakit tanaman sawi. Namun pada tanaman sawi yang diamati tidak bertemu dengan petani maka kami tidak tahu tentang jenis pestisida apa yang digunakan dalam menanggulangi serangan penyakit ataupun hama. Hal ini sesuai dengan literatur (Wiwiek Hidajati, 2013) bahwa pencegahan dari serangan penyakit dengan cara melakukan sanitasi lahan secara benar, termasuk pada galengan atau parit di sekitar lahan, menghindari menanam di lahan bekas tanaman sawi putih dan familinya (brokoli, bunga kol, kubis, dan sebagainya) yang terindikasi serangan penyakit ini, melakukan pergiliran tanaman, terutama dengan jagung dan kacang-kacangan untuk memutus rantai hidup fungi penyebab penyakit ini dan penggunaan teknologi EMP dikombinasi dengan pengapuran tanah (untuk menaikkan pH tanah).

Cabai

Hal yang menanggulangi/membentengi pengganggu tanaman cabai adalah:

Tumpang Sari

Page 16: Laporan Praktikum Manajemen Hama Dan Penyakit Terpadu

Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran (polyculture) berupa pelibatan dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu yang bersamaan atau agak bersamaan. Pada tanaman cabai yang kelompok kami amati tumpang sari dilakukan dengan menggunkan beberapa tanaman, diantaranya adalah tanaman bawang, tanaman jagung, singkong dan tanaman talas. Tanaman talas diletakkan di samping guludan atau antara guludan dan pengairan, untuk tanaman bawang dan jagung diletakkan menyebar diantara tanaman-tanaman cabai dalam guludan. Tumpang sari yang umum dilakukan adalah penanaman dalam waktu yang hampir bersamaan untuk dua jenis tanaman budidaya yang sama, seperti jagung dan kedelai, atau jagung dan kacang tanah. Dalam kepustakaan, hal ini dikenal sebagai double-cropping. Tanaman cabai yang kkelompok kami amati dapat diperkirakan penanaman antara tanaman cabai dengan tanaman tumpang sari lainnya tidak ditanam secara bersamaan, karena ada beberapa tanaman tumpangsari yang terlihat masih berumur muda. Tumpang sari dapat pula dilakukan pada pertanaman tunggal (monokultur) suatu tanaman perkebunan besar atau tanaman kehutanan sewaktu tanaman pokok masih kecil atau belum produktif. Hal ini dikenal sebagai tumpang sela (intercropping).

Pengembalian Sisa Panen KelahanSelain adanya sistem tumpang sari yang ada dilahan tersebut, kegiatan yang membentengitanaman cabai terhadap serangan Hama dan penyakit adalah pengembalian sisa panen ke dalam tanah. Sisa-sisapanen tersebut diletakkan di alur-alur/ guludan agar tidak terjadi penyia-nyiaan terhadap sisa panen, dan dapat menambah unsur hara didalam tanah. Sisa-sisa panen tersebut juga dapat digunakan sebagai mulsa untuk menjaga kelembaban tanah dan mengurangi serangan hama.

Menurut (Redy Prasdianata. 2013) bahwa pengendalian dilakukan dengan menanam varietas yang agak tahan (contoh cabai keriting Bukittinggi), menggunakan bibit yang sehat, melakukan rotasi /pergiliran tanaman, pemanfaatan tanaman border seperti tagetes atau jagung, pemasangan perangkap kuning sekaligus mengendalikan kutu kebul, serta eradikasi tanaman sakit yaitu tanaman yang menunjukkan gejala dicabut dan dibakar.

Tomat

Untuk menganggulangi hama yang menyerang, petani menggunakan dua pengendalian yaitu cara mekanik/fisik dan cara kimia. Pengendalian mekanik/fisik dilakukan dengan cara mengambil hama dan kemudian

Page 17: Laporan Praktikum Manajemen Hama Dan Penyakit Terpadu

dibunuh secara langsung. Sedangkan pengendalian kimia dilakukan dengan menggunakan pestisida. Petani biasa menggunakan pestisida bermerek tamaron dan rampage. Pengendalian hama ulat tanah dan nematoda dilakukan secara bersamaan cukup satu kali pemberian insektisida, yaitu 1gram per lubang tanam. Pengendalian hama ulat grayak, ulat buah, kutu daun, kutu kebul, lalat buah dan penyakit menggunakan pestisida harus dilakukan berseling atau penggantian bahan aktif yang tertera di atas setiap melakukan penyemprotan dan jangan menggunakan bahan aktif yang sama secara berturut-turut (Ir. Pracaya, 2006).

Page 18: Laporan Praktikum Manajemen Hama Dan Penyakit Terpadu

APA ARTI HUBUNGAN ANTARA UNSUR-UNSUR DI AGROEKOSISTEM TERSEBUT?

Bunga kol

Unsur-unsur dalam agroekosistem sangat banyak dan mereka saling mempengaruhi dan berperan penting. Manusia sebagai manajer di agroekosistem lahan pertanian secara tidak langsung menjadi penanggungjawab utama. Diluar semua ketidakpastian seperti cuaca dan datangnya hama penyakit. Tanah akan membutuhkan unsur hara yng ditambahkan petani melalui berbagai macam pupuk. Tidak semua pupuk akan berakibat baik, pupuk anorganik jika tidak diaplikasikan dengan benar maka mungkin malah akan merusak struktur tanah. Tanaman yang sudah dipupuk banyak akan memiliki banyak nutrisi sehingga sangat cocok untuk tempat hidup hama dan penyakit terutama ketika cuaca (kelembaban, cahaya dll) mendukung keberadaan mereka. Saat tanaman tersebut diserang tanaman, serta merta petani akan memberikan ‘obat’ dan tidak berfikir dampak kedepannya. Pestisida yang tidak diaplikasikan dengan benar akan meninggalkan residu di tanaman yang sifatnya racun bagi manusia dan di tanah yang akan merusak struktur tanah. Kesimpulannya apabila di agroekosistem tersebut tidak terjadi pengaplikasian pupuk yang sembarangan maka agroekosistem tersebut akan sehat baik bagi tanah, tanaman maupun manusia.

Sawi

Tanah sebagai media tumbuh tanaman merupakan bagian penting dalam ekosistem. Tanah yang baik memiliki 3 sifat yaitu kimia fisika dan biologi. Kimia mencakup kandungan unsur hara dalam tanah, pH, dan lain-lain yang dibutuhkan oleh tanaman. Fisika mencakup kondisi fisik tanah yang mendukung pertumbuhan dan pekembangan tanaman sepeti porositas, infiltrasi, tekstur, dan lain- lain. Biologi tanah mencakup organisme dalam tanah yang membantu dalam kesuburan tanah seperti cacing tanah, mikroorganisme tanah, dan lain-lain.

Iklim merupakan komponen abiotik yang terbentuk sebagai hasil interaksi berbagai komponen abiotik lainnya, seperti kelembapan udara, suhu, curah hujan, dan lain-lain. Iklim suatu daerah sangat menentukan jenis tanaman dan hasil produksi pertaniannya. Perubahan iklim yang tiba-tiba, akan membuat petani kewalahan

Page 19: Laporan Praktikum Manajemen Hama Dan Penyakit Terpadu

terutama dalam menentukan waktu tanam, atau bahkan bisa berakibat gagal panen. Bukan hanya itu, akibat iklim tertentu juga dapat menyebabkan meledaknya suatu populasi hama, dan berakibat fatal pada tanaman budidaya petani.

Di dalam agroekosistem ataupun ekosistem buatan manusia yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, manusia sangat berperan penting di dalamnya, mulai dari persiapan awal sampai dengan pasca panen, pada pemeliharaan yaitu pengunaan pupuk dan pemberantasan hama penyakit dengan menggunakan pestisida dan bahkan sebagai konsumen hasil produksi.

Tanaman sebagai objek yang dibudayakan memiliki peran penting dalam agroekosistem. Tanama yang baik memiliki kemampuan berproduksi maksimal. Tanaman juga sebagai sumber adanya OPT dan musuh alami.

Cabai

Tomat

Agroekosistem meliputi seluruh komponen ekosistem yang berada di lingkungan pertanian, yang meliputi:

Komponen abiotik.a. Air

Tak kurang dari 50% penyusun tubuh organisme terdiri akan air. Oleh sebab itu, air merupakan salah satu komponen abiotic yang sangat menentukan kelangsungan hidup organisme.

b. TanahTanah merupakan tempat hidup seluruh kehidupan.Sebagian besar penyusun makhluk hidup baik langsung maupun tidak langsung berasal dari tanah.Oleh sebab itu tak mungkin ada kehiduan tanpa adanya tanah.

c. UdaraUdara atau gas merupakan komponen utama dari atmosfer bumi. Gas-gas di atmosfer ini disamping sebagai selimut bumi, juga sebagai sumber berbagai unsur zat tertentu, seperti oksigen, karbondioksida, nitrogen dan hidrogen. Di atmosfer, udara juga merupakan komponen utama tanah. Tanah yang cukup pori/rongganya akan baik pertukaran udara atau aerasinya. Tanah yang baik aerasinya akan baik proses mineralisasinya. Dengan demikian komponen udara di atmosfer maupun di tanah sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanah. Hal ini akan berpengaruh pada tanaman.

Page 20: Laporan Praktikum Manajemen Hama Dan Penyakit Terpadu

d. CahayaCahaya matahari merupakan komponen abiotic yang berfungsi sebagai sumber energi primer bagi ekosistem. Seperti yang kita ketahui, pada aliran energi yang bersumber dari matahari yang kemudian diserap dan digunakan tanaman ataupun tumbuhan dalam proses fotosintesis. Kemudian tumbuhan dimakan oleh konsumen I, dan seterusnya sebagaimana yang kita lihat pada rantai makanan.

e. SuhuSetiap makhluk hidup memerlukan suhu lingkungan tertentu, hal itu karena pada setiap tubuh makhluk hidup akan berlangsung proses kimia yang berkitanerat dengan suhu. Tak terkecuali pada tanaman, yang juga memerlukan suhu optimum untuk metabolisnya. Tinggi rendahnya suhu suatu lingkungan mempengaruhi varietas apa yang cocok untuk ditanam disana.

f. KelembabanKelembaban adalah kadar air pada udara. Kelembaban udara mempunyai pengaruh yang besar terhadap ketersediaan air dalam tubuh. Tersedianya air dalam tubuh berperan besar dalam menunjang proses metabolisme. Setiap organisme mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang kelembabannya berbeda-beda. Dengan begitu, tingkat kelembaban pada suatu wilayah akan mempengaruhi jenis varietas, OPT, kondisi tanah, dan penanganannya tentunya.

g. Arus anginPada daerah yang arus anginnya kencang, hanya jenis tumbuhan yang mempunai perakaran kuat dan berbatang liat yang dapat bertahan hidup. Sedangkan tumbuhan yang perakarannya tidak kuat dan batangnya tidak liat, maka akan mudah terangkat atau patah oleh kencangnya angin.

h. Derajat keasaman / pHDerajat keasaman atau pH pada media memberi pengaruh yang besar terhadap distribusi organisme. Pada lingkungan yang berbeda pH-nya akan berbeda pula organisme yang hidup disana.Hal tersebut karena ada beberapa jenis organisme yang hidup di medium yang netral, da nada juga yang suka hidup di media masam dan ada pula yang menyukai medium yang bersifat basa. Untuk tanaman tomat sendiri membutuhkan pH sebesar 5-6.

i. Topografi

Page 21: Laporan Praktikum Manajemen Hama Dan Penyakit Terpadu

Topografi adalah altitude dan latitude suatu tempat. Topografi mempunyai pengaruh besar terhadap penyebaran makhluk hidup, yang tampak jelas adalah penyebaran tumbuhannya. Demikian pada pertanian atau agroekosistem, topografi juga sangat menentukan jenis varietas, pengelolaan lahan dan lain-lainnya.

Komponen Biotika. Manusia

Di dalam agroekosistem ataupun ekosistem buatan manusia yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, manusia sangat berperan penting di dalamnya, mulai dari persiapan awal sampai dengan pasca panen, dan bahkan sebagai konsumen hasil produksi.

b. Biota tanahDi dalam tanah, berdasarkan berdasarkan fungsinya dalam budidaya pertanian secara umum terdapat dua golongan jasad hayati tanah, yaitu yang mrnguntungkan dan yang merugikan. Berdasarkan spesifikasi fungsinya, jasad hayati tanah digolongkan menjadi: • Jasad fungsional, contohnya bakteri nitromonas dan

nitrobacter yang berperan dalam nitrifikasi, bakteri rhizobium alam fiksasi N-bebas, endomikoriza dalam penyediaan dan penyerapan hara P oleh tanaman.

• Jasad nonfungsional, contohnya media decomposer bahan organic.

c. Hewan ternakKehadiran hewan ternak seperti kerbau juga dapat menjadi komponen yang menguntungkan dalam pertanian, terutama dalam tipe persawahan. Kerbau dapat digunakan sebagai alat bantu manusia dalam membajak sawah secara tradisional.

d. Musuh alamiMusuh alami berperan dalam keseimbangan hayati sehingga dapat mencegah atau mengurangi meningkatnya hama. Musuh alami dapat berupa parasitoid, predator, dan patogen.

e. GulmaGulma adalah tumbuhan yang tidak dikehendaki, atau tumbuhan yang umbuh tidak sesuai dengan tempatnya. Kehadiran gulma pada suatu lahan pertanian menyebabkan berbagai kerugian yakni menurunkan ngka hasil, menurunkan mutu hasil, menjadi inang alternative hama atau patogen, mempersulitpengolahan dan mempertinggi biaya produksi, dapat menumbuhkan zat beracun dari golongan fenol bagi umbuhan lainnya, dan mengurangi debit dan kualitas air.

Page 22: Laporan Praktikum Manajemen Hama Dan Penyakit Terpadu

f. HamaHama adalah binatang yang mengganggu tanaman budidaya yang dapat menyebabkan penurunan secara ekonomis baik kualitas maupun kuantitas hasil tanaman budidaya. Ada beberapa hama yang dikenal dalam pertanian yakni Nematoda parasitic tanaman, serangga hama tanaman, tungau, siput, hewan vertebrata, satwa liar dan burung.

KESIMPULAN

Page 23: Laporan Praktikum Manajemen Hama Dan Penyakit Terpadu

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 2013. http://epetani.deptan.go.id/budidaya/hama-dan-penyakit-utama- pada-tanaman-cabai-serta-pengendaliannya-1782. Diakses tanggal 02 November 2013.

Ir. Pracaya, 2006. Bertanam Tomat. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Prasdianata, Redy. 2013. PENGENALAN DAN PEMANFAATAN MUSUH ALAMI. http://redyprasdianata.blogspot.com/2013/04/pengenalan-dan-pemanfaatan- musuh-alami.html. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2013.

Rahmat Rukmana, Ir. 1994. Budidaya Kubis Bunga dan Brokoli. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Ronoprawiro, S. 1993. Budidaya Kubis Bunga dan Brokoli. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Tjitrosoepomo, G. 1993. Produksi Sayuran di Daerah Tropika. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Wiwiek Hidajati, 2013. Bertanam Sayuran Lebih Menguntungkan Dengan Teknologi EMP. Erlangga. Jakarta

Page 24: Laporan Praktikum Manajemen Hama Dan Penyakit Terpadu

DOKUMENTASI