hama benih dan pascapanen: pengendalian hama gudang

26
PENGENDALIAN SERANGGA HAMA GUDANG 1. Cara-cara pengendalian hama di lapangan dapat diterapkan di gudang dengan beberapa penyesuaian 2. Aplikasi pestisida bukan cara terampuh dalam pengendalian hama 3. Pendekatan yang perlu dilakukan: Pengendalian Hama Terpadu (PHT) PHT adalah pendekatan pengendalian hama yang menggunakan “cost-benefit analysis” dalam pengambilan keputusan Dalam PHT, pengendalin dikatakan ”cost effective” kalau “cost of control is less than the reduction in market value due to pests”

Upload: rahmaniaa

Post on 26-Jun-2015

2.147 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hama Benih dan Pascapanen: Pengendalian Hama Gudang

PENGENDALIAN SERANGGA HAMA GUDANG

1. Cara-cara pengendalian hama di lapangan dapat diterapkan di gudang dengan beberapa penyesuaian

2. Aplikasi pestisida bukan cara terampuh dalam pengendalian hama

3. Pendekatan yang perlu dilakukan: Pengendalian Hama Terpadu (PHT)

PHT adalah pendekatan pengendalian hama yang menggunakan “cost-benefit analysis” dalam pengambilan keputusanDalam PHT, pengendalin dikatakan ”cost effective” kalau “cost of control is less than the reduction in market value due to pests”

Page 2: Hama Benih dan Pascapanen: Pengendalian Hama Gudang

CARA-CARA PENGENDALIAN HAMA GUDANG

1. Preventif (mencegah terjadinya serangan)

2. Fisik-mekanik

3. Cara hayati

4. Cara kimiawi

Page 3: Hama Benih dan Pascapanen: Pengendalian Hama Gudang

Preventif Mencegah datangnya hama lebih mudah daripada membasmi atau mengeliminasi serangga yang sudah masuk

1. Membuat konstruksi kedap serangga: bangunan dari beton atau logam lebih baik daripada kayu

2. Sanitasi gudang: ceceran bahan simpanan di lantai harus dibersihkan sebelum dilakukan penyimpanan selanjutnya, celah-celah atau retakan pada lantai, dinding, dsb. harus ditutup (sealed)

3. Tidak menyimpan alat pertanian, seperti alat pemanenan di ruang penyimpanan karena biji-biji yang tertinggal dapat menjadi sumber infestasi

4. Jangan memakai karung bekas yang belum di”disinfestasi” untuk menyimpan

Page 4: Hama Benih dan Pascapanen: Pengendalian Hama Gudang

5. Jangan menyimpan wadah bekas di ruang penyimpanan6. Menggunakan wadah yang tidak mudah dimasuki oleh serangga7. Menggunakan protektan untuk melindungi bahan simpanan (khusus untuk penyimpanan benih) seperti abu sekam dan serbuk tanaman yang diketahui mengandung insektisida8. Menyimpan bahan dalam bentuk yang lebih resisten, misal yang masih dilengkapi dengan polong, terutama kacang tanah

Preventif (lanjutan)

Page 5: Hama Benih dan Pascapanen: Pengendalian Hama Gudang

Cara Fisik/Mekanik

1. Manipulasi lingkungan fisik untuk menekan pertumbuhan populasi hama

2. Faktor fisik yang dimanipulasi adalah: temperatur, kelembapan relatif, kadar air, tempat penyimpanan (silo, elevator, karung, wadah lain), memberi tekanan pada bahan simpan (kompresi), dan iradiasi

3. Prinsip utama pelaksanaan penyimpanan: jagalah bahan simpanan tetap dingin dan kering

Penggunaan Temperatur Rendah

1. Pengaruh temperatur rendah: penurunan laju perkembangan, aktivitas makan, dan keperidian; dan penurunan survival

2. Untuk sebagian besar hama gudang, pada temperatur di bawah 20 oC perkembangan akan terhenti, kecuali pada S. granarius yang dapat bertahan sampai 15 oC.

Page 6: Hama Benih dan Pascapanen: Pengendalian Hama Gudang

Respons Serangga Hama Gudang terhadap Temperatur

Zone Temparatur (oC) Pengaruh

Lethal > 62 Kematian < 1 menit50 – 62 Kematian < 1 jam45 – 50 Kematian < hari35 – 42 Pertumb. pop. terhenti,

srg. Mencari tmpt yg lbh dingin

Suboptimal 35 Perkembangan terhenti33 – 35 Perkembangan lambat

Optimal 25 – 32 Maksimum laju perkembangan

Suboptimal 13 – 25 Perkembangan lambat15 Perkembangan terhenti

Lethal 5 - 13 Kematian dalam minggu -10 – 5 Kematian dalam hari - 25 – -15 Kematian < 1 jam

Field, P.G. 1992. The control of stored-product insects and mites with extreme temperatures. J. Stored Prod. Res. 28: 89 - 118

Page 7: Hama Benih dan Pascapanen: Pengendalian Hama Gudang

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penggunaan temperatur rendah untuk pengendalian hama:

TemperaturSpesiesFase perkembanganAklimatisasiKelembapan relatif

Menentukan lama waktu yang dibutuhkan untuk membunuh semua individu serangga

Perbedaan kerentanan beberapa spesies terhadap perlakuan temperatur rendah

T. castaneumT. confusumO. mercator

Paling rentanT. granariumE. elutellaE. kuehniellaP. interpunctella

Paling toleran

Page 8: Hama Benih dan Pascapanen: Pengendalian Hama Gudang

Penggunaan Temperatur Tinggi

Faktor-faktor yang berpengaruh:1. Temperatur2. Lama perlakuan3. Spesies4. Fase perkembangan5. Aklimatisasi6. Kelembapan relatif

Temperatur tinggi yang efektif untuk membunuh serangga di dalam tempat penyimpanan adalah antara 50 – 60 oC selama 24 jam

Page 9: Hama Benih dan Pascapanen: Pengendalian Hama Gudang

Tingkat Toleransi Serangga terhadap Perlakuan Temperatur Tinggi

Urut-urutan dari yang paling toleran sampai yang paling tidak toleran pada perlakuan suhu 49 oC

L. Serricorne > C. pusillus = R. dominica > S. oryzae = T. castaneum = Trogoderma variabile > S. granarius = Gibbium psylloides > Cathartus quadricollis = O. mercator > T. confusum = O. surinamensis

Semakin rendah kelembapan relatif dan kadar air biji, semakin rentan serangga terhadap perlakuan suhu tinggi, terutama pada kisaran temperatur antara 40 – 45 oC

Page 10: Hama Benih dan Pascapanen: Pengendalian Hama Gudang

Pengendalian Callosobruchus maculatus dengan penjemuran (menaikkan suhu di dalam kemasan benih) (Penelitian di India oleh Y. S. Chauchan dan M. A. Gaffar: Journal of stored product research volume 38 Tahun 2002)

8 kantung plastik berisi masing-masing1 kg kacang-kacangan (k.a. 10%)

+6 pasang imago C. maculatus

4 kantung dijemur (suhu maks. 42oC)

4 kantung disimpandi laboratorium dengan

suhu kamar

Setelah 1 minggu dikembalikan ke tempat penyimpanan di laboratorium

(ke dalam kotak dari karton)

Sampel untuk uji daya kecambah

Hasil:1. Suhu maks. di dalam

kantung plastik 65oC2. Callosobruchus dalam

kantung plastik yang dijemur mati sebelum sempat bertelur

Page 11: Hama Benih dan Pascapanen: Pengendalian Hama Gudang

Irradiasi

Diizinkan untuk 40 jenis bahan pangan di lebih dari 30 negara

Dua jenis radiasi ionisasi yang dapat diterapkan:1. Gamma rays irradiation2. Electronic beam irradiation

Irradiasi sinar gamma umumnya dilakukan dengan menggunakan Co 60 sebagai sumber radiasi dan dapat menembus 20 – 60 cm ke dalam benda padat

Electronic beam adalah penggunaan accelerator electron dengan tenaga listrik untuk mempercepat gerakan elektron sampai pada kecepatan yang menyebabkan terjadinya ionisasi di dalam sel serannga. Cara ini hanya menembus kedalaman 1 lapisan biji pada titik aplikasi

Page 12: Hama Benih dan Pascapanen: Pengendalian Hama Gudang

Fasilitas komersial pertama penggunaan irradiasi untuk pengendalian hama gudang dibangun di Pelabuhan Odessa, Ukraine, yang menggunakan dosis radiasi 0,2 kGy dengan kecepatan perlakuan 200 ton per jam.

Kelemahan penggunaan cara irradiasi:

1. Dapat menurunkan kadar vitamin A, C, E, B1 (thiamine), dan K2. Dosis irradiasi yang dibutuhkan untuk membunuh serangga juga

dapat mematikan biji sehingga tidak cocok untuk “malting barley” dan penyimpanan benih

Page 13: Hama Benih dan Pascapanen: Pengendalian Hama Gudang

Penggunaan Kemasan Kedap Serangga

L. serricorneS. paniceumP. interpunctellaE. cautellaC. cephalonicaT. variabile

Dapat menembus kemasan yang umum digunakan

R. dominica dapat menembus kemasan juga namun jarang ditemukan pada bahan simpanan dalam kemasan

T. castaneumT. confusumC. ferrugineusC. pusillusO. mercatorO. surinamensis

Tanpa adanya lubang kecil tidak dapat menembus kemasan yang umum digunakan

Page 14: Hama Benih dan Pascapanen: Pengendalian Hama Gudang

Bahan pengemas berbeda daya tahannya terhadap serangan serangga, urut-urutan dari yang termudah ditembus oleh serangga:

1. Cellophane2. Polyethylene3. Paper polyvinyl chloride4. Aluminum foil5. Polyester6. Polypropylene7. Polycarbonate

Page 15: Hama Benih dan Pascapanen: Pengendalian Hama Gudang

Penggunaan Inert Dust

Tanah dan pasir, Diatomaceus earth, Silica aerogels, Non-silica dust

Tanah dan pasir telah digunakan secara tradisional sebagai penutup penyimpanan biji-bijian

Diatomaceous earth (debu diatom) adalah fossil diatomae yang mengandung silika (diatomae adalah tumbuhan akuatik bersel tunggal yang dinding selnya mengandung “opaline silica” atau SiO2 + nH2O)

Silica aerogels diproduksi dengan mengeringkan larutan sodium silikat, berbentuk tepung yang sangat halus dan tidak bersifat higroskopik

Aplikasi:Digunakan sebagai pelindung atau pelapis permukaan stapel atau dicampur langsung dengan benih (seperti melakukan seed treatment)

Mode of action:Menyebabkan serangga mengalami dehidrasi karena lapisan kutikulanya terlepas atau terluka akibat bergesekan dengan inert dust

Page 16: Hama Benih dan Pascapanen: Pengendalian Hama Gudang

Keuntungan penggunaan Diatomaceous Earth (debu diatom)

1. Tidak toksik terhadap mamalia2. Mudah dibersihkan dari biji pada saat prosesing3. Sangat efektif terhadap berbagai spesies hama gudang4. Hanya proses fisik yang terlibat sehingga tidak menimbulkan resistensi

Produk komersial:

SilicoSec® yang mengandung: 92% SiO2, 3% Al2O3, 1% Fe2O3, dan 1% Na2O. Rata-rata ukuran partikel: 8 – 12 μm. Dosis aplikasi: 1 kg SilicoSec per kg biji-bijian serealia.

Keefektifan penggunaan debu diatom meningkat sejalan dengan meningkatnya suhu, karena pada suhu yang lebih tinggi serangga lebih aktif bergerak sehingga peluang terjadinya gesekan dengan debu diatom lebih besar. Kehilangan cairan tubuh serangga juga lebih cepat terjadi pada suhu tinggi.

Page 17: Hama Benih dan Pascapanen: Pengendalian Hama Gudang

Figure 1 Effect of Rice Husk Ash, Wood Ash and Lime against Oviposition of Callosobruchus analis, When the Amendments Are Mixed with Soybeans at a Rate of 1% (by Weight).

Figure 2 Effect of Rice Husk Ash, Wood Ash and Lime on Infestation and Reproduction of Callosobruchus analis

Percobaan Penggunaan Inert Dust untuk Pengendalian Callosobruchus analis di Tempat Penyimpanan Biji Kedelai

Page 18: Hama Benih dan Pascapanen: Pengendalian Hama Gudang

Cara Biologi (dalam arti luas)1. Penggunaan varietas resisten

a. Sifat-sifat yang dikehendaki: dapat menekan laju peletakan telur, memperpanjang siklus hidup, menyebabkan kematian fase pradewasa

b. Beberapa hal yang dapat menimbulkan resistensi: barier mekanik, pembatasan tempat peletakan telur, kekerasan biji, faktor nutrisi, adanya senyawa toksik, dll.2. Penggunaan feromon

a. Pengertian feromonb. Macam-macam feromonc. Mekanisme kerja feromond. Aplikasi

d.1. Untuk pemantauand.2. Untuk pengendalian

Perangkap + Sex attractantPerangkap + Sex attractant + feromon agregasi + pathogen + chemosterilantUdara di dalam gudang dijenuhi oleh sex attractant untuk membuat serangga mengalami disorientasi

Page 19: Hama Benih dan Pascapanen: Pengendalian Hama Gudang

Penggunaan Parasitoid dan Predator

1. Keragaman jenis parasitoid dan predator2. Aplikasi pengendalian hayati: inokulasi, inundasi, dan konservasi3. Kelayakan penggunaan parasitoid dan predator

Penggunaan Patogen Serangga

1. Keragaman jenis patogen2. Mekanisme terjadinya penularan penyakit3. Kemungkinan aplikasi patogen di gudang

Penggunaan Serangga Mandul

1. Metode sterilisasi2. Kelemahan metode sterilisasi3. Kelayakan penggunaan serangga mandul

Page 20: Hama Benih dan Pascapanen: Pengendalian Hama Gudang

Penggunaan Pestisida

Pestisida:

Insektisida SeranggaRodentisida TikusFungisida Jamur/CendawanBakterisida BakteriNematisida NematodaAkarisida TungauHerbisida Gulma

Bahan kimia tidak beracun yang peraturan penggunaan dan Bahan kimia tidak beracun yang peraturan penggunaan dan perizinannya disatukan dengan pestisidaperizinannya disatukan dengan pestisida

Zat pemikatZat pemikat : attractant: attractantZat penolakZat penolak : repellent: repellentZat pemandulZat pemandul : sterilant: sterilantZat penghambat pertumbuhan : growth InhibitorZat penghambat pertumbuhan : growth Inhibitor

Page 21: Hama Benih dan Pascapanen: Pengendalian Hama Gudang

Formulasi Pestisida (dan campurannya dengan air)

1. SP = soluble powder; SP + air larutan2. WP = wettable powder; WP + air suspensi3. SC = soluble concentrate; SC + air larutan4. WSC = water soluble concentrate; WSC + air larutan5. S = solution (formulasi siap pakai, biasanya dalam minyak)6. G = Granule (butiran siap pakai)7. D = dust (tepung siap pakai)8. EC = emulsifiable concentrate: EC + air emulsi

Kandungan bahan dalam suatu formulasi pestisida:

a. Bahan aktifb. Bahan pembawac. Spreading agent, wetting agentd. Emulsifiere. Sticker (bahan perekat)

Page 22: Hama Benih dan Pascapanen: Pengendalian Hama Gudang

Aplikasi Pestisida

Penyemprotan a. Permukaan: dinding, lantai, langit-langit, dsb. b. Ruangan: dengan sasaran serangga terbang

Pencampuran Mencampur insektisida dengan bahan simpan/seed treatment

Fumigasi Memasukkan gas beracun ke dalam tempat penyimpanan

Pengumpanan Pengendalian tikus dengan umpan bercun

Page 23: Hama Benih dan Pascapanen: Pengendalian Hama Gudang

Penyemprotan

Hal penting yang harus diperhatikan adalah insektisida yang digunakan harus mempunyai residu yang rendah pada bahan simpanan

Batas Maksimum Residu menurut FAO/WHO

Jenis insektisida Maksimum residu (ppm)

Organofosfat 8 - 10Pyrethroid 3 - 5Karbamat 3 - 5

Page 24: Hama Benih dan Pascapanen: Pengendalian Hama Gudang

Beberapa catatan penting dalam pelaksanaan penyemprotan:

1. Sprayer dan perlengkapannya harus dalam kondisi yang baik2. Perlengkapan keselamatan dalam penyemprotan harus dikenakan3. Permukaan yang akan disemprot harus dibersihkan terlebih dahulu4. Insektisida dan alat ukur yang akan digunakan harus sesuai dengan

kebutuhan5. Persiapkan cairan semprot sesuai dengan urut-urutan standar6. Dalam menyemprot jangan melawan arah angin7. Jangan menyemprot langsung pada bahan pangan8. Penyemprotan harus dilakukan secara merata/tidak terlalu basah9. Awali penyemprotan dari daerah sudut ruangan dengan cara

berjalan mundur dan diakhiri di pintu keluar10.Atur pengeluaran cairan semprot dari nozel agar dapat tersemprot

dalam droplet halus

Page 25: Hama Benih dan Pascapanen: Pengendalian Hama Gudang

Perhitungan kebutuhan insektisida

Faktor yang penting diperhatikan: luas sasaran, dosis, jenis formulasi yang digunakan

Gudang dengan panjang 100 m, lebar 40 m, tinggi 7,5 m, dan di dalamnya terdapat 5000 ton beras yang disimpan dalam bentuk stapel akan disemprot menggunakan Sitocide 500 EC dengan dosis 50 ml/m2 (setelah pengenceran) dan konsentrasi 40 ml/liter air. Berapa banyak insektisida yang dibutuhkan?

Catatan:1. Lantai yang tertutup stapel yang disusun dengan kunci lima: 1 m2 =

3,1 ton2. Luas permukaan stapel yang disusun dengan kunci lima: 174 m2 =

150 ton beras

Page 26: Hama Benih dan Pascapanen: Pengendalian Hama Gudang

Penghitungan kebutuhan insektisida

1. Luas permukaan yang perlu disemprot = 16377 m2

2. Kebutuhan cairan semprot: 16377 m2 x 50 ml/m2 = 818,85 liter3. Kebutuhan insektisida: 818,85 liter x 40 ml/liter = 32,754 liter4. (Jumlah air yang dibutuhkan sebagai pengencer: (818,85 –

32,754) liter = 786,1 liter