laporan besar solida kempa langsung

Upload: ishmahaa

Post on 06-Mar-2016

178 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Tablet KL

TRANSCRIPT

PERCOBAAN IIIKEMPA LANGSUNG

I. TujuanMenentukan pengaruh berbagai jenis formula granulat dasar terhadap sediaan tablet dengan teknik kempa langsung dengan zat aktif Klorfeniramin Maleat.

II. Teori DasarTablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa (Departemen Kesehatan RI, 2014).

Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai, (Ansel, 2005)

Kebanyakan tablet digunakan untuk pemberian obat-obat secara oral. Tablet mempunyai beberapa keuntungan, salah satu diantaranya tablet merupakan sediaan yang tahan terhadap pemasukan (temperproof).Hal hal berikut merupakan keunggulan utama tablet : 1. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah. 2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling rendah.3. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan paling kompak. 4. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul. 5. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi.6. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus, seperti pelepasan di usus atau produk lepas lambat.7. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk produksi besar besaran. 8. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik (Lachman, hlm 1994)

Selain keunggulan di atas, tablet juga mempunyai kerugian sebagai berikut :1. Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak, tergantung pada keadaan amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis. 2. Obat sukar dibasahkan, lambat melarut, dosisnya cukupan tau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau setiap kombinasi dari sifat di atas, akan sukar atau tidak mungkin diformulasi dan dipabrikasi dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan bioavalabilitas obat cukup. 3. Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan, atau obat yang peka terhadap oksigen atau kelembapan udara perlu pengapsulan atau penyelubungan dulu sebelum dikempa (bila mungkin) atau memerlukan penyalutan terlebih dahulu. (Lachman, 1994)

Komponen formulasi tablet terdiri dari bahan berkhasiat (API) dan bahan pembantu (eksipien). Desain formulasi tablet diawali dengan nilai yang sudah ditetapkan sebelumnya, yaitu dosis bahan berkhasiat dalam tablet. Jumlah bahan aktif dalam tablet dapat merupakan faktor pembatas dalam mendesain formulasi. Bahan tambahan (eksipien) yang digunakan dalam mendesain formulasi tablet dapat dikelompokkan berdasarkan fungsionalitas eksipien berikut :1. Pengisi/pengencer2. Pengikat3. Penghancur (disintegrants)4. Pelincir (lubricant)5. Pelicin (glidant)6. Agen pendapar7. Pemanis/flavor8. Agen pembasah9. Agen penyalut10. Pembentuk matrik11. PewarnaSistem Penghantaran TabletObat terbaik apapun tidak akan berarti jika tidak diberikan dalam bentuk sistem penghantaran yang sesuai. Obat berbentuk tablet dapat dihantarkan dalam formulasi relatif sederhana, pelepasan segera (immediate), sampai bentuk kompleks, seperti sediaan dengan pelepasan diperlama atau sediaan dengan pelepasan dimodifikasi. Peranan paling penting dari sistem penghantaran obat adalah menghantarkan obat ke lokasi kerja dalam jumlah yang cukup dan pada kecepatan yang sesuai, dan harus pula memenuhi kriteria esensial lainnya seperti stabilitas fisika dan kimia, dapat diproduksi secara masal dan ekonomis, terjamin jumlah bahan aktif obat (API) dalam setiap unit sediaan dan dalam setiap bets yang diproduksi, dapat diterima oleh pasien (misalnya dalam hal ukuran, bentuk, warna, dsbnya) sehingga mendorong pasien menggunakan obat sesuai dengan aturan/ketentuan penggunaan obat) (Goeswin, 2012).Kriteria Desain TabletKriteria umum desain tablet adalah sebagai berikut:1. Menunjukkan disolusi obat secara optimal, yang berarti ketersediaan dari sediaan farmasi untuk diabsorpsi secara konsisten sesuai dengan tujuan penggunaan (pelepasan segera atau diperlama).2. Keseragaman dan akurasi kandungan obat.3. Stabilitas yang meliputi stabilitas API, formulasi tablet secara keseluruhan, kehancuran (bila perlu) dan kecepatan serta jumlah obat terdisolusi dari tablet untuk jangka waktu diperlama.4. Penerimaan oleh pasien semaksimal mungkin. Oleh karena itu, sebaiknya sediaan/produk jadi memberikan tampilan menarik yang meliputi warna, ukuran, rasa, dan lain sebagainya, jika memungkinkan, untuk memaksimalkan penerimaan dan mendorong penggunaan obat sesuai dengan cara pemakaian.5. Manufakturabilitas. Desain formulasi memungkinkan untuk memproduksi obat secara efisien, efektif biaya, dan praktis sesuai dengan yang dipersyaratkan.Hal yang diuraikan adalah kriteria umum. Adakalanya tablet untuk tujuan penggunaan khusus memerlukan kriteria khusus tambahan pula, seperti tablet untuk ditelan secara keseluruhan dan didesain sebagai sediaan dengan pelepasan segera (Goeswin, 2012).Desain dan ManufakturMendesain formulasi tablet merupakan tindakan kompromi dari beberapa faktor karena untuk mencapai sifat dan kinerja tablet yang diperlukan (seperti resistensi terhadap gesekan mekanik atau friabilitas, kehancuran dan disolusi cepat), sering melibatkan sasaran yang merupakan kompetensi secara fungsional. Pemilihan bahan yang tepat dan penentuan jumlah eksipien yang seimbang untuk setiap API atau kombinasi eksipien dalam formulasi tablet untuk dapat mencapai sifat yang diinginkan (seperti menghasilkan obat yang aman dan produk yang handal) merupakan hal yang tidak selalu mudah dilakukan. Selain itu, saat ini ada pula ketentuan dan keharusan untuk melakukan validasi proses dalam memproduksi sediaan (tablet) sebelum diloloskan/diedarkan ke pasaran. Biaya bahan baku (API dan eksipien) dan tahap proses (yang terkait juga dengan biaya) perlu pula dipetimbangkan sebelum melakukan formulasi akhir dan pemilihan proses manufaktur.

Faktor eksipien sangat kritikal dalam mendesain sistem penghantaran obat dan memegang peranan utama dalam kualitas dan kinerja obat. Eksipien dipilih untuk mengatasi berbagai masalah yang mungkin dan dapat timbul dalam sediaan farmasi, seperti peningkatan stabilitas (antioksidan, pengabsorpsi UV), optimisasi dan modifikasi pelepasan obat (penghancur, polimer hidrofilik, agen pembasah, polimer biodegradable), peningkatan fungsi teknologi (pengikat, pelicin/glidan, pelincir/lubrikan), peningkatan penerimaan pasien (peningka rasa/flavor), dan identifikasi produk (pewarna) (Goeswin, 2012).Manufaktur Tablet Secara Kempa LangsungManufaktur tablet secara granulasi basah maupun granulasi kering merupakan proses multitahap yang kompleks. Jika bagian terbesar dari komponen formulasi menunjukkan sifat yang diperlukan, seperti keberalihan dan keterkempaan, maka tahap granulasi tidak diperlukan lagi. Hal ini merupakan prinsip dasar dari manufaktur tablet secara kempa langsung (direct compression). Komponen kunci dalam proses manufactur kempa langsung adalah pengencer. Skema proses manufaktur tablet secara kempa langsung dapat dilihat dibawah. Sifat pengencer tidak hanya penting selama proses pengempaan saja, tetapi sifat ini harus dapat bertahan sesudah dicampur dengan konstituen formulasi lain seperti bahan aktif (Goeswin, 2012).

Semua komponen formulasi dicampur homogen, kemudian baru dikempa. Jadi, pelincir, pelicin, dan agen penghancur (jika perlu) dicampur dengan API dan pengencer. Pengencer untuk kempa langsung sering merupakan bahan yang umum terdapat, akan tetapi secara fisik telah dimodifikasi sehingga menghasilkan fluiditas (sifat aliran) dan keterkempaan (kompresibilitas) yang baik. Berdasarkan sumber asalnya, pengencer dikelompokkan dalam: Selulosa dan turunan selulosa Bahan anorganik Poliol Amilum dan turunan amilum Gula Campuran dan hasil koproses

Pengisi dan pengikat (eksipien) kempa langsungKanig mengemukakan 14 kriteria untuk eksipien kempa langsung. Dalam banyak hal kriteria ini juga diperlukan untuk eksipien tablet tanpa memandang metode manufaktur tablet (Goeswin, 2012).1. Material harus menunjukkan fluiditas atau keberaliran yang bagus.2. Harus menunjukkan keterkempaan yang tinggi.3. Harus inert secara fisiologis.4. Harus kompatibel dengan tipe bahan berkhasiat/API.5. Tidak menunjukkan perubahan fisika atau kimia pada penuaan dan harus stabil terhadap udara, kelengasan/kelembaban, dan panas.6. Harus menunjukkan kapasitas yang besar, yang didefinisikan sebagai jumlah bahan aktif (API) yang dapat diakomodasi oleh pengencer selama teknik kempa berlangsung.. kapasitas akomodasi ini diekspresikan dalam bentuk persentase dari bahan nonkempa atau rasio optimum dari bahan aktif obat terhadap pengencer.7. Tidak berwarna dan tidak berasa.8. Dapat menerima zat pewarna secara uniform.9. Relatif tidak mahal harganya.10. Menunjukkan rasa yang dapat diterima di mulut, yang didefinisikan sebagai perasaan sensasi dalam mulut yang akan ditimbulkan bila material digunakan dalam formulasi tablet kunyah.11. Tidak mengganggu ketersediaan hayati dari bahan aktif (API).12. Menunjukkan rentang ukuran partikel yang lebih kurang ekuivalen dengan kebanyakan bahan aktif (API) obat.13. Dapat diproses ulang tanpa kehilangan sifat aliran atau keterkempaan.14. Menunjukkan profil tekanan-kekerasan yang bagus.

Sebagai tambahan dari persyaratan/kriteria ini, bobot jenis ruahan dari eksipien kempa langsung merupakan hal yang kritikal karena tidak dilakukan densifikasi selama proses granulasi. Jadi, kempa langsung manufaktur tablet hanya dilakukan bila memerlukan penambahan pengencer sehingga API relatif poten perlu mendapat perhatian khusus. Ada pula faktor lain yang perlu dipertimbangkan.

Pada granulasi basah, sifat individual API dan partikel pengencer dalam batas tertentu ditutupi oleh pengikat, sedangkan pada kempa langsung partikel orisinil (asli) masih berada dalam bentuk bebas. Jadi, pada formulasi kempa langsung, komponen formulasi dapat berperilaku sebagai partikel individual. Oleh sebab itu, ada risiko campuran massa memisah sesudah dicampur dan sebelum dikempa. Pada proses granulasi, partikel berikatan bersama, dan kemungkinan terjadinya pemisahan lebih kecil. Selain itu, kemungkinan terbentuknya debu lebih besar pada proses kempa langsung (Goeswin, 2012).

Keuntungan dan keterbatasan teknologi kempa langsungTeknologi kempa langsung ini sederhana, membutuhkan alat lebih sedikit, tahapan dalam proses hanya dua, yaitu campur dan kempa, mengurangi waktu proses, biaya tenaga kerja lebih murah, dan konsumsi listrik lebih hemat (Goeswin, 2012).

Keuntungan proses kempa langsung Prosedur kering tidak memerlukan tahap pengeringan Ekspose terhadap air dan suhu tinggi tidak diperlukan sehingga menurunkan resiko terjadinya penguraian bahan aktif Tablet jadi yang hancur menjadi partikel primer yang bukan berbentuk agregat granular akan meningkatkan luas permukaan untuk disolusi sehingga pelepasan obat lebih cepat.Keterbatasan proses kempa langsung Proses sangat bergantung pada fluiditas (sifat aliran) dan kompresibilitas pengencer. Jadi, tidak dapat dimanfaatkan untuk API dosis rendah dan dosis tinggi karena kebutuhan besar eksipien akan menghasilkan sediaan yang besar/berat. Bahan aktif, seperti parasetamol dan asam asetil salisilat, untuk kempa langsung sebelumnya berada dalam bentuk pregranulasi (sudah digranulasi). Pada proses granulasi, partikel menyatu menjadi bentuk granul dengan sifat baru, sedangkan pada kempa langsung setiap partikel dari setiap konstituen secara esensi tidak berubah. Jadi, sangat diperlukan konsistensi dalam dan antar bets. Kemungkinan terjadi pemisahan (segregasi) konstituen formulasi sesudah pencampuran API dan eksipien secara homogen. Eksipien pengencer untuk kempa langsung relatif mahal harganya, dan perlu kepastian tentang ketersediaan eksipien tersebut untuk jangka panjang. Teknologi kempa langsung luas dimanfaatkan untuk produksi obat generik karena selama perlindungan hak paten, belum dapat dilakukan penelitian pengembangan, sedangkan dengan teknologi kempa langsung diperlukan waktu penelitian relatif singkat. Ketersediaan eksipien kempa langusng belum tentu menjamin keberhasilan pembuatan tablet secara kempa langsung. Bahan aktif obat perlu pula menunjukkan sifat keterkempaan yang sesuai, begitu pula sifat aliran. Jika kandungan bahan aktif lebih dari sepertiga formulasi tablet dan jika serbuk bahan aktif obat yang memiliki sifat aliran dan bentuk keterkempaan yang kurang merupakan bagian terbesar dari formulasi tablet, maka metode kempa langsung tidak dapat digunakan (Goeswin, 2012).

Pengempaan TabletTablet yang dibuat secara baik haruslah menunjukkan kualitas sebagai berikut:1. Tablet mengandung bahan obat sesuai dengan pernyataan dosis pada label dan dalam batas yang diizinkan (spesifikasi).2. Tablet harus cukup kuat untuk menghadapi tekanan selama proses manufaktur, transportasi, dan penanganan hingga sampai kepada pasien yang akan menggunakan.3. Tablet harus menghantarkan dosis obat pada lokasi dan kecepatan yang dipersyaratkan.4. Ukuran, rasa, dan tampilan tidak menurunkan penerimaan oleh pasien.

Ada 2 tipe mesin kempa tablet, yaitu mesin kempa yang terdiri dari satu lumpang dengan sepasang alu (single punch) dan mesin kempa tablet dengan tekanan rotasi yang memiliki sejumlah lumpang dan alu yang sesuai dan berputar secara rotar (multistation). Pada semua mesin kempa tablet yang digunakan untuk menghasilkan tablet, proses dibagi/dirinci menjadi 3 tahap, yaitu: pengisian, pengempaan dan pelemparan (ejection) tablet.

Tahap 1: PengisianAlu bawah turun ke dalam lumpang sehingga terbentuk rongga dimana partikel masuk/mengair dari hoper akibat pengaruh gravitasi. Pengisian rongga ini berdasarkan takaran volume partikel yang mengisi rongga, sedangkan tablet dideskripsikan berdasarkan berat. Volume ditentukan oleh jarak turun alu bawah dalam lumpang. Oleh sebab itu, penting sekali pengisian volume lumpang bersifat reprodusibel pada setiap waktu, kalau tidak, massa/berat tablet akan bervariasi yang berarti kandungan setiap tablet bervariasi pula. Jadi, salah satu kriteria penting dalam pengisian ini adalah partikel harus mengalir dengan mudah dan dengan reprodusibilitas yang tinggi.

Tahap 2: PengempaanAlu atas turun dan ujungnya memasuki lumpang yang telah berisi partikel (granul). Jarak yang memisahkan permukaan alu menurun, baik karena gerakan alu atas saja (seperti pada alu atas saja (seperti pada alat kempa eksentrik) maupun karena gerakan kedua alu seperti pada mesin kempa rotasi. Porositas kandungan (isi) lumpang secara bertahap menurun dan jarak partikel yang ditekan menjadi semakin dekat antara satu partikel dengan partikel lainnya. Proses ini difasilitasi karena terjadinya fragmentasi/deformasi partikel. Begitu partikel sudah cukup dekat, forsa antar partikel akan menyebabkan individu partikel teragregasi membentuk tablet. Besarnya forsa ditentukan oleh jarak minimum yang memisahkan permukaan alu. Oleh karena itu, sifat dari partikel sangat penting dimana partikel akan saling berpaut (cohere) akibat pengaruh forsa pengempaan. Yang juga penting sekali adalah pertautan antar partikel tetap terjaga jika forsa kempa dihilangkan.

Tahap 3: Pelemparan (ejection)Alu atas ditarik dari lumang sehingga forsa yang diaplikasikan pada tablet dihilangkan. Efek dari proses ini mungkin menyababkan partikel yang sudah mengalami deformasi kembali ke bentuk asal, yang akan menghasilkan penurukan kontak antarpartikel, yang berarti kekuatan dari tablet. Hal ini tidak boleh terjadi. Pada saat alu atas meninggalkan lumpang, alu bawah bergerak ke atas, menekan tablet yang sudah terbentuk sebelumnya. Selama tahap pengempaan, partkel ditekan sehingga terjadi kontak (sangat) dekat dengan bagian dinding dalam dari lumpang. Selanjutnya, usaha untuk menghilangkan tablet akan dilawan oleh forsa friksional, dan untuk keberhasilan pelemparan, adhesi harus ditiadakan di antara tablet dan dinding lumpang. Jadi, untuk keberhasilan transformasi partikel menjadi tablet, ada 3 sifat kunci yang perlu diperhatikan:1. Aliran partikel yang bagus2. Kemampuan partikel untuk bertaut karena pengaruh forsa pengempaan. Pertautan ini harus dipertahankan hingga forsa pengempaan dihilangkan.3. Kemampuan tablet untuk dilemparkan/didorong dari umpang sesudah forsa pengempaan dihilangkan.

Pengujian TabletTablet merupakan campuran dari satu atau lebih campuran bahan aktif (API) dengan sejumlah kmponen tidak aktif (inactive) atau eksipien. Secara garis besar, pengujian tablet dapat dikelompokkan dalam 3 aspek atau kategori:1. Konfirmasi sifat bahan aktif dan produk (identitas, kuantitas, pengotor, integritas, dan lain sebagainya).2. Menetapkan ketersediaan farmasetik dari gugus (moiety) aktif, baik secara in vitro maupun in vivo pada manusia, dan jika dipersyaratkan juga pada hewan.3. Menetapkan profil stabilitas selama usia guna sediaan.

Pengujian bertujuan untuk menetapkan apakah tablet memenuhi spesifikasi yang sudah ditetapkan sebelumnya, misalnya sifat bahan aktif (identifikasi), jumlah bahan berkhasiat yang diharapkan (penentuan kadar), pengotor (senyawa terkait), dan keseragaman jumlah obat dari tablet (keseragaman unit sediaan). Umumnya pengujian ini ditetapkan dalam farmakope (misal farmakope Indonesia, USP, dan lain sebagainya). Sebagai tambahan dari pengujian ini dilakukan pula beberapa pengujian lain, seperti friabilitas, kekerasan, kehancuran (disintegrasi), dsbnya (Goeswin, 2012).

Farmakologi Bahan AktifAntihistamin adalah zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin terhadap tubuh dengan jalan memblok reseptor-histamin (penghambat saingan). Pada awalnya hanya dikenal satu tipe antihistaminikum, tetapi setelah ditemukannya jenis reseptor khusus pada tahun 1972, yang disebut reseptor-H2, maka secara farmakologis reseptor histamin dapat dibagi dalam dua tipe, yaitu reseptor-H1 dan reseptor-H2 (Drs. Tan Hoan Tjay & Drs. Kirana Rahardja, 2007).

Berdasarkan penemuan ini, antihistaminika juga dapat dibagi dalam 2 kelompok, yakni antagonis reseptor-H1 (singkatnya disebut H1-blocker atau antihistaminika) dan antagonis reseptor-H2 (H2-blocker atau zat penghambat-asam) (Drs. Tan Hoan Tjay & Drs. Kirana Rahardja, 2007).

Klrofeniramin termasuk antihistamin tipe-I. mengobati gangguan-gangguan alergi (reaksi segera, immediate) berdasarkan reksi antara allergen-antibody (IgE) dengan degranulasi mast-cells dan khusus terjadi pada orang yang berbakat genetis (keturunan). Tipe-I ini juga dinamakan alergi atopis atau reaksi anafilaksis dan terutama berlangsung di saluran napas (serangan pollinosis, rhinitis, asma) dan di kulit (eksim resam = dermatitis atopis), jarang di saluran cerna (alergi makanan) dan pembuluh (shockanafilaksis). Mulai reaksinya cepat, dalam waktu 5 sampai 20 menit setelah terkena alergen, maka sering kali disebut reaksi segera. Gejala-gejala bertahan lebih kurang 1 jam (Drs. Tan Hoan Tjay & Drs. Kirana Rahardja, 2007).

FarmakodinamikAntagonisme terhadap histamin. AH1 menghambat efek histamin pada pembuluh darah, bronkus dan bermacam-macam otot polos; selain itu AH1 bermanfaat untuk mengobati reaksi hipersensitivitas atau keadaan lain yang disertai penglepasan histamin endogen berlebihan.

Otot polos. Secara umum AH1 efektif menghambat kerja histamin pada otot polos usus dan bronkus. Bronkokontriksi akibat histamin dapat dihambat oleh AH1 pada percobaan dengan marmot.

Permeabilitas kapiler. Peninggian permeabilitas kapiler dan edema akibat histamin, dapat dihambat dengan efektif oleh AH1.

Reaksi anafilaksis dan alergi. Reaksi anafilaksis dan beberapa reaksi alergi refrakter terhadap pemberian AH1, karena di sini bukan histamin saja yang berperan tetapi autakoid lain yang dilepaskan. Efektivitas AH1 melawan beratnya reaksi hipersensitivitas berbeda-beda, tergantung beratnya gejala akibat histamin.

Kelenjar eksokrin. Efek perangsangan histamin terhadap sekresi cairan lambung tidak dapat dihambat oleh AH1. AH1 dapat mencegah asfiksi pada marmot akibat histamin, tetapi hewan ini mungkin mati karena AH1 tidak mencegah perforasi lambung akibat hipersekresi cairan lambung AH1 dapat menghambat sekresi saliva dan sekresi kelenjar eksokrin lain akibat histamin.

Dosis. Dewasa 4-8 mg, 4-6 jam menimbulkan sedasi ringan.

Susunan saraf pusat. AH1 dapat merangsang maupun menghambat SSP. Efek perangsangan yang kadang-kadang terlihat dengan dosis AH1 biasanya ialah insomnia, gelisah dan eksitasi. Efek perangsangan ini juga dapat terjadi pada keracunan AH1. Dosis terapi AH1 umumnya menyebabkan penghambatan SSP dengan gejala misalnya kantuk, berkurangnya kewaspadaan dan waktu reaksi yang lambat.

Anestetik lokal. Beberapa AH1 bersifat anestetik lokal dengan intensitas berbeda. AH1 yang baik sebagai anestetik lokal ialah prometazin dan pirilamin. Akan tetapi untuk menimbulkan efek tersebut dibutuhkan kadar yang beberapa kali lebih tinggi daripada sebagai antihistamin.

Antikolinergik. Bahan AH1 bersifat mirip atropine. Efek ini tidak memadai untuk terapi, tetapi efek antikolinergik ini dapat timbul pada beberapa pasien berupa mulut kering, kerusakan miksi dan impotensi. Terfenadin dan astemizol tidak berpengaruh terhadap reseptor muskarinik.

Sistem kardiovaskular. Dalam dosis terapi, AH1 tidak memperlihatkan efek yang berarti pada sistem kardiovaskular. Beberapa AH1 memperlihatkan sifat seperti kuinidin pada konduksi miokard berdasarkan sifat enestetik lokalnya (Departemen Farmakologi dan Terapeutik. 2007).

FarmakokinetikSetelah pemberian oral atau parenteral, AH1 diabsorpsi secara baik. Efeknya timbul 15-30 menit setelah pemberian oral dan maksimal setelah 1-2 jam. Lama kerja AH1 generasi 1 setelah pemberian dosis tunggal umumnya 4-6 jam. Tempat utama biotransformasi AH1 ialah hati, tetapi dapat juga pada paru-paru dan ginjal. AH1 diekskresi melalui urin setelah 24 jam, terutama dalam bentuk metabolitnya (Departemen Farmakologi dan Terapeutik. 2007).

INDIKASIAH1 berguna untuk pengobatan simtomatik berbagai penyakit alergi dan mencegah atau mengobati mabuk perjalanan.

Penyakit alergi. AH1 berguna untuk mengobati alergi tipe eksudatif akut misalnya pada polinosis dan urtikaria. Efeknya bersifat paliatif, membatasi dan menghambat efek histamin yang dilepaskan sewaktu reaksi antigen-antibodi terjadi. AH1 tidak berpengaruh terhadap intensitas reaksi antigen-antibodi yang merupakan penyebab berbagai gangguan alergik. Keadaan ini dapat diatasi hanya dengan menghindari alergen, desensitisasi atau menekan reaksi tersebut dengan kortikosteroid. AH1 tidak dapat melawan reaksi alergi akibat peranan autakoid lain. Asma bronkial terutama disebabkan oleh SRS-A atau leukotrien, sehingga AH1 saja tidak efektif. AH1 dapat mengatasi asma bronkial ringan bila diberikan sebagai profilaksis. Pada reaksi anafilaktik, AH1 hanya merupakan tambahan dari epinefrin yang merupakan obat terpilih. AH1 dapat menghilangkan bersin, rinore dan gatal pada mata, hidung dan tenggorokan pada pasien seasonal hay fever. AH1 efektif terhadap alergi yang disebabkan debu, tetapi kurang efektif bila jumlah debu banyak dan kontak lama. Kongesti hidung kronik lebih refrakter terhadap AH1. AH1 tidak efektif pada rhinitis vasomotor. Manfaat AH1 untuk mengobati batuk pada anak dengan asma diragukan, karena AH1 mengentalkan sekresi bronkus sehingga dapat menyulitkan ekspektorasi. AH1 efektif untuk mengatasi urtikaria akut, sedangkan pada urtikaria kronik hasilnya kurang baik. Kadang-kadang AH1 dapat mengatasi dermatitis atopik, dermatitis kontak, dan gigitan serangga.Reaksi transfusi darah tipe nonhemolitik dan nonpirogenik ringan dapat diatasi dengan AH1. Demikian juga reaksi alergi seperti gatal-gatal, urtikaria dan angioedema umumnya dapat diobati dengan AH1.

Mabuk perjalanan dan keadaan lain. AH1 memiliki antikolinergik yang kuat, maka diduga sebagian besar efek terhadap mabuk perjalanan didasarkan oleh efek antikolinergiknya. Untuk mencegah mabuk perjalanan AH1 sebaiknya diberikan setengah jam sebeum berangkat.

AH1 efektif untuk dua pertiga kasus vertigo, mual dan muntah. AH1 efektif sebagai antimuntah pascabedah, mual dan muntah waktu hamil dan setelah radiasi. AH1 juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit Meniere dan gangguan vestibular lain (Departemen Farmakologi dan Terapeutik. 2007). EFEK SAMPING Pada dosis terapi, semua AH1 menimbulkan efek samping walaupun jarang bersifat serius dan kadang-kadang hilang bila pengobatan diteruskan. Terdapat variasi yang besar dalam toleransi terhadap obat antar individu, kadang-kadang efek samping ini sangat mengganggu sehingga terapi perlu dihentikan. Efek samping yang paling sering ialah sedasi, yang justru menguntungkan pasien yang dirawat di RS atau pasien yang perlu banyak tidur. Tetapi efek ini mengganggu bagi pasien yang memerlukan kewaspadaan tinggi sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan.

Efek samping lain yang mungkin timbul oleh AH1 ialah mulut kering, disuria, palpitasi, hipotensi, sakit kepala, rasa berat dan lemah pada tangan (Departemen Farmakologi dan Terapeutik. 2007).

III. ResepFormulasi I, II, III, dan IVFormulasi 1Formulasi 2Formulasi 3Formulasi 4

Klorfeniramin maleatKlorfeniramin maleatKlorfeniramin maleatKlorfeniramin maleat

Granulat dasar:(75:25)Amprotab :LaktosaAvicelAvicel : Amprotab(50:50)Avicel : Amprotab(70:30)

Mg-stearatMg-stearatMg-stearatMg-stearat

TalkTalkTalkTalk

IV. Preformulasi Zat AktifStruktur Kimia

Rumus molekulC16H19CIN2.C4H4O4

NamaKlorfeniramin maleat, CTM

Nama lainChlorpheniramine maleate

Nama kimia2-[p-Kloro--[(dimetilamino)etil]benzil] Piridin maleat (1:1)

Berat molekul390,87

PemerianSerbuk hablur, putih; tidak berbau.

Suhu LeburAntara 130dan 135

pHLarutan mempunyai pH antara 4 dan 5

KelarutanMudah larut dalam air, larut dalam etanol dan dalam kloroform; sukar larut dalam eter dan dalam benzen

StabilitasCTm 15 mg/ml dalam larutan berair tidak terdegradasi dalam ampul yang di seal yang disimpan di bawah cahaya fluoresensi atau dalam keadaan gelap selama 3 bulan pada 25C

InkompatibilitasTidak kompatibel dengan kalsium klorida, kanamisin sulfat, asam tartrat, noradrenalin, natrium pentobarbital dan meglomine adipionone

PenyimpananDalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya

Daftar PustakaFarmakope Indonesia Edisi V halaman 688-690

V. Preformulasi Eksipien AvicelStruktur molekul

Berat molekul36.000

PemerianBahan murni, seluloda yang terdepolimerasi sebagian merupakan serbuk yang terdiri dari partikel berpori berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa. Pada ukuran dan kelembaban yang berbeda maka memiliki sifat dan penggunaan yang berbeda.

Fungsi Adsorbent; suspending agent; tablet diluent; tablet disintegrant

Suhu Lebur260 - 270C

Kandungan lembabBiasanya kurang dari 5% b/b. Namun berbeda nilai dapat berisi berbagai jumlah air. Selulosa mikrokristalin bersifat higroskopis.

KelarutanSedikit larut dalam larutan NaOH 5%; praktis tidak larut dalam air, asam encer dan sebagian besar pelarut organik

Densitas 1.5121.668 g/cm3

StabilitasSelulosa mikrokristalin bersifat higroskopis tetapi merupakan bahan yang stabil.

InkompatibilitasSelulosa mikrokristalin inkompatibel dengan zat pengoksida kuat

PenyimpananDalam wadah tertutup baik, di tempat sejuk dan kering

PustakaHOPE6th halaman 129-133

AmilumStruktur molekul

SinonimAmido; amidon; amilo; amylum; C*PharmGel; Eurylon; fecule; Hylon; maydis amylum; Melojel; Meritena; oryzae amylum; Pearl; Perfectamyl; pisi amylum; Pure-Dent; Purity 21; Purity 826; solani amylum; tritici amylum; Uni-Pure.

Berat molekul50 500 juta Da

PemerianTidak berbau, tidak berasa, halus, serbuk putih, amilum terdiri dari butiran bulat, bulat telur sangat kecil atau biji-bijian yang ukuran dan bentuk mempunyai karakteristik untuk setiap variasi tumbuhan

FungsiDilluent tablet dan kapsul, penghancur tablet dan kapsul, pengikat tablet, agen penebalan

Titik leleh[Tidak ditemukan dalam HOPE ed 6 hal 728]Suhu gelatinisasi:71C untuk pati jagung;62C untuk pati kacang,64C untuk tepung kentang;68C untuk pati beras;59C untuk tepung gandum.

Kandungan lembabSemua pati yang higroskopis dan menyerap kelembaban atmosfer untuk mencapai keseimbangan kelembaban. (23,24) Perkiraan kelembaban keseimbangan adalah karakteristik untuk setiap pati. Pada kelembaban relatif 50%: 12% untuk pati jagung;14% untuk tepung kacang, 18% untuk tepung kentang; 14% untuk pati beras; 13% untuk tepung gandum. Pati berlebihan kering dengan kelembaban rendah dari kelembaban keseimbangan, tersedia secara komersial. Produk-produk ini harus disimpan dalam wadah tertutup rapat untuk menjaga kadar air yang rendah.

KelarutanPraktis tidak larut dalam etanol 96% dan di air dingin. Amilum mengembang seketika dalam air sekitar 5-10% pada suhu 37oC. Amilum akan larut dalam air panas pada suhu diatas suhu gelatinasi. Amilum sebagian larut dalam dimethyl sulfoksida dan dimetil formamida.

Densitas 1,478 g/cm3

ViskositasPati tidak dimodifikasi bukan polimer pilihan untuk mengatur viskositas sediaan farmasi, kecuali untuk produk nutrisi klinis.

Stabilitas Stabil jika terlindung dari kelembapan tinggi, secara kimia dan mikrobiologi amilum lembap pada kondisi penyimpanan normal. Secara fisik amilum tidak stabil dan mudah dimetabolisme oleh mikroorganisme.

Penyimpanan Dalam wadah tertutup di tempat sejuk dan kering

Kompatibilitas Amilum inkompatibel dengan zat pengoksida kuat

PustakaHOPE6th halaman 685-690

Talk Struktur molekul[Tidak ditemukan dalam HOPE ed 6 hal 728]

Rumus molekulMg6(Si2O5)4(OH)4

SinonimAltalc; E553b; hydrous magnesium calcium silicate; hydrous magnesium silicate; Imperial; Luzenac Pharma; magnesium hydrogen metasilicate; Magsil Osmanthus; Magsil Star; powdered talc; purified French chalk; Purtalc; soapstone; steatite; Superiore; talcum.

Berat molekul[Tidak ditemukan dalam HOPE ed 6 hal 728]

PemerianSerbuk hablur putih atau putih keabuan, tidak berbau, sangat halus, licin, mudah melekat pada kulit, bebas dari butiran.

FungsiAnticaking agent, glidant, diluent tablet dan kapsul, dan lubrikan

Kandungan lembabTalk menyerap air pada suhu 25oC dan kelembapan relatif hingga 90%.

KelarutanPraktis tidak larut dalam pelarut asam dan basa, pelarut organik dan air.

Stabilitas Talk merupakan bahan stabil dan dapat disterilisasi dengan suhu 160oC selama 1 jam. Talk juga dapat disterilisasi dengan gas etilen oksida dan iradiasi gama.

Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, sejuk dan kering

Kompatibilitas Inkompatibel dengan senyawa amonium kuartener

PustakaHOPE6th ed 2009, halaman: 728-730

Mg stearatStruktur molekul

Rumus molekul

SinonimOctadecanac acid magnesium salt

Berat molekul591,29

PemerianMagnesium stearate sangat halus, berwarna putih, tidak berasa, memiliki bau sedikit seperti asam stearat. Serbuk berminyak ketika disentuh, dan lengket di kulit.

FungsiPelumas tablet dan kapsul

Titik leleh117-150 oC (sediaan di pasaran); 126-130 oC (murni)

KelarutanPraktis tidak larut dalam etanol 95%, eter, air, agak sukar larut dalam benzena hangat, dan etanol 95% hangat.

Stabilitas Magnesium stearat stabil dan dapat disimpan dalam wadah tertutup rapat dan kering

Penyimpanan Simpan dalam wadah kedap udara ditempat yang sejuk dan kering

Kompatibilitas Tidak kompatibel dengan asam kuat, alkali, garam besi. Tidak dapat digunakan pada produk seperti aspirin, vitamin, dan garam alkaloid.

PustakaHOPE ed. 6 th 2009 hal 404-405

VI. Rasionalisasi FormulaPada pembuatan tablet sedikit sekali serbuk yang menunjukkan sifat-sifat kunci yang disebutkan dalam teori bahkan adakalanya tidak memiliki sama sekali. Oleh karena itu, sebelum pengempaan tablet berhasil baik, perlu dilakukan beberapa perlakukan pendahuluan melalui penambahan satu atau lebih eksipien yang dibutuhkan untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. Pada praktikum kali ini, bahan aktif yang digunakan yaitu klorfeniramin maleat dan dosis yang digunakan sebanyak 4 mg dalam 200 mg tablet. Maka cara yang tepat untuk membuat tablet klorfeniramin maleat ini adalah dengan cara kempa langsung.

Bahan bahan tambahan atau eksipien yang ditambahkan pada formulasi tablet klorfeniramin maleat ini yaitu :1. Pengisi/pengencer (diluents)Walaupun pengisi pada umumnya dianggap bahan yang inert, secara signifikan dapat berpengaruh pada ketersediaan hayati, sifat fisika dan kimia dari tablet jadi (akhir). Tujuan ditambahkannya bahan pengisi ini yaitu untuk mendapatkan sediaan yang tepat ukuran bobot dan lebih acceptable. Bahan pengisi yang ditambahkan yaitu Avicel.2. Penghancur (disintegrants)Tujuan penghancur adalah untuk memfasilitasi kehancuran tablet sesaat setelah ditelan oleh pasien. Agen penghancur dapat ditambahkan sebelum dilakukan granulasi atau selama tahap lubrikasi/pelinciran sebelum dikempa atau pada kedua tahap proses. Efektivitas bermacam penghancur dipengaruhi oleh posisinya dalam tablet. Perlu pula diperhatikan bahwa beberapa penghancur juga menunjukkan sifat sebagai pengikat atau perekat. Penghancur ini berlawanan dengan operasi granulasi (aglomerasi), dan selanjutnya pada pembentukan hasil kempa yang kuat, formulator harus mempertimbangkan kedua fenomena ini dalam mendesain formulasi tablet. Partikel yang berikatan/ bertautan secara kuat merupakan hal yang pokok untuk menghasilkan tablet yang menunjukkan kekerasan fisika dan porositas rendah. Sebelum bahan aktif diabsorbsi di saluran cerna, bahan aktif haruslah terlebih dahulu terdisolusi, dan tablet yang kuat secara fisika (keras) merupakan halangan terhadap proses disolusi. Oleh sebab itu, dalam formulasi tablet perlu ditambahkan agen penghancur yang bila berkontak dengan air akan mengganggu struktur tablet dan selanjutnya menyebabkan tablet terfragmentasi (hancur). Permukaan yang terekspose secara lebih luas terhadap cairan saluran cerna akan memfasilitasi proses disolusi. Bahan penghancur yang ditambahkan yaitu Amilum3. Pelincir (lubricant)Fungsi utama pelincir tablet adalah untuk mengurangi friksi yang meningkat pada antarmuka tablet dan dinding cetakan logam selama pengempaan dan penolakan/pengeluaran tablet dari cetakan. Pelincir dapat pula menunjukkan sifat sebagai antilengket (anti-adherant) atau pelicin (glidant).Strick land mendeskripsikan : Pelincir menurunkan friksi di antara granul dan dinding cetakan kempa selama proses pengempaan dan penolakan tablet dari lumpang. Antiadheran mencegah terjadinya pelengketan pada alu cetak dan selanjutnya pada dinding cetakan. Pelicin meningkatkan karakteristik aliran dari granul.Lubrikasi berlangsung menurut 2 mekanisme. Pertama dinamakan lubrikasi cair karena kedua permukaan yang bergerak dipandang terpisah sebagai lapisan yang terbatas dan kontinu dari lubrikan cair. Suatu hidrokarbon, seperti minyak mineral, walaupun merupakan lubrikan buruk, merupakan contoh tipe lubrikan cair. Minyak hidrokarbon tidak diaplikasikan dalam bentuk disperse halus karena akan menghasilkan tablet berminyak (oil spots).Kedua lubrikasi perbatasan dihasilkan dari pelekatan bagian polar molekul dengan rantai karbon panjang terhadap dinding permukaan logam lumpang cetak. Lubrikan tipe perbatasan lebih bagus dari tipe cair karena keterkaitan lubrikan pada dinding lumpang cetak lebih besar dari tipe cair. Hal ini dikarenakan ujung polar dari lubrikan perbatasan akan teradhesi secara lebih kokoh pada permukaan oksida logam dari tipe cairan non-polar. Tipe dan kadar lubrikan yang digunakan dalam formulasi tablet sangat dipengaruhi oleh alat yang digunakan dalam mengempa tablet.Cara/metode penambahan lubrikanLubrikan umumnya ditambahkan dalam keadaan kering pada saat komponen lain sudah homogen. Oleh karena itu, lubrikan ditambahkan dan dicampur hanya dalam periode waktu yang singkat saja, 2 5 menit dari 10 30 menit waktu yang diperlukan untuk pencampuran homogen suatu granul. Pencampuran secara berlebihan (over mixing) dapat menyembabkan penurunan karakteristik disintegrasi-disolusi dan kehilangan ikatan pada matriks tablet.Adakalanya lubrikan ditambahkan pada granul dalam bentuk larutan alkohol (misal Carbowax) sebagai suspense atau emulsi dari material lubrikan. Sebagai pegangan umum; lubrikan berbentuk serbuk jangan ditambahkan sebelum melakukan granulasi basah karena lubrikan akan terbagi pada seluruh massa partikel granul, dan tidak terkonsentrasi pada permukaan granul dimana lubrikan berfungsi sebagai tambahan. Lubrikan serbuk yang ditambahkan dengan cara ini akan mengurangi agen penggranulasi dan mengefektifkan pengikat.AntiadheranAntiadheran berguna dalam formulasi bahan yang menunjukkan tendensi mudah tersusun/terkumpul. Produk multivitamin yang mengandung vitamin E kadar tinggi sering menunjukkan sifat menyatu, yang dapat diminimalkan melalui penembahan silica koloidal seperti Syloid. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa Cab O Sil, walaupun secara kimia mirip (similar), tidak berfungsi secara memuaskan diduga karena luas permukaannya lebih kecil. Talk, magnesium stearat, dan amilum jagung menunjukkan sifat antiadheran yang baik pada permukaan alu kempa tablet. Lubrikan larut air yang menunjukkan efisiensi tinggi sebagai lubrikan permukaan alu kempa adalah DLlLeusin. Tabel dibawah memberikan beberapa antiadheran yang luas digunakan dalam formulasi tablet.MaterialRentang konsentrasi % yang lazim digunakan

Talk1 5

Amilum jagung3 10

Cab O Sil0,1 0,5

Syloid 0,1 0,5

DL-Leusin3 10

Na-Lauril Sulfat< 1

Logam stearat< 1

Lubrikan yang ditambahkan yaitu Talkum.4. Pelicin (glidant)Glidan dapat meningkatkan mekanisme aliran granul dari hoper ke dalam lobang lumpang. Glidan dapat meminimalkan ketidakmerataan yang sering ditemukan/ditunjukkan formula kempa langsung. Glidan meminimalkan kecenderungan granul memisah akibat adanya vibrasi secara berlebihan. Mesin kempa tablet berkecepatan tinggi memerlukan sifat aliran yang lancar menuju lobang lumpang. Jika sifat aliran sangant buruk dan glidan tidak efektif, maka perlu dipertimbangkan mekanisme lumpan bertekanan (force-feed) pada pengisian lumpang mesin kempa tablet. Keseragaman dari berat tablet secara langsung bergantung pada keseragaman pengisian lumpang oleh granul dari hoper. Pada umumnya material yang merupakan glidan yang baik sering merupakan lubrikan yang buruk. Pada tabel dibawah dapat dilihat beberapa glidan yang umum digunakan.Hipotesis mekanisme kerja glidan menurut beberapa penelitian:a. Disperse muatan elektrostatik pada permukaan granul.b. Distribusi glidan dalam granul.c. Adsorpsi preferensial gas pada glidan versus granul.d. Meminimalisasi forsa v.d. Waals melalui pemisahan granul.e. Penurunan fraksi di antaara partikel dan kekerasan permukaan karena glidan teradhesi pada permukaan granul.MaterialRentang konsentrasi % yang lazim digunakan

Talk5

Amilum jagung5 10

Cab O Sil0,1 0,5

Syloid0,1 0,5

Aerosol 1 3

Serbuk gerak (running powder)Lubrikan terbaik adalah lubrikan yang bersifat tidak larut dan juga bersifat menolak air. Karena lubrikan berfungsi melalui penyalutan granul yang akan dikempa, tidak mengherankan bila lubrikan yang digunakan dan proses lubrikasi dapat menimbulakn efek mengganggu pada disintegrasi tablet dan disolusi/pelepasan obat dari tablet. Untuk mengatasi masalah ini, sering ditambahkan agen kedua pada serbuk lubrikan untuk menghasilkan serbuk yang kurang bersifat hidrofobik sebagai sistem lubrikan campuran. Lubrikan dan agen kedua serta agen hidrofilik dinamakan serbuk gerak (running powder) karena penambahannya bertujuan memperlancar pengempaan atau menggerakkan granul dari mesin kempa tablet. Agen hidrofilik yang paling umum ditambahkan pada lubrikan adalah amilum. Perbandingan amilum/lubrikan berkisar antara 1 : 1 sampai 1 : 4.Glidan yang ditambahkan yaitu Mg-stearat.

VII. PerhitunganFormula 4Kadar klorfeniramin maleat= 4 mgBobot tablet= 200 mg (dibuat untuk 500 tablet)BahanPerhitungan 1 TabletPerhitungan500 TabletKondisi Sebenarnya

Klorfeniramin maleat4 mg4 mg 500 = 2 gram2,005 gram

Avicel 133 mg 500 = 66,5 gram66,501 gram

Amprotab 57 mg 500 = 28,5 gram28,503 gram

Mg-stearat2 mg 500 = 1 gram1,005 gram

Talkum 4 mg 500 = 2 gram2,008 gram

VIII. Prosedur1. Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.2. Bahan aktif dan eksipien tidak dihaluskan, diharapkan dalam bentuk granular3. Bahan aktif diayak dengan pengayak mesh 40 apabila serbuknya banyak yang mengumpal4. Bahan aktif dan eksipien ditimbang sesuai dengan bobot nya masing-masing pada neraca analitik.a. Klorfeniramin maleas sebanyak 2gram pada kertas perkamenb. Avicel PH 102 sebanyak 66.5 gram pada kertas perkamenc. Amprotab sebanyak 28.5 gram pada kertas perkamend. Talk sebanyak 2 gram pada kertas perkamene. Mg Stearat sebanyak 1 gram pada kertas perkamen5. Proses Mixinga. Disiapkan wadah mixing yan telah dicuci bersih dan dikeringkan.b. Dimasukan kedalam toples Klorfeniramin Maleas sebanyak 2gram dan Avicel PH 102 sebanyak 2 gram, dicampurkan homogen selama 10 menit dengan kecepatan konstan.c. Dimasukan kedalam toples Amprotab sebanyak 28.5 gram dan Avicel PH 102 sebanyak 32.5 gram, dicampurkan homogen selama 10 menit dengan kecepatan konstan.d. Dimasukan kedalam toples Talk sebanyak 2 gram, dan Mg Stearat sebanyak 1 gram dan sisa Avicel PH 102 sebanyak 32.5 gram, dicampurkan homogen selama 5 menit dengan kecepatan konstan.6. Dilakukan proses pencetakan tablet atau tabletasi.7. Dilakukan evaluasi terhadap tablet yang dihasilkan.

IX. Evaluasi Tableta. OrganoleptisTujuan :Penerimaan oleh konsumenPrinsip:Pemeriksaan organoleptik meliputi warna, bau dan rasaPenafsiran hasil:Warna homogen, tidak ada binitk-bintik/noda, bau sesuai spesifikasi (bau khas bahan, tidak ada bau yang tidak sesuai), rasa sesuai spesifikasiFormula 1Formula 2Formula 3Formula 4

Warna putih homogen, permukaan halus, bau khas obat, rasa agak pahit.Warna homogen, bau sesuai spesifikasi, mulus tanpa bintik-bintik, rasa pahit.Warna putih dan homogen, tidak terdapat bintik-bintik, tidak berbau.Warna putih homogen, tidak terdapat bintik/noda, rasa pahit, tidak berbau.

b. Keseragaman ukuranTujuan:Menjamin penampilan tablet yang baikPrinsip:Selama proses pencetakan, perubahan ketebalan merupakan indikasi adanya masalah pada aliran massa cetak atau pada pengisian granul ke dalam die. Pengukuran dilakukan terhadap diameter dan tebal tablet.Alat:Jangka sorongPenafsiran hasil:Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 kali tebal tablet.Sebanyak 20 tablet diambil secara acak, lalu diukur diameter dan tebalnya menggunakan jangka sorong.Hasil :NoFormula 1Formula 2Formula 3Formula 4

d (cm)t (cm)d (cm)t (cm)d (cm)t (cm)d (cm)t (cm)

1.8,053,88,14,28,104,38,054,20

2.8,053,88,054,28,104,268,054,20

3.8,053,88,054,158,104,558,054,15

4.8,13,88,054,258,104,228,054,20

5.8,13,88,054,258,104,358,054,20

6.8,053,758,14,28,104,228,054,15

7.8,053,88,14,28,104,508,054,20

8.8,053,88,054,28,104,248,054,15

9.8,053,88,054,28,104,458,054,15

10.8,053,88,054,28,104,248,054,15

Rata-rata8,063,7958.0654.2058,104,338,054,175

Syarat5,06 11,3855.6067-12.6155,77 12,995,67-12,525

2,121,921,871,93

c. FriabilitasSumber : USP 30, halaman 1735Tujuan:Menjamin ketahanan tablet terhadap gaya mekanik pada proses, pengemasan dan penghantaran.Prinsip:Tablet yang beratnya setara atau kurang dari 650 mg diambil sampel dari seluruh tablet yang beratnya sedekat mungkin 6,5 gram. Tablet dengan berat lebih dari 6,5 gram diambil sampel 10 tablet. Timbang dengan akurat lalu masukan kedalam friabilator dan putar sebanyak 100 kali. Keluarkan dan bersihkan serpihan yang melekat pada tablet lalu timbang dengan akurat.Alat:Friabilator Prosedur kerja:1. Dibersihkan tablet dari debu menggunakan kuas.1. Ditimbang tablet secara akurat sebanyak 650 mg.1. Dimasukkan tablet kedalam drum.1. Diputar drum sebanyak 100 kali.1. Dikeluarkan tablet dari drum dan dibersihkan tablet dari debu.1. Ditimbang tablet secara akurat.1. Dihitung persentase kehilangan bobot tablet dengan rumus:

Penafsiran hasil :Persentase bobot tablet yang hilang selama proses perputaran tidak lebih dari 1%. Untuk tablet, bobot kurang dari sama dengan ( 600 mg) tablet yang diuji sebanyak 6,5 gram. Jika persentase kehilangan bobot lebih besar dari 1%, maka pengujian diulang 2-3 kali.Hasil formula 4:ReplikasiBobot awal ( g )Bobot akhir ( g )Friabilitas (%)

16,6616,6290,48

26,6486,6150,49

36,5146,5000,21

Rata-rata6,6076,581 0,39

Rata-rata :Bobot awal adalah 6,518 gram,bobot akhir adalah 6,458 gram dan rata-rata kerapuhan formula 4 ini adalah 0,920% .Hasil keseluruhan :FormulasiBobot awal (g)Bobot akir (g)Friabilitas (%)

16,57436,54330,47

26,57836,56870,14

36,51306,48300,46

46,6076,581 0,39

d. Kekerasan tabletTujuan:Menjamin ketahanan tablet pada gaya mekanik pada proses, pengemasan dan penghantaranPrinsip:Kekerasan tablet menggambarkan kekuatan tablet untuk menahan tekanan pada saat produksi, pengemasan, dan pengangkut. Pengujian dilakukan dengan memberikan tekanan pada tablet sampai tablet retak kemudian pecah.Alat :Hardness testerPenafsiran hasil:Kekerasan tablet yang baik adalah : Tablet sampai bobot 300 mg adalah 4 7 kg/cm2 Tablet 400-700 mg adalah 7-11 kg/cm2Catatan : 1 N ~ 9,80665 kg/cm2Prosedur:1.Dibersihkan tablet dari debu2.Dinyalakan alat uji hardness tester3.Diletakan tablet pada alat uji4.Diamati hingga tablet diberi tekanan5.Dilihat hasilnyaHasil pengamatan :No. TabletFormula 1Formula 2Formula 3Formula 4

1.4,15,92,15,2

2.5,35,82,55,0

3.4,55,52,15,2

4.4,05,92,14,9

5.4,15,82,35,3

6.4,56,42,75,3

7.4,36,42,05,1

8.4,04,72,15,2

9.4,16,41,95,0

10.4,56,42,15,2

Rata-rata4,345,922,195,14

Standar deviasi0,39500,53910,24240,1377

e. Pembuatan Kurva Kalibrasi, Penetapan Kadar dan Uji DisolusiPembuatan Kurva Kalibrasia. CTM ditimbang 500mg dan dilarutkan dengan aquadest dalam labu ukur 500ml volume dicukupkan dengan aquadest sampai batas ukur. Konsentrasi larutan induk ini adalah 1000 ppm.b. Dari larutan induk dibuat konsentrasi 100, 200, 300, 400, 500 ppmc. Ditentukan panjang gelombang maksimum larutan dengan konsentrasi 300 ppm menggunakan spektrofotometer UV pada 200-400 nm.d. Diukur serapan larutan dengan menggunakan spektrofotometer UV pada 200-400 nm menggunakan panjang gelombang maksimum yang didapatkan pada point c.e. Kurva kalibrasi dibuat dengan menghubungkan konsentrasi dengan serapan asam salisilat. Ditentukan persamaan regresinya.Konsentrasi (ppm)Serapan

1000.186

2000.368

3000.555

4000.729

5000.904

Persamaan Regresi: y = 9.3 x 10-3 + 1.797 x 10-3Regresi r: 0.99989

Penetapan Kadar Tablet CTMa. 100 mg serbuk tablet dilarutkan dengan aquadest dalam alabu ukur 100 mL. volume sicukuokan dengan aquadest sampai batas ukur.b. Disaring larutan tersebut dan diambil filtrat 5 mL dan dimasukan kedalam labu ukur 10 mL, volume dicukupkan dengan aquadest sampai batas ukur.c. Diukur serapan larutan pada poin b menggunakan panjang gelombang maksimum yang didapatkan pada prosedur 1 poin c.d. Jika bobot tablet 200 mg, ditentukan: Kadar CTM per tablet Jika kadar seharusnya 4 mg per tablet, berapa persen kadar dibandingkan dengan klaim label Berdasarkan hasil perhitungan klaim label tablet CTM tersebut dinyatakan memenuhi syarat atau tidak?JAWAB:y = 9.3 x 10-3 + 1.797 x 10-3C0.467= 9.3 x 10-3 + 1.797 x 10-3CC= 254.7023 g/mL x 10 mL= 2547.023 g/mL101 mg= 25.218 g/mg serbuk

Bobot tablet 200 mgKadar per tablet25.218 g/mg serbuk x 200 mg = 5043.609 g= 5.04361 mg (tidak memenuhi syarat yang ada di etiket) rentan kadar 93% - 107%

Uji Disolusi Tablet CTMSumber: Farmakope Indonesia Edisi V halamanTujuan :Untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan kapsul (kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah)Prinsip : lakukan penetapan jumlah klorfeniramin maleat yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot. Jika perlu encerkan dengan asam klorida 3 N an serapan larutan baku dengan klorfeniramin maleat BPFI dalam mesin yang sama pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 262 nm.Alat: Disolution Tester Tipe Dayung dengan Kec.Pengadukan: 50 rpmWaktu: 45 menitMedia disolusi: 500 mL airProsedur:1. Masukkan sejumlah volume (1%) media disolusi yaitu 500 mL air kedalam wadah.2. Kondisikan alat tipe 2 (dayung), yaitu : Batang (bagian dari dayung) berada pada posisi sedemikian sehingga sumbunya tidak lebih dari 2 mm pada setiap titik dari sumbu vertikal wadah. Daun (bagian dari dayung) melewati diameter batang sehingga dasar daun dan batang rata. Jarak dayung dan dasar wadah 25 2 mm3. Jalankan pemanas alat hingga media disolusi mencapai suhu 37oC 2oC, gunakan thermometer untuk memastikan suhu media disolusi.4. Angkat thermometer, dan jaga suhu media disolusi tetap pada suhu 37oC 2oC.5. Masukan 1 tablet sediaan CTM 4 mg kedalam wadah. Jaga agar gelembung tidakmenempel pada permukaan tablet6. Operasikan alat dengan mengatur kecepatannya, 50 rpm7. Ambil sejumlah sampel pada waktu yang telah ditentukan pada daerah pertengahan antara permukaan media disolusi dan bagian atas keranjang, jaga media pada keadaan sink condition, dengan mengganti larutan yang diambil sejumlah larutan yang diambil.8. Lakukan analisis menggunakan metode penetapan kadar yang sesuai, menggunakan spektrofotometer UV dengan panjang gelombang maksimum 262 nm.9. Hitung kadar CTM yang diperoleh per waktu uji.Penafsiran Hasil: Toleransi dalam waktu 45 menit harus larut tidak kurang dari 75% (Q) dari jumlah yang tertera pada etiket.

Tahap Penerimaan

TahapJumlah yang diujiKriteria Penerimaan

S16Tiap unit sediaan tidak kurang dari Q + 5%

S26Rata-rata dari 12 unit (S1 + S2) adalah sama dengan atau lebih besar dari Q dan tidak satu unit sediaan yang lebih kecil dari Q-15%

S312Rata-rata dari 24 unit (S1 + S2 + S3) adalah sama dengan atau lebih besar dari Q tidak lebih dari 2 unit sediaan yang lebih kecil dari Q-15% dan tidak satu unit pun yang lebih kecil dari Q-25%

Hasil Uji:TabletSerapanSerapan

1-0.010.186

2-0.0140.368

30.555

43.1640.729

5-0.0250.904

6-0.080

KelompokPersamaan Regresi linierr

1y = 0,0156 + 1.724 x 10-3 X0,9997

2y = 0,0485 + 1.765 x 10-3 X0,9917

3y = 0,103 + 0,0012 X0,9928

4y = 9.3 x 10-3 + 1.797 x 10-3 X0.99989

X. PembahasanDalam praktikum ini dilakukan pembuatan sediaan tablet klorfeniramin maleat dengan cara kempa langsung. Dibuat dengan cara kempa langsung karena dosis yang digunakan kecil yaitu 4 mg dalam 200 mg tablet. Dalam pembuatan tablet klorfeniramin maleat digunakan bahan bahan tambahan sebagai berikut. Sebagai zat pengisi digunakan avicel untuk mendapatkan bentuk atau ukuran tablet yang diinginkan. Sebagai lubrikan digunakan talk untuk mengurangi gesekan selama proses pengempaan dan juga mencegah masa tablet melekat pada cetakan. Sebagai disintegran digunakan amilum supaya tablet dapat hancur dapam pelarut. Yang terakhir ditambahkan glidan yaitu mg-stearat untuk meningkatkan kemampuan mengalir dari serbuk.Dalam proses pembuatan tablet ini, hanya dilakukan satu proses evaluasi. Yaitu evaluasi pada tablet, karena pada proses pembuatan kempa langsung tidak ada pembentukan granul. Kecuali pada formulasi 1 karena ada formula granulat dasar yang pembuatannya dibuat secara granulasi basah. Perbedaannya dengan embuatan tablet cara granulasi basah adalah, bahan aktif yang digunakan tidak diikut sertakan pada pembuatan granulat.sehingga untuk formulasi 1 proses evaluasi dilakukan dua kali yaitu evaluasi granul dan evaluasi tablet. Formulasi tablet bukan semata-mata merupakan campuran (mencampurkan) secara acak komponen formulasi, akan tetapi merupakan kombinasi yang dirancang secara baik untuk memenuhi kriteria tablet yang akan dihasilkan. Bermacam eksipien tersedia di pasaran, akan tetapi beberapa faktor eksternal perlu pula dipertimbangkan dalam menentukan pilihan eksipien, seperti biaya, fungsionalitas, ketersediaan, dan penerimaan.Efek proses manufaktur pada formulasiProses manufaktur tablet melibatkan berbagai proses satuan (unit processes), seperti penurunan dan klasifikasi ukuran partikel, pencampuran (blending), granulasi, pengeringan, pengemaan, dan penyalutan (tetapi tidak selalu). Beberapa faktor terkait proses dapat secara signifikan mempengaruhi keseragaman kandungan, ketersediaan hayati, dan stabilitas sediaan tablet. Beberapa diantaranya adalah:1. Penurunan ukuran partikelKetersediaan ukuran partikel dapat mendorong terjadinya masalah segregasi (pemisahan). Pembentukan forsa elektrostatika akan menghambat pencampuran yang sempurna. Perubahan keadaan kristalin dapat mempengaruhi kelarutan/disolusi.2. PencampuranDistribusi API yang tidak homogen merupakan hasil pencampuran yang buruk atau ketidaktercampuran. Pencampuran berlebihan (over blending) dari pelincir dapat menurunkan kecepatan disolusi dan mempengaruhi keterkempaan.3. GranulasiDistribusi tidak homogen API dan pengikat akan menghasilkan partikel halus yang kaya API dan kekurangan API. Terjadinya penguraian obat karena residu kelengasan dan ketidakrataan ukuran granul (terlalu banyak atau terlalu sedikit partikel halus) akan menimbulkan masalah pengempaan atau keseragaman.4. PengempaanKetidakrataan tekanan kempa akan dapat mempengaruhi disolusi. Hilangnya sifat campuran hoper dan pola pemberiaan umpan (feed frame) akan menyebabkan keseragaman yang buruk. Tegangan geser tambahan (shearing stress) pada pelincir pola umpan akan menurunkan kecepatan disolusi.5. PenyalutanPenyalutan tidak rata atau tidak sempurna dari inti yang disalut (tablet, kaplet, pellet) akan menyebabkan perbedaan pola disolusi. Beberapa API dapat inkompatibel dengan polimer penyalut. Oleh sebab itu, pemilihan polimer penyalut harus tepat guna dan tepat sasaran. Jika inti harus disalut enterik dimana (jumlah) polimer yang dapat digunakan (relatif) terbatas, maka untuk mencegah terjadinya reaksi antara API dengan polimer salut enterik (misal eudragit) adakalanya dilakukan 2 cara. Pertama, melakukan penyalutan isolasi (isolan) agar tidak terjadi kontak langsung API dengan polimer salut enterik. Kedua, melakukan penyalutan enterik. Penyalutan rangkap ini dapat mengubah pola dan kecepatan disolusi dan kecepatan disolusi tablet hasil salut.Namun pada raktikum kali ini, tidak ada masalah mengenai penyalut Karena tablet yang dibuat tidak disalut.

Proses pengempaan dan pencetakan tablet menggunakan alat erweka single punch tablet press terlihat pada gambar dibawah.

Komponen formulasi yang ditambahkan pada tahap pencampuran yaitu:a. Pelicin (glidant) yaitu mg-stearatPenambahan mg-stearat dapat meningkatkan sifat aliran sehingga pengisian alu kempa dapat dicapai. b. Pelincir (lubrikan) yaitu TalkumPada waktu dilakukan pengempaan massa granul menjadi tablet, sisi tablet mengalami kontak intim (intimate) dengan dinding alu cetak (die). Selanjutnya, sesudah selesai dikempa, tablet didorong/ dilemparkan keluar dari alu cetak, yang melibatkan gerakan sisi tablet relatif terhadap dinding alu kempa. Oleh sebab itu, friksi antara tablet dan dinding alu kempa harus diatasi. Untuk zat tertentu, seperti laktosa, resistensi terhadap friksi dapat kuat sekali, kadang-kadang tidak mungkin melepas tablet dari alu kempa tanpa menimbulkan cacat pada tablet atau pada alat kempa tablet. Untuk mengatasi hal ini, dalam formulasi tablet ditambahkan pelincir (lubrikan), yaitu suatu bahan yang mengalami deformasi yang mudah bila mengalami gesekan antara 2 permukaan, yaitu tablet dan dinding alu kempa, dengan cara menambahkan bahan tipis (film) yang mudah mengalami perubahan.

Fungsi glidan dan lubrikan dalam formulasi tablet sangat berbeda secara menyeluruh. Beberapa bahan, seperti talk yang dapat berfungsi, baik sebagai glidan maupun lubrikan, pada umumnya menggunakan dua eksipien yang berbeda. Sebagai contoh: silicon dioksida koloidal merupakan glidan sangat baik, tetapi tidak menunjukkan aktivitas sebagai lubrikan. Sebaliknya, magnesium stearat yang dikenal secara luas sebagai suatu lubrikan dapat menghalangi peningkatan aliran.

Agen penghacur yang digunakan yaitu Amilum. Agen penghancur ekstragranular menyebabkan tablet hancur lebih cepat, sedangkan penghancur intragranular tidak hanya memecah tablet, tetapi juga konstituen granul sehingga menghasilkan partikel halus. Mekanisme kerja agen penghancur ini masih banyak diperdebatkan, sebagai contoh amilum. Amilum akan memelar bila berkontak dengan air sehingga akan merusak struktur tablet dan berkontribusi terhadap proses penghancuran tablet. Sementara itu, agen penghancur efektif lainnya bekerja tidak melalui pemelaran, tapi melalui jaringan hidrofilik di dalam tablet, melalui alur air dapat berdifusi. Jadi, dapat dilihat bahwa masuknya air ke dalam tablet merupakan tahap awal dari proses kehancuran tablet.

Setelah massa tablet selesai proses mixing kemudian dicetak menjadi sediaan tablet selanjutnya dilakukan evaluasi/pengujian tablet. Pengujian yang dilakukan yaitu uji organoleptis, uji keragaman bobot tablet, uji waktu hancur, kekerasan tablet, friksibilitas, friabilitas dan keseragaman ukuran tablet.

Pada evaluasi organoleptik didapatkan hasil keseluruhan dari tablet yang diuji memenuhi syarat dimana warna homogen, tidak ada binitk-bintik/noda, bau sesuai spesifikasi (bau khas bahan, tidak ada bau yang tidak sesuai), rasa sesuai spesifikasi.Formula 1Formula 2Formula 3Formula 4

Warna putih homogen, permukaan halus, bau khas obat, rasa agak pahit.Warna homogen, bau sesuai spesifikasi, mulus tanpa bintik-bintik, rasa pahit.Warna putih dan homogen, tidak terdapat bintik-bintik, tidak berbau.Warna putih homogen, tidak terdapat bintik/noda, rasa pahit, tidak berbau.

Pada evaluasi keseragaman ukuran didapatkan hasil keseluruhan dari tablet yang diuji memenuhi syarat dimana diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 kali tebal tablet. Formula 1Formula 2Formula 3Formula 4

Diameter rata-rata8,068.0658,108,05

Syarat5,06 11,3855.6067-12.6155,77 12,995,67-12,525

Pada pengujian Friabilitas/kerapuhan bertujuan untuk menentukan, dalam kondisi tertentu, friabilitas tablet tidak disalut. Suatu fenomena dimana permukaan tablet mengalami kerusakan dan/atau menunjukkan bukti mengalami pemipihan atau pecah ketika mengalami syok mekanik atau mengalami pengikisan. Peralatan uji yang digunakan adalah friabilator.

Prinsip alat terdiri dari tromol (drum) dengan diameter antara 283 mm dan 291 mm, dengan lebar 36 mm 40 mm, terbuat dari material plastic transparan. Tromol dihubungkan dengan sumbu horizontal dan motor berputar pada kecepatan 25 1 rpm. Tablet akan jatuh pada setiap putaran tromol melalui suatu kurva dengan jari-jari dalam 75,5 mm 85,5 mm, yang berlanjut dari tengah tromol menuju dinding terluar. Jadi, pada setiap putaran, tablet akan berputar atau menggelinding dan jatuh pada dinding tromol atau bertindihan antara satu tablet sengan tablet yang lain. Biasanya setiap pengukuran menggunakan 10 tablet, kecuali bila berat tablet 0,65 gr atau kuurang digunakan 20 tablet untuk pengujian. Sesdah 100 putaran, sampel tablet dievalluasi menggunakan cara penimbangan. Jika pengurangan massa total tablet lebih dari 1 %, maka tablet gagal memenuhi uji friabilitas. Pada umumnya pengujian dilakukan satu kali. Jika terjadi keretakan, pembelahan, atau tablet pecah, maka sampel dinyatakan gagal memenuhi uji. Pada uji kerapuhan yang dilakukan didapat hasil bahwa seluruh tablet yang diuji memenuhi persyarat uji friabilitas karena friabilitas yang didapat seluruhnya kurang dari 1 %.FormulasiFriabilitas (%)

10,47

20,14

30,46

40,39

Pada uji kekerasan (hardness), tablet harus menunjukkan kekuatan mekanik yang cukup untuk menghadapi syok atau penanganan selama manufaktur, pengemasan, pengapalan (transportasi), dan peracikan/perakitan obat. Uji kekerasan dan friabilitas merupakan alat ukur untuk mengevaluasi kekuatan tablet. Kebutuhan untuk menguji kekerasan atau kekuatan hancur (crushing strength), sebagai tambahan/pelengkap dari friabilitas, dapat dijelaskan melalui suatu analogi. Friabilitas menentukan sebarapa rapuh suatu tablet. Jika suatu tablet lebih rapuh dari yang diharapkan, majka uji friabilitas akan mendeteksi kualitas substandard. Akan tetapi, jika tablet lebih kuat dari yang diperlukan, uji friabilitas tidak akan dapat mendeteksi defisiensi ini. Uji kekerasanlah yang akan mendeteksi kekurangan tersebut. Alat yang digunakan untuk pengujian kekerasan tablet adalah alat Schleuniger. Alat ini dan alat uji yang beroperasi secara elektrik dapat mengeliminasi variabilitas terkait operator ketika menggunakan alat ukur lama. Biasanya forsa yang diperlukan untuk memecah suatu tablet dinyatakan dalam kilogram atau pounds. Perlu diperhatikan bahwa hasil pengujian akan bervariasi pada alat uji dengan tipe spesifik, dan hasil pengujian tidak dapat dibandingkan jika tipe alat yang digunakan berbeda. Oleh sebab itu, untuk membandingkannya hasil pengujian harus digunakan alat uji kekerasan yang sama. Dari data hasil pengujian kekerasan tablet klorfeniramin maleat didapatkan hasil formula 1,2 dan 4 memenuhi persyaratan uji kekerasan yaitu untuk tablet sampai bobot 300 mg adalah 4 7 kg/cm2.Formula 1Formula 2Formula 3Formula 4

Rata-rata4,345,922,195,14

Pada evaluasi waktu hancur (disintegration) bertujuan untuk menetapkan seberapa cepat suatu tablet hancur/pecah menjadi agregat dan/atau partikel lebih halus. Uji kehancuran ini beranggapan bahwa jika produk hancur dalam waktu singkat, misalnya dalam 5 menit, diharapkan bahan aktif (API) akan dilepas seperti yang diharapkan. Pengujian ini dilakukan untuk beberapa produk dalam farmakope (dulu untuk semua sediaan tablet sebelum diganti dengan uji disolusi yang diharapkan lebih sesuai untuk memprediksi kelarutan dan absorpsi obat di saluran cerna). Jika sudah ditetapkan dalam monografi farmakope, maka uji dilakukan menggunakan alat uji kehancuran.

Alat ini, terdiri dari 6 tabung yang berada dalam satu keranjang, pada dasarnya berupa ayakan logam. Tablet ditempatkan pada masing-masing tabung dengan diberi pembobot terbuat dari plastik (agar tablet tidak mengambang dan keluar dari tabung selama pengujian berlangsung). Keenam tabung tersusun secara melingkar dan menggantung pada suatu batang yang bergerak turun naik secara teratur dan vertical pada kecepatan tertentu dalam air atau larutan dapar. Waktu hancur dari setiap tablet direkam dan harus memenuhi spesifikasi waktu yang dipersyaratkan. Namun pada praktikum kali ini tidak dilakukan uji waktu.

Pada evaluasi identifikasi yang bertujuan untuk memastikan bahwa tablet mengandung bahan aktif sesuai dengan persyaratan pada label. Untuk tujuan pengujian ini diambil sejumlah tertentu tablet, lalu digerus dan diekstraksi dengan pelarut yang sesuai. Selanjutnya, dilakukan uji kromatografi dan membandingkannya dengan bau banding yang sesuai. Identitas bahan aktif obat dikonfirmasikan berdasarkan kesamaan (similarity) dari spectrum uv dan atau waktu retensi melalui analisis khromatografi. Uji ini merupakan uji kualitatif. Untuk uji kualitatif dapat dilakukan uji seperti kroatografi lapis tipis (KLT) atau khromatografi cair kinerja tinggi (HPLC). Namun pada praktikum kali ini, pengujian tersebut tidak dilakukan karena waktu yang dibutuhkan tidak tersedia.

Pada evaluasi penentuan kadar sama seperti pada uji kualitatif identifikasi, sejumlah tertentu tablet korfeniramin maleat digerus diambil sebanyak 100 mg dan di ekstraksi menggunakan pelarut yang sesuai. Konsentrasi larutan ekstrak ditentukan melalui uji spesifik yang sudah tervalidasi atau metode khromatografi terhadap larutan baku banding. Hasil uji dapat dinyatakan dalam bentuk persentase (%) terhadap nilai persyaratan pada label. Hasil uji dapat berbeda antara satu bets dengan bets yang lainnya, akan tetapi harus berada dalam rentang spesifikasi seperti persyaratan pada label, untuk tablet klorfeniramin maleat rentan kadar 93% - 107%. Berdasarkan hasil perhitungan klaim label tablet klorfeniramin maleat dengan tablet yang diuji tersebut dinyatakan tidak memenuhi syarat karena rata-rata kadar klorfeniramin pada tablet yang dibuat adalah 126,0902 %.

Pada evaluasi keseragaman kandungan bertujuan untuk menentukan konsistensi kandungan bahan aktif dari tablet. Umumnya untuk uji ini ada 2 pendekatan, yaitu menentukan variasi berat tablet atau keseragaman kandungan. Jika bahan aktif sekurang-kurangnya 50% dari bobot tablet dan lebih besar dari 50 mg, maka keseragman dosis dari unit tablet dapat ditentukan melalui metode pengujian variasi berat tablet. Sampel 10 tablet ditimbang secara individual dan hasil dari penimbangan ini masing-masing direkam. Namun pada praktikum ini tidak dilakukan uji keseragaman kandungan.

.XI. KesimpulanDari hasil evaluasi yang dilakukan, diketahui bahwa berbagai macam bahan pengisi dapat mempengaruhi hasil dari sediaan tablet. Terutama terlihat pada formula 1 karena formula 1 terdiri dari formula granulat dasar. EvaluasiFormula 1Formula 2Formulasi 3Formulasi 4

GranulBobot Jenis---

Kecepatan Aliran---

Kandungan Lembab---

Distribusi Ukuran---

TabletUji Organoleptik

Keseragaman Bentuk dan Ukuran

Friabilitas

KekerasanX

Waktu Hancur----

DisolusixXXx

Keseragaman KandunganxXXx

Keterangan:= memenuhi syaratX= tidak memenuhi syarat- = tidak dilakukan

XII. Daftar PustakaAgoes, Goeswin. 2012. Sediaan Farmasi Padat (SFI-6). Bandung : ITBAnsel, Howard C. 2005. Pengantar bentuk sediaan farmasi edisi IV, Jakarta: Universitas Indonesia.Departemen Farmakologi dan Terapeutik. 2007. Farmakologi dan Terapi edisi 5. Jakarta: Fakultas Kedokteran-Untversitas Indonesia.Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia,. edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan.Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia,. edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan.Drs. Tan Hoan Tjay & Drs. Kirana Rahardja. 2007. Obat Obat Penting, Jakarta: PT Elex Media Komputindo.Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL. Teori dan Praktek Farmasi Indrustri. Edisi Ketiga. Vol II. Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi. Jakarta: UI Press; 1994. hal. 1355Rowe, Raymond C. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients.6th ed., London : Pharmaceutical Press.The Pharmaceutical Press, 1994, The Pharmaceutical Codex, Principles and Pharmaceutics, 12th Edition, 16, 208,209, The Pharmaceutical Press, London.USP 32 NF 25 (2007). United States Pharmacopeia and The National Formulary.Rockville (MD): The United States Pharmacopeial Convention.

LAMPIRAN Dus

Etiket

Brosur

FOURAMINKomposisi:Tiap tablet mengandung: Chlorpheniramine maleat 4 mgFarmakologi:Chlorpheniramin maleat atau lebih dikenal dengan CTM merupakan salah satu antihistaminika yang memiliki efek sedative (menimbulkan rasa kantuk). Namun, dalam penggunaannya di masyarakat lebih sering sebagai obat tidur dibanding antihistamin sendiri. Keberadaanya sebagai obat tunggal maupun campuran dalam obat sakit kepala maupun influenza lebih ditujukan untuk rasa kantuk yang ditimbulkan sehingga pengguna dapat beristirahat.CTM memiliki indeks terapetik (batas keamanan) cukup besar dengan efek samping dan toksisitas relatif rendah. Untuk itu sangat perlu diketahui mekanisme aksi dari CTM sehingga dapat menimbulkan efek antihistamin dalam tubuh manusia.CTM sebagai AH1 menghambat efek histamin pada pembuluh darah, bronkus dan bermacam-macam otot polos. AH1 juga bermanfaat untuk mengobati reaksi hipersensitivitas dan keadaan lain yang disertai pelepasan histamin endogen berlebih. Dalam Farmakologi dan Terapi edisi IV (FK-UI,1995) disebutkan bahwa histamin endogen bersumber dari daging dan bakteri dalam lumen usus atau kolon yang membentuk histamin dari histidin.Dosis terapi AH1 umumnya menyebabkan penghambatan sistem saraf pusat dengan gejala seperti kantuk, berkurangnya kewaspadaan dan waktu reaksi yang lambat. Efek samping ini menguntungkan bagi pasien yang memerlukan istirahat namun dirasa menggangu bagi mereka yang dituntut melakukan pekerjaan dengan kewaspadaan tinggi. Oleh sebab itu, pengguna CTM atau obat yang mengandung CTM dilarang mengendarai kendaraan.Jadi sebenarnya rasa kantuk yang ditimbulkan setelah penggunaan CTM merupakan efek samping dari obat tersebut. Sedangkan indikasi CTM adalah sebagai antihistamin yang menghambat pengikatan histamin pada resaptor histamin.Indikasi:Pengobatan pada gejala-gejala alergis, seperti: bersin, rinorrhea, urticaria, pruritis, dll.Kontraindikasi:Serangan asama akut, bayi prematurDosis: - Dewasa: 3 - 4 kali sehari 0.5 - 1 tablet.- Anak-anak 6 - 12 tahun: 0.5 dosis dewasa. - Anak-anak 1 - 6 tahun: 0.25 dosis dewasa.Efek Samping:Sedasi, gangguan gastro intestinal, efek muskarinik, hipotensi, kelemahan otot, tinitus, eufria, sakit kepala, merangsang susunan saraf pusat, reaksi alergi, kelainan darahPeringatan dan Perhatian:Jangan mengemudi kendaraan bermotor/mengoperasikan mesin. Glaukoma sudut sempit, hamil, retensi urin, hipertrofi prostat, lesi fokalpada krteks serebri. sensisitifas silangNo. Reg.DTL 8802001510A1Mf. DateMei 2015Exp. DateMei 2020Diproduksi olehPT BompoukiBandungIndonesia

Laporan Praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Solida Kempa Langsung45

Chart10.1860.3680.5550.7290.904

Kel 4Konsentrasi (ppm)AbsorbanKurva kalibrasi kelompok 4

Sheet1Kel 41000.1862000.3683000.5554000.7295000.904To resize chart data range, drag lower right corner of range.