laporan besar aspek bp

Upload: rieyo-soesilo

Post on 30-Oct-2015

320 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUMTEKNOLOGI PRODUKSI TANAMANKOMODITAS MENTIMUN(ASPEK BUDIDAYA)

Kelompok K1:Wahyu Dwi P 105040204111010Diki Yuse P105040204111011Beti Purnama105040204111012Yudhistira Wharta105040204111013Rieke Yulian Sari105040204111014Putri Setya Rahmita105040204111016

UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIANPROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIMALANG2011

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangIndonesia memiliki kekayaan alam yang cukup melimpah. Teknologi Produksi Tanaman (TPT) adalah mata kuliah yang wajib diambil oleh mahasiswa Agroekoteknologi dan Agribisnis Fakultas Pertanian semester 3 angkatan 2010. Dalam mata kuliah ini mencakup 3 aspek, yaitu aspek budidaya, aspek hama dan penyakit tanaman, dan aspek tanah. Mata kuliah ini memiliki beban sebesar 6 sks. Di mana terdapat 2 sks untuk kuliah, 2 sks untuk tutorial dan 2 sks untuk praktikum. Praktikum dibagi menjadi dua yaitu praktikum dalam ruang, yang berisi tentang pembekalan untuk praktikum lapang dan dilaksanakan di dalam kelas, serta praktikum lapang yang yang dilaksanakan di kebun praktikum Ngijo. Praktikum lapang bertijuan untuk membentuk kemampuan dasar mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang didapat di dalam kelas. Dalam praktikum lapang, kelompok K1 mendapatkan komoditas mentimun. Dalam budidaya mentimun banyak factor penghambatnya,jadi sangat diperlukan pengetahuan dan pengalaman dalam budidaya mentimun agar dapat berhasil serta maksimal pertumbuhan mentimun kita.

1.2 Tujuan1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil produksi dengan melakukan perlakuan budidaya tanaman mentimun.2. Untuk mengetahui bagaimana hasil produksi tanaman mentimun dengan menggunakan teknologi tertentu.1.3 Manfaat1. Diharapkan dengan adanya praktikum ini mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara teknis budidaya tanaman secara langsung khususnya buah mentimun.2. Diharapkan mahasiswa mampu memberikan perlakuan yang baik pada tanaman yang dibudidaya dengan pengalaman di lapang yang diperoleh.BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah KomoditasMentimun merupakan salah satu jenis sayuran dari keluarga labu-labuan yang sudah populer di seluruh dunia. Menurut sejarahnya, tanaman mentimun berasal dari benua Asia. Beberapa sumber literatu rmenyebutkan daerah asal tanaman mentimun adalah Asia Utara, tetapi sebagian lagi menduga berasal dari Asia Selatan. Para ahli tanaman memastikan daerah asa ltanaman mentimun adalah India, tepatnya di lereng gunung Himalaya. Di kawasan ini diketemukan jenis mentimun liar yaitu Cucumis hardwichii Royle yang jumlah kromosomnya tujuh pasang (n = 14). Padahal jumlah kromosom mentimun pada umumnya adalah 2n = 2x = 24. Sumber genetik (plasma nuftah) mentimun yang lain diketemukan para ahli tanaman terdapat di Afrika Selatan. Dari kawasan India dan Afrika Selatan, pembudidayaan mentimun kemudian meluas kewilayah Mediteran. Mentimun merupakan tanaman herba setahun yang batangnya tumbuh menjala ratau merambat, berbulu halus dan berwarna hijau. Daunnya berwarna hijau, kasar, berjari tiga hingga tujuh. Bunganya merupakan bunga tunggal berbentuk lonceng dengan warna kuning. Buahnya secara umum bulat memanjang. Untuk mentimun local buahnya agak bulat dan berwarna hijau pucat dan kuning setelah tua.(Annonymous. 2011)2.2 Karakteristik KomoditasTimun memiliki klasifikasi:Kingdom: PlantaeDivisio: SpermatophytaSub division: AngiospermaeClass: DicotyledonaeOrdo: CucurbitalesFamily: CucurbitaceaeGenus: CucumisSpecies: Cucumis sativus LMentimun (Cucumissativus L.; suku labu-labuanatau Cucurbitaceae) merupakan tumbuhan yang menghasilkan buah yang dapat dimakan. Buahnya biasanya dipanen ketika belum masak benar untuk dijadikan sayuran atau penyegar, tergantung jenisnya. Mentimun dapat ditemukan di berbagai hidangan dari seluruh dunia dan memiliki kandungan air yang cukup banyak di dalamnya sehingga berfungsi menyejukkan. Potongan buah mentimun juga digunakan untuk membantu melembabkan wajah serta banyak dipercaya dapat menurunkan tekanan darah tinggi.Habitus mentimun berupa herba lemah melata atau setengah merambat dan merupakan tanaman semusim: setelah berbunga dan berbuah tanaman mati. Perbungaannya berumah satu (monoecious) dengan tipe bunga jantan dan bunga hermafrodit (banci). Bunga pertama yang dihasilkan, biasanya padausia 4-5 minggu, adalah bunga jantan. Bunga-bunga selanjutnya adalah bunga banci apabila pertumbuhannya baik. Satu tumbuhan dapat menghasilkan 20 buah, namun dalam budidaya biasanya jumlah buah dibatasi untuk menghasilkan ukuran buah yang baik. Buah berwarna hijau ketika muda dengan larik-larik putih kekuningan. Semakin buah masak warna luar buah berubah menjadi hijau pucat sampai putih. Bentuk buah memanjang seperti torpedo. Daging buahnya perkembangan dari bagian mesokarp, berwarna kuning pucat sampai jingga terang. Buah dipanen ketika masih setengah masakdan biji belum masak fisiologi. Buah yang masak biasanya mengering dan biji dipanen, warnanya hitam.(Annonymous. 2011)2.3 Syarat TumbuhKetimun dibudidayakan dimana-mana, baik di ladang, halaman rumah atau di rumah kaca. Tanaman ini tidak tahan terhadap hujan yang terus menerus. Pertumbuhan nyamemerlukan kelembaban udara yang tinggi, tanah subur yang gembur dan mendapat sinar matahari penuh dengan drainage yang baik. Ketimun sebaiknya dirambatkan kepara-para dan tumbuh baik dari dataran rendah sampai 1.300 m dpl. Tanaman ini diduga berasal dari daerah pegunungan Himalaya di India Utaraa. Iklim Ketinggian tempat : 1 m - 1.000 m di atas permukaan laut Curah hujan tahunan : 800 mm - 1.000 mm/tahun Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 5 bulan - 7 bulan Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan) : 4 bulan - 6 bulan Suhu udara : 170 C - 230 C Kelembapan : sedang Penyinaran : sedang - tinggi b. Tanah Tekstur : lempung Drainase : baik Kedalaman air tanah : 50 cm - 200 cm dari permukaan tanah Kedalaman perakaran : di atas 15 cm dari permukaan tanah Kemasaman (pH) : 5,5 - 6,8 Kesuburan : tinggi (Rukmana. 1995)

2.4 Teknologi Produksi KomoditasPerlakuan yang Diterapkan KomoditasMenurut ashari, 1995 teknologi produksi mentimun yang diterapkan meliputi :a. Persiapan Lahan Tanah diolah dengan dibajak atau dicangkul untuk membuat guludan dengan tinggi antara 40-50 cm, lebar 60 cm, jarak antar guludan 40 cm. Biarkan tanah kering selama minimal 1 minggu. Rapikan guludan sambil memperbaiki saluran air diantara guludan. Pemakaian mulsa plastik disarankan untuk mendapat hasil yang lebih baik. Pupuk dasar diberikan pada saat penanaman biji mentimun, yaitu SP-36, NPK dan ZA. Dengan membuat lubang memakai tugal, lubangnya di dekat biji mentimun yang ditanam.b. Penanaman 1. Pembuatan lubang tanam dua baris atau double rows 60 x 30 cm, masukkan biji mentimun dalam lubang dengan jumlah biji 3 biji perlubang sedangkan lubang pupuk dapat ditugal 5 cm disamping lubang tanam.2. Benih ditanam sedalam 1 cm, 3 benih perlubang tanam.3. Benih ditutup dengan abu jerami pada musim kemarau dan pada musim hujan dengan abu ditambah pupuk kandang.4. Penyulaman dilakukan secepatnya agar pertumbuhan tanaman seragam.c. Pemeliharaan tanaman1. Penjarangan dan Penyulaman Selama 2 (dua) minggu setelah ditanam, mentimun harus harus diamati kontinu, terutama bibit yang mati atau tumbuh secara abnormal.Bibit yang mati harus segera disulam.Cara menyulam adalah dengan mencabut bibit yang mati, kemudian diganti dengan bibit yang baru.Penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, pada saat sinar matahari tidak terlalu terik dan suhu udara tidak terlalu panas.Biji mentimun untuk penyulaman sebelumnya dipersiapkan atau ditanam ditempat yang teduh.2. PemupukanPemupukan dilakukan 3 kali dengan dosis 10 gr per tanaman atau 1 sendok teh untuk aplikasi pertama pada umur 12 hst. Sedangkan aplikasi kedua dan ketiga dengan dosis 20 gr pertanaman atau 1 sendok makan pada umur 25 dan 45 hst. Pupuk diletakkan pada jarak 10 20 cm dari tanaman.3. PengairanPengairan diberikan setiap selesai pemupukan. Sedangkan pengairan rutin diberikan dengan melihat kondisi tanah di bawah mulsa.Pada musim hujan, yang harus diperhatikan adalah drainase yang harus terbuka untuk membuang air dari dalam areal tanaman.4. Pemasangan lanjaran atau pengajiranPemasangan lanjaran bisa dilakukan atau dipasang tanaman belum transplanting atau dipasang setelah 2 minggu tanam. Pengajiran bertujuan untuk tanaman agar tumbuh tegak ke atas dan memperoleh sinar matahari secara optimal.Selain itu ajir juga berfungsi untuk merambatkan tanaman, memudahkan pemeliharaan dan tempat menopang buah.Pengajiran dilakukan seawal mungkin ( 5 hari setelah tanam) agar tidak mengganggu dan merusak perakaran tanama.Tinggi ajir 2 meter.cara pengajiran yaitu: mengikat batang tanaman (di bawah daun pertama), melilitkan tali kasur pada batang tanaman.5. PembumbunanPembumbunan adalah penimbunan tanah dipangkal rumpun tanaman sehingga menutup rimpang yang mungkin muncul dipermukaan tanah.Dengan demikain, pembumbunan juag berarti memperluas wilayah tumbuh akar dan rimpang, sehingga daya tembus akar dan pembesaran rimpang menjadi makin leluasa.Dengan pembumbunan, partikel tanah yang besar dihancurkan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.Kegiatan pembumbunan dalam budi daya tanaman bisa dilakukan bersama-sama dengan penyiangan.Saat dilakukan penyiangan, tanah-tanah disepanjang barisan tanaman ditimbunkan dipangkal rumpun tanaman. Cara ini sekaligus juga menciptakan parit-parit di atas bedengan yang akan semakin melancarkan drainase. Tanah yang tergenangi air dan terlalu lembab bisa memicu serangan penyakit sehingga tanaman mudah membusuk.Umunya kegiatan pembumbunan sampai panen tiba dilakukan sebanyak tiga kali. Namun, ditanah yang ringan kegiatan ini harus dilakukan agak sering, terutama setelah turun hujan yang bisa mengikis tanah dipangkal tanaman6. Pewiwilan dan PengikatanWiwil adalah pekerjaan membuang tunas-tunas yang tumbuh di ruas ke 3 atau 4. Dampak positif dari wiwil ini adalah mempercepat pertumbuahan tanaman ke atas disamping untuk merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru, Sedangkan fungsi ikat adalah agar tanaman dapat menjalar ke atas, sehingga tanaman dapat tumbuh tegak. Dengan ikat akan mempermudah pelaksanaan pemeliharaan dan panen.7. Penyiangan. Penyiangan dilakukan untuk menghilangkan gulma.

d. Panen dan Pasca PanenTimun mercedes dapat dipanen setelah tanaman berumur 38 40 hari sejak tanam. Buah yang dipanen berukuran panjang sekitar 18 20 cm dengan berat antara 80- 120 g. Buah yang berbentuk lurus berdiameter 1,5 2,5 cm dengan berat 20 g adalah buah kualitas super. Saat panen yang baik adalah pagi hari antara pukul 06.00-10.00 dan sore hari antara pukul 15.00-17.00.(Rukmana. 1995)

BAB IIIMETODOLOGI

3.1 Alat, Bahan dan Fungsia. Alat :1. Cangkul:Untuk menggemburkan tanah2. Tugal:Untuk membuat lubang3. Gembor:Untuk menyiram4. Ajir:Untuk menegakkan tanaman (timun)5. Cetok kecil:Untuk alat bantu penyulaman6. Gawar:Tali untuk membuat rambatan antar ajirb. Bahan :1. Benih Mentimun (Mercy) : Bahan tanam2. Pupuk Urea: Untuk menambah Unsur N pada tanah3. Pupuk Sp36: Untuk menambah Unsur P pada tanah4. Pupuk KCl : Untuk menambah Unsur K pada tanah5. Sekam Bakar: Untuk mempercepat perkecambahan6. Air: Untuk menyiram tanaman 3.2 PerlakuanK1:a) Jarak tanam: 50 x 50 cmb) Jumlah benih tiap lubang: 3 biji per lubangc) Varietas: MercyK2:a) Jarak tanam: 60 x 50 cmb) Jumlah benih tiap lubang: 2 biji per lubangc) Varietas: MercyJ1:a) Jarak tanam: 60x30cmb) Jumlah benih tiap lubang: 2 bijic) Varietas: MercyJ2:a) Jarak tanam: 60x30cmb) Jumlah benih tiap lubang: 3 bijic) Varietas: MercyJ3:a) Jarak tanam: 60x40cmb) Jumlah benih tiap lubang: 2 biji per lubangc) Varietas: MercyJ4:a) Jarak tanam: 60x40cmb) Jumlah benih tiap lubang: 3 bijic) Varietas: MercyJ5:a) Jarak tanam: 60x50cmb) Jumlah benih tiap lubang: 3 bijic) Varietas: Mercy

3.3 Perbandingan Metode Praktikum dengan UniversalSecara keseluruhan, metode praktikum penanaman timun oleh kelompok K1 tidak jauh berbeda dengan metode penanaman timun pada umumnya. Pada pelaksanaan praktikum oleh kelompok K1, lahan untuk penanaman dicangkul terlebih dahulu agar menjadi gembur dan mudah ditanami. Kemudian dibuat lubang tanam dengan jarak tanam 50 cm antar baris dan 50 cm dalam baris. Kemudian buat juga 2 lubang di kanan-kiri lubang utama untuk pemberian pupuk. Setelah itu tanam 3 benih timun dalam satu lubang. Sedangkan Rukmana menyatakan dalam Budidaya Mentimun, bahwa sebelum penanaman dilakukan pengolahan lahan. Dan dinyatakan pula lahan yang baik untuk budidaya timun adalah lahan yang bukan bekas tanaman yang sefamili. Penyiapan lahan ini meliputi sanitasi, pembajakan, pemberian pupuk dan pembuatan bedengan. Kemudian dibuat lubang dengan jarak 100 cm antar baris dan 50 cm dalam baris. Jumlah benih yang ditanam adalah 2-3 biji tiap lubang. Perbedaan yang lainnya adalah pada saat pemasangan ajir. Rukmana menyatakan bahwa sebaiknya ajir dipasang seawall mungkin, yaitu sekitar 5 hari setelah tanam. Namun pada kelompok K1 pemasangan ajir dilakukan pada saat minggu ke 2. Pada teknik pemupukan, Rukmana menyatakan bahwa pupuk diberikan sesudak tanaman berumur 1 bulan. Pupuk diberikan di sekeliling tanaman sejauh sekitar 15 cm dari batang, dengan cara ditugal maupun dibuat larikan. Waktu pemupukan susulan I pada umur 3-5 hari setelah tanam. Pupuk susulan II diberikan pada umur 10 hari setelah tanam dan pupuk susulan III pada saat tanaman mulai berbunga. Namun pada kelompok K1 pemupukan hanya dilakukan pada saat penanaman saja.

3.4 Penjelasan Perlakuan KelompokPerlakuan pada kelompok K1 adalah dengan jarak tanam50 x 50cm. Setiap lubang diisi dengan 3 benih timun varietas mercy. Komoditas timun kami ditanaman pada 8 bedengan di lahan Ngijo. Pada awalnya dilakukan pengolahan tanah dengan cara pembalikan tanah,lalu di buat 8 bedeng untuk ditanaman timun mercy ini. Lalu diberi lubang dengan tugal dengan jarak 50 x 50 cm. Setiap lubang berisi 3 biji timun, diatas lubang timun diberi abu untuk memacu pertumbuhan biji timun. Setelah 2 minggu bedengan diberi ajir di kedua sisinya, peletakan ajir sesuai dengan lubang penanaman timun. Pemberian pupuk dilakukan pada saat awal penanaman timun ini, yaitu mengunakan pupuk urea, SP36 dan KCL. Pupuk ditanam pada lubang yang di dekat lubang di mana benih ditanam. Pengamatan dilakukan seminggu sekali dan melakukan perawatan yang meliputi penyiraman, pembersihan gulma dan penggemburan tanah. Pada minggu minggu awal bila ada tanaman yang tidak tumbuh maka dilakukan penyulaman. Penyulaman ini dilakukan sampai minggu ketiga saja.Setelah timun tumbuh dipilih 2 tanaman contoh setiap bedengnya sebagai sampel dari populasi. Lalu setiap minggunya dilakukan pengukuran dan pengmatan keberhasilan timun untuk tumbuh dengan beberapa parameter. Paramenter yang diukur pada lahan timun antara lain jumlah daun dan panjang tanaman.Setelah tanaman tumbuh besar, dan telah menjalar pada ajir ajir, dipasanglah gawar untuk tempat merambatnya timun.Setelah timun menghasilkan buah yang besar dan berwarna hijau maka timun siap di panen. Pemanenan timun ini berlangsung hingga waktu 3 minggu.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil4.1.1 Hasil Pengamatan

* * * * * * * * * * * * * * * * * *bedeng 1bedeng 2

Keterangan:*Tanaman sebelah kananTanaman sebelah kiri*Tanaman sebelah kanan yang diamatiTanaman sebelah kiri yang diamati

* * * * * * * * * * * * * * * * * *Bedeng 3bedeng 4

* * * * * * * * * * * * * * * * * *Bedeng 5bedeng 6

* * * * * * * * * * * *Bedeng 7bedeng 8

J1:2 MSTTanamankeData Vegetatif

Jumlah Daun (helai)TinggiTanaman (cm)

143

233

354

446

544

656

733

854

944

1066

1165

1254

1344

1443

1565

1656

1734

1843

1965

2056

2156

2265

2345

2466

2554

2666

2765

2844

2945

3065

3156

3254

3355

3466

3565

3676

3745

3866

3987

4066

4145

4255

4365

4466

4545

4645

4754

4876

4965

5056

5145

5286

5365

5466

5545

5655

Jumlah286

Rata-rata5,107143

3 MSTTanamankeData Vegetatif

JumlahDaun (helai)TinggiTanaman (cm)

1870

2768

3665

4763

5971

6665

7767

8764

9867

10764

11972

12765

13870

14970

15660

16865

17760

18763

19970

20764

21865

22860

23656

24658

25960

26762

27757

28660

29865

30857

31970

32864

33870

34664

35972

36867

37858

38655

39863

40966

41755

42963

43855

44865

45756

46757

47970

48857

49763

50765

51970

52757

53765

54863

55865

56967

Jumlah426

Rata-rata7,607143

4 MSTTanamankeData Vegetatif

JumlahDaun (helai)TinggiTanaman (cm)

110115

212125

314133

411125

512130

612120

712122

813127

913132

1015110

1117123

1214115

1313125

1415130

1517133

1614134

1711120

1815132

1917135

2013130

2112122

2211128

2314127

2415125

2512128

2617130

2712115

2815135

2911120

3013125

3111120

3214128

3312131

3417127

3512132

3613135

3713131

3815125

3911122

4014130

4112127

4212132

4318137

4414130

4517127

4620138

4715125

4817135

4913130

5011133

5116120

5215143

5317115

5419125

5524143

5620140

Jumlah794

Rata-rata14,17857

J2:2 MSTTanaman keData Vegetatif

Jumlah Daun (helai)Tinggi Tanaman (cm)

134

246

335

435

546

646

746

846

936

1024

1146

1245

1335

1446

1546

1646

1745

1836

1936

2036

2136

2246

2345

2446

2545

2645

2745

2846

2946

3045

3146

3246

3345

3445

3546

3645

3746

3844

3945

4046

4145

4246

4334

4446

4534

4645

4746

4835

4946

5046

5135

5246

5346

5446

5546

5646

Jumlah209308

Rata-rata3,735,5

3 MSTTanaman keData Vegetatif

Jumlah Daun (helai)Tinggi Tanaman (cm)

1760

2870

3660

4662

5860

6865

7860

8761

9762

10655

11860

12855

13757

14860

15863

16765

17860

18665

19767

20663

21764

22860

23857

24859

25860

26858

27855

28865

29762

30855

31759

32862

33855

34758

35760

36854

37862

38850

39856

40860

41857

42860

43750

44863

45757

46855

47860

48855

49960

50860

51855

52865

53865

54960

55866

56968

Jumlah4283357

Rata-rata7,6459,95

4 MSTTanaman keData Vegetatif

Jumlah Daun (helai)Tinggi Tanaman (cm)

113120

214135

312130

411128

513125

612125

713122

812120

913130

1011120

1113120

1214115

1312120

1413130

1513135

1612135

1713130

1812135

1912125

2012130

2112130

2213128

2313120

2412115

2513120

2613118

2714115

2814135

2913130

3014120

3111120

3213128

3312120

3411125

3511135

3612128

3713135

3812120

3913125

4014130

4113125

4212130

4311125

4412135

4511120

4612115

4712120

4812115

4914130

5013130

5112120

5213140

5312145

5414130

5512141

5613146

Jumlah7017094

Rata-rata12,51126,68

Data Generatif:Umur tanamanBerat buah (kg)

5 MST2,7

6 MST9,3

7 MST4

8 MST1,75

J3:Ulangan7 HST14 HST21 HST28 HST35 HST42 HST

Ulangan 14715253330

Ulangan 22722454574

Ulangan 371828415147

41121374350

Hasil panen:UlanganPertamaKeduaketiga

Ulangan 18140,45

Ulangan 23.110.93.5

Ulangan 31.442.940

J4:2 MSTTanaman keData Vegetatif

Jumlah Daun (helai)Tinggi tanaman (cm)

144

244

354

465

554

654

764

845

954

1054

1164

1264

1355

1475

1575

Jumlah80

65

Rata-rata5.333333

4.33

3 MSTTanaman keData Vegetatif

Jumlah Daun (helai)Tinggi tanaman (cm)

186

296

386

475

597

698

7109

8118

9127

10118

11136

12147

13106

14157

15148

Jumlah 160

104

Rata-rata10.66667

6.93

4 MSTTanaman keData Vegetatif

Jumlah Daun (helai)Tinggi tanaman (cm)

12060

22155

33054

42760

52970

62060

72162

82460

92365

102060

113061

123162

133055

143560

152955

Jumlah390

899

Rata-rata26

59.93

5 MSTTanaman keData Vegetatif

Jumlah Daun (helai)Tinggi tanaman (cm)

126120

225135

335130

429128

531125

626125

729122

827120

928130

1026120

1134120

1234115

1336120

1438130

1533135

Jumlah4571875

Rata-rata30.46667125

Umur tanamanBerat buah (kg)

6 MST8,5

7 MST28

8 MST10,5

Jumlah 47 kg

J5:2 MSTTanaman keData Vegetatif

Jumlah Daun (helai)Tinggi tanaman(cm)

A34

B23

C 44

D43

E 24

F24

G 24

H 34

I34

J 33

K 23

L 24

Jumlah3244

Rata rata2,6673.67

3 MSTTanaman keData Vegetatif

Jumlah Daun (helai)Tinggi tanaman (cm)

A46

B36

C36

D46

E46

F37

G45

H56

I45

J66

K47

L56

Jumlah4972

Rata rata4,0836

4 MSTTanaman keData Vegetatif

Jumlah Daun (helai)Tinggi tanaman (cm)

A830

B735

C734

D732

E745

F634

G635

H930

I1034

J1340

K1143

L1245

Jumlah 103467

Rata rata8,58338.92

5 MSTTanaman keData Vegetatif

Jumlah Daun (helai)Tinggi tanaman(cm)

A1580

B24120

C27125

D26110

E18118

F10125

G35135

H30122

I60121

J58123

K40119

L43120

Jumlah 3861418

Rata rata32,167118.17

Hasil panen:Umur tanamanBerat buah (kg)

4 MST4,1

5 MST16

6 MST5

Jumlah25,1

Rata rata8,3667

K1Bedeng 1Minggu ke-

1234567

KaKiKaKiKaKiKaKiKaKiKaKiKaKi

Tinggi12103437567098102113122118130

Jml daun9109161117161818211820

Bunga jantan766535

Bunga btina474442

Bedeng 2Minggu ke-

1234567

KaKiKaKiKaKiKaKiKaKiKaKiKaKi

Tinggi98293040487896115129119134

Jml daun91011111311131415161517

Bunga jantan784443

Bunga btina663424

Bedeng 3Minggu ke-

1234567

KaKiKaKiKaKiKaKiKaKiKaKiKaKi

Tinggi127.51333Mati46788994

Jml daun119111215181818

Bunga jantan653

Bunga btina541

Bedeng 4Minggu ke-

1234567

KaKiKaKiKaKiKaKiKaKiKaKiKaKi

Tinggi76.517194023716988769179

Jml daun9911121615161218131613

Bunga jantan637623

Bunga btina553321

Bedeng 5Minggu ke-

1234567

KaKiKaKiKaKiKaKiKaKiKaKiKaKi

Tinggi9836295769869788978999

Jml daun438101015121816201621

Bunga jantan436423

Bunga btina452611

Bedeng 6Minggu ke-

1234567

KaKiKaKiKaKiKaKiKaKiKaKiKaKi

Tinggi12 101314Mati

Jml daun119109

Bunga jantan

Bunga btina

Bedeng 7Minggu ke-

1234567

KaKiKaKiKaKiKaKiKaKiKaKiKaKi

Tinggi81930657178

Jml daun35681011

Bunga jantan442

Bunga btina323

Bedeng 8Minggu ke-

1234567

KaKiKaKiKaKiKaKiKaKiKaKiKaKi

Tinggi410Mati

Jml daun44

Bunga jantan

Bunga btina

Bobot buah hasil panen:Panen keIIIIII

Bobot buah1582,5

K2:1 MSTBedengTanamanJumlah DaunTinggi TanamanBobot buah (kg)

1A39-

B415-

2A621-

B517-

3A522-

B419-

4A214-

B610-

5A718-

B825-

6A720-

B515-

7A211-

B---

8A---

B---

Rata-rata516,6-

2 MSTBedengTanamanJumlah DaunTinggi TanamanBobot buah (kg)

1A940-

B1050-

2A1361-

B1036-

3A1560-

B1158-

4A638-

B1145-

5A1355-

B18103-

6A1243-

B1146-

7A526-

B424-

8A421-

B522-

Rata-rata1045-

3 MSTBedengTanamanJumlah DaunTinggi TanamanBobot buah(kg)

1A1885-

B1983-

2A2172-

B2370-

3A2481-

B1562-

4A1039-

B1551-

5A2196-

B27146-

6A1865-

B1868-

7A944-

B1463-

8A1360-

B2187-

Rata-rata1873,250

4 MSTBedengTanamanJumlah DaunTinggi TanamanBobot buah(kg)

1A28102-

B25120-

2A3289-

B3898-

3A3196-

B1874-

4A1340,5-

B1958-

5A24128-

B30171-

6A2386-

B2588-

7A1465-

B28102-

8A2093,5-

B36114-

Rata-rata2695,300

5 MSTBedengTanamanJumlah DaunTinggi TanamanBobot buah(kg)

1A34143-

B32142-

2A46101-

B50111-

3A40112-

B2283-

4A1541-

B2486-

5A28153-

B38189-

6A30112-

B30114-

7A1882-

B37117-

8A26106-

B44132-

Rata-rata331140

6 MSTBedengTanamanJumlah DaunTinggi TanamanBobot buah(kg)

1A381501,20

B311481,40

2A501341,20

B531221,60

3A441381

B31961,25

4A1543-

B261030,40

5A341640,70

B451982

6A331181

B311172,10

7A271050,3

B441260,8

8A311191,20

B521411,20

Rata-rata361261,16

7 MSTBedengTanamanJumlah DaunTinggi TanamanBobot buah(kg)

1A381550,90

B291620,60

2A501580,20

B55146-

3A471601

B291070,4

4A1443,5-

B281310,20

5A361790,50

B492100,25

6A371120,55

B34125,50.80

7A341230.2

B51138-

8A381200.6

B571480,5

Rata-rata39138,6250,51

4.1.2 Grafika. Grafik panjang tanaman K1

Grafik rata-rata panjang tanaman kelompok J1, J2, J3, J4, J5, K1 dan K2

b. Grafik jumlah daun tanaman K1 Grafik rata-rata jumlah daun

c. Grafik jumlah bunga jantan dan bunga betina tanaman timun K1

Grafik rata-rata jumlah bunga K1:

d. Grafik bobot buah K1

Grafik bobot buah hasil panen:

4.2 PembahasanDari data yang telah dicantumkan di atas dapat diketahui bahwa rata-rata panjang tanaman timun memiliki pola pertumbuhan yang mengikuti persamaan logarithmic. Di mana pada minggu 1 sampai minggu 5, tanaman mengalami penambahan panjang yang cukup cepat. Namun pada minggu berikutnya pertambahan panjang tanaman tidak secepat pada minggu 1 sampai minggu 5. Hal ini disebabkan pada saat tanaman timun memasuki fase generative, yaitu pada saat berbunga, pertumbuhan tanaman mulai melambat. Hal ini bertujuan untuk memfokuskan hasil fotosintat pada fase generative.Sama halnya dengan pertambahan panjang tanaman. Pertambahan jumlah daun juga mengikuti persamaan logaritma. Di mana pada fase vegetative tanaman timun memproduksi banyak daun, sedangkan ketika memasuki fase generative produksi daun semakin sedikit. Hal ini juga kemungkinan bertujuan untuk memfokuskan fotosintat untuk memasuki fase generative.Untuk hasil panen, tidak seperti pada jumlah daun dan panjang tanaman. Grafik hasil panen cenderung menurun. Rata-rata hasil panen tiap kelompok mengalami kenaikan pada panen ke 2. Namun tidak sama halnya dengan hasil panen kelompok K1 yang cenderung terus menurun dari hasil panen ke 1 sampai hasil panen ke 3. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa factor. Di antaranya adalah waktu pemanenan dan cuaca yang menyebabkan banyak buah yang membusuk sehingga tidak dapat dipanen pada panen ke 2 dan banyaknya penyakit yang menyerang pada panen ke 3. Sedangkan hasil panen terbanyak adalah kelompok J4, dengan rata-rata 15,5 kg tiap panen. Hal ini kemungkinan juga dipengaruhi oleh perlakuan jarak tanam, yaitu 60 x 40, dengan 3 benih tiap lubang. Sehingga buah yang dihasilkan lebih banyak.Hubungan perlakuan dengan pertumbuhan timun, semakin jauh jarak timun semakin cepat pertumbuhan tanaman tersebut,karena kompetisi akan unsur hara dapat dikurangi. namun bila pada lahan di beri perlakuan yang seperti hal ini maka tidak efektif dalam produksi tanaman timun. Hasil produksi akan lebih rendah karena jumlah tanaman dilahan lebih sedikit jadi hasilnya juga rendah walaupun semua tanaman tumbuh dengan baik menurut Rukmana. Hasil dari beberapa kelompok pada komoditas timun kelompok J4, dengan rata-rata 15,5 kg tiap panen. Hal ini kemungkinan juga dipengaruhi oleh perlakuan jarak tanam, yaitu 60 x 40, dengan 3 benih tiap lubang. Dengan jarak tanam yang cukup untuk mengurangi kompetisi namun populasi timun pada lahan tetap tinggi. Sehingga buah yang dihasilkan lebih banyak.

4.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kelompoka. Faktor abiotikKondisi abiotik tempat tumbuh mentimun harus sesuai agar mampu tumbuh dan berproduksi secara optimal.Factor abiotik ini mencakup kondisi tanah, iklim, air, suhu dan kelembaban udara lingkungan tumbuh tanaman.dengan mengetahui syarat tumbuh mentimun, pada umumnya kondisi lingkungan yang yang digunakan untuk praktikum sudah cukup sesuai untuk budidaya mentimun. Kondisi tanah untuk budidaya termasuk dalam tanah sawah yang cukup baik untuk pertumbuhan mentimun.Kondisi iklim di lahan juga cukup baik dan sesuai untuk budidaya mentimun yang memerlukan daerah bersuhu 170 C - 230 C dan mendapat sinar matahari 11-12 jam/hari.Mentimun merupakan tanaman yang bisa ditanam didataran rendah maupun di dataran tinggi karena ketinggian tempat untuk tanaman mentimun yaitu 1- 1300 m di atas permukaan laut.b. Faktor biotikFactor biotik yang dapat mempengaruhi produktifitas mentimun meliputi populasi organism hidup yang ada disekitar lokasi budidaya.Dari mulai pemilihan benih, harus memenuhi criteria yang unggul agar mampu menghasilkan produksi yang optimal, selain itu benih yang kita pilih harus sudah ada tanda yang sudah diresmikan dan diakui jaminan kualitas produknya. Populasi hama dan penyakit juga harus dikendalikan agar tidak menimbulkan kerusakan. Penyakit biasanya akan cepat menyebar apabila kondisi lingkungan terlalu lembab terutama penyakit yang ditimbulkan oleh jamur. Selain itu gulma (tumbuhan penggangu) juga harus dikendalikan agar tanaman dapat tumbuh dengan optimal. Apabila populasi gulma terlampau banyak maka akan menjadi kompetitor tanaman budidaya. Kompetisi ini dapat berupa persaingan dalam memperoleh sinar matahari, unsure hara dalam tanah dan ruang tumbuh tanaman budidaya menjadi semakin sempit yang tentunya akan mengurangi fotosintat yang dihasilkan selama proses fotosintesis dan pada akhirnya produksi juga akan menurun.

BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan Dari laporan yang telah disusun, maka dapatdisimpulkan bahwa:a. Terdapat perbedaan hasil panen timun dengan perlakuan yang berbeda.b. Setelah dilakukan perlakuan budidaya mentimun, teknologi yang tepat dapat memberikan hasil yang optimal.

5.2 Saranagar untuk ke depannya praktikum Teknologi Produksi Tanaman dapat berjalan lebih lancer dan lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Annonymous. 2011. http://rierevolution.wordpress.com/2010/07/26/mentimun-peluang-budidaya-dan-manfaat/. Diakses tanggal 11 Desember 2011.Anonymous. 2011. http://hulurawa.webs.com/mentimun.htm. diakses tanggal 11 Desember 2011Rukmana, Rahmat. 1995. Budidaya Mentimun. Yogyakarta. Kanisius