laporan awal

30
LABORATORIUM KIMIA FARMASI JURUSAN FARMASI UNIVERSITAS TADULAKO ANALISIS MAKANAN DAN KOSMETIK “Identifikasi Asam Oksalat Dalam Tonik Rambut” Disusun Oleh : Nama : MARTHIAN IVANSIUS Stambuk : G701 13 152 Kelompok : IV (Empat) Asisten : MIRZA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN FARMASI UNIVERSITAS TADULAKO 2015

Upload: ivancious

Post on 24-Sep-2015

80 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

LAPORAN AWAL

TRANSCRIPT

  • LABORATORIUM KIMIA FARMASI

    JURUSAN FARMASI

    UNIVERSITAS TADULAKO

    ANALISIS MAKANAN DAN KOSMETIK

    Identifikasi Asam Oksalat Dalam Tonik Rambut

    Disusun Oleh :

    Nama : MARTHIAN IVANSIUS

    Stambuk : G701 13 152

    Kelompok : IV (Empat)

    Asisten : MIRZA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    JURUSAN FARMASI

    UNIVERSITAS TADULAKO

    2015

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

    Rambut adalah sesuatu yang keluar dari dalam kulit dan kulit kepala,

    rambut tidak mempunyai syaraf perasa, sehingga rambut tidak terasa sakit

    kalau dipangkas. Dengan adanya rambut, selain berfungsi sebagai mahkota,

    juga berfungsi sebagai pelindung kepala dari panas terik matahari, cuaca

    dingin. Rambut membutuhkan penataan dan perawatan secara teratur supaya

    rambut tetap sehat, indah, dan berkilau. Dalam menggunakan Kosmetika

    rambut dibutuhkan suatu ketelitian agar rambut tetap sehat indah dan indah.

    Setiap ahli kecantikan, harus teliti dan tepat dalam menentukan analisa dan

    diagnosa tentang keadaan kulit kepala dan rambut serta kelainan yang ada

    pada kulit dan rambut tersebut. Oleh sebab itu seorang ahli kecantikan

    sangat perlu mempelajari ilmu tentang kulit, kulit kepala dan rambut,

    (Trycology) Dengan mempelajari ilmu tentang kulit, kulit kepala dan

    rambut, kita akan dapat memberikan analisa yang tepat dan dapat

    memberikan nasehat- nasehat bagi langganan kita bila diperlukan untuk

    perbaikan dan perhatian dalam pemeliharan serta perawatan agar rambut

    tetap sehat dan indah. Rambut yang kurang perawatan, akan mudah

    mengalami kerusakan seperti rambut kusam, patah rontok bahkan dapat

    menimbulkan kebotakan. Beberapa factor penyebab rambut bermasalah

    diantaranya adalah kurang asupan nutrisi, Infeksi kulit kepala, Flu berat,

    Masa pertumbuhan, Perawatan rambut yang salah serta karena pengaruh

    obat-obatan tertentu.

    Penyebab rambut rontok secara umum: Folikel rambut sangat

    sensitive terhadap lingkungan. Kondisi rambut kita sangat terpengaruh oleh

    lingkungan yang terpolusi seperti sekarang. Rambut yang rontok juga dapat

    disebabkan oleh stres, tegang, diet, sedang menjalani pengobatan, sirkulasi

    darah yang buruk dan sakit fisik. Lebih jauh, pemakaian bahan kimia yang

    berlebih pada rambut akan berdampak buruk bagi rambut. Dengan situasi

  • seperti ini, cara paling efektif adalah memberi nutrisi yang terus menerus

    pada rambut dan kulit kepala.

    I.2 Maksud dan Tujuan

    1.2.1. Maksud

    Mengetahui prinsip identifikasi Asam Oksalat dalam sedian tonik

    rambut.

    1.2.2. Tujuan

    Memahami prinsip identifikasi Asam Oksalat dalam sedian tonik

    rambut.

    I.3 Prinsip

    a. Pembentukan perak oksalat yang larut dalam amonia, yang tidak larut

    dalam asam nitrat encer.

    b. Pembentukan warna biru sebagai reaksi dari asam oksalat dengan

    difenilamin dan etanol.

    c. Penghilangan warna kalium permanganat oleh asam okalat dalam

    suasana asam.

    I.4 Manfaat

    Meningkatkan wawasan dan pemahaman mahasiswa mengenai prinsip

    identifikasi Asam Oksalat dalam sedian tonik rambut.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    II.1 Teori

    Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H2C2O4

    dengan nama sistematis asam etanadioat. Asam dikarboksilat paling

    sederhana ini biasa digambarkan dengan rumus HOOC-COOH. Merupakan

    asam organik yang relatif kuat, 10.000 kali lebih kuat daripada asam asetat.

    Di-anionnya, dikenal sebagai oksalat, juga agen pereduktor. Banyak ion

    logam yang membentuk endapan tak larut dengan asam oksalat, contoh

    terbaik adalah kalsium oksalat(CaOOC-COOCa), penyusun utama jenis

    batu ginjal yang sering ditemukan.

    Asam Oksalat, Sifat-sifat Asam Oksalat Dan Pengaruh Asam Oksalat

    Asam oksalat terdapat pada selada, kobis, bunga kol (terutama brokoli),

    kacang hijau, buncis dan dalam jumlah sedikit pada semua sayuran dan

    buah-buahan. Tapi tau ga, asam oksalat bersama-sama dengan kalsium

    dalam tubuh manusia membentuk senyawa yang tak larut dan tak dapat

    diserap tubuh, dan mencegah penggunaan kalsium yang juga terdapat dalam

    produk-produk yang mengandung oksalat! Lebih dari itu, asam oksalat dan

    garamnya yang larut air dapat membahayakan, karena senyawa tersebut

    bersifat toksis.

    Asam oksalat adalah asam dikarboksilat yang hanya terdiri dari dua

    atom C pada masing-masing molekul, sehingga dua gugus karboksilat

    berada berdampingan. Karena letak gugus karboksilat yang berdekatan,

    asam oksalat mempunyai konstanta dissosiasi yang lebih besar daripada

    asam-asam organik lain. Besarnya konstanta disosiasi (K1) = 6,24.10-----2

    dan K2 = 6,1.10-5). Dengan keadaan yang demikian dapat dikatakan asam

    oksalat lebih kuat daripada senyawa homolognya dengan rantai atom karbon

    lebih panjang. Namun demikian dalam medium asam kuat (pH

  • a. Sifat-sifat umum Asam Oksalat

    Asam oksalat dalam keadaan murni berupa senyawa kristal, larut

    dalam air (8% pada 10o C) dan larut dalam alkohol. Asam oksalat

    membentuk garam netral dengan logam alkali (NaK), yang larut dalam

    air (5-25 %), sementara itu dengan logam dari alkali tanah, termasuk Mg

    atau dengan logam berat, mempunyai kelarutan yang sangat kecil dalam

    air. Jadi kalsium oksalat secara praktis tidak larut dalam air. Berdasarkan

    sifat tersebut asam oksalat digunakan untuk menentukan jumlah

    kalsium. Asam oksalat ini terionisasi dalam media asam kuat.

    b. Bahan Makanan yang Mengandung Asam Oksalat.

    Asam oksalat dapat ditemukan dalam bentuk bebas ataupun dalam

    bentuk garam. Bentuk yang lebih banyak ditemukan adalah bentuk

    garam. Kedua bentuk asam oksalat tersebut terdapat, baik dalam bahan

    nabati maupun hewani. Jumlah asam oksalat dalam tanaman lebih besar

    daripada hewan. Diantara tanaman yang digunakan untuk nutrisi

    manusia dan hewan, atau tanaman yang ditemukan dalam makanan

    hewan; yang paling banyak mengandung oksalat adalah spesies

    Spinacia, Beta, Atriplex, Rheum, Rumex, Portulaca, Tetragonia,

    Amarantus, Musa parasisiaca. Daun teh, daun kelembak dan kakao juga

    mengandung oksalat cukup banyak. Demikian juga beberapa spesies

    mushrooms dan jamur (Asperegillus niger, Baletus sulfurous, Mucor,

    Sclerotinia dan sebagainya.) menghasilkan asam oksalat dalam jumlah

    banyak (lebih dari 4-5 gram untuk setiap 100 gram berat kering), baik

    dalam bentuk penanaman terisolasi dan dalam bahan makanan atau

    makanan ternak dimana jamur tersebut tumbuh.

    Distribusi asam oksalat pada bagian-bagian tanaman tidak merata.

    Bagian daun umumnya lebih banyak mengandung asam oksalat

    dibandingkan dengan tangkai, sedangkan dalam Poligonaceae,

    kandungan asam oksalat pada petiole hampir dua kali lebih besar

    daripada tangkai. Umumnya daun muda mengandung asam oksalat lebih

    sedikit dibandingkan dengan daun tua. Misalnya pada daun

  • Chenopodiaceae, proporsi asam oksalat dapat bertambah dua kali lipat

    selama proses penuaan.

    Bahan makanan yang mengandung oksalat dapat diklasifikasikan

    menjadi tiga kelompok, yaitu; Produk-produk dimana miliequivalen

    asam oksalat yang terkandung jumlahnya 2-7 kali lebih besar daripada

    kalsium, seperti bayam, orach, daun beet dan akar beet, sorrel, sorrel

    kebun, kelembak dan bubuk kakao. Bahan makanan ini tidak hanya

    menyebabkan kalsium yang terkandung di dalamnya tak dapat

    dimanfaatkan tetapi dengan besarnya asam oksalat yang terkandung

    dapat mengendapkan kalsium yang ditambahkan dari produk-produk

    lain, atau jika tidak ada kalsium yang ditambahkan, dapat berpengaruh

    toksis.

    Pada produk-produk seperti kentang, amaranth, gooseberries, dan

    currants, asam oksalat dan kalsium terdapat dalam jumlah yang hampir

    setara (10,2), dengan demikian diantara keduanya saling

    menetralkan/menghapuskan, olah karena itu tidak memberikan kalsium

    yang tersedia bagi tubuh. Tetapi mereka tidak mengganggu penggunaan

    kalsium yang diberikan oleh produk lain dan oleh karena itu tidak

    menimbulkan pengaruh anti mineralisasi seperti pada produk kelompok

    pertama.

    Bahan makanan yang meskipun mengandung asam oksalat dalam

    jumlah yang cukup banyak, tapi karena pada bahan tersebut kaya akan

    kalsium, maka bahan makanan tersebut merupakan sumber kalsium.

    Yang termasuk dalam kelompok ini adalah selada, dandelion, cress,

    kobis, bunga kol (terutama brokoli), kacang hijau, dan terutam green

    peas, koherabbi, block raddish, green turnip, dan dalam jumlah sedikit

    pada semua sayuran dan buah-buahan.

    c. Pengaruh Asam Oksalat terhadap tubuh manusia.

    Asam oksalat bersama-sama dengan kalsium dalam tubuh manusia

    membentuk senyawa yang tak larut dan tak dapat diserap tubuh, hal ini

    tak hanya mencegah penggunaan kalsium yang juga terdapat dalam

  • produk-produk yang mengandung oksalat, tetapi menurunkan CDU dari

    kalsium yang diberikan oleh bahan pangan lain. Hal tersebut menekan

    mineralisasi kerangka dan mengurangi pertambahan berat badan.

    Asam oksalat dan garamnya yang larut air dapat membahayakan,

    karena senyawa tersebut bersifat toksis. Pada dosis 4-5 gram asam

    oksalat atau kalium oksalat dapat menyebabkan kematian pada orang

    dewasa, tetapi biasanya jumlah yang menyebabkan pengaruh fatal

    adalah antara 10 dan 15 gram. Gejala pada pencernaan (pyrosis,

    abdominal kram, dan muntah-muntah) dengan cepat diikuti kegagalan

    peredaran darah dan pecahnya pembuluh darah inilah yang dapat

    menyebabkan kematian.

    II.2 Uraian Bahan

    1. Perak Nitrat (Farmakope Indonesia Edisi III, hal.97)

    Nama Resmi : ARGENTI NITRAS

    Nama Lain : Perak Nitrat

    Rumus Kimia : AgNO3

    Pemerian : Hablur transparan atau serbuk hablur berarna putih;

    tidak berbau menjadi gelap jika terkena cahaya

    Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; larut dalam etanol

    (95%)P

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.

    2. Amonia (Farmakope Indonesia edisi III, hal. 86)

    Nama Resmi : AMMONIA

    Nama Lain : Amonia

    Rumus Kimia : NH4OH

    Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna, bau khas, menusuk kuat

    penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk.

  • 3. Difenilamin (Farmakope Indonesia Edisi III, hal. 666)

    Nama Resmi : DIFENILAMINA

    Nama Lain : Difenilamin

    Rumus Kimia : (C6H5)2NH

    Pemerian : Hablur putih, bau khas.

    Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam etanol

    (95%)P

    Penyimpanan :

    4. Etanol (Farmakope Indonesia edisi III, hal. 65)

    Nama Resmi : AETHANOLUM

    Nama Lain : Etanol, Alkohol

    Rumus Kimia : C2H6O

    Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan

    mudah bergerak; bau khas, rasa panas, mudah terbakar

    dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap.

    Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan

    dalam eter P.

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya,

    ditempat sejuk, jauh dari nyala api.

    5. Kalium Permanganat (Farmakope Indonesia edisi IV, hal. 480)

    Nama Resmi : KALII PERMANGANAS

    Nama Lain : Kalium Permanganat, Potasium Permanganat

    Rumus Kimia : KMnO4

    Pemerian : Hablur, ungu tua, hampir tidak tembus oleh cahaya

    ang diteruskan dan berwarna biru metalik mengkilap

    oleh cahaya yang dipantulkan, kadang-kadang disertai

    warna merah tembaga tua; stabil di udara.

    Kelarutan : Larut dalam air; mudah larut dalam air mendidih

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

  • 6. Natrium Hidroksida (Farmakope Indonesia edisi IV, hal. 589)

    Nama Resmi : NATRII HYDROXIDUM

    Nama Lain : Natrium Hidroksida

    Rumus Kimia : NaOH

    Pemerian : Putih atau praktis putih, massa melebur, berbentuk

    pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain. Keras,

    rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila

    dibiarkan di udara, akan cepat menyerap karbon

    dioksida dan lembab.

    Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol.

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

    7. Asam Sulfat (Farmakope Indonesia edisi IV, hal. 52)

    Nama Resmi : ACIDUM SULFURICUM

    Nama Lain : Asam Sulfat

    Rumus Kimia : H2SO4

    Pemerian : Cairan jernih seperti minyak, tidak berwarna, bau

    sangat tajam dan korosif. Bobot jenis lebih kurang

    1,84.

    Kelarutan : Bercampur dengan air dan dengan etanol, dengan

    menimbulkan panas.

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

    II.3 Uraian Sampel

    Sediaan perangsang pertumbuhan rambut (hair tonic) adalah

    sediaan kosmetik yang digunakan untuk melebatkan pertumbuhan rambut

    atau merangsang pertumbuhan rambut pada kebotakan dan rambut rontok

    (Ditjen POM, 1985). Efek terapeutik dari tonik rambut meliputi pengobatan

    terhadap alopesia areata, alopesia androgenetik, menghilangkan

    ketombe, jamur dan bakteri yang tumbuh. Tonik ideal harus mempunyai

    komponen iritan untuk meningkatkan suplai darah ke papila dermal dan

  • menstimulasi mekanisme suplai ke kulit kepala, vitamin atau asam

    amino yang dibutuhkan untuk biosintesis keratin, antiseptikum untuk

    mengontrol mikroorganisme dan kondisi lainnya yang dapat

    mengganggu pertumbuhan rambut (Harry, 1957).

    Bahan utama yang terdapat dalam sediaan tonik rambut ada dua, yaitu

    zat pelarut dan zat khasiat. Zat pelarut yang umum digunakan untuk sediaan

    bentuk larutan adalah air, alkohol dan gliserin. Kadar alkohol yang

    digunakan hendaknya serendah mungkin karena kadar alkohol yang

    tinggi dapat melarutkan kompleks protein-asam lemak rambut, sehingga

    dapat menyebabkan terputusnya struktur protein (Ditjen POM, 1985).

    Zat khasiat yang digunakan untuk sediaan tonik rambut

    mempunyai efek antara lain, membersihkan, menghilangkan atau

    mencegah ketombe, memperbaiki sirkulasi darah kulit kepala,

    memperbaiki dan memulihkan sekresi kelenjar sebum, dan

    merangsang pertumbuhan rambut (Ditjen POM, 1985).

    Berdasarkan efeknya, zat khasiat diklasifikasikan menjadi :

    1. Kounteriritan

    Penggunaan kounteriritan dalam sediaan perangsang pertumbuhan

    rambut didasarkan atas azas bahwa, tubuh akan selalu berupaya dalam

    perlindungan dirinya untuk menghilangkan iritasi yang ditimbulkan

    oleh keaktifan kounteriritan dengan meningkatkan aktivitas faalnya

    pada jaringan yang teriritasi. Akibatnya sirkulasi darah pada daerah

    tersebut lancar, metabolisme menjadi lebih aktif, dan pembelahan sel

    dipercepat. Keaktifan kounteriritan yang diharapkan pada sediaan

    perangsang pertumbuhan rambut adalah keaktifan ringan, terutama

    dibatasi hingga efek hipertermia dan hiperplasia, hanya melecetkan sel

    epidermis. Kounteriritan yang lazim digunakan meliputi asam

    format, asam salisilat, histamin, kapsikum (tingtur cabe), kinina HCl,

    pirogalol dan resorsin.

  • 2. Vasodilator

    Vasodilator dapat melebarkan pembuluh darah, sehingga aliran

    darah meningkat dan faal tubuh menjadi lebih aktif, metabolisme

    meningkat dan pembelahan sel dapat dipercepat. Azas ini diharapkan

    akan terjadi jika vasodilator digunakan topikal pada kulit kepala,

    sehingga merangsang pertumbuhan rambut. Sediaan yang

    mengandung vasodilator tidak termasuk sediaan kosmetika. Vasodilator

    yang umum digunakan adalah pilokarpina.

    3. Stimulan Kelenjar Sebum

    Zat alam maupun zat sintetik, dengan aneka jenis dan efek

    farmakologi dalam kosmetika dinyatakan sebagai zat yang dapat

    mempengaruhi sekresi kelenjar sebum, dapat digunakan untuk

    merangsang pertumbuhan rambut. Kelompok zat ini meliputi

    asam salisilat, belerang, etanol, garam kinina, garam pilokarpina,

    kolesterol, lesitin, metil linoleat, resorsin, resorsin asetat, tingtur

    jaborandus, dan tingtur kina.

    4. Zat Kondisioner Rambut

    Manfaat zat ini untuk memperbaiki kondisi rambut, merangsang

    pertumbuhan rambut, dan mencegah kerontokan rambut. Kelompok

    zat ini meliputi alantoin, asam pantotenat, azulen, biotin, kamomil,

    konfrei, minyak cambah, pantotenol, polipeptida, vitamin E, dan

    vitamin F. Vitamin F adalah campuran berbagai jenis asam poli tak

    jenuh, terutama asam linoleat, asam linolenat, dan asam arakidonat.

    5. Hormon

    Hormon kelamin dapat mempengaruhi aktivitas kelenjar sebum dan

    keratinisasi. Hormon pria akan merangsang kreatinisasi dan aktivitas

    kelenjar sebum, sedangkan hormon wanita (estrogen) menunjukkan

    efek menghambat. Hormon yang digunakan dalam sediaan

    perangsang pertumbuhan rambut, antara lain estradiol, stilbestrol, dan

    heksestrol. Namun di Indonesia penggunaan hormon dalam sediaan

    kosmetik dilarang.

  • 6. Antiseptik

    Antiseptik yang lazim digunakan dalam sediaan perangsang rambut

    adalah derivat fenol dan senyawa amonium kuarterner. Fenol sendiri

    tidak pernah digunakan karena terlalu toksik dan iritasi. Derivat fenol

    yang lazim digunakan meliputi p-amil fenol, asam salisilat, o-fenil

    fenol, o-kloro-o-fenil fenol, p-kloro-m-kresol, p-kloro-m-ksilenol, dan

    klorotimol. Senyawa amonium kuartener umumnya lebih baik

    dibandingkan derivat fenol, karena spektrum aktivitasnya lebih luas

    meliputi bakteri dan jamur. Senyawa amonium kuartener yang lazim

    digunakan meliputi alkildimetilbenzilamonium klorida,

    laurilisokuinolinium bromida, setilpiridinium klorida,

    setiltrimetilamonium bromida. Umumnya, antiseptik digunakan

    dengan batas kadar maksimum kurang dari 1%.

  • BAB III

    METODOLOGI PRAKTIKUM

    III.1 Alat dan Bahan

    Alat

    1. Beker gelas

    2. Gelas ukur

    3. Waterbath

    4. Pipet tetes

    Bahan

    1. Sampel (Hair Tonic)

    2. Perak nitrat

    3. Amonia

    4. Etanol

    5. Difenilamin

    6. Kalium permanganat

    7. Na. Hidroksida

    8. As. Sulfat

    III.2 Cara Kerja

    a. Cara kerja 1

    1. Larutan uji ditambah beberapa tetes larutan perak nitrar 1%,

    terbentuk endapan putih

    2. Ditambahkan amonia, endapan larut

    3. Ditambahkan asam nitrar encer, endapan tidak larut.

    b. Cara kerja 2

    1. Beberapa tetes larutan uji, diaupkan sampai kering

    2. Ditambahkan beberapa butir difenilamin dalam tabung reaksi

    3. Dipanaskan diatas api bebas sampai meleleh

    4. Setelah dingin ditambahkan 1-2 tetes etanol, terbentuk warna biru

    c. Cara kerja 3

    1. Larutan uji ditambahkan 1 mL asam sulfat encer dan kalium

    permanganat 0,1N

    2. Dipanaskan diatas waterbath, warna kalium permanganat akan

    hilang

    3. Terjadi gelembung-gelembung gas.

  • III.3 Skema Kerja

    Cara kerja 1

    Larutan uji + beberapa tetes lar. Perak nitrat 1%

    Endapan putih

    + amonia (endapan larut)

    + As. Nitrat encer (endapan tidak larut)

    Cara kerja 2

    Beberapa tetes cuplikan

    Diaupkan ad. Kering

    + beberapa butir difenilamin dalam tabung reaksi

    Dipanaskan diatas api bebas ad. Meleleh

    Setelah dintin + 1-2 tetes etanol

    Terbentuk warna biru

    Cara kerja 3

    Larutan uji

    + 1 ml asam sulfat encer dan kalium permanganat 0,1N

    Dipanaskan diatas waterbath

    Warna kalium permanganat akan hilang

    Terjadi gelembung-gelembung gas

  • BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    IV.1 Hasil

    IV.2 Pembahasan

    BAB V

    PENUTUP

    V.1 Kesimpulan

    V.2 Saran

  • LABORATORIUM KIMIA FARMASI

    JURUSAN FARMASI

    UNIVERSITAS TADULAKO

    ANALISIS MAKANAN DAN KOSMETIK

    Pemeriksaan Raksa dan Senyawanya Dalam Sediaan Krim

    Disusun Oleh :

    Nama : MARTHIAN IVANSIUS

    Stambuk : G701 13 152

    Kelompok : IV (Empat)

    Asisten : MIRZA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    JURUSAN FARMASI

    UNIVERSITAS TADULAKO

    2015

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

    Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk

    digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir

    dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk

    membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan/atau memperbaiki

    bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi

    baik.(Permenkes, 2010).

    Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik, yang selanjutnya disingkat

    CPKB adalah seluruh aspek kegiatan pembuatan kosmetika yang bertujuan

    untuk menjamin agar produk yang dihasilkan senantiasa memenuhi

    persyaratan mutu yang ditetapkan sesuai dengan tujuan penggunaannya

    (Permenkes, 2010).

    Belakangan ini jenis kosmetik yang banyak digunakan oleh wanita

    Indonesi adalah bleaching cream yang dikenal sebagai krim pemutih.

    Produk ini banyak diminatai karena menjanjikan dapat memutihkan atau

    menghaluskan wajah dalam waktu singkat. Hasil sampling dan pengujian

    kosmetik tahun 2005 terhadap 10.896 sampel kosmetik menunjukan,

    terdapat 124 sampel (1,24%) tidak memenuhi syarat, diantaranya produk

    illegal, atau tidak terdaftar, mengandung bahan-bahan dilarang, terutama

    merkuri dan rhodamin. (Media Konsumen 2010).

    Kosmetik bermerkuri sebenanya bukan hal baru. Beberapa waktu lalu,

    kosmetik ini ramai digunakan. Khasiatnya memutihkan kulit gelap dalam

    waktu singkat. Orang yang bekulit gelap mempunyai zat warna (pigmen)

    kulit lebih banyak dinandingklan orang berkulit putih. Zat warna tersebut

    dikenal sebagai melanin. Produksi melanin dipengaruhi oleh paparan sinar

    matahari. Itulah sebabnya, jika kita sering terkena sinar matahari, kulit

    menjadi lebih gelap. Melanin membantu menahan menahan sinar ultra

    violet agar tidak merusak kulit. Seperti telah diketahui, sinar ultra violet

  • dapat mencetuskan timbulnya kanker kulit. Walaupun melnin diciptakan

    dengan manfaat yang sangat besar, banyak orang tidak menyukainya karena

    dapat membuat kulit mereka terlihat lebih gelap. Sehingga, menurut mereka

    tampak kurang cantik. Untuk itu digunakan kosmetik pemutih, yang

    kebanyakan mengandung merkuri. Unsur ini memang mampu menghambat

    produksi melanin. Karena jumlah menin kulit berkurang, maka kulitpun

    tampak lebih putih (Panji, 2008)

    I.2 Maksud dan Tujuan

    1.2.1. Maksud

    Mengetahui prinsip identifikasi raksa dan senyawanya alam sediaan

    kosmetik.

    1.2.2. Tujuan

    Memahami prinsip identifikasi raksa dan senyawanya alam sediaan

    kosmetik.

    I.3 Prinsip

    1. Pembentukan endapan merah raksa (II) Iodida

    2. Pembentukan amalgam tembaga raksa

    3. Pembentukan tembaga (I) tetraiodomerkurat berwarna merah.

    I.4 Manfaat

    Meningkatkan wawasan dan pemahaman mahasiswa mengenai prinsip

    identifikasi raksa dan senyawanya alam sediaan kosmetik.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    II.1 Teori

    Merkuri atau air raksa adalah unsur yang mempunyai nomor atom

    (NA) 80 serta mempunyai masa molekul relatif (MR =200,59). Merkuri

    diberikan simbol kimia Hg yang merupakan singkatan yang berasal bahasa

    Yunani Hydrargyricum, yang berarti cairan perak. Bentuk fisik dan

    kimianya sangat menguntungkan karena merupakan satu-satunya logam

    yang berbentuk cair dalam temperatur kamar (25C), titik bekunya paling

    rendah (-39C), mempunyai kecenderungan yang lebih besar, mudah

    bercampur dengan logam lain menjadi logam campuran (Amalgam/Alloi),

    juga dapat mengalirkan arus listrik sebagai konduktor baik tegangan arus

    listrik tinggi maupun tegangan arus listrik rendah. Merkuri merupakan salah

    satu unsur kimia yang biasa digunakan pada proses pemisahan emas dengan

    unsur logam ikutan lainnya.

    Merkuri termasuk logam berat berbahaya, yang dalam konsentrasi

    kecil pun dapat bersifat Toksik (Racun). Merkuri merupakan logam yang

    dalam keadaan normal berbentuk cairan berwarna abu-abu, tidak berbau

    dengan berat molekul 200,59. Tidak larut dalam air, alkohol, eter, asam

    hidroklorida, hydrogen bromida dan hidrogen iodide; Larut dalam asam

    nitrat, asam sulfurik panas dan lipid. Tidak tercampurkan dengan oksidator,

    halogen, bahan-bahan yang mudah terbakar, logam, asam, logam carbide

    dan amine.

    Dengan sifatnya yang demikian, merkuri menjadi unsur yang sangat

    beracun bagi semua makhluk hidup, baik itu dalam bentuk unsur tunggal

    (logam) ataupun dalam bentuk persenyawaan (membentuk senyawa dengan

    unsur yang lain). Merkuri walaupun mengambil bentuk cairan sebenarnya

    masuk dalam kategori logam. Toksisitas (Tingkat Keracunan) merkuri

    berbeda sesuai bentuk kimianya, misalnya merkuri inorganik bersifat toksik

    pada ginjal, sedangkan merkuri organik seperti metil merkuri bersifat toksis

  • pada sistim syaraf pusat. Merkuri sama sekali tidak dibutuhkan

    kehadirannya dalam tubuh kita.

    Metil merkuri dapat juga diserap secara langsung melalui pernapasan

    dengan kadar penyerapan 80%. Uapnya dapat menembus membran paru-

    paru dan apabila terserap ke tubuh, ia akan terikat dengan

    proteinsulfurhidril seperti sistein dan glutamine. Di dalam darah, 90% dari

    metil merkuri diserap kedalam sel darah merah dan metil merkuri juga

    dijumpai dalam rambut. Jumlah merkuri yang dimasukkan ke dalam akar

    rambut adalah berbanding dengan kepekatan metil merkuri di didalam

    darah. Metil merkuri merupakan senyawa organik yang paling berbahaya

    yang telah dipelajari oleh manusia. Metilasi merkuri dapat terjadi dalam

    tubuh organisme manapun termasuk manusia. Merkuri sangat berbahaya

    terhadap kesehatan manusia. Merkuri yang terikat pada adenina dapat

    mengganggu enzim, mengganggu biosintesis protein dan lemak serta

    merusak DNA dan RNA yang mengakibatkan kecacatan pada manusia

    (blogspot.com, 2012).

    a. Dampak Logam Merkuri (Hg) bagi Kesehatan

    Semua komponen merkuri dalam bentuk apapun yang masuk ke

    dalam tubuh manusia secara terus menyebabkan berbagai kerusakan

    permanen pada otak, hati, dan ginjal (Roger etal,1984) Dampak yang

    timbul oleh merkuri sebagai berikut :

    1) Gangguan saraf sensoris : Paraesthesia (Sejenis kesemutan yang

    cukup parah), kepekaan menurun dan sulit menggerakkan jari tangan

    dan kaki, penglihatan menyempit, daya pendengaran menurun serta

    rasa nyeri pada lengan dan paha (Kram).

    2) Gangguan saraf motorik : lemah, sulit berdiri, mudah jatuh, ataksia

    (Gangguan koordinasi tangan dan kaki, tubuh hingga gangguan

    bicara), tremor (Gemetar pada bagian atau keseluruhan tubuh yang

    tidak terkendali), gerakan lambat, dan sulit berbicara/Gagap.

    3) Gangguan lain : gangguan mental, Autis, sakit kepala dan

    hipersalivasi (Air liur yang berlebihan).

  • 1. Pengaruh terhadap Fisiologis

    Pengaruh toksisitas merkuri (Hg) terutama pada Sistem Saluran

    Pencernaan (SSP) dan ginjal akibat merkuri terakumulasi. Jangka waktu,

    intensitas dan jalur paparan serta bentuk merkuri sangat berpengaruh

    terhadap sistim yang dipengaruhi. Organ utama yang terkena pada paparan

    kronik oleh elemen merkuri dan organomerkuri adalah SSP sedang garam

    merkuri akan berpengaruh terhadap kerusakan ginjal. Keracunan akut oleh

    elemen merkuri yang terhisap mempunyai efek terhadap sistim pernafasan

    sedang garam merkuri yang tertelan akan berpengaruh terhadap SSP, efek

    terhadap sistim cardiovaskuler merupakan efek sekunder.

    2. Pengaruh terhadap Sistim Syaraf

    Merkuri yang berpengaruh terhadap sistim syaraf merupakan akibat

    promer dari pemajanan uap elemen Hg dan MeHg karena senyawa ini

    mampu menembus "bloodbrain barier" dan dapat mengakibatkan kerusakan

    otak yang mengakibatkan kelumpuhan permanen. MeHg yang masuk dalam

    pencernaan akan memperlambat SSP yang mungkin tidak dirasakan pada

    paparan setelah beberapa bulan sebagai gejala pertama sering tidak spesifik

    seperti pandangan kabur atau pendengaran hilang (ketulian) dan impoten.

    3. Pengaruh terhadap Ginjal

    Apabila terjadi akumulasi pada ginjal yang diakibatkan oleh

    masuknya garam inorganik merkuri atau phenylmercury melalui SSP akan

    menyebabkan naiknya permiabilitas epitel tubulus sehingga akan

    menurunkan kemampuan fungsi ginjal (disfungsi ginjal). Pajanan (Paparan)

    melalui uap merkuri atau garam merkuri melalui saluran pernafasan juga

    dapat mengakibatkan kegagalan ginjal karena terjadinya proteinuria atau

    nephrotik sindrom dan tubular nekrosis akut.

    4. Pengaruh terhadap Pertumbuhan

    Terutama terhadap Bayi dari ibu yang terpapar oleh MeHg, dari hasil

    studi membuktikan ada kaitan yang signifikan bayi yang dilahirkan dari ibu

    terpapar merkuri maka bayi yang dilahirkan mengalami gangguan

    kerusakan otak yaitu retardasi mental (Kelainan/Cacat Mental), tuli,

  • penciutan lapangan pandang, microcephaly (Otak tidak tumbuh sehingga

    ukuran kepala jauh lebih kecil dari ukuran kepala normal), cerebral palsy

    (Kelumpuhan Otak besar yang menyebabkan kelumpuhan syaraf

    keseluruhan), ataxia (Gangguan koordinasi tangan dan kaki, tubuh hingga

    gangguan bicara), buta dan gangguan menelan.

    Merkuri yang terpapar melalui kulit dan bekerja merusak pigmen-

    pigmen kulit sebagaimana banyak kosmetik yang menggunakannya akan

    berakhir pada mimpi buruk hilangnya kecanttikan secara alami bahkan fisik.

    karena akan memunculkan efek kebalikan dari yang diterimanya selama

    menggunakan merkuri dan kebanyakan akan sullit dikembalikan ke kondisi

    kulit yang cantik dan sehat seperti semula.

    Di antara semua unsur logam berat, Merkuri (Hg) menduduki urutan

    pertama dalam hal sifat racunnya. Walaupun merkuri diambil bentuk cairan

    sebenarnya masuk dalam kategori logam. Tidak seperti unsur logam lainnya

    misalnya Besi (Fe) atau Magnesium (Mg) yang dibutuhkan tubuh untuk

    penguatan tulang. Merkuri sama sekali tidak dibutuhkan kehadirannya

    dalam tubuh kita. Oleh sebab itu, kehadiran merkuri dalam tubuh walaupun

    sedikit atau berada di bawah ambang batas toleransi tetap membahayakan

    kesehatan. Terlebih ketika akumulasi merkuri dalam tubuh sudah melewati

    ambang batas toleransi yang bisa diterima oleh kesehatan tubuh akan timbul

    gejala keracunan merkuri dalam bentuk kerusakan ginjal dan gangguan

    kerja syaraf baik otak maupun tulang belakang. Pada gilirannya gejala ini

    akan menimbulkan kematian bagi yang mengalaminya. Karenanya, penting

    bagi kita sebagai manusia yang diberi anugerah otak dan bentuk yang paling

    sempurna dari Tuhan, untuk selalu menjaga kesehatan, memastikan tidak

    ada logam yang masuk ke dalam tubuh kita barang sedikitpun. Terutama

    wanita, sejatinya ia menjaga kecantikannya luar dan dalam dengan selalu

    memperhatikan masa depan kecantikannya sendiri dan generasinya kelak.

    Karena sungguh, ketika merkuri telah masuk ke dalam tubuh seorang

    wanita, bukan hanya kecantikannya yang terancam, melainkan juga organ-

    organ tubuhnya yang penting serta anak yang akan dilahirkannya kelak.

  • Jadi, selamatkan dirimu wanita, karna kecantikanmu adalah asetmu. Maka

    tidak selayaknya kau pilih merkuri untuk kecantikan sesaat yang siap

    membunuhmu tanpa kau sadari. Aku, kamu dan anak kita selamat dari

    bahaya merkuri

    II.2 Uraian Bahan

    1. Kalium Iodida (Farmakope Indonesia Edisi III, hal. 330)

    Nama Resmi : KALII IODIDUM

    Nama Lain : Kalium Iodida

    Rumus Kimia : KI

    Pemerian : Hablur heksahedral; transparan atau tidak berwarna,

    opak dan putih; atau serbuk butiran putih, higroskopik

    Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut

    dalam air mendidih larut dalam etanol (95%)P; mudah

    larut dalam gliserol P.

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

    2. Eter (Farmakope Indonesia edisi III, hal. 65)

    Nama Resmi : AETHER

    Nama Lain : Eter

    Rumus Kimia : C4H10O

    Pemerian : Mudah menguap, mudah mengalir, tidak berwarna;

    berbau khas. Teroksidasi perlahan-lahan oleh udara

    dan cahaya dengan membentuk peroksida.

    Kegunaan : Larut dalam air; dapat bercampur dengan etanol,

    dengan benzena, dengan kloroform, dengan pelarut

    heksana, dengan minyak lemak dan minyak menguap.

    Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya,

    diisi sebagian; pada suhu tidak lebih dari 30oC;

    jauhkan dari api.

  • 3. Asam Klorida (Farmakope Indonesia Edisi IV, hal. 49)

    Nama Resmi : ACIDUM HYDROCLORIDUM

    Nama Lain : Asam Klorida

    Rumus Kimia : HCl

    Pemerian : Cairan tidak berwarna; berasap; bau merangsang. Jika

    diencerkan dengan 2 bagian volume air, asap hilang,

    bobot jenis kurang 1,18.

    Kelarutan :

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

    4. Asam Nitrat (Farmakope Indonesia edisi III, hal. 650)

    Nama Resmi : ASAM NITRAT

    Nama Lain : Asam Nitrat

    Rumus Kimia : HNO3

    Pemerian : Cairan berasap, jernih, tidak berarna,

    Kelarutan :

    Penyimpanan :

    5. Natrium Sulfat (Farmakope Indonesia edisi IV, hal. 1186)

    Nama Resmi : NATRIUM SULFAT

    Nama Lain : Natrium Sulfat

    Rumus Kimia : NaSO4

    Pemerian : Hablur tidak berwarna atau granul putih, tidak berbau,

    merekah, melebur pada suhu 32,5oC

    Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air, dalam gliserin; tidak larut

    dalam etanol.

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terhindar dari panas.

  • 6. Tembaga Sulfat (Farmakope Indonesia edisi III, hal. 731)

    Nama Resmi : TEMBAGA SULFAT

    Nama Lain : Tembaga Sulfat

    Rumus Kimia : CuSO4

    Pemerian : Prisma triklinik atau serbuk hablur biru.

    Kelarutan : Larut dalam 3 bagian air dan dalam 3 bagian gliserol

    P; sangat sukar larut dalam etanol (95%) P

    Penyimpanan :

    7. Aquadest (Farmakope Indonesia edisi III, hal. 96)

    Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

    Nama Lain : Air suling

    Rumus Kimia : H2O

    Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak

    mempunyai rasa.

    Kelarutan : Pelarut.

    Penyimpanan :

    II.3 Uraian Sampel

    Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental

    mengandung tidak kurang dari 60% air, dimaksudkan untuk pemakaian luar.

    Tipe krim ada dua yaitu krim tipe air minyak (A/M) dan krim minyak air

    (M/A). untuk membuat krim digunakan zat pengemulsi. Umumnya berupa

    surfaktan-surfaktan anionik, kationik, dan nonionik (Anief, 2000).

    Menurut (Ditjen POM,1995) krim adalah bentuk sediaan setengah

    padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam

    bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah digunakan untuk

    sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair diformulasi

    sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang ini

    batasan tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi

    minyak dalam air atau disperse mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol

  • berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan

    untuk penggunaan kosmetika dan estetika. Krim dapat digunakan untuk

    pemberian obat melalui vaginal.

    Krim disebut juga salep yang banyak mengandung air, sehingga

    memberikan perasaan sejuk bila dioleskan pada kulit. Sebagai vehikulum

    dapat dipakai emulsi kental berupa emulsi M/A atau emulsi A/M. Krim

    lebih mudah dibersihkan dari kulit dari pada salep yang menggunakan

    vaseline sebagai vehikulum (Joenoes, 1990).

    Pada kulit kering pada keadaan kelembaban udara sangat rendah,

    penguapan air dari kulit sangat tinggi, kulit orang tua, atau kelainan kulit

    tertentu yang menyebabkan kulit menjadi kering dan kasar, krim dapat

    mengurangi kekeringan kulit dan mengurangi penguapan kulit dengan cara

    menutupinya (Wasitaatmadja, 1997).

    Krim berisi minyak nabati atau minyak hewani, yang terkadang

    bersifat komedogenik. Tentu saja minyak pengganti tidak dapat sepenuhnya

    menggantikan peran minyak alamiah yang keluar dari kelenjar palit, namun

    setidaknya dapat membantu dalam segi fisik proteksi dan pelembut kulit

    (Wasitaatmadja, 1997).

    Pemutih kulit merupakan suatu bahan yang digunakan untuk

    mencerahkan atau merubah warna kulit yang tidak diinginkan (Rieger,

    2000). Beberapa krim pemutih mengandung pigmen putih untuk menutupi

    kulit dan para konsumen merasa kulitnya menjadi lebih putih, namun

    sebenarnya kulit mereka hanya terlihat lebih putih saja akibat efek pelapisan

    pigmen putih pada lapisan terluar kulit dan tidak ada pengurangan pada

    kadar pigmen kulit yang sebenarnya. Krim pemutih yang mengandung

    bahan yang dapat mengganggu produksi pigmen merupakan krim yang

    dianggap paling efektif (Scott et al, 1985).

  • BAB III

    METODOLOGI PRAKTIKUM

    III.1 Alat dan Bahan

    Alat

    1. Timbangan elektrik

    2. Pengaduk

    3. Tabung reaksi dan rak

    4. Sentrifuge

    5. Cawan porselin

    6. Pipet tetes

    7. Pipet ukur

    8. Gelas ukur

    9. Lampu spiritus

    10. Kertas saring

    11. Corong

    12. Batang tembaga

    Bahan

    1. Kalium Iodida

    2. Eter

    3. Asam klorida (HCl)

    4. Asam nitrat (HNO3)

    5. Larutan Na. Sulfat

    Kalium Iodida

    6. Larutan CuSO4

    7. HCl 1N atau HNO3 1N

    8. Aquadest

    III.2 Cara Kerja

    a. Penyiapan sampel

    1. Ditimbang sejumlah 5 g cuplikan, dimasukkan dalam beker gelas

    2. Dimasukkan dalam tabung sentrifuge, dikocok dengan 25ml eter

    3. Disentrifuge diputar pada 2000 rpm selama 5 menit, kemudian fase

    eter dibuang.

    4. Endapan diambil, diletakkan dicawan porselin

    5. Pada endapan ditambahkan campuran HCl P dan HNO3 P 9 ml dan 3

    ml

    6. Diuapkan diatas penangas air ad. Hampir kering

    7. Pada sisa penguapan ditambahkan 10 ml air, didihkan sebentar,

    didinginkan dan disaring.

    8. Filtrat siap untuk pengujian.

  • b. Cara uji

    Cara uji 1

    1. Sejumlah 1 ml larutan uji, dimasukkan kedalam tabung reaksi

    2. Ditambahkan 1 tetes larutan KI 0,5N dengan perlahan melalui

    dinding tabung

    3. Amati endapan warna orange/merah (Positif Hg)

    Cara uji 2

    1. Batang tembaga yang terlebih dahulu diamplas hingga mengkilap

    2. Dicelupkan dalam larutan uji, didiamkan beberapa saat

    3. Batang tembaga akan dilapisi endapan warna abu-abu mengkilap

    4. Akan lebih jelas bila digosok dengan kertas saring dan hilang jika

    dipanaskan dengan api bebas (Positif Hg)

    Cara uji 3

    1. Sejumlah 1 tetes larutan Na. Sulfat Kalium Iodida

    2. Ditambahkan 1 tetes larutan CuSO4, dicampur

    3. Ditambahkan 1 tetes larutan uji dalam suasana HCl 1 N/HNO3 1N

    4. Amati ada atau tidaknya warna merah atau jingga (Positif Hg).

    III.3 Skema Kerja

    Cara uji 1

    Sejumlah 1 ml larutan uji, dimasukkan kedalam tabung reaksi

    Ditambahkan 1 tetes larutan KI 0,5N

    dengan perlahan melalui dinding tabung

    Amati endapan warna orange/merah (Positif Hg)

  • Cara uji 2

    Batang tembaga yang terlebih dahulu diamplas hingga mengkilap

    Dicelupkan dalam larutan uji, didiamkan beberapa saat

    Batang tembaga akan dilapisi endapan warna abu-abu mengkilap

    Akan lebih jelas bila digosok dengan kertas saring dan hilang jika

    dipanaskan dengan api bebas (Positif Hg)

    Cara uji 3

    Sejumlah 1 tetes larutan Na. Sulfat Kalium Iodida

    Ditambahkan 1 tetes larutan CuSO4, dicampur

    Ditambahkan 1 tetes larutan uji dalam suasana HCl 1 N/HNO3 1N

    Amati ada atau tidaknya warna merah atau jingga (Positif Hg).

  • BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    IV.3 Hasil

    IV.4 Pembahasan

    BAB V

    PENUTUP

    V.3 Kesimpulan

    V.4 Saran