laporan survey awal potensi desa
TRANSCRIPT
1
Leuser Internasional Foundation Jl. T. Ben Mahm ud
Air Berudang Tapak Tuan Telp. (0656)322533
Fax. (0656) 322533
LAPORAN SURVEY AWAL POTENSI D ES A
DI BEBERAPA D ES A DALAM KAWAS AN EKOSISTEM LEUSER KANTOR WILAYAH PERWAKILAN TAPAK TUAN
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Yayasan Leuser In ternasional (YLI) sebagai lembaga pelaksana program AFEP
untuk membantu pengelolaan KEL, dalam melaksanakan program Komponen I, yaitu “Perlindungan dan Pengelolaan KEL Secara Efektif dan Berkelanjutan” telah melaksanakan si stem pemantauan terpadu berlapi s tiga, yaitu melalui satelit, udara dan darat untuk memasti kan kawasan hutan Leuser telah dipantau secara menyeluruh.
Komponen I Program AFEP mengamanatkan adanya pelibatan dan parti sipasi masyarakat lokal dalam usaha perlindungan dan pelestarian KEL. Hal ini dapat dipahami karena masyarakat lokal yang lebih mengetahui tentang hutan di sekitarnya dan mereka langsung yang akan merasakan manfaat dan bencana yang timbul.
Sebenarnya sejarah telah membuktikan bahwa usaha pelestarian dan perlindungan KEL justeru dimulai oleh masyarakat lokal itu sendiri yang tinggal di dalam dan sekitar KEL. Pada tahun 1920-an para pemuka adat dan tokoh masyarakat setempat meminta Pemerintah Kolonial Belanda agar melindungi Kawasan Leuser dan memohon agar tidak mengekploitasi kawasan tersebut. Setelah melalui perjalanan panjang, akhirnya pada tangggal 6 Februari 1934 semua perwakilan masyarakat lokal dan Gubernur Hindia Belanda menandatangani sebuah deklarasi yang kemudian disebut ”Deklarasi Tapak Tuan” untuk melindungi dan melestarikan kawasan Leuser.
Untuk melibatkan masyarakat lokal dalam pelaksanaan program, mulai tahun 2009 ini YLI membuat program konservasi te rpadu (integrated conservation) yang mengedepankan pendekatan parti sipatif masyarakat melalui pembuatan pilot project ”desa konservasi terpadu” yang akan memfokuskan berbagai program konservasi pada suatu desa atau wilayah. 1.2. Tujuan
Tujuan dilaksanakan survey awal potensi desa di beberapa desa dalam wilayah kantor perwakilan Tapak Tuan adalah :
1. Mengetahui potensi dan manfaat hutan bagi masyarakat yang tinggal di sekita r hutan serta biodiversity flora fauna dan kondi sinya di suatu wilayah desa.
2. Mengetahui kehidupan sosial ekonomi masyarakat, potensi dan kendala pertanian, dan penggunaan air untuk rumah tangga dan pertanian.
3. Mengetahui tingkat gangguan hutan dan kondisinya serta konfli k satwa yang terjadi di dalam suatu wilayah desa.
4. Menyampaikan dan mempublikasi kan hasil survey kepada masyarakat setempat. 1.3. Sasaran Kegiatan Timbulnya kesadaran dan meningkatnya peran serta masyarakat lokal dalam usaha pelestarian KEL. 1.4 Output Yang Akan Dihasilkan
Terbentuknya desa konservasi te rpadu melalui pembentukan team monitoring dan patroli perlindungan hutan yang dilaksanakan oleh masyarakat sendiri dan tereali sasinya program YLI yang lain pada suatu desa.
2
II. DASAR SELEKSI DESA DAN TEKNIS KEGIATAN 2.1 Dasar Seleksi Desa Proses seleksi desa untuk survey potensi didasarkan pada beberapa faktor yang saling berhubungan antara satu desa dengan desa lainnya (adanya benang pengikat/perasaan senasib) khususnya yang berhubungan dengan lingkungan. Desa –desa yang diseleksi mempunyai satu atau beberapa faktor pengi kat dibawa ini :
1. Desa yang di survey terletak di dalam KEL dan masih bersifat tradisionalb 2. Di dalam atau di batas desa terdapat salah satu fungsi hutan, yaitu hutan lindung,
TNGL, Suaka Margasatwa, bekas hutan produksi, Areal HGU Perkebunan, Areal APL dan hutan adat.
3. Desa yang memiliki intensitas atau potensi kerusakan hutan yang tinggi, seperti illegal logging, perambahandan pertambangan.
4. Desa yang memiliki intensitas konflik satwa yang tinggi. 5. Adanya konflik atau sengketa lahan hutan antara masyarakat dengan pihak
pengusaha perkebunan atau pertambangan. 2.2 Pelaksana Kegiatan
Kegiatan survey potensi desa pada bulan Maret ini merupakan lanjutan dari survey awal pada bulan Februari lalu karena banyak data potensi desa yang belum tergali. Survey bulan ini team juga masuk hutan sekita r desa untuk mengambil data potensi flora fauna.
Lokasi survey potensi desa dilaksanakan di 15 desa yang terletak di 11 kecamatan dan 4 kabupaten/kota. Setiap wilayah dilaksanakan oleh 1 team. Tabel 1 : Wilayah, lokasi dan pelaksana survey potensi desa yang dilaksanakan dari tanggal 24 -31 Maret 2009.
No Wilayah Lokasi Sur vey Potensi Desa Pel aksana Desa Kecamatan Kabupaten
1 I (Meukek sekitarnya)
1. Jambo Papeun Meukek Aceh Selatan Team I : 2. Buk it Mas Meukek Aceh Selatan 1.Zulkarnaini 3. Gunung Rot an Labuhan Haji Timur Aceh Selatan 2.Suf riadi
2 II (Menggamat sekitarnya)
1. Alue Keujeureun Kluet Tengah Aceh Selatan Team II : 2. Simpang Tiga Kluet Tengah Aceh Selatan 1.Wasdi Andri 3. Lawe Sawah Kluet Timur Aceh Selatan 2.Darwis
3 III (Sultan Daulat,
Subulussalam)
1. Jambi Baru Sult an Daulat Subulussalam Team III : 2. Gelombang Sult an Daulat Subulussalam 1.Ibrahim N.Cut 3. Pas ir Belo Sult an Daulat Subulussalam 2.Amiruddin
4 IV (Rawa Singkil Ut ara)
1. Oboh Runding Subulussalam Team IV : 2. Panji Longkip Subulussalam 1.Rajab 3. Jambo Dalem Trumon Timur Aceh Selatan 2. M.Saleh
5 V (Rawa Singkil
Selatan
1.Gampong Teungoh Trumon Aceh Selatan Team V : 2.Keude Padang Trumon Aceh Selatan 1.Thamrin 3.Teupin Tinggi Trumon Aceh Selatan 2.Syaf ruddin
6 VI (Rawa Tripa)
1. Alue Kuyun Darul Makmur Nagan Raya Team VI : 2. Sumber Makmur Darul Makmur Nagan Raya 1. M.Syah 3. Ie Mirah Babah Rot Abdya 2.Hamka
2.3 Waktu Pelaksanaan Kegiatan Survey lanjutan ini dilaksanakan selama 8 hari, yaitu dari tanggal 24 – 31 Maret 2009 di masing – masing desa yang telah ditentukan.
3
2.4 Teknis Kegiatan Untuk mendapatkan data yang maksimal, survey potensi desa dilakukan dengan 2
cara, yaitu : 1. Deskriptif, yaitu melalui wawancara langsung dengan beberapa orang masyarakat,
tokoh masyarakat, tokoh adat serta aparatur desa (data primer). Pertanyaan utama difokuskan pada kondisi, permasalahan dan kendala utama dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat , sistem pertanian, pengairan, peri kanan, kehutanan, konfli k satwa dan kearifan tradisional. Data penduduk, sosial ekonomi, luas dan status hutan serta informasi lainnya akan diambil di kantor desa, kantor camat atau instansi terkait lainnya (data sekunder).
2. Survey langsung, dilaksanakan untuk mengetahui potensi flora fauna di kawasan hutan desa, lokasi hutan adat, tumbuhan obat, konfli k satwa dan permasalahan lain yang berhubungan dengan kehutanan dan pertanian.
Semua kegiatan diatas melibatkan masyarakat lokal sebagai pendamping lapangan. Satu team berjumlah 4 orang, terdiri dari 2 staff VMT dan 2 orang masyarakat lokal.
4
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Potensi Penduduk dan Tingkat Pendidikan Jumlah penduduk 17 desa yang disurvey berkisar antara 200 – 1.600 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) antara 30 – 400 KK per desa. Jumlah penduduk terbanyak dijumpai di desa Jambo Papeun kecamatan Meukek kabupaten Aceh Selatan yaitu sebesar 1.668 jiwa dengan jumlah 417 KK. Tingkat pendidikan desa yang di survey relatif masih sangat rendah, teru tama desa - desa yang sulit dijangkau seperti desa Alue Keujeureun/Sarah Baru kecamatan Kluet Tengah Aceh Selatan, desa Pasir Belo kecamatan Sultan Daulat dan desa Panji kecamatan Longkip Pemko Subulussalam. Di 3 desa tersebut kebanyakan penduduk hanya mengenyam pendidikan setingkat SD (banyak yang tidak tamat), setingkat SMP dibawah 10 orang dan setingkat SMU hanya 1-2 orang per desa. Tabel 2 : Jumlah penduduk dan tingkat pendidi kan beberapa desa yang dilakukan survey potensi desa oleh team VMT.
No Kabupaten/ Kecamatan Desa Jml Penduduk Tingkat Pendidikan
Jiwa KK SD SMP SMU D ID II D III S I 1 Aceh Selatan, Meukek Jambo Papeun 1668 417 553 271 182 0 12 26 15 2 Aceh Selatan, Meukek Bukit Mas 227 64 58 40 25 0 0 0 0 3 Aceh Selatan,Lab.Haji Timur Gunung Rotan 1332 334 28 32 31 0 4 0 1 4 Aceh Selatan, Kluet Tengah Alur Keujeureun 329 79 68 4 2 0 0 0 0 5 Aceh Selatan, Kluet Tengah Simpang Tiga 618 180 58 40 30 1 0 0 0 6 Aceh Selatan, Kluet Timur Lawe Sawah 880 341 235 100 30 0 0 0 0 7 Aceh Selatan, Trumon Teupin Tinggi 300 210 110 25 10 0 0 0 0 8 Aceh Selatan, Trumon Kuta Padang 170 31 110 15 2 0 0 0 0 9 Aceh Selatan, Trumon Gampong Teungoh 220 84 41 12 10 0 0 0 0
10 Aceh Selatan, Trumon Timur Jambo Dalem 1560 380 300 65 14 0 0 0 1
11 Subulussalam,Sultan Daulat Gelombang/S.Maju 1631 367 72 51 40 0 0 0 3 12 Subulussalam,Sultan Daulat Pasir Belo 600 91 10 7 3 0 0 0 0 13 Subulussalam,Sultan Daulat Jambi Baru 944 220 62 71 30 0 0 0 11 14 Subulussalam, Longkip Panji 525 107 165 0 0 0 0 0 0 15 Abdya, Babah Rot Ie Mirah 1612 338 307 220 N N N N N 16 Nagan Raya, Darul Makmur Alue Kuy un 330 90 220 196 N N N N N 17 Nagan Raya, Darul Makmur Sumber Makmur 270 84 91 N N N N N N
Jumlah 13216 3417 2488 1149 409 1 16 26 31 Keterangan : N = Tidak ada data 3.2 Potensi Pertanian 3.2.1 Tanaman Budidaya Jeni s tanaman budidaya yang umum ditanam oleh masyarakat di kawasan Barat Selatan Aceh adalah padi, Coklat, Karet, Pinang, Kelapa dan palawija (Jagung, jenis Kacang-kacangan dan tanaman semusim lainnya). Biasanya beberapa jenis tanaman tersebut ditanam dengan si stem campuran, yaitu pada suatu lahan terdapat berbagai jenis tanaman, khususnya jenis tanaman tua (tanaman agroforestry). Cara pemanfaatan lahan dilakukan secara intensif, yaitu mengolah lahan yang sudah ada secara terus menerus dan sebahagian dengan cara ekstensif, yaitu dengan melakukan pembukaan areal baru terutama di desa yang wilayah hutannya masih luas. Masyarakat umumnya masih memakai pupuk organi k, jarang menggunakan pupuk buatan kecuali yang tinggal di sekitar areal perusahaan perkebunan. Permasalahan pertanian yang umum adalah hama (Babi, Landak, hama wereng, pengerek batang, ulat, dll) dan penyakit (daun busuk, mati layu, dll) serta banjir. Sedangkan kendala adalah modal, tidak adanya pembinaan dan tidak adanya bibit.
5
Tanggapan masyarakat yang menarik terhadap permasalahan hama tanaman, khususnya hama ulat terjadi di desa Alue Keujeureun kecamatan Kluet Tengah, dimana sebahagian masyarakat menyadari bahwa serangan hama ulat yang terjadi sekarang disebabkan banyaknya orang menangkap burung pemakan ulat, terutama burung Murai. Tabel 3 : Luas lahan, jenis, cara budidaya serta permasalahan dan kendala tanaman budidaya yang ditanam di beberapa desa yang dilakukan survey potensi oleh team VMT.
No
Kabupaten/ Kecamatan Desa
Tanaman B udidaya Luas Lahan
(ha) Jenis Ditanam
Cara pemanfaatan Lahan
Pupuk Dipakai Permasalahan Kendala
1 Aceh Selatan, Meukek
Jambo Papeun 1500 Pala,kopi,Durian
dan cabe Intensif Tidak Hama dan penyakit
Kurang binaan dan modal
2 Aceh Selatan, Meukek Bukit Mas 1500 Kopi,pala,durian,
pinang dan pisang Intensif Tidak Hama dan Bibit Kurang modal usaha dan lokasi kebun terlalu jauh
3 Aceh Selatan, Lab.Haji Timur
Gunung Rotan - Karet, Coklat,
dan Alem Intensif Tidak Hama dan P enyakit Kurangnya bibit
4 Aceh Selatan, Kluet Tengah
Alur Keujeureun 20 Mahoni dan Karet Intensif Tidak Kurangnya hasil
Dimakan ulat, karena banyak orangmenangkap burung
5 Aceh Selatan, Kluet Tengah
Simpang Tiga 25 Coklat Intensif Tidak Buah,daun busuk
dimakan ulat Kurangnya buah karena dimakan ulat
6 Aceh Selatan, Kluet Timur
Lawe Sawah 20 Sawit dan Coklat Intensif Tidak
Kurangnya hasil panen Kurangnya modal
7 Aceh Selatan, Trumon
Teupin Tinggi - Kelapa,Semangka
dan P adi Intensif P upuk Organik
Tanaman sering mati muda dan kurang buah
Hama
8 Aceh Selatan, Trumon
Keude Padang - Padi Intensif Tidak Hama dan
P enyakit Hama
9 Aceh Selatan, Trumon
Gampong Teungoh 150 P adi,Kelapa dan
P inang Intensif Tidak Hama dan P enyakit Hama
10 Aceh Selatan, Trumon Timur
Jambo Dalem 2 Sawit, Coklat
daqn Pala Kapan mau
Urea, KCl,TSP
Diganggu Babi dan Landak Air sering banjir
11 Subulussalam, Sultan Daulat
Gelombang/ Suka Maju
4 Coklat dan P inang Intensif
Tidak pakai pupuk
Tanah kurang bagus
Digagnggu tupai dan babi
12 Subulussalam, Sultan Daulat Pasir Belo 30 - Intensif Tidak Hasil tanaman
kurang bagus Dimakan ulat dan babi
13 Subulussalam, Sultan Daulat
Jambi Baru 70 Coklat Intensif Tidak Tanah kurang
bagus Dimakan ulat tanah dan babi
14 Subulussalam, Longkip Panji - Nilam,Kelapa dan
cabe Ekstensifikasi
Urea,KCL
Hama wereng dan Banjir Air sering Banjir
15 Abdya, Babah Rot Ie Mirah 30 Karet dan Coklat Intensif UREA
Hama dan penyakit -
16 Nagan Raya, DarulMakmur
Alue Kuyun 90 Sawit dan coklat Intensif Urea,Kcl
TSp,NPK - -
17 Nagan Raya, Darul Makmur
Sumber Makmur 84
Rambutan,Coklat,Kelapa,Mangga, Sawit
Intensif - - -
3.2.2 Sistem Pertanian Sebenarnya si stem pertanian di semua desa yang dilakukan survey dilakukan dengan cara menetap, namun karena mereka tidak memahami definisi perladangan/pertanian berpindah maka mereka menjawab keduanya. Lahan untuk perladangan berpindah merupakan hutan negara atau diluar hak m ilik, pembukaan lahan baru dilakukan se telah tingkat kesuburan lahan yang dibuka sebelumnya menurun, maka akan berpindah membuka lahan baru lagi dan dilakukan demi kian seterusnya.
6
Adapun alasan dilakukan si stem pertanian dengan cara menetap adalah : tanaman lebih terurus sehingga cepat membawa hasil dan lahan masih mencukupi untuk masyarakat. Alasan pertanian berpindah adalah : lahan di areal yang baru dibuka lebih subur, tidak ada lahan disekita r desa dan lahan yang diolah jauh dari rumah. Tabel 4 : Si stem pertanian dan alasan menetap atau berpindah di beberapa desa yang dilakukan survey potensi desa oleh team VMT.
No Kabupaten Kecamatan Desa
Sistem Pertan ian
Menetap Berpindah Alasan Menetap Alasan Berpindah
1 Aceh Selatan, Meukek Jambo Papeun √ √ - Tingkat kesuburan tanah ber kurang
2 Aceh Selatan, Meukek Bukit Mas √ √ - Tingkat kes ubur an tanah berkurang
3 Aceh Selatan, Lab.Haji Timur Gunung Rotan √ √ - Tingkat kes ubur an tanah berkurang
4 Aceh Selatan, Kl uet Tengah Alur Keujeureun √ √ - Karena tidak ada tanah atau lahan
yang kosong disekitar desa mereka
5 Aceh Selatan, Kl uet Tengah Simpang Tiga √ √ - Areal pertanian mereka terlalu jauh
dari rumah
6 Aceh Selatan, Kl uet Timur Lawe Sawah √ √ - Karena tidak ada lagi tanah yang rata
dan yang kosong kecuali gunung
7 Aceh Selatan, Trumon Teupin Tinggi √ √ - Karena menurut mereka lahan baru
,tanah l ebih bagus dan subur
8 Aceh Selatan, Trumon Keude Padang √ √ - Karena menur ut mereka lahan baru
,tanah l ebih bagus dan subur
9 Aceh Selatan, Trumon
Gampong Teungoh √ √ Tanaman yang ditanam subur, hasil
panen memuaskan
10 Aceh Selatan, Trumon Timur Jambo Dal em √ √ - Lahan pinjaman, bukan milik ssendiri
11 Subulussal am, Sultan Daulat
Gelombang/Suka Maju √ √ Lahan di lokasi tidak mendukung
12 Subulussal am, Sultan Daulat Pasir Belo √ √ Areal
cukup
13 Subulussal am, Sultan Daulat Jambi Baru √ √ Areal
cukup
14 Subulussal am, Long kip Panji √ √ - Lahan pinjaman, bukan milik sendiri
15 Aceh Barat Daya, Babah Rot Ie Mirah √ √ Cepat
berhasil
16 Nagan Raya, Darul Makmur Alue Kuyun √ √ Tanaman
terurus
17 Nagan Raya, Darul Makmur Sumber Makmur √ √ Cepat
berhasil
3.3 Potensi Lahan Dari 17 desa yang di survey, 11 desa mempunyai rencana pengembangan lahan pertanian dengan jenis tanaman dan luas lahan yang berbeda setiap desa. Untuk pengembangan peri kanan air tawar hanya 5 desa (Jambo Papeun, Bukit Mas, Gunung Rotan, Jambo Dalem, Panji) yang mempunyai rencana untuk memelihara i kan, te rutama ikan Mas. Semua lahan rencana pengembangan tersebut te rletak di dalam KEL. Jeni s tanaman yang direncanakan untuk di kembangkan oleh 11 desa tersebut adalah :
1. Coklat dan Karet, oleh masyarakat desa Jambo Papeun, Bukit Mas, Simpang Tiga. 2. Kelapa Sawit dan Coklat, oleh masyarakat desa Lawe Sawah, Panji dan Ie Mirah. 3. Pala, Kelapa Sawit dan Coklat, oleh masyarakat desa Jambo Dalem 4. Pinang, Kelapa dan Padi, oleh masyarakat desa Teupin Tinggi, Gampong Teungoh
dan Keude Padang (Kemukiman Buloh Seuma, Kecamatan Trumon). 5. Padi dan Kelapa Sawit, oleh masyarakat desa Alue Kuyun.
7
Menurut masyarakat setempat ada beragam kendala dalam pengembangan lahan, alasan yang paling banyak adalah tidak adanya modal. Kemudian tidak adanya bibit, lokasi lahan jauh dari pemukiman, belum keluar izin dari pemerintah dan masih adanya sengketa lahan dengan perusahaan perkebunan besar (PT.Kalista Alam, Alue Bili, Nagan Raya).
Tabel 5 : Rencana pengembangan dan luas lahan serta kendala pengembangan lahan di beberapa desa yang dilakukan survey potensi oleh team VMT.
No Desa
Potensi Lah an
Rencana Pengembangan Jenis
Tanaman
Jumlah d an Luas Direncanakan
Kendala pengembangan Lahan
Rencana Pengembang an
Perikanan
1 Jambo Papeun Ada ( Karet dan Kakao ) 1500 Ha Perbukitan yang jauh dan
tidak ada jalan Ada ( i kan Mas )
2 Bukit Mas Ada ( Karet dan Kakao ) 1500 Ha Perbukitan yang jauh dan tidak ada jalan Ada ( i kan Mas )
3 Gn.Rotan Ada 10 Ha Tidak ada bibit Ada
4 Alur Keujeureun Karet dan Mahoni 15 Ha Belum ada pembi bitan Tidak ada
5 Simpang Tiga Cokelat/kakao 30000 batang Belum ada s urat izin dari
pemerintah Tidak ada Bibit i kan
6 Lawe Sawah Sawit dan Kakao 20 Ha Belum ada surat izin dari pemerintah Tidak ada
7 Teupin Tinggi Semang ka, Padi dan Kelapa Tidak ada
8 Keude Padang Kelapa dan Pinang 3 Ha Tidak ada
9 Gampong Teungoh Padi dan Kelapa 31 Ha Tidak ada modal Tidak ada
10 Jambo Dalem Pala, Sawit dan Kakao 2 Ha Tidak ada modal Ada
11 Gelombang Tidak ada - - Tidak ada
12 Pasir Belo Tidak ada - - Tidak ada
13 Jambi Baru Belum ada - - Belum ada 14 Panji Sawit, Karet, Kakao 50 Ha Tidak ada Modal Membuat kolam i kan 15 Ie Mirah Karet, Padi dan Sawit 40 Ha Tanahnya kering Tidak ada
16 Alue Kuyun Padi, Sawit - Tanah Masih Sengketa Dengan PT. Kalista Tidak ada
3.4 Potensi Air Semua desa yang di survey mengalami permasalahan dengan air, bai k air untuk rumah tangga maupun untuk pertanian. Sumber ai r umumnya berasal dari sungai, sumur, irigasi, air rawa dan air hujan. Sungai merupakan sumber air dan kehidupan utama bagi masyarakat, te rutama yang tinggal di pinggir sungai besar baik untuk MCK, transportasi, mata pencaharian/i kan dan pertanian. Desa Panji, Gelombang, Pasir Belo dan Alue Keujeureun/Sarah Baru merupakan contoh desa yang terletak di pinggir sungai besar yang memanfaatkan sungai sebagai sumber kehidupan utama. Sumber air untuk sa tu desa bi sa dari beberapa sumber atau hanya dari satu sumber air. Sumber air untuk masing – masing desa yang di survey adalah : 1. Sungai, sumur, mata air (rumah tangga) dan irigasi, sungai (pertanian), meliputi desa
Jambo Papeun, Bukit Mas, Gunung Rotan, Alur Keujeureun, Jambo Dalem, Pasir Belo dan Jambi Baru.
2. Sumur, air pam/pet (rumah tangga) dan irigasi (pertanian), meliputi desa Simpang Tiga dan Lawe Sawah.
3. Sumur, irigasi, sungai (rumah tangga) dan irigasi (pertanian), meliputi desa Jambo Dalem, Jambi Baru dan Pasi r Belo.
4. Sungai, sumur (rumah tangga) dan sungai, hujan, air rawa (pertanian), meliputi desa Teupin Tinggi, Keude Padang, Gampong Tengoh, Panji, Ie Mirah, Alue Kuyun dan desa Sumber Makmur.
8
Dari empat point sumber air diatas, desa – desa yang termasuk dalam point 4 mengalami permasalahan serius dengan air karena terletak di dalam kawasan hutan rawa gambut. Air untuk rumah tangga berwarna cokla t dan berbau, sedangkan untuk pertanian mengalami kekeringan pada musim kemarau dan banjir pada musim hujan. Tabel 6 : Sumber air, permasalahan dan kendala air untuk rumah tangga dan pertanian di beberapa desa yang dilakukan survey potensi desa oleh team VMT.
No Desa
Air Untuk Rumah Tangga Air Untuk Pertanian
Sumber Air Permasalahan Kendala Sumber Air Permasalahan Kendala
1 Jambo Papeun
Sungai, Sumur, dan Mata air
Air Keruh waktu musim hujan
Kemarau Sumur banyak kering
Air sungai, Irigasi , Air Alur
Tidak ada dana membangun irigasi
Irigasi tidak aktif mas yarakat gagal untuk tanaman padi
2 Bukit Mas Sumur,sungai dan mata air
Air ker uh waktu musim hujan
Tidak mampu untuk membuat sumur
Air Sungai dan Irigasi
Tidak ada dana membangun irigasi
Irigasi tidak bagus, mas yarakat gagal menanam padi
3 Gunung Rotan
Air sungai dan sumur
kemarau sungai dan sumur kering
Air sungai keruh
Sungai dan Irigasi
kemarau s ungai kering
Air kur ang lanc ar,irigasi belum permanen
4 Alur Keujeureun
Air sungai dan mata air
Terlalu jauh mengambil air
Belum ada air PAM Irigasi Irigasi sering
rusak,ters umbat Irigasi tersumbat waktu banjir
5 Simpang Tiga
air PAM dan air sumur
Tidak cukup, kur ang bersih Irigasi Irigasinya s ering
tersumbat
6 Lawe Sawah
Air PAM dan air sumur
Tidak mecukupi dan kurang bersih
Rusaknya bendungan air Air Irigasi Tidak cukup
untuk air sawah Irigasi belum bagus
7 Teupin Tinggi
Air sungai, Air sumur
Jika kemarau kering
Air sungai keruh
Air sungai dan sumur
Sungai kering waktu kemarau
8 Keude Padang
Air sungai, sumur
Jika kemarau kering
Air sungai keruh, hitam
Air sungai, rawa,sumur
Sungai kering waktu kemarau
9 Gampong Teungoh
Air sungai, air sumur
kemarau sungai dan sumur kering
Jika banjir Air berlumut
Air sungai ,Air hujan
kemarau sungai kering
10 Jambo Dalem
Menggunakan air Irigasi Butuh air bersih Kalau musim
hujan air keruh Irigasi -
11 Gelombang Air sungai, Air sumur Tidak ada
irigasi Tidak ada irigasi
12 Pasir Belo Air Sumur dan air sungai
Tidak ad air bersih/PAM
Tidak ada air bersih/PAM Irigasi Irigasi rusak Irigasi rusak
13 Jambi Baru Air sungai dan air sumur
air sungai kotor, ti daada air barsih
air sungai kotor,
Irigasi dan alur
14 Panji Air Sungai Tidak ada air bersih
Butuh air bersih
Mata air, tanah rawa Air tidak teratur Air tidak teratur
15 Ie Mirah Air Sumur
16 Alue Kuyun air Sumur Air sumur sering kering
17 Sumber Makmur Air sumur
3.5 Potensi Hasil Hutan Non Kayu
Hasil hutan non kayu yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat lokal adalah Rotan, Damar, dan Madu Lebah. Ketiga hasil hutan non kayu ini hanya terdapat di beberapa desa yang disurvey, yaitu :
1. Damar dan rotan Terdapat di kawasan hutan dataran rendah Meukek (desa Jambo Papeun, Bukit Mas, Gunung Rotan), Menggamat (Alur Keujeureun, Simpang Tiga, Lawe Sawah), Bengkung (Jambo Dalem) dan Babah Rot (Ie M irah). Pada saat sekarang Damar tidak dipanen oleh masyarakat karena harganya terlalu murah. Rotan dimanfaatkan oleh masyarakat lokal untuk ika t atap rumah dan keranjang.
2. Rotan dan Madu Lebah Hanya te rdapat di kawasan hutan rawa gambut, yaitu di kemukiman Buloh Seuma kecamatan Trumon (desa Teupin Tinggi, Keude Padang, Gampong Teungoh). Sedangkan di desa Panji hanya terdapat rotan. Kawasan hutan rawa tempat bersarangnya Lebah Madu dikelola secara bersama oleh masyarakat setempat dengan sistem panen secara bergilir. Hasil panen dijual kepada agen setempat. Rotan dimanfaatkan untuk atap rumah dan untuk bubu/perangkap i kan.
9
Tabel 7 : Jeni s, cara pemanfaatan dan pemasaran serta permasalahan hasil hutan non kayu dan industri hasil hutan non kayu di beberapa desa yang di survey oleh team VMT.
No Desa Hasil Hutan Non Kayu Industri Hasil Hutan Non Kayu
Jenis Cara Pemanfaatan Cara Pemasar an Jenis Jumlah Permasalahan/
Kendala 1 Jambo Papun Damar,Rotan
2 Bukit Mas Damar, R otan Dibuat keranj ang dan ikat atap Kurangnya modal us aha
dan teknis
3 Gunung Rotan Damar, R otan Dibuat keranj ang
dan ikat atap Tidak dipas arkan
4 Alur Keujeureun
Damar, Rotan Secara tradisional Tidak
dipas arkan
5 Simpang Tiga Damar, Cendana Diolah Menjual
kepada agen Tambang biji besi 1
6 Lawe Sawah Damar,Rotan Secara tradisional Jual ke agen
6 Teupin Tinggi Rotan, madu lebah
Diambil dan dibersihkan
Dijual kepada agen
7 Keude Padang
Madu lebah , Rotan
Mengambil secara Tradisional
Dijual kepada Agen Musim angin timur tidak
ada sarang madu
8 Gampong Teungoh
Rotan,Madu Lebah
Memanjat Pohon sarang
Dijual kepada agen
9 Jambo Dal em Damar, R otan Diolah untuk bubu ikan dan i kat atap Tidak dijual
10 Panji Rotan Buat bubu ikan,atap Tidak dijual 11 Ie Mirah Damar, R otan ND Dijual ke agen Biji besi
3.6 Kearifan Tradisonal Sebenarnya nilai – nilai kearifan tradi sional masyarakat dalam melestari kan hutan dan isinya dalam bentuk tidak tertulis ada di hampir semua desa yang disurvey. Nilai/aturan tersebut meliputi larangan menebang pohon sembarangan, larangan merambah hutan dan larangan meracun dan menyetrum ikan di sungai. Namun pada saat sekarang aturan adat tersebut banyak yang dilanggar karena pengaruh teknologi dan berbagai hal lainnya. Aturan adat umumnya bersifat tidak tertulis. Namun sekarang untuk menguatkan status hukum aturan adat te rsebut, ada beberapa desa yang sudah membuatnya ke dalam bentuk Perdes (Pera turan Desa). Salah satunya adalah di desa Jambo Papeun kecamatan Meukek yang telah membuat Perdes beri si tentang aturan adat dan lingkungan. Tabel 9 : Bentuk aturan adat untuk melindungi hutan dan satwa liar di beberapa desa yang disurvey oleh team VMT.
No Nama Desa Aturan Adat Melindungi Hutan
Aturan Melindungi Satwa Liar
Berlaku Sejak
aturan Dipatuhi atau tidak
1 Jambo Papeun
Dilarang menebang sembarangan
Tidak Boleh Meracun ikan
Nenek Moyang Dipatuhi
2 Bukit Mas Boleh digarap tapi tidak boleh dimiliki
Tidak Boleh Meracun ikan
Nenek Moyang
Dipatuhi
3 Gunung Rotan Tidak boleh menebang sembarangan
sejak berlaku qanun Aceh Dipatuhi
4 Alur Kejeureun Dilarang merambah hutan - Tahun 1935 Dipatuhi
5 Simpang Tiga Dilarang Merusak lingkungan
Dilarang menangkap satwa Tahun 1935 Dipatuhi
6 Lawe Sawah Menjaga&melestarikan hutan dan sungai Melindungi satwa Tahun 1936 Dipatuhi
7 Teupin Tinggi Tidak ada Tidak Ada - - 8 Keude Padang Tidak ada Tidak Ada - - 9 Gp. Teungoh Tidak ada Tidak Ada - -
10 Jambo Dalem Ada - Sejak dahulu Dipatuhi 11 Gelombang - dilarang Meny etrum ikan Sejak dahulu Dipatuhi 12 Pasir Belo - dilarang Meny etrum ikan Sejak dahulu Dipatuhi
13 Jambi Baru Dilarang menebang kay u - Sejak dahulu Dipatuhi
14 Panji Ada - Tahun 1990-an Dipatuhi
10
3.7 Tumbuhan Obat Hampir semua desa yang disurvey menggunakan berbagai jenis tumbuhan sebagai
obat tradi sonal, terutama untuk sakit yang umum seperti demam, batuk, sakit perut, malaria dan masuk angin. Kebanyakan masyarakat desa merasa lebih cocok menggunakan tumbuhan obat dibanding obat kimia karena selain murah atau tanpa biaya juga tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya.
Penggunaan tumbuhan ini sudah berlangsung lama yang diwari skan secara turun temurun. Desa – desa yang te ri solasi dan memiliki akses yang sulit, seperti Alur Keujeureun, Teupin Tinggi, Kuta Padang, Gampong Teungoh, Pasir Belo dan Panji menggunakan tumbuhan obat sebagai pilihan utama pengobatan.
Jeni s tumbuhan yang sering digunakan diantaranya Tongkat Ali (Eurycoma longifolia), Kumis Kucing, daun Sirsak, Kencur, Jahe, Putri Malu,dll. Ketersediaan jenis tumbuhan obat pada saat sekarang relatif sulit diperoleh, terutama yang berasal dari hutan seperti Tongkat Ali, Gajah Tunggai, daun Medang, Ibrahim Papa, daun tutup bumi dan Cekala Terbang. Jenis yang dibudidayakan dan relatif mudah diperoleh diantaranya Kunyit, jahe, Mengkudu, Pegaga, Cari k Babi dan Kencur. Tabel 10 : Jeni s tanaman obat yang diambil dari hutan dan dibudidayakan serta khasiat dan ketersediaan jeni s te rsebut di beberapa desa yang di survey oleh team VMT.
No Nama Desa
Jenis yang Ser ing Digunakan Untuk
Obat Khasiat Jenis
Tersebut Ketersediaan
Jenis (Mudah/Susah)
Jenis Yang Diambil dari Hutan
Jenis Yang Dibudidayakan
1 Jambo Papeun
Tongkat Ali, Kumis Kucing, Ibrahi m Papa,
Untuk O bat Tradisional ND ND Kunyit, Jahe,
Ketumbar
2 Bukit Mas
Tongkat ali, Gajah tungai, Sirapat, Sikuat, ibrahi m Papa, Kumis Kucing, dsb
Untuk obat tradisional ND
Tongkat ali, Gajah tungai, Sirapat, Si kuat, ibrahim Papa, Kumis Kucing, dsb
Kunyit, Jahe, Leng kuas, Mengkudu, Lada
3 Gunung Rotan
Kumis kucing, Ibrahim Papa, Sirapan, Tongkat Ali
Obat tradisional ND
Kumis kucing, Ibrahi m Papa, Sirapan, Tongkat Ali
Kunyit, Jahe, Kencur, Leng kuas
4 Alur Keujeureun
Putar bali k, T ongkat Ali, Samalul H akim
Untuk obat batuk dan remati k
Mudah, tumbuh dipinggir gunung
Samalul Haki m Tongkat Ali, Putar balik, Ibrahi m Papa, Gajah Tunggal
5 Simpang Tiga
Tongkat ali, Putar balik dan ibr ahim Papa
Obat remati k, melancar kan peredaran darah
Susah di dapat
Tongkat Ali dan Ibr ahim papa Samalul Haki m
6 Lawe Sawah
Tongkat Ali, Ibrahim Papa,Samalul Haki m, Gajah tunggai,Putar bl k
Untuk obat demam, batuk dan remati k
Agak susah Tongkat Ali, Ibrahim Papa Samalul Haki m
7 Teupin Tinggi
Daun sirsak dan Putri malu
Sakit perut dan obat bisul Agak sus ah Daun biring,daun
Medang Pegaga,cari k babi dll
8 Kuta Padang
Daun C arik babi,sirsak,putrid malu
Obat batuk dan malaria dll
Mudah didapat Daun pasak bumi ND
9 Gampong Teungoh
Pepaya daun carik babi
Untuk obat sakit perut ND Daun T utup Bumi,
Ilalang Jamboo ND
10 Jambo Dalem Kunyit,kenc ur, jahe obat mi num
orang melahir kan Mudah Pasak Bumi dan Cekala terbang
Jahe,Kunyit, Kencur dan Lengkuas
11 Gelombang ND ND ND ND ND
12 Pasir Belo Tongkat Ali ND Susah ND ND
13 Jambi Baru Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
14 Panji Rumput CWH,Kencur dan kunyit,jahedan lengkuas.
Demam,Sakit Perut dan mas uk angin
Mudah Pasak Bumi dan sikala Bulung
Dingdingin,Kenc ur, temu lawak dan Leng kuas
15 Ie Mirah Daun T utup Bumi, Ilalang Jamboo
Untuk O bat Penyakit darah ND Daun T utup Bumi,
Ilalang Jamboo ND
16 Alue Kuyun
Kuku Gajah, Bungong Serunee, Sirik babi
Untuk O bat Angin ND ND ND
17 Sumber Makmur
Kelapa dan Jeruk Nipis
Obat Demam Berdarah ND ND ND
11
3.8 Konfl ik Satw a Liar Konflik satwa bai k gangguan langsung terhadap manusia maupun te rhadap tanaman pertanian te rjadi di semua desa yang di survey. Umumnya sudah berlangsung lama dan rutin. Jeni s satwa yang menimbulkan konflik langsung dengan manusia adalah Gajah dan Harimau sedangkan terhadap tanaman adalah Gajah, Beruang, Babi Hutan, Landak, Beruk, Kera Ekor Panjang, Kedih, Rusa, Kancil dan Kijang. Konflik Gajah dan Harimau merupakan konflik paling besar dan sering terjadi sejak beberapa waktu hampir di seluruh KEL. Jeni s – jeni s satwa yang menimbulkan konflik di beberapa desa yang disurvey adalah :
1. Gajah Sumatera Gangguan Gajah tidak hanya merusak tanaman tetapi juga merusak rumah dan menyebabkan kematian manusia. Desa yang sering terjadi konflik gajah adalah Alur Keujeureun (habitat dan populasi Gajah Kluet), Jambo Dalem, Pasir Belo, Gelombang dan Jambi Baru (habitat dan populasi Gajah Bengkung).
2. Harimau Sumatera Gangguan Harimau menyebabkan kematian hewan ternak, manusia bahkan harimau itu sendiri. Desa survey yang menjadi langganan konflik Harimau adalah Jambo Papeun, Bukit Mas, Gunung Rotan, Lawe Sawah.
3. Babi, Beruk, Kera Ekor Panjang, Landak, Rusa dan Kijang Gangguan satwa liar diatas ditujukan te rhadap tanaman dan terjadi hampir diseluruh desa yang di survey.
4. Beruang Madu, gangguan te rhadap tanaman dan terjadi di desa Alue Kuyun dan Sumber Makmur
Tabel 11 : Jeni s satwa yang menimnbulkan konflik, waktu kejadian dan cara penanganan konflik oleh masyarakat setempat di beberapa desa yang di survey oleh team VMT.
No Nama Desa
Sat wa yang Menimbulkan
Konflik
Waktu, Intensitas
Konflik Akib at Konflik Cara Penangan an
Jenis Satwa Merusak Tanaman
Cara Penanganan
1 Jambo Papeun
Harimau, Babi, Beruk, Kera 4 kali ND ND Babi, Beruk,
Kera Membuat jaring, Pentungan, Suara dan Kandang
2 Bukit Mas
Harimau, Babi, Kera, Beruk ND ND Perangkap dan
buat kandang Babi, M onyet, Kera, Beruk
Diracun, Dijerat, Pentungan, dll
3 Gunung Rotan
Harimau, Ker a, Monyet, Babi
Kera s etiap minggu ND Menang kap, Membuat
perang kap Kandang Babi, M onyet, Kera Pentongan, Jerat
4 Alur Keujeureun Gajah Kera s etiap
minggu Membunyi kan pentungan Gajah Melapor pada
Dinas Kehutanan
5 Simpang Tiga Tidak Ada Jarang
terjadi Tidak ada Rusa, Kijang Menahan jerat
6 Lawe Sawah
Gajah dan Harimau Jarang Tidak ada Gajah Mereka tidak
menanganinya
7 Teupin Tinggi Ular dan Harimau Jarang Memanggil pawang Babi, Landak
Tikus Memagar tanaman dengan kayu,seng
8 Kuta Padang Tidak Ada Tidak
pernah ND Babi Memagar tanaman
9 Gampong Teungoh Tidak Ada ND ND ND ND
10 Jambo Dalem Gajah ND Tidak berani
kekebun Di usir Gajah, Babi, Landak Di usir
11 Gelombang Gajah 3 kali per
tahun Masyarakat Bingung,pani k
Tidak ada tangapan dari desa Gajah ND
12 Pasir Belo Gajah 3 kali per
tahun Masyarakat Bingung,pani k Gajah ND
13 Jambi Baru Gajah Jarang Masyarakat
Bingung, panik ND ND ND
14 Panji Babi, Kancil, Landak Jarang ND Babi, l andak,
Kancil Tanaman di pagar keliling dgn bambu
15 Ie Mirah ND ND ND ND Beruk, Kera, Monyet daun Buat Perangkap
16 Alue Kuyun ND ND ND ND Babi,
Beruang,Kera Buat perang kap, kandang, diracun
17 Sumber Makmur ND ND ND ND Babi, M onyet,
Beruang,Tupai Buat Perangkap, kandang, Mercon
12
3.9 Perburuan Satw a Jeni s – jenis satwa liar yang sering diburu di desa yang dilakukan survey adalah Kijang, Rusa, Kancil dan Babi Hutan. Satwa liar tersebut mempunyai penyebaran yang luas dan sering ditemukan di hutan sekunder, pinggir hutan dan kebun yang baru dibuka. Kambing Hutan juga diburu oleh masyarakat desa Simpang Tiga dan Landak diburu oleh masyarakat desa Teupin Tinggi. Tujuan perburuan satwa liar oleh masyarakat sekitar adalah untuk diambil dagingnya (di konsumsi dan dijual) dan juga untuk dibunuh karena merusak tanaman (Babi Hutan). Pelaku perburuan umumnya adalah masyarakat setempat yang melakukan perburuan secara berkelompok atau sendiri. Senjata yang digunakan untuk berburu biasanya tombak, jerat, jaring dan senapan angin. Lokasi perburuan di hutan sekita r desa atau masuk ke dalam kawasan lindung. Tabel 12 : Jeni s satwa yang sering diburu, tujuan,senjata yang digunakan, lokasi dan pelaku perburuan di beberapa desa yang disurvey oleh team VMT.
No Nama Desa Jenis Satwa yang Sering
Diburu Tujuan Diburu Senjata/Alat
Berburu Lokasi Perburuan Pelaku (orang lokal/luar)
1 Jambo Papeun
Kijang dan Rusa
Dikonsumsi, Dijual
Jerat dan Tombak Hutan Rakyat Masy arakat
setempat
2 Bukit Mas Kijang da Rusa Dikonsumsi dan di jual
Jerat dan Tombak Hutan Rakyat Masy arakat
setempat
3 Gunung Rotan
Kijang dan Rusa
Dikonsumsi dan di jual Jaring Masy arakat
setempat
4 Alur Keujeureun Rusa Dikonsumsi dan
dijual Tombak dan Senjata api Serokan sampai Maluwi Masy arakat
setempat
5 Simpang Tiga
Kancil,Kambing Hutan Untuk di Makan Senapan
angin, Jerat Kebun,sampai Gn Kukusan
Masy arakat setempat
6 Lawe Sawah Babi Untuk
Dimusnahkan Tombak Hutan adat Masy arakat setempat
7 Teupin Tinggi Rusa, Landak Untuk megambil
dagingnya Jaring Dihutan kampong Masy arakat setempat
8 Kuta Padang Rusa
Untuk di ambil dagingnya
Kawat dan Rotan Hutan sekitar
Masy arakat setempat
9 Gampong Teungoh
Rusa dan Kijang
Untuk di ambil dagingnya
Jaring dan tali
Hutan lebat dan kebun
Masy arakat setempat
10 Jambo Dalem Tidak ada ND ND ND ND
11 Gelombang/ Suka Maju ND ND ND ND ND
12 Pasir Belo ND ND ND ND ND 13 Jambi Baru ND ND ND ND ND 14 Panji Tidak ada ND ND ND ND
15 Ie Mirah Rusa dan Kijang
Untuk diambil dagingnya
Jaring dan tali
Hutan lebat dan kebun
Masy arakat setempat
16 Alue Kuy un Rusa Dimakan dan dijual Jaring TNGL Masy arakat
setempat
17 Sumber Makmur Tidak ada ND ND ND ND
3.10 Industri Perkayuan Sebelumnya beberapa desa yang dilakukan survey merupakan pusat industri perkayuan, khususnya Kilang Kayu illegal atau sumber bahan baku kayu. Namun pada saat sekarang industri perkayuan illegal tersebut terpaksa tutup karena adanya larangan yang ketat dari pemerintah untuk mengambil kayu dan adanya proses penegakan hukum terhadap para pelaku yang menampung kayu illegal. Desa te rsebut adalah Lawe Sawah, Jambo Dalem, Pasir Belo, Jambi Baru dan Ie Mirah.
13
Pada saat sekarang jeni s industri kayu yang banyak ditemukan adalah usaha perabot dan Panglong Kayu dalam skala kecil. Usaha perabot terdapat di desa Gunung Rotan, Simpang Tiga, Lawe Sawah, Jambo Dalem, Jambi Baru dan Alue Kuyun. Bahan baku berasal dari hu tan KEL di hulu desa. Permasalahan industri kayu adalah sulitnya mendapatkan bahan baku kayu dan izin dari instansi terkait. Tabel 13 : Jenis dan jumlah industri perkayuan, asal bahan baku, pemilik dan kendala industri perkayuan di beberapa desa yang di survey oleh team VMT.
No Nama Desa
Jenis Industri Perkayuan Jumlah Asal Bahan
Baku Pemilik
dan Asal Pemilik
Permasalahan dan Kendala
1 Jambo Papeun Tidak ada - - - -
2 Bukit Mas Tidak ada - - - -
3 Gunung Rotan Perabot 5 Unit ND ND Modal Usaha
4 Alur Keujeureun Tidak ada
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Tidaka ada, karena pihak pemerintah tidak mengeluarkan surat izin untuk pengembangan industri kayu
5 Simpang Tiga Perabot 1 Unit
Dari hutan adat
Nyak Raden, Sp Tiga
Ongkos menebang mahal,lokasi ambil kayu jauh,peralatan kurang
6 Lawe Sawah
Panglong, Usaha Perabot ND ND ND ND
7 Teupin
Tinggi Tidak ada - - - -
8 Kuta Padang Tidak ada - - - -
9 Gampong Teungoh Tidak ada - - - -
10 JamboDalem Panglong Kayu ND ND ND ND 11 Gelombang Tidak ada - - - - 12 Pasir Belo Tidak ada - - - -
13 Jambi Baru
Panglong, Usaha perabot,Kilang kay u ND ND ND ND
14 Panji Tidak ada - - - - 15 Ie Mirah Tidak ada - - - - 16 Alue Kuy un Perabot ND ND ND ND
17 Sumber Makmur Tidak ada - - - -
3.11 Potensi Hutan Adat dan Kawasan Lindung Kebanyakan desa yang dilakukan survey (12 desa) menyatakan adanya hutan adat di desa mereka dengan luas yang bervariasi. Hutan adat te rsebut ditetapkan sejak zaman dahulu. Bentuk gangguan terhadap hutan adat adalah illegal logging dan perambahan, dengan pelaku masyarakat setempat dan orang luar. Hutan adat yang perlu mendapat perhatian khusus adalah hutan adat kemukiman Menggamat kecamatan Kluet Tengah (desa Alue Keujereun, Simpang Tiga dan beberapa desa lainnya) karena ditetapkan langsung oleh Pemerintah Kolonial Belanda sejak tahun 1935 dengan luas mencapai 3000 hektar. Dahulu hutan adat kemukiman Menggamat tersebut ditetapkan untuk memanen getah Damar yang dilakukan oleh masyarakat. Di dalam kawasan hutan adat tersebut dilarang untuk menebang pohon atau membuka lahan pertanian. Hanya kegiatan pengambilan hasil hutan non kayu yang diperbolehkan. Pengelolaan diserahkan kepada masyarakat dengan si stem pembagian blok hutan untuk masing – masing wilayah desa.
14
Tabel 8 : Status, luas dan gangguan terhadap hutan adat dan hutan lindung di beberapa desa yang di survey oleh team VMT.
No Desa
Status Hutan Ad at Status Hutan lindung
Luas (Ha)
Kapan Ditetapkan
Bentuk gangguan Pelaku Nama
Kawasan Luas (Ha)
Kapan ditetap
kan Bentuk
Gangguan
1 Jambo Papeun 150 Sejak nenek
moyang
2 Bukit Mas 550 Sejak nenek moyang
1500
3 Alur Keujeureun 1000 Thn 1935 Perambahan Masyarakat
setempat 60.000 Thn 1935
4 Simpang Tiga 500 - Perambahan
dan logging Masyarakat dan orang luar 60.000 Thn
1935
5 Lawe Sawah 3000 Thn 1935 Perambahan
dan logging Masyarakat dan orang luar 60.000 Thn
1935
6 Jambi Baru 8 Sejak nenek moyang
Perambahan Masyarakat setempat
7 Pasir Belo 50 Sejak nenek moyang
Perambahan PT.Hargas
8 Jambo Dalem 300 Sejak nenek
moyang Tidak ada -
9 Panji 5 Tahun 80-an Illegal logging Masyarakat
dan orang luar
10 Teupin Tinggi 66 Sejak nenek
moyang Illegal logging
Masyarakat
11 Kuta padang 61 Sejak nenek
moyang -
12 Gampong Teungoh 51 Sejak nenek
moyang Illegal logging Masyarakat
15
IV. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan • Jumlah penduduk tertinggi dari 17 desa yang dilakukan survey adalah desa Jambo
Papeun kecamatan Meukek. Tingkat pendidi kan masyarakat paling rendah te rdapat di desa Alue Keujeureun, Pasi r Belo dan desa Panji. Salah satu penyebabnya letak desa terisolir sehingga akses menuju desa relatif sulit (hanya dapat dijangkau dengan menggunakan perahu/boat).
• Jeni s tanaman budidaya yang umum ditanam masyarakat adalah Padi, Pala, Coklat, Karet, Pinang, Durian, Kelapa dan palawija. Biasanya beberapa jenis tanaman tersebut ditanam dengan si stem campuran, yaitu pada suatu lahan terdapat beberapa jenis tanaman, khususnya tanaman tua (si stem agroforestry). Pemanfaatan lahan dilakukan secara intensif. Secara ekstensif dilakukan di desa yang lahannya masih relatif luas.
• Jeni s – jenis tanaman yang banyak di rencanakan oleh masyarakat untuk di kembangkan adalah Coklat, Karet, Pala, Kelapa Sawit, Pinang dan Kelapa. Kendala utama pengembangan lahan adalah modal, bibit, izin dari pemerintah dan sengketa lahan dengan perusahaan perkebunan.
• Sumber air untuk rumah tangga dan pertanian berasal dari sungai, sumur, irigasi dan air hujan. Masyarakat yang tinggal di pinggir sungai besar memanfaatkan sungai sebagai sumber kehidupan utama (MCK, transportasi, mencari ikan). Permasalahan utama air adalah kering di musim kemarau, banjir di musim hujan serta keruh dan berbau.
• Hasil hutan non kayu yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat lokal adalah Rotan, Damar, dan Madu Lebah. Damar dan rotan, terdapat di kawasan hutan dataran rendah Meukek, Menggamat, Bengkung dan Babah Rot. Madu Lebah hanya te rdapat di kawasan hutan rawa gambut desa Teupin Tinggi, Keude Padang, Gampong Teungoh (Buloh Seuma) yang di kelola secara bersama oleh masyarakat setempat dengan sistem panen secara bergilir.
• Salah satu desa yang sudah membuat nilai kearifan tradisional ke dalam bentuk Perdes (Peraturan Desa) adalah desa Jambo Papeun kecamatan Meukek yang beri si tentang aturan adat dan lingkungan.
• Konflik satwa te rjadi di semua desa yang di survey. Umumnya sudah berlangsung lama dan rutin. Jeni s satwa yang menimbulkan konflik langsung dengan manusia adalah Gajah dan Harimau sedangkan te rhadap tanaman adalah Gajah, Beruang, Babi Hutan, Landak, Beruk, Kera Ekor Panjang, Kedih, Rusa, Kancil dan Kijang.
• Jeni s – jenis satwa liar yang sering diburu adalah Kijang, Rusa, Kancil dan Babi Hutan. Tujuan perburuan untuk diambil dagingnya (di konsum si dan dijual) dan juga untuk dibunuh karena merusak tanaman (Babi Hutan). Senjata yang digunakan untuk berburu biasanya tombak, jerat, ja ring dan senapan angin. Lokasi perburuan di hutan sekitar desa atau masuk ke dalam kawasan lindung.
• Jeni s industri kayu yang banyak ditemukan adalah usaha perabot dan Panglong Kayu dalam skala kecil. Usaha perabot terdapat di desa Gunung Rotan, Simpang Tiga, Lawe Sawah, Jambo Dalem, Jambi Baru dan Alue Kuyun. Bahan baku berasal dari hutan KEL di hulu desa. Permasalahan industri kayu adalah sulitnya mendapatkan bahan baku kayu dan izin dari instansi te rkait.
• Hutan adat yang perlu mendapat perhatian khusus adalah hutan adat kemukiman Menggamat kecamatan Kluet Tengah (desa Alue Keujereun, Simpang Tiga dan beberapa desa lainnya). Dahulunya ditetapkan untuk memanen getah Damar. Pengelolaan diserahkan kepada masyarakat dengan sistem pembagian blok hutan untuk masing – masing wilayah desa.
16
Rekomendasi
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari 17 desa yang di survey, kami merekomendasi kan 8 desa untuk dijadikan calon program konservasi te rpadu dan untuk dilanjutkan kegiatan berikutnya. Pemilihan kedelapan desa te rsebut berdasarkan adanya satu atau beberapa faktor pengi kat/pemersatu, yaitu letak te risolasi, bekas areal HPH, terletak di dalam KEL dan batas kawasan lindung, adanya konflik satwa-manusia, illegal logging, perambahan dan perburuan satwa tinggi serta adanya konflik lahan dengan perusahaan besar. Kedelapan desa tersebut adalah :
1. Desa Jambo Papeun kecamatan Meukek 2. Desa Alur Keujeureun/Sarah Baru kecamatan Kluet Tengah 3. Desa Simpang Tiga kecamatan Kluet Tengah 4. Desa Jambo Dalem kecamatan Trumon Timur 5. Desa Teupin Tinggi dan kemukiman Buloh Seuma kecamatan Trumon 6. Desa Panji kecamatan Longkip 7. Desa Ie M irah kecamatan Babah Rot 8. Desa Alue Kuyun kecamatan Darul Makmur
Rencana Selanjutnya
Keseluruhan hasil survey diatas akan dibuat dalam bentuk laporan yang akan dipresentasi kan dalam suatu pertemuan dan di sebarluaskan kepada masyarakat setempat. Pada saat presentasi akan dijelaskan kondi si, permasalahan, kendala dan potensi sumberdaya alam desa sehingga diharapkan akan timbul kesadaran, keinginan dan ide dari masyarakat untuk melestari kan hutan mereka.
Penutup
Demikian laporan survey potensi desa di beberapa desa dalam KEL kantor wilayah Tapak Tuan saya buat, semoga dapat bermanfaat dan menjadi bahan masukan untuk merencanakan kegiatan selanjutnya.
Tapak Tuan, 17 April 2009
Dibuat oleh :
(Fakhrurradhi) Asi stant LSO Tapak Tuan
17
Lampiran : Gambar hasil kegiatan survey potensi desa oleh team VMT di beberapa desa dalam KEL wilayah Tapak Tuan.
Gambar 1 : Salah satu pabri k/ketel industri penyulingan minyak Pala di desa Jambo Papeun kecamatan Meukek. Gambar 2 : Salah satu pabrik/ketel industri penyulingan minyak Nilam di desa Simpang Tiga kecamatan Kluet Tengah, Aceh Selatan.
Gambar 3 dan 4 : Salah satu jenis industri perkayuan (Usaha Perabot/Meubel) dan bahan baku papan yang terdapat di desa Gunung Rotan Kecamatan Labuhan Haji Timur Kabupaten Aceh Selatan.
Gambar 5 dan 6 : Salah satu jenis industri perkayuan (Usaha Perabot/Meubel) yang terdapat di desa Alue Kuyun Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya.
18
Gambar 7 : Kondi si irigasi desa Gunung Rotan Kecamatan Labuhan Haji Timur yang debit airnya terus menurun dari tahun ke tahun. Gambar 8 : Bak penampungan air di pinggir sungai untuk mengalirkan air ke pemukiman dengan menggunakan pipa di desa Gunung Rotan Kecamatan Labuhan Haji Timur Kabupaten Aceh Selatan.
Gambar 9 dan 10 : Bendungan irigasi di Desa Jambo Dalem Kecamatan Trumon Timur yang dibangun tahun 1992. Air irigasi ini selain mengairi sawah juga digunakan oleh masyarakat setempat untuk MCK.
Gambar 11 : Kondisi air sungai yang berwarna coklat di desa Alue Kuyun Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya. Air sungai ini bersumber dari rawa gambut Tripa. Gambar 12 : Alat perangkap ikan (Bubu) yang digunakan oleh masyarakat desa Ie M irah Kecamatan Babah Rot untuk menangkap ikan Lele. Bubu ini umumnya digunakan oleh masyarakat yang tinggal di kawasan rawa gambut.
19
Gambar 13 dan 14 : Salah sa tu jenis tumbuhan herba (Ciri k Babi, bahasa lokal) dan jenis herba hutan yang yang digunakan sebagai tumbuhan obat oleh masyarakat Desa Jambo Dalem kecamatan Trumon Timur Kabupaten Aceh Selatan.
Gambar 15 : Tumbuhan Lengkuas dan Dedingin yang digunakan sebagai tumbuhan obat tradi sional oleh masyarakat Desa Panji Kecamatan Longkip, Subulussalam. Gambar 16 : Satu dari beberapa jeni s Jamur yang digunakan sebagai obat t radi sional oleh masyarakat Desa Alue Keujeureun Kecamatan Kluet Tengah Kabupaten Aceh Selatan.
Gambar 17 : Tanaman Coklat sebagai salah satu jenis tanaman budidaya utama masyarakat Desa Alue Kuyun Kecamatan Darul Makmur. Gambar 18 : Buah Kelapa Sawit yang baru siap dipanen oleh masyarakat Desa Ie Mirah Kecamatan Babah Rot. Kelapa Sawit merupakan jeni s tanaman budidaya utama daerah rawa gambut.
20
Gambar 21 dan 22 : Jejak Harimau Sumatera dan bekas cakaran Beruang Madu yang ditemukan di dalam kawasan hutan Desa Alue Keujeureun dan Simpang Tiga Kecamatan Kluet Tengah Kabupaten Aceh Selatan.
Gambar 19 : Salah sa tu jenis Ular yang ditemukan di dalam kawasan hutan desa Jambo Papeun Kecamatan Meukek. Gambar 20 : Sarang Orangutan yang ditemukan di dalam kawasan hutan Desa Gunung Rotan Kecamatan Labuhan haji Timur.
Gambar 23 : Salah jenis pohon Meranti berukuran besar yang masih banyak ditemukan di dalam kawasan hutan Alue Keujeureun Kecamatan Kluet Tengah Kabupaten Aceh Selatan. Gambar 24 : Sampan/Robin alat transportasi utama menuju Desa Pasir Belo Kecamatan Sultan Daulat Pem ko Subulussalam.
21
Gambar 25 dan 26 : Si sa olahan kayu dan tunggul bekas tebangan hasil illegal logging di dalam kawasan hutan Desa Gunung Rotan kecamatan Labuhan Haji Timur Kabupaten Aceh Selatan.
Gambar 29 : Salah satu pal batas KEL di dalam kawasan hutan Desa Simpang Tiga Kecamatan Kluet Tengah, Kabupaten Aceh Selatan. Gambar 30 : Makam Syech Hamzah Fansuri sebagai salah satu objek wi sata spiritual di desa Panji Kecamatan Longkip Pemko Subulussalam.
Gambar 27 : Alat berat jenis Beco m ilik PT.Pinang Sejati Wati sedang memuat batu yang mengandung bijih besi ke dalam dam truck di dalam hutan KEL Desa Simpang Tiga Kecamatan Kluet Tengah. Gambar 28 : Alat berat jeni s Beco sedang membuang tanah untuk pelebaran dan peningkatan jalan Ie M irah – Terangon di Desa Ie M irah Kecamatan Babah Rot Kabupaten Aceh Barat Daya.