laporan akhir p2m -...

32
1 LAPORAN AKHIR P2M PELATIHAN PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG BERBASIS IT BAGI GURU-GURU SMA SE-KABUPATEN BADUNG TIM PELAKSANA Putu Dewi Merlyna, Y.P,S.S.,M.Hum Nyoman Karina Wedhanti, S.Pd.,M.Pd Gede Satya Hermawan, S.S.,M.Si Dibiayai dari DIPA Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK No. 86/UN48.16/PM/2016 UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA OKTOBER 2016

Upload: ngotruc

Post on 12-Feb-2018

236 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIR P2M - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198202252009122… · Program Studi : Pendidikan Bahasa ... oleh masing-masing guru untuk digunakan

1

LAPORAN AKHIR P2M

PELATIHAN PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN

BAHASA JEPANG BERBASIS IT BAGI GURU-GURU SMA

SE-KABUPATEN BADUNG

TIM PELAKSANA

Putu Dewi Merlyna, Y.P,S.S.,M.Hum

Nyoman Karina Wedhanti, S.Pd.,M.Pd

Gede Satya Hermawan, S.S.,M.Si

Dibiayai dari DIPA Universitas Pendidikan Ganesha dengan

SPK No. 86/UN48.16/PM/2016

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

OKTOBER 2016

Page 2: LAPORAN AKHIR P2M - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198202252009122… · Program Studi : Pendidikan Bahasa ... oleh masing-masing guru untuk digunakan

2

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Pengabdian : Pelatiahan Pembuatan Media Pembelajaran

Bahasa Jepang Berbasis IT Bagi Guru-Guru

SMA Se-Kabupaten Badung

Pelaksana :

a. Nama Lengkap : Putu Dewi Merlyna Y.P,S.S,M.Hum

b. NIDN : 0025028202

c. Jabatan Fungsional : Lektor

d. Program Studi : Pendidikan Bahasa Jepang

e. Nomor HP : 08172390840

f. Alamat Surel : [email protected]

Anggota (1) : Nyoman Karina Wedhanti,S.Pd,M.Pd

Anggota (2) : Gede Satya Hermawan, M.Si

Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha

Biaya : 10.800.000,-

Singaraja, 28 Oktober 2016

Mengetahui Ketua,

Ketua LPPM

Prof. Dr. I Nengah Suandi,M.Hum Putu Dewi Merlyna Y.P.,S.S.,M.Hum

NIP.195612311983031022 NIP. 198202252009122002

Page 3: LAPORAN AKHIR P2M - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198202252009122… · Program Studi : Pendidikan Bahasa ... oleh masing-masing guru untuk digunakan

3

Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran Bahasa Jepang Berbasis IT Bagi Guru-Guru SMA Se-Kabupaten Badung

Abstrak

Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan

guru-guru Bahasa Jepang Sekolah Menengah Atas Se-Kabupaten Baadung dalam

membuat media pembelajaran Bahasa Jepang yang berbasis IT. Pengabdian ini

dilaksanakan dalam bentuk pelatihan yang telah dilaksanakan dlam dua hari yang

bertempat di Ruang Rapat Guru SMA Negeri 1 Abiansemal. Peserta pelatihan

berjumlah 40 orang guru dari SMA se- Kabupaten Badung. Pembicara dalam

pelatihan tersebut adalah I Nyoman Pasek Hadisaaputraa,M.Pd; Made Hery

Santosa,Ph.D ; serta I Putu Ngurah Wage Myartawan,M.Pd. Pelatihan ini

menghasilkan produk berupa media pembelajaran dengan Cartoon Story Maker

dan quiz pelajaran bahasa Jepang yang dibuat dengan aplikasi wonder share.

Produk tersebut dibawa oleh masing-masing guru untuk digunakan sebagai contoh

dan diterapkan di sekolah masing-masing.

Kata kunci : Media Pembelajaran, Teknologi Informasi

Page 4: LAPORAN AKHIR P2M - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198202252009122… · Program Studi : Pendidikan Bahasa ... oleh masing-masing guru untuk digunakan

4

KATA PENGANTAR

Sebagai tenaga pengajar di perguruan tinggi, sudah sepantasnyalah

melaksanakan Tri Dharma PT yang meliputi pengajaran, penelitian, dan

pengabdian pada masyarakat. P2M yang dilakukan pada tahun 2015 mengambil

tema “Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran Bahasa Jepang Berbasis IT bagi

Guru-guru bahasa Jepang SMA se-Kabupaten Badung”. Laporan ini disusun

setelah pelatihan terselenggara.

Sangat disadari bahwa dalam penyusunan laporan P2M ini banyak pihak

yang terlibat. Oleh karena itu, kami sangat mengapresiasi tim pelaksana serta

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi kontribusi

pada rampungnya kegiatan pelatihan serta tersusunnya laporan ini.

Semoga kegiatan-kegiatan sejenis dapat terus terlaksana di masa depan

dan di sekolah-sekolah lain yang belum mendapat pelatihan-pelatihan yang

sejenis.

Singaraja, 28 Oktober 2016

Pelaksana P2M

Page 5: LAPORAN AKHIR P2M - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198202252009122… · Program Studi : Pendidikan Bahasa ... oleh masing-masing guru untuk digunakan

5

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan

Kata Pengantar

...................................................................................................................... i

Abstrak ........................................................................................................ ii

Daftar Isi ..................................................................................................... iii

Bab I Pendahuluan ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

1.2 Analisis Situasi ...................................................................................... 2

1.3 Identifikasi & Perumusan Masalah .............................................. ........ 4

1.4 Tujuan Kegiatan P2M ........................................................................... 4

1.5 Manfaat Kegiatan P2M ......................................................................... 5

1.6 Khalayak Sasaran Strategis ................................................................... 6

Bab II Tinjauan Pustaka .............................................................................. 7

2.1 Media Pembelajaran .............................................................................. 7

2.2 Fungsi Media ............................ ............................................................ 7

2.3 Media Animasi ....................................... .............................................. 8

2.4 Teknologi Informasi ............................................................................... 9

Bab III Metode Pelaksanaan P2M ............................................................... 10

3.1 Metode Pelaksanaan .............................................................................. 10

3.2 Rancangan Evaluasi ............................................................................... 12

Bab IV Pelaksanaan, Hasil, dan Pembahasan .............................................. 15

4.1 Pelaksanaan P2M ................................................................................... 15

4.2 Peserta Pelaksanaan P2M ...................................................................... 15

4.3 Kegiatan Pelatihan dan Nara Sumber .................................................... 15

4.4 Hasil ....................................................................................................... 16

4.5 Pembahasan ............................................................................................ 20

Page 6: LAPORAN AKHIR P2M - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198202252009122… · Program Studi : Pendidikan Bahasa ... oleh masing-masing guru untuk digunakan

6

Bab V Simpulan dan Saran .......................................................................... 25

5.1 Simpulan ................................................................................................ 25

5.2 Saran ....................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA

Page 7: LAPORAN AKHIR P2M - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198202252009122… · Program Studi : Pendidikan Bahasa ... oleh masing-masing guru untuk digunakan

7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diberlakukannya kurikulum 2013 membawa banyak hal positif kedalam

dunia pendidikan. Hal positif tersebut ditandai oleh dua hal yaitu kewajiban para

guru mengimplementasikan pendidikan karakter pada pengajarannya, serta adanya

tuntutan kepada guru-guru agar dalam upaya mengimplementasikan pendidikan

karakter dalam pembelajaran, guru meninggalkan cara mengajar yang bersifat

konvensional, sebaliknya diharapkan guru lebih banyak melahirkan karya-karya

yang inovatif guna mendukung profesionalismenya sebagai tenaga pendidik

profesional. Sesuai dengan yang diamanahkan kurikulum 2013, pembelajaran

yang diimplementasikan kepada para siswa haruslah bersifat kontekstual.

Pembelajaran kontekstual bukan mengenai metode atau teknik pembelajaran,

tetapi lebih kepada pendekatan ataupun filosofi mengenai bagaimana

pembelajaran bermakna itu terjadi. Hingga saat ini, para guru telah banyak

diundang dalam acara-acara yang memberikan guru pendidikan sekaligus

pelatihan tentang pembelajaran kontekstual. Sehingga secara langsung persentase

keprofesionalan guru telah meningkat. Selain bermakna dan kontekstual,

pembelajaran di tingkat satuan pendidikan harus diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, serta memotivasi peserta

didik untuk berpartisipasi aktif dan dapat memberikan ruang yang

cukup bagi kreatifitas dan kemandirian peserta didik sesuai dengan

bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologisnya. Pernyataan tersebut

tertuang dalam Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013 Pasal 19 Angka (1).

Selain dukungan SDMnya, dukungan sarana dan prasarananya juga harus

diperhatikan.

Dari hasil observasi pada 3 SMA Negeri di Kabupaten Badung yaitu SMA

Page 8: LAPORAN AKHIR P2M - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198202252009122… · Program Studi : Pendidikan Bahasa ... oleh masing-masing guru untuk digunakan

8

Negeri 1 Abiansemal, SMA Negeri 1 Mengwi, dan SMA Negeri 1 Kuta Utara

telah menambah fasilitas LCD di setiap kelasnya. Keberadaan LCD tersebut,

selama ini digunakan sebatas untuk menampilkan power point ketika mengajar.

Latihan yang diberikan kepada siswa juga belum berbasis teknologi, media

pembelajaran sebatas pada penggunaan kartu huruf dan kartu bergambar saja.

Banyak guru juga menyatakan bahwa mereka mengetahui bahwa ada

berbagai cara untuk memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran,

namun mereka belum mengetahui secara pasti bagaimana menggunakan

teknologi tersebut, seperti dalam pembuatan media pembelajaran dengan

menggunakan aplikasi-aplikasi sederhana yang dapat dibuat dengan bantuan

komputer ataupun laptop.

Sebagai salah satu wujud penguasaan ICT, guru bisa memulai

dengan mengembangkan media pembelajaran. Selama ini guru menjelaskan

dengan menggunakan media pembelajaran yang digunakan lebih banyak

pada penggunaan realia, gambar, lagu, yang tidak menggunakan

teknologi sebagai perantaranya. Untuk itu, dipandang perlu untuk memberikan

pelatihan pembuatan media pembelajaran bahasa Jepang kepada guru-guru SMA

se-Kabupaten Badung. Dukungan sarana prasarana dan SDM yang

memadai dipadukan agar proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan

tentunya menyenangkan.

1.2 Analisis Situasi

Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) telah mampu

meningkatkan sarana dan prasarana sekolah terutama yang menunjang

proses belajar mengajar.

27 SMA dan SMK yang ada di Kabupaten Badung telah difasilitasi

dengan teknologi yang memadai walaupun tidak dari segi kuantitas. Ke-27

SMA dan SMK tersebut tersebar dari wilayah Petang sampai Nusa Dua di

Kabupaten Badung (Data dari MGMP Bahasa Jepang Provinsi Bali) yang terdiri

dari 9 SMA Negeri, 5 SMA Swasta, dan 7 SMK. Rata-rata, masing-masing

SMA/SMK memiliki satu hingga dua orang guru bahasa Jepang. Kebanyakan

guru-guru tersebut berkualifikasi pendidikan bahasa Jepang (D3) atau lembaga

kursus bahasa Jepang, tetapi masih ada beberapa dari mereka yang tidak

Page 9: LAPORAN AKHIR P2M - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198202252009122… · Program Studi : Pendidikan Bahasa ... oleh masing-masing guru untuk digunakan

9

mempunyai kualifikasi pendidikan bahasa Jepang, yang diminta mengajar bahasa

Jepang karena kekurangan guru bahasa Jepang yang memiliki kualifikasi

mengajar bahasa Jepang. Jadi, paling tidak ada lebih kurang 54 orang guru

bahasa Jepang atau yang mengajar bahasa Jepang di seluruh SMA/SMK di

Kabupaten Badung. Tiap-tiap sekolah telah memiliki projector serta

komputer baik PC maupun laptop. Begitu juga para guru telah

melek terhadap penggunaan teknologi tersebut.

Kemampuan guru dalam mengoperasikan teknologi tersebut tidaklah

cukup hanya untuk mendukung proses belajar mengajar. Dipandang

perlu bagi guru untuk mengetahui bagaimana memanfaatkan teknologi

itu lebih jauh, seperti sebagai sarana aplikasi media pembelajaran dalam

bentuk pemanfaatan aplikasi sederhana seperti Cartun Story Maker, ataupun

Wonder Share Quiz sehingga materi dapat disampaikan dengan lebih

kontekstual dan bisa membangun kepercayaan diri guru serta kemandirian

siswa dalam belajar. Hal ini didukung oleh Standar Proses yang

tertuang dalam Permendikbud No. 65 Tahun 2013 bahwa dalam

pengembangan rencana pembelajaran, guru hendaknya menerapkan

teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, dan efektif sesuai

situasi dan kondisi.

Mengingat perkembangan teknologi dan informasi dewasa ini

yang sangat pesat, maka ketertarikan masyarakat akan sekolah kejuruan

yang memiliki konsentrasi teknologi informasi sangat meningkat. Hal

ini dapat dijadikan sebagai suatu pendukung untuk menjembatani antara

teori dan praktis. Penyelenggaraan pelatihan ini dapat memberikan

tambahan wawasan dan penguatan bagi guru dan siswa SMA berkonsentrasi

TI untuk mengembangkan suatu produk berbasis TI sehingga nantinya

bisa dijadikan sebagai penunjang usaha kreatif atau sebagai suatu

bentuk kewirausahaan. Disamping itu pula, pelatihan ini akan bisa

mensinergikan antara pengajar Bahasa Jepang dengan pengajar TI sehingga

produk yang dihasilkan akan memiliki konten yang tepat dan

dituangkan dalam media yang sesuai sebagai dukungan untuk

pengimplementasian Kurikulum 2013.

Page 10: LAPORAN AKHIR P2M - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198202252009122… · Program Studi : Pendidikan Bahasa ... oleh masing-masing guru untuk digunakan

10

1.3 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan analisis kebutuhan yang telah diuraikan diatas,

dapat diidentifikasi bahwa secara umum guru Bahasa Jepang SMA/SMK se-

Kabupaten Badung masih perlu mendapatkan pelatihan pengembangan media

pembelajaran terutama yang berbasis teknologi informasi mengingat ketersediaan

sarana dan prasarana yang belum dimanfaatkan secara maksimal untuk

menunjang proses belajar mengajar. Dengan demikian masalah yang ingin

ditanggulangi melalui kegiatan P2M ini adalah bagaimana TI dapat

diintegrasikan ke dalam pembelajaran bahasa Jepang, khususnya dalam

pembuatan media animasi bagi guru SMA/SMK di Kabupaten Badung, sehingga

kemampuan guru menggunakan TI semakin meningkat dan pembelajaran di kelas

semakin menyenangkan.

1.4 Tujuan Kegiatan P2M

Kegiatan P2M ini sudah barang tentu adalah membantu melatih para guru

SMA/SMK se-Kabupaten Badung dalam membuat serta mengembangkan media

pembelajaran bahasa Jepang yang berbasis TI dalam hal ini penggunaan aplikasi

sederhana seperti CSM dan Wonder Share Quiz. Kedua aplikasi sederhana ini

merupakan media animasi dalam pembelajaran yang digunakan baik pada

penjelasan konsep maupun contoh-contoh, selain berupa animasi statis auto-run

atau diaktifkan melalui tombol, juga bisa berupa animasi interaktif dimana

pengguna (siswa) diberi kemungkinan berperan aktif dengan merubah nilai atau

posisi bagian tertentu dari animasi tersebut. Urutan kegiatan belajarnya

dapat meliputi: melihat contoh, mengerjakan soal latihan, menerima informasi,

meminta penjelasan, dan mengerjakan soal/evaluasi.

Ada beberapa kelebihan dari penggunaan media animasi dalam pembelajaran

seperti yang dikutip dari Tri Macoalo diantaranya:

1. Media Animasi dalam pembelajaran mampu menyampaikan sesuatu konsep

yang kompleks secara visual dan dinamik.

Page 11: LAPORAN AKHIR P2M - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198202252009122… · Program Studi : Pendidikan Bahasa ... oleh masing-masing guru untuk digunakan

11

2. Media Animasi digital mampu menarik perhatian pelajar dengan mudah.

Animasi mampu menyampaikan suatu pesan dengan lebih baik dibanding

penggunaan media yang lain.

3. Animasi digital juga dapat digunakan untuk membantu menyediakan

pembelajaran secara maya.

1.5 Manfaat Kegiatan P2M

1.5.1 Bagi Dosen Pelaksana Kegiatan P2M

Bagi dosen Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang pelaksana, kegiatan P2M

ini bisa menjadi wahana pendiseminasian ide atau hasil-hasil penelitian, baik yang

dilakukan oleh para dosen maupun mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang,

terutama terkait dengan pendidikan karakter serta pengembangan media

pembelajaran berbasis TI kepada khalayak pengguna, terutama para guru bahasa

Jepang, sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat sesuai amanat Tri Dharma

Perguruan Tinggi. Kegiatan semacam ini juga sekaligus dapat dijadikan sebagai

cara menjaring masukan dari para guru atas kebijakan/teori pembelajaran yang

dikembangkan di universitas (theories) apakah seirama atau sesuai dengan

prakteknya di lapangan (practice) untuk memperbaiki metode-metode dalam

upaya meningkatkan kompetensi calon guru di masa mendatang. Terakhir,

kegiatan P2M ini berperan sebagai media bagi dosen pelaksana sebagai

representasi kampus/Undiksha dalam menjalin hubungan kerjasama/kemitraan

dengan pemerintah daerah (Dinas Pendidikan Kabupaten Badung/UPP

Kecamatan-Kecamatan di Kabupaten Badung).

1.5.2 Guru-Guru Peserta Kegiatan P2M

Kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi para guru bahasa Jepang

yang terlibat dalam meningkatkan pengetahuan mereka tentang pembuatan dan

pengembangan media pembelajaran bahasa Jepang berbasis TI. Selain itu,

kegiatan ini dapat bermanfaat bagi peningkatan kompetensi dan keprofesionalan

mereka dalam menggunakan atau memanfaatkan TI secara lebih maksimal.

Page 12: LAPORAN AKHIR P2M - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198202252009122… · Program Studi : Pendidikan Bahasa ... oleh masing-masing guru untuk digunakan

12

1.5.3 Pemerintah (Dinas Pendidikan Kabupaten/UPP Kecamatan)

Bagi pemerintah, dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten Badung dan

UPP Kecamatan-Kecamatan yang ada di Kabupaten Badung, kegiatan ini

mendukung program pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan dengan

kurikulum 2013 dimana tuntutan kurikulum ini ada dua yaitu pembelajaran

berbasis karakter sekaligus tujuan utama kebijakan ini, pengoptimalan

pemanfaatan TI pada proses belajar mengajar.

1.6 Khalayak Sasaran Strategis

Sasaran strategis dalam kegiatan P2M ini adalah para siswa SMA yang

menjadi anak didik guru-guru bahasa Jepang SMA/SMK peserta pelatihan, yang

menjadi sasaran kegiatan P2M ini. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Badung,

Ketua UPP Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Badung, dan para kepala sekolah

SMA se-kabupaten Badung juga menjadi khalayak sasaran strategis karena

terlaksananya kegiatan ini tidak terlepas dari kerjasama dengan pihak-pihak ini.

Tak kalah penting adalah Ketua LPM Undiksha yang menjadi pemberi dana dan

yang mengkoordinasikan semua kegiatan P2M Undiksha dengan berbagai pihak

eksternal. Khalayak sasaran strategis kegiatan P2M ini diringkas dalam Tabel 1.

Tabel 1 Khalayak Sasaran Strategis Kegiatan P2M

No Institusi Peran dan Manfaat

1 Kepala Dinas Pendidikan

Kabupaten Badung

Koordinasi; memberi izin pelaksanaan

kegiatan di wilayah kerjanya.

2 Kepala UPP Kecamatan-

kecamatandi Kabupaten

Badung

Koordinasi; memberi izin pelaksanaan

kegiatan di wilayah kerjanya sekaligus izin

bagi guru-guru peserta dalam

berpartisipasi.

3 Kepala Sekolah Koordinasi; memberikan izin kepada guru

SMA/SMK dalam mengikuti kegiatan

4 Ketua LPM Undiksha Pemberi dana, koordinasi, monTIoring dan

evaluasi pelaksanaan kegiatan; menyetujui

dan memberikan realisasi dana kegiatan,

pihak yang menjalin MoU dengan

pemerintah daerah, memonTIor realisasi

kegiatan P2M dan mengevaluasi

keterlaksanaan kegiatan P2M.

5 Siswa SMA yang diajar

guru-guru peserta

Evaluasi; berfungsi sebagai objek sasaran

materi bahasa Jepang berbasis TI.

Page 13: LAPORAN AKHIR P2M - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198202252009122… · Program Studi : Pendidikan Bahasa ... oleh masing-masing guru untuk digunakan

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Media Pembelajaran

Media adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya

memengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengannya

(Mcluhan dalam Noornia, 2006: 5). Media pembelajaran adalah penyampai pesan

(the carries of the messages) dari bebrapa sumber saluran ke penerima pesan (the

reciver of the messages).

Manfaat media pembelajaran antara lain: (1) bahan yang disajikan menjadi

lebih jelas maknanya bagi siswa, dan tidak bersifat verbalistik; (2) metode

pembelajaran lebih bervariasi; (3) siswa menjadi lebih aktif melakukan beragam

aktivitas; (4) pembelajaran lebih menarik; dan (5) mengatasi keterbatasan ruang

(Trianto, 2010).

Ada beberapa jenis media pembelajaran meliputi: (1), media grafis atau

media dua dimensi, seperti gambar, foto, grafik atau diagram; (2), media model

solid atau media dimensi tiga, seperti model-model benda ruang dimensi tiga,

diorama dan sebagainya; (3), media proyeksi, seperti film, filmstrip, OHP; (4)

media informasi, komputer, internet; dan (5), lingkungan.

2.2 Fungsi Media

Berdasarkan definisi media pembelajaran tersebut, media pembelajaran

memiliki manfaat yang besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi

pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus dapat menarik

perhatian siswa pada kegiatan belajar-mengajar dan lebih merangsang

kegiatan belajar siswa. Pemilihan media yang sesuai dengan karakteristik siswa

akan lebih membantu keberhasilan pengajar dalam pembelajaran. Menurut

Levied and Lentz (dalam Arsyad 2007) mengemukakan empat fungsi media

Page 14: LAPORAN AKHIR P2M - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198202252009122… · Program Studi : Pendidikan Bahasa ... oleh masing-masing guru untuk digunakan

14

pembelajaran, khususnya media visual,yaitu:

a. Fungsi etensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan

perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan

dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi

pembelajaran.

b. Fungsi afektif dari media visual yaitu dapat diamati dari tingkat “kenikmatan”

siswa ketika belajar (membaca) teks bergambar. Dalam hal ini

gambar atau simbul visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa.

c. Fungsi kognitif media visual yaitu melalui gambar atau lambang visual dapat

mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran untuk memahami dan

mengingat pesan/informasi yang terkandung dalam gambar atau lambang

visual tersebut.

d. Fungsi kompensatoris media visual adalah memberikan konteks kepada siswa

yang kemampuannya lemah dalam mengorganisasikan dan mengingat kembali

informasi dalam teks. Dengan kata lain bahwa media pembelajaran ini

berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dalam

menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dalam bentuk teks

(disampaikan secara verbal).

Dale ( dalam Arsyad 2007 ) mengemukakan bahwa “bahan-bahan audio visual

dapat memberikan manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses

pembelajaran”.

2.3 Media Animasi

Media animasi dalam pembelajaran bertujuan untuk memaksimalkan efek

visual dan memberikan interaksi berkelanjutan sehingga pemahaman bahan ajar

bisa ditingkatkan.

Page 15: LAPORAN AKHIR P2M - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198202252009122… · Program Studi : Pendidikan Bahasa ... oleh masing-masing guru untuk digunakan

15

Media Animasi dalam pembelajaran yang digunakan baik pada penjelasan konsep

maupun contoh-contoh, selain berupa animasi statis auto-run atau diaktifkan

melalui tombol,juga bisa berupa animasi interaktif dimana pengguna (siswa)

diberi kemungkinan berperan aktif dengan merubah nilai atau posisi bagian

tertentu dari animasi tersebut. Urutan kegiatan belajarnya dapat meliputi:

melihat contoh, mengerjakan soal latihan, menerima informasi, meminta

penjelasan, dan mengerjakan soal/evaluasi.

Ada beberapa kelebihan dari penggunaan media animasi dalam

pembelajaran seperti yang dikutip dari Tri Macoalo diantaranya:

1. Media Animasi dalam pembelajaran mampu menyampaikan sesuatu

konsep yang kompleks secara visual dan dinamik.

2. Media Animasi digital mampu menarik perhatian pelajar dengan mudah.

Animasi mampu menyampaikan suatu pesan dengan lebih baik

dibanding penggunaan media yang lain.

3. Animasi digital juga dapat digunakan untuk membantu menyediakan

pembelajaran secara maya.

2.4 Teknologi Informasi

Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk

mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,

memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang

berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan

untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi

yang strategis untuk pengambilan keputusan.

Page 16: LAPORAN AKHIR P2M - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198202252009122… · Program Studi : Pendidikan Bahasa ... oleh masing-masing guru untuk digunakan

16

B A B I I I

METODE PELAKSANAAN

3 . 1 M e t o d e P e l a k s a n a a n

3 . 1 . 1 K e r a n g k a P e m e c a h a n M a s a l a h

Alur berpikirnya adalah, bahwa guru merupakan ujung tombak

keberhasilan pelaksanaan pendidikan/pembelajaran sekolah; oleh karena itu,

maka mutu guru harus merupakan prioritas utama. Sesuai dengan standar

kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan, seorang guru harus

memiliki empat kompetensi dasar: sosial, personal, professional dan pedagogi.

Sebagai wujud kompetensi pedagogi, guru sudah selayaknya mengetahui

bagaimana proses pembelajaran itu berlangsung serta apa saja yang menjadi

pendukung kelangsungan proses belajar mengajar agar mendapatkan hasil yang

maksimal. Salah satu pendukung pembelajaran adalah ketersediaan media

pembelajaran. Pelatihan pemanfaatan teknologi informasi terutama bagi guru-

guru sekolah menengah atas sangat jarang ditemui, sehingga penyebaran

informasi secara sistematis sulit dilaksankan. Tidak banyak guru yang memiliki

inisiatif untuk mengembangkan diri secara mandiri. Jadi pelatihan yang

terorganisir dipandang perlu untuk dilaksanakan agar dapat menstimulasi

pengembangan profesionalitas guru, dengan harapan wawasan guru semakin

terbuka sehingga inisiatif pun semakin besar. Demikian pula, waktu pelatihan

yang singkat dan relatif tidak berkelanjutan menyebabkan pengetahuan yang

diperoleh guru belum sampai pada tahap implementasi dikelas. Sehingga,

dipandang perlu untuk diadakan suatu diseminasi sehingga guru sebagai

pengguna langsung memiliki gambaran yang lebih jelas tentang penerapan

teknologi informasi dalam pembelajaran Bahasa Jepang dengan pengembangan

media animasi. Berdasarkan alur berpikir diatas, maka kerangka pemecahan

masalah yang sekaligus akan menjadi kerangka kerja kegiatan P2M ini adalah

sebagai berikut.

a. Refleksi awal

b. Penetapan fokus dan target hasil P2M

Page 17: LAPORAN AKHIR P2M - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198202252009122… · Program Studi : Pendidikan Bahasa ... oleh masing-masing guru untuk digunakan

17

c. Pelaksanaan kegiatan

d. Evaluasi dan refleksi hasil

kegiatan

e. Pelaporan

3.1.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan metode workshop, dengan melalui

langkah-langkah sebagai berikut.

1. Penyajian makalah oleh 3 orang narasumber yang ahli di bidang

Teknologi Informasi, dan yang memahami konten bahasa Jepang dan

kejepangan.

a. I Nyoman Pasek Hs, M.Pd, merupakan dosen Bahasa Inggris yang

akan memaparkan kaitan teknologi informasi dengan penyediaan

media pembelajaran yang kontekstual berbantuan kamera.

b. Dr. Made Hery Santosa merupakan pakar TI dari Jurusan S1

Bahasa Inggris, akan memaparkan mengenai CSM (Cartun Story

Maker).

c. Putu Ngurah Wage Myartawan, M.Pd, merupakan dosen ICT pada

jurusan S1 Pendidikan Bahasa Inggris yang akan membawakan

materi mengenai Wonder Share.

2. Diskusi terkait sajian teoritis narasumber. Pada tahap ini guru-guru

peserta bisa mendiskusikan aspek-aspek teoritis dari topik yang

disajikan narasumber.

3. Praktek pembuatan media pembelajaran bahasa Jepang berbasis TI.

Melalui panduan dan bimbingan narasumber dan fasilitator lain (dosen

pelaksana kegiatan), para peserta berlatih membuat media

pembelajaran bahasa Jepang seperti penggunaan aplikasi CSM

ataupun wonder share. Kegiatan ini dilakukan dalam 5 kelompok yang

terdiri atas 8-10 peserta.

Page 18: LAPORAN AKHIR P2M - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198202252009122… · Program Studi : Pendidikan Bahasa ... oleh masing-masing guru untuk digunakan

18

4. Presentasi hasil kegiatan (unjuk media pembelajaran bahasa Jepang)

secara kelompok. Presentasi dilakukan dengan menunjukkan proses

pembuatan media animasi. Secara singkat, kelompok yang ditunjuk

juga akan menceritakan dan menampilkan media yang telah dibuat

serta pemanfaatan media tersebut.

5. Diskusi presentasi hasil. Pada tahap ini, kelompok yang telah

mempresentasikan hasil kegiatannya mendapatkan tanggapan dari

peserta lainnya untuk mendapatkan masukan perbaikan terhadap

media yang telah dirancangnya.

6. Wakil dari dua atau tiga kelompok dengan media animasi terbaik akan

diminta untuk memberikan model mengajar menggunakan media yang

mereka buat dalam format micro-teaching selama 5-7 menit.

7. Masukan dari peserta dan narasumber tentang pelaksanaan micro-

teaching.

8. Pesan dan kesan dari beberapa peserta tentang kegiatan pelatihan.

9. Penyimpulan.

3.2 Rancangan Evaluasi

Evaluasi dilakukan terhadap aspek pelaksanaan kegiatan itu sendiri dan

ketercapaian tujuan kegiatan P2M ini. Dari segi pelaksanaan, meminta pendapat

peserta mengenai keefektifan dan kebermanfaatan kegiatan P2M bagi mereka, dan

informasi ini digali melalui pemberian kuesioner. Kuesioner diberikan pada tabel

2.

Tabel 2 Kuesioner untuk Peserta

NO PERNYATAAN RESPON

5 4 3 2 1

1 Pelatihan ini mampu menambah wawasan/keterampilan saya dalam membuat media pembelajaran Bahasa Jepang berbasis TI

2 Pelatihan ini mampu menambah wawasan/keterampilan saya dalam mengembangkan media pembelajaran berbasis

Page 19: LAPORAN AKHIR P2M - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198202252009122… · Program Studi : Pendidikan Bahasa ... oleh masing-masing guru untuk digunakan

19

TI

3 Pelatihan ini mempunyai manfaat praktis bagi saya

4 Materi yang disajikan up to date/baru sesuai isu terkini

5 Penyajian menarik/tidak membosankan

6 Penyajian materi bervariasi

7 Pelatihan menyasar/melibatkan semua peserta

8 Informasi/materi yang disajikan narasumber jelas

9 Kegiatan pelatihan sesuai dengan tujuannya

10 Feedback dari narasumber/fasilitator memuaskan

11 Saya merasa yakin mengalami peningkatan kompetensi sesuai dengan tujuan kegiatan

12 Alat bantu/ICT memadai dan membantu pelaksanaan kegiatan pelatihan

13 Konsumsi memadai

14 Kapasitas ruang pelatihan memadai

15 Saya rasa perlu tindak lanjut dari kegiatan ini di masa mendatang

Tabel 2 menunjukkan bahwa masing-masing item kuesioner memberikan

5 alternatif jawaban yang disusun dalam skala Lickert dari 1 sampai 5. Hasil

kuesioner akan bermanfaat sebagai masukan bagi pelaksanaan pelatihan sejenis di

masa mendatang.

Terkait tujuan kegiatan, ada dua aspek yang dinilai, yaitu kualitas media

pembelajaran bahasa Jepang yang dihasilkan. Penilaian akan diberikan oleh

seorang dosen berpengalaman pada bidang TI dari Undiksha. Passing grade untuk

tiap item yang dinilai adalah skor 3. Matriks evaluasi diberikan dalam Tabel 3.

Page 20: LAPORAN AKHIR P2M - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198202252009122… · Program Studi : Pendidikan Bahasa ... oleh masing-masing guru untuk digunakan

20

Tabel 3 Kisi-Kisi Evaluasi Berdasarkan Tujuan Kegiatan P2M

Aspek Kriteria 1 2 3 4 5

Media berbasis

TI yang

dihasilkan

- Media pembelajaran bahasa Jepang yang dibuat

sesuai dengan materi yang ingin dijelaskan

- Media yang dihasilkan cocok untuk anak-anak

SMA

- Tampilan media pelajaran menarik (ada suara,

warna)

- Keefektifan desain media

- Ketepatan bahasa

- Kegiatan bervariasi (lagu, game, dll.)

- Materi kontekstual

- Quiz/evaluasi yang berhubungan dengan media

cocok untuk anak SMA

Page 21: LAPORAN AKHIR P2M - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198202252009122… · Program Studi : Pendidikan Bahasa ... oleh masing-masing guru untuk digunakan

21

BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL, DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan

Kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) berupa pelatihan pembuatan

media pembelajaran bahasa Jepang berbasis TI bagi guru-guru bahasa Jepang se-

Kabupaten Badung ini dilaksanakan selama 2 hari, yang terbagi menjadi dua

termin. Pertama adalah kegiatan pelatihan (workshop) yang dilaksanakan selama

dua hari, yakni pada hari Jumat dan Sabtu, yakni pada tanggal 10-11 Juni 2016.

Pelatihan yang kedua (pendampingan tatap muka) dilaksanakan selama 1 minggu

pada hari Senin-Jumat, tanggal 13 Juni -17 Juni 2016. Pendampingan ini

dilakukan via online, ataupun diskusi via telepon.

Seluruh kegiatan pelatihan dilaksanakan di Ruang Rapat SMA Negeri 1

Abiansemal, Badung.

4.2 Peserta Pelatihan

Kegiatan pelatihan ini dihadiri oleh 40 orang guru, yang mewakili seluruh

wilayah Kabupaten Badung. SMA dan SMK tersebut tersebar dari wilayah Petang

sampai Nusa Dua di Kabupaten Badung (Data dari MGMP Bahasa Jepang

Provinsi Bali) yang terdiri dari 9 SMA Negeri, 5 SMA Swasta, dan 7 SMK. Rata-

rata, masing-masing SMA/SMK memiliki satu hingga dua orang guru bahasa

Jepang.

4.3 Kegiatan Pelatihan dan Narasumber

Pelatihan yang diselenggarakan mengambil tema “Pelatihan Pembuatan

Media Pembelajaran Berbasis TI bagi Guru-Guru SMA se-Kabupaten Badung”.

Setelah pelatihan, para peserta diberikan tugas/tagihan berupa mengembangkan

Page 22: LAPORAN AKHIR P2M - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198202252009122… · Program Studi : Pendidikan Bahasa ... oleh masing-masing guru untuk digunakan

22

dokumen rencana pengembangan media pembelajaran bahasa Jepang untuk satu

semester. Di samping itu, peserta secara individu juga diminta membuat minimal

3 set materi ajar dengan menggunakan program Wondershare Quiz Creator

ataupun CSM. Pembimbingan/pendampingan dilakukan antara tanggal 13 Juni

sampai dengan 17 Juni 2016, baik melalui e-mail maupun melalui tatap muka

dengan narasumber. Tanggal 19 Juni adalah batas akhir pengumpulan semua

tagihan yang harus disetor langsung kepada panitia atau melalui email. Sertifikat

akan diberikan jika para peserta memenuhi semua tagihan tersebut. Di akhir

pelatihan, peserta diminta mengumpulkan kuesioner untuk meminta tanggapan

mereka terkait pelaksanaan pelatihan yang mereka ikuti.

Pelatihan pembuatan media pembelajaran bahasa Jepang ini menghadirkan

3 orang narasumber. Narasumber pertama adalah I Nyoman Pasek Hadisaputra,

M.Hum dari jurusan S1 Pendidikan Bahasa Inggris Undiksha yang membawakan

materi terkait pemaparan awal tentang media pembelajaran yang dirangkaikan

dengan materi penyiapan media pembelajaran berbantuan kamera. Narasumber

kedua adalah Made Hery Santosa,Ph.D yang membawakan materi mengenai

CSM. Narasumber ketiga yaitu Putu Ngurah Wage Myartawan, M.Pd yang

membawakan materi tentang wonder share Quiz creator. Tim dari sekolah dengan

hasil kinerja terbaik akan mendapatkan kenang-kenangan berupa flashdisk 16 GB

dari pelaksana P2M untuk membuat peserta menjadi lebih termotivasi.

4.4 Hasil Kegiatan Pelatihan

Pelatihan menargetkan para peserta bisa membuat media pembelajaran

bahasa Jepang dengan CSM serta membuat soal dengan aplikasi wondershare.

Page 23: LAPORAN AKHIR P2M - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198202252009122… · Program Studi : Pendidikan Bahasa ... oleh masing-masing guru untuk digunakan

23

Selain itu, para peserta juga ditargetkan bisa menghasilkan materi ajar dengan

menggunakan software yang dilatihkan dan mengemasnya secara online.

Dari segi kemahiran penggunaan teknologi, nampak terdapat dua

kelompok peserta. Pertama, peserta yang merupakan guru generasi muda yang

lebih melek menggunakan software yang dilatihkan dalam pelatihan

mengembangkan media pembelajaran. Kelompok kedua adalah mereka yang

sudah senior dari segi usia yang mengalami banyak kesulitan dalam latihan

penggunaan teknologi edukatif tersebut karena kurang mahir dengan teknologi.

Akhirnya narasumber memilih software yang paling sederhana di antara yang

direncanakan dilatihkan sehingga kelompok yang kedua ini bisa dengan mudah

mengikuti pelatihan.

Secara umum dari segi keterampilan membuat media pembelajaran, para

peserta selama pelatihan bisa membuat beberapa media dengan cukup baik. Akan

tetapi, dapat disimpulkan ada semacam kultur dari sebagian besar peserta, yakni

kecenderungan untuk membuat media berdasarkan apa yang sudah ada atau yang

dicontohkan. Sedikit di antara mereka yang mampu mengembangkan media atas

inisiatif mereka padahal dalam pemberian materi para narasumber sudah

seaplikatif mungkin agar lebih mudah dipahami oleh peserta pelatihan.

Dari segi keterampilan mengembangkan materi ajar yang disesuaikan

dengan media yang dipergunakan, sebagian besar peserta sudah mampu membuat

media pembelajaran bahasa Jepang sederhana, mulai dari membuat kuis

Maru/Batsu, kuis pilihan ganda, kuis menjodohkan, kuis mengisi titik-titik (Fill in

the Blanks), membuat materi percakapan dengan CSM. Mereka juga sebagaian

besar sudah mampu membuat media dan materi beragam dari segi keterampilan

Page 24: LAPORAN AKHIR P2M - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198202252009122… · Program Studi : Pendidikan Bahasa ... oleh masing-masing guru untuk digunakan

24

berbahasa, seperti sudah mampu membuat materi dan media untuk keterampilan

membaca, keterampilan mendengarkan, dan keterampilan menulis dengan

tuntunan (sederhana).

4.4.1 Respon Peserta terkait Keefektifan dan Kebermanfaatan Kegiatan

Rekapitulasi respon ke-40 peserta terkait keefektifan dan kebermanfaatan

kegiatan yang dinilai dari 4 aspek—yakni kebermanfaatan, penyajian,

ketercapaian tujuan, dan fasilitas.

Tabel 4 Persentase Respon Peserta Tiap Skala

Skala Item No.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

5 80.0% 67.5% 47.5% 40.0% 27.5% 42.5% 60.0% 17.5% 62.5% 52.5% 32.5% 70.0% 57.5%

4 12.5% 27.5% 47.5% 52.5% 60.0% 50.0% 37.5% 55.0% 30.0% 35.0% 55.0% 27.5% 35.0%

3 7.5% 5.0% 5.0% 7.5% 12.5% 5.0% 2.5% 15.0% 7.5% 12.5% 10.0% 2.5% 7.5%

2 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 12.5% 0.0% 0.0% 2.5% 0.0% 0.0%

1 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 2.5% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%

Tabel 4 menunjukkan bahwa dalam setiap butir pernyataan dalam

kuesioner, persentase respon pada skala 4 (baik) dan 5 (sangat baik) jauh lebih

tinggi dari persentase respon pada skala 2 (kurang) dan 1 (sangat kurang). Dengan

kata lain, respon peserta terhadap pelaksanaan kegiatan pengabdian pada

masyarakat ini adalah positif.

Aspek yang paling memuaskan adalah item no. 1 yang menanyakan

tentang kebermanfaatan pelatihan dengan persentase sangat baik (5) sebanyak

80%, dilanjutkan dengan item no. 12 (alat bantu ICT) sebanyak 70%, dan no. 2

yang menyangkut kebermanfaatan untuk hal praktis sebanyak 67,5%. Yang

mendapatkan persentase sangat memuaskan paling sedikit (17,5%) adalah item

no. 8, walaupun terdapat 55% yang merespon dengan katagori baik (4). Di

samping itu, 12,5% lainnya merespon kurang baik (2) terhadap pertanyaan item

ini.

Yang menarik, pada item no. 11, ada 55% peserta merasa yakin dan 32,5%

persen sangat yakin bahwa mereka telah mengalami peningkatan kompetensi

Page 25: LAPORAN AKHIR P2M - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198202252009122… · Program Studi : Pendidikan Bahasa ... oleh masing-masing guru untuk digunakan

25

sesuai dengan tujuan pelatihan ini. Walaupun 10% masih ragu-ragu dan 2,5%

kurang yakin mereka mengalami peningkatan kompetensi, bahwa mayoritas

peserta merasa mengalami peningkatan kompetensi dalam pembuatan media

pembelajaran berbasis TI menunjukkan dampak segera positif dari pelatihan ini.

4.4.2 Kualitas Media Pembelajaran Berbasis TI

Penilaian yang dilakukan terhadap media pembelajaran bahasa Jepang

berbasis TI yang dihasilkan oleh ke-4 kelompok peserta pelatihan disajikan dalam

Tabel 5. Tabel tersebut juga memberikan informasi tentang rerata nilai ke-empat

kelompok dari 10 aspek yang menjadi indikator kualitas media.

Tabel 5 Hasil Penilaian Media Pembelajaran Berbasis TI

Kelompok ke- Aspek Materi Bermuatan Karakter

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5

2 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4

3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4

4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 4

Jumlah 17 18 18 16 14 17 17 14 17 17

Rerata 4.25 4.5 4.5 4 3.5 4.25 4.25 3.5 4.25 4.25

Rerata tiap aspek penilaian—yang berturut-turut meliputi

pengakomodasian konten, kesesuaian dengan pebelajar, tampilan, keefektifan

desain, ketepatan bahasa, variasi, kekontekstualan, kesesuaian tugas, penilaian,

dan kemudahan penggunaan—sudah melebihi rerata minimal 3,0. Dengan

demikian, dari segi materi pembuatan media pembelajaran berbasis TI, semua

peserta telah berhasil memiliki kompetensi minimal yang ditargetkan dalam

pelatihan. Aspek no 8 (asesmen), walaupun sudah memenuhi syarat minimal,

merupa kan item yang memiliki rerata terkecil.

4.4.3 Hasil Wawancara

Secara umum hasil wawancara mendukung temuan hasil kuesioner. Dari 5

guru yang diwawancarai, seluruhnya menyatakan bahwa materi pelatihan

bermanfaat bagi mereka, dan berguna secara praktis bagi tugas mereka sebagai

guru, terutama karena adanya tuntutan penerapan TI secara optimal di sekolah.

Dari segi fasilitas mereka menyatakan sudah sangat memadai, baik dari segi

Page 26: LAPORAN AKHIR P2M - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198202252009122… · Program Studi : Pendidikan Bahasa ... oleh masing-masing guru untuk digunakan

26

konsumsi maupun TIK yang digunakan. Tetapi mereka juga menyatakan bahwa

mereka membutuhkan pelatihan yang lebih lama untuk benar-benar bisa

kompeten membuat media berbasis TI. Satu saran mereka adalah tentang

keefektifan penyajian narasumber agar lebih efektif, yaitu agar ketiga narasumber

memperoleh waktu presentasi yang berimbang. Maksudnya agar cakupan materi

tidak didominasi oleh aspek teoritis, sehingga aspek praktis mendapatkan porsi

yang cukup dari dua narasumber yang lainnya.

4.4.3 Hasil Tindak Lanjut

Sebagai tindak lanjut, para peserta diminta melanjutkan mengembangkan

media pembelajaran berbasis TI di luar pelatihan dengan bimbingan para

narasumber. Sebagian besar peserta sangat antusias yang ditunjukkan dengan

inisiatif beberapa dari mereka datang ke kampus menemui narasumber,

menghubungi lewat sms, ataupun email (sedikit). Beberapa dari mereka juga ada

yang meminta bantuan narasumber untuk memperoleh informasi berupa website-

website yang memberikan contoh materi bahasa Jepang untuk anak-anak

termasuk strategi atau langkah-langkah pembelajaran bahasa Jepang yang

inovatif.

Secara umum, para peserta sudah membuat beberapa media pembelajaran

baik itu media untuk kemampuan berbicara, maupun mendengarkan, bahkan

beberapa membuat lebih dari 3 set, karena hal ini memang menjadi tuntutan

sekolah/dinas pendidikan. Masalah terbesar mereka adalah

menciptakan/memperoleh sumber tentang materi inovatif, keterbatasan fasilitas

internet dan dana karena sebagian besar masih guru honor, keterbatasan wawasan

tentang evaluasi untuk pebelajar bahasa anak-anak, serta masalah akurasi bahasa.

4.5 Pembahasan

Berdasarkan hasil kuesioner dan evaluasi hasil kinerja para peserta

pelatihan dalam kelompok yang berupa media pembelajaran berbasis TI, dapat

disimpulkan bahwa target pelatihan pengembangan media pembelajaran berbasis

TI bagi guru-guru SMA se-Kabupaten Badung telah tercapai. Dari segi

pelaksanaan pelatihan, mayoritas peserta mengungkapkan dalam kuesioner bahwa

pelatihan ini dapat menambah wawasan mereka dan bermanfaat secara praktis,

Page 27: LAPORAN AKHIR P2M - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198202252009122… · Program Studi : Pendidikan Bahasa ... oleh masing-masing guru untuk digunakan

27

pelatihan disajikan secara efektif, tujuan pelatihan memenuhi target yang

ditetapkan dan pelatihan diyakini mampu meningkatkan kompetensi mereka

dalam mengembangkan media pembelajaran berbasis TI, dan fasilitas selama

pelatihan memuaskan. Hasil kuesioner didukung oleh hasil wawancara informal

dengan 5 peserta yang menegaskan bahwa pelatihan ini bermanfaat praktis bagi

mereka dalam optimalisasi penggunaan TI dalam kegiatan belajar mengajar, dan

bahwa mereka difasilitasi dengan baik selama pelatihan.

Dari segi pencapaian kompetensi berupa pengembangan media

pembelajaran berbasis TI, hasil evaluasi media pembelajaran berbasis TI yang

dibuat dalam kelompok oleh para peserta juga menunjukkan hasil yang

memuaskan, dengan rerata di atas 3,0 pada masing-masing item evaluasi media

pembelajaran tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa perpaduan presentasi

konten pembelajaran bahasa Jepang berbasis TI dan pengembangan media

berbasis TI, ditambah dengan scaffolding selama para peserta berkarya membuat

media, efektif membantu peserta pelatihan meningkatkan kompetensinya dalam

hal mengembangkan media pembelajaran berbasis TI. Demikian pula karena para

peserta, pertama memperoleh wawasan tentang pentingnya media dalam

pembelajaran, dan pembuatan media dari narasumber, dan kemudian selama

latihan, mereka secara penuh mendapatkan bantuan dari narasumber.

Penempatan peserta dalam kelompok yang terdiri dari 10 orang juga

memiliki peranan yang penting untuk mengefektifkan proses pelatihan, karena

selama pelatihan nampak para guru saling berbagi mengenai permasalahan yang

mereka hadapi, misalnya dalam menentukan konten apa yang akan dituangkan

dalam pembuatan media pembelajaran tersebut.

Hasil wawancara juga mengungkapkan bahwa para guru menginginkan

pelatihan yang lebih lama agar mereka bisa secara lebih mantap dapat

mengembangkan media pembelajaran bahasa Jepang berbasis TI. Hal ini

beralasan karena workshop umumnya berlangsung selama satu atau dua hari,

sedangkan masalah di lapangan begitu dinamis sesuai dengan konteks dan

keterbatasan yang dihadapi oleh guru-guru. Pendapat guru-guru ini

mengimplikasikan bahwa kemungkinan kegiatan pendampingan dalam kegiatan

sejenis (P2M) dapat memberikan dampak yang lebih besar dalam membantu guru

Page 28: LAPORAN AKHIR P2M - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198202252009122… · Program Studi : Pendidikan Bahasa ... oleh masing-masing guru untuk digunakan

28

mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapinya di lapangan. Sementara

masukan berupa pengalokasian waktu yang lebih banyak untuk penyajian

makalah yang bermuatan praktis daripada yang teoritis merupakan masukan yang

positif untuk kegiatan sejenis di masa mendatang.

Sementara itu, pembimbingan sebagai follow up kegiatan pelatihan

nampak bisa memfasilitasi guru terkait dengan penerapan pengetahuan dan

keterampilan yang mereka peroleh selama pelatihan sekaligus sebagai enrichment.

Pengayaan di sini tidak hanya terkait dengan penerapan media yang telah

dihasilkan dalam proses pembelajaran, tetapi juga tentang hal-hal lain seperti

konsultasi mengenai sumber-sumber materi bahasa Jepang online dan strategi

pembelajaran inovatif. Penggunaan handphone melalui sms dan penggunaan

email sebagai TIK ternyata bisa menjadi alternatif untuk pengembangan

profesionalisme guru sebagaimana telah dilakukan oleh narasumber dan peserta

pelatihan ini selama pembimbingan sebagai aktivitas follow up.

Page 29: LAPORAN AKHIR P2M - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198202252009122… · Program Studi : Pendidikan Bahasa ... oleh masing-masing guru untuk digunakan

29

Foto bersama dengan para peserta hari pertama dan kedua.

Page 30: LAPORAN AKHIR P2M - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198202252009122… · Program Studi : Pendidikan Bahasa ... oleh masing-masing guru untuk digunakan

30

Page 31: LAPORAN AKHIR P2M - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198202252009122… · Program Studi : Pendidikan Bahasa ... oleh masing-masing guru untuk digunakan

31

BAB V

SIMPULAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil kegiatan dan pembahasan sebelumnya dapat

disimpulkan hal-hal berikut.

1. Kegiatan pelatihan yang mengkombinasikan sajian makalah dan

scaffolding selama praktek oleh peserta mendapatkan respon positif

dari para peserta pelatihan.

2. Kegiatan pelatihan ini dapat membantu para peserta mengembangkan

media pembelajaran bahasa Jepang berbasis TI dengan baik.

3. Pendampingan dengan kombinasi face-to-face dan melalui handphone

(sms) dan email setelah pelatihan sebagai follow up bisa berfungsi

sebagai enrichment bagi para peserta pelatihan dalam upaya

peningkatan profesionalismenya.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian dan pembahasan pada bab

sebelumnya, terdapat beberapa saran yang dapat diberikan, antara lain:

1. Berdasarkan wawancara dengan beberapa peserta, kegiatan P2M

sejenis yang bermaksud melatih keterampilan tertentu kepada para

guru sebaiknya dilakukan melalui pendampingan karena peningkatan

kompetensi tidak bisa dilakukan dalam satu atau dua hari workshop.

2. Dari wawancara juga diungkap bahwa para guru lebih menghendaki

hal-hal praktis lebih banyak daripada teori. Dengan demikian pelatihan

sejenis di masa mendatang seyogyanya lebih memberi penekanan pada

unsur praktek disertai banyak contoh-contoh nyata sesuai dengan tema

pelatihan. Hal ini beralasan karena profesionalism development ada

intinya adalah bagaimana memperkecil gap antara teori dan praktek,

bukan berkiblat pada teori.

Page 32: LAPORAN AKHIR P2M - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198202252009122… · Program Studi : Pendidikan Bahasa ... oleh masing-masing guru untuk digunakan

32

Daftar Pustaka

Arsyad, Azhar (2007) Media Pembelajaran, Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Krashen, S. (1995). Second Language AcquisTIion and Seconda Language

Learning. Oxford: Pergamon Press.

Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM). 2012. Panduan Usulan

Proposal P2M dan DIPA Undiksha Tahun 2012. Singaraja: Lembaga Pengabdian

Kepada Masyarakat, UniversTIas Pendidikan Ganesha.

Sadiman, Arief. S. 1984. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali