laporan akhir penerapan ipteks -...

30
LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PEMBERANTASAN BUTA AKSARA DAN KETRAMPILAN MEMBUAT TAMAS DI DESA BATURINGGIT KECAMATAN KUBU-KABUPATEN KARANGASEM Oleh: Dr. I Putu Suka Arsa, ST., MT./ 19700918 200112 1 001 I Wayan Sutaya, S.T., M.T./ 19790308200604 1 003 Made Santo Gitakarma, S.T., MT./ 19791210200312 1 001 Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor: 192/UN48.15/LPM/2014 tanggal 5 Maret 2015 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2015

Upload: nguyendiep

Post on 11-Mar-2019

250 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197009182001121001... · PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT

LAPORAN AKHIR

PENERAPAN IPTEKS

PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT MELALUI

PROGRAM PEMBERANTASAN BUTA AKSARA DAN KETRAMPILAN

MEMBUAT TAMAS DI DESA BATURINGGIT

KECAMATAN KUBU-KABUPATEN KARANGASEM

Oleh:

Dr. I Putu Suka Arsa, ST., MT./ 19700918 200112 1 001

I Wayan Sutaya, S.T., M.T./ 19790308200604 1 003

Made Santo Gitakarma, S.T., MT./ 19791210200312 1 001

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor: 192/UN48.15/LPM/2014

tanggal 5 Maret 2015

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN

LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA

2015

Page 2: LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197009182001121001... · PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

==========================================================

a. Judul Program : Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat

Melalui Program Pemberantasan Buta Aksara

dan Ketrampilan Membuat Tamas di Desa

Baturinggit, Kecamatan Kubu-Kabupaten

Karangasem

b. Identitas Pelaksana :

1. Ketua

- Nama : Dr. I Putu Suka Arsa, ST., MT.

- NIP : 197009182001121001

- NIDN : 0018097009

- Pangkat/Gol : IV.A/ Pembina

- Alamat Kantor : Jalan Udayana Kampus Tengah Singaraja

- Alamat Rumah : Jalan Jalak Putih V/58 Singaraja

2. Anggota 1

- Nama : I Wayan Sutaya, S.T., M.T.

- NIP : 197903082006041003

- NIDN : 0023017910

- Pangkat/Gol : Asisten Ahli

- Alamat Kantor : Jalan Udayana

- Alamat Rumah : BTN Kartika, Blok I/8, Panji Bangah

3. Anggota 2

- Nama : Made Santo Gitakarma, S.T., MT.

- NIP : 197912102003121001

- NIDN : 0010127902

- Pangkat/Gol : Asisten Ahli

- Alamat Kantor : Jalan Udayana, kampus Tengah Singaraja

- Alamat Rumah : Perumahan Celuk Buluh Singaraja

c. Biaya yang diperlukan : Rp. 6.900.000,- (enam juta sembilan ratus ribu

rupiah)

d. Lama Kegiatan : 6 bulan

Mengetahui Singaraja, 08 Oktober 2015

Dekan FTK Ketua Pelaksana

I Gede Sudirtha, S.Pd., M.Pd. Dr. I Putu Suka Arsa, ST.,MT.

NIP. 197106161996021001 NIP. 197009182001121001

Mengetahui

Ketua LPM Undiksha

Prof. Dr. Ketut Suma, MS

NIP. 1959010111984031003

Page 3: LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197009182001121001... · PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT

RINGKASAN

Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat Melalui Program Pemberantasan

Buta Aksara dan Ketrampilan Membuat Tamas di Desa Baturinggit, Kecamatan Kubu-Kabupaten Karangasem

Oleh

Dr. I Putu Suka Arsa, ST., MT., dkk

Museum Buleleng merupakan satu-satunya museum terbesar di Bali Utara menyimpan segudang benda-benda prasejarah yang memiliki history yang sangat tinggi seperti patung, lukisan, sarkofagus dan senjata. Sistem standarisasi layanan informasi di Museum Buleleng masih bentuk tertulis dengan informasi yang sangat singkat. Sementara standarisasi sistem layanan informasi secara lisan melalui petugas museum belum optimal karena perbedaan wawasan dan kemampuan dari setiap pemandu. Hal ini berdampak pada minat penunjung datang ke museum Buleleng yang kesehariannya selalu sepi pengunjung.

Upaya memperbaiki sistem standarisasi layanan informasi secara lisan di museum Buleleng perlu penerapan teknologi tepat guna berupa perangkat elektronik yang berfungsi sebagai pemandu wisata otomatis dengan Radio Frequency Identification (RFID). Perangkat RFID ini mampu memberikan informasi berupa suara dengan mendekatkan ke benda museum yang dipilih. Karena masyarakat sasaran khususnya petugas museum belum mengenal teknologi tepat guna ini maka perlu dilaksanakan pengabdian masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang dokumentasi informasi benda museum dalam bentuk suara serta penggunaan perangkat RFID ini sehingga mampu bekerja mengakses informasi file audio.

Hasil yang telah dicapai dalam kegiatan pengabdian masyarakat yakni adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam pemakaian aplikasi Audacity pada proses dokumentasi informasi benda museum dan aplikasi perangkat pemandu wisata otomatis berbasis RFID dalam mengakses informasi benda museum secara lisan. Dengan hasil ini diharapkan standarisasi layanan informasi menjadi lebih baik dan berdampak pada peningkatan minat masyarakat datang ke Museum Buleleng.

Kata kunci : museum, teknologi, RFID.

ii

Page 4: LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197009182001121001... · PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat rahmat-Nya maka penyusunan Laporan kemajuan Program P2M Penerapan

IPTEKS tahun 2015 dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Laporan kemajuan ini menjelaskan tentang pelaksanaan program P2M

dalam bidang penerapan IPTEKS melalui kegiatan “Pelatihan Perangkat Pemandu Wisata Otomatis Berbasis Radio Frequency Identification (RFID) di Museum Buleleng ”. Pelatihan ini bertujuan meningkatkan layanan informasi benda - benda

bersejarah di Museum Buleleng melalui perangkat RFID secara otomatis dan

mandiri sehingga dapat menggantikan peran petugas museum.

Kami menyadari bahwa penyusunan Laporan kemajuan ini masih jauh dari

sempurna, karena itu segala kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat

membangun sangat kami harapkan. Akhir kata kami berharap semoga laporan

akhir ini dapat berguna meningkatkan wawasan bagi para pembaca demi

kemajuan pembangunan bangsa dan negara.

Singaraja, 8 Oktober 2015

Hormat kami

Tim Penyusun

iii

Page 5: LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197009182001121001... · PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT

DAFTAR ISI

Pengesahan i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

Daftar Gambar iv

Daftar Tabel v

Bab I Pendahuluan 1

Bab II. Target dan Luaran 12

Bab III. Metode Pelaksanaan 13

Bab IV. Hasil yang dicapai 14

Bab V. Rencana Tahap Berikutnya 15

Bab VI. Kesimpulan dan Saran 16

Daftar Pustaka 17

Lampiran

a. Artikel Ilmiah

b. Produk pengabdian masyarakat

iv

Page 6: LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197009182001121001... · PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT

6

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pelayanan Informasi benda museum secara tertulis 6

Gambar 2. Pelayanan Informasi benda museum secara lisan 7

Gambar 3. Pelayanan Informasi dengan perangkat elektronik 9

Gambar 4. Diagram Blok Pemandu Wisata Otomatis 9

Gambar 5 Perangkat pemandu wisata otomatis 10

Gambar 6. Tampilan aplikasi audacity 11

v

Page 7: LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197009182001121001... · PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT

7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Prioritas pembangunan nasional diletakkan pada bidang ekonomi seiring

dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), terlebih dalam

menghadapi era globalisasi, khususnya perdagangan bebas di kawasan ASEAN

2003 dan di kawasan Asia-Pasifik 2020, yang diwarnai dengan persaingan yang

ketat dan menentukan jati diri suatu bangsa di antara bangsa-bangsa maju lainnya

di dunia. Dalam mengisi otonomi daerah, peningkatan kualitas SDM mutlak

diperlukan.

Untuk itu membaca, menulis dan memiliki keterampilan adalah

merupakan kunci memasuki dunia pengetahuan yang maha luas. Membaca adalah

jembatan untuk menguasai dan menerapkan ilmu pengetahuan ke dalam

kehidupan sampai tercapai tatanan yang lebih baik dan sejahtera. Membaca juga

merupakan proses awal dalam sebuah perubahan menuju masyarakat bangsa yang

maju dan madani. Dalam EFA Global Monitoring Report, Literacy for Life 2006,

UNESCO menyimpulkan terdapat korelasi yang kuat antara kemampuan

membaca dengan investasi dan kinerja seseorang. Membaca (keaksaraan) akan

mempermudah seseorang untuk memahami informasi terkait bidang kerja dan

berbagai aspek lain menyangkut peningkatan kualitas hidup.

Laporan tersebut menilai bahwa masalah buta aksara merupakan masalah

yang dimiliki oleh sebagian besar negara-negara dunia yang sudah ada sejak

ratusan tahun yang lalu. Kebutaaksaraan sangat terkait dengan kemiskinan,

keterbelakangan, kebodohan serta ketidakberdayan suatu masyarakat. Hal ini

sangat berkaitan dengan sejarah suatu bangsa dimana umumnya negara-negara

miskin dan korban jajahan memiliki penduduk dengan tingkat buta aksara yang

tinggi.

Namun demikian, buta aksara sesungguhnya tidak hanya ada di negara-

negara berkembang dan berpenduduk besar tetapi juga di negara-negara maju

termasuk Inggris dan Amerika Serikat. Bedanya, saat ini mereka sudah terbebas,

sementara negara-negara bekas jajahan mereka masih menjadi penyandang buta

aksara yang besar. Demikian pula dengan Amerika Serikat dimana tingkat buta

Page 8: LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197009182001121001... · PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT

8

aksara yang dialaminya dipengaruhi oleh dua masalah utama yaitu tingkat

kelahiran dan komposisi etnis.

Sedangkan keterampilan adalah adalah hasil belajar pada ranah

psikomotorik, yang terbentuk menyerupai hasil belajar kognitif. Keterampilan

adalah kemampuan untuk mengerjakan atau melaksanakan sesuatu dengan baik

(Nasution, 1975: 28). Maksud dari pendapat tersebut bahwa kemampuan adalah

kecakapan dan potensi yang dimiliki oleh seseorang untuk menguasai suatu

keahlian yang dimilikinya sejak lahir. Kemampuan tersebut merupakan suatu hasil

latihan yang digunakan untuk melakukan sesuatu. Melalui pendapat Chaplin di

atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan seseorang itu dapat tumbuh melalui

latihan-latihan yang dilakukan oleh orang itu sendiri.

Keterampilan (skill) dalam arti sempit yaitu kemudahan, kecepatan, dan

ketepatan dalam tingkah laku motorik yang disebut juga normal skill. Sedangkan

dalam arti luas, keterampilan meliputi aspek normal skill, intelektual skill, dan

socialskill (Vembriarto, 1981:52). Keterampilan adalah pola kegiatan yang

bertujuan, yang memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi yang dipelajari

(Sudjana, 1996:17).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik, cepat, dan tepat.

Keterampilan akan dapat dicapai atau ditingkatkan dengan latihan tindakan secara

berkesinambungan.

Bali pada umumnya, dan Desa Baturinggit-Karangasem pada khususnya

merupakan salah satu daerah yang berpotensi dalam mengembangkan program

buta aksara dan pelatihan SDM di bidang ketrampilan mengolah daun lontar

menjadi barang jadi yang memiliki nilai ekonomis. Program buta aksara ini adalah

sebuah terobosan untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Karangasem. Sepuluh

persen (10%) dari 5.635 dari data profil Desa Baturinggit pada tahun 2013 dan

masih tergolong buta aksara. Oleh karena itu kami menawarkan solusi untuk

permasalahan tersebut.

Dalam rangka menghadapi Era globalisasi, pembangunan bangsa

Indonesia dituntut untuk aktif dalam perubahan dari perkembangan di segala

Page 9: LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197009182001121001... · PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT

9

bidang, khususnya bidang pendidikan, pembelajaran dan pelatihan. Oleh karena

itu, kami ingin mengadakan proses transformasi dari berbagai pengalaman

kehidupan masyarakat secara langsung, dimana dalam pelaksanaanya mencoba

untuk mengabdikan diri di tengah-tengah kehidupan masyarakat luas, terutama di

tempat kami melakukan kegiatan ini, yaitu di desa Baturinggit, dengan berbagai

kompleksitas permasalahannya, sehingga setahap demi setahap dapat

meringankan beban masyarakat di desa Baturinggit ini, sekaligus dapat

memberikan motivasi kepada masyarakat menjadi masyarakat yang lebih maju,

mandiri dan mempunyai nilai tambah. Oleh karena itu penulis menawarkan solusi

yaitu, “Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat Melalui Program

Pemberantasan Buta Aksara dan Ketrampilan Membuat Tamas di Desa

Baturinggit, Kecamatan Kubu-Kabupaten Karangasem”.

1.2. Analisis Situasi:

Wilayah Baturinggit terletak di Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem

(± 70 km dari Kota Singaraja, peta lokasi terlampir). Desa Baturinggit merupakan

pemekaran dari desa induk yaitu desa Kubu. Desa Baturinggit lahir dari suatu

proses perjuangan yang panjang dari para tokoh masyarakat, pemuda dan pegawai

yang waktu itu masih menjadi dari desa Kubu. Setelah melalui perjuangan yang

panjang, akhirnya desa Baturinggit dapat berdiri sendiri pada tahun 1991 dengan

dikeluarkannya SK Bupati Karangasem yang menetapkan Desa Baturinggit

sebagai Desa Definif.

Desa Baturinggit hingga saat ini memiliki berbagai potensi pertanian, seni,

adat isti adat, nilai-nilai budaya, gotong royong dan patriotisme.

Dibidang pertanian desa Baturinggit sangat terkenal dengan tanaman mente dan

penghasil daun lontar yang melimpah. Daun lontar sangat banyak tersedia di desa

Baturinggit, mengingat daerah sangat cocok untuk tumbuhnya pohon lontar

(pohon ental).

Dengan potensi pohon ental yang banyak ini menghasilkan daun ental

yang banyak pula sampai di jual keluar desa Baturinggit maupun keluar

Kabupaten Karangasem sebagai bahan pembuata tamas, hiasan penjor, anyaman

tikar dan lain-lain.

Page 10: LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197009182001121001... · PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT

10

Namun karena kurangnya pengetahuan dan ketrampilan dalam mengolah

daun ental ini, maka daunnya di jual langsung tanpa adanya proses lebih lanjut.

Harapan masyarakat Baturinggit yang dipaparkan oleh Perbekel Desa Baturinggit

ketika menerima penulis pada hari Sabtu, 6 Sepetember 2014 mengatakan, “kami

menginginkan adanya pelatihan ketrampilan dalam mengolar daun lontar,

sehingga memiliki ke-ekonomisan yang lebih tinggi”.

Lebih lanjut Perbekel Desa Baturinggit Bapak I Nengah Wangi

mengatakan, walaupun ada sebagian masyarakat kami yang sudah mengolah daun

lontar ini, namun masih sebagian dan belum adanya kelompok-kelompok yang

terkoordinasi, ini semua karena keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

ada di desa kami.

Wawancara penulis dengan Perbekel Baturinggit, Bapak Nengah Wangi Sabtu, (6/9/2014)

Page 11: LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197009182001121001... · PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT

11

Asal Kata

Menurut Kepala Desa Baturinggit ketika di temui di Kantornya Nengah

Wangi, Sabtu 6 September 2014, bahwa kata Baturinggit berasal dari batu

wayang. Batu wayang ini terdapat di Pura Gerombong dan diterjemahkan oleh

masyarakat menjadi Baturinggit (karena batu yang ada di Pura tersebut

meringgit atau runcing-runcing) karena proses alam.

Peta Desa Baturinggit yang diadopsi dari Profil Desa Baturinggit pada 31 Desember 2013

Page 12: LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197009182001121001... · PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT

12

Batas Wilayah

Sebelah Utara : Laut Bali.

Sebelah Timur : Desa Kubu.

Sebelah Selatan : Gunung Agung

Sebelah Barat : Desa Sukadana

Kebudayaan

Bahasa

Bahasa yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat di daerah

Baturinggit adalah bahasa Bali sebagai bahasa Ibu dan Bahasa Indonesia

sebagai bahasa persatuan.

Pura

Pura yang ada yang bisa dikatakan mempunyai historis adalah Pura

Gerombong, dimana Pura Gerombong ini merupakan asal kata Baturinggit.

Kepercayaan

Masyarakat di desa Baturinggit secara mayoritas memeluk agama Hindu.

Peninggalan

Peninggalan-peninggalan bersejarah yang dapat ditemui di desa Baturinggit

adalah diantaranya Pura Gerombong.

Seni

Masyarakat desa Baturinggit mengenal seni anyaman tikar ini merupakan

mata pencaharian masyarakat terbesar di desa Baturinggit. Selain itu adalah

seni tari dan juga gambelan Angklung dan Gong.

Page 13: LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197009182001121001... · PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT

13

Pendidikan

Di daerah ini ada untuk Sekolah dasar terdapat empat buah yaitu, SDN 1

Baturinggit, SDN 2 Baturinggit, SDN 3 Baturinggit dan SDN 4 Baturinggit.

Untuk SMP terdapat satu SMP Satu Atap.

Berdasarkan pemaparan budaya,keadaan alam, dan pendidikan di wilayah

desa Baturinggit, dapat dilihat bahwa betapa perlunya melaksanakan program

pemberantasan buta aksara dan pelatihan keterampilan mengolah daun ental

menjadi barang yang lebih ekonomis seperti tikar, tamas, dan hiasan penjor.

Selain wilayah yang jauh dari kehidupan perkotaan, desa ini juga memiliki tokoh-

tokoh yang bisa mendukung program buta aksara tersebut. Sebenarnya respon

masyarakat terhadap dunia pendidikan begitu tinggi, tetapi itu hanyalah sebagian

orang saja, dan sisanya hanya pasrah untuk mendukung anak mereka untuk

bekerja dan enggan untuk mengenyam bangku SD. Setelah melakukan observasi

awal di desa yang mempunyai luas wilayah ± 1825 Ha dari pegunungan sampai ke

pantai (laut).

Jadi, dapat disimpulkan secara jelas situasi yang sudah dipaparkan tersebut

dapat menjadikan desa Baturinggit sebagai sasaran untuk lokasi program

pengabdian masyarakat terkait pemberantasan buta aksara dan pelatihan

keterampilan mengolah daun ental menjadi barang yang mempunyai nilai

ekonomis. .

1.2. Identifikasi dan Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, terkait dengan program pemberantasan

buta aksara dan pelatihan daun lontar menjadi barang yang memiliki nilai

ekonomis di desa Baturinggit, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut.

Pertama banyak diantara warga desa yang masih awam dengan kata

pendidikan, mereka mengangap pendidikan hanya bisa dilakukan di sekolah

saja, padahal kenyataannya pendidikan bisa dilaksanakan di lingkungan

keluarga, khususnya belajar baca dan tulis. Kedua, warga yang merasa dirinya

sudah setengah baya, enggan untuk belajar mengenal aksara. Hal ini

menyebabkan terhambatnya proses peningkatan kualitas diri. Ketiga, warga

desa yang buta aksara yang memiliki usia produktif memiliki prinsip tidak

Page 14: LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197009182001121001... · PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT

14

perlu belajar membaca atau menulis, karena mereka akan membantu

orangtuanya mencari nafkah. Ke-empat dengan pelatihan mengolah daun

lontar menjadi barang jadi seperti tikar, tamas dan alat-alat penjor memiliki

nilai ekonomis dan dapat menambah pendapatan keluarga, tanpa melek aksara

rasanya sulit untuk mengenal ekonomi yang lebih baik (terutama hitung-

hitungang dalam ekonomi)

1.3. Tujuan Kegiatan:

Adapun tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah sebagai berikut.

1. Meningkatkan kualitas pendidikan Non Formal bagi Masyarakat Umum

sebagai upaya peningkatan kualitas Hidup.

2. Meningkatkan pengetahuan bagi masyarakat tentang pentingnya

keterampilan untuk bersaing di era pasar bebas.

Selain itu kegiatan ini bertujuan:

1. Meningkatkan kualitas pendidikan warga desa Baturinggit terkait

keaksaraan fungsioanal dan pelatihan daun lontar menjadi barang yang

memiliki nilai ekonomis.

2. Menjelaskan langkah dan metode yang dijalankan untuk memberantas

buta aksara dan pelatiahan daun lontar menjadi barang yang memiliki nilai

ekonomis di desa Baturinggit.

3. Mengetahui respon warga desa Baturinggit terkait program memberantas

buta aksara dan pelatiahan daun lontar menjadi barang yang memiliki nilai

ekonomis.

1.4. Manfaat Kegiatan:

Bagi Penulis

Mengabdi kepada masyarakat desa Baturinggit, sehingga dapat meningkatkan

kualitas masyarakat dan dapat menambah pengalaman langsung untuk terjun

ke lapangan.

Page 15: LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197009182001121001... · PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT

15

Bagi Masyarakat Desa Baturinggit

Memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan dan ekonomi masyarakat

desa Baturinggit menjadi lebih baik.

Bagi Lembaga Undiksha

Mempererat hubungan dengan desa-desa sekitar yang ada di Kabupaten

Karangasem pada umumnya dan Kecamatan Kubu pada khususnya.

1.3. Tinjauan Pustaka

Secara umum pelatihan merupakan bagian dari pendidikan yang

menggambarkan suatu proses dalam pengembangan organisasi maupun

masyarakat. Pendidikan dengan pelatihan merupakan suatu rangkaian yang tak

dapat dipisahkan dalam sistem pengembangan sumberdaya manusia, yang di

alamnya terjadi proses perencanaan, penempatan, dan pengembangan tenaga

manusia. Dalam proses pengembangannya diupayakan agar sumberdaya manusia

dapat diberdayakan secara maksimal, sehingga apa yang menjadi tujuan dalam

memenuhi kebutuhan hidup manusia tersebut dapat terpenuhi. Moekijat (1993:3)

juga menyatakan bahwa “pelatihan adalah suatu bagian pendidikan yang

menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan

diluar sistem pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat dan

dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori”.

Pendidikan Keaksaraan

Pendidikan keaksaraan merupakan pendidikan pertama dan utama dalam

membekali warga masyarakat untuk memiliki kecakapan membaca, menulis,

berhitung, berbicara, dan mendengarkan dalam Bahasa Indonesia. Program

pendidikan ini diprioritaskan pada kelompok sasaran usia 15 tahun keatas yang

tidak mengenyam sekolah dasar/MI atau DO pada jenjang pendidikan dasar

sampai kelas 3. Kemampuan keaksaraan adalah prasyarat dasar bagi setiap

anggota masyarakat untuk meningkatkan kemampuan belajar pada tiap jenjang

dan tingkatan pendidikan begitu juga dalam bidang ekonomi.

Page 16: LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197009182001121001... · PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT

16

Karena itu pendidikan keaksaraan dipandang sangat strategis untuk

mengembangkan kemampuan baca, tulis, hitung, berbicara, dan mendengarkan

dalam Bahasa Indonesia guna mencari, memperoleh, dan mengumpulkan

informasi dalam rangka meningkatkan mutu kehidupannya.

Kelompok belajar Pendidikan Keaksaraan dapat dilakukan melalui

berbagai inovasi program antara lain Kejar Keaksaraan Fungsional, Kejar

Keaksaraan Keluarga, Kejar Keaksaraan Usaha Mandiri, Kejar Keaksaraan

dengan menggunakan Bahasa Ibu, Kejar Keaksaraan pada suku terasing dan lain-

lain. Sejauh ini, pemerintah terus meningkatkan pelayanan pendidikan keaksaraan

dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Guna mendukung upaya tersebut,

maka dikembangkan program-program antara lain: (1). Pengembangan dan

penataan sistem pendataan, (2). Pengembangan penyediaan norma, standar,

prosedur, dan kriteria program pendidikan keaksaraan dan pelatihan, (3).

Peningkatan kualitas kelembagaan, program, dan kapasitas pengelola pendidikan

keaksaraan dan pelatihan, (4). Pengembangan Pendidik dan Tenaga

Kependidikan, (5). Pengembangan model program pendidikan Keaksaraan dan

pelatihan, (6). Bantuan operasional penyelenggaraan pendidikan keaksaraan dan

pelatihan, (7). Sosialisasi, promosi dan advokasi, serta unjuk prestasi, (8).

Pengendalian dan penjaminan mutu program.

2. Khalayak Sasaran Strategis:

Desa Baturinggit dipilih sebagai sasaran program pemberantasan buta

aksara dan pelatihan daun lontar menjadi barang yang mempunyai niali ekonomis

karena 10% dari kurang lebih 5635 penduduk desa Baturinggit masih tergolong

buta aksara. Nilai tersebut di dapat dari hasil wawancara Kepala Desa Baturinggit

I Nengah Wangi.

Desa Baturinggit yang terkenal sebagai desa penghasil daun lontar ini

sebenarnya memiliki potensi dalam pengembangan pendidikan, khususnya

pendidikan non formal bidang keaksaraan dan pelatihan. Hal ini disebabkan oleh

beberapa faktor, diantaranya adalah karena masih banyak usia-usia produktif

untuk sekolah yang sebenarnya ingin bersekolah, tetapi terbentur waktu untuk

Page 17: LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197009182001121001... · PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT

17

membantu orang tuanya di rumah. Oleh karena itu program pemberantasan buta

aksara ini akan bisa membantu masyarakat yang sangat memerlukan.

Selain itu dari profil desa Baturinggit per 31 Desember 2013 ini masih

memiliki 3.871 orang usia kerja dan memiliki 1.582 (40.86 %) pengangguran

untuk usia 15 – 56 tahun. Oleh karena itu pelatihan daun lontar menjadi barang

yang memiliki nilai ekonomis diharapkan dapat mengurangi angka pengangguran

di Desa Baturinggit.

Ilustrasi pengolahan daun lontar menjadi tikar (memiliki nilai ekonomis), foto http//jawatimuran

Ilustrasi pengolahan daun lontar menjadi tikar (memiliki nilai ekonomis), foto http//jawatimuran

Page 18: LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197009182001121001... · PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT

18

BAB II

TARGET DAN LUARAN

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di di Desa Baturinggit,

Kecamatan Kubu-Kabupaten Karangasem, tepatnya di Dusun Bantas dengan

masyarakat sasaran ditujukan kepada masyarakat di Dusun Bantas yang belum

tuntas mengenyam pendidikan formal dan masih banyak punya waktu di rumah.

Adapun target yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah

Meningkatkan kualitas pendidikan Non Formal bagi Masyarakat Umum sebagai

upaya peningkatan kualitas hidup dan meningkatkan pengetahuan bagi

masyarakat tentang pentingnya keterampilan untuk bersaing di era pasar bebas.

Selain target tersebut di atas, juga dalam kegiatan ini mengharapkan

adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat dusun Bantas

dalam hal pengolahan daun lontar menjadi barang yang memiliki nilai jual lebih

tinggi dan bisa dipasarkan keluar kecamatan Kubu terutama berkaitan dengan

sarana upakara dalam hari-hari besar agama Hindu.

Page 19: LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197009182001121001... · PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT

19

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1. Kerangka Pemecahan Masalah

Program pemberantasan buta aksara dan masih adanya masyarakat yang

menganggur maka solusi dari permasalahan yang sudah dijelaskan

sebelumnya.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan program pemberantasan buta aksara

ini, sebagai berikut.

1. Tahap pertama, meliputi:

a. Penjajagan awal dan sosialisasi program. Pada tahap ini penulis akan

menjajagi dan mengobservasi keadaan awal masyarakat di sekitar

Desa Baturinggit, sekaligus melakukan sosialisasi dengan warga

setempat, yaitu melalui kontak langsung dengan masyarakat. Tujuan

dari kegiatan ini ialah untuk membina kerjasama antara penulis

dengan warga setempat, sehingga warga dapat mendukung

pelaksanaan program.

b. Mencari data tentang keadaan masyarakat yang buta aksara dan yang

akan memerlukan pelatihan.

c. Menghubungi perangkat desa Baturinggit yang dalam hal ini kepala

desa Baturinggit dan mensosialisasikan program yang akan

dilaksanakan.

2. Tahap kedua, meliputi:

a. Memulai program secara resmi dilanjutkan dengan pemberian

orientasi awal kepada peserta, misalnya dengan memberikan alat

tulis dan mengenalkan aksara kepada peserta termasuk pengenalan

program pelatihan daun lontar.

b. Menyiapkan semua sarana dan prasarana dan kelompok belajar yang

mendukung kegiatan. Kegiatan a dan b diperkirakan berlangsung

selama 1 sampai 2 hari.

Page 20: LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197009182001121001... · PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT

20

c. Menyiapkan dan melatih kelompok-kelompok selama beberapa

bulan agar bisa mengenal aksara dan mengimplementasikannya

(calistung) termasuk pelatihan pengolahan daun lontar.

3. Tahap ketiga, meliputi:

a. Evaluasi program. Kegiatan ini akan dilakukan selama pelaksanaan

tahap pertama dan tahap kedua yang meliputi pelatihan tahap I,

pelatihan tahap II, dan pelatihan tahap III, serta dua bulan setelah

tahap kedua selesai dilaksanakan.

b. Penutupan program dan pemberian penghargaan kepada masyarakat

yang paling aktif mengikuti program, baik program buta aksara

maupun program pelatihan daun lontar menjadi barang jadi yang

mempunyai nilai ekonomis.

c. Penyusunan laporan dan dokumentasi kegiatan. Kegiatan ini akan

dilaksanakan seiring pelaksanaan tahap pertama dan tahap kedua.

d. Pengumpulan laporan.

3.2. Metode Pelaksanaan Kegiatan

3.2.1. Metode yang digunakan dalam program pengabdian masyarakat

yaitu metode kerja kolaborasi antara penulis dengan kelompok

masyarakat dan pihak masyarakat Baturinggit serta pihak terkait lainnya

yang mendukung melaksanakan program pengabdian masyarakat ini.

Metode ini dilaksanakan seperti pendidikan, yaitu mengajarkan mereka

agar bisa mengenal dan mengimplementasikan aksara.

3.2.2. Metode Pelatihan yakni metode kerja kolaborasi antara penulis

dengan kelompok masyarakat dan pihak masyarakat Baturinggit serta

pihak terkait lainnya tentang pemanfaatan daun lontar menjadi barang

jadi yang lebih ekonomis seperti tikar, tamas, dan pelengkapan penjor.

Page 21: LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197009182001121001... · PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT

21

3.3. Rancangan Evaluasi

Program pemberantasan buta aksara di desa Baturinggit ini dapat di

evaluasi dengan melihat beberapa indikator dan cara pengukurannya.

No Indikator Alat ukur Keterangan

1 Peserta sudah mengenal aksara

Tes lisan

Evaluasi dilaksanakan setelah

2 minggu proses pengenalan

aksara

2 Peserta sudah bisa menulis Tes tulis

Evaluasi dilaksanakan setelah

1 bulan proses belajar menulis

3 Peserta sudah bisa membaca

Tes lisan

Evaluasi dilaksanakan setelah

1 bulan proses belajar

membaca

4 Peserta sudah mengetahui manfaat

daun ental wawancara

Evaluasi dilaksanakan setelah

2 minggu proses pengenalan

manfaat daun ental

5 Peserta sudah bisa membuat pola-

pola wawancara

Evaluasi dilaksanakan setelah

2 minggu proses membuat

pola

6 Peserta sudah bisa barang jadi

dari daun ental wawancara

Evaluasi dilaksanakan setelah

2 minggu proses belajar

membaca

Page 22: LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197009182001121001... · PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT

22

3.4. Rencana dan Jadwal Kerja (belum)

Rencana dan jadwal kegiatan dapat dicermati pada tabel berikut:

No. Kegiatan yang Dirancang Bulan Ke

1 2 3 4 5 6

1 Tahap Pertama

Penjajagan awal dan sosialisasi program kepada

masyarakat Baturinggit, serta membina kerjasama

dengan masyarakat

Mengumpulkan data tentang keadaan masyarakat yang

buta aksara dan yang memerlukan pelatihan daun lontar

Menghubungi perangkat Desa dan mensosialisasikan

program yang akan dilaksanakan.

2 Tahap Kedua

Pemberian orientasi awal kepada peserta program buta

aksara dan program pelatihan daun lontar

Menyiapkan semua sarana dan prasarana diperlukan

untuk melaksanakan program kegiatan

Pelaksanaan kegiatan pendidikan tahap I yaitu

pengenalan aksara dan program manfaat daun lontar

Pelaksanaan pelatihan tahap II, yaitu belajar menulis ,

membaca, dan menghitung aksara, membuat tamas,

tikar, dan alat-alat perlengkapan penjor

Pelaksanaan pelatihan tahap III. Pada tahap ini, peserta

sudah tidak buta aksara lagi dan sudah bisa mengolah

daun lontar menjadi barang jadi

3 Tahap Ketiga

Evaluasi program

Penyusunan laporan dan dokumentasi kegiatan

Penutupan kegiatan

Pengumpulan laporan

Page 23: LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197009182001121001... · PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT

23

BAB IV

HASIL YANG DICAPAI

Hasil yang sudah dicapai dalam pengabdian masyarakat yang dilaksanakan di

Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat Melalui Program Pemberantasan Buta

Aksara dan Ketrampilan Membuat Tamas di Desa Baturinggit, Kecamatan Kubu-

Kabupaten Karangasem, tepatnya di Dusun Bantas adalah:

1. Pelatihan pengenalan angka dan huruf bagi masyarakat yang belum tuntas

mengenyam pendidikan formal. Dari proses pelatihan masyarakat sudah dapat

mengenal angka dan huruf secara umum. (seperti terlihat dalam foto no 1)

2. Sedangkan dari pelatihan membuat tamas dan mejejahitan lainnya masyarakat

sudah dapat membuat beberapa tamas, tamiyang dan beberapa sarana upakara

yang digunakan dalam hari-hari besar agama Hindu. (seperti terlihat dalam

foto 2, foto 3 dan foto 4)

Foto 1. Pelatihan pengenalan huruf dan angka

Page 24: LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197009182001121001... · PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT

24

Foto 2. Pelatihan pembuatan tamas dan sarana upakara lainnya

Foto 3. Progres Pelatihan pembuatan tamas dan sarana upakara lainnya

Page 25: LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197009182001121001... · PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT

25

Foto 4. Progres Pelatihan dan Produk yang sudah jadi

Page 26: LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197009182001121001... · PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT

26

BAB V

RENCANA TAHAP BERIKUTNYA

Dari hasil pengabdian masyarakat yang sudah dilakukan menunjukkan

adanya perubahan bagi masyarakat di Desa Batu Ringgit, khususnya di dusun

Bantas yakni masyarakat sudah dapat mengenali angka dan huruf secara umum.

Kedepannya diperlukan lebih banyak pendampingan dalam pengentasan buta

aksara dan melek aksara bagi masyarakat khususnya di Dusun Bantas, Desa Batu

Ringgit Kecamatan Kubu Karangasem.

Sedangkan dari pelatihan mejejahitan, masyarakat sudah dapat membuat

beberapa sarana upakara banten atau beberapa sarana upakara yang digunakan

dalam hari-hari besar Agama Hindu. Ke depan diperlukan pelatihan yang lebih

intensif dengan dana yang lebih memadai, karena potensi daun lontar di kawasan

ini sangat menjanjikan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masayarakat

yang pada akhirnya dapat menambah penghasilan masyarakat di Dusun Bantas.

Page 27: LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197009182001121001... · PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT

27

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini

adalah sebagai berikut :

1. Dengan kegiatan ini, kualitas pendidikan Desa Baturinggit menjadi

meningkat dari tidak mengenal angka dan huruf menjadi mengenal angka

dan huruf.

2. Dengan kegiatan ini, terutama pelatihan daun lontar menjadi barang yang

memiliki nilai ekonomis , terutama pembuatan alat-alat pendukung hari

Raya besar keagamaan seperti pembuatan tamiyang, tamas dan sampeyan

penjor telah dapat dibuat dan hasilnya dapat dijual sehingga menjadi

penghasilan tambahan bagi masyarakat Desa Baturinggit khususnya di

Desa Bantas yang mana pada akhirnya memiliki nilai ekonomis dan dapat

meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya.

3. Sedangkan respon masyarakat Desa Baturinggit khususnya di Desa Bantas

sangatlah antusias dan berharap ada kegiatan semacam ini dengan dana

yang lebih besar sehingga lebih banyak yang bisa ikut pelatihan.

Saran-Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas dan temuan dalam pelaksanaan

kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Diharapkan ada kegiatan semacam ini lagi dengan dana yang lebih besar

sehingga lebih banyak masyarakat yang terlibat.

2. Kedepannya diperlukan lebih banyak pendampingan dalam pengentasan

buta aksara dan melek aksara bagi masyarakat di Bali pada umumnya dan

bagi masyarakat di Dusun Bantas, Desa Batu Ringgit Kecamatan Kubu

Karangasem pada khususnya.

3. Ke depan diperlukan pelatihan yang lebih intensif dengan dana yang lebih

Page 28: LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197009182001121001... · PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT

28

memadai/besar, karena potensi daun lontar di kawasan ini sangat

menjanjikan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masayarakat

yang pada akhirnya dapat menambah penghasilan masyarakat di Dusun

Bantas khususnya dan Kecamatan Kubu Karangasem Umumnya.

Page 29: LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197009182001121001... · PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT

29

Daftar Pustaka

……………, 2013. Profil desa Desa Baturinggit, kecamatan Kubu karangasem

Carray. 2008. Pemberantasan Buta Aksara. Terdapat pada makalah

danskripsi.blogspot.com/2008/04/proposal-kkm.html. Diakses tanggal 26

Agustus 2014.

Wikipedia. 2014. Buta Aksara. Terdapat pada http://id.wikipedia.org

/wiki/Buta_aksara_fungsional. Diakses tanggal 26 Agustus 2014.

UPTD Pendidikan Dasar. 2007. Penyelenggaraan program keaksaraan

fungsioanal. Terdapat pada http://www.docstoc.com/docs/ 2385244/

proposal_blokgrand-kf2007. Diakses tanggal 26 Agustus 2014.

http://cumanulisaja.blogspot.com/2012/09/pengertian-keterampilan, diakses 6

September 2014

http://eprints.uny.ac.id, diakses 6 September 2014

Page 30: LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197009182001121001... · PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT

30

LAMPIRAN

Peta Lokasi Daerah Sasaran