laporan tahunan program ipteks bagi wilayah filei 24 laporan tahunan program ipteks bagi wilayah...
TRANSCRIPT
i 24
LAPORAN TAHUNAN PROGRAM IPTEKS BAGI WILAYAH
UNUD STISIP MARGARANA PEMDA TABANAN
PROGRAM
IPTEKS BAGI WILAYAH
(IbW)
IPTEKS BAGI WILAYAH DESA JATILUWIH DAN DESA MENGESTA
KECAMATAN PENEBEL KABUPATEN TABANAN, BALI
OLEH :
Ni Made Witariadi, S.Pt.MP
NIP. 19721104200003 2 001
Drs. I Nyoman Satiana, M.Si
NIP. 19561231982091012
I Putu Sudana, SST.Par., M.Par
NIP. 132309315
Drs. Made Suparta
NIP. 196406061991031005
DIBIAYAI DARI DITJEN DIKTI, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN,
NOMOR: 315/SP2H/KPM/DITLITABMAS/V/2013 TANGGAL 13 MEI 2013
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS UDAYANA
2013
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
berkat rahmat-Nya Laporan Pelaksanaan Kegiatan Iptek bagi Wilayah (IbW) Desa
Jatiluwih dan Desa Mengesta, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali, dapat
diselesaiakan pada waktunya. Program IbW tersebut merupakan kerjasama Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi, Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas
Udayana, Pemda Tabanan, dan STISIP Margarana Tabanan
Laporan Akhir ini meliputi 10 bagian yang terdiri dari : 1. Judul Kegiatan, 2.
Lokasi, 3. Tim IbW, 4. Aktivitas IbW, 5. Biaya Program, 6. Manajemen Pengelolaan IbW
di Masyarakat, 7. Evaluasi Kinerja Program, 8. Usul penyempurnaan program IbW, 9.
Dokumentasi, dan 10. Lampiran-lampiran
Dalam pelaksanaan kegiatan hingga tersusunnya laporan ini, Tim Pelaksana IbW
telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu terima kasih disampaikan
khususnya kepada yang terhormat Bupati Tabanan, DP2M Dikti, Ketua LPPM Unud,
Ketua STISIP Margarana Tabanan, Kepala Bappeda Kabupaten Tabanan, Ketua
Bappeda Kabupaten Tabanan, serta masyarakat dan pimpinan Desa Jatiluwih dan
Mengesta, Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan.
Akhirnya semoga laporan ini bermanfaat sebagai pertanggungjawaban
pelaksanaan program dan kegiatan IbW bermanfaat bagi masyarakat.
Bukit Jimbaran, Desember 2013
Ketua Pelaksana
Ni Made Witariadi, S.Pt.MP
NIP. 19721104200003 2 001
ii
EXECUTIVE SUMMARY
Jatiluwih and Mengesta Village in the District Penebel Tabanan regency, located
at an altitude between 500 - 750 m above sea level with an area of 61.6 km ². Conditions
impressive rural nature supported by the production of fruits that are very popular
flagship local tourists, as well as its location on transport and travel between Lovina and
south Bali make this area suitable to be developed as a tourist village. The purpose of the
community service activities is the empowerment of communities in the exploitation of
the potential areas for development of rural tourism.
Community empowerment programs or Human Resource development through
counseling, training and mentoring. In human resources development activities carried
out several approaches, namely: (1) transfer to the appropriate tenologi (2) Development
of entrepreneurial insight, and (3) use of IT (e-commers to forge marketing partnerships).
Community empowerment results indicate that: (1) program IBW get a very
positive response from stakeholders such as the target, the head of the village, sub-
district and the Local Government Unit (SKPD) associated with IBW activity, (2)
empowerment activities in the activity includes two aspects: (1) Development of rural
tourism attraction, including (a) Mapping and Structuring Trakking line, (b) the
establishment and strengthening of the management group tour Jatiluwih, (e)
Development of partnership network marketing rural tourism package, (2 ) Improved
quality of fruit crops, and (3) development of typical hawker Jatiluwih IRT, (3) IBW
program brings significant benefits to the community, especially the transfer of applied
science and technology telecommunication to the public because it fits the needs of the
community and appropriate, (4) Methods and strategies community empowerment
activities primarily conducted on mentoring has been very effective by the community,
in contrast to the efforts of community that has been done before, and (5) involvement of
various elements of the team, especially PPL and village leaders to create synergism
between components concerned that runs intensive empowerment and productive
implications for the sustainability of the programs.
iii
DAFTAR ISI
NO. TEKS HALAMAN
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
Kata Pengantar v
Daftar Isi vi
1. Judul Kegiatan 1
2. Lokasi 1
2.1. Jarak PT ke Lokasi 1
2.2. Jumlah desa IbW 1
2.3. Jumlah desa satu kecamatan yang sama 1
2.4. Luasan wilayah IbW 1
2.5. Sarana transportasi 1
3. Tim IbW 1
3.1. Universitas Udayana 1
3.2. STISIP Margarana 1
3.3. Pemkab Tabanan 2
3.4. Masyarakat 2
4. Aktivitas IbW 2
4.1. Tahun I, 2
4.1.1. Bidang 2
5. Manajemen Pengelolaan IbW di Masyarakat 10
5.1. Tahap Persiapan 10
5.1.1. Peran 10
5.1.2. Media Komunikasi 11
5.2. Tahap Pelaksanaan 11
5.2.1. Peran 11
5.2.2. Media Komunikasi 12
6. Evaluasi Kinerja Program 12
6.1. Pelaksana 12
6.2. Media Evaluasi 12
6.3. Kelanjutan Program 13
7. Usul penyempurnaan program IbW 14
8. Dokumentasi 15
iv
DAFTAR LAMPIRAN
NO. TEKS HALAMAN
1. Rencana Anggaran Biaya Kegiatan Tahun 2014
2. Dokumentasi Kegiatan
15
17
1
1. Judul kegiatan :
Ipteks Bagi Wilayah Desa Jatiluwih dan
Desa Mengesta,
2. Lokasi : Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan,
Bali
2.1.Jarak PT ke Lokasi : Jarak Denpasar Dengan Pusat Desa
Jatiluwih 60 Km Dan Desa Mengesta 50
Km
2.2.Jumlah desa IbW : 2 Desa, yaitu Desa Jatiluwih dan Desa
Mengesta
2.3. Jumlah desa satu kecamatan
yang sama
: Jumlah desa di Kecamatan Penebel adalah
7 desa, yaitu : Desa Jatiluwih, Desa
Mengesta, Desa Babahan, Desa Penebel,
Desa Senganan, DesaWangaye Gede, dan
Desa Penatahan.
2.4. Luasan wilayah IbW : Desa Jatiluwih seluas 1056,235 ha dan
Desa Mengesta seluas 704.154 ha
sehingga secara keseluruhan luas wilayah
mencapai 1760.384 ha
2.5. Sarana transportasi
Desa Jatiluwih dapat dicapai melalui jalur Denpasar Penebel. Prasarana jalan
cukup mendukung dengan kondisi jalan yang cukup baik dan beraspal.
Prasarana jalan yang menghubungkan pusat pemerintahan Desa dengan
dusun-dusun yang ada diwilayah Desa Jatiluwih dan Mengesta sebagian jalan
aspal dan tanah yang dapat dilalui oleh kendaraan roda 2 dan roda 4.
3. Tim IbW
3.1. Universitas Udayana
- Jumlah dosen : 8 orang
- Jumlah mahasiswa : 60 orang
- Gelar akademik Tim : S3 2 orang
S2 6 orang
- Gender : Laki-laki 4 orang
Perempuan 4 orang
- Prodi/Fakultas/Sekolah : Peternakan, Pertanian, Teknologi
Hasil Pertanian, Sastra, dan Pariwisata
3.2. STISIP Margarana Denpasar :
- Jumlah dosen : 3 orang
- Jumlah mahasiswa : - Orang
- Gelar akademik Tim : S2 2 orang
S1 1 orang
- Gender : Laki-laki 2 orang
Perempuan 1 orang
2
- Prodi/Fakultas/Sekolah : Ilmu Politik
3
3.3. Pemkab Tabanan
- Jumlah staf yang berpartisipasi : 3 orang
- Gelar akademik : S2 1 orang
S1 2 orang
3.4. Masyarakat :
- Jumlah masyarakat aktif berpartisipasi : 120 orang
- Pendidikan masyarakat : di bawah SMA atau sederajat
4. Program IbW
4.1. Bidang Kegiatan
Bidang yang ditangani pada tahun pertama meliputi 3 aspek yaitu (1) Pertanian
dan Peternakan, (2) Industri Rumah Tangga (IRT), dan (3) Pariwisata
a. Jumlah Kegiatan Penyuluhan dan Pelatihan
Kegiatan penyuluhan dan Pelatihan dilakukan sebanyak 9 kali, materi,
waktu, lokasi dan target sasaran penyuluhan disajikan dalam bentuk table
berikut :
No Tema Kegiatan Waktu Lokasi Masyarakat
Sasaran
1 Pengembangan daya tarik
wisata pedesaaan
15/6 –
20/6/ 2013
Desa
Jatiluwih Desa Adat
Jatiluwih (80
orang)
2 Penataan jalur trakking 27/6/ 2013 Desa
Jatiluwih
Subak Piling (40
orang)
3 Pelatihan Bahasa Inggris
Bagi Pemuda calon guide
local tracking yang lebih
profesional
13/7/ 2013 Desa
Jatiluwih
Sekaa teruna
Desa
Jatiluwih(20
orang)
4 Pelatihan teknik memandu
wisata tracking .
20/7 2013
Desa
Mengesta
Sekaa teruna
(generasi muda )
5 Alih teknologi pengolahan
pakan dan limbah sapi
menjadi pupuk organik
27/7/ 2013 Desa
Mengesta
Kelompok
Simantri 225 (96
orang)
6 Penyuluhan Budidaya
Padi Organik 16/7/ 2013
Desa
Mengesta Subak Abian (40
orang)
7 Pelatihan Pembuatan
Pestisida Nabati 18/7/2013
Desa
Mengesta Kelompok
Simantri (40
4
Orang)
8 Pengembangan IRT khas
Jatiluwih bagi wisatawan 3/8/ 2013
Desa
Mengesta KWT Desa
Mengesta (30
orang)
9 Pelatihan membuat
minuman khas Desa
Jatiluwih yakni “teh beras
merah.
5 /8/ 2013
Desa
Jatiluwih ibu-ibu PKK di
Desa Jatiluwih
b. Jumlah Kegiatan Pendampingan
Kegiatan pendampingan dilakukan meliputi 4 bidang. Tema, waktu, lokasi
dan target sasaran pendampingan disajikan dalam bentuk table berikut :
No Tema Kegiatan Waktu
Pelaksanaan
Lokasi Masyarakat
Sasaran
1 Penataan jalur trakking 25/6/ -
3/72013
Desa
Jatiluwih Subak Piling
2 Pengembangan IRT khas
Jatiluwih bagi wisatawan 3/8/ 2013
Desa
Mengesta
KWT Desa
Mengesta (30
orang)
3 Alih teknologi pengolahan
pakan dan limbah sapi
menjadi pupuk organik
27/7/ 2013 Desa
Jatiluwih
Kelompok
Simantri 225 (96
orang)
4 Pengelolaan objek wisata
trekking
Juli –
Oktober
2013
Desa
Jatiluwih Kelompok
Pengelola Wisata
trekking
c. Jumlah Kegiatan Pendidikan
d. Jumlah Kegiatan Demplot
No Tema Kegiatan Waktu
Pelaksanaan
Lokasi Masyarakat
Sasaran
1 Pengembangan Padi
Organik
23 Juli –
Nopember
2013
Desa
Mengesta
Subak Piling
5
e. Jumlah Kegiatan Rancang Bangun
Kegiatan rancang bangun yang dikerjakan sebanyak 1 aspek, yaitu alat
blender kapasitas 10 kg, digerakkan listrik, untuk menggiling rempah-
rempah ,untuk pembuatan pestisida nabati.
f. Jumlah Kegiatan Manajemen
Kegiatan perbaikan manajemen dilakukan sebanyak 2 kegiatan yaitu: pada
pengembangan kelompok ekonomi produktif (pengelola objek wisata
trekking dan industry rumah tangga)..
g. Jumlah Kegiatan Lain
Kegiatan lainnya berupa (1) magang pengolahan pupuk organik di UD
Setiawan Tabanan, (2) pemetaan jalur trekking, (3) Pembuatan brosur
promosi objek wisata Jatiluwih, dan (4) menjalin kemitraan dan ujicoba
kemitraan pemasaran objek wisata trekking,(5) Study banding kelompok
sadar wisata ke kelompok pengelola desa witasa pengelipuran.
4.2. Evaluasi Bidang dan Kegiatan 2013 (Tahun I)
a. Kegiatan Yang Paling Berhasil
Secara umum dari keseluruhan kegiatan yang dilakukan yaitu : (1) Sosialisasi,
(2) Kordinasi dengan SKPD terkait, camat, kepala desa dan masyarakat, (3)
Pengembangan paket wisata desa Jatiluwih (pemetaan dan penataan jalur
trekking, pelatihan bahasa asing, pelatihan teknik guiding), (4) Pelatihan
pengolahan hasil pertanian menjadi hidangan khas bagi wisatawan, (5) Pelatihan,
magang dan pendampingan pembuatan pakan dan pupuk organik fermentasi , (5)
Pengembangan padi organic, menunjukkan keberhasilan yang cukup signifikan.
Namun demikian, ada kegiatan yang mengalami kemunduran pelaksanaan akibat
kesibukan dari anggota masyarakat yaitu (6) penguatan kelompok sadar wisata.
Dari beberapa bidang yang ditangani pada kegiatan IbW pada tahun pertama
yang menunjukkan keberhasilan paling tinggi adalah pengembangan dan
pemasaran paket wisata desa dan pertanian organic.
6
b. Indikator Keberhasilan :
Kriteria atau tolok ukur yang dijadikan sebagai indicator keberhasilan dari
masing-masing kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
No Jenis Kegiatan Out put
/indikator
Capaian Lokasi
1. Sosialisasi program
kepada stakeholder
dan masyarakat
tersosialisasi IbW
kepada
stakeholder
100% Desa
Mengesta
dan
Jatiluwih
2. Kordinasi dengan
SKPD terkait, camat,
kepala desa
sinergisme pemda
dan tim IbW
100% Pemda
Tabanan
3. Pengembnagan daya
tarik wisata
pedesaaan
pembentukan
badan pengelola
paket trakking
pembuatan peta
jalur trekking
(survey, digitasi
dan pencetakan
peta)
Pencetakan dan
penyebarluasan
brosur pada
travel agen dan
pintu masuk
bali bagi
wisatawan
100% Desa
Jatiluwih
4. Penataan jalur
trakking pembelian bibit
tanaman
upakara untuk
jalur trakking
sebanyak 100
100% Desa
Jatiluwih
5. Alih teknologi
pengolahan pakan
dan limbah sapi
menjadi pupuk
organik
Pelatihan diikuti
40 orang dari
Gabungan
Kelompok tani
(Gapoktan)
Kec. Penebel
Peninjauan
usaha
pengolahan
pupuk yang
100% Desa
Jatiluwih
7
telah berhasil
6. Pelatihan pemandu
lokal
Pelatihan dan
pendampingan
teknik
memandu
wisatawan
Pelatihan
bahasa inggris
Pembentukan
kelompok sadar
wisata
100% Desa
Jatiluwih
7 Pengembangan IRT
khas Jatiluwih Pelatihan
pengolahan teh
beras merah
Pembentukan
kelompok usaha
industri rumah
tangga
100% Desa
Mengesta
8
c. Kegiatan Tahun II dilanjutkan dengan dana
a) DIPA DP2M (Rp) : Rp 100.000.000
b) APBD PEMKAB (Rp) : Rp 100.000.000
c) Sumber lainnya (sebutkan) (Rp) : Rp 8.000.000 (DIPA UNUD)
3.4.1. Kegiatan Tahun II dilaksanakan
a) Wilayah dan masyarakat Sasaran
Kegiatan pada tahun kedua dilakukan pada wilayah desa yang sama, tetapi
pada dusun yang berbeda begitu pula masyarakat yang menjadi sasaran
strategis berbeda pula.
3.4.2. Jenis Kegiatan Tahun II
Jenis kegiatan yang dilakukan pada tahun kedua secara umum berbeda
begitu pula dengan wilayah dan masyarakat yang menjadi sasarannya
berbeda pula. Beberapa program merupakan tindak lanjut dari program
pada tahun pertama. Tema, waktu, lokasi, dan masyarakat sasaran program
pada tahun kedua disajikan pada table berikut:
No Tema Kegiatan Waktu Lokasi Masyarakat
Sasaran
1. Sosialisasi program dan
penetapan kelompok
sasaran
2014 Desa
Mengesta
dan Jatiluwih
Desa
Mengesta
dan Jatiluwih
2. Pendampingan usaha
tani padi lokal organik
tersertifikasi.
2014 Desa
Mengesta
dan Jatiluwih
Subak
Piling
Mengesta
3. Penyusunan awig-awig
subak tertulis
2014 Desa
Mengesta
dan Jatiluwih
Subak Pilingi
4
Menata dan menyiapkan
saana penunjang aktivitas
wisata homestay di rumah
penduduk, dan pusat
informasi desa wisata
2014 Desa
Mengesta
dan Jatiluwih
Warga desa
yang
rumahnya
potensial
dijadikan
9
home stay
5
Membangun kemitraan
pemasaran objek desa
wisata dengan biro
perjalanan wisata (BPW)
dan pramuwisata (HPI).
2014 Desa
Mengesta
dan Jatiluwih
Biro
perjalanan
wisata
6 Alih teknologi pengolahan
pakan sapi dari limbah
pertanian (jerami padi) dan
kotoran sapi (peses dan
urine) menjadi pupuk bagi
pertanian padi organik.
2014 Desa
Mengesta
dan Jatiluwih
Subak
Abian dan
Piling
Jatiluwih
dan
Mengesta
7 Revitalisasi kesenian
tradisi (pemujaan Dewi
Sri) menjadi seni
pertunjukan bagi
wisatawan
2014 Desa
Jatiluwih
Desa
Jatiluwih
8 Penguatan kelompok
industri rumah tangga
(IRT) berbasis hasil
pertanian wilayah
setempat.
2014 Desa
Mengesta
Desa
Mengesta
4. Biaya Program
5.1 Sumber Dana
5.1.1 DIPA DP2M
a) Tahun I (Rp) : Rp 100.000.000
b) Tahun II (Rp) : Rp 100.000.000
c) Tahun III (Rp) : Rp 100.000.000
5.1.2 APBD
a) Tahun I (Rp) : Rp 100.000.000
b) Tahun II (Rp) : Rp 100.000.000
c) Tahun III (Rp) : Rp 100.000.000
5.1.3 Sumber Lain :
10
a) Tahun I (Rp) : Rp 8.000.000
b) Tahun II (Rp) : Rp 8.000.000
c) Tahun III (Rp) : Rp 8.000.000
5.2 Sistem Pengelolaan Dana :
Dana kegiatan, baik yang bersumber dari DIPA DP2M Dikti maupun APBD
Pemda Tabanan terlebih dahulu ditampung di rekening pelaksana IbW. Dana
tersebut setelah dipotong pajak didistribusikan kepada kordinator pelaksana
masing-masing bagian sesuai dengan alokasi penggunaan dana pada usulan
kegiatan.
5.3. Likuiditas
a) Tahapan pencairan dana :
Tahapan pencairan dana dilakukan melalui tahapan sesuai prosedur
administrative yang berlaku. Keseluruhan dana telah cair dan siap
digunakan untuk mendukung operasional kegiatan sekitar bulan oktober
2013 bagi DIPA DP2M dan bulan Juli 2013 bagi Pemda Tabanan. Pola
pencairan dana seperti tersebut, sejauh ini tidak mengganggu kelancaran
operasional kegiatan di lapangan.
b) Jumlah dana
Jumlah dana yang diterima sampai saat ini berjumlah 70%, dalam artian
setelah dipotong kewajiban pajak. Jumlah dana yang disediakan tersebut
cukup memadai bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang telah diusulkan.
5. Manajemen Pengelolaan IbW di Masyarakat
5.1 Tahap Persiapan
5.1.1 Peran
Peran masing-masing komponen yang bersinergi pada kegiatan IbW adalah
sebagai berikut :
a) Peran Universitas Udayana
Pada awal kegiatan (tahap persiapan) Universitas Udayana berperan
11
proaktif dalam melakukan kordinasi dengan pihak PT mitra dan Pemda
Tabanan melalui pertemuan-pertemuan yang dilakukan di LPPM Unud dan
kantor BAPPEDA Tabanan. Pihak Unud berperan dalam (1) Memimpin
persiapan, (2) bersama mitra PT dan Pemda menetapkan teknis
pelaksanaan, (3) bersama mitra PT dan Pemda menyesuaikan strategi
pendekatan di lapangan sesuai dengan kondisi masyarakat setempat, (4)
rekening keuangan adalah rekening LPPM Unud dan secara bersama-sama
mengelola keuangan sesuai bidang masing-masing, dan (5) bersama-sama
PT dan Pemda mitra serta masyarakat menyusun jadwal kegiatan.
b) Peran STISIP Margarana
Peran STISIP Margarana dalam persiapan meliputi : (1) bersma-sama
Unud dan Pemda Tabanan menetapkan teknis pelaksanaan, (3) bersama
mitra Unud dan Pemda menyesuaikan strategi pendekatan di lapangan
sesuai dengan kondisi masyarakat setempat, (4) mengelola keuangan sesuai
bidang yang ditangani, dan (5) bersama-sama Unud dan Pemda mitra serta
masyarakat menyusun jadwal kegiatan.
c) Peran Pemkab Tabanan
Peran Pemda Tabanan dalam persiapan meliputi : (1) bersma-sama Unud
dan STISIP menetapkan teknis pelaksanaan, (3) bersama Unud dan STISIP
menyesuaikan strategi pendekatan di lapangan sesuai dengan kondisi
masyarakat setempat, dan (4) bersama-sama Unud dan Pemda mitra serta
masyarakat menyusun jadwal kegiatan.
d) Peran Masyarakat
Peran masyarakat dalam persiapan meliputi : (1) bersama-sama Unud,
STISIP dan Pemda menetapkan teknis pelaksanaan, (3) bersama Unud,
STISIP dan Pemda menyesuaikan strategi pendekatan di lapangan sesuai
dengan kondisi masyarakat setempat, dan (4) bersma-sama Unud dan
STISIP Margarana menyusun jadwal kegiatan.
12
5.1.2 Media Komunikasi
Dalam menjalin komunikasi untuk keperluan kordinasi antara komponen
yang terlibat dalam persiapan kegiatan IbW dilakukan melalui rapat-rapat
baik di LPPM Unud maupun di kantor BAPPEDA Kabupaten Tabanan.
Komunikasi dengan masyarakat dilakukan melalui pertemuan-pertemuan
intensif dengan camat, kepala desa, tokoh masyarakat dan masyarakat yang
menjadi sasaran strategis. Selain itu komunikasi yang sifatnya mendesak
tetapi tidak prinsipil cukup dilakukan melalui cara lain yaitu telpon dan
SMS.
5.2 Tahap Pelaksanaan
5.2.1 Peran
Kegiatan IbW dilaksanakan oleh sebuah tim yang dibentuk khusus untuk
pelaksanaan kegiatan tersebut. Tim tersebut terdiri dari tiga komponen yang
terkait dalam kegiatan IbW, yaitu LPPM Universitas Udayana, STISIP
Margarana Tabanan, dan BAPPEDA Kabupaten Tabanan. Tim dimaksud
bekerja secara simultan sesuai dengan kompetensi masing-masing. Secara
garis besar tim tersebut dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu (1) tim
pengelola yang bertugas mengkordinasikan teknis pelaksanaan, kegiatan
non-teknis, dan administrative; (2) anggota/tim ahli merupakan para pakar
yang relevan dengan bidang kegiatan dan bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan kegiatan dan penggunaan dana sesuai bidangnya masing-
masing; (3) tim supervise, monitoring dan evaluasi terdiri dari unsur LPPM
Unud, STISIP Margarana dan Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD)
sesuai bidang kegiatan. Struktur, personalia, komponen, dan peran masing-
masing pada kegiatan IbW secara ringkas dapat dilihat pada table berikut:
Penanggung-
jawab
1. Prof. Dr. Ir. I Ketut Satriawan, MT (Ketua LPPM Unud)
2. Luh Putu Sridanti, SH, MH (Ketua LPPM STISIP
Margarana Tabanan)
3. Ketua Bappeda Kabupaten Tabanan
Pelaksana/
pengelola
1. Ni Made Witariadi,SPt.MP (Ketua)
2. Luh Putu Sridanti, SH, MH (Administrasi)
3. Ir. Ni Wayan Siti, M.Si (Supervisor Lapangan)
13
Kordinator
Bidang
1. Ir. I Ketut Kartha Dinata, MS (Bid. Pertanian)
2. I Putu Sudana, STpar M.Par (Pariwisata)
3. Drs. Made Radiawan, M.Erg (Teknologi tepat guna)
Pembantu
Pelaksana
1. PPL 2 orang
2. Staf Bappeda
3. Mahasiswa nud(20 orang),STISIP (30 orang),ISI(20 orang)
Masyarakat di kedua desa, yaitu Desa Jatiluwih dan Mengesta Kecamatan
Penebel yang menjadi sasaran dari program IbW dalam realisasinya terlibat
mulai dari perencanaan program, penetapan kelompok yang menjadi target,
startegi/pendekatan pelaksanaan, menyusun jadwal pelaksanaan dan terakhir
dapat mengevaluasi diri sejauh mana keberhasilan program yang dilakukan.
Secara ringkas peran masing-masing komponen yang terlibat, yaitu
Universitas Udayana, STISIP Margarana, Pemda Tabanan dan Masyarakat
adalah sebagai berikut:
a) Peran Universitas Udayana
Pada pelaksanaan kegiatan Unud berperan proaktif dalam melakukan
kordinasi dengan pihak PT mitra dan Pemda Tabanan melalui
pertemuan-pertemuan yang dilakukan di LPPM Unud dan kantor
BAPPEDA Tabanan. Pihak Unud berperan dalam (1) Memimpin
persiapan, (2) bersama mitra PT dan Pemda menetapkan teknis
pelaksanaan, (3) bersama mitra PT dan Pemda menyesuaikan strategi
pendekatan di lapangan sesuai dengan kondisi masyarakat setempat, (4)
rekening keuangan adalah rekening LPPM Unud dan secara bersama-
sama mengelola keuangan sesuai bidang masing-masing, dan (5)
bersma-sama PT dan Pemda mitra serta masyarakat menyusun jadwal
kegiatan.
b) Peran STISIP Margarana
Peran STISIP Margarana dalam pelaksanaan meliputi : (1) bersama-
sama Unud dan Pemda Tabanan menetapkan teknis pelaksanaan, (2)
bersama mitra Unud dan Pemda menyesuaikan strategi pendekatan di
lapangan sesuai dengan kondisi masyarakat setempat, (3) mengelola
14
keuangan sesuai bidang yang ditangani, dan (4) bersama-sama Unud dan
Pemda mitra serta masyarakat menyusun jadwal kegiatan
c) Peran Pemkab Tabanan
Peran Pemda Tabanan dalam pelaksanaan meliputi : (1) bersama-sama
Unud dan STISIP menetapkan teknis pelaksanaan, (2) bersama Unud
dan STISIP menyesuaikan strategi pendekatan di lapangan sesuai
dengan kondisi masyarakat setempat, dan (4) bersma-sama Unud dan
Pemda mitra serta masyarakat menyusun jadwal kegiatan.
d) Peran Masyarakat :
Peran masyarakat dalam pelaksanaan meliputi : (1) bersama-sama
Unud, STISIP dan Pemda menetapkan teknis pelaksanaan, (2) bersama
Unud, STISIP dan Pemda menyesuaikan strategi pendekatan di
lapangan sesuai dengan kondisi masyarakat setempat, dan (3) bersama-
sama Unud, STISIP, dan menyusun jadwal kegiatan.
5.2.2 Media Komunikasi :
Dalam menjalin komunikasi untuk keperluan kordinasi antara komponen
yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan IbW dilakukan melalui rapat-rapat
baik di LPPM Unud maupun di BAPPEDA Kabupaten Tabanan.
Komunikasi dengan masyarakat dilakukan melalui pertemuan-pertemuan
intensif dengan camat, kepala desa, tokoh masyarakat dan masyarakat yang
menjadi sasaran strategis. Selain itu komunikasi yang lebih intensif
dilakukan melalui cara lain yaitu telpon dan SMS.
5.3. Evaluasi Kinerja Program
5.3. 1 Pelaksana :
Evaluasi dilakukan secara kontinyu dan berjenjang sesuai dengan keperluan.
Pelaksana evaluasi terdiri dari : tim pelaksana yang terdiri dari staf dari
kedua perguruan tinggi yang bermitra dan mitra Pemda, penanggungjawab
kegiatan, Dinas terkait dengan bidang kegiatan, camat, kepala desa, dan
masyarakat.
15
5.3.2 Media Evaluasi
Media yang dijadikan alat evaluasi berupa quisener khususnya dalam
pengumpulan informasi dari masyarakat sasaran, peninjauan lapangan, dan
rapat-rapat pembahasan di perguruan tinggi dan Pemda Tabanan. Evaluasi
dilakukan untuk menilai sejauh mana capaian yang diperoleh sesuai dengan
indikator kinerja yang telah ditetapkan.
5.3.3 Kelanjutan Program
Hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan menunjukkan bahwa program IbW
mendapatkan respon yang sangat positif dari pihak terkait seperti
masyarakat sasaran, kepala desa, camat dan Satuan Kerja Pemerintah Daerah
(SKPD) yang terkait dengan kegiatan IbW. Hal ini karena dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat, metode pendampingannya sesuai sasaran, dan
melibatkan berbagai pihak.
16
Tabel 3. Rencana Anggaran Biaya Tahun II
No Nama Program Tahun ke (Rp. 000)
T D P
1 Remunerasi
21000 10500 10500
Ketua 4000 2000 2000
anggota pelaksana (4x10 @Rp. 300.000) 12000 6000 6000
Pendamping Lapangan (1x10@Rp. 500.000) 5000 2500 2500
2 Sosialisasi program dan penetapan kelompok sasaran 10000 5500 4500
Remunerasi 1000 500 500
Bahan Habis 5000 3000 2000
Peralatan/suku cadang
Perjalanan 4000 2000 2000
Lain-lain
3 Memberdayakan lembaga tradisional petani (subak) membentuk unit usaha penanganan pasca panen dan pemasaran (beras merah).
20000 20000
Remunerasi 5000 5000
Bahan Habis 12000 12000
Peralatan/suku cadang
Perjalanan 2000 2000
Lain-lain 1000 1000
4 Pembentukan/ penguatan kelompok ”home industri”berbasis olahan hasil pertanian petani setempat untuk konsumsi wisatawan
15000 15000
Remunerasi 3000 3000
Bahan Habis 10000 10000
Peralatan/suku cadang
Perjalanan 1500 1500
Lain-lain 500 500
5 Menata dan menyiapkan sarana penunjang aktivitas wisata homestay di rumah penduduk, dan pusat informasi desa wisata
25000 25000
Remunerasi 3000 3000
Bahan Habis 20000 20000
Peralatan/suku cadang 0 0
Perjalanan 2000 2000
Lain-lain
6 Membangun kemitraan pemasaran objek desa wisata dengan biro perjalanan wisata (BPW) dan pramuwisata (HPI).
20000 20000
Remunerasi 5000 5000
Bahan Habis 10000 10000
Peralatan/suku cadang 0 0
Perjalanan 5000 5000
Lain-lain
17
7 Pembentukan awig-awig subak 25000 25000
Remunerasi 5000 5000
Bahan Habis 15000 15000
Peralatan/suku cadang 0 0
Perjalanan 3000 3000
Lain-lain 2000 2000
8 Alih teknologi pengolahan pakan sapi dari limbah pertanian dan
kotoran sapi menjadi pupuk bagi pertanian organik.
27500 27500
Remunerasi 2000 2000
Bahan Habis 20000 20000
Peralatan/suku cadang 4500 4500
Perjalanan 0 0
Lain-lain 1000 1000
9 revitalisasi kesenian/ budaya tradisi menjadi seni pertunjukan bagi wisatawan
25000 25000
Remunerasi 7500 7500
Bahan Habis 10000 10000
Peralatan/suku cadang 5000 5000
Perjalanan 1500 1500
Lain-lain 1000 1000
10 Monitoring, supervisi, dan evaluasi 11500 11500
Remunerasi 1000 1000
Bahan Habis 1000 1000
Peralatan/suku cadang 0
Perjalanan 7500 7500
Lain-lain (pelaporan dan jurnal) 2000 2000
Total 200000 100000 100000
Remunerasi 36500 13500 23000
Bahan Habis 115000 60000 55000
Peralatan/suku cadang 14500 7000 7500
Perjalanan 36500 22000 14500
Lain-lain 8500 3500 5000
Keterangan: T = total biaya; D = Dana DP2M; P = Dana Pemkab/Pemkot