program p2m penerapan iptek -...
TRANSCRIPT
1
LAPORAN AKHIR
PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK
PELATIHAN KETERAMPILAN MENGOLAH PEPAYA MENJADI PRODUKMAKANAN DAN KERAJINAN SULAM PITA PADA PARA SISWA SEKOLAH
LUAR BIASA (SLB) BAGIAN B SINGARAJA
Oleh:
Luh Masdarini, S.Pd., M.Pd. NIDN. 0021047112 (Ketua)
I. A.P Hemy Ekayani, S.Pd., M.Pd. NIDN. 0002097206 (Anggota)
Made Diah Angendari, S.Pd. M.Pd. NIDN. 0016037404 (Anggota)
Ketut Widiartini, S.Pd, M.Pd. NIDN. 0001087504 (Anggota)
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Universitas Pendidikan Ganesha
SPK No. 93/UN48.15/LPM/2014 Tanggal 13 Februari 2014
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2014
3
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa, Tuhan
yang maha Esa karena berkat rahmat-Nyalah seluruh rangkaian kegiatan pengabdian pada
masyarakat dengan judul ”Pelatihan Keterampilan Mengolah Pepaya Menjadi Produk
Makanan dan Kerajinan Sulam Pita pada Para Siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Bagian B
Singaraja” dapat terlaksana sesuai dengan rencana
Terselenggaranya kegiatan ini adalah berkat kerja sama dengan Lembaga Pengabdian
Pada Masyarakat Undiksha Singaraja dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini ijinkanlah penulis memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkenan memberikan bantuan, baik moril maupun materiil
yang sangat berarti bagi pelaksanaan kegiatan ini.
Semoga program yang telah dilaksanakan dapat bermanfaat dalam rangka
meningkatkan kualitas sumber daya manusia saat ini dan di masa datang.
Singaraja, 7 September 2014
Penyusun
4
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...iv
DAFTAR TABEL………………………………………………………………..v
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….vi
I. PENDAHULUAN……………………………………………………………1
II. METODE PELAKSANAAN
a. Kerangka Pemecahan Masalah…………………………………………... 3
b. Metode Pelaksanaan Kegiatan…………………………………………… 4
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil Kegiatan P2M…………………………………………………….. 4
b. Pembahasan………………………………………………………………5
IV. KESIMPULAN
a. Kesimpulan ………………………………………………………………7
b. Saran………………………………………………………………………8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………14
LAMPIRAN………………………………………………………………………9
5
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pedoman Hasil Evaluasi............................................................................5
6
DAFTAR GAMBAR
A. Kegiatan Pelatihan Mengolah Pepaya……………………………………12
B. Kegiatan Pelatihan Kerajinan Sulam Pita……. ………………………….. 13
7
PELATIHAN KETERAMPILAN MENGOLAH PEPAYA MENJADI PRODUK
MAKANAN DAN KERAJINAN SULAM PITA PADA PARA SISWA SEKOLAH
LUAR BIASA (SLB) NEGERI BAGIAN B SINGARAJA
I. PENDAHULUAN
Salah satu sekolah luar biasa (SLB) yang ada di Propinsi Bali adalah SLB Negeri
Singaraja yang beralamat di Jl. Veteran No 11 A Singaraja. SLB ini merupakan SLB Bagian
B yaitu Sekolah yang menampung anak-anak yang menderita tuli bisu sedangkan kondisi
mentalnya normal. Di SLB bagian B ini terdapat tingkatan sekolah mulai dari Sekolah Dasar
(SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA).
Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja Bali adalah sekolah khusus untuk anak-
anak tuli bisu. Tuli bisu adalah individu yang memiliki hambatan dalam berbicara dan
pendengaran baik permanen maupun tidak permanen. Di Sekolah ini terdapat siswa Sekolah
Dasar 60 orang, Sekolah Menengah Pertama 15 orang dan Sekolah Menengah Atas 12
orang.
SLB ini berdiri sejak tahun 1958 dan satu-satunya di Kabupaten Buleleng. Dilihat
dari kurikulum yang ada pembelajarannya terdiri dari 70 % praktik dan 30% teori. Berbagai
keterampilan diberikan pada siswa yang tujuannya untuk memberikan bekal hidup kelak bila
siswa tersebut sudah lulus dan kembali ke masyarakat.
Sebagai pribadi yang memiliki kekurangan maka mereka pada umumnya sering
dianggap kurang memiliki rasa percaya diri dan cenderung menutup diri dari lingkungannya.
Di tambah dengan pandangan masyarakat yang kurang menghargai para penyandang cacat
cenderung menambah beban permasalahan bagi mereka. Seharusnya dengan keterbatasan-
keterbatasan yang ada pada mereka hendaknya disikapi secara positif karena setiap individu
memiliki kekurangan dan kelebihan, dalam hal ini kelebihan yang dimiliki hendaknya dapat
dikembangkan seoptimal mungkin dan diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi
keluarga, lingkungan, masyarakat, serta pembangunan bangsa.
Berbagai upaya telah banyak dan tak pernah berhenti dilakukan mulai dari tingkat
pusat hinggga di tingkat sekolah untuk mengembangkan pendidikan bagi anak yang memeliki
keterbatasan di SLB bagian B yang semakin bermutu, namun realita yang ada masih
menunjukkan belum tercapainya apa yang dicita-citakan. Hal ini merupakan tantangan dan
8
kewajiban bagi Universitas Pendidikan Ganesha, melalui Lembaga Pengabdian Masyarakat
(LPM) merencanakan dan melaksanakan pendidikan ketrampilan bagi anak-anak SLB.
Dipandang perlu untuk memberdayakan anak-anak SLB Bagian B untuk
meningkatkan ketrampilan di bidang Boga dan busana. Mengingat mereka sudah memiliki
ketrampilan dasar bidang boga dan busana, membuat ketrampilan dan tersedianya alat-alat
memasak serta menjahit di sekolah. Hal yang dapat kita lakukan dalam pembinaan anak-anak
cacat adalah melakukan pendampingan pada mereka dalam upaya peningkatan kualitas
sumberdaya manusia, sehingga pada waktunya nanti mereka bisa memasuki atau justru dapat
menciptakan lapangan kerja (Sutrisno dalam Angendari 2012).
Adapun program pelatihan yang akan diberikan adalah keterampilan berupa
pembuatan makanan dari pepaya seperti manisan pepaya, dodol pepaya dan selai pepaya,
serta keterampilan berupa sulam pita seperti saputangan.
Universitas Pendidikan Ganesha, membawahi Fakultas Teknik dan Kejuruan (FTK)
yang memiliki jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Dalam kurikulum Jurusan
PKK 70 % terdiri dari praktek baik bidang boga maupun busana. Berbagai keterampilan akan
diterapkan dari kedua bidang tersebut. Dilihat dari aneka keterampilan yang akan dilatihkan,
seperti manisan, dan sulam pita merupakan hasil penelitian yang telah teruji dan layak untuk
diterapkan kepada masyarakat. Melalui kegiatan ini akan diperoleh beberapa keunggulan
yaitu bagi para siswa, keterampilan yang diperoleh dapat dijadikan bekal setelah lulus untuk
membuka usaha sekaligus menciptakan lapangan kerja. Hal yang dapat kita lakukan dalam
pembinaan anak-anak cacat adalah melakukan pendampingan pada mereka dalam upaya
peningkatan kualitas sumberdaya manusia, sehingga ke depannya mereka bisa memasuki
atau justru dapat menciptakan lapangan kerja. Oleh karena itu kegiatan dalam bentuk
Pengabdian Masyarakat ini sangat relevan untuk memecahkan permasalahan yang ada di
Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja.
II. METODE PELAKSANAAN
A. Kerangka Pemecahan Masalah
Berdasarkan kondisi ekonomi Bangsa Indonesia saat ini, bukanlah hal yang mudah
untuk memperoleh pekerjaan, apalagi bagi anak-anak Sekolah Luar Biasa Bagian B yang
memiliki kekurangan fisik. Hal ini tentunya menjadi permasalahan yang rumit, jika anak-
9
anak SLB bagian B tersebut tidak dipersiapkan untuk mencari peluang di dunia usaha,
dengan kata lain berwirausaha mandiri. Oleh karena itu sudah seharusnya perguruan tinggi
melalui penerapan Dharma ke 3 yaitu Pengabdian Pada Masyarakat memberikan kontribusi
untuk memecahkan persoalan tersebut.
Realisasi pemecahan masalah terhadap kerangka pemecahan masalah dilakukan
melalui peningkatan keterampilan dalam pelatihan bidang boga berupa pembuatan manisan
pepaya, dodol pepaya, dan selai pepaya, serta bidang busana berupa aneka sulam pita yang
berupa saputangan
Dengan adanya pelatihan ini diharapkan siswa Sekolah Luar Biasa Bagian B (siswa
SMP dan SMA) dapat menerapkan berbagai keterampilan yang akan diberikan, dan selalu
menggali ide baru untuk berinovasi dalam berkarya. Selanjutnya dengan penguasaan
wawasan dan keterampilan tersebut para siswa lebih siap untuk mandiri, dan menjadi insan
yang produktif.
Kegiatan penganbdian ini dilaksanakan selama 8 bulan yang terbagi dalam tiga tahap
yaitu: (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap evaluasi. Tahap perencanaan
telah ditetapkan hal-hal sebagai berikut: tempat/lokasi kegiatan dipilih di Sekolah Luar Biasa
Negeri Bagian B Singaraja Bali, yang terletak di Jl Veteran Singaraja. Jenis kegiatan berupa
pelatihan membuat manisan pepaya, dodol pepaya, selai pepaya dan aneka sulam pita. Tahap
pelaksanaan dilakukan berupa penyajian materi secara teori selama 1 hari kemudian
dilanjutkan dengan pelatihan membuat produk berupa manisan pepaya, dodol pepaya, selai
pepaya dan kerajinan sulam pita. Tahap yang terakhir adalah evaluasi akhir dan pelaporan.
B. Metode Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) menggunakan metode dalam bentuk
pelatihan keterampilan melalui ceramah, demontrasi dan tanya jawab dilaksanakan selama 8
bulan. Adapun tahapan-tahapan dalam pelaksanaan kegiatannya :
1. Ceramah digunakan untuk menyampaikan pengetahuan secara umum tentang pepaya
yang meliputi: tinjauan pepaya, kandungan gizi pepaya, produk olahan pepaya, dan
10
sulam pita meliputi: pengertian sulam pita, jenis-jenis sulam pita, teknik menyulam,
bahan dan alat untuk menyulam.
2. Demontrasi digunakan untuk memberikan keterampilan langsung mengenai proses
pembuatan pepaya menjadi produk makanan berupa manisan pepaya, dodol pepaya,
dan selai pepaya, serta sulam pita berupa saputangan.
3. Tanya jawab digunakan untuk melengkapi hal-hal yang belum terakomodasi oleh
kedua metode di atas.
4. Pelatihan pembuatan pepaya menjadi produk makanan dan kerajinan sulam pita
kepada siswa dengan melibatkan seluruh peserta pelatihan.
5. Evaluasi hasil akhir.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Kegiatan P2m
Setelah terlaksananya kegiatan pelatihan ini, kegiatan dilanjutkan dengan evaluasi
guna memperoleh gambaran yang jelas tentang tingkat keberhasilan pelatihan dengan
memanfaatkan buah pepaya menjadi produk olahan berupa manisan pepaya, dodol pepaya,
dan selai pepaya serta kerajinan sulam pita berupa saputangan. Pelatihan ini dilaksanakan,
selama 2 hari yaitu pada hari jumat, 18 Agustus, dan hari sabtu, 19 Agustus 2014 dari pukul
08.00 sampai dengan 12.00 wita dan diikuti oleh 30 orang peserta siswa Sekolah Luar Biasa
(SLB) bagian B Singaraja.
Selama kegiatan pelatihan berlangsung semua peserta hadir 100% dan tetap semangat
mengikuti kegiatan pelatihan sampai selesai. Hal yang cukup menarik yaitu sebagian besar
peserta laki-laki banyak yang tertarik untuk mengikuti kegiatan pelatihan membuat produk
makanan dari pepaya. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan memasak tidak hanya
didominasi oleh siswa perempuan, siswa laki-laki juga mampu mengolah berbagai produk
makanan dari pepaya yang berupa manisan papaya, dodol papaya, dan selai papaya.
Pelaksanaan kegiatan berlangsung dengan lancar dan tidak mengalami suatu hambatan
Tingkat keberhasilan pelatihan ini dilakukan melalui pengamatan langsung yang
dilakukan oleh instruktur melalui penilaian kinerja para peserta dalam proses persiapan,
pelaksanaan, dan evaluasi dalam pembuatan produk olahan pepaya dan kerajinan sulam pita
dengan mengacu pada indikator yang tercantun dalam rubrik yang telah disiapkan.
11
Selain pengamatan langsung melalui penilaian kinerja para peserta. tingkat
keberhasilan program pelatihan ini juga dilakukan melalui evaluasi pada tingkat kehadiran
dan respon peserta. Selanjutnya hasil akhir penilaian kinerja dan respon peserta dirata-ratakan
dan dikonversi menggunakan pedoman konversi sebagai berikut:
Tabel 1 Pedoman Hasil Evaluasi
No Rentangan Nilai Katagori
1 85 – 100 4 Sangat baik
2 70 – 84 3 Baik
3 55-69 2 Cukup
4 < 54 1 Kurang
Hasil pengamatan para instruktur menunjukkan bahwa peserta pelatihan menunjukkan
kinerja yang baik mulai dari persiapan sampai akhir pelaksanaan kegiatan, dan sebagian besar
mampu membuat produk sesuai dengan yang diharapkan. Pada tahap persiapan siswa mampu
mempersiapkan dengan cekatan dan rapi segala keperluan yang dibutuhkan untuk kegiatan
baik berupa bahan maupun alat. Pada tahap pelaksanaan peserta mampu bekerja dengan sigap
dan sabar sehingga mampu menghasilkan produk olahan pepaya dan kerajinan sulam pita
sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Diakhir kegiatan para peserta juga bertanggungjawab
untuk membereskan semua perlengkapan baik alat maupun bahan yang sudah selesai
digunakan. Di samping itu para peserta juga sangat antusias dan aktif dalam mengikuti
kegiatan pelatihan dari awal sampai akhir. Hal ini nampak melalui interaksi intensif yang
terjadi antara peserta dengan instruktur, serta dari 30 peserta yang ditetapkan semuanya hadir
dan menyatakan senang dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan yang diberikan. Jadi
kehadiran peserta dalam kegiatan pelatihan mencapai 100%. Hal ini menunjukkan respon
peserta terhadap kegiatan pelatihan sangat positif. Dari metode ceramah dan demontrasi yang
diterapkan pada kegiatan pelatihan tersebut, nampaknya peserta memahami materi pelatihan
ini dengan baik. Hal ini terlihat dari kemampuan peserta membuat produk yang dapat
menghasilkan produk sesuai kriteria yang diharapkan. Para peserta juga hampir semuanya
tertarik untuk mencoba dan mengembangkannya menjadi peluang usaha. Dengan demikian
ke depannya peserta pelatihan mampu menjadi insan yang mandiri.
12
A. Pembahasan
Hasil pengamatan para instruktur menunjukkan bahwa peserta pelatihan menunjukkan
kinerja yang baik mulai dari persiapan sampai akhir pelaksanaan kegiatan, dan sebagian besar
mampu membuat produk sesuai dengan yang diharapkan.
Berdasarkan hasil kegiatan pelatihan yang ditunjukkan oleh para peserta dapat
dinyatakan bahwa kegiatan pelatihan ini merupakan keterampilan yang tergolong mudah,
karena alat yang digunakan sederhana, bahan-bahannya banyak tersedia disekitarnya serta
cara membuatnya juga tidak terlalu sulit. Sehingga para peserta berkeinginan untuk
mencoba mempraktekkan kegiatan ini di rumah dan menjadikannya sebagai suatu peluang
usaha. Pelatihan ini sangat sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh peserta untuk menjadi
sumber penghasilan tambahan dan meningkatkan wawasan berwirausaha, sehingga
memotivasi peserta untuk dapat memulai usaha dengan modal terbatas.
Berdasarkan pedoman evaluasi tingkat keberhasilan program ini, rentangan nilai
peserta adalah 90, termasuk kategori sangat baik, dengan demikian hasil evaluasi tersebut
dapat disimpulkan bahwa kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat ini berhasil dilaksanakan di
Sekolah Luar Biasa (SLB) bagian B Singaraja .
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari uraian laporan kegiatan Pengabdian pada masyarakat tersebut dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Kegiatan yang diberikan kepada siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) bagian B Singaraja
adalah merupakan kegiatan dalam bentuk pelatihan. Tujuan kegiatan ini adalah
menumbuhkan motivasi para siswa SLB bagian B Singaraja untuk memulai usaha skala kecil.
Pelaksanaan kegiatan Pengabdian pada Masyarakat ini berjalan dengan lancar, selain
itu peserta sangat antusias dan aktif dalam mengikuti pelatihan dari awal sampai akhir. Hal
ini nampak melalui interaksi intensif yang terjadi antara peserta dengan instruktur. Dari
ceramah dan demonstrasi yang dilakukan secara langsung, nampaknya peserta memahami
13
materi pelatihan dengan baik, hal ini terbukti para peserta mampu membuat produk dari
pepaya dan aneka sulam pita yang memenuhi kriteria yang diharapkan. .
Berdasarkan hasil evaluasi dapat disimpulkan bahwa kegiatan Pengabdian Pada
Masyarakat ini berhasil dilaksanakan dengan baik di Sekolah Luar Biasa (SLB) bagian B
Singaraja dan dapat memotivasi khalayak sasaran untuk mempraktikkannya dan
menjadikannya sebagai peluang usaha sehingga nantinya mampu menjadi insan yang
mandiri.
B. Saran
Setelah terlaksananya kegiatan ini dengan baik dan lancar, saran untuk kegiatan
Pengabdian Pada Masyarakat ini, sebagai berikut:
Peserta dalam pengabdian ini merasa belum berpengalaman dalam berwirausaha,
sehingga perlu diadakan pendampingan kegiatan ini secara rutin pada kelompok yang sama
guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Angendari, Diah, 2012. Pelatihan Membuat Kreasi Benda Fungsional dari Kain Flaneluntuk Menumbuhkan Jiwa Wirausaha di Sekolah Luar Biasa B Singaraja.Laporan Pengabdian Pada Masyarakat Undiksha.
Haryanto, 1998. Membuat Saus Pepaya, Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Santoso, H.B., 1998. Manisan Pepaya, Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Suprapti, M.L., 2005. Aneka Olahan Pepaya Mentah dan Mengkal, Yogyakarta: PenerbitKanisius.
Zulkarnaen, Yossi, 2008. Sulam Pita untuk Pemula, Jakarta: Penerbit Puspa Swara.
14
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1.
GAMBARAN PENERAPAN KEGIATAN PALATIHAN
Pada awal kegiatan dilakukan ceramah pada para peserta yang bertujuan memberikanpengetahuan dan pemahaman tentang pengolahan papaya dan sulam pita denganmemberikan resep-resep makanan dari papaya dan juga sulam pita. Setelah diberikanceramah Instruktur melakukan demonstrasi/pelatihan pengolahan papaya dan kerajinan sulampita yang selanjutnya diikuti oleh para siswa dengan mengikuti resep-resep yang telahdiberikan. Adapun resep-resep tersebut antara lain:
1. Manisan PepayaBahan:
- ½ kg papaya mengkal- 1 liter air- 1 sendok teh air kapur sirih- 1 sendok makan garam- 1 kg gula pasirCara Membuat:
1. Buah pepaya yang sudah dikupas dicuci bersih kemudian di iris tipis.2. Pepaya yang sudah diiris direndam dalam air yang diberi air kapur sirih dan
garam selama kurang lebih 2,5 jam.3. Pepaya diangkat dari air rendaman dan dicuci bersih4. Buat larutan gula, kemudian direbus sampai mendidih, masukkan pepaya setelah
setengah matang diangkat dan didinginkan.5. Irisan pepaya dibiarkan terendam dalam larutan gula selama 4 hari agar gula
dapat lebih meresap6. Pada hari keempat irisan pepaya ditiriskan dari air rendaman, Selanjutnya di jemur
pada sinar matahari sampai kering.7. Selanjutnya manisan pepaya dikemas dalam plastik mika atau stoples dan diberi
label, kemudian siap untuk dipasarkan.
2. Dodol PepayaBahan:
- 1 kg papaya matang yang dilender- 100 gr tepung ketan
15
- 200 gr tepung maizena- 1 kg gula pasir- 600 ml santan kental- Garam secukupnya- Platik/kulit jagung untuk mengemas/ membungkus
Cara membuat;
1. Santan dan gula dipanaskan sampai mendidih. Campur pepaya yang diblenderdengan tepung ketan dan diaduk sampai rata.
2. Masukkan adonan tepung dan pepaya ke dalam santan yang mendidih .3. Aduk-aduk sampai matang dan kalis kurang lebih 1 jam4. Angkat dan dinginkan, setelah dingin dibungkus dengan kertas atau kulit jagung.
3. Selai PepayaBahan:
- Pepaya yang diblender 1 kg- Gula pasir 300 gr- Kayu manis batang secukupnya- Cengkeh secukupnya- Garam secukupnya
Cara Membuat:
1. Masukkan pepaya yang sudah dibender, gula pasir, kayu manis dan cengkeh kedalam wajan, dipanaskan sampai mendidih dan diaduk-aduk merata. Dimasaksampai matang dan cairannya mengental. Setelah matang diangkat dandidinginkan.
2. Masukkan selai dalam botol yang telah disterilkan, beri label dan siap dipasarkan.
SULAM PITA
Teknik Dasar Menyulam
1). Membuat pola gambar
a. Menggambar langsung di atas kain atau menjiplak dengan karbon
Metode ini digunakan pada kain yang mudah digambar seperti katun. Caranya dengan
menggambar langsung pola di atas kain dengan menggunakan pensil jahit.
17
LAMPIRAN 2
PELAKSANAAN KEGIATAN PELATIHAN
A. KEGIATAN PELATIHAN MENGOLAH PEPAYA
a. Mengolah Dodol b. Mengolah Selai
c.Manisan Pepaya d.Dodol Pepaya e Selai Pepaya