laporan akhir - lppm.undiksha.ac.idlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/laporan_akhir... · rubrik...
TRANSCRIPT
1
LAPORAN AKHIR
PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M)
PENERAPAN IPTEK
PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN
PENATAUSAHAAN KEUANGAN DESA UNTUK MENINGKATKAN
AKUNTABILTAS KEUANGAN DESA PADA DESA DI KECAMATAN
TEJAKULA
Oleh:
Ni Luh Gede Erni Sulindawati, SE, Ak,M.Pd/0004096906
I Gede Agus Pertama Yudantara, SE/0026088201
Drs. Anjuman Zukhri, M.Pd/0012055302
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor: 122/UN48.15/PM/2016
Tanggal 25 Februari 2016
JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM DIPLOMA III
FAKULTAS EKONOMI
LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
TAHUN 2016
3
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................... 2 DAFTAR TABEL ...................................................................................................................... 4 PENGANTAR ........................................................................................................................... 5
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 6 1.1. Pendahuluan ................................................................................................................ 6
1.2. Analisis Situasi ........................................................................................................... 7
1.3. Identifikasi dan Perumusan Masalah......................................................................... 10
1.4. Tujuan Kegiatan ........................................................................................................ 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 12 2.1. Pelaksanaan Penatausahaan Keuangan Desa ............................................................ 12
BAB III METODE KEGIATAN ............................................................................................. 18
3.1. Khalayak Sasaran Strategis ....................................................................................... 18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 21 4.1. Hasil .......................................................................................................................... 21
4.1.1. Peserta Pelatihan dan Pendampingan ................................................................. 21
4.1.2. Penyiapan Materi ............................................................................................... 21
4.1.3. Kegiatan Pelatihan ............................................................................................. 21
4.1.4. Kegiatan Pendampingan .................................................................................... 22
4.1.5. Indikator Keberhasilan ....................................................................................... 23
4.2. Pembahasan ............................................................................................................... 25
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................ 28
5.1. Simpulan ..................................................................................................................... 28
5.2. Saran .......................................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 29
4
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Buku Kas Umum………………………………………….. 13
Tabel 2.2. Buku Bank……………………………………………….. 14
Tabel 2.3. Buku Pajak……………………………………………….. 15
Tabel 3.1. Rubrik Rubrik Penilaian Pelaksanaan Penatausahaan Keuangan
Desa Bagi Perangkat Desa …………………………………. 19
Tabel 3.2. Rubrik Sikap Yang Diamati Dalam Proses Pelatihan.....................20
Tabel 4.1. Daftar Pertanyaan Peserta Pelatihan................................................. 22
Tabel 4.2. Rubrik Penilaian Pelaksanaan Penatausahaan Keuangan Desa
Bagi Perangkat Desa....................................................... 23
Tabel 4.3. Rubrik dan Skor Rata-rata Sikap Yang Diamati Dalam Proses
Pelatihan dan Pendampingan Pelaksanaan Penatausahaan Keuangan
Desa........................................................................................ 24
5
PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-
Nya, maka kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dapat terlaksana dan dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Pelaksananan kegiatan Pelatihan Dan Pendampingan Pelaksanaan Penatausahaan
Keuangan Desa Untuk Meningkatkan Akuntabiltas Keuangan Desa Pada Desa Di
Kecamatan Tejakula mendapat dukungan baik dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat Undiksha, Kepala Desa Les dan Kepala desa Tembok di Kecamatan Tejakula,
teman-teman dosen, serta mahasiswa di jurusan Akuntansi program Diploma III, serta pihak
lainnya yang berkontribusi terhadap kegiatan pengabdian pada masyarakat ini.
Kami menyadari bahwa kegiatan ini masih banyak hal yang perlu diperbaiki oleh
karena itu, kritik dan saran yang positif untuk menyempurnakan kegiatan ini kami harapkan
dan nantikan dengan ucapan terima kasih.
Singaraja, Oktober 2016
Penulis
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Pendahuluan
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerinahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul , dan atau hak tradidional yang
diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), (Rahmah Yabbar: 2015).
Desa yang memiliki hak asal-ususl dan hak tradisional dalam mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat berperan mewujudkan cita-cita kemerdekaan berdasarkan UUD
Negara Republik Indonesia tahun 1945 perlu dilindungi diberdayakan agar menjadi kuat,
maju, mandiri, dan demokratis sehingga dapat menciptakan landasan yang kokoh dalam
melaksanakan pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur,
dan sejahtera. Landasan tersebut juga menunjang pemerintahan yang diatasnya untuk
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good government governance). Untuk
mewujudkan cita.cita tersebut perlu adanya tujuan dan asas pengaturan desa .
Tujuan ditetapkannya pengaturan desa dalam Undang-undang Nomor 6 tahun 2014
Tentang Desa yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari ketentuan sebagaimana yang
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (7) dan pasal 188 ayat (2) UUD Negara Republik
Indonesia tahun 1945 adalah (1) memberikan pengakuan dan penghormatan atas desa
yang sudah ada dengan keberagamannya sebelum dan sesudah terbentuknya NKRI; (2)
memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atas desa dalam system
ketatanegaraan Republik Indonesia demi mewujudkan keadilan social bagi seluruh
rakyat Indonesia, (3) melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan budaya masyarakat
Desa, (4) mendorong prakarsa, gerakann, dan partisipasi masyarakat Desa untuk
pengembangan potensi dan Aset Desa guna kesejahteraan bersama, (5) membentuk
pemerintahan desa yang professional, efisien, dan efektif, terbuka serta
bertanggungjawab, (6) meningkatkan pelayanan public bagi warga masyarakat Desa
guna mempercepat perwujudan kesejahteraan umum, (7) meningkatkan kesejahteraan
social budaya masyarakat Desa yang mampu memelihara kesatuan social sebagai
bagian dari ketahanan nasional, (8) memajukan perekonomian masyarakat Desa serta
mengatasi kesenjangan pembangunan nasional, dan (9) memperkuat masyarakat desa
sebagai subyek pembangunan.
7
Disamping tujuan pengaturan desa juga terdapat asas-asas pengaturan desa yang diatur
dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 meliputi rekognisi,
subsidiaritas, keberagaman, kebersamaan, kegotong royongan, kekeluargaan,
musyarawah, demokasi, kemandirian, partisipasi, kesetaran, pemberdayaan dan
keberlanjutan.
Tujuan pengaturan desa dan asas-asas pengaturan desa digunakan sebagai dasar
pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa,
pembinaan masyarakat desa, dan pemberdayaan masyarakat desa. Untuk melaksanakan
penyelenggaraan pemerintahan desa tersebut diperlukan adanya keuangan desa dan
asset desa. Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban desa. Hak dan kewajiban tersebut menimbulkan
pendapatan, belanja, pembiayaan dan pengelolaan keuangan desa. Pendapatan desa
meliputi semua penerimaan melalui rekening desa yang merupakan hak desa dalam satu
tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh desa. Pendapatan desa terdiri atas
kelompok pendapatan asli desa, transfer (dana desa, bagian dari hasil pajak daerah, dan
retribusi daerah, alokasi dana desa, dan bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota) dan pendapatan lain-lain.
Dana desa digunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan,
pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan. Menurut undang-undang no 6 tahun
2014 , dana desa diprioritaskan untuk mendanai program kegiatan yang meliputi (1)
pengentasan masyarakat miskin, (2) peningkatan pelayanan kesehatan di Desa, (3)
infrastruktur desa, dan (4) pertanian.
Pendapatan dan penggunaan dana desa tersebut perlu dilaksanakan dan ditatausahakan
dengan baik sesuai dengan aturan keuangan yang berlaku. Penatausahaan keuangan
yang baik akan meningkatkan akuntabiltas keuangan Desa.
1.2. Analisis Situasi
Kecamatan Tejakula merupakan salah satu dari sembilan wilayah kecamatan
di Kabupaten Buleleng, dengan luas wilayah 97,68 km2 (Astra Wesnawa, 2014) .
Kecamatan Tejakula terdiri dari 10 Desa Dinas, dengan jumlah penduduk 60.525 jiwa
atau 21.274 KK yang terdiri dari laki-laki 30.300 jiwa dan perempuan 30.225 jiwa.
Adapun desa yang ada di Kecamatan Tejakula adalah Desa Sembiran, Desa Pacung,
8
Desa Julah, Desa Bondalem, Desa Madenan, Desa Tejakula, Desa Les, Desa
Penuktukan, Desa Sambirenteng, dan Desa Tembok.
Dari observasi awal yang telah dilakukan diperoleh gambaran permasalahan
yang ada di Kecamatan Tejakula. Permasalahan yang dimaksud secara garis
besarnya adalah sebagai berikut: (1) Bidang Administratif, antara lain: di tingkat
kecamatan belum ada basis data sumberdaya desa, tata layanan masyarakat masih
belum optimal, RPJMD kurang menyentuh pemberdayaan masyarakat dan lebih
banyak ke arah pembangunan fisik, penerapan sistem teknologi informasi antar desa
maupun desa dan kecamatan masih kurang efektif, data kualifikasi objek wisata
belum jelas. (2) Bidang Pendidikan, antara lain: data Angka Partisipasi Kasar (APK)
belum terungkap karena tidak tersedianya basis data yang akurat, banyak anak putus
sekolah disebabkan faktor ekonomi dan jarak sekolah, belum ada peta lokasi sekolah,
data manajemen dan kinerja sekolah, data fasilitas sumberdaya sekolah, administrasi
sekolah, buta aksara, dan beasiswa, belum optimalnya penyegaran dan peningkatan
profesionalitas guru. (3) Prosedur penatausahaan keuangan desa yang belum optimal
dan (4) Tatanan Masyarakat Desa, antara lain: manajemen administrasi desa, kegiatan
masyarakat desa, tata perumahan nelayan, peternakan (sapi, babi, kambing, ayam),
sistem keamanan lingkungan, pengangguran, perbankan, industri rumahan. Setelah
didiskusikan dengan masing-masing kepala desa diperoleh kesepakatan untuk
menjadikan desa Tembok dan Desa Les sebagai khalayak sasaran pengabdian pada
masyarakat.
a. Desa Les
Desa terletak pada ketinggian 0,250 sampai 250 meter di atas permukaan laut,
dengan curah hujan rata-rata 1051 mm/tahun, dan suhu udara rata-rata 280C
sampai 310C, dengan luas wilayah Desa Les adalah 769 Ha., yang
pemanfaatannya adalah Pemukiman umum: 48,mm Ha, sawah: 30,00 Ha,
Ladang/Tegalan: 394,00 Ha, Perkebunan 45,00 Ha, Hutan Lindung: 200,00 Ha,
Kuburan: 3,00 Ha, dan Bangunan Umum: 49,00 Ha. Desa Les terdiri dari 9 dusun,
yaitu: Dusun Kanginan, Dusun Butiyang, Dusun Panjingan, DusunTegallinggah,
Dusun Kawanan, Dusun Selonding, Dusun Tubuh, Dusun Lempedu, Dusun
Penyumbahan. Dengan julmlah penduduk 7562 Jiwa atau 2096 KK, yang terdiri
dari Laki-laki: 3796 Jiwa dan Perempuan: 3766 Jiwa. Adapun batas-batas desa
adalah sebagai berikut. Sebelah Utara : Laut Bali, Sebelah Selatan: Kec.
Kintamani Kab. Bangli, Sebelah Barat: Desa Tejakula, Sebelah Timur: Desa
9
Penuktukan. Sementara orbitasi desa dengan pusat adalah: Ke Ibu Kota
Kecamatan Tejakula: 3 Km, Ke Ibu Kota Kabupaten Buleleng: 35 Km, Ke Ibu
Kota Propinsi Bali: 124 Km. Mata pencaharian penduduk desa Les secara umum
adalah Pertanian / Perkebunan, Peternakan dan Nelayan. Sektor pertanian dan
perkebunan ditunjang oleh adanya lembaga subak, yaitu : Subak Uma Wangi Bd
Selonding dan Subak Ulun Tirta Bd Kanginan. Potensi desa yang dikembangkan
antara lain pariwisata bahari, Yeh Song dan Air Terjun Les, Home Industri Jajan
Bali, Dodol, Kerupuk Manuk, kerajinan Anyaman Bambu, dan pengerajin perak.
Perangkat desa Les yang ada di Desa Les terdiri dari Perbekel atau kepala Desa,
Perbekel membawahi Sekretaris Desa, Kepala Urusan Pemerintahan (Kaur
Pemerintahan), Kepala Urusan Umum (Kaur Umum), Kepala Urusan keuangan
(Kaur Keuangan/bendahara), Kepala Urusan Pembangunan (Kaur Pembangunan)
dan Kepala Urusan Kesejahteraan Masyarakat (Kaur Kesra). Perangkat desa Les
dari observasi diketahui belum memahami cara, teknis, prosedur dan laporan
yang diperlukan untuk pertanggungjawaban keuangan desa mereka.
b. Desa Tembok
Desa Tembok berasal dari kata dinding yang berarti pagar atau batas wilayah,
menurut kisah dahulunya dihuni oleh masyarakat pindahan dari Batu Dinding wilayah
Paminggir serta perbatasan dengan Tukat Luwah yang mana tempat tersebut menjadi
batas wilayah Kabupaten Karang Asem dengan Kabupaten Buleleng, sekaligus
menjadi batas wilayah Anglurah Kiyayi Alit Mandala Mataram dengah sebutan:
Purwa Tawing Singa Praja yang berarti batas timur Kabupaten Buleleng juga Tukad
Luwah (Batas Timur Singaraja). Dari cerita di atas menunjukkan bahwa “ Desa
Tembok Kaya akan nilai Sejarah “. Desa Tembok terletak di ketinggian 200 meter
dari permukaan air laut, memiliki topografi wilayah berupa dataran rendah,
perbukitan dan pantai. Dengan Luas Wilayah Desa Tembok: 1081 Ha. Pemanfaatan
Wilayah adalah: Perkebunan: 782 Ha, Kuburan: 0,75 Ha , Perumahan: 0,60 Ha,
Tegal: 0,98 Ha, Pertokoan: 0,25 Ha, Pasar Desa: 0,20 Ha, Perkantoran: 0,15 Ha,
Perladangan: 0,81 Ha, Jalan: 20 Km. Desa Tembok terdiri dari 6 dusun: Dusun
Tembok, Dusun Bulakan, Dusun Sembung, Dusun Dadap Tebel, Dusun Yehbau,
Dusun Ngis. Jumlah penduduk: 7196 Jiwa atau 1958 KK yang terdiri dari Laki-laki:
3625 Jiwa Perempuan: 3571 Jiwa. Adapun batas-batas: Sebelah Utara: Laut Balis,
Sebelah Selatan: Kec. Kintamani Kab. Bangli, Sebelah Barat: Desa Sambirenteng,
dan Sebelah Timur: Amlapura Karangasem. Orbitasi desa dengan pusat adalah:
10
Kecamatan: 10 Km, Kabupaten; 45 Km, dan Provinsi: 131 Km. Mata pencaharian
penduduk desa Tembok secara umum adalah pertanian dan perikanan. Aktivitas
penduduk ditunjang oleh adanya lembaga subak. Lembaga subak yang ada adalah :
Subak Batu Anyar, Subak Penijoan, Subak Sembung, dan Subak Kerta Yadnya.
Perangkat desa yang ada di Desa Tembok terdiri dari Perbekel atau kepala
Desa (Jro Luh Padmawati), Perbekel membawahi Sekretaris Desa (Ketut Putra),
Kepala Urusan Pemerintahan (Kaur Pemerintahan), Kepala Urusan Umum (Kaur
Umum), Kepala Urusan keuangan (Kaur Keuangan/bendahara), Kepala Urusan
Pembangunan (Kaur Pembangunan) dan Kepala Urusan Kesejahteraan Masyarakat
(Kaur Kesra). Perangkat desa seperti bendahara dan sekretaris belum memahami
cara, teknis, prosedur dan laporan yang diperlukan untuk pertanggungjawaban
keuangan desa mereka
Dari observasi pendahuluan telah dilakukan dengan staf Kecamatan Tejakula
dan kepala desa Tembok dan Les diperoleh gambaran tentang permasalahan yang ada
terkait dengan pelaksanaan dan penatausahaan keuangan desa terutama di Desa Les
dan Desa Tembok. Perangkat desa seperti bendahara dan sekretaris belum memahami
cara, teknis, prosedur dan laporan yang diperlukan untuk pertanggungjawaban
keuangan desa mereka.
1.3. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan analisis situasi permasalahan di Kecamatan Tejakula khususnya di
Desa tembok dan Desa Les yang utama adalah sebagai berikut:
1. Belum mampu melaksanakan penatausahaan keuangan desa
2. Belum mampu menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan desa
Berdasarkan analisis situasi dan permasalahan yang ada di desa di Kecamatan
Buleleng, maka kegiatan yang akan dilaksanakan pelatihan dan pendampingan
pelaksanaan penatausahaan keuangan desa untuk meningkatkan akuntabilitas keuangan
desa pada desa di Kecamatan Tejakula.
1.4. Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan P2M ini adalah:
1. untuk meningkatkan kemampuan para perangkat desa dalam melaksanakan
penatausahaan keuangan desa di kecamatan Tejakula.
2. untuk meningkatkan kemampuan para bendahara dan sekretaris desa dalam
menyusun laporan keuangan desa yang akuntabel
11
1.5. Manfaat Kegiatan
Melalui pelatihan dan pendampingan ini diharapkan para perangkat desa mampu
melaksankan penatausahaan keuangan desa dan menyusun laporan keuangan yang
akuntanbel.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pelaksanaan Penatausahaan Keuangan Desa
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerinahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul , dan atau hak tradidional yang
diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
Menurut Pasal 24-26 peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 tahun 2014
tentang Pengelolaan Keuangan Desa, Kepala Desa dalam melaksanakan penatausahaan
keuangan desa harus menetapkan Bendahara Desa . Penetapan Bendahara Desa harus
dilakukan sebelum dimulainya tahun anggaran bersangkutan dan berdasarkan keputusan
Kepala Desa. Bendahara adalah perangkat desa yang ditunjuk oleh Kepala Desa untuk
menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, membayarkan, dan
mempertanggungjawabkan keuangan Desa dalam rangka Pelaksanaan APB Desa.
Bendahara desa wajib melakukan pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran serta
melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara tertib dan akuntabel. Akuntabilitas adalah
asas yang menentukan bawa setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan desa harus dapat dipertanggungjawabkan tidak hanya kepada Badan
Pengawas Desa dan atasan Kepala Desa, tetapi juga kepada masyarakat desa sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-udangan.
a. Penatausahaan Penerimaan
Penatausahaan penerimaan wajib dilaksanakan oleh bendahara Desa.
Penatausahaan tersebut menggunakan : (a) buku kas umum, (b) buku kas
pembantu kegiatan, (c) buku kas pembantu pajak, dan (d) buku bank. Bendahara
Desa wajib mempertanggungjawabkan penerimaan uang yang menjadi
tanggungjawabnya melalui laporan pertanggungjawaban penerimaan kepada
Kepala Desa setiap bulan dan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Laporan
pertanggungjawaban penerimaan tersebut dilampiri dengan (a) buku kas umum,
(b) buku kas pembantu kegiatan, (c) buku kas pembantu pajak, (d) buku bank, (e)
buku penerimaan lainnya yang sah.
b. Penatausahaan Pengeluaran
13
Penatausahaan pengeluaran wajib dilakukan oleh Bendaharawan Desa. Dokumen
penatausahaan pengeluaran harus disesuaikan pada peeraturan Desa tentang APB
Desa atau peraturan desa tentang perubahan APB Desa melalui pengajuan Surat
Permintaan Pembayaran (SPP). Pengajuan SPP itu harus disetujui oleh Kepala
Desa melalui pelaksanaan teknis pengelola keuangan Desa (PTPKD/ Bendahara
Desa atau pembantu bendahara Desa . Bendahara desa wajib
mempertanggungjawabkan pengeluaran kepada desa palinfg lambat tanggal 10
bulan berikutnya. Dokumen yang digunakan bendahara desa dalam
melaksanakan penatausahaan pengeluaran meliputi : buku kas umum, buku
pembantu pajak, buku bank dan buku kas pembantu kegiatan,.
Adapun bentuk buku-buku tersebut dapat ditunjukan pada tabel 2 1, 2. 2 dan
2.3 berikut ini.
Tabel 2.1 BUKU KAS UMUM
KECAMATAN : SIMULASI
DESA : SIMULASI
TAHUN ANGGARAN 2013
No. TANG
GAL
KODE
REKENING
URAIAN
PENERIMA
AN
PENGELU
ARAN NOMOR BUKTI
JUMLAH
PENGELUAR
AN KUMULATIF
SALDO
( Rp ) ( Rp ) ( Rp )
1 2 4 5 6 7
JUMLAH
Saldo Kas Desa Simulasi per 30 Januari 2013 sebesar
( dua puluh dua juta tiga ratus enam puluh tujuh ribu rupiah )
Terdiri dari :
a. Tunai
b. Saldo Bank
c. Surat Berharga
Desa Simulasi, 31 Januari 2013
Mengetahui,
KEPALA
DESA BENDAHARA DESA,
14
……
……
…...
…………………………………
Tabel 2
BUKU BANK DESA
KECAMATAN : SIMULASI
DESA : SIMULASI
TAHUN ANGGARAN 2013
TANGGAL
TRANSAKSI
URAIAN
TRANSAKSI
BUKTI
TRANSAKSI
PEMASUKAN PENGELUARAN SALDO
SETORAN
BUNGA
BANK PENARIKAN PAJAK
BIAYA ADMINISTRASI
(Rp.)
(Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) ( Rp )
1 3 2 4 5 6
JUMLAH
Desa Simulasi, 31 Januari 2013
MENGETAHUI
KEPALA DESA,
BENDAHARA DESA,
…………………………………
…………………………………
15
Tabel 2.3
PEMERINTAH KABUPATEN ……………..
DESA : SIMULASI
KECAMATAN : SIMULASI
BUKU PAJAK
TANGGAL URAIAN PEMOTONGAN (Rp) PENYETORAN
(Rp) SALDO
JUMLAH 0 0 0
Desa Simulasi, 31 Januari 2013
Mengetahui,
KEPALA DESA
BENDAHARA
……………………
……………………
c. Pelaporan
Dalam melaksanakan tugas, kewenangan, hak dan kewajibannya kepala
desa wajib : menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa (LPPD)
setiap akhir tahun anggaran kepada Bupati/walikota, menyampaikan laporan
penyelenggaraan pemerintahan desa (LPPD) pada akhir masa jabatan kepada
Bupati/walikota, dan menyampaikan laporan keterangan penyelenggaraan
pemerintahan desa (LPPD) secara tertulis setiap akhir tahun anggaran kepada
Bupati/walikota.
Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa akhir tahun anggaran adalah
laporan penyelenggaraan pemerintahan kepada bupati/walikota sebagai bentuk
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi, meliputi laporan semua
kegiatan desa berdasarkan wewenang desa yang ada serta tugas-tugas keuangan
dari pemerintah, pemerintah propinsi, pemerintah kabupaten, selama satu tahun
anggaran. Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa paling sedikit memuat :
pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintahan desa, pertanggungjawaban
16
pelaksanaan pembangunan, pelaksanaan pembinaan kemasyarakatan, dan
pelaksanaan pemberdayaan masayarakat.
Laporan keterangan penyelenggaraan pemerintahan desa adalah proses
kegiatan kepala desa kepada masyarakat desa melalui BPD sebagai bentuk
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi, yang meliputi keterangan
seluruh proses pelaksanaan perturan-peraturan desa termasuk APB Desa.
Laporan pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintahan desa tersebut
terdiri dari laporan keuangan administrasi badan permusyawaratan desa,
laporan realisasi penggunaan anggaran desa, laporan alokasi dana desa, laporan
pertanggungjawaban bantuan keuangan desa, dan laporan realisasi pelaksanaan
anggaran pendapatan dan belanja Desa.
Laporan keuangan administrasi badan permusyawaratan desa adalah
laporan administrasi keuangan BPD yang bersumber dari anggaran pendapatan
dan belanja setiap tahun yang disampaikan kepada kepala desa selaku pemegang
kekuasaan pengelolaan keuangan desa yang disampaikan secara tertulis.
Laporan realisasi penggunaan anggaran desa adalah laporan yang
disampaikan oleh kepala desa kepada bupati setiap akhir semester yang
selanjutnya dilaporkan oleh bupati kepada Menteri yag menangani Desa dalam
bentuk laporan konsolidasi. Laporan konsolidasi adalah laporan gabungan
realisasi penyaluran dan penggunaan dana desa dari seluruh desa yang ada di
kabupaten/kota yan dilakukan setiap tahun. Apabila kepala desa terlambat
menyampaikan laporannya akan berakibat penundaaan penyaluran dana.
Laporan alokasi dana desa adalah laporan atas kegiatan-kegiatan dalam
anggaran pendapatan dan Belanja desa yang dibiayai dari alokasi dana desa.
Laporan alokasi dana desa ini ada dua yaitu laporan berkala yang berisi laporan
pelaksanaan atau realisasi penerimaan dan belanja alokasi dana desa setiap bulan
dan laporan akhir yang mencakup perkembangan pelaksanaa dan penyerapan
dana, masalah yang dihadapi dan rekomendasi penyelesaian akhir penggunaan
alokasi dana desa. Penyampain laporan ini dilaksankan melalui jalur struktural
yaitu dari tim pelaksana tingkat desa dan diketahui kepala desa, ke tim
pendamping tingkat kecamatan secara bertahap.
Laporan pertanggungjawaban bantuan keuangan desa adalah laporan
pertanggungjawaban yang dibuat setelah pemohon mendapat bantuan keuangan
desa selambat-lambatnya tiga bulan setelah diterimanya bantuan tersebut yang
17
mencakup nama desa, besar bantuan keuangan. Jenis kegiatan pembangunan,
dana yang sudah dicairkan, perkembangan fisik dan foto kegiatan pembangunan
fisik 0%, 50 % dan 100%.
Laporan realisasi pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja Desa
adalah laporan yang disampaikan oleh kepala desa kepada Bupati berupa laporan
semester pertama dan semester akhir tahun yang berisi realisasi pelaksanaan
anggaran tersebut. Laporan pertanggungjawaban ini dilampiri juga laporan
kekayan milik desa dan laporan program pemerintah dan Pemerintah daerah yang
masuk desa.
18
BAB III
METODE KEGIATAN
3.1. Khalayak Sasaran Strategis
Khalayak Sasaran strategis adalah perangkat desa yang terdiri dari kepala desa,
bendahara dan sekretaris desa dan perangkat desa lainnya yang berada di desa Les dan
desa Tembok di wilayah Kecamatan Tejakula yang berjumlah 25 Orang.
3.1. Keterkaitan
Program P2M yang akan dilaksanakan ini berkaitan dengan (1) Kepala Desa yang
berada di kecamatan Tejakula yang menyediakan informasi mengenai perangkat desa yang
akan diberikan pelatihan dan pendampingan pelaksanaan penataanusahaan keuangan desa
dan (2) LPM Undiksha sebagai penilai keberhasilan program.
3.4. Metode Kegiatan
Metode kegiatan P2M ini dalam bentuk pelatihan dan pendampingan pelaksanaan
penatausahaam keuangan desa dan penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan desa
bagi perangkat desa yang berada di desa Les dan Tembok dikecamatan Tejakula. Untuk
dapat melaksanakan kegiatan ini dengan baik dan terarah maka metode kegiatan yang
dilakukan adalah dirancang dengan sistematis dalam beberapa tahapan.
Adapun tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan ini yang dilakukan adalah :
a. Penyiapan berbagai adiministrasi yang mungkin diperlukan
b. koordinasi dengan kepala Camat Tejakula dan Kepala Desa Les dan Tembok
c. Penyiapan materi pelatihan tentang pelaksanaan penatausahaan keuangan desa
d. Penyiapan Nara Sumber yang kompeten dan relevan dengan materi yang
disiapkan.
e. Penyiapan Jadwal pelatihan dan pendampingan
2. Tahap Implementasi
Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan adalah :
a. Pelatihan pelaksanaan penatausahaan keuangan desa bagi perangkat desa
b. Pendampingan pelaksanaan penatusahaan keuangan desa
3. Tahap Monitoring
19
Pada Tahap monitoring kegiatan yang dilakukan adalah pengawasan/ monitoring
terhadap implementasi kegiatan yang telah disusun.
4. RANCANGAN EVALUASI
a. Evaluasi dilakukan untuk menilai kemampuan perangkat desa dalam
melaksanakan penatausahaan keuangan desa
b. Skor penilaian dihitung berdasarkan perbandingan skor perolehan dengan
skor maksimal dikalikan 100%. Apabila skor penilaian yang dicapai lebih dari
80 dapat diartikan bahwa perangkat desa sudah dapat melaksankan
penatausahaan keuangan desa dengan baik. Rubrik Penilaian tersebut dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rubrik Penilaian Pelaksanaan Penatausahaan Keuangan Desa Bagi
Perangkat Desa
NO
ITEM
DESKRIPSI SKOR
MAKSIMAL
SKOR
PEROLEHAN
1. Mampu melaksanakan dan menata
penerimaan desa dengan membuat
buku kas umum, (b) buku kas
pembantu kegiatan, (c) buku kas
pembantu pajak, dan (d) buku bank
dengan benar dan tepat
2 Mampu membuat catatan dan laporan
mengenai penatausahaan pengeluaran
dana melalui dokumen buku kas
umum, buku pembantu pajak, buku
bank dan buku kas pembantu kegiatan
dengan benar dan tepat
3 Memahami prosedur pencairan dana
yang berasal dari Pemerintah pusat,
maupun daerah dengan tepat dan benar
4 Mampu menyusun laporan keuangan
desa dengan tepat dan benar
5 Memahami prosedur pelaporan
20
realisasi penggunaan angaran dengan
tepat dan benar
JUMLAH SKOR
Skor Penilaian = Skor perolehanX 100%
Skor Maksimal
2. Sedangkan untuk mengaveluasi kebermanfaatan kegiatan dari sikap perangkat desa
dalam proses pelatihan dan pendampingan. Nilai sikap dihitung melalui perbandingan
antara jumlah skor yang diperoleh dengan jumlah skor maksimal dikalikan 100%.
Apabila skor nilai sikap di atas 80 maka berarti pelatihan dan pendampingan
pelaksanaan penatausahaan keuangan desa bagi perangkat desa dapat diterima
dengan baik.
Rubrik sikap yang diamati dalam proses pelatihan adalah sebagai berikut:
NO NAMA
PESERTA
PELATIHAN
ASPEK
PARTISIP
ASI
1-2
ASPEK
MOTIVA
SI
1-2
ASPEK
KERJASAMA
1-2
ASPEK
INISIAT
IF
1-2
JUMLA
H SKOR
1
2.
Dst
Keterangan Skor
Skor 2 : jika aspek yang dinilai dilaksanakan dengan baik
Skor 1 : Jika aspek yang dinilai dilaksanakan kurang baik
Nilai Sikap = Jumlah skor yang diperolehX 100%
Jumlah skor maksimal
21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Sesuai dengan rencana kegiatan yang telah ditentukan sebelum kegiatan
pelatihan dilaksanakan, kegiatan ini diawali dengan penyiapan berbagai administrasi
yang diperlukan antara lain permohonan izin melaksanakan pengabdian masyarakat,
koordinasi dengan Kepala Desa Tembok dan Kepala Desa Les untuk menentukan
jadual kegiatan pelatihan dan pendampingan, penyiapan materi pelatihan tentang
pelatihan tentang penyusunan laporan keuangan desa sesuai dengan aturan yang
berlaku.
4.1.1. Peserta Pelatihan dan Pendampingan
Peserta pelatihan dan pendampingan kegiatan ini adalah Prebekel desa, staf
desa yang terdiri dari sekretaris desa, bendahara desa dan kelian dusun yang ada di
Desa Les dan Tembok yang berkepentingan dan bertangungjawab terhadap laporan
keuangan desa
Kegiatan ini diawali dengan kegiatan pelatihan dan dilanjutkan dengan
beberapa kali pendampingan sampai staf desa mampu menyusun laporan keuangan
desa..
4.1.2. Penyiapan Materi
Materi yang disiapkan pada pelatihan dan pendampingan kegiatan ini meliputi
materi pelatihan yang berkaitan dengan (1) peelaksanaan dan penataan penerimaan
desa (2) pembuatan catatan dan laporan mengenai penatausahaan pengeluaran dana
(3) pembuatan catatan dan laporan mengenai penatausahaan pengeluaran dana, (4)
penyusunan laporan keuangan desa melalui dokumen buku kas umum, buku
pembantu pajak, buku bank dan buku kas pembantu kegiatan, dan (5) prosedur
pelaporan realisasi penggunaan angaran.
4.1.3. Kegiatan Pelatihan
Adapun rincian kegiatan pelatihan dan pendampingan adalah sebagai berikut:
kegiatan pelatihan dan pendampingan yang telah dialakukan oleh tim pelaksana dan
tenaga lapangan berlangsung mulai dari tanggal 17 Juni, 8 Juli, 9 Juli , 17 Juli , 24 Juli
2016. Kegiatan pendampingan , monitoring, da evaluasi di desa Tembok dilaksanakan
pada tanggal 25 September, 22 Oktober dan 28 Oktober 2016, sedangkan pendampingan ,
22
monitoring, da evaluasi di desa Les dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus, 9 Oktober,
dan 16 Oktober 2016.
Kegiatan ini diawali dengan penyampaian materi buku kas umum, buku bank
dan buku pajak, dilanjutkan dengan memberikan pelatihan tentang prosedur dan
langkah-langkah dalam menyusun buku kas umum, buku bank dan buku pajak,
dilanjutkan dengan diskusi dan praktek menyusun buku kas umum, buku bank dan buku
pajak. Diskusi ini berlangsung dengan tertib dan terarah. Pada saat diskusi peserta
berperan aktif bertanya terkait dengan permasalahan yang mereka hadapi di usaha
mereka masing-masing. Adapun pertanyaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. DAFTAR PERTANYAAN PESERTA PELATIHAN
No Nama Nama Desa Pertanyaan
1. I Ketut Putra
Tembok Bagaimana Cara Menentukan Jumlah
Pengeluaran Kumulatif Dan Saldo
Dalam Buku Kas Umum ?.
2. Ketut Trisaya
Les Bukti transaksi yang mana saja yang
dimasukkan ke dalam buku bank?.
3. Gede Susila
Les Bagaimana cara menghitung besarnya
pajak yang harus dibayar dan
dilaporkan ke kzntor pajak ?
4. Gede Sutapa
Tembok Pengeluaran apa saja yang dapat di
bebankan pada dana desa?
5. Nyoman Giriana
Les Bagaiman cara mengetahuai besarnya
jumlah bunga bank yang
diperhitungkan ?
4.1.4. Kegiatan Pendampingan
Setelah kegiatan pelatihan diselesaikan peserta didampingi untuk menyusun
dan menata keuangan desa melalui laporan keuangan desa yag berisi buku kas umum,
buku bank dan buku pajak , kegiatan ini berlangsung selama empat hari, dua hari
didesa tembok dan dua hari di desa Les . Kegiatan pendampingan di desa Tembok
dilaksanakan pada tanggal 25 September, dan 22 Oktober 2016, sedangkan pendampingan
di desa Les dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus dan 9 Oktober. Peserta dengan tekun
23
dan antusias menyusun laporan tersebut dan langsung menanyakan apabila ada yang
hal-hal yang belum mereka ketahui.
4.1.5. Indikator Keberhasilan
Setelah dilakukan pelatihan dan pendampingan pelaksanan penatausahaan
keuangan Desa pada pejabat desa dilanjutkan dengan evaluasi terhadap
penatausahaan keuangan desa yang telah disusun oleh pejabat desayang diberikan
pelatihan dan pendampingan. Evaluasi ini dilakukan dengan menilai kemampuan
peserta menatausaha keuangan desa yang berbentuk buku kas umum, buku bank dan
buku pajak. Sedangkan kebermanfaatan kegiatan dinilai dari sikap peserta dan
pejabat desa terhadap kegiatan pelatihan dan pendampingan yang telah dilakukan.
Rubrik dan skor rata–rata penilaian penatausahaan keuangan desa dapat
dilihat pada tabel 4.2. dan table 4.3.
Tabel 4.2. Rubrik Penilaian Pelaksanaan Penatausahaan Keuangan Desa Bagi
Perangkat Desa
NO
ITEM
DESKRIPSI SKOR
MAKSIMAL
SKOR
PEROLEHAN
Rata-Rata
1. Mampu melaksanakan dan menata
penerimaan desa dengan membuat
buku kas umum, (b) buku kas
pembantu kegiatan, (c) buku kas
pembantu pajak, dan (d) buku bank
dengan benar dan tepat
100 84,00
2 Mampu membuat catatan dan laporan
mengenai penatausahaan pengeluaran
dana melalui dokumen buku kas
umum, buku pembantu pajak, buku
bank dan buku kas pembantu kegiatan
dengan benar dan tepat
100 85.23
3 Memahami prosedur pencairan dana
yang berasal dari Pemerintah pusat,
maupun daerah dengan tepat dan benar
100 84.77
24
4 Mampu menyusun laporan keuangan
desa dengan tepat dan benar
100 85.23
5 Memahami prosedur pelaporan
realisasi penggunaan angaran dengan
tepat dan benar
100 84.55
JUMLAH SKOR 500 423.77
Skor Penilaian = 423,77 X 100% = 84,75 %
500
Dari Tabel 4.2. skor penilaian yang dicapai peserta yang mengikuti pelatihan
dan pendampingan sebesar 84.75% yang dapat diartikan bahwa peserta mengikuti
pelatihan dan pendampingan pelaksanaan penatausahaan keuangan desa dengan
kreteria baik.
Evaluasi kebermanfaatan kegiatan ini dilihat dari sikap peserta pejabat desa
terhadap kegiatan yang telah dilakukan. Ada empat aspek yang diamati dalam proses
pelatihan dan pendampingan kegiatan ini antara lain aspek partisipasi, aspek
motivasi, aspek kerjasama, aspek inisiatif.
Rubrik dan skor penilaian sikap peserta pejabat desa yang mengikuti
pelatihan dan pendampingan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Rubrik sikap dalam proses pelatihan Pelaksanaan Penatausahaan Keuangan
Desa Bagi Perangkat Desa
NO NAMA PESERTA PELATIHAN dan
PENDAMPINGAN
ASPEK
PARTISI
PASI
1-2
ASPEK
MOTIVASI
1-2
ASPEK
KERJASAMA
1-2
ASPEK
INISIATI
F
1-2
JUMLAH
SKOR
1. I Ketut Putra
2 2 2 2 8
2. Gede Sutapa
2 2 2 2 8
3. Nengah Budi
2 2 2 2 8
4. 1 Ketut Selamat
2 2 2 2 8
5.
Gede Pasek Atmaja
2 2 2 2 8
6.
Made Wertasih
2 2 2 2 8
25
7.
Jro Mangku Gede Mara
2 2 2 2 8
8.
Gede Arsi
2 2 2 2 8
9.
Ngh Sukarta
2 2 2 2 8
10.
Kt Suela
2 2 2 1 8
11. Ketut Maniasih
2 2 2 2 8
12.
Ketut Trisaya
2 2 2 2 8
13. Gede Susila
2 2 2 2 8
14. Gede Pasek
2 2 2 2 8
15. Nyoman Giriana
2 2 2 2 8
16.
Ketut Arsiti
2 2 2 2 8
17.
Made Kerti Asih
2 2 2 2 8
18.
Luh kartami
2 2 2 2 8
19.
Wayan Merta
2 2 2 1 7
20.
Luh Sari
2 2 2 2 8
21.
Nengah Rai
2 2 2 1 7
22.
Nyoman Darmi
2 2 2 1 7
Jumlah
173
Nilai Sikap = 173: 176X 100% = 98.30%
Dari penilaian sikap pada tabel 4.3. dengan skor 98.30% dapat dikategorikan rata-rata
sikap peserta dalam pelatihan dan pendampingan dapat menerima kegiatan ini dengan baik.
4.2. Pembahasan
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerinahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul , dan atau hak
tradidional yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), (Rahmah Yabbar: 2015).
Desa yang memiliki hak asal-ususl dan hak tradisional dalam mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat berperan mewujudkan cita-cita kemerdekaan
berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 perlu dilindungi
26
diberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis sehingga dapat
menciptakan landasan yang kokoh dalam melaksanakan pemerintahan dan
pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Landasan
tersebut juga menunjang pemerintahan yang diatasnya untuk mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik (good government governance). Untuk mewujudkan cita.cita
tersebut perlu adanya tujuan dan asas pengaturan desa . Tujuan pengaturan desa dan
asas-asas pengaturan desa digunakan sebagai dasar pelaksanaan penyelenggaraan
pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan masyarakat desa,
dan pemberdayaan masyarakat desa. Untuk melaksanakan penyelenggaraan
pemerintahan desa tersebut diperlukan adanya keuangan desa dan asset desa.
Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban desa. Hak dan kewajiban tersebut menimbulkan
pendapatan, belanja, pembiayaan dan pengelolaan keuangan desa. Pendapatan desa
meliputi semua penerimaan melalui rekening desa yang merupakan hak desa dalam
satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh desa. Pendapatan desa
terdiri atas kelompok pendapatan asli desa, transfer (dana desa, bagian dari hasil
pajak daerah, dan retribusi daerah, alokasi dana desa, dan bantuan keuangan dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi dan APBD
Kabupaten/Kota) dan pendapatan lain-lain.
Dana desa digunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan,
pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan. Menurut undang-undang no 6
tahun 2014 , dana desa diprioritaskan untuk mendanai program kegiatan yang
meliputi (1) pengentasan masyarakat miskin, (2) peningkatan pelayanan kesehatan di
Desa, (3) infrastruktur desa, dan (4) pertanian.
Pendapatan dan penggunaan dana desa tersebut perlu dilaksanakan dan
ditatausahakan dengan baik sesuai dengan aturan keuangan yang berlaku.
Penatausahaan keuangan yang baik akan meningkatkan akuntabiltas keuangan Desa.
Dari obervasi yang dilakukan diperoleh gambaran permasalahan yang ada di
Kecamatan Tejakula khususnya di desa Tembok dan Les diperoleh gambaran
tentang permasalahan yang ada terkait dengan pelaksanaan dan penatausahaan
keuangan desa terutama di Desa Les dan Desa Tembok. Perangkat desa seperti
27
bendahara dan sekretaris belum memahami cara, teknis, prosedur dan laporan yang
diperlukan untuk pertanggungjawaban keuangan desa mereka.
Melalui pelatihan dan pendampingan ini peserta pelatihan yaitu pejabat desa
yang berada di Desa Les dan Desa Tembok di Kecamatan Tejakula diberikan tata
cara menata keuangan desa yang terdiri dari penyunanan laporan buku kas umum,
buku bank dan buku pajak. Evaluasi kegiatan ini dilakukan dengan dua cara yaitu
Penilaian Pelaksanaan Penatausahaan Keuangan Desa bagi perangkat Desa dan
kebermanfaatan kegiatan.
Item yang dinilai antara lain (1) kemampuan melaksanakan dan menata
penerimaan desa dengan membuat buku kas umum, (b) buku kas pembantu
kegiatan, (c) buku kas pembantu pajak, dan (d) buku bank dengan benar dan tepat,
(2) kemampuan membuat catatan dan laporan mengenai penatausahaan pengeluaran
dana melalui dokumen buku kas umum, buku pembantu pajak, buku bank dan buku
kas pembantu kegiatan dengan benar dan tepat, (3) Kemampuan membuat catatan
dan laporan mengenai penatausahaan pengeluaran dana melalui dokumen buku kas
umum, buku pembantu pajak, buku bank dan buku kas pembantu kegiatan dengan
benar dan tepat, (4) kemampuan menyusun laporan keuangan desa dengan tepat dan
benar , dan (5) kemampuan memahami prosedur pelaporan realisasi penggunaan
angaran dengan tepat dan benar.
Dari evaluasi yang dilakukan dengan menilai kemampuan peserta
menatausaha keuangan desa yang berbentuk buku kas umum, buku bank dan buku
pajak terhadap kegiatan pelatihan dan pendampingan yang telah dilakukan. diperoleh
skor penilaian sebagai berikut. Skor penilaian yang dicapai peserta mengikuti
pelatihan dan pendampingan sebesar 84.75% yang dapat diartikan bahwa peserta
mengikuti pelatihan dan pendampingan pelaksanaan penatausahaan keuangan desa
dengan kreteria baik.
Evaluasi kebermanfaatan kegiatan ini dilihat dari sikap peserta pejabat desa
terhadap kegiatan yang telah dilakukan. Ada empat aspek yang diamati dalam proses
pelatihan dan pendampingan kegiatan ini antara lain aspek partisipasi, aspek
motivasi, aspek kerjasama, aspek inisiatif. Skor penilaian sikap yang diperoleh adalah
98.30% dapat dikategorikan rata-rata sikap peserta dalam pelatihan dan
pendampingan dapat menerima kegiatan ini dengan baik.
28
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Dari Hasil dan pembahasan kegiatan pelatihan dan pendampingan ini peserta
pelatihan yaitu pejabat desa yang berada di Desa Les dan Desa Tembok di
Kecamatan Tejakula dapat disimpulkan peserta sudah mampu melakukan
penatausahaan keuangan dengan penilaian (1) peelaksanaan dan penataan penerimaan
desa (2) pembuatan catatan dan laporan mengenai penatausahaan pengeluaran dana
(3) pembuatan catatan dan laporan mengenai penatausahaan pengeluaran dana, (4)
penyusunan laporan keuangan desa melalui dokumen buku kas umum, buku
pembantu pajak, buku bank dan buku kas pembantu kegiatan, dan (5) prosedur
pelaporan realisasi penggunaan angaran dengan skor sebesar 84.75% yang dapat
diartikan bahwa peserta mengikuti pelatihan dan pendampingan pelaksanaan
penatausahaan keuangan desa dengan kreteria baik.
Kegiatan pelatihan dan pendampingan ini dapat dikategorikan bermanfaat
bagi peserta dilihat dari sikap peserta terhadap kegiatan yang telah dilakukan yang
melalui aspek partisipasi, aspek motivasi, aspek kerjasama, dan aspek inisiatif.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil kegiatan pelatihan dan pendampingan ini dapat disarankan
agar peserta terutama pejabat desa dapat meningkatkan ketrampilan penggunaan
aplikasi komputer khususnya program microsoft Excel untuk memudahkan
penyusunan laporan keuangan desa.
29
DAFTAR PUSTAKA
Astra Wesnawa I Gede, 2014, Ipteks Bagi Wilayah Kecamatan Tejakula, Laporan
Pengabdian pada Masyarakat
Rahmah Yabbar dkk, 2015, Tata Kelola Pemerintahan Desa, Surabaya, Penerbit Pustaka
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan
Desa
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014