laporaljln bab ii
DESCRIPTION
,llljlTRANSCRIPT
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI
A. KEADAAAN GEOGRAFIS
Desa Balumbung merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah
Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng. Secara Geografis Desa Balumbung
berada diwilayah pegunungan degan kondisi alam yang berbukit dengan sumber
mata pencaharian utama adalah berkebun. Hampir seluruh penduduk Desa
Balumbung bermata pencaharian utama adalah Berkebun dengan tanaman utama
adalah Kopi, Cengkeh, Kakao namun masih ada sebagian masyarakat yang masih
tetap melakukan usaha perkebunan dengan jenis komuditas tanaman jagung.
Selain itu beberapa jenis tanaman sela seperti nangka, pete, sukun, langsat,
rambutan dan durian serta pisang dirasakan cukup memberikan kontribusi dalam
menopang kehidupan masyarakat di Desa Balumbung sebagai sumber
penghasilan sehari-hari. Kondisi iklim yang cukup sejuk dan dingin dengan
didukung oleh lahan yang subur memungkinkan berbagai jenis tanaman dapat
tumbuh dan berkembang didesa tersebut sebagai bukti beberapa warga telah
mengembangkan tanaman pala sebagai tanaman produktif jangka panjang dan
memiliki nilai jual yang cukup tinggi karena merupakan salah satu jenis tanaman
komuditas ekspor.
9
a. Letak Desa
Adapun batas-batas wilayah administratif wilayah Desa Balumbung
yaitu sebagai berikut:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Bonto Tappalang dan Desa Labbo.
b. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Ereng-ereng.
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Campaga.
d. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Bonto Tappalang.
b. Administrasi Desa
Desa Balumbung yang terletatak diwilayah adminisratif kecamatan
Tompobulu kurang lebih 5 km dari ibu kota Kecamatan Tompobulu dengan
lama jarak tempuh 15–20 menit dan 29 km dari ibu Kota Kabupaten Bantaeng
dengan jarak tempuh kurang lebih 40–60 menit dan dengan ketinggian 100–
500 mdpl. Luas Wilayah Desa Balumbung 6,08 km2 yang terdiri dari 2 Dusun
yaitu Dusun Pakku dan Dusun Kassiloe yang dihuni oleh 456 Kepala
keluarga.
c. Topografi
Luas dan ketinggian Desa Balumbung :
No Ketinggian (MDPL) Luas (Km) %
1 100 – 500 -
2 Luas Desa Balumbung 6.08 100
Sumber : Profil Kabupaten Bantaeng 2007
10
d. Geologis Desa
Desa Balumbung terletak di daerah pegunungan yang memanjang ke
utara sampai dengan kaki Gunung Lompobattang memiliki potensi untuk
dikembangkan usaha perkebunan rakyat dan pengembangan hutan
kemasyarakatan.
Selain tersebut diatas, dikenal sebagai penghasil komoditas kopi, kakao
dan cengkeh.
e. Iklim dan Curah Hujan
Secara geografis, kondisi iklim di desa Balumbung cukup sejuk dan
dingin pada saat musim hujan rata-rata antara bulan November sampai April
dengan temperatur suhu antara 5–20 derajat celcius. Musim kemarau antara
bulan Agustus sampai Oktober.
f. Hidrologi dan Tata Kelola Air
Berdasarkan hasil pemetaan sosial dan sumber daya Desa Balumbung
potensi sumber air bersih berupa 2 buah mata air yang salah satunya terletak
di Dusun Kassiloe dan satu buah berada di luar desa yaitu desa
BontoTappalang, potensi sumber air bersih ini cukup besar untuk pemenuhan
akan air bersih yang digunakan untuk kebutuhan konsumsi, mencuci dan
kakus bagi masyarakat yang berada di dua dusun yakni pakku dan Kassiloe.
11
Pemamfaatan sumber air bersih melalui sistem perpipaan yang awalnya
menggunakan Salu Bulo (bambu) yang pengadaan bahan dan alat serta
pekerjaannya dilakukan secara swadaya.
B. Keadaan Demografi
1. Jumlah Penduduk
Menurut data sekunder yang diperoleh dari kantor Desa Balumbung
Kabupaten Bantaeng pada bulan Juli 2009, tercatat sebanyak 1848 penduduk
di Desa Balumbung, yang terdistribusi kedalam 456 Kepala Keluarga.
Sedangkan data primer yang kami dapatkan sebanyak 1665 penduduk yang
terdistribusi ke dalam 392 Rumah Tangga. Hal ini disebabkan karena
kebanyakan penduduk Dusun Pannambungan menganut sistem extended
family, dimana dalam satu rumah tangga, kadang terdiri dari beberapa kepala
keluarga.
Menurut wawancara yang dilakukan dengan pemerintah desa, jumlah
penduduk yang mengalami fluktuasi dari bulan ke bulan disebabkan karena
beberapa penduduk Desa Balumbung meninggalkan desa ini dalam bulan
atau waktu-waktu tertentu. Seperti menjadi pekerja di luar kota, bahkan
menjadi TKI di luar negeri.
2. Jenis Kelamin
Dari pendataan yang dilakukan diperoleh bahwa jumlah penduduk
Desa Balumbung yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak (53,4%)
dibandingkan dengan penduduk yang berjenis kelamin laki-laki (46,6%).
12
Berikut tabel distribusi jumlah penduduk di Desa Balumbung menurut
jenis kelamin:
Tabel 1Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Desa Balumbung Kec.
Tompobulu Kabupaten Bantaeng Tahun 2009
No Jenis KelaminDusun Pakku Dusun Kassi Loe
n % n %1 Laki-laki 426 48,7 349 44,22 Perempuan 449 51,3 441 55,8
Total 875 100 790 100 Sumber: Data Primer, Juli 2009
3. Kelompok Umur
Dari hasil pendataan diperoleh bahwa jumlah penduduk di Desa
Balumbung yang paling banyak berada pada umur dewasa tua yakni 25-40
tahun (26,4%) dan yang paling sedikit pada kisaran umur 0-11 bulan (1,5%).
Berikut tabel distribusi penduduk Desa Balumbung menurut
kelompok umur :
Tabel 2Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur Di Desa Balumbung
Kec. Tompobulu Kab. Bantaeng Tahun 2009
No Kelompok Umur Jumlah %1 0 - 11 bulan 25 1,52 1 - 4 tahun 93 5,63 5 – 14 tahun 231 13,94 15 – 24 tahun 339 20,45 25 – 40 tahun 544 32,76 41 – 64 tahun 351 21,17 > 64 tahun 82 4,9
Total 1665 100Sumber: Data Primer, Juli 2009
13
C. KEADAAN SOSIAL EKONOMI/BUDAYA
Keadaan sosial ekonomi dan budaya sangat berpengaruh terhadap
kehidupan dan kesehatan suatu kelompok masyarakat, oleh karena itu faktor
sosial ekonomi sangat penting untuk diperhatikan demi meningkatkan status
derajat kesehatan. Keadaan sosial ekonomi dan budaya Desa Balumbung
cukup beragam mulai dari agama, tingkat pendidikan, dan mata pencaharian.
a. Agama
Penduduk Desa Balumbung seluruhnya memeluk agama Islam
dan berdasarkan hasil peninjauan lokasi terdapat 8 masjid sebagai sarana
peribadatan untuk masyarakat setempat yang seluruhnya muslim.
Sehingga dapat disimpulkan kehidupan kerohanian cukup baik. Hal ini
ditandai dengan kuantitas penduduk yang melakukan shalat lima waktu
dan shalat jum’at. Tiga masjid di Dusun Pakku serta lima masjid di
Dusun Kassi Loe.
b. Pendidikan
Profil pendidikan memberikan gambaran potensi sumberdaya
manusia. Pendidikan maupun skill penduduk Khususnya di desa
Balumbung yang dikategorikan rendah. Hal ini disebabkan karena
fasilitas sarana dan prasarana pendidikan sangat terbatas, fasilitas
pendidikan dasar yang hanya terdiri dari 2 buah sarana pendidikan dasar,
yaitu SDN No. 58 Balangkabbong yang terdapat di Dusun Pakku dan SD
Inpres Kassi loe yang terdapat di Dusun Kassi loe. sehingga membuat
14
masyarakat yang berkeinginan untuk melanjutkan kejenjang yang lebih
tinggi (SMP) ke desa tetengga (Kel. Campaga) atau ke kelurahan
Banyorang yang akses transportasinya belum begitu lancar, setiap hari
mereka harus menggunakan jasa angkutan mobil mikrolet dengan
mengeluarkan biaya rata-rata Rp 2000,-/hari biaya rutin ini dirasakan
berat oleh sebagian orang tua siswa, terutama bagi orang miskin sehingga
banyak anak yang lebih memilih membantu orang tuanya bekerja di
kebun.
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas yang terdapat di Desa Nipa-nipa
Dengan jarak tempuh + 12 Km dari Desa Balumbung dengan Biaya yang
digunakan rata–rata Rp. 6000,-/perhari merupakan Alternatif Utama bagi
siswa yang telah tamat SMP namun ada juga lebih memilih sekolah di
SMK yang berada di ibu kota kabupaten Bantaeng dengan jarak tempuh +
22 kilo meter yang memaksa orang tua siswa mengeluarkan biaya untuk
pendidikan Anaknya sebesar + 10.000 perhari belum lagi kebutuhan-
kebutuhan pendidikan lainnya.
Di Desa Balumbung juga terdapat 1 unit fasilitas belajar sambil
bermain bagi Anak Usia Dini yang terletak di Dusun Pakku selain itu juga
terdapat 1 unit TK yang terletak di Dusun Kassiloe, namun kedua fasilitas
tersebut dirasa belum memadai di sebabkan keterbatasan fasilitas yang
ada selain kendala tersebut keterbatasan kafasitas dan jumlah tenaga
15
pengajar juga sangat mempengaruhi efektifitas proses belajar dan bermain
bagi anak usia dini.
Bahwa secara umum tingkat pengetahuan dan kemampuan
penguasaan teknologi masyarakat desa Balumbung masih terbelakang,
tidak terkecuali dalam setiap sektor, adalah sangat rendah. Dari
wawancara dengan sejumlah petani, diketahui bahwa dalam bekerja dan
menjalankan usaha tani, mereka memang lebih banyak mengandalkan
pengalaman dan usaha mencontoh dari apa yang dilihat.
Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap pamahaman dan
pengetahuan, termasuk pada bidang kesehatan. Seperti halnya di Desa
Balumbung, tingkat pemahaman dan pengetahuan masyarakat masih
kurang. Ditandai dengan tingkat pendidikan penduduk yang pada
umumnya berada pada tamat SD/MI/Sederajat yakni sebesar 31,5%,
sedangkan proporsi terkecil ada pada penamatan pendidikan di tingkat
perguruan tinggi hanya 2,1%. Hal tersebut dapat di lihat pada tabel
berikut:
16
Tabel 3Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendididikan Ditamatkan
Di Desa Balumbung Kec. Tompobulu Kab. BantaengTahun 2009
No Tingkat Pendidikan Jumlah %1 Tidak Pernah Sekolah 303 18,22 Belum Sekolah 146 8,83 Tidak Tamat SD/MI 341 20,54 SD/MI/Sederajat 524 31,55 SMP/MTs/Sederajat 194 11,76 SMA/MA/Sederajat 122 7,37 Perguruan Tinggi 35 2,1
Total 1665 100Sumber: Data Primer, Juli 2009
c. Mata Pencaharian Penduduk
Masyarakat Desa Balumbung pada umumnya bermata pencaharian
utama pada kegiatan pertanian dengan tanaman utama adalah kopi,
cengkeh, dan kakao. Namun ada sebahagian kecil masyarakat yang masih
tetap melakukan usaha perkebunan dengan jenis komoditas tanaman
jagung dan kacang tanah.
Sektor perkebunan merupakan sektor yang paling besar menyerap
tenaga kerja, yakni sekitar 85%, disusul oleh sektor-sektor usaha dalam
bidang jasa dan perdagangan.
Sektor pertanian menyumbang 91% di Desa Balumbung, diikuti
PNS (2,0%), jasa (0,2 %) dan sektor-sektor lainnya. Namun demikian,
sektor pertanian adalah yang paling lambat pertumbuhan dan
perkembangannya khususnya dari segi ekonomi. Dikutip dari profil Desa
Balumbung, ternyata dapat diketahui penyebab dari masalah tersebut
17
yakni berkurangnya hasil perkebunan khususnya tanaman kopi sebagai
akibat tidak tertatanya pola tanam yang sesuai dengan petunjuk tehnis
perkebunan. Pemasaran hasil produksi pertanian masyarakat,sebahagian
menjual pada pedagang pengumpul yang ada didesa dengan tingkat
penyusutan dan selisih harga antara 10 – 15 % hal ini disebabkan karena
tidak adanya lembaga didesa Balumbung yang dapat membeli dengan
harga yang wajar.sekalipun ada pasar tradisional yang terletak di
kelurahan banyorang dengan jarak + 5 km dari desa Balumbung yang
beroperasi dua kali seminggu.
Begitupun tentang usaha beternak sapi dan kambing sudah cukup
lama di lakukan mengingat potensi pengembanganya cukup menjanjikan
karena didukung oleh ketersedian sumber pakan yang melimpah.
Sektor Perkebunan
Usaha pertanian masyarakat Desa balumbung dengan perkiraan
produksi :
Jagung : ± 25 Ton /tahun (.2 x Musim)
Kacang tanah : ± 15 Ton /tahun (1 x Musim)
Sayuran : ± 1Ton /tahun
Usaha perkebunan masyarakat adalah dengan tanaman adalah Kopi,
cengkekh, kakao, pisang, kemiri, pete dan nangka dengan perkiraan
produksi pertahun sebagai berikut :
Cengkeh : ± 45ton/tahun (1 x Musim)
18
Kopi : ± 400 ton/tahun (1 x Musim)
Coklat : ±..350 ton/tahun (1 x Musim)
Pisang : ±..300 ton/tahun
Kemiri : ± 100 kilo/tahun
Pete : + 200 kilo/tahun
Sektor Peternakan
Usaha peternakan masyarakat desa balumbung sukup bervariatif,
disebabkan karena berada pada ketinggian 100 -500 mdpl. Untuk jenis
ternak yang ada di balumbung. Sapi, kuda, dan kambing adalah ternak
yang banyak ditemukan di Desa Balumbung dengan jumlah sapi 108
ekor, kuda 35 ekor, dan kambing 178 ekor
(Sumber : Data Sekunder, RPJM Desa Balumbung 2009-2013)
Gambaran kondisi Ekonomi dan Mata Pencaharian Masyarakat Desa
Balumbung dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4
19
Distribusi Penduduk Menurut Pekerjaan Utama Di Desa Balumbung Kec. Tompobulu Kab. Bantaeng
Tahun 2009
No Jenis Pekerjaan Jumlah %1 PNS/TNI/POLRI/Pensiunan 15 0,92 Pegawai/karyawan swasta 15 0,93 Petani 613 36,84 Pedagang/Penjual 21 1,35 Pengusaha 3 0,26 Tukang 29 1,77 Tukang Ojek 2 0,18 Supir 4 0,29 Nelayan 0 0,010 IRT/Tidak Bekerja 963 57,8
Total 1665 100Sumber : Data primer, 2009
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar mata pencaharian
penduduk Desa Balumbung adalah IRT/tidak bekerja sebesar 57,8% dan
yang petani sebanyak 36,8%.
d. Tingkat Kemiskinan
Dari hasil sensus dan pembobotan yang dilakukan oleh KPM yang
dilihat dari RPJM Desa Balumbung 2009 – 2013 dapat disimpulkan
bahwa masyarakat Desa Balumbung sebanyak 43,64% berada pada
tingkatan kesejahteraan “sedang”. Sebagaimana gambaran tingkatan
klasifikasi kesejahteraan masyarakat dalam tabel berikut :
Tabel 5
20
Distribusi Penduduk Menurut Peringkat Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Balumbung Kec. Tompobulu
Kab. Bantaeng Tahun 2008
NoTingkat
Kesejahteraan Masyarakat
DusunJumlah %Pakku Kassi Loe
L P L P1 Kaya 11 1 4 1 17 3,732 Sedang 101 8 81 9 199 43,643 Miskin 82 23 67 17 189 41,454 Sangat Miskin 13 8 15 15 51 11,18
Jumlah 456 100Sumber: Data Sekunder, Hasil sensus social CLAPP GPI oleh KPM Februari 2008
e. Kondisi Perumahan dan Pemukiman Penduduk
Pada Umunya kondisi Rumah tangga/Keluarga dalam desa
Balumbung memiliki Kedaan Rumah dari setiap Rumah tangga yang
menggunakan Rumah panggung (rumah kayu) bila dilihat secara sepintas
hampir tidak terlalu mencolok bila dilihat dari bentuk dan luasnya yang
menjadi ciri pembedanya adalah dari jenis bahan dasar kayu yang
digunakan.
Konsentrasi pemukiman dan letak rumah penduduk didesa
balumbung umumnya mengikuti garis jalanan baik jalur jalan desa
maupun sepanjang jalan dusun. Berikut ini adalah table yang
menggambarkan distribusi rumah tangga menurut jenis rumah.
Tabel 6
21
Distribusi Rumah Tangga Menurut Jenis Rumah Di Desa Balumbung Kec. Tompobulu Kab. Bantaeng
Tahun 2009
No Jenis Rumah Jumlah %
1 Panggung 302 77,02 Permanen 65 16,63 Semi Permanen 25 6,4
Total 392 100Sumber : Data Primer, 2009
Tabel di atas menunjukkan bahwa pada umumnya masyarakat Desa
Balumbung tinggal di rumah dengan jenis rumah panggung yakni 77,0%.
Sementara hanya sekitar 16,6% yang menempati rumah permanen, dan
6,4% yang menempati jenis rumah semi permanen.
f. Transportasi
Sarana Transportasi menuju Desa Balumbung sebenarnya cukup
memadai karena kondisi jalanya telah diaspal butas namun jumlah sarana
angkutan yang beraktivitas masih sangat terbatas, terlebih lagi akses jalan
ke kampung Kasi loe – Borong Inru’ – Bonto Tappalang dan Pakku –
Campaga yang hanya jalan tanah sepanjang kurang lebih 2 km.
Dengan kondisi fisik berbatu sangat sulit dijangkau oleh kendaraan
bermotor sehingga menghambat distribusi dan pengangkutan baik
manusia maupun hasil bumi yang masuk dan keluar Desa Balumbung
Belum lagi Kondisi jalan menuju Dusun Kassiloe yang
menghubungkan Desa Balumbung dengan kelurahan Ereng – ereng
sangat sulit untuk ditempuh oleh kendaraan bermotor dikarenakan
22
kondisinya yang rusak parah dan berlobang sehingga perlu mendapat
perhatian dari pihak terkait.
Alat transportasi alternatif seperti mikrolet yang beropersi setiap
hari mulai dari jam 7 sampai jam 4 sore serta jasa tukang ojek umumnya
sebagai alat transportasi masyarakat yang berdomisili di Desa Balumbung
yang dapat di gunakan untuk mengangkut hasil bumi ataupun masyarakat
yang memiliki aktifitas luar desa.
D. STATUS KESEHATAN
Salah satu pakar kesehatan dunia yaitu H.L. Blum dalam teorinya
mengemukakan bahwa status kesehatan baik individu maupun masyarakat
sangat dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu faktor lingkungan, faktor
perilaku, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor genetik.
1. Faktor Lingkungan
Hampir seluruh Rumah tangga di Desa Balumbung menbuang
limbah cairan yang dihasilkan setiap hari dibiarkan mengalir dibawah
dan disamping rumah Masyarakat tampa dibuatkan saluran dan tempat
penampungan khusus,sehingga sangat rentang masyarakat terkena
penyakit menular,demikian pula untuk sampah padat rumah tangga
umumnya masyarakat membuangnya disekitar rumah tampa disediakan
tempat pembuangan yang sesuai standar yang sesuai syarat kesehatan
Sementara Sarana air bersih (perpipaan) yang ada didesa
23
balumbung yang bersumber dari 2 mata air berfungsi untuk pemenuhan
kebutuhan air bersih yang telah dimamfatkan untuk mengaliri 18 Buah
MCK yang di gunakan sebagai sarana mencuci, mandi dan membuang
hajat.
2. Faktor Perilaku
Faktor perilaku juga merupakan salah satu penentu status
kesehatan. Di Desa Balumbung, faktor perilaku yang sangat menonjol
yang kurang menguntungkan kesehatan antara lain tidak memasak air
minum sebelum dikonsumsi dan masih banyak masyarakat yang
membuang sampah disembarang tempat, kesadaran masyarakat juga
untuk membawa anaknya ke posyandu masih sangat kurang.
Kebiasaan lain yang menyimpang dari pola hidup sehat adalah
hampir semua rumah tangga yang memiliki hewan ternak seperti kuda,
sapi dan kambing dibuatkan kandang dibawah kolom rumah sehingga
kotoran yang dihasilkanya selain sebagai sumber penyakit juga
menimbulkan bau yang tidak sedap.
Kebiasaan masyarakat membuang hajat disembarang tempat
masih sering dilakukan seperti dibelakang rumah dan dikebun, hal ini
disebabkan tidak tersedianya jamban keluarga disetiap rumah
tangga ,utamanya bagi masyarakat miskin sekalipun dibeberapa titik
telah dibangun fasilitas MCK namun dari segi jumlah masih jauh dari
cukup belum lagi jarak dari setiap titik berjauhan sehingga masyarakt
24
sulit untuk mengakses fasilitas tersebut.
3. Faktor Pelayanan Kesehatan
Terdapat fasilitas kesehatan berupa Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes) yang ada di Desa Balumbung, tepatnya terletak Dusun
kassi loe yang selain itu belum didukung ketersediaan seperti alat-alat
kesehatan dan ketersedian obat belum pula memadai selama ini dirasa
oleh masyarakat menjadi kendala dalam memenuhi pelayanan
kesehatan masyarakat, sehingga memaksa masyarakat harus keluar
desa untuk mendapat layanan kesehatan.
Keberadaan kader posyandu yang selama ini menjadi
perpanjangan tangan dari petugas kesehatan telah memberikan
kontribusi bagi kesehatan ibu dan anaknya, namun sayang kegiatan
mereka tidak didukun dengan fasilitas yang memadai seperti tempat
pelayanan (gedung) dan biaya operasional yang kurang
memadai,selain itu sekalipun beberapa masyarakat telah mendapat
kartu jaminan kesehatan (Jamkesmas) namun tidak sedikit masyarakat
miskin yang belum memamfaatkan fasilitas tersebut sehingga perlu
menjadi fokus dan prioritas utama agar program ini tepat sasaran.
Namun akses menuju pukesmas pengasuh yakni Puskesmas
Banyorang, masyarakat sulit menjangkau pusat pelayanan kesehatan
karena wilayah dusun ini cukup terpencil dan jauh dari pusat pelayanan
kesehatan. Puskesmas ini berfungsi sebagai tempat pemeriksaan dan
25
tempat kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat sekitar. Adapun
Layanan yang disediakan Puskesmas Banyorang sebagai berikut :
1. Poli gigi (Pelayanan kesehatan gigi dan mulut).
2. Konsultasi dan konseling kesehatan lingkungan.
3. Konsultasi dan konseling gizi.
4. Konsultasi dan konseling K3 dan manula.
5. Konsultasi dan konseling KIA (ibu hamil dan balita) serta KB.
6. Layanan persalinan dan perawatan bayi dan ibu pasca melahirkan
7. Layanan perawatan inap dan rawat jalan.
Sedangkan jumlah tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas
Banyorang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7Jumlah Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Banyorang
Kec. Tompobulu Kab. Bantaeng Tahun 2009
No Tenaga kesehatan Jumlah1 Dokter Umum 12 Dokter Gigi 13 Pegawai Pekarya 14 Perawat 55 Perawat Gigi 16 Bidan 27 Apoteker 18 Bidan Desa 89 Tenaga Kesehatan Masyarakat 3
Jumlah 23 Sumber : Data Sekunder Puskesmas Tompobulu, 2009
Dalam upaya peningkatan status dan derajat kesehatan masyarakat
26
Desa Balumbung, dipengaruhi oleh sarana dan prasarana (fasilitas), baik
fasilitas umum maupun fasilitas khusus dalam bidang kesehatan. Dua
Posyandu hanya dilaksanakan setiap tanggal 12 setiap bulannya.
Sementara itu ditinjau dari aspek epidemiologi, pola penyakit yang
diderita oleh masyarakat Desa Balumbung masih cukup homogen. Antara
lain pegal linu, sakit kepala dan demam. Penyakit yang dominan pada
masyarakat yang terdaftar pada Puskesmas Banyorang tahun 2007 dapat
dilihat pada tabel 10 Penyakit terbesar di wilayah ini sebagai berikut:
Tabel 8Pola Penyakit Berdasarkan 10 Pola Penyakit Terbanyak
Di Wilayah Kerja Puskesmas Banyorang Tahun 2007
No Nama Penyakit Jumlah1 Infeksi Saluran Pernapasan Atas 16822 Rongga Mulut 11113 Reumatik 7734 Penyakit Kulit dan Jaringan Kutan 7565 Hipertensi 6326 Diare 5017 Gastritis 4858 Sakit Kepala 3319 Penyakit Mata Lainnya 17810 Cacingan 171
Sumber: Data Sekunder Puskesmas Tompobulu, 2007
27