lapkas psikiatri iv

30
LEMBAR PENGESAHAN Telah disetujui dan diterima oleh Penguji Laporan Kasus dengan judul diagnosis : F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan Gejala Psikotik Sebagai salah satu syarat ujian akhir Kepaniteraan Klinik Madya pada SMF Psikiatri RSJD Abepura Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih Jayapura yang dilaksanakan pada : Hari/Tanggal : Selasa, 06 Maret 2014 Tempat : Ruang Pertemuan Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura Mengesahkan Penguji Laporan Kasus Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih

Upload: tiven-stive

Post on 12-Dec-2015

224 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Psikiatri

TRANSCRIPT

Page 1: Lapkas Psikiatri IV

LEMBAR PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima oleh Penguji Laporan Kasus dengan judul diagnosis :

F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan Gejala

Psikotik

Sebagai salah satu syarat ujian akhir Kepaniteraan Klinik Madya pada SMF

Psikiatri RSJD Abepura

Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih Jayapura

yang dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal : Selasa, 06 Maret 2014

Tempat : Ruang Pertemuan Rumah Sakit Jiwa Daerah

Abepura

Mengesahkan

Penguji Laporan Kasus Bagian Psikiatri

Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih

Dr. Manoe Bernd Paul, Sp.KJ, M.Kes

Page 2: Lapkas Psikiatri IV

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................ii

DATA EPIDEMIOLOGI ...................................................................................1

LAPORAN PSIKIATRI.....................................................................................2

RIWAYAT PSIKIATRI.....................................................................2

Keluhan Utama..............................................................................2

Riwayat Gangguan Sekarang .......................................................2

Riwayat Gangguan Sebelumnya ...................................................4

Riwayat Kehidupan Pribadi ..........................................................4

Riwayat Keluarga .........................................................................4

Situasi Psikososial Sekarang ........................................................5

Persepsi/Tanggapan Pasien Tentang Dirinya ...............................5

STATUS PSIKIATRI .......................................................................5

Deskripsi Umum ...........................................................................5

Keadaan Afektif dan Mood ..........................................................6

Gangguan Persepsi .......................................................................6

Proses Berpikir..............................................................................6

Fungsi Intelektual .........................................................................7

Tilikan ...........................................................................................8

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT ....................8

Pemeriksaan Fisik .........................................................................8

Pemeriksaan Laboratorium ...........................................................10

Wawancara dengan Anggota Keluarga ........................................10

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA .......................................10

Page 3: Lapkas Psikiatri IV

FORMULASI DIAGNOSTIK .........................................................11

EVALUASI MULTIAKSIAL ..........................................................12

RENCANA TERAPI ........................................................................12

DISKUSI/PEMBAHASAN ..............................................................12

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….....

Page 4: Lapkas Psikiatri IV

DATA EPIDEMIOLOGI

No. Catatan Medik : 10034

Nama : Ny. M.S

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir :

Umur : 41 tahun

Pendidikan : S1

Status Pernikahan : Menikah

Suku/Bangsa : Nusa Tenggara Timor / Indonesia

Agama : Kristen Katolik

Pekerjaan : Guru SD

Alamat : Padang Pasir, Sentani

Ruang Perawatan : Pasien Rawat Inap RSJD Abepura

Tanggal MRSJ : 24 Februari 2014

Tanggal Pemeriksaan : 27 Februari 2014

Yang Mengantar : Suami Pasien

Alamat : Padang Pasir, Sentani

Pemberi Informasi : - Suami Pasien

1

Page 5: Lapkas Psikiatri IV

LAPORAN PSIKIATRIK

I. Riwayat Psikiatrik

A. Keluhan Utama

Heteroanamnesa (Suami pasien): marah-marah dan mengamuk di rumah.

B. Riwayat Gangguan Sekarang

Heteroanamnesa (Suami Pasien) : ± 3 hari SMRSJ pasien mulai

menunjukkan perubahan tingkah laku dengan menelpon orang tua pasien

dan berbicara sambil marah – marah kepada orang tuanya sampai

pulsanya habis, pasien sempat ditegur suaminya namun tidak

jawabannya tidak sesuai. ± 2 hari SMRSJ pasien di malam hari disuruh

makan sama suaminya, namun ternyata pasien bolak – balik di depan

meja makan dan tidak makan, lalu pada saat tidur malam pasien tidak

tidur sampai pagi. ± 1 hari SMRSJ pagi harinya pasien mandi dan

disuruh sarapan tetapi pasien menolak, lalu pasien diantar ke sekolah

tempat mengajarnya pasien dan suaminya pergi ke tempat kuliah, siang

harinya ada acara makan-makan di sekolah pasien dipanggil oleh Kepala

Sekolah namun menjawab tidak sesuai, pada saat di tempat makan

teman-teman kerja pasien sedang duduk bercerita dan tertawa tetapi

pasien menyendiri dan diam-diam saja, pasien mengambil papeda tetapi

tidak makan cuma diputar-putar papedanya di piring. Lalu suami pasien

datang ke sekolah untuk menjemput pasien, ketika diajak pulang pasien

mengatakan tentang Roma dan Vatikan bicara pasien tidak sesuai.

Karena pasien sudah mulai dilihat oleh suaminya mengalami perubahan

tingkah laku, maka suaminya mengajaknya untuk pulang. Dalam

perjalanan pulang ketemu teman gurunya dan suami pasien mengatakan

nama temannya tetapi istrinya menjawab “Oh Lukas Enembe”, lalu

pasien dan suaminya singgah ke SMA Yapis Sentani untuk bertemu

teman guru untuk membicarakan tentang pekerjaan lalu ketika berbicara

2

Page 6: Lapkas Psikiatri IV

pasien bicara kasar dan tidak peduli kepada teman gurunya. Lalu suami

pasien dan pasien pulang ke rumah, sesampainya di rumah pasien mulai

bicara sendiri, tertawa sendiri, tidak mau mengganti pakaiannya lalu

pasien tertidur sekitar ± 15 menit, lalu pasien mulai marah – marah,

malam harinya pasien mengamuk dan tidak tidur sampai pagi. ± 6 jam

SMRSJ pasien mengamuk, marah – marah lagi di rumahnya dan sudah

tidak makan dan minum hampir 3 hari, jam 12.00 WIT pasien diantarkan

dengan mobil ke RSJD Abepura lalu diinfus dan dokter mengatakan

untuk pasien dirawat inap, ketika dirawat di ruangan pasien marah-

marah dan mengatakan bahwa ibunya yang membunuh kakak

kandungnya.

Pada bulan Juni 2012 waktu sore hari pasien ditelpon oleh kakak

kandungnya yang pertama dan bercerita- cerita dengan kakak

kandungnya yang pertama, tiba-tiba besok paginya ketika sedang

membersihkan rumahnya pasien mendapatkan berita duka kakak

kandungnya yang pertama meninggal dunia lalu 5 hari setelahnya pasien

berangkat ke kampung untuk mengikuti pemakaman alm. kakaknya dan

pasien hampir 1 bulan berada di kampungnya, setelah pulang dari

kampungnya pasien mulai menunjukkan perubahan tingkah laku yaitu

diam-diam, menyendiri, murung dan kurang makan. Pada bulan Maret

2013 pasien sakit dan dibawa ke dokter praktek ahli Penyakit Dalam

karena tidak ada perubahan suami pasien memutuskan untuk mengantar

pasien RSUD Yowari lalu di rujuk ke RS Dian Harapan dan pasien

dirawat 9 hari disana karena sakit lambung dan dinyatakan sudah

sembuh secara fisik oleh dokter di sana, tetapi menunjukkan tanda-tanda

gangguan kejiwaan sehingga dirujuk oleh dokter di RS Dian Harapan ke

Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura dan dirawat di UGD RSJD Abepura.

Pada saat di UGD pasien sudah mulai makan dan minum baik dan tidak

gelisah lagi sehingga diputuskan untuk Rawat Jalan oleh dokter dan

pasien pulang ke rumah, di rumah pasien-pasien tidak menunjukkan

perilaku yang aneh sehingga oleh suami pasien dikira pasien sudah

sembuh.

3

Page 7: Lapkas Psikiatri IV

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

Pasien pernah dirawat di RSJD Abepura bulan Maret 2013

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Masa prenatal, natal, dan perinatal (0-1 tahun).

Tidak didapatkan informasi.

2. Fase Anal (1-3 tahun).

Tidak didapatkan informasi.

3. Usia Anak Pertengahan (3-11 tahun)

Tidak didapatkan informasi

4. Masa Kanak – Kanak Akhir (Remaja Awal – Akhir)

Pasien adalah anak yang aktif mengikuti ibadah dan organisasi di

Gerejanya, dan pasien juga mengikuti kegiatan Pramuka di

sekolahnya. Menurut Suami pasien pada usia 18 tahun pasien

sempat mengalami gangguan kejiwaan namun tidak mendapatkan

pengobatan , suami pasien mendengarkan informasi ini dari saudara

pasien. Pada usia 19 tahun pasien bersekolah di SPG.

5. Masa Dewasa

Pasien menikah dengan suaminya saat pasien berusia 28 tahun.

Pasien bekerja sebagai guru SD di Sere, sentani. Pasien merupakan

guru yang baik dan aktif sebagai pembina Pramuka di sekolahnya,

pasien juga pernah menjadi guru teladan di sekolah, pasien juga

berhubungan baik dengan teman-teman kerjanya, pasien juga biasa

menciptakan lagu. Pasien juga aktif sebagai pelayan di gerejanya.

Pasien tidak pernah terlibat masalah hukum.

6. Riwayat Keluarga

Pasien adalah anak ketiga dari delapan bersaudara, di keluarga pasien

kakak kandung pasien yang kedua juga mengalami gangguan

kejiwaan. Pasien juga sudah memiliki tiga orang anak dengan

suaminya.

4

Page 8: Lapkas Psikiatri IV

Pohon keluarga :

: Laki – laki

: Perempuan

: Kakak pasien (meninggal)

: Kakak Pasien yang mengalami gangguan kejiwaan

: Pasien

II. STATUS PSIKIATRI

A. Deskripsi Umum

Penampilan

Seorang wanita dewasa berpenampilan sesuai usia, dengan postur

tubuh yang normal, pakaian lengkap namun kotor, kulit sawo

matang, rambut keriting panjang dan kusut. Pasien tampak tidak

tenang.

5

+

+

Page 9: Lapkas Psikiatri IV

Perilaku dan aktivitas psikomotor

Pasien terkesan hiperaktif karena pasien pada saat diperiksa pasien

sibuk berjalan dan berpindah-pindah tempat.

Sikap

Pasien kooperatif saat diperiksa, dan rapport kurang.

B. Keadaan Afektif dan Mood

Afek

Afek Labil (pada saat wawancara pasien tiba-tiba senyum-senyum

sendiri dan tiba-tiba murung)

Mood

Labil (emosi pasien pada saat wawancara pasien tiba-tiba tertawa

sendiri terkadang memaksakan kehendaknya lalu tiba-tiba diam dan

tidak berbicara ).

Kesesuaian

Terdapat ketidaksesuaian antara isi pembicaraan dengan respon

emosional pasien.

C. Karakteristik Bicara

Pasien bicara spontan dan terkesan berbicara banyak tetapi terkadang

pasien tidak mau berbicara.

D. Gangguan Persepsi

Halusinasi

Terdapat halusianasi auditorik. Pasien mengakui kalau mendengar

suara dari Tuhan untuk mengumpulkan teman-teman agar

diselamatkan. Terdapat halusinasi visual, pasien mengakui bahwa dia

melihat banyak malaikat di dalam ruangannya.

Ilusi

Pasien melihat dan beranggapan bahwa pemeriksa sebagai malaikat

dan sebagai anaknya juga.

6

Page 10: Lapkas Psikiatri IV

E. Proses Berpikir

Bentuk Pikiran

Pasien terkesan autistik, karena pasien selalu menjelaskan tentang

keyakinannya bahwa ia adalah utusan Tuhan.

Pasien terkesan Neologisme, karena pasien ketika menjelaskan sering

mencampurkan dengan bahasa yang sulit dimengerti dan tidak jelas

atau tidak mengandung arti yang jelas, ketika ditanyakan artinya

pasien mengatakan itu bahasa daerah, cina, Inggris dan Vatikan.

Isi dan Arus Pikiran

Waham kebesaran pasien beranggapan dia adalah utusan Tuhan yang

disuruh untuk mengumpulkan orang-orang agar diselamatkan, arus

pikiran inkoherensi.

F. Sensorium dan Kognisi

Kesadaran

Kesadaran pasien berubah tetapi tidak menurun secara kuantitas.

Orientasi dan Memori

Orientasi tempat, waktu dan orang buruk. Memori pasien juga

terkesan kurang baik yang dapat dinilai dari ketidak mampuan

pasien dalam mengingat serta kejadian-kejadian yang baru terjadi

sebelum pasien dibawa ke RSJ.

Konsentrasi dan Perhatian

Konsentrasi pasien buruk ini terlihat ketika pemeriksa memberikan

pertanyaan dan pasien tidak mampu menjawab sesuai pertannyaan

ataupun mencampur adukkan kata-katanya.

Pasien juga terkesan sulit memusatkan perhatian yang dinilai dari

penolakan pasien saat diminta menghitung 100-7.

Kemampuan membaca dan menulis

Tidak dapat dievaluasi karena pasien menolak melakukan

pemeriksaan.

Kemampuan visuospasial

7

Page 11: Lapkas Psikiatri IV

Tidak dapat dievaluasi karena pasien menolak melakukan

pemeriksaan.

Pikiran abstrak

Pikiran abstrak pasien kurang baik. Terbukti pasien tidak mampu

memberikan persamaan antara apel dan bola.

Kecerdasan dan Intelegensia

Tidak dapat dievaluasi.

G. Pengendalian Impuls

Pasien tidak mampu mengendalikan impuls yang dinilai dari adanya

perilaku agresif dengan meludah-ludah ke arah pemeriksa

H. Pertimbangan dan Tilikan

Pertimbangan terganggu, pasien tidak mampu memperkirakan apa yang

harus dilakukan pada saat terjadi kebakaran di ruangannya.

Tilikan I, pasien menyangkal dirinya sakit.

III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

A. Pemeriksaan Fisik

a. Antropometri :Tinggi badan ±158cm, berat badan± 45 kg.

b. Tanda Vital (27/02/2014)

TekananDarah : 100/70 mmHg.

Nadi : 74x / menit.

Respirasi : 20x / menit.

Suhu : 37,0ºC.

c. Status Interna

Keadaan umum : Tampak gelisah

Kesadaran : Compos mentis

Kepala : KonjungtivaAnemis (-/-),

SkleraIkterik (-/-), normocefali.

8

Page 12: Lapkas Psikiatri IV

Leher : KGB tidak teraba membesar

Thorax

Inspeksi : Simetris. Ikut gerak napas

Palpasi : Vocal fremitus (D=S)

Perkusi : Sonor seluruh lapang paru

Auskultasi : Rhonki/Wheezing (-/-)

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis (-)

Palpasi : Thrill (-)

Perkusi : Pekak

Auskultasi : BunyiJantung I - II Reguler

Abdomen

Inspeksi : Supel, datar

Auskultasi : Timpani

Palpasi : NyeriTekan (-),

Hepar / lien tidak teraba

Perkusi : Bising Usus (+)

Ekstremitas : Akral teraba hangat. Edema (-) Sianosis (-)

Genitalia : Tidak ada kelainan.

d. Status Neurologis

Rangsang Meningeal : Kaku Kuduk (-) ; Laseque/Kernig (tidak

terbatas / tidak terbatas) ; Brudzinski I,II,III (-/-/tidak dilakukan).

Saraf Otak

Mata : Pupil bulat, isokor, ⱷ ODS± 4mm, RC (+/+)

GBM : Baikkesegalaarah

Wajah : Parese N. Fascialis (-).

Lidah : Letak sentral, Atrofi (-).

Motorik

9

5 5

5 5

Page 13: Lapkas Psikiatri IV

Koordinasi : Tidakdilakukan.

Sensibilitas : Konsisten.

Vegetatif : BAB/BAK (+/+) Ma/Mi (+/+).

RF : Tidak dievaluasi

RP :Tidak dievaluasi

B. Pemeriksaan Laboratorium

Tidak dilakukan karena tidak ada indikasi.

C. Wawancara dan Anggota Keluarga

- Nama : Tn. I.J

- Umur : 46 tahun

- Pekerjaan : Guru

- Alamat : Padang Pasir, Sentani

- Hubungan : Suami pasien.

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Seorang wanita dewasa dengan penampilan sesuai usianya, perkiraan tinggi

badan ±158 cm dengan berat badan ± 45 kg, dengan postur normal, pakaian

lengkap namun kotor, kulit sawo matang, rambut panjang keriting dan kusut.

Berdasarkan heteroanamnesa pasien sudah kedua kalinya masuk RSJD

Abepura dikarenakan perubahan tingkah laku gelisah, marah-marah

penurunan napsu makan, susah tidur malam dan mengamuk. Berdasarkan

heteroanamnesa riwayat pribadi pasien dimana pasien mengalami perubahan

tingkah laku sejak meninggalnya kakak kandung pasien dan pasien

menyalahkan orangtuanya atas meninggal kakak kandungnya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, satus interna, dan status neurologis

dalam batas normal. Dari status psikiatrik pasien, didapatkan psikomotor

yang cenderung memperlihatkan hipokinetik saat hendak dilakukan

pemeriksaan fisik, afek labil, mood labil, pikiran terkesan autistik dan

Neologisme dengan waham kebesaran positif, terdapat gangguan persepsi

10

Page 14: Lapkas Psikiatri IV

berupa halusinasi auditorik, visual dan ilusi. Tilikan I, pasien menyangkal

dirinya sakit.

V. MASALAH BIOPSIKOSOSIAL

- Biologis

Terdapat riwayat keluarga yaitu kakak pasien mengalami gejala serupa.

- Psikologi

1. Waham Kebesaran

2. Halusinasi auditorik, visual

3. Ilusi

4. Pikiran : Autistik dan Neologisme

5. Tilikan I (penyangkalan sakit sama sekali).

- Sosial

1. Pasien menyalahkan orang tua atas kematian kakak kandungnya.

VI. FORMULASI DIAGNOSTIK

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan keluarga

pasien, status psikiatri, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan status neurologis

yang terangkum dalam ikhtisar penemuan bermakna diatas, pasien

menunjukkan masalah berupa adanya waham kebesaran dan presekutorik,

halusinasi auditorik. Gejala-gejala tersebut muncul dalam onset yang lama

SMRSJ serta adanya stresor yang berarti, sehingga diagnosis dapat

diarahkan pada F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik

dengan Gejala Psikotik pada Aksis I. Sedangkan untuk Aksis II dan III-nya

tidak ada diagnosa yang dapat ditegakkan karena tidak ada penemuan

berarti. Aksis IV didiagnosa adanya masalah yang berkaitan dengan primary

support group (keluarga), hal ini sesuai dengan heteroanamnesa terkait

riwayat pribadi pasien dimana pasien mengalami perubahan tingkah laku

sejak meninggalnya kakak kandung pasien dan pasien menyalahkan

orangtuanya atas meninggal kakak kandungnya.

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL

11

Page 15: Lapkas Psikiatri IV

Aksis I : F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan

Gejala Psikotik

DD F25.1 Gangguan Skizoafektif Tipe Depresif

Aksis II : Tidak ada diagnosis

Aksis III : Tidak ada diagnosis

Aksis IV : Masalah berkaitan dengan “primary support group” (keluarga)

Aksis V : GAF 50 - 41

VIII.RENCANA TERAPI

1. Perawatan Rumah Sakit

Pada pasien ini dilakukan rawatan inap di Rumah Sakit Jiwa.

Farmakoterapi

Obat-obatan yang diberikan pada pasien ini adalah :

Farmakoterapi di ruang rawat inap:

- Haloperidol 5 mg tablet 3 x 1

- Triheksilpenidil (THP) 2 mg tablet 3 x1

- Diazepam 5 mg tablet 2 x 1

- Carbamazepine 200 mg tablet 2 x 1

IX. PROGNOSIS

Prognosis kesembuhan pasien kurang baik.

X. DISKUSI/PEMBAHASAN

1. Diagnosis Multi Aksial

Aksis I : F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik

dengan Gejala Psikotik

Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan alloanamnesa yang diperoleh

yaitu adanya gejala yang menonjol berupa waham kebesaran dan

bizzare, halusinasi auditorik dan visual. Gejala-gejala tersebut masuk

dalam kriteria diagnostik PPDGJ III untuk F.31.2. Adapun kriteria

diagnostik tersebut adalah sebagai berikut :

Untuk menegakkan diagnosis pasti :

12

Page 16: Lapkas Psikiatri IV

a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania

dengan gejala psikotik (F30.2); dan

b. Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain

(hipomanik, manik, depresif, atau campuran) di masa lampau.

Aksis II : Pasien tidak memiliki gejala gangguan kepribadian

maupun retardasi mental.

Aksis III :Berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

neurologis tidak ditemukan riwayat penyakit infeksi maupun kondisi

medis umum lainnya.

Aksis IV : Masalah berkaitan dengan primary support group (keluarga).

Diagnosis ini didasarkan pada heteroanamnesa dimana pada Juni tahun

2012 karena kakak kandung pasien meninggal.

Aksis V : GAF 50 – 41

Diagnosa didasarkan pada alloanamnesa, pemeriksaan psikiatrik, dan

pemeriksaan fisik dimana gejala-gejala psikotik bersifat menetap

namun berat, beberapa disabilitas berat yang membuat pasien terganggu

dalam fungsi interaksi hal ini juga berkaitan dengan prognosis

gangguan yang dialami oleh pasien kurang baik.

6. Terapi

- Rawat Inap

Pasien ini menunjukan gejala yang akut, sehingga perawatan singkat

di rumah sakit diperlukan untuk tujuan pemeriksaan lebih lanjut,

menstabilkan keadaan pasien dan perlindungan terhadap pasien.

Pemeriksaan pasien membutuhkan monitoring ketat terhadap gejala

dan pemeriksaan tingkat bahaya pasien terhadap dirinya sendiri dan

orang lain. Di samping itu, lingkungan rumah sakit yang nyaman,

tenang dan terstruktur dapat membantu pasien memperoleh kembali

13

Page 17: Lapkas Psikiatri IV

rasa realitasnya sambil menunggu lingkungan dan obat menunjukkan

efeknya. Lamanya perawatan di rumah sakit tergantung pada tingkat

keparahan penyakit pasien.

- Psikofarmaka

1. Haloperidol

Indikasi : psikosis

Mekanisme Kerja : memblokade dopamin pada reseptor pasca

sinaptik neuron di otak khususnya di sistem limbik dan sistem

ekstrapiramidal (dopamin D2 reseptor antagonist), sehingga

efektif untuk gejala positif.

Dosis : dosis awal: 1,5-3 mg 2-3 kali per hari atau 3-5 mg 2-3 kali

per hari untuk kasus berat atau resisten. Dosis pemeliharaan: 5-10

mg per hari.

Kontraindikasi : wanita hamil, depresi sumsum tulang, gangguan

hati dan ginjal.

Efek Samping : reaksi ekstrapiramidal, hipotermia, mengantuk,

apatis, pucat, mimpi buruk, insomnia, depresi, agitasi.

Pembahasan:

Dalam penggunaan obat anti-psikosis yang ingin dicapai adalah

“optimal response with minimal side effects”. Pemilihanjenis obat

anti-psikosis mempertimbangkan gejala psikosis yang dominan

dan efek samping obat. Karena gejala dominan yang ada pada

pasien ini adalah gejala positif terapi pilihan yang diberikan

berupa anti-psikosis tipikal potensi tinggi yaitu Haloperidol.

Dosis Haloperidol yang diberikan yakni 3 x 5 mg per hari.

Haloperidol memiliki efek sedatif yang lemah dan digunakan

pada sindrom psikosis dengan gejala dominan apatis, menarik

diri, perasaan tumpul, kehilangan minat dan inisiatif, hipoaktif,

waham, dan halusinasi.Pada pasien ini tidak menunjukan gejala

apatis, menarik diri, kehilangan minat dan inisiatif, dan hipoaktif,

tetapi justru sebaliknya perasaan labile, kekacauan pikiran

14

Page 18: Lapkas Psikiatri IV

(waham dan halusinasi)serta perilaku merupakan gejala yang

dominan maka pemberian haloperidol dirasa perlu pada pasien

ini.

2. Trihexyphenidyl3,4

Indikasi : Parkinson, gangguan ekstrapiramidal yang disebabkan

oleh SSP.

Mekanisme Kerja : menghambat re-uptake dopamin pada ujung

saraf pre simpatik di otak.

Dosis : 1 mg per hari, dinakkan bertahap. Dosis pemeliharaan 5-

15 mg per hari, terbagi dalam 3-4 kali pemberian.

Kontraindikasi : retensi urin, obstruksi saluran cerna, glaukoma.

Efek samping : mulut kering, gangguan saluran pencernaan,

pusing, penglihatan kabur, takikardia, hipersensitivitas, gugup.

Pada pemberian dosis tinggi: bingung, eksitasi.

Pembahasan:

Khususnya pada pasien yang berada dalam risiko tinggi untuk

mengalami efek samping ekstrapiramidal (sebagai contoh, orang

muda seperti pada pasien ini), suatu obat antikolinergik harus

diberikan bersama-sama dengan antipsikotik sebagai profilaksis

terhadap gejala gangguan pergerakan akibat medikasi anti-

psikosis. Obat pilihan yang digunakan adalah Trihexylphenidyl

(THP). Dosis Trihexylphenidyl (THP) yang digunakan yakni 1-3

x 2 mg/hari. Profilaksis dengan obat ini sebenarnya tidak

dianjurkan karena dapat mempengaruhi penyerapan/absorbsi obat

anti-psikosis sehingga kadarnya dalam plasma rendah dan dapat

menghalangi manifestasi gejala psikopatologis yang dibutuhkan

untuk penyesuaian dosis anti psikosis agar tercapai dosis efektif.

Namun pada kasus ini karena pasien memiliki faktor predisposisi

terjadinya efek ektrapirammidal (yaitu usia muda) obat

antikolinergik yang diberikan mengikuti algoritma

penatalaksanaan efek samping ekstrapiramidal di RSCM.

15

Page 19: Lapkas Psikiatri IV

3. Diazepam

Indikasi : Anti Anxietas, pemakaian jangka pendek untuk insomnia

Mekanisme Kerja : meng-reinforce “the inhibitory action of

GABA-ergic neuron”, sehingga hiperaktivitas mereda.

Dosis :oral : ansietas 2 mg 3x/hari, dinaikkan bila perlu sampai

dosis 10 – 30 mg / hari dalam dosis terbagi.

Efek samping : sedasi, relaksasi otot

Pembahasan:

Pada pasien ini diberikan diazepam 5 mg 2x1 dikarenakan pasien

merasa gelisah yang berlebihan dan kesulitan tidur malam.

4. Carbamazepine

Indikasi : Anti Mania

Mekanisme Kerja : meng-reinforce “the inhibitory action of

GABA-ergic neuron”.

Dosis : dosis awal 200 mg per hari dan secara perlahan

ditingkatkan selama 1-2 minggu untuk mengurangi timbulnya

efek samping.

Kontraindikasi : retensi urin, obstruksi saluran cerna, glaukoma.

Efek samping : sedasi, mual, pandangan kabur, dan ataksia.

Alergi, Sindrom Steven Johnson, anemia aplastik, agranulositosis,

dan trombositopenia.

Pembahasan:

Pada pasien ini diberikan Carbamazepine 200 mg table 2 x 1

karena obat ini diindikasikan untuk pengobatan profilaksis

gangguan bipolar dan mempunyai karakteristik manik dari afek

campuran (cemas/depresi).

7. Prognosis

“Dubia at malam”

Pada pasien ini juga terdapat ciri psikotik, ciri depresif interepisode

sehingga mengarah ke prognosis buruk. Jika tidak ditangani dengan

16

Page 20: Lapkas Psikiatri IV

baik, pasien tidak kooperatif dengan pengobatan dan perawatan,

kurangnya pengawasan minum obat (putus obat), serta kurangnya

partisipasi keluarga terkait interaksi sosial pasien.

17

Page 21: Lapkas Psikiatri IV

DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Kaplan – Sadock Sinopsis Psikiatri. Jilid 1.

Jakarta. Binarupa Aksara. 2010. Hal. 689 – 712 ; 728, 743.

2. Maslim R.. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari

PPDGJ – III. Jakarta. PT. Nuh Jaya. 2003.

3. Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropika. Edisi

ketiga. Jakarta: PT. Nuh Jaya. 2007.

4. Indriani, Reri, dkk. Informatorium Obat Nasional Indonesia. Jakarta. CV.

Sagung Seto. 2008

5. Sulistia GG, Rianto S, dkk. Farmakologi dan Terapi. Ed 5. Cetak ulang dengan

tambahan, 2012. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2012.

6. Rudy W, Martina W N, Charles E D. Gambaran dan Karakteristik Penggunaan

Triheksifenidil pada Pasien yang Mendapat Terapi Antipsikotik. J Indon Med

Assoc, Volume: 63, Nomor: 1, Januari. 2013