lapkas hemoptoe 4desember2013.doc
TRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS
• Nama : Ny. Rasinah
• Umur : 60 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Alamat : babadan-Indramayu
• Status : Menikah
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Agama : Islam
• Suku : Sunda
• MRS : 16 Februari 2014
• Tgl Periksa : 19 Februari 2014
2. ANAMNESA
Keluhan utama
Batuk darah
Riwayat Penyakit Sekarang
Perempuan usia 60 tahun datang diantar keluarganya ke Rumah sakit Paru
Sidawangi dengan keluhan batuk disertai darah sejak 3 hari sebelum masuk RS.
Batuk disertai darah sebanyak ±4-5 sendok teh dalam sehari. Darah berwarna
merah gelap, bercampur dahak kental berwarna hijau agak kekuningan dan tidak
bercampur dengan sisa makanan. Batuk dahak bercampur darah ini diakui pasien
disertai perasaan tidak enak ditenggorokan. Kadang-kadang batuk disertai sesak
nafas dan tidak berkurang saat istirahat. Sesak terjadi hilang timbul, terasa
bertambah berat terutama setelah pasien batuk. Keluhan ini pernah dialami pasien
sekitar setahun yang lalu. Kaluhan batuk darah bercampur dahak kuning kental
dan hanya berlangsung 1x dengan jumlah sekitar 1 sendok teh.Namun pasien
tidak melakukan pengobatan dan hanya mengkonsumsi obat-obatan warung.
Sebelumnya 3 bulan sebelum masuk RS, pasien sudah mengalami batuk-
batuk. Batuk tersebut disertai dengan dahak kental yang berwarna kehijauan.
1
Dahak terutama keluar di pagi hari. Batuk dirasakan semakin memberat dan
disertai dengan darah sejak 3 hari yang lalu.
Selain itu, pasien juga mengeluh demam yang dirasakan mulai muncul
bersamaan dengan batuk yang dirasakan pasien. Demam dirasakan naik turun,
tinggi di malam hari, tidak disertai menggigil. Keringat dingin pada malam hari
disangkal. Pasien merasa badannya sangat lemah. Pasien mengatakan bahwa pada
malam hari dirinya sering sulit tidur karena terbangun sering ke kamar mandi
untuk buang air kecil. Pasien merasa berat badan diakui menurun sejak 1 ½ tahun
terakhir.
Saat dilakukan pemeriksaan, pasien sudah tidak mengalami batuk dahak
disertai dahak. Batuk yang terjadi kini hanya berupa dahak berwarna kehijauan.
Dalam sehari jumlah dahak masih sekitar 4-5 sendok teh. Pasien sudah tidak
merasakan sesak. Pasien juga sudah tidak mengeluhkan panas badan yang terjadi
sebelumnya. Kini pasien hanya merasakan bahwa pasien tidak bisa tidur pada
malam hari dikareakan batuk yang masih sering terjadi dan juga pasien sering
BAK malam hari. pasien juga merasakan badannya masih lemas dan kadang-
kadang bagian kaki dan tangan terasa baal.
Riwayat penyakit dahulu:
- Sejak 3 bulan lalu pasien didiagnosis menderita bronkiektasis di rumah
sakit pelabuhan, lalu pasien dirujuk kontrol di rumah sakit sidawangi
- Pasien 2 tahun yang lalu pernah mengeluh batuk lama dan kemudian
mengonsumsi obat TB selama 6 bulan
- Riwayat DM (+) namun pasien tidak rutin mengonsumsi obat maupun
memeriksakan gula darahnya.
- Riwayat darah tinggi (+) namun pasien tidak rutin mengonsumsi obat
- riwayat keganasan (-), riwayat asma (-).
Riwayat pengobatan
- sejak batuk-batuk 3 bulan terakhir pasien melakukan berobat ke poli RS
Paru Sidawangi, namun pasien tidak ingat obat yang diberikan
2
Riwayat Habituasi
- merokok (-)
- suami dan anak laki-lakinya dirumah merokok(+)
Riwayat penyakit keluarga
- Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama dalam keluarga disangkal
Riwayat Alergi
- Pasien tidak memiliki alergi terhadap makanan, obat-obatan atau pun
cuaca.
3. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 140/100 mmHg
Nadi : 84 kali/menit, reguler, isi cukup
Pernafasan : 24 kali/menit
Suhu : 36.80 C
BB 45 kg
TB 145 cm
Keadaan spesifik
Kepala
Tidak ada kelainan
Mata
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
Hidung
pernapasan cuping hidung(-), tidak ada deviasi septum
Telinga
Tidak ada kelainan
3
Mulut
Tidak ada kelainan
Leher
Tidak ada pembesaran KGB, kelenjar tiroid maupun peningkatan JVP.
Thorax
Paru-paru
I : gerakan dada simetris, tidak ada yang tertinggal. Retraksi didnding dada
-/-, Jejas -/-
P : nyeri tekan -/-, vokal fremitus simetris kanan = kiri
P : Sonor seluruh lapangan paru
A: Vesikuler pada seluruh lapang paru, wheezing (-/-), rhonki (+/+) .
Jantung
I : Iktus kordis tidak terlihat.
P : Iktus kordis tidak teraba, thrill (-).
P : Batas jantung dalam batas normal
A : BJ I dan II reguler, gallop
Abdomen
I : Datar
A: Bising usus (+) normal
P : Soepel, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba, turgor kulit
normal.
P : Tympani
Extremitas
Akral hangat, edema - - , CRT < 2 detik
- -
4. RESUME
Anamnesa :
-
4
ASSESSMENT
Hemoptoe ec susp. TB Paru
dd Bronkitis Kronik
dd PPOK
Susp. DM Tipe II tidak Terkontrol
HT Grade I
Planing diagnose :
Pemeriksaan sputum BTA (SPS)
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan darah lengkap (Hb, Ht, Trombosit, Leukosit, Diff count)
Pemeriksaan Gula Darah
Planning terapi
Nonmedikamentosa:
Tirah baring
Menenangkan pasien dan edukasi cara batuk yang benar dan
pastikan pasien tidak takut untuk membatukkan darahnya.
Pemantauan hemaptoe
Diet
-
Medkamentosa:
IVFD Ringer Asering 20 gtt/menit.
Kodein tab 3x10 mg
Cefotaxim iv 2x 1g
Captopril tab 2x12,5 mg
Metformin 1x 1 tab
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil pemeriksaan darah
5
Pemeriksaan Hasil
Hb 11,6 gr/dl
Ht 32,8 vol%
Leukosit 10.000 /mm3
Trombosit 316.000 / mm3
Eritrosit 3.820.000
SGOT 26
SGPT 14
GDP 236
Gula 2 jam PP 329
Hasil Pemeriksaan BTA
a. Sewaktu (tanggal 14/02/14) : negative
b. Pagi (tanggal 14/12//14) : negative
c. Sewaktu (tanggal 14/12/14) : negative
Pemeriksaan Rontgen Thorax PA
6
Interpretasi
o Hili normal
o Corakan paru bertambah
o Tampak bayangan rongga-ronggga lusen dengan pola retikuler disekitarnya
pada kedua lapang paru tengah dan bawah disertai perbercakan lunak
disekelilingnya
Kesan : bronkiektasis dengan infeksi sekunder
6. ASSESMENT
Hemoptoe e.c bronkietaksis eksaserbasi akut
DM tipe II
HT
7. Planning
a. Planning diagnosa
Bronkografi
Kultur gram
resistensi antibiotik
Tampung dahak 24 jam
EKG
b. Planning terapi
Nonmedikamentosa:
Tirah baring
Menenangkan pasien dan edukasi cara batuk yang benar dan
pastikan pasien tidak takut untuk membatukkan darahnya.
Pemantauan hemaptoe
Kompres dada dengan es untuk menenangkan pasien
Hindari aap rokok, asap kendaraan dan bahan iritan
Hindari pasien dengan infeksi saluran nafas
Mengatur ventilasi yang adekuat
7
Medkamentosa:
IVFD RingerLaktat 20 gtt/menit
Cefotaxim inj 2x 1 gr
Glimepirid tab 1x 1
Amloidipin tab 1x5 mg
Ibuprofen 3x1/2 tab
Asam traheksamat inj 3x1 amp
Vit K
Kodein 3x10 mg
Ranitidin inj 2x1 amp
8. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
8
PEMBAHASAN
Pembahasan status pasien kali ini yaitu Perempuan usia 60 tahun batuk
disertai darah sejak 3 hari sebelum masuk RS. Batuk disertai darah sebanyak
±4-5 sendok makan dalam sehari. Darah berwarna merah gelap dan bercampur
dahak kental berwarna hijau agak kekuningan. Kadang-kadang batuk disertai
sesak nafas. Sesak terjadi hilan timbul, terasa bertambah berat terutama setelah
pasien batuk. batuk darah ini pernah dialami pasien hampir setahun yang lalu.
2 bulan sebelum masuk RS, pasien mengeluh batuk-batuk. Batuk tersebut
disertai dengan dahak kental yang berwarna kehijauan. Dahak terutama banyak
keluar di pagi hari dan berbau busuk. Auskultasi pada paru rhonki (+/+)
Permasalahan :
a. Batuk darah
b. Bronkietaksis
Batuk Darah
Hemoptisis terjadi pada 56-92% pasien dengan bronkiektasis. Homoptisis
mungkin terjadi masif dan berbahaya bila terjadi perdarahan pada arteri bronkial.
hemoptisis biasanya terjadi pada bronkiektasis kering, walaupun angka kejadian
dari bronkiektasis tipe ini jarang ditemukan. 1,2
Hemoptysis merupakan gejala yang paling sering membawa penderita
untuk meminta pertolongan. Pada umumnya penderita batuk darah telah
mempunyai penyakit dasar, tetapi keluhan yang berasal keluhan yang berasal dari
penyakit dasar tadi tidak mendorong penderita untuk pergi berobat.1
Hemoptysis adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan batuk darah
atau sputum berdarah. Sputum dapat bercampur dengan darah atau dapat juga
seluruh cairan yang dikeluarkan dari paru berupa darah. (Price dan Wilson, 2006)
Klasifikasi Hemoptysis
1. Berdasarkan jumlah darah, Pursel membaginya sebagai:
◦ Derajat 1 : bloodstreak
◦ Derajat 2 : 1-30 cc
9
◦ Derajat 3 : 30-150 cc
◦ Derajat 4 : 150-500 cc
◦ Massive : 500-1000 cc
2. Berdasarkan usia :
◦ Anak-anak dan remaja :
Bronkiektasis
Stenosis mitral
Tuberkulosis
◦ Umur 20-40 th:
Tuberkulosis
Bronkiektasis
Stenosis mitral
◦ > 40 th:
Karsinoma bronkogen
Tuberkulosis
Bronkiektasis
Diagnosis Batuk Darah
Diagnosis hemoptoe meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang (pemeriksaan dahak, radiologi, bronkoskopi dan
bronkografi). 2
Dalam anamnesis, perlu dibedakan antara batuk darah dan muntah darah :
pola batuk darah, faktor resiko batuk darah dan gejala lain yang menyertainya.
Pasien juga perlu dianamnesis tentang kemungkinan riwayat kelainan darah, atau
pun dalam terapi antikoagulan yang berhubungan dengan terapi trombositopenia.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu pemeriksaan darah,
pemeriksaan dahak, radiologi, bronkoskopi, bakteriologi dan bronkoskopi.
Penatalaksanaan
Tujuan terapi hemoptysis yang sedang berlangsung adalah menghentikan
perdarahan, mencegah aspirasi, obstruksi jalan nafas, dukungan terhadap fungsi
vital dan terapi penyakit dasar. 1
10
a. Nilai reflex batuk
Jika reflex batuk baik :
posisi duduk/setengah duduk;
batukkan darah;
tidak boleh menahan batuk
Reflex batuk kurang baik:
Menenangkan penderita dan memberitahukan penderita agar jangan
takut untuk membatukkan darahnya;
posisi tidur miring kea rah lesi yang sakit (asal batuk darah), sedikit
trendelenberg agar bagian yang sehat bebas bernafas dan tidak masuk ke
yang sakit karena dapat menyebabkan asfiksia dan sufokasi;
dipasang intubasi bila ada tanda-tanda sesak
isap bekuan darah melalui ETT
b. berikan :
diet puasa, istirahat total
infuse NaCl atau RL, plasma ekspander atau transfuse darah
bila perlu bisa ditambahkan obat sedative ringan
antitusif kuat (kodein) harus diberikan bila batuk sangat berat dengan
perdarahan hanya sedikit untuk mencegah tercetusnya perdarahan baru.
Akan tetapi, pada saat keluar darah yang banyak antitusif tidak diberikan
karena akan mengakibatkan kegagalan reflex pembersihan saluran nafas
dari bekuan darah.
ekspektoran bila batuk berlebihan terutama bila perdarahan telah berhenti.
Transfuse darah diberikam dengan target mempertahankan HT di atas 30%
c. Penatalaksanaan bedah, jika :
a. Hemoptoe > 600 cc/24 jam dan batuk darah tidak berhenti
b. Hemoptoe 250-600 cc/24 jam, Hb<10 gr% dan batuk darah
berlangsung terus
c. Hemoptoe 250-600 cc/24 jam Hb>10gr%, observasi 48 jam
perdarahan tidak berhenti
Tindakan bedah meliputi :
a. Reseksi paru : lobektomi, pneumonektomi
11
b. Terapi kolaps : pneumoperitoneum, pneumotoraks artificial, torakoplasti,
frenikolisis
c. Lainnya : embolisasi artificial.
Komplikasi
Komplikasi dari hemoptysis berupa :
a. Sufokasi bahaya utama yang sering fatal dengan tersumbatnya trakea atau
saluran pernafasan sentral dimana penderita tampak sianosis, hal ini
biasanya terjadi pada hemoptysis massif.
b. Pneumonia aspirasi karena terhisapnya darah ke bagian paru-paru yang
sehat
c. Atelektasis karena tersumbatnya saluran pernafasan sehingga nbagian
paru-paru kolaps.1
Prognosis
Prognosis batuk darah sekunder tergantung pada :
a. derajat batuk darah. Pada single hemoptysis mempunyai prognosis baik,
sedang batuk darah yang massif dan bergumpal-gumpal prognosisnya
jelek.
b. Macam penyakit dasar. Pada Ca bronkogenik prognosisnya jelek
c. Kecepatan dalam penatalaksanaan hemoptoe masif. Menurut Crocco,
pasien dengan batuk darah massif (600 ml) dalam waktu < jam
mempunyai mortality rate 71%; 4-16 jam mortality rate 22% dan 16-48
jam mortality rate 5%. 3
LAPORAN KASUS
12
HEMOPTOE ET CAUSA BRONKIEKTASIS + DM TIPE II+
HIPERTENSI
Disusun oleh:
Lita Nurhidya Puspita
08310178
Pembimbing:
dr. H. Uun Unaedi, Sp.P
KEPANITRAAN KLINIK SENIOR
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
ILMU PENYAKIT PARU
TAHUN 2014
13