lapkas gigi

23
BAB I PENDAHULUAN Periodontitis adalah peradangan atau infeksi pada jaringan penyangga gigi (= jaringan periodontium). Suatu keadaan dapat disebut periodontitis bila perlekatan antara jaringan periodontal dengan gigi mengalami kerusakan. Bila ini terjadi, gusi dapat mengalami penurunan, sehingga permukaan akar terlihat dan sensitivitas gigi terhadap panas dan dingin meningkat. Gigi dapat mengalami kegoyangan karena adanya kerusakan tulang. 1 . Periodontitis Apikal adalah peradangan jaringan Periodontal oleh karena adanya karies pada gigi yang berdekatan. Periodontitis Apikal dapat disebabkan oleh karena ada gigi yang terkena Pulpitis, Gangren Pulpa, dan Gangren Radix. Pada kondisi nekrosis yang tidak dirawat, bakteri akan berpenetrasi melalui foramen apikalis dan menimbulkan inflamasi diperiapeks dan disebut periodontitis apikalis. Bila suatu gigi yang Gangren dibiarkan, maka dia akan menjadi kronis dan tidak menimbulkan keluhan apa-apa karena saraf yang berada di dalam ruang pulpa sudah tidak 1

Upload: isti-airlangga

Post on 04-Aug-2015

447 views

Category:

Documents


28 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lapkas Gigi

BAB I

PENDAHULUAN

Periodontitis adalah peradangan atau infeksi pada jaringan penyangga gigi (=

jaringan periodontium). Suatu keadaan dapat disebut periodontitis bila perlekatan

antara jaringan periodontal dengan gigi mengalami kerusakan. Bila ini terjadi, gusi

dapat mengalami penurunan, sehingga permukaan akar terlihat dan sensitivitas gigi

terhadap panas dan dingin meningkat. Gigi dapat mengalami kegoyangan karena

adanya kerusakan tulang.1.

Periodontitis Apikal adalah peradangan jaringan Periodontal oleh karena adanya

karies pada gigi yang berdekatan. Periodontitis Apikal dapat disebabkan oleh karena

ada gigi yang terkena Pulpitis, Gangren Pulpa, dan Gangren Radix. Pada kondisi

nekrosis yang tidak dirawat, bakteri akan berpenetrasi melalui foramen apikalis dan

menimbulkan inflamasi diperiapeks dan disebut periodontitis apikalis.

Bila suatu gigi yang Gangren dibiarkan, maka dia akan menjadi kronis dan tidak

menimbulkan keluhan apa-apa karena saraf yang berada di dalam ruang pulpa sudah

tidak lagi berfungsi seperti yang seharusnya. Penderita hanya merasa bahwa giginya

pernah sakit, tetapi kemudian sakitnya hilang (yaitu gigi berubah dari vital menjadi

nonvital). Bila hal ini terjadi pada gigi yang mahkotanya lebih dari sepertiga, maka

dinamakan kronik Periodontitis oleh karena Gangren Pulpa, sedangnkan bila hal ini

terjadi pada gigi yang mahkotanya kurang dari sepertiga maka dinamakan

Periodontitis oleh karena Gangren Radix.5

Kematian pada pulpa atau saraf gigi tersebut dapat disebabkan oleh infeksi kronis

pada gigi sehingga berlanjut pada perusakan jaringan penyangga (tulang dan gusi)

atau infeksi kronis karang gigi yang menyebabkan kerusakan pada jaringan gigimikro

organisme yang menyebabkan kerusakan jaringan penyangga kemudian menginfeksi

saraf gigi hingga saraf gigi mati.7

1

Page 2: Lapkas Gigi

BAB II

DESKRIPSI KASUS

I. IDENTITAS PENDERITA

Nama : Ny.U

Umur : 57 tahun

Jenis kelamin : perempuan

Alamat : Bergota, Randusari

Agama : Islam

Pekerjaan : -

No. CM : 00.08852

II. KELUHAN SUBYEKTIF / ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 4 Juli 2011 Jam

08.30 WIB

a. Keluhan utama

Gusi kanan atas sakit

b. Riwayat Penyakit Sekarang

1 minggu yang lalu gusi bengkak dan keluar cairan putih

seperti nanah. Kemudian pasien meminum obat antibiotic. 3

hari kemudian, bengkak menghilang tetapi gusi masih terasa

sakit. Akhirnya pasien memeriksakan diri ke Puskesmas

Pandanaran.

Saat datang, terlihat kemerahan pada gusi gigi 1.3. Gigi 1.3

tidak terasa sakit, mahkota gigi sudah tidak ada lagi.

Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemis.

2

Page 3: Lapkas Gigi

c. Riwayat Penyakit Dahulu

- Dahulu pasien pernah sakit gigi di tempat yang sama tetapi hanya

di obati “Ponstan” setiap sakit. Keluhan sakit pada gigi terutama

apabila makan dan minum minuman dingin. Apabila sakit, pasien

sering minum obat tersebut dan sakitpun berkurang, tetapi akan

kembali sakit apabila obat dihentikan. Pasien mengeluh terkadang

sakit kepala saat gigi sakit

- Sekarang gigi tersebut sudah tidak pernah sakit lagi

d. Riwayat Penyakit Keluarga

- Di keluarga tidak ada yang sakit seperti ini

e. Riwayat Sosial-Ekonomi

Pasien merupakan pasien JAMKESMAS

III. PEMERIKSAAN OBYEKTIF

1. Keadaan Umum

a. Kesadaran : Compos Mentis

b. Keadaan Gizi : cukup

2. Ekstra Oral

a. Pipi : tak ada kelainan

b. Bibir : tak ada kelainan

c. Wajah : simetris, pembengkakan (-)

d. Kelenjar submandibula :

Kanan : tak ada pembesaran

Kiri : tak ada pembesaran

3

Page 4: Lapkas Gigi

3. Intra Oral

a. Jaringan Lunak

- Mukosa : tak ada kelainan

- Lidah : tak ada kelainan

- Gingiva : Ginggiva 1.3 lebih hiperemis

- Palatum : tak ada kelainan

b. Jaringan Keras

Tulang rahang / alveolar : tak ada kelainan, tepi teraba

Gigi geligi

1.2; 1.3

Inspeksi : gangrene radix

Sondage : Profunda, Nyeri –

Perkusi : Nyeri -

Tekanan : Nyeri -

Palpasi : Nyeri -

Thermal Test : Nyeri –

IV. DIAGNOSA KELUHAN UTAMA

Periodontitis kronis at causa gangrene radix

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium : Urin reduksi. Hasilnya negative (-)

VI. TERAPI

R/ Amoxilin No. X

ʃ 3 dd 1 tab

R/ Antalgin No. X

4

Page 5: Lapkas Gigi

ʃ 3 dd 1 tab

VII. NOMENKLATUR WHO

5.5 5.4 5.3 5.2 5.1 6.1 6.2 6.3 6.4 6.5

1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8

4.8 4.7 4.6 4.5 4.4 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

8.5 8.4 8.3 8.2 8.1 7.1 7.2 7.3 7.4 7.5

Ket :

: gangrene radix

5

Page 6: Lapkas Gigi

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

I. DEFINISI

Periodontitis adalah peradangan atau infeksi pada jaringan penyangga

gigi (= jaringan periodontium). Yang termasuk jaringan penyangga gigi

adalah gusi, tulang yang membentuk kantong tempat gigi berada, dan ligamen

periodontal (selapis tipis jaringan ikat yang memegang gigi dalam kantongnya

dan juga berfungsi sebagai media peredam antara gigi dan tulang). Suatu

keadaan dapat disebut periodontitis bila perlekatan antara jaringan periodontal

dengan gigi mengalami kerusakan. Selain itu tulang alveolar (= tulang yang

menyangga gigi) juga mengalami kerusakan. Bila ini terjadi, gusi dapat

mengalami penurunan, sehingga permukaan akar terlihat dan sensitivitas gigi

terhadap panas dan dingin meningkat. Gigi dapat mengalami kegoyangan

karena adanya kerusakan tulang.1.

Salah satu terjadinya periodontitis dapat disebabkan oleh karena ada gigi

yang sudah mati tetapi tidak segera dilakukan perawat terhadap gigi tersebut.

Karena jaringan yang nekrosis merupakan media yang baik untuk

pertumbuhan bakteri, bila bakteri terus berkembang biak dan infeksi menjalar

melalui foramen apikal menuju jaringan periodontal / periradikuler, maka

terjadilah periodontitis.2,3

II. ETIOLOGI

Periodontitis dapat dibedakan menjadi 3 menurut etiologinya yaitu:

6

Page 7: Lapkas Gigi

Periodontitis Apikal

Periodontitis Apikal adalah peradangan jaringan periodontal yang

berhubungan dengan adanya karies pada gigi yang berdekatan.

Periodontitis Apikal dapat disebabkan oleh karena ada gigi yang terkena

Pulpitis, Gangren Pulpa, dan Gangren Radix. Proses terjadinya Gangren

Pulpa diawali oleh proses terjadinya karies. Karies dentis adalah suatu

penghacuran struktur gigi (email, dentin, dan cementum) oleh aktivitas

jasad renik atau mikroorganisme dalam dental plak. Jadi proses karies

hanya dapat dibentuk apabila terdapat 4 faktor yang saling tumpang tindih

yaitu faktor bakteri, karbohidrat, kerentanan permukaan gigi dan waktu.4

Karies yang tidak diobati kemudian menjadi gangren. Pada waktu

matinya pupla, mula-mula tidak ada keluhan apa-apa tetapi lama kelamaan

peradangan dapat menjalar terus ke jaringan periodontal sehingga

menimbulkan keluhan periodontitis. Dalam hal ini, jaringan periodontal

akan menjadi sangat sensitif terhadap suhu dan tekanan. Pada kenaikan

suhu, pembuluh-pembuluh darah yang terdapat pada jaringan periodontal

akan mengalami dilatasi atau pelebaran sehingga menekan urat saraf dan

menimbulkan rasa nyeri.3

Periodontitis Marginalis

Pada Periodontitis Mariginalis, jaringan periodontal meradang oleh

karena plak. Berawal dari akumulasi plak, lama kelamaan terjadi

pematangan plak subgingiva yang mengandung bakteri-bakteri tertentu,

hal ini menyebabkan terjadinya peradangan dan peradangan tersebut

merusak jaringan ikat sehinga perlekatan antara jarigan ikat berkurang.5

Periodontitis Perikoronal

7

Page 8: Lapkas Gigi

Periodontisis Perikoronal dapat disebabkan oleh karena adanya gigi

Molar 3 yang tumbuhnya tidak sempurna atau dikenal sebagai istilah

impacted teeth. Pada pertumbuhan gigi yang normal, seluruh mahkota gigi

atau crown akan tumbuh seluruhnya, sejajar dengan gigi yang

bersebelahan. Tetapi pada gigi yang impaksi, tidak seluruh mahkota

tumbuh, ada sebagian mahkota gigi yang terbenam di dalam gusi sehingga

menimbulkan peradangan jaringan periodontal.

Sebagian besar penyakit periodontal inflamatif disebabkan oleh infeksi

bakteri atau mikroorganisme yang berkolonisasi di permukaan gigi (plak

bakteri dan produk-produk yang dihasilkannya). Ada factor local yang

bersama-sama dengan plak bakteri menyebabkan penyakit kronis jaringan

periodontal.6

III. PATOFISIOLOGI

Periodontitis Apikal adalah peradangan jaringan Periodontal oleh karena

adanya karies pada gigi yang berdekatan. Periodontitis Apikal dapat

disebabkan oleh karena ada gigi yang terkena Pulpitis, Gangren Pulpa, dan

Gangren Radix. Jaringan nekrotik di saluran akar yang tidak terambil dan

tidak diisi dengan hermetis akan memicu reaksi inflamasi di periapeks. Pada

kondisi nekrosis yang tidak dirawat, bakteri akan berpenetrasi melalui

foramen apikalis dan menimbulkan inflamasi diperiapeks dan disebut

periodontitis apikalis. Respon jaringan periodontium terhadap bakteri meliputi

beberapa fase. Fase pertama, periodontitis apikalis memperlihatkan gambaran

akut dan penyebaran yang cepat. Gambaran yang nyata adalah resorbsi tulang

untuk membei ruang bagi lesi inflamasi jaringan lunak pada ujung akar. Pada

beberapa kasus dapat menyebabkan osteomielitis. Setelah fase akut, prose

berlanjut kekeseimbangan tubuh dan respon jaringan. Bakteri terus menerus

menyerang, penyembuhan tidak dapat terjadi dan reaksi pertahanan tubuh

8

Page 9: Lapkas Gigi

berlanjut sehingga memasuki masa kronis dan inflamasi terus berlanjut. Kata

yang biasa untuk menyebut keadaan ini adalah granuloma periapeks, yang

mengacu pada jaringan granulasi yang terbentuk pada proses tersebut. Pada

jangka panjang, granuloma periapeks dapat berkembang menjadi kista

radikular.

Bila suatu gigi yang Gangren dibiarkan, maka dia akan menjadi kronis

dan tidak menimbulkan keluhan apa-apa karena saraf yang berada di dalam

ruang pulpa sudah tidak lagi berfungsi seperti yang seharusnya. Penderita

hanya merasa bahwa giginya pernah sakit, tetapi kemudian sakitnya hilang

(yaitu gigi berubah dari vital menjadi nonvital). Bila hal ini terjadi pada gigi

yang mahkotanya lebih dari sepertiga, maka dinamakan kronik Periodontitis

oleh karena Gangren Pulpa, sedangnkan bila hal ini terjadi pada gigi yang

mahkotanya kurang dari sepertiga maka dinamakan Periodontitis oleh karena

Gangren Radix.5

Pada gigi dengan kronik Periodontitis, walaupun penderita tidak merasa

sakit, tapi proses radang tidak berhenti karena ada toksin-toksin kuman dari

kanal pulpa melalui foramen apikal sehingga terjadi iritasi dan dapat

menimbulkan Granuloma pada apex gigi. Granuloma adalah suatu jaringan

granulasi pada apex gigi yang berbentuk bulat, terdiri dari produk suatu

peradangan, kuman-kuman, pus dan jaringan gigi yang mati.5

Kematian pada pulpa atau saraf gigi tersebut dapat disebabkan oleh

infeksi kronis pada gigi sehingga berlanjut pada perusakan jaringan

penyangga (tulang dan gusi) atau infeksi kronis karang gigi yang

menyebabkan kerusakan pada jaringan gigimikro organisme yang

menyebabkan kerusakan jaringan penyangga kemudian menginfeksi saraf gigi

hingga saraf gigi mati.7

IV. GEJALA

9

Page 10: Lapkas Gigi

Pasien dengan periodontitis kadang tidak merasakan rasa sakit ataupun

gejala lainnya. Biasanya tanda-tanda yang dapat diperhatikan adalah :

Gusi berdarah saat menyikat gigi

Gusi berwarna merah, bengkak, dan lunak.

Terlihat adanya bagian gusi yang turun dan menjauhi gigi.

Terdapat nanah di antara gigi dan gusi.

Gigi goyang.

Gejala yang didapat dari Gangren Radix sendiri bisa terjadi tanpa keluhan

sakit, dalam keadaan demikian terjadi perubahan warna gigi, dimana gigi

menjadi kecokelatan atau keabu-abuan. Pada Gangren Radix dapat disebut

juga nonvital dimana gigi terebut tidak memberikan reaksi terhadap tes suhu

dan pada lubang perforasi tercium bau busuk. Namun, bila Gangren Radix

disertai dengan Periodontitis, maka penderita dapat mengeluh nyeri disekitar

gigi yang Gangren, terutama saat diperkusi. Nyeri yang dimaksudkan disini

jelas disebabkan oleh gusi yang meradang, bukan karena gigi yang masih

vital. Bila gigi diperkusi dengan ujung sonde, maka rangsangan getar dari gigi

tersebut akan diteruskan ke gusi yang melekat dibawahnya sehingga timbul

nyeri.5

V. DIAGNOSA

Pemeriksaan subyektif :

Pada kondisi akut, muncul keluhan sakit. Pada kondisi kronis tidak ada

keluhan. Seperti yang sudah diketahui, bahwa pada Gangren radix, pasien

tidak akan mengeluh nyeri oleh karena gigi tersebut sudah dalam keadaan

mati atau nonvital. Rasa nyeri baru timbul bila ada peradangan

10

Page 11: Lapkas Gigi

periapikal. Rasa nyeri dapat timbul spontan, ataupun dengan rangsangan,

terutama apabila makan, dan minum dingin.

Pemeriksaan Obyektif:

Inspeksi: Karies profunda, perforasi pulpa, kadang terdapat

perubahan warna. Jika telah berlangsung lama, bisa hanya berupa sisa

akar

Sondage: Profunda, sakit –

Perkusi: Bisa +/-

Tekanan: Bisa +/- tergantung keakutannya

Palpasi: Luksasi +

Thermal Test: Nyeri – .5

VI. PENGOBATAN

Periodontitis apical umumnya disebabkan oleh adanya produk toksik

yang dihasilkan oleh bakteri yang ada di saluran akar, sehingga keberhasilan

perawatan tergantung pada eliminasi bakteri pada gigi yang bersangkutan.

Pada gigi yang masih dapat dipertahankan dapat dilakukan perwatan saluran

akar. Sedangkan pada gigi yang tidak dapat dilakukan restorasi maka harus

dilakukan ekstraksi. Pada gigi yang dirawat saluran akar perlu dilakukan

evaluasi pada tahun pertama dan kedua untuk memastikan apakah lesi

bertambah besar atau telah sembuh.1

Tindakan yang dilakukan pada Periodontitis kronik karena Gangren

Radix adalah mengatasi rasa sakitnya terlebih dahulu dengan Medikamentosa

(antibiotik dan analgesik). Setelah nyeri diatasi, terapi yang tepat adalah

mengekstraksi gigi karena pada kondisi ini gigi sudah menjadi nonvital

sehingga dapat menjadi sumber infeksi yang dapat menyebabkan penyakit-

penyakit.

Kegagalan proses penyembuhan bisanya disebabkan oleh beberapa hal,

antara lain :

11

Page 12: Lapkas Gigi

berubah menjadi bentukan kista

kegagalan perawatan saluran akar

fraktur akar vertical

adanya penyakit periodontal. 1

BAB IV

PEMBAHASAN

12

Page 13: Lapkas Gigi

Pasien datang dengan keluhan sakit gusi sebelah kanan atas sejak 1 minggu yang

lalu. 1 minggu yang lalu gusi bengkak dan keluar cairan putih seperti nanah.

Kemudian pasien meminum obat antibiotic. 3 hari kemudian, bengkak menghilang

tetapi gusi masih terasa sakit. Akhirnya pasien memeriksakan diri ke Puskesmas

Pandanaran. Saat datang, terlihat kemerahan pada gusi gigi 1.2 dan1.3. Gigi 1.2dan

1.3 tidak terasa sakit, mahkota gigi sudah tidak ada lagi. Dahulu pasien pernah sakit

gigi di tempat yang sama tetapi hanya di obati “Ponstan” setiap sakit. Keluhan sakit

pada gigi terutama apabila makan dan minum minuman dingin. Apabila sakit, pasien

sering minum obat tersebut dan sakitpun berkurang, tetapi akan kembali sakit apabila

obat dihentikan. Pasien mengeluh terkadang sakit kepala saat gigi sakit. Sekarang

gigi tersebut sudah tidak pernah sakit lagi. Pada pemeriksaan obyektif ditemukan :

Gigi geligi 1.2 dan 1.3

Inspeksi : gangrene radix

Sondage : Profunda, Nyeri –

Perkusi : Nyeri -

Tekanan : Nyeri -

Palpasi : Nyeri -

Thermal Test : Nyeri –

Berdasarkan pemeriksaan di atas, pasien pernah mengalami hiperemi pulpa yang

kemudian melanjut menjadi pulpitis dan tidak pernah dilakukan perawatan sehingga

berlanjut menjadi gangren radix. Gangren radix ini juga tidak dilakukan perawatan

sehingga berlanjut menjadi periodontitis. Bila suatu gigi yang Gangren dibiarkan,

maka dia akan menjadi kronis dan tidak menimbulkan keluhan apa-apa karena saraf

yang berada di dalam ruang pulpa sudah tidak lagi berfungsi seperti yang seharusnya.

Penderita hanya merasa bahwa giginya pernah sakit, tetapi kemudian sakitnya hilang

13

Page 14: Lapkas Gigi

(yaitu gigi berubah dari vital menjadi nonvital). Karena dari pemeriksaan obyektif

tidak ada keluhan dari pasien, maka dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami

periodontitis kronis karena Gangren Radix.

BAB V

KESIMPULAN

14

Page 15: Lapkas Gigi

Pasien ini menderita periodontitis kronik karena Gangren Radix pada gigi 1.2

dan 1.3 Penatalaksanaan pada Periodontitis kronik karena Gangren Radix adalah

mengatasi rasa sakitnya terlebih dahulu dengan Medikamentosa (antibiotik dan

analgesik). Setelah nyeri diatasi, terapi yang tepat adalah mengekstraksi gigi karena

pada kondisi ini gigi sudah menjadi nonvital sehingga dapat menjadi sumber infeksi

yang dapat menyebabkan penyakit-penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

15

Page 16: Lapkas Gigi

1. Anonim, 2010 , Periodontiti , dalam www.klikdokter.com. Dikutip tanggal 4 Juli

2011

2. Anonim, 2008, Infeksi Odontogen, dalam www.kapitaselekta.com. Dikutip

tanggal 4 Juli 2011

3. Damayanti, Setijono, Husodo, Kumpulan Kuliah Stomatologi, Jakarta; Fakultas

Kedokteran Tarumanegara

4. Prayitno, 2003, Periodontologi Klinik, Jakarta; Penerbit Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia

5. BEM UNDIP, 2007, Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, Semarang; Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro

6. Feld, P., dkk., 2004, Silabus Periodonti, Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC

7. www. holisticare-dentalclinic.com

16