lapak tr metode kempa

32
L A P O R A N A K H I R P R A K T I K U M T E K N O L O G I F O R M U L A S I S E D I A A N S O L I D A PEMBUATAN TABLET ASETOSAL DENGAN METODE KEMPA (CETAK) LANGSUNG SENIN, 18 Maret 2013 Kelompok 4 / Senin (10.00 – 13.00) DESI NURHAYATI (260110100017) DINITHA MAULIDA (260110100018) RINDA RIANY (260110100019) WIEKE BUDIATI P (260110100020) FIRDA ARYANTI W (260110100021)

Upload: rinda-riany

Post on 13-Dec-2014

186 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

Page 1: Lapak Tr Metode Kempa

L A P O R A N A K H I R

P R A K T I K U M T E K N O L O G I F O R M U L A S I S E D I A A N S O L I D A

PEMBUATAN TABLET ASETOSAL DENGAN METODE KEMPA (CETAK)

LANGSUNG

SENIN, 18 Maret 2013

Kelompok 4 / Senin (10.00 – 13.00)

DESI NURHAYATI (260110100017)

DINITHA MAULIDA (260110100018)

RINDA RIANY (260110100019)

WIEKE BUDIATI P (260110100020)

FIRDA ARYANTI W (260110100021)

LABORATORIUM TEKNOLOGI FORMULASI SOLIDA

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2013

Page 2: Lapak Tr Metode Kempa

PEMBUATAN TABLET ASETOSAL DENGAN METODE KEMPA (CETAK)

LANGSUNG

I. TUJUAN

1. Mengetahui cara pembuatan tablet dengan granulasi basah.

2. Melakukan uji Quality Control (QC) terhadap tablet.

II. PRINSIP

1. Metode kempa langsung.

Metode cetak langsung merupakan metode pembuatan tablet yang dilakukan

dengan cara mengkompresi secara langsung campuran serbuk dari bahan

2. Evaluasi tablet berdasarkan standar quality control (QC) :

Kadar air (LOD)

Kadar air yang ditentukan dengan menimbang granul dalam keadaan

basah dan setelah dikeringkan. Kadar air dinyatakan sebagai LOD (Lost

On Drying)/ susut pengeringan

Loss on Drying  = W awal−Wakhir

W awalx100 %

Sifat aliran (laju alir)

Massa cetak yang keluar dari alat uji kecepatan alir dan dihitung

kecepatan alirannya dengan menghitung waktu yang diperlukan oleh

sejumlah serbuk untuk turun melalui corong alat penguji. Timbunan

granul dapat digunakan untuk menghitung sudut istirahat dengan

menghitung diameter rata-rata timbunan granul dan tinggi puncak

timbunan granul.

Page 3: Lapak Tr Metode Kempa

Kompresibilitas (kemampatan)

Kompresibilitas dapat dilihat dari kerapatan nyata dan kerapatan

mampat dari granul yaitu dengan cara kerapatan mampat dikurangi

kerapatan nyata, lalu dibagi dengan kerapatan mampat, yang dinyatakan

dalam persen.

Keseragaman bobot dan ukuran

Menimbang dua puluh tablet, dihitung berat rata-rata tiap tablet,

kemudian tablet- tablet tersebut ditimbang satu persatu. Tidak boleh

lebih dari dua tablet yang masing-masing beratnya menyimpang dari

berat rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan.

Kekerasan tablet

Menghitung kekerasan tablet satu per satu (pada pengujian kali ini

dilakukan terhadap dua puluh tablet) dengan menggunakan alat penguji

kekerasan (Hardness Tester), kemudian dihitung rata – ratanya.

Friabilitas (kerenyahan)

Menimbang sejumlah tablet, kemudian dimasukkan kedalam alat

penguji keregasan tablet. Alat dijalankan selama empat menit dengan

kecepatan putaran dua puluh lima putaran per menit. Tablet yang masih

utuh ditimbang, kemudian dihitung kehilangan bobotnya. Kehilangan

bobot yang masih diperbolehkan tidak lebih dari 0,8%.

Waktu hancur

Semua tablet harus hancur tidak lebih dari 15 menit (untuk tablet tidak

bersalut) dan tidak lebih dari dari 60 menit untuk tablet salut gula atau

tablet salut selaput.

Page 4: Lapak Tr Metode Kempa

III. TEORI DASAR

Tablet merupakan sediaan yang paling banyak digunakan dalam

peracikan obat karena terbukti sangat menguntungkan dari massanya yang dapat

dibuat secara masinel dan harganya murah. Selain itu, takarannya tepat, dikemas

dengan baik, praktis dalam transportasi dan penyimpanannya, serta mudah

ditelan. Tablet yang merupakan sediaan obat padat takaran tunggal, dicetak atau

dikempa dari serbuk kering, kristal atau granulat, umumnya dengan penambahan

bahan pembantu,seperti pengencer, zat penghancur, penyalut, pemberi warna,

dan zat pembantu lainnya. Bentuk tablet biasanya silinder, kubus, cakram, telur,

atau ada juga yang berbentuk peluru (Ansel, 1989).

Menurut farmakope Indonesia edisi III. Tablet adalah sediaan padat,

kompak, dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler,

kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih

dengan atau tanpa zat tambahan Dimana zat tambahan yang digunakan dapat

berfungsi sebagai bahan pengisi, zat pengikat, zat pelincir, zat pengembang, zat

pembasah atau zat lain yang cocok (Depkes RI, 1979).

Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa cetak, berbentuk rata atau

cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih

dengan atau tanpa zat tambahan (Moh. Anief , 2000).

Persyaratan khusus untuk sediaan tablet dalam farmakope Indonesia edisi III :

1. Mengandung zat berkhasiat sesuai yang tertera pada etiket.

2. Mempunyai keseragam ukuran yaitu diameter tidak lebih dari 3x dan

tidak kurang dari 11/3 tablet tebalnya.

3. Mempunyai keseragam bobot.

4. Kecuali dinyatakan lain, waktu hancur dari tablet tidak lebih dari 15

menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk

tablet bersalut selaput (Depkes RI, 1979).

Page 5: Lapak Tr Metode Kempa

Uji tablet ketika tablet yang telah dicetak harus diuji terlebih dahulu

untuk mengukur kualitas, untuk memastikan bahwa tablet telah memenuhi syarat

dan untuk mengembangkan formulasi tablet secara optimal. Pengujian ini

meliputi uji kekerasan, uji friabilitas, uji disolusi dan uji waktu hancur (Ansel,

1989).

Uji kekerasan dilakukan dengan alat, dimana bagian bawah torak yang

berbentuk kerucut akan menekan tablet yang dipasang secara vertical, dan

diletakkan di atas sebuah landasan, dimana landasan tersebut dapat diatur. Tablet

diletakkan pada posisi awal (titik nol) dari ujung pasak pengetes. Dengan gaya

motorik, sebuah beban peluncur yang tergantung bebas, bergerak pada sebuah

sel, sehingga perubahan tekanan yang terjadi dipindahkan seluruhnya pada torak

uji. Pada saat tablet pecah, motor akan segera dihentikan oleh pemutus mikro.

Tekanan ini dapat ditunjukkan oleh jarum jam yang dikoneksikan pada penunjuk

skala, dimana skala tersebut ditera untuk daerah pengukuran tertentu yaitu 0

sampai 15 kg dan untuk pembacaan yang lebih baik, dibagi dalam skala 250

gram (Banker and Anderson, 1984).

Selanjutnya, dilakukan uji friabilitas dengan alat friabilator yang terdiri

dari drum pleksiglas yang berputar dan bilah melengkung radial yang berfungsi

untuk mengambil tablet-tablet, kemudian membawanya sampai melewati sumbu,

menggulirkan atau meluncurkan tablet jatuh pada sisi drum. Tablet-tablet akan

bergulir, sampai putaran berikutnya diangkut kembali oleh bilah melengkung

tersebut. Kecepatan drum dapat divariasikan, umumnya 25 putaran per menit dan

friabilitas tablet sebaiknya tidak lebih dari 0,8 % (Wade & Weller, 1994).

Uji disolusi digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan

disolusi yang tertera pada masing-masing monografi sediaan tablet, kecuali pada

etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah. Karena absorbsi dan kemampuan

obat berada dalam tubuh sangat besar tergantung pada adanya obat dalam

keadaan melarut, karakteristik disolusi biasanya merupakan sifat yang penting

dari produk obat yang memuaskan. Laju disolusi merupakan tahap yang

Page 6: Lapak Tr Metode Kempa

menentukan laju, apa pun yang mempengaruhinya akan mempengaruhi absorbsi.

Akibatnya laju disolusi dapat mempengaruhi onset, intensitas, lama respons,

serta kontrol bioavailabilitas obat tersebut keseluruhan dari bentuk sediannya.

Pada tiap pengujian, volume dari media disolusi ditempatkan dalam bejana dan

dibiarkan mencapai temperatur 37 0C + 0,5 0C. Kemudian satu tablet yang diuji

ditempatkan dalam keranjang dan pengaduk diputar dengan kecepatan seperti

yang ditetapkan dalam monografi. Tablet harus memenuhi persyaratan seperti

yang terdapat pada monografi untuk kecepatan disolusi (Wade & Weller, 1994).

Uji tablet selanjutnya adalah uji waktu hancur. Supaya komponen obat

sepenuhnya tersedia untuk diabsorbsi dalam saluran pencernaan, maka tablet

harus hancur melepaskan obatnya ke dalam cairan tubuh untuk dilarutkan. Daya

hancur tablet juga penting untuk tablet yang mengandung bahan obat yang tidak

dimaksudkan untuk diabsorbsi tetapi lebih banyak bekerja setempat pada saluran

cerna. Daya hancur tablet memungkinkan partikel obat menjadi lebih luas untuk

bekerja secara lokal dalam tubuh (Avis et al., 1986).

Untuk uji ini digunakan alat yang terdiri dari sebuah keranjang tes dengan

enam pipa gelas yang masing-masing diisi dengan sebuah tablet. Keranjang tes

dicelupkan ke dalam gelas piala dengan cairan pengetes bersuhu 37°C yang

berada dalam sebuah penangas air yang dilengkapi dengan thermostat. Pada saat

alat dioperasikan, keranjang tes akan bergerak ke atas dan ke bawah sebanyak 30

kali dalam satu menit. Pada titik terbawah gerakannya, ayakan berada 25 mm

jauhnya dari dasar gelas piala, sedangkan titik gerak teratasnya cairan tes masih

tepat menyentuh ayakan atau terbenam sekitar 25 mm. Pada akhir pengujian

waktu hancur, sebaiknya semua bagian tablet lolos melalui ayakan. Lempengan

pleksiglas digunakan untuk memperberat hasil cetakan (Avis et al., 1986).

Asetosal (asam asetil salisilat) BM = 180,16 

Page 7: Lapak Tr Metode Kempa

1. Asam asetil salisilat mengandung tidak kurang dari 99,5 % dan tidak

lebih dari 100,5 % C9H8O4, dihitung terhadap zat yang telah

dikeringkan.

2. Pemerian : hablur putih, umumnya seperti jarum / lempengan

tersusun, atau serbuk hablur putih, tidak berbau atau berbau lemah.

Stabil diudara kering, didalam udara lembab secara bertahap

terhidrolisa menjadi asam salisilat dan asam asetat.

3. Kelarutan : sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, larut

dalam kloroform, dan dalam eter, agak sukar larut dalam eter mutlak.

4. Susut pengeringan : tidak lebih dari 0,5 %, lakukan pengeringan

diatas silica gel p selama 5 jam.

5. Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat.

6. Indikasi : demam, rasa sakit setelah vaksinasi, sakit otot dan sakit

gigi.

7. Kontra indikasi : demam berdarah, tukak lambung dan terapi

antikoagulan, hipersensitif.

8. Dosis : Dewasa : 2-3 tablet sesudah makan, jika perlu diulangi tiap 4

jam , Anak-anak 6-12 tahun : 1-2 tablet sesudah makan, jika perlu

dapat diulang tiap 6 jam (Depkes RI, 1995).

Gambar 1. Struktur Asetosal (Aulia, 2012)

Page 8: Lapak Tr Metode Kempa

Asetosal merupakan obat yang diberikan dalam dosis besar pad orang

dewasa sehingga perlu dibuat dalam bentuk sediaan tablet untuk memudahkan

dalam penggunaannya dan membutuhkan biaya produksi yang lebih murah

dibandingkan dengan sediaan sirup. Karena serbuk Asetosal memiliki daya

alir yang baik dan mempunyai sifat di dalam udara lembab secara bertahap

terhidrolisa menjadi asam salisilat dan asam asetat maka pada proses

pembuatan tablet dibuat secara CL (cetak langsung) sehingga diperoleh bobot

tablet yang seragam dan kompak ( Aulia, 2012).

IV. ALAT DAN BAHAN

A. Alat

- Ayakan

- Alat pencetak tablet Rotary

- Alat waktu hancur.

- Alat pengukur ketebalan dan diameter.

- Alat friabilitas.

- Alat laju alir.

- Baskom

- Nampan

- Sendok besar dan kecil

- Timbangan

B. Bahan

- Asetosal

- Asam stearat

- Na. Starch Glycolat

- Talcum

Page 9: Lapak Tr Metode Kempa

- Supertab

V. PROSEDUR

Semua bahan (akan dipakai) disiapkan dan alat (akan dipakai) dicuci

bersih. Masing-masing zat ditimbang sesuai dengan jumlah bahan yang

dibutuhkan (50 g Asetosal, 42 g Supertab, 4 g Natrium Starth Glycolat, 2 g

Talcum, dan 2 gram asam stearat ). Bahan-bahan dicampur secara homogen di

dalam plastik besar.

Selajutnya, dilakukan uji terhadap massa serbuk yang akan dicetak

menjadi tablet, yaitu uji LOD dan uji laju alir. Sebanyak 10 g serbuk

campuran ditimbang lalu digunakan untuk uji kadar air (LOD) lalu dilihat

nilai LOD serbuk pada alat. Sebanyak 20 g serbuk campuran ditimbang lalu

dilakukan uji laju alir (daya alir) lalu dihitung diameter dan tinggi gunungan

serbuk serta waktu jatuh serbuk. Sisanya dimasukkan ke dalam kantong

plastik bening. Serbuk yang tadi digunakan untuk uji laju alir tadi dimasukkan

(dicampur) kembali ke dalam kantong plastik bening (sisa granul).

Sedangkan, serbuk yang digunakan untuk uji kadar air tadi dibuang. Semua

campuran serbuk di dalam kantong plastik bening lalu dikocok kembali

hingga homogen secara merata.

Massa cetak tablet dicetak dengan mesin pencetak tablet single punch

sehingga terbentuk beberapa tablet. Selajutnya, dilakukan uji terhadap tablet,

yaitu uji keseragaman bobot dan ukuran, uji kekerasan, uji friabilitas, uji

abrasi, dan uji waktu hancur. Sebanyak 20 tablet diambil secara acak untuk uji

keseragaman bobot tablet (diukur berat per tablet) dan uji keseragaman ukuran

(diukur diameter dan tebal per tablet). Ke-20 tablet ini lalu dilakukan pula uji

kekerasan tablet. Uji friabilitas (kerenyahan) dan uji abrasi dilakukan dengan

menimbang 10 tablet sekitar 1,92 gram tablet karena masing-masing tablet

sekitar 100 mg / tablet. lalu ditimbang berat tablet sebelum dan sesudah

Page 10: Lapak Tr Metode Kempa

dilakukan uji. Sebanyak 6 tablet dipilih secra acak untuk dilakukan uji waktu

hancur lalu dihitung lamanya ke-6 tablet hancur (larut) secara menyeluruh.

Sisa tablet yang tidak digunakan untuk ujin kemudian dikemas di dalam

wadah penyimpanannya.

Berikut adalah prosedur dari masing – masing uji yang dilakukan :

1. Uji Kadar Air

Serbuk (granul) yang akan ditentukan kadar airnya ditimbang dan dicatat.

Serbuk (granul) lalu diletakkan pada piringan (granul dish). Termometer

diletakkan untuk mengatur suhu lingkungan sekitar granul. Alat kemudian

dinyalakan (dijalankan) dan pemanasan diatur pada suhu 80oC. Skala angka

yang tertera pada alat dihitung sebagai besarnya kadar air yang hilang saat

pemanasan. Berat serbuk (granul) kemudian ditimbang kembali dan

persentase kadar air dihitung.

2. Uji Laju Alir

Bahan (serbuk) ditimbang sebanyak 20 g dan alat disiapkan untuk

menentukan kecepatan alir serbuk dan sudut istirahat. Bagian bawah alat

(berupa corong) dipastikan telah tertutup rapat dan diberi alas berupa kertas

pada bagian bawah alat untuk membuat plot diameter yang terbentuk. Serbuk

dimasukkan ke dalam corong tersebut. Segera setelah serbuk granul

dimasukkan, bagian penutup bawah dibuka dan waktu yang dibutuhkan oleh

serbuk untuk mengalir (jatuh) dicatat. Diameter lingkaran gunung serbuk yang

terbentuk dan tinggi puncak gunung serbuk dicatat. Sudut istirahat dan daya

alir serbuk dihitung.

3. Pencetak Tablet Single Punch

Pasang punch atas serta die dan digunakan ukuran yang sesuai dalam

keadaan sudah dipoles dan bersih. Atur punch atas dan bawah supaya tepat

masuk ke dalam lubang die dan tidak miring. Pasang hoper atau feeding shoe

untuk memastikan masa granul. Jalankan mesin untuk pencetakan tablet

secara manual, tablet pertama hasil pencetakkan diukur berat dan kekerasan

Page 11: Lapak Tr Metode Kempa

tablet. Bila belum sesuai dengan yang diinginkan, atur berat tablet dengan

memutar mur pada bagian bawah untuk mengatur volume pengisian die.

Putar kekanan untuk menambah volume die kekiri untuk mengurangi volume

die. Kekerasan tablet dapat diatur dengn memutar baut silinder pada bagian

atas alat, putar kekanan untuk mengurangi tekanan punch (kekerasan

bertambah). Setelah diperoleh kekerasan dan berat tablet yang sesuai, tekan

tombol untuk memulai proses pencetakkan tablet .

4. Uji Keseragaman Bobot

Pertama-tama kedudukan alat diperiksa apakah telah benar. Gelembung

udara dalam kolom air water – pas harus tepat berada di tengah. Hubungkan

steker ke stop kontak 220 V. Alat kemudian dinyalakan dengan menekan

tombol on dan off, lampu pada layar menyala. Kaca penutup pada alat dibuka

dan kemudin tempatkan kertas perkamen atau kaca arloji pada neraca

timbangan. Tekan tombol -> 0/T <- untuk menset timbangan ke nol.Zat yang

akan ditimbang kemudian diletakan pada kertas perkamen atau kaca arloji

setelah itu kaca penutup pada alat ditutup. Setelah angka yang ditunjukkan

pada layar stabil (tanda “ 0 “ di pojok kiri bawah layar hilang ), catat angka

tersebut yang menunjukkan berat zat yang ditimbang. Tekan tombol “ F “

untuk mengubah satuan dari gram (g) ke milligram (mg). Buka kaca penutup

pada alat. Keluarkan zat yang ditimbang dan timbangan dengan mengambil

kertas perkamen atau kaca arloji.

5. Uji Keseragaman Ukuran

Untuk menguji diameter dan tebal dari tablet hasil pencetakkan, tablet

dijepit dengan jangka sorong atau mikrometer lalu dilihat skala pada jangka

sorong dan mikrometer.

6. Uji Kekerasan

Page 12: Lapak Tr Metode Kempa

Pertama-tama hubungkan steker ke stop kontak 220 V. Putar tombol ke

posisi “EINS”, lampu penunjuk kekerasan akan menyala. Sebelumnya harus

diperiksa apakah jarum penunjuk kekerasan ada di titik nol. Bila belum tekan

tombol . Setelah itu tablet diletakkan vertikal dan tepat di tengah – tengah

jarum penekan. Dudukan tablet kemudian dinaikkan dengan memutar sekrup

di bawahnya sampai tablet menekan jarum penekan dan lampu “stop”

menyala. tombol ditekan untuk memulai poses uji, jarum penunjuk skala

akan bergerak dan berhenti saat tablet pecah dan menunjukkan angka unit

kekerasan dengan skala “newton”. Lampu “stop” padam. Tombol ditekan

untuk mengembalikan jarum penunjuk ke angka nol. Putar posisi “AUS”

untuk mematikan lampu penunjuk skala. Bila terjadi hal yang tidak

diharapkan atau akan memberikan jalan skala penunjuk tekan tombol

“stop”.

7. Uji Friabilitas dan Uji Abrasi

Sekitar 1,92 gram tablet ditimbang kemudian dicatat beratnya. Tabler-

tablet ini dimasukkan ke dalam silinder bening (drum putar) drum putar

kemudian dipasang kembali ke mesinnya dan dikencangkan sekrupnya.

Kecepatan putaran per menit diatur dengan memutar tombol putar “SPEED”

dan waktu putaran diatur dengan menggunakan tombol putar hitam. Mesin

kemudian dinyalakan dengan menekan tombol “MAIN SWITCH”. Setelah

pengujian selesai matikan mesin dengan menekan kembali tombol “MAIN

SWITCH”. Tablet uji kemudian dikeluarkan dari silinder bening, ditimbang

kembali dan dicatat berat tablet. Persentase kehilangan berat dihitung.

Pada uji Friabilitas, alat diatur pada kecepatan 25 rpm selama 4 menit.

Sedangkan, untuk uji Abrasi, alat disetting pada kecepatan 20 rpm selama 5

menit.

8. Uji Waktu Hancur

Pertama-tama aquades dipanaskan hingga suhu 37oC kemudian aquades

panas dimasukkan ke dalam beaker hingga mencapai 2/3 dari volume beaker

Page 13: Lapak Tr Metode Kempa

glass. Sebanyak 6 buah tablet yang akan diuji dimasukkan ke dalam tabung

silinder kecil. Tabung silinder tempat tablet masing-masing ditutup dengan

lempengan plastik, posisi lempengan harus seragam. Mesin kemudian

dijalankan. Pada saat gerakan ke atas, diusahakan kawat kassa berada paling

sedikit 2,5 cm di bawah permukaan air dalam beaker dan pada saat gerakan ke

bawah tidak kurang 2,5 cm dari dasar wadah. Waktu hancur dihitung saat

mesin dijalankan sampai seluruh tablet hancur. Catatan waktu hancur untuk

tablet biasa adalah 15 menit dan untuk tablet enterik adalah 60 menit.

VI. DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

Nama Produk : ASETOFOUR ®

Tablet : Asetosal

Formulasi : Asetosal 50 gr

Supertab 42 gr

Natrium Starch Glycolat 4 gr

Talcum 2 gr

Asam Stearat 2 gr

Bets : 500 tablet

Berat Tablet : @ 200 mg

A. Evaluasi Campuran Serbuk

1. Uji Kadar Air

Berat awal : 10, 014 gr

Berat akhir : 9, 834 gr

Kadar air (LOD) :

Berat awal−Berat akhirBerat awal

x 100%

10,014 gr−9,834 gr10,014 gr

x 100% = 1,797 %

Page 14: Lapak Tr Metode Kempa

2. Uji Laju Alir

Tinggi : 2 cm

2,1 cm

Diameter : 8,5 cm

8,6 cm

r : 4, 275

Waktu alir : 18, 47 detik

16, 58 detik

Sudut istirahat

Tan θ = t/r

= 2,05/ 4,275

= 0,479

θ = 25,619 T

Kecepatan Alir

berat tabletwaktualir

=

20 gr17,525

= 1,14 gram per detik

3. Uji Kompresibilitas

Bobot sampel : 20 gr

V awal : 21 mL

V akhir : 20 mL

C awal : 21/2 = 10,5 mL

C akhir : 20/2 = 10 mL

Kompresibilitas nyata : 20/ 10,5 = 1,9

Kompresibilitas mampat : 20/ 10 = 2

% Kompresibilitas : 2−1,9

2 x 100% = 5%

B. Evaluasi Tablet

Page 15: Lapak Tr Metode Kempa

Jumlah tablet yang diperoleh hasil kempa langsung 320 tablet

1. Uji Keseragaman Bobot

Sampel tablet diambil pada 5 menit pertama saat pencetakan

No

tablet

Keseragaman bobot

(gr)

1 0,160

2 0,168

3 0,189

4 0,119

5 0,201

6 0,187

7 0,163

8 0,178

9 0,180

10 0,187

11 0,168

12 0,177

13 0,182

14 0,193

15 0,203

16 0,201

17 0,168

18 0,198

19 0,172

20 0,191

2. Uji Kekerasan Tablet

Page 16: Lapak Tr Metode Kempa

Sampel tablet diambil pada 5 menit pertama saat pencetakan

tablet

No

Tablet

Kekerasan Tablet

(N)

1 35

2 37

3 37,5

4 42,5

5 50

3. Uji Friabilitas

Berat awal 10 tablet : 1,908 gr

Berat akhir 10 tablet : 1,906 gr

Friabilitas :

1,908−1,9061,908

x 100 % = 0,1048 %

4. Uji Waktu Hancur

Waktu hancur tablet adalah 30, 68 detik

VII. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini praktikan membuat sediaan tablet dengan

metode kempa langsung. Pada metode kempa langsung diperlukan eksipien

yang memungkinkan pengempaan secara langsung tanpa tahap granulasi.

Eksipien yang digunakan adalah zat-zat yang memiliki sifat fisik khusus yaitu

memiliki daya kompresibilitas yang tinggi sehingga bisa dilakukann kempa

langsung. Pada praktikum ini zat pengisi yang digunakan adalah supertab.

Selain sebagai pengisi supertab juga berfungsi sebagai pengikat tablet. Fungsi

Natrium starch glykolat adalah sebagai penghancur. Penghancur ini akan

Page 17: Lapak Tr Metode Kempa

berguna pada saat tablet telah digunakan, hal ini berhubungan dengan

kecepatan kerja obat, karena semakin obat cepat hancur maka semakin cepat

obat dapat diabsorpsi tubuh untuk memberikan efek terapi. Sedangkan talcum

dan asam stearat berfungsi sebagai pelincir. Fungsi pelincir sendiri untuk

mereduksi gesekan serbuk dengan lubang cetakan selama kompresi dan

ejection. Asam stearat merupakan lubrikan yang tidak larut air. Talkum

sebagai anti adheren yang mencegah lengkenya serbuk pada punch dan

dinding die. Pelincir ini menentukan keseragaman masa tablet karena jika

daya alir tablet kurang baik maka akan berpengaruh terhadap ukuran dan

bentuk tablet. ukuran tablet ini akan berpengaruh terhadap dosis setiap tablet

yang dicetak.

Metode kempa langsung ini memiliki beberapa keuntungan yaitu

diantaranya proses yang dilakukan sederhana sehingga waktu yang diperlukan

untuk produksi lebih singkat, secara ekonomis mengurangi cost karena

tahapan dan alat yang digunakan sedikit, kualitas tablet terjamin karena tidak

membutuhkan air dan panas, dan tablet memiliki waktu hancur yang baik.

Namun beberapa kekurangan metode kempa langsung adalah sifat fisik serbuk

yang halus tidak mempunyai daya kompresibilitas dan daya alir, hal ini diatasi

dengan penambahan zat-zat yang memiliki kompresibilitas dan daya alir yang

baik seperti yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu supertab sebagai

pengisi dan asam stearat sebagai pelincir, kekurangan lain yaitu harga

eksipien untuk metode kempa langsung relatif mahal, pada proses

pencampuran kemungkinan sulit tercampur karena ada muatan statik antar

partikel, jadi ukuran partikel harus seragam, jika tablet menggunakan

pewarna, pewarnaan kurang merata.

Uji praformulasi dilakukan untuk mengurangi kegagalan produksi.

Beberapa uji praformulasi yang harus dilakukan adalah uji pendahuluan, sifat

organoleptis, kemurnian, ukuran, bentuk dan luas permukaan, kelarutan,

disolusi, parameter yang mempengaruhi absorpsi obat, sifat Kristal dan

Page 18: Lapak Tr Metode Kempa

polimorfisme zat, stabilitas dan sifat lain seperti miscellenous. Uji formulasi

ini berguna untuk penentuan metode formulasi dan pengembangan sediaan

obat yang stabil dan memiliki bioavailabilitas yang efektif dan aman.

Praformulasi yang baik akan menghasilkan formulasi rasional yang memiliki

kualitas dan penampilan produk yang optimal. Beberapa uji praformulasi yang

dilakukan adalah LOD (Loss on drying), daya alir, sudut istirahat dan

kerapatan serbuk serta menghitung kompresibilitas.

LOD (loss on drying) adalah untuk menguji susut pengeringan atau

kelembaban zat yang akan diformulasi. Uji LOD ini dilakukan pada suatu alat

yang disebut Ohaus. Pertama-tama zat dimasukkan kedalam piringan alat

seberat kurang lebih 10 gram. Setelah itu alat dipanaskan pada suhu 70oC,

kemudian berat akhir setelah pemanasan ditimbang kembali. LOD dapat

dihitung selisih dari berat awal dikurangi berat akhir dibandingkan dengan

berat awal dikalikan 100%.

LOD = Massaawal−massa ak h ir

massa awalX 100 %

Nilai LOD yang diperoleh adalah 1,897 %. Menurut Farmakope Indonesia

edisi IV susut pengeringan untuk asetosal sendiri adalah tidak lebih dari 0.5%

pada proses pengeringan diatas silica gel selama 5 jam.

Pengujian berikutnya adalah uji daya alir serbuk yang mana uji ini

berfungsi untuk mengetahui kemampuan serbuk untuk mengalir sehingga

pada proses pencetakan tidak lengket pada alat sehingga tablet tercetak

sempurna. Hal ini berhubungan dengan dosis dan nilai estetika serta

kepercayaan konsumen karena tablet yang tidak utuh akan menurunkan

kepercayaan konsumen. Uji daya alir ini dilakukan pada suatu alat yang mana

terdapat corong penampung serbuk uji yang bagian bawahnya ditutup terlebih

dahulu. pengujian dilakukan dengan menghitung waktu pada saat penutup

corong dibuka sampai semua serbuk mengalir. Pada akhir pengujian akan

terbentuk bukit serbuk. Bukit serbuk ini yang kemudian diukur tinggi dan

Page 19: Lapak Tr Metode Kempa

diameternya. Dari pengujian ini dapat dihitung kecepatan alir serbuk dan

sudut istirahatnya. Kecepatan alir hasil perhitungan diperoleh 1, 14

gram/sekon, sedangkan sudut istirahat diperoleh sebesar 25,619o.

Pengujian selanjutnya adalah uji kompresibilitas. Pada uji

kompresibilitas berfungsi untuk mengetahui daya kompresibilitas serbuk yang

akan dicetak. Pada alat akan dimasukkan gelas ukur yang telah diisi dengan

serbuk dengan berat 20 gram. Volume saat awal pengisian dilihat sebagai

volume awal yaitu 21 mL. Kemudian alat akan melakukan ketukan selama

waktu tertentu dengan kecepatan ketukan tertentu sehingga serbuk akan

mampat yang akibatnya volume akan menurun. Volume inilah yang disebut

volume akhir yaitu volume serbuk setelah pengetukan. Volume akhir 20 mL

sehingga hasil persen kompresibilitas adalah 5 %.

Untuk evaluasi tabletnya sendiri dilakukan selama proses pencetakan

(in process control). Fungsi dari evaluasi ini sebagai optimalisasi manufaktur

sebelum produksi besar-besaran. Beberapa uji yang dilakukan adalah uji

keseragaman bobot, uji kekerasan tablet, uji friabilitas, dan uji waktu hancur.

Uji keseragaman bobot dilakukan secara random pada pencetakan tablet 5

menit pertama. Hasil rata-rata uji keseragaman bobot adalah 0,179 gram,

sedangkan dari hasil perhitungan teoritis bobot per tablet adalah 0,200 gram.

ketidaksesuaian ini akibat pengaturan pencetakan tablet. Punch atas dan

bawah yang mengatur kekerasan tablet, die menentukan ukuran tablet dan

kecepatan alir pengisian tablet berpegaruh terhadap hasil uji keseragam bobot

ini.

Uji kekerasan tablet sama seperti uji keseragaman bobot yaitu

dilakukan pada 5 sampel yang diambil secara random pada saat 5 menit

pertama pencetakan tablet. Uji kekerasan ini dilakukan untuk mengukur

kekuatan atau kerapuhan tablet dengan tekanan yang diberikan oleh alat.

Rata-rata kekerasan tablet yaitu 40,4 Newton.

Page 20: Lapak Tr Metode Kempa

Untuk uji friabilitas dilakukan pada 10 tablet yang mana berat awalnya

1, 908 gram. 10 tablet itu kemudian dimasukkan kedalam drum alat friabilator

dan alat diyalakan sehingga drum akan berputar. Uji ini akan berguna untuk

mengetahui kekuatan tablet pada saat penditribusian karena gesekan dengan

kemasan atau gesekan antar tablet. Hasil uji friabilitas yang diperoleh adalah

0,1048 %.

Uji waktu hancur dilakukan untuk mengetahui berapa lama tablet akan

hancur sehingga tablet itu memberikan efek farmakologis bagi pasien. Uji

waktu hancur dilakukan dengan memasukkan 1 tablet pada tabung alat yang

kemudian diberi cakram. Tabung dimasukkan pada beaker glass 100 mL.

Pengujian dilakukan pada suhu 37oC dengan tekanan tertentu.

VIII. KESIMPULAN

Cara pembuatan tablet dengan metode kempa langsung dilakukan

dengan mencampurkan zat aktif dan eksipien secara langsung kemudian

serbuk campuran di cetak langsung dengan mesin pencetak tablet.

Sebelum pencetakan dilakukan uji quality control terlebih dulu untuk

serbuk campuran yaitu uji kompresibilitas, kadar air, dan laju alir kemudian

ketika massa serbuk telah dicetak menjadi tablet dilakukan uji kekerasan

tablet, uji keseragaman bobot, uji friabilitas dan uji waktu hancur. Sehingga

diketahui kualitas tablet yang dihasilkan. Dari percobaan ini dihasilkan tablet

yang telah teruji kualitasnya adalah 320 buah tablet.

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh. 1997. Ilmu Meracik Obat: Teori dan Praktik. Gajah Mada University

Press. Yogyakarta

Page 21: Lapak Tr Metode Kempa

Anderson, NR dan GS, Banker Dalam : Lachman L Lieberman HA Kanig JL. 1984.

Teori dan Praktek Farmasi Industri Vol 2 Edisi . UI Press. Jakarta

Ansel, HC. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi ke-4. Penerbit

Universitas Indonesia. Jakarta

Aulia,Rahmita. 2012. Sediaan Tablet. Available online at

http://awwlia.rahmita.com/2012/04/sediaan-tablet.html (Diakses 22 Maret

2013).

Avis, KE.,Lachman L.,Lieberman HA. 1986. Pharmaceutical Dossage Forms:

Tablet. Volume 1. New York: Marcel Dekker, INC.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia edisi III.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Wade, Ainley., Weller., Paul J. 1994. Handbook Of Excipients. 2nd edition. The

Pharmaceutical Press. London