lapak boneless
DESCRIPTION
peternakanTRANSCRIPT
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Maksud dan Tujuan Praktikum
1.3 Waktu dan Tempat
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Produk ayam pedaging
Terdapat 2 bentuk pemasaran unggas, yaitu dalam bentuk hidup dan dalam
bentuk yang telah diproses. Bentuk pemasaran yang telah diproses dikenal dengan
bentuk Dressed dan bentuk Ready to Cook/Cut-up. Dressed adalah bentuk karkas
hasil prosessing, tanpa darah (dipotong) dan tanpa bulu sedangkan Ready to Cook
adalah bentuk karkas hasil prosessing, tanpa darah (dipotong), bulu, shank, dan
jeroan, kecuali leher dan giblet (hati, gizzard dan jantung setelah dibersihkan)
dimasukkan ke dalam rongga tubuh. (Rasyaf, 2000)
Untuk mendapatkan daging yang baik, kita harus dapat memilih ayam yang
segar dan berkualitas baik. Hal yang harus diperhatikan dalam memilih ayam
yang segar, diantaranya menurut Cahyono, (1995):
• Ayam segar biasa (segera dimasak, hanya tahan 4-6 jam setelah dipotong)
• Ayam segar dingin (tahan 24 jam, dimasukkan dalam chiller/lemari es)
• Ayam segar beku, tahan untuk beberapa hari jika disimpan dalam kondisi
yang tepat (240 C dibawah nol).
Ciri-ciri ayam segar antara lain, memiliki daging yang berwarna putih
kekuningan, warna lemak putih kekuningan merata di bawah kulit, berbau segar
dan tidak berbau asing/abnormal, kekenyalan harus elastic (bila ditekan jari akan
kembali seperti semula), tidak terdapat tanda-tanda memar, atau tanda lain yang
mencurigakan). (Rasyaf, 1993)
2.2 Teknik Pemotongan Ternak Unggas
Untuk memperoleh hasil pemotongan yang baik, ternak unggas sebaiknya
distirahatkan sebelum dipotong. Cara pemotongan ternak unggas yang lazim
digunakan di Indonesia adalah cara Kosher, yaitu pemotongan arteri karotis, vena
jugularis dan esofagus (Rasyaf, 1993). Pada saat penyembelihan, darah harus
keluar sebanyak mungkin. Jika darah dapat keluar secara sempurna, maka
beratnya sekitar 4 persen dari bobot tubuh. Proses pengeluaran darah pada ayam
biasanya berlangsung selama 50 - 120 detik, tergantung pada besar kecilnya ayam
yang dipotong. Setelah penyembelihan, dilakukan pembersihan bulu. (Suprijatna,
2005) Untuk mempermudah pencabutan bulu, unggas dicelup kedalam air hangat,
antara 50 - 80oC selama waktu tertentu.
Pada prinsipnya ada tiga cara perendaman dalam air hangat, tergantung pada umur
dan kondisi unggas, ialah:
1. Perendaman dalam air hangat 50-54oC, selama 30-45 menit, untuk ayam
muda dan kalkun;
2. Perendaman dalam air agak panas 55 - 60oC selama 45-90 detik, untuk
ayam tua, dan
3. Perendaman dalam air panas 65-80oC selama 5-30 detik, kemudian
dimasukkan ke dalam air dingi agar kulit tidak masak. Cara ini digunakan
untuk itik dan angsa. Untuk ayam broiler, perendaman dalam air hangat
dilakukan cukup pada temperatur 50-54oC selama 30 detik. Perendaman
pada temperatur lebih tinggi dari 58oC dapat menyebabkan kulit menjadi
gelap, lekat, dan mudah diserang bakteri, sehingga perendaman pada
temperatur tinggi 70-80oC, hanya dilakukan terhadap unggas kualitas
rendah.
2.3. Karkas Ayam
Karkas ayam adalah produk keluaran proses pemotongan, biasanya
dihasilkan setelah melalui tahap inspeksi ante mortem, penyembelihan,
penuntasan darah, penyeduhan, pencabutan bulu dan dressing (pemotongan kaki,
pengambilan jeroan, dan pencucian). (Suprijatna, 2005) Karkas ayam merupakan
bentuk keseluruhan ayam potong tanpa bulu, kepala, kaki dan jeroan. (Rasyaf,
2000)
Ciri-ciri karkas ayam yang baik (keadaan tubuh, perlemakan, keadaan
kulit/tulangnya) :
1. Bentuk karkas padat (kompak), paha, betis, sayap, dan dada berdaging
tebal. Besar daging pada dada dapat diketahui dengan cara mengukur
panjang tulang dada. 50% dari daging ayam terdapat pada tulang dada.
2. Perlemakan, menyebar rata di bawah kulit yang menutupi seluruh bagian
karkas.
3. Kulit harus utuh, tidak memar, tidak sobek atau banyak goresan. Warna
kulit putih agak kekuningan. Kulit benar-benar bebas dari bulu-bulu jarum
(mikroba bersarang di dalam bulu-bulu itu). Tidak terdapat ayam memar,
berwarna kebiru-biruan (akibat benturan, pembuluh darah halus pecah,
terjadi pembekuan darah di bawah kulit), dengan adanya memar maka
daya tahan karkas terhadap serangan mikroba menurun, sehingga daging
ayam cepat/mudah membusuk.
4. Tidak dijumpai tulang-tulang yang patah.
Sebelum ayam menjadi karkas, terlebih dahulu harus melalui proses
karkassing, adapun proses tersebut.
1. Stunning, Ayam distroom dengan arus listrik berkekuatan 35-40 volt
selama 3 – 5 detik pada bagian kepala.
2. Killing, Ayam dipotong pada bagian leher dibelakang rahang bawah,
bagian harus terputus saluran nafas, saluran pencernaan dan vena kiri dan
kanan.
3. Bleding, Pengeluaran darah selama ±30 detik
4. Scalding, Pencelupan dengan air hangat 600C, Selma 60 detik, atau
sampai bulu besar bagian sayap mudah dicabut.
5. Flucking, Pencabutan bulu, menggunakan mesin atau manual/tangan.
6. Evisceration, Pengeluaran jeroan/ seluruh organ dalam
7. Pemotongan, bagian kepala dan leher serta kaki/shank
Kualitas karkas dan daging dipengaruhi oleh faktor sebelum dan setelah
pemotongan. Faktor sebelum pemotongan yang dapat mempengaruhi kualitas
daging antara lain genetik, spesies, bangsa, tipe ternak, jenis kelamin, umur, pakan
termasuk bahan aditif (hormon, antibiotik atau mineral), dan stress. (Rasyaf,
2000) Faktor setelah pemotongan yang mempengaruhi kualitas daging antara lain
meliputi metode pelayuan, stimulasi listrik, metode pemasakan, pH karkas dan
daging, bahan tambahan termasuk enzim pengempuk daging, hormon dan
antibiotik, lemak intramuskuler atau marbling, metode penyimpanan dan
preservasi, macam otot daging dan lokasi pada suatu otot daging. (Suprijatna,
2005)
Faktor kualitas daging yang dimakan terutama meliputi warna, keempukan
dan tekstur, flavor dan aroma termasuk bau dan cita rasa dan kekhasan jus daging
(juiciness). Disamping itu, lemak intramuskular, susut masak (cooking loss) yaitu
berat sampel daging yang hilang selama pemasakan atau pemanasan, retensi
cairan dan pH daging, ikut menentukan kualitas daging. (Cahyono 1995)
2.4 Grading Dressed and Ready to Cook Poultry
Karkas atau bagian-bagiannya yang tidak utuh, tidak sehat atau tidak layak
untuk dimakan baik secara keseluruhan atau sebagian, tidak dimasukkan ke dalam
penentuan karkas. Bila karkas dalam bentuk dressed, penentuan keutuhan atau
sehat untuk dimakan adalah hanya didasarkan kepada sifat-sifat yang terlihat dari
luar. (Rasyaf, 2000)
Pada ready to cook karkas yang mana memperlihatkan adanya
penyimpangan, mungkin setelah proporsi yang menyimpang tersebut dibuang,
dapat dilakukan grading (Fadillah, 2007) Dilain pihak bagian karkas yang dibuang
tersebut tidak dipertimbangkan dalam menilai kualitas keseimbangan karkas, bila
karkas kemudian dipotong-potong dan dibungkus dalam bentuk bagian-bagian
karkas (Cut Up). Standar kualitas yang digunakan untuk potongan-potongan
karkas diberlakukan kepada bagian-bagian : Brest, Breast with Rib, Wishbones
(Pulley Bones), Drumsticks, Thinghs, Legs, Wings, Backs, Halves and Quarter.
(Suprijatna, 2005)
2.5 Craftmanship
Dressed atau ready to cok carcass, pada kondisi-kondis tertentu
dikembalikan lagi untuk memperoleh tambahan prosesing atau kalau tidak
mungkin dilakukan maka mereka diklasifikasikan sebagai No Grade. bahan-bahan
makanan dibuang untuk mengeluarkan tembolok. (Fadillah, 2007)
3.6 Daging Ayam Sehat
Kesehatan daging oleh sebagian besar masyarakat dianggap tidak penting.
Padahal, daging yang sehat yang dikonsumsi masyarakat sangat berpengaruh pada
kesehatannya. Apalagi sekarang mencuat kasus flu burung yang notabene virus
tersebut dibawa oleh binatang jenis unggas (burung, ayam, dll). (Murtidjo, 1999)
Karena ciri-ciri fisik daging sangat ditentukan oleh jenis hewan, tata laksana
pemeliharaan, pakan dan keadaan emosional hewan sebelum dipotong, tentu
masing-masing hewan akan memiliki ciri-ciri daging yang berbeda. Daging sapi
muda misalnya memiliki ciri-ciri berwarna umumnya agak pucat kelabu sampai
merah tua. (Rasyaf, 1993) Terdiri atas serabut-serabut yang halus, konsistensinya
agak lembek. Sedangkan untuk daging yang berasal dari sapi yang tua, warnanya
merah pucat, berserabut halus dengan sedikit lemak, konsistensi liat bau dan
rasanya aromatis. (Fadillah, 2007)
2.7 Daging Ayam Boneless
Daging ayam ini adalah daging ayam yang dikemas tanpa disertakan
tulang atau tanpa tulang. Daging ayam ini biasanya untuk pembuatan sosis ayam
dan untuk pembuatan nuget. Boneless ini biasanya dilakukan pada ayam yang
memiliki bobot badan 2 kg ke atas, hal ini agar memudahkan pada saat dilakukan
proses boneless. (Murtidjo, 1999)
III
ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR KERJA
3.1 Alat
Pisau
Plastic
Baki plastic
Kompor gas
Kuali
3.2 Bahan
Ayam broiler
3.3 Prosedur kerja
Gores kulit ayam dengan pisau sepanjang tulang belakang sampai ujung
ekor jangan sampai daging ayam terbawa.
Gores kulit ayam dibagian tengah dada dari atas dada sampai ujung tulang
dada.
Gores kulit ayam antara dada dan paha ayam jangan sampai tulang patah.
Tengkurapkan ayam, lalu tekan dengan ibu jari bagian ujung paha atas,
dan jari lain pegang paha. Tekan sampai paha terbuka. Hati – hati pada
saat penekanan jangan sampai tulang ayam patah.
Terlentangkan ayam, kerat dan putuskan urat-urat di sendi paha dan tulang
duduk bila susah gunakan pisau (daging tidak terkerat hingga paha masih
nempel).
Tangan kiri pegang badan ayam, tangan kanan pegang paha lalu tarik kea
rah bawah dan belakang, hingga lepas. Lakukan juga pada paha lain.
Kerat dan putuskan urat-urat di sendi bahu (potong dari atas jangan dari
depan).
Kerat daging dari bahu menyusuri tulang terlihat ke depan sampai daging
dada.
Masukan ibu jari dan telunjuk ke lubang tukang rangka dan belikat, lalu
tarik sayap ke arah bawah dan belakang hingga daging lepas. Untuk ayam
di atas 1,5 – 2kg lakukan dengan penuh tenaga sedangkan di bawah itu
lakukan secara pelahan karena daging ayam mudah rusak
Di tukang dada tersisa daging sasami, kerat sesuai bentuk dan lepaskan.
Pada cara yang benar akan menghasilkan 2 potong daging paha, 2 potong
daging sayap dan 2 potong daging sasami.
Mengeluarkan daging dari paha. Kerat dengan ujung pisau mengikuti
tulang dari lutut ke pangkal paha.
Iris urat-urat secara pelahan dengan pisau di sendi pangkal paha tengah.
Keluarkan tulang dari tengah dengan cara diangkat sampai ujung paha.
Putuskan mengunakan pisau pada urat-urat disendi ujung tulang hingga
lepas dari daging.
Lepaskan degan mengunakan tangan tulang yang sebagian lagi diujung
lain.
Hasil yang di dapat adalah potongan daging paha tanpa tulang.
Ambil sayap yang bersatu dengan daging dada lalu iris dengan pisau
secara pelahan daging dadanya di ujung sendi bahu jangan sampai daging
sasami teriris oleh pisau.
Potong sendi sayap kedua dari ujung sayap dengan mengunakan pisau atau
dengan tangan.
Ambil sayap yang besar, lalu kerat urat-urat di ujung sendi dan daging
sayap dibalikan atau ditarik ke ujung lain sehingga jadi baby drumstick.
Hasilnya yaitu 1 potong daging dada, 1 potong baby drumstick (wing
stick), 1 potong tulang ujung sayap (wing tip).
Hasilnya dari 1 buah karkas adalah 2 potong daging paha (boneless leg), 2
potong daging dada (boneless breast), 2 potong wing stick, 2 potong
daging sasimi.
Setelah selesai bereskan dibaki dan sisa-sisa yang lain letakkan secara
terpisah
Hasil kerja akan diperiksa dan dinilai
IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Pada praktikum boneless produk ayam yang dihasilkan dari boneless ini
adalah, bagian-bagian ayam sebagai berikut:
2 potong daging paha (boneless leg),
2 potong daging dada (boneless breast),
2 potong wing stick dan
2 potong daging sasami
4.2 Pembahasan
Pada praktikum boneless ayam yang di boneless adalah ayam yang
memiliki bobot yang lebih berat di bandingkan dengan ayam lain yang ditandai
dengan perlemakan yang dimilikinya dan terlihat sudah cukup umur dan berat
untuk dimamfaatkan selanjutnya. Ayam yang digunakan untuk boneless haruslah
ayam benar-benar cukup umur ini dimaksudkan agar sendi-sendi, urat-urat
dagingnya sudah cukup kuat sehinnga pada saat kita menarik daging ini yang
disesuaikan dengan sendi dan urat ini tidak hancur dan memiliki nilai yang baik
untuk dinamakan daging boneless.
Sebelum dilakuakan proses boneless ayam harus ayam dihilangkan bulu
yang menempel pada tubuh ayam dan lakukan porses karkasing terlebih dahulu
dengan pemotongan kepala, pemotongan kaki, pengambilan jeroan, dan pencucian
Pada proses pemotongan ayam harus memenuhi syarat kesehatan dan
teratur akan menghasilkan kualitas karkas dan sampingan yang baik. Maka dalam
praktikum kali ini juga di ajarkan bagaimana cara penyembelihanya. Setelah ayam
disembelih, darahnya dituntaskan dengan cara menggantungkan ayam dengan
posisi kepala dibagian bawah selama 3-5 menit. Sebelum proses pencabutan bulu
(defeathering) terdiri dari 3 tahap yaitu :
a) Tahap pencelupan ayam ke air panas
Pencelupan biasanya menggunakan air panas dengan suhu sekitar
55-600C selama 45 detik.untuk memudahkan pencabutan bulu
setelah ayam di sembelih dan ditiriskan darahnya, ayam tersebut
dimasukkan kedalam bak yang air panas.
b) Tahap pencabutan bulu dengan mengunakan tangan
c) Tahap pembersihan bulu halus
pada praktikum kali ini proses karkasing meliputi:
a) Pemotongan kepala ayam adalah kurang lebih 2-3 cm diatas batas
antara punggung dan leher
b) Pemotongan ke dua kakai ayam
c) rongga perut dibuka dengan cara menggiris kulit perut melintang dari
anus ke ujung tulang dada dengan menggunakan pisau
d) keluarkan jeroan ayam dari perut
Proses pengambilan tulang dari daging (boneless) dilakukan tahapan sebagai
berikut :
a) Paha bagian bawah dari karkas utuh dibelah kemudian tulang paha
dipatahkan, paha dipotong kemudian diiris dengan pisau khusus
memanjang searah dengan tulang paha dikeluarkan dari paha
sehingga didapat dua daging paha utuh
b) Karkas yang dipotong kakinya itu diiris dibagian persendian sayap.
Daging dada kemudian ditarik dengan tangan sehingga didapatkan dua
belahan daging dada.dibawah daging dada terdapat sepasang daging
fillet atau has. Fillet batau has di lepaskan dari tulang dada dengan
tangan
c) Sayap dipisahkan dari punggung dengan cara pemotongan persendian
sayap .Pemisahan ini dapat dilakukan dengan pisau biasa yang tajam
atau pemotong otomatis (cutting stasion). Pada saya kita dapat
menhasilkan 2 potong wing stick dan baby wing stick
Pada dasarnya pemotongan cara boneless ini harus benar-benar
menentukkan letak dari urat, dan sendi-sendi yang terkait sehingga dalam
memotongnya tidak banyak dibutuhkn pisau karena pemotongannya telah
dipermudah dengan pertulangan dari ayam tersebut yang disesuaikan
dengan kebutuhan dari konsumen tersendiri
V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono dan Bambang, 1995. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging
(broiler). Penerbit Pustaka Nusatama: Yogyakarta.
Fadillah. R, 2007. Sukses Berternak Ayam Broiler. PT.Agromedia Pustaka.
Ciganjur.
Rasyaf, M. 1992. Pengelolaan Peternakan Unggas Pedaging. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Rasyaf, M. 2000. Manjemen Peternakan Ayam Broiler. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Murtidjo, B. A. 1999. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Penerbit Kanisius,
Yogyakrta.
Sugandi, 1978. Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Pedaging Strain MB 202-p
Periode Starter–Finisher. PT. Janu Putro Sentosa: Bogo
Suprijatna, E., U. Atmomarsono dan R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak
Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.