lapak preparasi

15
M - I PERSIAPAN (PREPARASI) 1.1 Pembuatan Sampel Semen 1.1.1 Tujuan a. Pembuatan specimen yang akan digunakan untuk pengujian selanjutnya. b. Sepcimen yang akan digunakan merupakan cetakan semen berbentuk silinder dengan diameter sampel yang berbeda-beda, diantarannya : Sampel A (kecil) = 4.9 cm Sampel B (sedang) = 6.2 cm Sampel C (besar) = 8.2 cm 1.1.2 Alat dan Bahan Adapun alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut : - Peralon Plastik - Ember - Adukan - Tali Rapia Sedangkan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut: - Semen - Pasir - Air 1.1.3 Prosedur 1

Upload: adi-sutrisno

Post on 12-Nov-2015

298 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

Preparasi Conto

TRANSCRIPT

M - IPERSIAPAN (PREPARASI)

1.1 Pembuatan Sampel Semen

1.1.1Tujuan

a. Pembuatan specimen yang akan digunakan untuk pengujian selanjutnya.

b. Sepcimen yang akan digunakan merupakan cetakan semen berbentuk silinder dengan diameter sampel yang berbeda-beda, diantarannya :

Sampel A (kecil)

= 4.9 cm

Sampel B (sedang)= 6.2 cm

Sampel C (besar)

= 8.2 cm

1.1.2Alat dan Bahan

Adapun alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut :

Peralon Plastik

Ember

Adukan

Tali Rapia

Sedangkan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Semen

Pasir

Air

1.1.3Prosedura. siapkan terlebh dahulu peralon yang telah disediakan untuk masing-masing ukuran.

b. Mencampur semen dengan pasir dan air untuk membuat adonan semen

c. Masukan adonan semen tersebut kedalam peralon sesuai ukuran dan perbandingan komposisi semennya.

d. Diamkan selam 1 minggu untuk selanjutnya dikeluarkan dari cetakan peralon.

1.1.4Hasil AkhirHasil akhir dari pembuatan sampel ini adalah sampel yang terbuat dari campuran semen dan pasir dengan perbandingan yang berbeda-beda dan berbentuk silinder.

1.2 Pemotongan Sampel Semen

1.2.1Tujuana. Pemotongan kedua ujung dari core yang belum sesuai dengan ukuran yang diinginkan sekaligus meratakan kedua ujungnya.b. Specimen berupa sampel semen yang berbentuk silinder dengan tinggi core lebih dariatau sama dengan 2 kali diameter

1.2.2Peralatan yang DigunakanPeralatan yang digunakan adalah mesin pemotong (cutting machine) dengan panjang diameter pemotongnya 4 kali diameter core, digerakan dengan motor 3 fase. Dilengkapi dengan aliran air yang berfungsi sebagai pembilas dan untuk mendinginkan edge.

1.2.3Prosedura. Core diletakkan horizontal disesuaikan dengan alas yang ad pada setting mesin.

b. Kemudian batuan dijepit supaya sewaktu melakukan pemotongan core silinder tidak bergerak.

c. Air dialirkan dengan debit yang konstan sesuai dengan jenis batuan yang akan dipotong.

d. Injak pedal pemotong untuk mendekatkan cutting edge dengan batuan secara perlahan-lahan serta memperhatikan kemajuan edge dalam pemotongan specimen.

e. Perhatikan kondisi pemotongan samapai sampel yang akan diambil sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.

1.2.4Hasil AkhirHasil akhir dari pekerjaan pemotongan adalah core dengan panjang minimal 2 kali diameter, untuk mendapatkan sampel yang siap dilakukan pengujian akan dialkukan uji kerataan dan pengukuran diameter serta tinggi sampel.

1.3 Pengukuran Kerataan Sampel1.3.1Tujuan

Mengetahui kerataan di kedua ujung sampel yang akan di uji.

1.3.2Peralatan yang DigunakanPeralatan yang digunakan alat uji kerataan permukaan yang dilengkapi dengan dial gauge1.3.3 Prosedura. Sampel diletakan horizontal disesuaikan dengan bentuk letak roda-roda yang ada pada alat tersebut.

b. Kemudian sampel dihimpitkan dengan panel kerataan yang ada dekat dial gauge

c. Perhatikan angka yang ditunjukkan dengan dial gauge, kemudian setel geuge sehingga menunjukan angka 0.

d. Putar sampel sedikit demi sedikit dan perhatikan perubahan kerataannya dilihat dari perubahan jarum gauge.

e. Syarat utama, jangan samapai dial gauge melebihi satu putaran atau kemiringan sampel lebih dari 1 mm

f. Jika uji kerataan diperoleh nilai melebihi dari 2 mm atau lebih, maka dilakukan perataan dengan diampelas atau ika terlalu besar dilakukan pemotongan ulang.

g. Lakukan prosedur a hingga e sampei didapatka kerataan sampel maksimal kurang dari 1mm.

1.3.4Hasil Akhir

Diharapakan hasil akhir dari uji ini, mendapatkan sampel yang mempunyai kerataan yang benar-benar sesuai dengan syarat uji selanjutnya.1.4 Pengukuran Diameter dan Tinggi Sampel

1.4.1Tujuan

a. Mendapatkan ukuran sampel batuan yang sesuai dengan syarat uji selnjutnya.

b. Specimen berupa sampel semen yang berbentuk silinder dengan tinggi sampel lebih dari atau sama dengan 2 kali diameter.

1.4.2Peralatan yang DigunakanPeralatan yang digunakan adalah jangka sorong dengan ketelitian pengukuran untuk setiap sampel.1.4.3Prosedura. Lakukan pengukuran panjang sampel sebanyak 3 kali pengukuran untuk setiap sampel.

b. Kemudian lakukan pengukuran diameter sampel, minimal 3 kali pengukuran setiap ujungnya.

c. Hasil pengukuran di lihat kembali, jika ada yang melebihi dari ukuran yang diizinkan, maka harus dilakukan pemotongan kembali atau cukup diampelas jika hanya sedikit.

1.4.4Hasil AkhirDiharapkan hasil akhir dari uji ini, mendapatkan core yang mempunyai kerataan yang benar-benar sesuai dengan ayrat uji selanjutnya.1.5 Landasan Teori

Sifat Mekanik Batuan

Sifat mekanik suatu batuan dilakukan dengan cara:

1. Uji Kuat Tekan Uniaksial (UCS)

Penekanan uniaksial kepada contoh suatu batuan yang berbentuk silinder merupakan uji sifat mekanik yang sangat umum digunakan. Uji kuat ini dilakukan untuk mengetahui kuat tekan suatu batuan, modulus young, nisbah poisson dan kurva regangan-tegangan. Contohnya batuan yang bentuknya silinder ditekan samapi roboh. Perbandingan antara tinggi dan diameter contoh yang umumdigunakan biasanya adalah 2 sampai 2,5 dengan luas permukaan pembebanan yang datar, halus, paralel tegak lurus terhadap sumbu aksis contoh batuan. Dan dari hasil pengujian maka akan didapatkan data berupa:

Kuat Tekan Batuan

Tujuan yang paling utama dari uji kuat tekan uniaksial adalah untuk mengethui nilai tekan dari contoh batuan

Modulus Young

Merupakan salah satu faktor penting dalam engevaluasi deformasi suatu batuan saat kondisi pembebanannya bervariasi

Nisbah Poisson

Nisbah poisson diarttikan sebagai perbandingan negatif antara regangan lateral dengan regangan aksial.2.Uji Kuat Tarik Tak Langsung

Metode ini merupakan metode yang populer atau sering digunakan, dikarenakan uji ini lebih mudah dan murah dari uji kuat langsung.3.Preparasi

Preparasi sampel yaitu pengurangan massa dan ukuran dari gross sampel sampai ke massa dan ukuran yang cocok untuk dianalisa di laboratorium.

Dengan adanya preparasi ini maka pengujian sifat mekanika batuan akan mendapatkan hasil yang akurat. Maka preparasi merupakan tahap persiapan dari suatu percobaan, jadi ketika pengerjaan atau percobaan dilakukan kita akan lebih mudah untuk menelitinya karena telah dilakukan preparasi yaitu pencocokan suatu material untuk dapat dianalisa.

Sifat Fisik Batuan

Sifat fisik suatu batuan merupakan sifat yang dimiliki oleh batuan yang sifatnya terlihat oleh kasat mata, berikut ini da beberapa sifat fisik batuan yang berpengaruh pada mekanika batuan tersebut :

1. Porositas

Porositas diartikan sebagai perbandingan antara volume pori-pori atau volume yang ditempati oleh fluida dengan volume total batuan. Porositas terbagi menjadi dua macam, yaitu porositas antar butir dan porositas rekahan.

2. Kecepatan fluida

Kecepatan aliran fluida meupakan suatu laju alir volume rata-rata flux per satuan luas penampang pada media yang berpori. Sedangakan kecepatan rata-rata fluida yang melewati media berpori dikenal dengan istilah interstitial velocity (u). Kedua parameter kecepatan tersebut mempunyai suatu hubungan yaitu nilai flux velocity secara umum berada di kisaran 10-6 m/s. Namun besarnya interstitial velocity dipergunakan untuk mengukur kecepatan suatu partikel (partikel kimia penjejak atau tracer) yang mengalir pada media berpori

3. Permeabilitas Perrmeabilitas ialah suatu parameter yang menggambarkan kemudahan suatu fluida untuk mengalir pada media berpori. Hukum darcy merupakan hukum yang menghubungkan atara permeabilitas dengan j=kecepatan aliran fluida, hubungannya seperti berikut , tanda negatif menunjukkan bahwa apabila tekanan bertambah dalam satu arah, maka arah yang alirannya akan berlawanan arah dengan pertambahan tekanan tersebut. Permeabilitas memiliki arah, dimana ke arah x dan y yang biasannya mempunyai permeabilitas yang lebih besar jika dibandingkan dengan yang ke arah z. Sistem ini disebut dengan anistropic.

4. Densitas Batuan

Densitas batuan merupakan suatu perbandingan berat dengan volume. Ada juga densitas spesifik yang merupakan perbandingan antara densitas material tersebut dengan densitas air pada tekanan dan suhu yang normal yaitu kurang lebih 103 kg/m3.1.6Data Hasil Pengamatan

Berdasarkan kegiatan preparasi atau persiapan yang dilakukan, didapat data-data sebagai berikut :

Sumber: Dokumentasi Praktikum Geomekanika 2014Foto 1.1

Coring

Sumber: Dokumentasi Praktikum Geomekanika 2014Foto 1.2

Bahan Kuat Geser

Sumber: Dokumentasi Praktikum Geomekanika 2014Foto 1.3Bahan Point Load

Sumber: Dokumentasi Praktikum Geomekanika 2014Foto 1.4Bahan Sifat Fisik

Sumber: Dokumentasi Praktikum Geomekanika 2014Foto 1.5Bahan UCS

Sumber: Dokumentasi Praktikum Geomekanika 2014Foto 1.5Mesin Pemotong

Sumber: Dokumentasi Praktikum Geomekanika 2014Foto 1.6Mesin Gerinda

1.7Pengolahan DataTabel 1.1

Data Hasil Pengamatan

PercobaanPengukuran Sebelum Pemotongan

(cm)Pengukuran Sesudah Pemotongan

(cm)

UCSBesar

1 : 114,714,4

Besar

1 : 314,414

Sedang

1 : 311,711,4

Sedang

1 : 111,711,4

Tarik Tidak Langsung-2,9

Point Load-2,9

Sifat Fisik--

Kuat Geser-10

Sumber : Data Hasil Pengamatan Praktikum Geomekanika 20141.8Analisa

Dalam persiapan atau preparasi dalam praktikum geomekanika ada beberapa bahan yang dijadikan untuk pengujian selanjutnya. Seperti bahan-bahan yang dilakukan pemotongan agar mendapatkan ukuran yang sesuai dengan yang diinginkan , agar dalam proses pengujian lanjutannya bahan tersebut dapat mendapatkan hasil yang optimal. Dalam beberapa preparasi pula ada bahan-bahan yang diberi tambahan pengerjaan yaitu pada bahan atau sampel untuk pengujian Direct Shear atau uji kuat geser yang dimana sampel ini dipahat pada bagian tengah-tengahnya agar mempermudah dalam pengujian kuat gesernya sebab kekuatan alat yang mungkin tidak akan mampu untuk memprosesnya atau mengujinya apabila tidak dipahat terlebih dahulu. Dan ada juga specimen yang permukaannya harus diratakan, itu dikarenakan specimen tersebut akan dilakukan pengujian uji kuat tekan dari specimen tersebu, karena jika permukaan specimennya tidak rata maka distribusi gaya yang diterima oleh specimen yang diberi gaya oleh alat tidak akan maksimal dan hasilnya tidak akan akurat1.9Kesimpulan Preparasi merupakan suatu kegiatan mengurangi massa maupun ukuran suatu sampel agar medapatkan massa dan ukuran yang cocok untuk dianalisa lebih lanjut di laboratorium. Dengan adanya preparasi maka pada saat pengujian sifat mekanik dari batuan akan mendapatkan hasil yang akurat, jadi ketika pengujian dilakukan terhadap batuan maka akan lebih mudah untuk menganalisa atau menelitinya sebab telah dilakukan terlebih dahulu preparasi yaitu dengan mencocokan suatu maerial untuk dapat dianalisa dengan baik.DAFTAR PUSTAKA

Sansan, Asep, 2011, Sifat Mekanik Batuan. asepsansan1.blogspot.com diakses pada tanggal 18 Februari 2014 pukul 20.13 WIB (blog,online).

Purnama, Agil, 2012, Preparasi. shikarunomi.wordpress.com/2012/11/preparasi.html diakses pada tanggal 18 Feruari 2014 pukul 20.32 WIB (online)

1