lap sero

24
LAPORAN PRAKTIKUM SEROLOGI DAN IMUNOLOGI PERCOBAAN I PEMISAHAN ANTISERA DAN ANTIGEN PERCOBAAN II PEMERIKSAAN SPESIFISITAS ANTISERA PERCOBAAN III PEMERIKSAAN AVIDITAS DAN TITER ANTISERA D I S U S U N OLEH: NAMA : DINY ASYIFAH NIM : 08111006048 DOSEN : MARDIYANTO LABORATORIUM SEROLOGI DAN IMUNOLOGI

Upload: dinyyyasyifah

Post on 22-Nov-2015

1.352 views

Category:

Documents


89 download

DESCRIPTION

laporan praktikum serologi

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUMSEROLOGI DAN IMUNOLOGIPERCOBAAN I PEMISAHAN ANTISERA DAN ANTIGENPERCOBAAN II PEMERIKSAAN SPESIFISITAS ANTISERAPERCOBAAN III PEMERIKSAAN AVIDITAS DAN TITER ANTISERA

DISUSUNOLEH:

NAMA: DINY ASYIFAHNIM: 08111006048DOSEN: MARDIYANTO

LABORATORIUM SEROLOGI DAN IMUNOLOGIPROGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS SRIWIJAYA2014PERCOBAAN I PEMISAHAN ANTISERA DAN ANTIGEN

I. Tujuan Praktikum: Untuk mengetahui cara pemisahan antisera dan antigen.II. Tinjauan PustakaDalam transfusi darah, penetapan golongan darah merupakan persyaratan yang mutlak di samping persyaratan lainnya. Ketidaksesuaian golongan darah donor dengan golongan darah resipien akan mengakibatkan reaksi-reaksi alergi dan yang paling fatal adalah syok anafilaktik.Ada beberapa sistim penggolongan darah, namun yang terpenting untuk tujuanklinis adalah sistim penggolongan darah ABO dan Rhesus. Menurut sistim penggolongan darah ABO, darah dibagi 4 golongan, yakni golongan A, B, AB dan O; untuk penetapan golongan darah tersebut digunakan reagen yang disebut antisera.Antisera untuk reagen penentuan golongan darah umumnya dibuat dari serum darah manusia yang memiliki titer tinggi, walaupun dewasa ini telah diketahui bahwa antisera tersebut juga dapat diisolasi dari jenis tumbuh-tumbuhan tertentu, seperti dari biji Dolichos biflorus dan dari hewan yang diimunisasi. (Yovita, 1993)Antibodi dalam antiserum mengikat agen menular atau antigen.Sistem kekebalan tubuh kemudian mengakui agen-agen asing terikat antibodi dan memicu respon imun yang lebih kuat.Penggunaan antiserum sangat efektif melawan patogen yang mampu menghindari sistem kekebalan tubuh dalam keadaan tidak distimulasi, tetapi yang tidak cukup kuat untuk menghindari sistem kekebalan tubuh dirangsang.Keberadaan antibodi kepada agen karena itu tergantung pada korban beruntung awal yang sistem kekebalan tubuh secara kebetulan menemukan counteragent ke patogen, atau spesies inang yang membawa virus tetapi tidak menderita dari efek nya.Saham lebih lanjut dari antiserum kemudian dapat dihasilkan dari donor awal atau dari organisme donor yang diinokulasi dengan patogen dan disembuhkan oleh beberapa saham yang sudah ada sebelumnya antiserum.Antisera / Plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning yang menjadi medium sel-sel darah, dimana sel darah ditutup. 55% dari jumlah/volume darah merupakan plasma darah. Volume plasma darah terdiri dari 90% berupa air dan 10% berupa larutan protein, glukosa, faktor koagulasi, ion mineral, hormon dankarbon dioksida. Plasma darah juga merupakan medium pada prosesekskresi.Plasma darah dapat dipisahkan di dalam sebuah tuba berisi darah segar yang telah dibubuhi zat anti-koagulanyang kemudian diputar sentrifugal sampai sel darah merahjatuh ke dasar tuba,sel darah putihakan berada di atasnya dan membentuk lapisanbuffy coat, plasma darah berada di atas lapisan tersebutdengan kepadatan sekitar 1025 kg/m3, or 1.025 kg/l.Serum darahadalah plasma tanpafibrinogen,seldan faktor koagulasi lainnya.Fibrinogen menempati 4% alokasi protein dalam plasma dan merupakan faktor penting dalam proses pembekuan darah.III. CARA KERJA :ALAT DAN BAHAN:Alat : Tabung reaksi Tabung sentrifus Sentrifus dan pipet tetes Tabung reaksi 10 mlBahan : Darah golongan A, B ,AB, dan O Lar. NaCL fisiologis Kalsium klorida Ammonium oksalat Natrium azida

PROSEDUR :1. Pemisahan plasma (antisera) dan eritrosit (antigen) 1. Ambil darah 5 ml, masukkan dalam tabung sentrifus.2. Sentrifugasi 2000 rpm selama 10 menit.3. Ambil plasma dan masukkan dalam tabung reaksi (antisera golongan darah O)4. Pemurnian eritrosit (antigen) 1. Eritrosit pada tabung sentrifus di tambah dengan larutan NaCL fisiologis sama banyak, aduk dengan cara memutar mutarkan tabung sentrifus pada kedua telapak tangan.2. Sentrifugasi 200 rpm selama 10 menit.3. Buang supernatanya, lalu tambah lagi dengan larutan NaCL sama banyak, aduk dengan cara memutar-mutarkan tabung sentrifus pada kedua telapak tangan.4. Sentrifugasi 200 rpm lagi selama 10 menit.5. Lakukan prosedur ini sampai 3 kali, sehingga diperoleh eritrosit bersih( eritrosit ini dianggap 100 %).6. Pemurnian plasma (antisera) 1. Cairan plasma ditambahkan kristal kalsium klorida sebanyak 1 mg untuk 1 ml ,aduk, biarkan 10 menit.2. Saring dengan kapas, lalu ditambahkan lagi kalsium klorida sebanyak 1 mg untuk 1 ml darah, aduk, biarkan 10 menit.3. Lakukan sebanyak 3 kali4. Kemudian ditambahkan dengan kristal ammonium oksalat sebanyak 1 mg untuk 1 ml darah, aduk, biarkan 10 menit, kemudian saring.5. Ditambahkan natrium azida sebanyak 1 mg untuk 1 ml darah6. Antisera siap digunakan.IV. HASILPemisahan Antisera dan AntigenCairan plasma :Sentrifus 1 bagian atas : 1,5 cm (warna bening kemerahan) bagian bawah : 2,5 cm (warna merah gelap)Sentrifus 2 : 1,5 cm

V. PEMBAHASAN :Dalam praktikum pemisahan antisera dan antigen ini didapatkan cair bening kekuningan (bagian atas) yaitu antisera. Dan yang merah (bagian bawah) antigen. Pemurnian antigen dengan dilakukan sentrifugasi 3 kali, dengan cairan pembersih berupa NaCl fisiologis. Pemurnian antisera, menggunakan Kristal CaCl2 untuk mengikat senyawa murni antisera, lalu diberi Kristal ammonium oksalat yang mengendapkan, dan terakhir diberi natrium azida sebagai pengawet.VI. KESIMPULAN :Dari hasil percobaan pemenisahan antisera dan antigen didapat dua lapisan, lapisan bening berwarna kekuningan yaitu antisera dan yang berwarna merah yaitu eritrosit atau antigen.

PERCOBAAN IIPEMERIKSAAN SPESIFISITAS ANTISERA

I. TUJUAN PRAKTIKUM :Untuk mengetahui cara pemeriksaan spesifisitas antisera

II. TINJAUAN PUSTAKA :Dalam transfusi darah, penetapan golongan persyaratan yang mutlak di samping persyaratan lainnya. Ketidaksesuaian golongan darah donor dengan golongan darah resipien akan mengakibatkan reaksi-reaksi alergi dan yang paling fatal adalah syok anafilaktik.Ada beberapa sistim penggolongan darah, namun yang terpenting untuk tujuanklinis adalah sistim penggolongan darah ABO dan Rhesus. Menurut sistim penggolongan darah ABO, darah dibagi 4 golongan, yakni golongan A, B, AB dan O; untuk penetapan golongan darah tersebut digunakan reagen yang disebut antisera.Antisera / Plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning yang menjadi medium sel-sel darah, dimana sel darah ditutup. 55% dari jumlah/volume darah merupakan plasma darah. Volume plasma darah terdiri dari 90% berupa air dan 10% berupa larutan protein, glukosa, faktor koagulasi, ion mineral, hormon dankarbon dioksida. Plasma darah juga merupakan medium pada prosesekskresi.Plasma darah dapat dipisahkan di dalam sebuah tuba berisi darah segar yang telah dibubuhi zat anti-koagulanyang kemudian diputar sentrifugal sampai sel darah merahjatuh ke dasar tuba,sel darah putihakan berada di atasnya dan membentuk lapisanbuffy coat, plasma darah berada di atas lapisan tersebutdengan kepadatan sekitar 1025 kg/m3, or 1.025 kg/l.Serum darahadalah plasma tanpafibrinogen,seldan faktor koagulasi lainnya.Fibrinogen menempati 4% alokasi protein dalam plasma dan merupakan faktor penting dalam proses pembekuan darah.Antibodi dalam antiserum mengikat agen menular atau antigen.Sistem kekebalan tubuh kemudian mengakui agen-agen asing terikat antibodi dan memicu respon imun yang lebih kuat.Penggunaan antiserum sangat efektif melawan patogen yang mampu menghindari sistem kekebalan tubuh dalam keadaan tidak distimulasi, tetapi yang tidak cukup kuat untuk menghindari sistem kekebalan tubuh dirangsang. Keberadaan antibodi kepada agen karena itu tergantung pada korban beruntung awal yang sistem kekebalan tubuh secara kebetulan menemukan counteragent ke patogen, atau spesies inang yang membawa virus tetapi tidak menderita dari efek nya.Saham lebih lanjut dari antiserum kemudian dapat dihasilkan dari donor awal atau dari organisme donor yang diinokulasi dengan patogen dan disembuhkan oleh beberapa saham yang sudah ada sebelumnya antiserum.Komponen Penyusun antiserum (Plasma Darah)Senyawa atau zat-zat kimia yang larut dalam cairan darah antara lain sebagai berikut:1. Sari makanan dan mineral yang terlarut dalam darah, misalnya monosakarida, asam lemak, gliserin, kolesterol, asam amino, dan garam-garam mineral.2. Enzim, hormon, dan antibodi, sebagai zat-zat hasil produksi sel-sel.3. Protein yang terlarut dalam darah, molekul-molekul ini berukuran cukup besar sehingga tidak dapat menembus dinding kapiler. Contoh:a. Albumin, berguna untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik darah.b. Globulin, berperan dalam pembentukan g-globulin, merupakan komponen pembentuk zat antibodi.c. Fibrinogen, berperan penting dalam pembekuan darah.4. Urea dan asam urat, sebagai zat-zat sisa dari hasil metabolisme.5. O2, CO2, dan N2 sebagai gas-gas utama yang terlarut dalam plasma.Fungsi antiserum (Plasma Darah)Bagian plasma darah yang mempunyai fungsi penting adalah serum. Serum merupakan plasma darah yang dikeluarkan atau dipisahkan fibrinogennya dengan cara memutar darah dalam sentrifuge. Serum tampak sangat jernih dan mengandung zat antibodi. Antibodi ini berfungsi untuk membinasakan protein asing yang masuk ke dalam tubuh. Protein asing yang masuk ke dalam tubuh disebut antigen.

III. CARAKERJA:Alat dan bahanAlat : Pipet tetes Objek glass Tabung reaksi Tusuk gigiBahan : Eritrosit murni gol A, B, AB, O Larutan NaCL fisiologisCara kerja :a. Pembuatan eritrosit 5% Masukkan ke dalam tabung reaksi larutan NaCl fisiologis sebanyak 19 tetes Dengan menggunakan pipet tetes yang sama, masukkan ke dalam tabung reaksi di atas 1 tetes eritrosit golongan A Aduk hingga homogen dengan cara memutar-mutar menggunakan kedua telapak tangan sehingga diperoleh larutan 5% Hal yang sama dilakukan terhadap eritrosit murni golongan B, AB, dan O, sehingga diperoleh masing-masing larutan eritrosit 50%. Tandai ke empat larutan tersebut.b. Uji spesifitas antisera Teteskan di atas 4 buah objek glass bersih larutan antisera (plasma golongan darah A yang telah dimurnikan) masing-masing sebanyak 1 tetes Pada objek gelas pertama ditambahkan 1 tetes eritrosit 5% golongan A, lalu amati reaksi aglutinasi yang terjadi Pada objek gelas kedua ditambahkan 1 tetes eritrosit 5% golongan B, lalu amati reaksi yang terjadi Pada objek gelas ketiga ditambahkan 1 tetes eritrosit 5% golongan AB, lalu amati reaksi aglutinasi yang terjadi Pada objek gelas keempat ditambahkan 1 tetes eritrosit 5% golongan O, lalu amati reaksi aglutinasi yang terjadi Pengerjaan yang sama juga dilakukan terhadap plasma golongan darah lainnya A, B, AB dan O Tabelkan hasil reaksi yang terjadi, bila terjadi aglutinasi dinyatakan dengan tanda positi [+] dan bila reaksi negatif dengan tanda [-].

IV. HASIL :Plasma APlasma BPlasma ABPlasma O

Eritrosit 5 % A-++-

Eritrosit 5 % B+-+-

Eritrosit 5 % AB+++-

Eritrosit 5 % O--+-

V. PEMBAHASAN :Pada percobaan ini plasma AB menunjukkan penggumpalan ketika diberikan eritrosit A, B, AB, dan O. Padahal jika plasma AB ketika diberikan eritrosit A, B, AB, dan O seharusnya tidak menggumpal. Golongan darah AB yang tidak memiliki aglutinin A dan aglutinin B, dapat bersifat recipient universal, dimana golongan ini hanya mampu menerima darah yang ditransfusikan dari berbagai golongan darah termasuk golongan darah AB itu sendiri. Karena golongan ini mempunyai dua macam aglutinogen (A&B), maka ketika darah dari golongan lain (A,B, dan O) ditransfusikan ke golongan ini, pada saat itu golongan AB akan mempertemukan satu macam aglutinogen (misalnya B) yang terdapat di dalam sel darah merah tertentu dengan aglutinogen yang bersangkutan (B) yang terdapat di dalam sel darah merah dari golongan di luar AB (A, B, dan O). ini berarti bila aglutinin tidak terdapat di dalam plasma darah, maka aglutinogen yang bersangkutan harus ada di dalam sel darah merah. Golongan darah AB hanya dapat mentransfusikan darah ke sesama golongannya. Begitupun dengan plasma A yang seharusnya menggumpal dengan eritrosit A dan AB, dan plasma B seharusnya menggumpal dengan eritrosit B dan ABKesalahan ini bisa dikeranakan banyak factor, seperti penggunaan reagen inaktif yang terkontaminasi, sampel sentrifugasi yang tidak lengkap, inkubasi yang kurang baik, atau masalah pada darah pasien.

VI. KESIMPULAN :Pemeriksaan spesifisitas antisera dilakukan dengan mereaksikan antisera (serum) dengan sel darah merah.Hasil yang di dapat dari percobaan pemeriksaan spesifisitas antisera ini plasma AB tidak memberi gumpalan setelah diberi eritrosit.

PERCOBAAN IIIPEMERIKSAAN AVIDITAS DAN TITER ANTISERA

I. TUJUAN PRAKTIKUM :Untuk mengetahui cara pemeriksaan aviditas dan titer antisera.Untuk menghitung waktu ternya penggumpalan

II. TINJAUAN PUSTAKA :Antiserum (jamak: antiserum) adalah serum darah yang mengandung poliklonal antibodi. Antiserum digunakan untuk menyampaikan pasif kekebalan banyak penyakit.Transfusi antibodi pasif dari korban manusia sebelumnya adalah pengobatan yang efektif hanya dikenal untuk Ebolainfeksi (tetapi dengan tingkat keberhasilan kecil).

Reaksi antigen-antibodi yang digunakan pada serologi diagnostic:1. Uji PresipitasiPresipitasi terjadi antara molekul Ab dan Ag pada bentuk solubel. Pada pengujian ini antigen berbentuk koloidal. Laju presipitasi sangat tergantung pada proporsi antigen dan antibodi pada campuran. Terdapat beberapa cara pengujian pada metode presipitasi, yakni:2. Uji tabungDengan mencampur pada tabung, masukkan dilusi antigen atau antibodi dengan jumlah tertentu. Dilusi dilakukan dari konsentrasi tinggi (tabung pertama) sampai konsentrasi terendah (tabung terakhir). Presipitat timbul pada tabung yang mengandung Ag dan Ab secara proporsional.3. Presipitasi CincinAntigen dilapiskan pada serum (antibodi), terjadi difusi setelah mencapai ikatan proporsional dengan antibodi akan menghasilkan presipitasi berbentuk cincin.4. Difusi GelPada pengujian ini memungkinkan antigen dan antubodi berdifusi perlahan dari arah tertentu melalui gel. Pada cara ini homogenitas dan derajat kemurnian dari berbagai antigen dapat diuji. Pita presipitasi terbentuk pada setiap antigen dapat saling bertemu, atau bersilangan menunjukkan:bersambungan, antigen identik secara imunologik (terhadap serum uji)bercabang, antigen berhubungan sebagianbersilangan, menunjukkan antigen tidak berhubungan Metode difusi tunggalDi sini anti serum dalam agar semi solid, zona buffer dari agar dan antigen terpisah secara vertikal dalam tabung. Garis presipitasi terbentuk dalam zona buffer. Metode difusi gandaAgar dituang pada plat. Di bagian tengah diisi antigen atau antiserum sedangkan sera atau ekstrak di bagian tepi. Pita presipitasi terbentuk dalam gel pada posisi Ag dan Ab mencapai proporsi optimal setelah berdifusi. Dapat dimodifikasi dengan uji mikrodilusi menggunakan obyek gelas ImmunoelektroforesisJika terdapat sejumlah Ag dalam larutan seperti serum, sulit memisahkan pita presipitasi yang timbul pada setiap reaksi Ab-Ag, bila hanya menggunakan cara difusi di atas. Komponen serum dipisahkan dengan elektroforesis dalam agar gel dan antiserum dibiarkan berdifusi melalui komponen yang dihasilkan pada pita-pita yang terbentuk. Elektroforesis roketMerupakan metode kuantitatif, dilakukan elektroforesis antigen ke dalam gel yang telah mengandung antibodi. Presipitasi yang terjadi berbentuk roket, panjang masing-masing roket menunjukkan konsentrasi antigen. Immunodifusi radial tunggalAntiserum monospesifik ditambahkan ke dalam gel, kemudian dituang pada slide petridisk atau lempeng plastik. Dibuat lubang gel, larutan antigen dimasukkan pada lubang. Terjadi difusi sehingga terbentuk zona sirkuler yang menunjukkan jarak proporsional dengan jumlah antigen yang ditambahkan pada setiap lubang. Kuantitasi antigen yang diperiksa diketahui dari perbandingan cincin presipitasi dibandingkan dengan cincin presipitasi kontrol.1. Uji aglutinasiDigunakan untuk antigen berukuran besar, pada reaksi ini antibodi dikontakkan dengan antigen yang merupakan bagian permukaan suatu material misalnya eritrosit, mikroorganisme atau partikel anorganik (polystyrenelatex) yang telah dicoated dengan Ag. Reaksi Ab-Ag membentuk agregat yang dapat diamati atau aglutinasi.1. Uji LitikUji ini tergantung pada proses lisis dari darah atau bakteri dari suatu sistem yang mengandung antigen, direaksikan dengan antibodi dan komplemen. Antigen yang digunakan berupa :1. Sel (uji litik langsung)2. Bahan yang diadsorbsikan pada eritrosit atau lekosit (uji litik tidak langsung)III. CARAKERJA:ALAT DAN BAHAN:Alat : Pipet tetes Objek glass Tabung reaksi 5 ml Tusuk gigi StopwatchBahan : Larutan eritrosit 5% Gol A, B, AB, O Larytan NaCL

PROSEDUR :a. Uji aviditas antisera Pengujian aviditas dilakukan terhadap antisera yang memberikan reaksi aglutinasi terhadap antigen eritrosit reaksi positif pada uji spesifitas Pengerjaan pengujian sama dengan uji spesifitas, tapi disini yang dihitung berapa lama waktu yang diperlukan mulai ditetesi larutan eritrosit 5% sampai terbentuk aglutinasi(detik). Tabelkan waktu yang diperoleh untuk terjadinya aglutinasi tersebutb. Uji titer antisera Pada rak, letakkan secara berurutan 10 buah tabung reaksi kecil yang masing-masingnya telah ditandai dengan . sampai dengan 1/512 dan K (kontrol). Pada tabung reaksi ke-1 (1/2) sampai dengan ke-9 (1/512) dimasukkan NaCl fisiologis sebanyak 0,2 ml (4 tetes) dan pada tabung K 8 ml Pada tabung reaksi ke-1(1/2) ditambahkan antisera (cairan plasma golongan A) sebanyak 0,2 ml (4 tetes), lalu aduk Ambil 0,2 ml (4 tetes) larutan tabung reaksi ke-1 dan masukkan ke tabung reaksi ke-2 (1/4), aduk dan begitu seterusnya sampai pada tabung reaksi ke-9 dan pada tabung reaksi ke-9 ini dibuang 0,2 ml (4 tetes). Pada masing-masing tabung reaksi (termasuk tabung kontrol) ditambahkan suspensi eritrosit 5% golongan B sebanyak 0,05 ml (1 tetes) Biarkan selama 10 menit, lalu disentrifusi dengan kecepatan 1000 rpm selama 5 menit Amati pengenceran yang tertinggi yang masih mengalami aglutinasi. Untuk memudahkan pengamatan gunakan tabung reaksi ke-10 (K)Catatan :Cairan plasma golongan A dilakukan terhadap eritrosit golongan B &ABCairan plasma golongan B dilakukan terhadap eritrosit golongan A & ABCairan plasma golongan O dilakukan terhadap eritrosit golongan A, B & AB Bandingkan hasil yang diperolehIV. HASIL :Waktu

Plasma OPlasma BPlasma A

Eritrosit A-Aglutinasi setelah 15 menitAglutinasi setelah 15 menit

Eritrosit B---

Eritrosit OAglutinasi setelah 20 menit --

Eritrosit AB-Aglutinasi 11 menitAglutinasi stlh 16 menit

V. PEMBAHASANAviditas (avidity) merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan kekuatan gabungan dari interaksi ikatan ganda (sebagai kontras dari afinitas, yang menggambarkan kekuatan ikatan tunggal). Aviditas menggambarkan interaksi antigen-antibodi, di mana ikatan lemah terbentuk antara antigen dan antibodi. Secara individual mungkin lemah, namun ketika hadir pada saat yang sama, efek keseluruhan mengikat kuat antigen dan antibody. Pengujian ini termasuk uji kualitatif dengan menghitung waktu terbentuknya reaksi aglutinasi. Pada plasma B + eritrosit 5% A mengalami aglutinasi pada waktu pengamatan 15 menit, hal ini terjadi karena ikatan antibodi B dengan antigen A. Sedangkan pada pengamatan plasma B + eritrosit 5% AB waktu untuk terjadi aglutinasi 11 menit, kemungkinan yang dapat kami jelaskan bahwa eritrosit AB memiliki antigen A dan antigen B, sehingga ikatan yang terjadi pada antibodi-antigen memiliki afinitas lebih lemah dibandingkan pada ikatan antibodi B dengan antigen A. pada plasma O + eritrosit O waktu terjadi aglutinasi sekitar 20 menit. Pada plasma O terjadi ikatan dengan eritrosit O pula. Pada plasma A+eritrosit A waktu terjadi aglutinasi 15 menit. Pada plasma A + eritrosit AB waktu terjadi aglutinasi 16 menit. Aglutinasi terjadi karena plasma A terjadi ikatan dengan plasma A dan plasma AB.Pada uji titer, konsentrasi plasma B diturunkan dari . sampai 1/512. Pengamatan ini bertujuan sampai batas mana pengenceran plasma B (antibodi B) efektif terhadap ikatan antibodi-antigen. Dari hasil pengamatan, dari tabung 1 hingga 9 masih menunjukkan aktivitas ikatan antibodi-antigen (reaksi aglutinasi), hal ini menunjukkan bahwa sampai dengan pengenceran 1/512 plasma B masih efektif dalam menjalankan perannannya sebagai antibodi.

VI. KESIMPULAN1. Sel darah merah pekat setelah pencucian dengan NaCl fisiologis 0,9% merupakan sel darah merah pekat yang bebas protein/globulin2. Pembuatan suspensi sel darah bertujuan untuk membuat kepekatan sel darah menjadi enceran tertentu (dalam praktikum ini hanya konsentrasi 5% saja) guna mengoptimalkan reaksi antigen pada sel darah merah (eritrosit) terhadap antibodi.3. Pengenceran plasma pada uji titer menunjukkan sampai sejauh mana kemampuan konsentrasi antibodi masih dapat mengikat antigen. Hasil dari praktikum kali ini bahwa plasma A, B, O pada pengenceran 1/512 masih mengalami reaksi aglutinasi setelah dicampurkan dengan eritrosit 5% A, O, dan AB.

DAFTAR PUSTAKA

Nanny, K H. et all. 1990. Isolasi imunogamaglobulin anti-T4 dari antisera. Seminar Pendayagunaan Reaktor Nuklir untuk Kesejahteraan Masyarakat, PPTN- BATAN. Bandung.Pearce C, Evelyn.1999. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta :GramediaSinnott, E.W. 1958. Principles Of Genetics. 5thedition. McGraw-Hill Book Company Inc. New York.